budaya. Islam melihat bahwa problemaika manusia bisa disebabkan oleh beberapa
nilai islam. Hal ini karena sumber pengetahuan yang bersal dari budaya
masyarakat barat yang belum tentu sesuai dengan ajaran dalam ajaran islam
(Shakeel, 2018).
dalam diri umat islam, sehingga memerlukan islamisasi ilmu pengetahuan yang
beranjak dari nilai-nilai ketahuidan (Ancok et al., 2000). Ini bukan berarti bahwa
teori dari barat tidak dapat digunakan sepenuhnya dalam dunia islam, karena
islam bagi penerapan teori tersebut saat berhadapan dengan konseli yang
beragama islam.
sosial justice (Ratts, 2009). Diantara teori psikoanalisis dan sosial justice terdapat
belum melihat perbedaan individu sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan
tidak melihat bahwa munculnya masalah individu bisa disebabkan budaya yang
dianut. Karena dalam labeling theori ada konsep bahwa munculnya masalah pada
& Rakhmat, 1990). Teori behevirostik juga memiliki keterbatasan, karena untuk
cara manusia untuk ada. Sehingga untuk menjadi ada manusia bisa memilih
perbuatan yang dia inginkan dengan syarat mau bertanggug jawab terhadap
pilihannya tersebut. Tentu saja konsep ini tidak bisa dilakukan pada individu-
individu yang keyakinan dan nilai nilai dalam karena setiap tindakan yang
manusia tidak dapat dipisahkan dari tempat dia dibesarkan. Indonesia sebagai
negara yang memiliki beragam suku bangsa dan agama. Hingga saat ini terdapat
huchu, ini belum termasuk aliran kepercayaan yang ada. Keragaman ini
Diantara konsep konsep tersebut ada yang dikenal dengan konsep kebersyukuran.
Konsepsi syukur ada dalam setiap agama, hanya dalam pelaksanaanya masing
masing agama memiliki konsepsi bersukur yang berbeda. Setidaknya ada dua hal
Perbedaan pertama terletak pada kepada siapa rasa syukur itu diungkapkan, dan
yang kedua adalah bagaimana caranya bersyukur. Dalam konsepsi agama islam
Konsepsi Ketuhanan dalam agama islam dapat dilihat dari Al quran surat
Al ikhlas ayat 1-4 yang berbunyi “katakanlah (wahai Muhammad) “Tuhanku ialah
Allah Yang Maha Esa, Allah Tempat meminta dan memohon pertolongan, Ia tidak
beranak dan tak pula diperanakan, Dan tidak ada sesuatupun yang serupa
dengan Nya” (Al Ikhlas,1-4).Konsep Ketuhanan ini tentu berbeda dengan konsep
adalah dengan mengingat Allah SWT “Karena itu ingatlah kamu kepada
Ku,niscaya Aku ingat pula kepada mu dan bersyukurlah kepada Ku dan jangan
kamu mengingkari nikmat Ku” (Al baqoroh 152). Ayat menunjukan dua cara
bersyukur yaitu dengan cara mengingat Allah SWT dan tidak mengingkari nikmat
dalam kehidupan sehati-hari. Kata syukur bukan hanya populer di Indonesia tetapi
juga di negara negara yang mayoritas menganut agama islam. Seandainya kata
syukur ini diterapkan dalam kehidupan manusia sehari hari, maka manusia akan
lebih sejahtera secara psikologis (Bono & Froh, 2009; Wood et al., 2010).
Allah SWT yang berbunyi “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
sangat pedih" (Qs Ibrahim;ayat 7). Tafsir ayat ini secara tegas menyatakan
bahwa jika bersyukur maka pasti nikmat Allah SWT akan ditambah, tetapi ketika
berbicara tentang kufur nikmat ayat ini menegaskan betapa siksa Allah SWT
sangatlah pedih dan jika dipahami demikian maka ujung ayat ini merupakan
ancaman bagi individu yang kufur terhadap nikmat yang telah Allah SWT berikan
{Citation}(Shihab, 2002).
oleh Allah SWT kepada manusia baik yang beriman kepada Nya ataupun
haruslah dikembalikan ke dalam konsep agama yang dianut (Mutia et al., 2010)
Keberyukuran dalam diri individu bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu 1)
didapat berasal daru sumber ekternal dirinya (Emmonse & Mccullough, 2003).
kognitif, emisi dan prilaku pada diri individu (Emmons, 2007). Sebagai sebuah
respons emosi terhadap suatu peristiwa positif dan negatif di dalam kehidupan
positif saat ini memfokuskan kajian psikologi untuk melihat dan mengatasi
manusia. Syukur merupakan salah satu kajian positif dalam psikologi. Beberapa
penelitian telah menunjukkan bahwa rasa syukur bisa mengurangi energi negatif
dalam diri individu (Triantoro, 2014). Penelitian lainya menemukan bahwa orang
yang bersyukur mudah untuk mencapai kebahagian dan kehidupan yang tenteram
serta mudah untuk menghadapi stresor dalam kehidupan (McCabe et al., 2011).
