Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PENDIDIKAN KARAKTER

MENGAKTUALISASIKAN DIRI DALAM MASYARAKAT

DENGAN NILAI-NILAI KEPRIBADIAN YANG BAIK

Dosen pengampu :

Ika Dian Rahmawati, S.Pd., M.Pd

Oleh :

Tria Shinta Mariska (230611100183)

Annisa Yuliana Hartono (230611100187)

Yeni Tri Agustini (230611100192)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta
hidayahnya dan tentunya nikmat sehat sehingga penyusunan makalah ini dapat selesai dengan tepat waktu
serta sesuai dengan apa yang diharapkan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita
nabi besar Muhammad SAW dan tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Ika Dian Rahmawati
Selaku dosen pengampu yang memberikan tugas ini agar kami lebih memahami materi mengenai
“Mengaktualisasikan Diri dalam masyarakat dengan Nilai-Nilai Kepribadian yang Baik”. Penyusunan
makalah ini bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang materi di atas baik dari itu sisi pengertian
maupun cara mengimplementasikan nilai-nilai kepribadiannya sendiri. Semoga apa yang kami sampaikan
melalui makalah ini dapat menambah wawasan baik itu untuk kami pribadi sebagai penulis maupun dunia
pendidikan pada umumnya.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena
itu kami sangat mengharap adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Bangkalan , ..Oktober 2023

Tim Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Aktualisasi diri menjadi salah satu tema besar dalam kajian humanistic. Dalam pandangan
humanistic sendiri, manusia diyakini memiliki kehendak bebas atau free will. Manusia dikenal
sebagai makhluk yang aktif. Pada umumnya pula, manusia memiliki dorongan atau keinginan
untuk mewujudkan diri menjadi seseorang yang lebih baik. Maka wajar apabila manusia memiliki
kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri.

Menurut Maslow (Privette, 2001, dalam Schneider, K.J, dkk, 2001), aktualisasi diri
merupakan sebuah prototype akan sehatnya kepribadian seseorang. Dalam hirarki kebutuhan,
maslow menempatkan aktualisasi diri dalam posisi yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
aktualisasi diri merupakan sebuah proses pertumbuhan seseorang menuju kondisi idealnya. Oleh
karena itu, aktualisasi bukan sebuah kondisi yang statis atau kondisi stabil pada seseorang,
melainkan suatu proses perubahan yang bersifat dinamis yang menjadikan diri jadi lebih baik
daripada sebelumnya.

Mengaktualisasikan diri dalam masyarakat dengan nilai-nilai kepribadian yang baik disini
memiliki pengertian bahwa setiap manusia harus mampu mendorong dirinya untuk menjadi
seseorang yang lebih baik terutama dalam lingkungan masyarakat serta berpegang teguh pada
nilai-nilai kepribadiang yang baik. Kepribadian yang baik ini dapat diterapkan baik dari perkataan
maupun perbuatan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana gambaran kecenderungan aktualisasi pada diri manusia?
2. Adakah pengaruh antara aktualisasi diri dalam masyarakat dengan nilai-nilai kepribadian yang
baik?
3. Bagaimana cara mewujudkan aktualisasi diri dalam masyarakat dengan nilai-nilai kepribadian
yang baik?
1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui gambaran kecenderungan aktualisasi diri pada manusia


2. Untuk mengetahui adanya pengaruh yang berkaitan antara aktualisasi diri dalam masyarakat
dengan nilai-nilai kepribadian yang baik
3. Untuk mengetahui bagaimana cara mewujudkan aktualisasi diri dalam masyarakat dengan nilai-
nilai kepribadian yang baik.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bagaimana gambaran kecenderungan aktualisasi pada diri manusia

Individu yang beragam merupakan indikasi otentik tentang adanya perbedaan


tipikal individu yang terbentuk secara natural dan nurtural. Dengan adanya perbedaan itu,
setiap individu memiliki satu tujuan definit, yaitu bagaimana memperbaiki dan
meningkatkan kualitas hidup manusia dalam ruang lingkup kehidupan yang universal.
Peningkatan itu berwujud pada perbaikan kualitas tiga domain psikologisnya, yaitu
afektif, kognitif, dan psikomotorik. Domain afeksi adalah unsur psikologis yang
berkaitan dengan emosional dan kecakapan sosial, kognisi merupakan unsur psikologis
yang berkaitan dengan kecerdasan intelektual, skimotorik berhubungan dengan aktivitas
fisik (motorik) sebagai kelanjutan fungsi proses mental sebelumnya. Kemudian,
perbaikan itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses interaksi manusia menuju
kondisi adaptif terhadap tiga orientasi lingkungan psikofisis, yaitu orientasi interpersonal,
orientasi intapersonal dan orientasi spiritual. Tiga orientasi tersebut merupakan
modifikasi dari tiga bentuk hubungan manusia menurut orientasinya, yaitu adaptasi
intrapersonal, adaptasi interpersonal dan adaptasi vertikal (Lubis,2002)

Pertama, orientasi intrapersonal. Orientasi intrapersonal merupakan bentuk


penyesuaian diri inidividu yang sehat terhadap dirinya sendiri. Setiap individu dapat
berinteraksi dan mampu menetukan pilihan – pilihan untuk kepentingan personal secara
sadar terhadap dirinya sendiri. Hal itu dapat diliat dari kemampuan autocritism yang baik
sebagai salah satu indikator kecerdasan manusia (Binet dalam Lubis, 2002)

Kedua, orientasi interpersonal. Orientasi interpersonal merupakan proses interaksi


individu terhadap objek – objek yang berada dalam komunitasnya, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan, dan konteks tertentu dengan mengkontruksi suasana yang adaptif secara
psikofisis antar objek tersebut. Kebanyakan para ahli, menganggap proses interaksi
interapersonal – dalam definisi istilah yang memiliki kesejajaran fungsi semantik, yaitu
adaptasi dengan manusia lain – hanya terbatas pada hubungan antar individu, yaitu
manusia dengan manusia lainnya.
Ketiga, orientasi spritual. Orientasi spritual adalah proses interaksi manusia
dengan tuhannya untuk mempertahankan kondisi kontinuitas perilaku yang adaptif
terhdap hukum-hukum keagamaan secara utuh. Orientasi spiritual merupakan bentuk
interaksi dan adaptasi yang paling diutamakan untuk menciptakan peningkatan kualitas
perilaku manusia secara signifikan.

Jadi, dalam proses aktualisasi manusia, ia akan melakukan itu berdasarkan tiga
orientasi diatas. Secara naluriah, individu akan berupaya menyeimbangkan tiga orientasi
tersebut dalam proses aktualisasi dirinya. Apabila ia tidak berhasil melakukan upaya itu
maka besar kemungkinan proses aktualisasi dirinya akan terhambat, sehingga konflik
akan muncul sebagai konsekuensi logis dari kondisi disekulibrium itu.

2.2 pengaruh antara aktualisasi diri dalam masyarakat dengan nilai-nilai kepribadian

yang baik

Anda mungkin juga menyukai