Tim Asisten
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
TATA TERTIB v
STUDI KASUS xvi
MODUL 1 FORECASTING
1.1 TEORI PENDUKUNG FORECASTING I-1
1.1.1 Peranan Peramalan I-1
1.1.2 Prinsip Peramalan I-1
1.1.3 Karakteristik Forecasting I-1
1.1.4 Faktor Peramalan I-2
1.1.5 Klasifikasi Peramalan I-2
1.1.6 Metode Peramalan Kuantitatif I-3
1.1.7 Ukuran-ukuran Kesalahan Peramalan I-4
1.1.8 Penentuan Prosedur Peramalan I-4
1.2 TUJUAN PRAKTIKUM I-6
1.3 PERALATAN DAN BAHAN I-6
1.4 PROSEDUR PRAKTIKUM I-6
1.5 JURNAL I-6
1.6 LAPORAN DAN PENGOLAHAN DATA I-8
MODUL 2 AGGREGATE PLANNING
2.1 TEORI PENDUKUNG AGGREGATE PLANNING II-1
2.1.1 Metode Perencanaan Agregat II-2
2.2 TUJUAN PRAKTIKUM II-3
2.3 PERALATAN DAN BAHAN II-3
2.4 PROSEDUR PRAKTIKUM II-3
2.5 LAPORAN DAN PENGOLAHAN DATA II-4
2.6 SISTEMATIKA LAPORAN PRAKTIKUM FORECASTING &
AGGREGATE PLANNING II-5
MODUL 3 MASTER PRODUCTION SCHEDULE
3.1 TEORI PENDUKUNG DISAGREGASI DAN MASTER
PRODUCTION SCHEDULE III-1
3.2 TUJUAN PRAKTIKUM III-3
3.3 PERALATAN DAN BAHAN III-3
3.4 PROSEDUR PRAKTIKUM III-4
3.5 JURNAL III-4
MODUL 4 ROUGH CUT CAPACITY PLANNING
4.1 TEORI PENDUKUNG ROUGH CUT CAPACITY PLANNING IV-1
4.2 TUJUAN PRAKTIKUM IV-2
4.3 PERALATAN DAN BAHAN IV-2
4.4 PROSEDUR PRAKTIKUM IV-2
4.5 JURNAL IV-2
4.6 SISTEMATIKA LAPORAN PRAKTIKUM MASTER
PRODUCTION SCHEDULE & ROUGH CUTCAPACITY
PLANNING IV-4
MODUL 5 MATERIAL REQUIREMENT PLANNING
5.1 TEORI PENDUKUNG MATERIAL REQUIREMENT PLANNING V-1
5.1.1 Langkah-Langkah Dasar Material Requirement Planning (MRP) V-1
5.1.2 Teknik Lotting V-2
5.1.3 Lead Time V-3
5.2 TUJUAN PRAKTIKUM V-4
5.3 PERALATAN DAN BAHAN V-4
5.4 PROSEDUR PRAKTIKUM V-4
5.5 JURNAL V-6
5.6 LAPORAN DAN PENGOLAHAN DATA V-6
ii
DAFTAR ISI
MODUL 6 CAPACITY REQUIREMENT PLANNING
6.1 TEORI PENDUKUNG CAPACITY REQUIREMENT PLANNING VI-1
6.2 TUJUAN PRAKTIKUM VI-1
6.3 PERALATAN DAN BAHAN VI-2
6.4 JURNAL VI-2
6.5 LAPORAN DAN PENGOLAHAN DATA VI-3
6.6 SISTEMATIKA LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL
REQUIREMENT PLANNING & CAPACITY REQUIREMENT
PLANNING VI-4
MODUL 7 SCHEDULING
7.1 TEORI PENDUKUNG SCHEDULING VII-1
7.1.1 Defini Penjadwalan Produksi VII-1
7.1.2 Keputusan dalam Penjadwalan VII-1
7.1.3 Tujuan Penjadwalan Produksi VII-1
7.1.4 Klasifikasi Masalah Penjadwalan VII-2
7.1.5 Istilah dalam Penjadwalan VII-2
7.1.6 Kriteria Evaluasi Jadwal VII-3
7.1.7 Teknik-Teknik Penjadwalan Job Shop VII-4
7.1.8 Aturan Prioritas dalam Penjadwalan Job Shop VII-4
7.1.9 Peta Gantt (Gantt Chart) VII-5