McCullough et al., 2002) hal ini berbeda dengan pandangan islam yan
memandang bahwa rasa syukur bukan hanya soal mendapatkan kenikmatan dan
kebaikan saja melainkan juga mensyukuri hal hal yang tidak dinginkan sebagai
sebuah tanda kasih sayang Allah SWT kepada hambanya (Safitri et al., 2019)
Pada hal hal yang tidak diinginkan tersebut boleh jadi merupakan hal yang baik
bagi dirinya, ini sesuai dengan firman Allah SWT yang berbunyi “….boleh jadi
kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagi dirimu, boleh jadi pula kamu
menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagi mu, Allah mengetahui sedang kamu
rasa kebersyukuran. Akan tetapi, syukur sesungguhnya tidak hanya cukup pada
pengucapan tersebut, karena syukur berkaitan dengan lisan, hati dan anggota
ajaran dalam Islam, yang juga dipengaruhi oleh budaya yang ada dalam Indonesia.
Sehingga pribadi individu, tingkah laku dan lingkungan saling mempengaruhi satu
sama lain dalam membentuk suatu perilaku atau kepribadian (Shobihah, 2014).
kesehatan mental individu (Belen & Barmanpek, 2020; Cregg & Cheavens, 2021;
Oravecz et al., 2020). Pentingnya kebersyukuran juga telah menarik minat peneliti
lainnya selama beberapa dekade terakhir (Bartlett & DeSteno, 2006; Cregg &
Cheavens, 2021; Emmons & Mishra, 2011; Kardas et al., 2019; Lim, 2017;
realita (Heydarpour et al., 2018), Solusi Fokus Brief counseling (SFBC). Aspek
aspek kognitif masih menjadi satu hal utama dalam pendekatan-pedekatan ini,
aspek aspek religiusitas belum dipandang sebagai satu kesatuan dalam pendekatan
konseling yang sudah ada, sehingga pendekatan ini dipandang masih belum
digunakan untuk mengatasi problem individu. Pada studi literatur yang peneliti
didapat dari data base PubMed dan Tylor dan Francis, dari 271 jurnal tersebut
(Gabana et al., 2019; Kyeong et al., 2017; Nawa & Yamagishi, 2021). Melalui
ini individu didorong untuk bisa bertanggung jawab atas dirinya dalam
potensi yang dimilikinya sebagai bagian dari rasa syukurnya atas nikmat yang
adalah :
mahasiswa.
validasi ahli
1.3.3. Bagaimana keefektifan Model Konseling Kelompok Integrasi
mahasiswa
Ahmad Dahlan.
2. Kajian Literatur
penelitian ini.
2019).
Kajian Filosofis
dan agama. Selama ini perbedaan ini tidak menjadi perhatian dalam proses
keyakinan bahwa setiap individu tidak bisa dilepaskan dari dinamika sosialnya
yang ada.
sebagai sebuah negara yang besar mengakui beberapa agama dalam aturan
negaranya. Salah satu agama yang di akui adalah islam dan merupakan penganut
terbesar dalam rakyat indonesia. Banyak konsep dalam agama islam telah diuji
menunjukan bahwa kata bersyukur memiliki banyak bahasan di alam kitab suci
umat islam.
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
Ibrahim;ayat 7). Sedangkan dalam hadist nabi dikatakan bahwa ““Jika engkau
tidak mampu membalasnya maka doakan dia hingga engkau merasa bahwa
Kajian Teoritik
Pada bagian ini ada beberapa hal yang aka dibahasi yaitu, 1) Resiliensi,
Penelitian dalam bidang sosial telah banyak dilakukan tetapi salah satu
kesulitan dalam penelitian sosial adalah banyaknya definisi dalam melihat suatu
para pakar tersebut memiliki singgungan yang tidak jauh berbeda tentang
riseliensi yang dipandang sebagai kemampuan individu untuk dapat bangkit dan
terjadi pada manusia bila dilihat dalam kacamata agama islam merujuk kepada
beberapa hal bahwa apabila masalah tersebut menimpa orang yang beriman maka
masalah tersebut boleh jadi sebuah ujian, apabila masalah tersebut menimpa orang
biasa boleh jadi sebagai pengingat agar segera kembali kejalan yang telah
ditentukan oleh Allah SWT, tetapi apabila masalah itu terjadi pada manusia yang
senantiasa berbuat kerusakan boleh jadi masalah tersebut merupakan balasan oleh
Allah SWT(Sutoyo, 2013). Allah SWT telah berfirman : Dan sungguh akan Kami
Bila merujuk kepada ayat ini maka kekurangan harta yang dialamioleh
mahasiswa penerima bidik misi merupakan sebuah ujian, dan apabila mahasiswa
penerima bidik misi itu bersabar atas kondisi yang terjadi maka ada kabar gembira
kemampuan individu untu menjaga kondisi fisik dan kejiwaan yang sehat dan
tetap stabil, serta mampu bangkit dari pengalaman emosional negatif akibat
dalam kehidupan, tidak ada kehidupan yang tanpa masalah, hanya saja yang jadi
permasalah yang telah terjadi dan b) kemampuan individu untuk terus berfungsi
berfungsi dengan baik akan cepat menyesuaikan diri denganmasalah yang sedang
bersama kesulitan ada kemudahan” (Asy Syarh, 5). Ayat al quran ini memberikan
informasi bahwa setiap permasalahan ada jalan keluranya, sehingga individu yang
sedang mengalami masalah diminta untuk mencari jalan keluar tersebut dan
dan menyelesaikan masalah yang ada dilapangan. Adapun kerangka pikir dalam
masalah yang teruji secara teoritis dan empiris, 3) hasil akhir yang diharapkan ada
Gall.