7.1.10 Jenis Jadwal VII-5
7.1.11 Splitting dan Overlapping VII-5
7.1.12 Jenis-Jenis Penjadwalan VII-5
7.1.13 Lot Streaming VII-6
7.1.14 Kendalan-kendala dalam Proses Penjadwalan VII-6
7.1.15 Cara Mengurangi Masalah Penjadwalan VII-6
7.2 TUJUAN PRAKTIKUM VII-6
7.3 PERALATAN DAN BAHAN VII-7
7.4 PROSEDUR PRAKTIKUM VII-7
7.5 JURNAL VII-7
7.6 LAPORAN DAN PENGOLAHAN DATA VII-8
7.7 SISTEMATIKA LAPORAN PRAKTIKUM SCHEDULING VII-9
MODUL 8 ASSEMBLY LINE BALANCING
8.1 TEORI PENDUKUNG ASSEMBLY LINE BALANCING (ELSAYED & VIII-1
BOUCHER, 1994)
8.1.1 Permasalahan pada Assembly Line Balancing (ALB) VIII-1
8.1.2 Lingkungan Manufaktur VIII-1
8.1.3 Fenomena-Fenomena dalam Assembly Line Balancing (ALB) VIII-2
8.1.4 Perhitungan Performansi Hasil Rancangan VIII-3
8.1.5 Pembatas-Pembatas dalam Penyelesaian Masalah Assembly Line VIII-4
Balancing (ALB)
8.1.6 Metode Penyelesaian Masalah Assembly Line Balancing (ALB) VIII-4
8.2 JUST IN TIME (JIT) VIII-5
8.2.1 Konsep 5S VIII-6
8.2.2 Pokayoke VIII-6
8.3 TUJUAN PRAKTIKUM VIII-7
8.4 PERALATAN DAN BAHAN VIII-7
8.5 PROSEDUR PRAKTIKUM VIII-8
8.6 JURNAL VIII-8
8.7 LAPORAN DAN PENGOLAHAN DATA VIII-8
8.8 LEMBAR PENGAMATAN VIII-9
8.8 SISTEMATIKA LAPORAN PRAKTIKUM ASSEMBLY LINE
BALANCING VIII-9
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA xxiv
LAMPIRAN
iv
TATA TERTIB
PRAKTIKUM ONLINE
I. PERATURAN DAN TATA TERTIB BESERTA SANKSI-SANKSINYA
A. UMUM
1. Praktikan wajib memenuhi keseluruhan perlengkapan persyaratan untuk
mengikuti kegiatan praktikum.
*Catatan: Perlengkapan persyaratan praktikum dapat dilihat pada laman
website Laboratorium Sistem Produksi Periode XXXIV (website: http://lab-
ti.itenas.ac.id/sisprod/).
2. Setiap praktikan wajib mengikuti semua rangkaian kegiatan praktikum dan
jika praktikan tidak mengikuti salah satu kegiatan praktikum, maka nilai
praktikan pada salah satu kegiatan tersebut sama dengan nol.
*Catatan: Praktikan yang berhalangan hadir, wajib memberikan surat dan
diserahkan paling lambat 1x24 jam dari jadwal praktikum. Surat ditulis
menggunakan ballpoint bertinta biru dan dikirim dalam format PDF melalui
email Laboratorium Sistem Produksi Periode XXXIV (email:
labsisprod@itenas.ac.id). Isi dari surat izin dapat dilihat pada Lampiran D
dengan format nama file dan subject email sebagai berikut:
Surat Izin_Nama_Kelompok (Surat Izin_Agus Sulparman_K32).
3. Pengisian daftar hadir dilakukan secara online menggunakan media Moodle
pada Pukul 07.45 – 08.00 WIB.
07.45 – 08.00 : Present
08.01 – 08.15 : Late
08.16 – 08.30 : Very Late
08.31 – 11.00 : Too Late
4. Kode akses media Moodle yaitu sisprod34.
5. Tes awal dilakukan secara online menggunakan media Moodle.
6. Apabila saat pengerjaan Tes Awal terjadi kendala berupa mati lampu ataupun
gangguan jaringan, maka praktikan wajib memberikan bukti validasi berupa
screenshoot tampilan layar dan harus menunjukkan keterangan waktu ke Project
Manager masing-masing. Praktikan wajib antisipasi terkait kendala apapun
(melakukan backup/screenshot jawaban, dll.).
7. Jika praktikan terlambat dari jadwal praktikum yang telah ditentukan, maka
praktikan diwajibkan mengikuti kegiatan praktikum dan diizinkan mengikuti
Tes Awal dengan waktu yang tersisa serta dikenakan sanksi (berlaku individu)
sebagai berikut:
1’ – 15’ : Nilai jurnal dikurangi 25%.
> 15’ – 30’ : Nilai jurnal dikurangi 50%.
> 30’ : Nilai jurnal dikurangi 75%.
8. Praktikan akan dikenakan sanksi berupa Review Materi yang bersangkutan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Apabila Nilai Tes Awal dibawah 40 sebanyak 3 kali, Review Materi ditulis
tangan menggunakan ballpoint bertinta biru dengan jumlah minimal 2
halaman polio bergaris.
b. Apabila Nilai Tes Awal dibawah 40 sebanyak lebih dari 3 kali, Review
Materi dalam bentuk video dengan durasi minimal 4 menit.
c. Isi dari review meliputi definisi, input, process, dan output modul yang
bersangkutan.
d. Review Materi dikumpulkan 1x24 jam dari jadwal praktikum Pukul 11.00 -
12.00 WIB dikirim melalui e-mail Project Manager masing-masing dalam
format PDF/video dengan format nama file dan subject email sebagai
berikut:
Review_Nama_Kelompok (Review_Agus Sulparman_K32).
9. Selama mengikuti rangkaian kegiatan praktikum, praktikan diharuskan
menggunakan pakaian rapi dan sopan. Praktikan wajib menggunakan kemeja
berkerah (dikancing) dan celana panjang (bukan legging dan tidak sobek). Jika
tata tertib pada point ini dilanggar maka praktikan tidak diizinkan mengikuti
seluruh kegiatan praktikum di hari tersebut.
10. Segala bentuk kecurangan pada saat praktikum tidak akan ditolerir dan asisten
berhak memberikan sanksi tanpa peringatan terlebih dahulu.
11. Laporan praktikum disusun dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan
kelompoknya masing-masing dan tidak diperkenankan untuk menyontek
laporan kelompok lain atau dari sumber manapun. Jika tata tertib pada point
ini dilanggar, maka nilai akhir kelompok tersebut dinyatakan nol pada modul
yang bersangkutan.
*Catatan: Peringatan dan sanksi akan diberikan kepada kelompok yang
dicontek dan menyontek.
*Catatan: Segala bentuk peraturan yang tidak tertulis akan dibicarakan lebih
lanjut.
PRAKTIKUM OFFLINE
I. PERATURAN DAN TATA TERTIB BESERTA SANKSI-SANKSINYA
A. UMUM
1. Praktikan wajib memenuhi keseluruhan perlengkapan persyaratan untuk
mengikuti kegiatan praktikum dan jika praktikan tidak memenuhi keseluruhan
perlengkapan persyaratan praktikum, maka praktikan tidak diizinkan mengikuti
seluruh kegiatan praktikum di hari tersebut.
*Catatan: Perlengkapan persyaratan praktikum dapat dilihat pada laman
website Laboratorium Sistem Produksi Periode XXXIV (website: http://lab-
ti.itenas.ac.id/sisprod/).
2. Setiap praktikan wajib mengikuti seluruh rangkaian kegiatan praktikum dan
jika praktikan tidak mengikuti salah satu kegiatan praktikum, maka nilai
praktikan pada salah satu kegiatan tersebut sama dengan nol
*Catatan: Praktikan yang berhalangan hadir, wajib memberikan surat dan
diserahkan paling lambat 1x24 jam dari jadwal praktikum. Surat ditulis
menggunakan ballpoint bertinta biru dan dikirim dalam format PDF melalui
email Laboratorium Sistem Produksi Periode XXXIV (email:
labsisprod@itenas.ac.id). Isi dari surat izin dapat dilihat pada Lampiran D
dengan format nama file dan subject email sebagai berikut:
Surat Izin_Nama_Kelompok (Surat Izin_Agus Sulparman_K32).