3.3. Partisipan
secara purposive.
pada tahap ini akan dilakukan pre and post measurmen dari dampak
kualitatif terhadap proses intervensi yang dilakukan, pada tahap ini proses
yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data tentang profil harapan akademik
data tentang pendapat subjek selama mengikuti sesi intervensi dan saran
nonstatistik.
Daftar Pustaka
Ancok, D., Suroso, F. N., & Ardani, M. S. (2000). Psikologi islami: Solusi islam
Bartlett, M. Y., & DeSteno, D. (2006). Gratitude and prosocial behavior: Helping
Belen, H., & Barmanpek, U. (2020). Fear of happiness and subjective well-being:
Routledge.
Bono, G., Mangan, S., Fauteux, M., & Sender, J. (2020). A new approach to
Deng, Y., Xiang, R., Zhu, Y., Li, Y., Yu, S., & Liu, X. (2019). Counting blessings
Dwiwardani, C., Hill, P. C., Bollinger, R. A., Marks, L. E., Steele, J. R., Doolin,
H. N., Wood, S. L., Hook, J. N., & Davis, D. E. (2014). Virtues develop
83–90.
Emmons, R. A. (2007). Thanks!: How the new science of gratitude can make you
377–389.
Frisby, B. N., Hosek, A. M., & Beck, A. C. (2020). The role of classroom
Gabana, N. T., Steinfeldt, J., Wong, Y. J., Chung, Y. B., & Svetina, D. (2019).
31(3), 273–284.
Glantz, M. D., & Johnson, J. L. (2006). Resilience and development: Positive life
Herrman, H., Stewart, D. E., Diaz-Granados, N., Berger, E. L., Jackson, B., &
56(5), 258–265.
Heydarpour, S., Parvane, E., Saqqezi, A., Ziapour, A., Dehghan, F., & Parvaneh,
Kyeong, S., Kim, J., Kim, D. J., Kim, H. E., & Kim, J.-J. (2017). Effects of
Lim, Y.-J. (2017). Relationship between positive mental health and appreciation
226.
McCabe, K., Bray, M. A., Kehle, T. J., Theodore, L. A., & Gelbar, N. W. (2011).
McCullough, M. E., Emmons, R. A., & Tsang, J.-A. (2002). The grateful
McMahon, G., Creaven, A.-M., & Gallagher, S. (2020). Stressful life events and
Rosdakarya.
Mutia, E., Subandi, S., & Mulyati, R. (2010). Terapi kognitif perilaku bersyukur
2(1), 53–68.
Oravecz, Z., Dirsmith, J., Heshmati, S., Vandekerckhove, J., & Brick, T. R.
153, 109620.
https://doi.org/10.1002/j.2161-1939.2009.tb00076.x
Scott, V., Verhees, M., De Raedt, R., Bijttebier, P., Vasey, M. W., Van de Walle,
for more securely attached children. Journal of Child and Family Studies,
30(2), 416–430.
Stewart-Sicking, J. A., Deal, P. J., & Fox, J. (2017). The ways paradigm: A
Trom, P., & Burke, J. (2021). Positive psychology intervention (PPI) coaching:
Utami, M. S., Shalihah, M., Adhiningtyas, N. P., Rahmah, S., & Ningrum, W. K.
Valikhani, A., Ahmadnia, F., Karimi, A., & Mills, P. J. (2019). The relationship
141, 40–46.
Vieselmeyer, J., Holguin, J., & Mezulis, A. (2017). The role of resilience and
Wood, A. M., Froh, J. J., & Geraghty, A. W. (2010). Gratitude and well-being: A
890–905.