3. Pengisian daftar hadir dilakukan pada Pukul 07.45 – 08.00 WIB.
4. Kode akses media Moodle yaitu sisprod34.
5. Tes awal dilakukan secara online menggunakan media Moodle.
*Catatan: Praktikan wajib antisipasi terkait kendala apapun (mempersiapkan
kuota internet dan battery laptop dalam kondisi full).
6. Jika praktikan terlambat dari jadwal praktikum yang telah ditentukan, maka
praktikan diwajibkan mengikuti kegiatan praktikum dan diizinkan mengikuti
Tes Awal dengan waktu yang tersisa serta dikenakan sanksi (berlaku individu)
sebagai berikut:
1’ – 15’ : Nilai jurnal dikurangi 25%.
> 15’ – 30’ : Nilai jurnal dikurangi 50%.
> 30’ : Nilai jurnal dikurangi 75%.
7. Praktikan akan dikenakan sanksi berupa Review Materi yang bersangkutan
dengan ketentuan sebagai berikut:
LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI
PERIODE XXXIV
TATA TERTIB xii
a. Apabila Nilai Tes Awal dibawah 40 sebanyak 3 kali, Review Materi ditulis
tangan menggunakan ballpoint bertinta biru dengan jumlah minimal 2
halaman polio bergaris.
b. Apabila Nilai Tes Awal dibawah 40 sebanyak lebih dari 3 kali, Review
Materi dalam bentuk video dengan durasi minimal 4 menit.
c. Isi dari review meliputi definisi, input, process, dan output modul yang
bersangkutan.
d. Review Materi pada point a dikumpulkan ke ruang asisten, sedangkan pada
Review Materi point b dikirim melalui e-mail Project Manager masing-
masing. Pengumpulan dilakukan 1x24 jam dari jadwal praktikum, Pukul
11.00 – 11.30 WIB dan 12.30 – 13.00 WIB dengan format nama file dan
subject email sebagai berikut:
Review_Nama_Kelompok (Review_Agus Sulparman_K32).
8. Selama mengikuti rangkaian kegiatan praktikum, praktikan diharuskan
menggunakan pakaian rapi dan sopan. Praktikan wajib menggunakan kemeja
berkerah (dikancing), celana panjang (bukan legging dan tidak sobek),
menggunakan kaos kaki, serta sepatu (tertutup dan bukan flat shoes). Jika tata
tertib pada point ini dilanggar maka praktikan tidak diizinkan mengikuti seluruh
kegiatan praktikum di hari tersebut.
9. Segala bentuk kecurangan pada saat praktikum tidak akan ditolerir dan asisten
berhak memberikan sanksi tanpa peringatan terlebih dahulu.
10. Laporan praktikum disusun dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan kelompoknya
masing-masing dan tidak diperkenankan untuk menyontek laporan kelompok
lain atau dari sumber manapun. Jika tata tertib pada point ini dilanggar, maka
nilai akhir kelompok tersebut dinyatakan nol pada modul yang
bersangkutan.
*Catatan: Peringatan dan sanksi akan diberikan kepada kelompok yang
dicontek dan menyontek.
11. Praktikan wajib mengikuti kegiatan webinar dan mengumpulkan Review Materi
webinar dalam bentuk video dengan durasi minimal 7 menit.
12. Praktikan yang tidak mengikuti rangkaian kegiatan praktikum selama 3
(tiga) kali, maka praktikan dinyatakan TIDAK LULUS.
*Catatan: Segala bentuk peraturan yang tidak tertulis akan dibicarakan lebih lanjut.
xvi
STUDI KASUS xvii
3. Data Unit Produksi
PT Triánta Téssera memiliki beberapa Stasiun Kerja (SK) yang digunakan dalam
produksi ragum, yaitu:
a. SK Milling Omniversal e. SK Bor Duduk
b. SK Capstan Lathe f. SK Fix Bed Milling
c. SK Meja Kerja g. SK Grooving
d. SK Drilling h. SK Meja Perakitan
Setiap stasiun kerja terdiri dari beberapa mesin sejenis, waktu proses pembuatan
Ragum Tipe Mono dan Ragum Tipe Zero berbeda-beda. Data waktu di setiap stasiun kerja
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Data Waktu Stasiun Kerja (menit)
DATA WAKTU STASIUN KERJA
No. SK Nama Mesin Ragum Tipe Mono Ragum Tipe Zero
1 Milling Omniversal 389,563 402,217
2 Capstan Lathe 138,270 138,146
3 Meja Kerja 63,161 65,583
4 Drilling 38,559 40,320
5 Bor Duduk 43,852 46,617
6 Fix Bed Milling 4,967 5,456
7 Grooving 15,376 15,484
8 Meja Perakitan 15,505 15,505
Total 709,254 729,329
7. Data Ongkos
Data ongkos material/unit dan ongkos simpan/minggu setiap komponen ragum
dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Data Ongkos
Komponen Ongkos Material/unit (Rp/unit) Ongkos Simpan/minggu (Rp/minggu)
K – 01 29700 160,38
K – 02 18750 101,25
K – 03 60200 325,08
K – 04 52500 283,5
K – 05 22900 123,66
K – 06 45900 247,86
K – 07 13950 75,33
K – 08 21800 117,72
K – 09 30200 163,08
K – 10 56700 306,18
Ragum - 687,5
I-1
FORECASTING I-2
1.1.4 Faktor Peramalan
Berikut ini merupakan enam faktor utama yang dapat diidentifikasi dengan
menggunakan teknik peramalan adalah sebagai berikut:
1. The time horizon atau periode peramalan
2. The pattern of data atau pola data
3. Type of model atau tipe model
4. Cost atau biaya
5. Accuracy atau akurasi
6. Ease of application atau pengaplikasian teknik peramalan
: SDE e / n - 1
1
2 2
Standard Deviation of Error i (1.6)
e
Percentage Error : PE i i X *100% (1.7)
i
MR
MR (1.11)
n 1
Catatan: untuk n periode terdapat n – 1 moving range
3. Menghitung Upper Class Limit (UCL) dan Lower Class Limit (LCL) dari MR
a. UCL 2,66 MR (1.12)
b. LCL -2,66 MR (1.13)
4. Membuat moving range chart dan melakukan test out of control
Daerah-daerah yang diamati pada test out of control ini:
a. 2/3 UCL (1.14)
b. 1/3 LCL (1.15)
Contoh moving range chart dapat dilihat pada Gambar 1.2.
UCL
A
2/3 UCL
B
1/3 UCL
C
0
1/3 LCL
B
2/3 LCL
A
LCL
Gambar 1.2 Moving Range Chart
Berdasarkan Gambar 1.2 kriteria out of control adalah:
a. Dari 3 titik berurutan, 2 atau lebih di atas 2/3 UCL atau dibawah 2/3 LCL, yaitu
daerah A (pada salah satu sisi).
b. Dari 5 titik berurutan, 4 atau lebih berada diatas 1/3 atau dibawah 1/3 LCL, yaitu
daerah B (pada salah satu sisi).
c. Delapan titik berurutan, pada salah satu sisi dari garis nol (centre line), yaitu
daerah C.
d. Enam titik atau lebih berurutan menunjukan laju kenaikan / penurunan.
e. Diluar UCL dan LCL titik berurutan.
Apabila terdapat data yang out of control maka perlu dicari penyebabnya
mengapa kondisi seperti itu bisa terjadi.
1. Jika penyebabnya diketahui dan bisa ditolerir maka metode peramalan tersebut
masih bisa dipakai.
1.5 JURNAL
Jurnal dari praktikum Modul 1 Forecasting ini adalah:
1. Masukkan data-data berikut ke sheet data
a. Data permintaan Ragum Tipe Mono dan Tipe Zero.
Data permintaan untuk dua tipe ragum selama 12 periode dapat dilihat pada
Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Data Permintaan untuk Dua Tipe Ragum
Perioda Tipe Mono Tipe Zero
1
2
.
.
12
b. Waktu penyelesaian
Data waktu penyelesaian untuk masing-masing tipe ragum dapat dilihat pada
Tabel 1.2.
TOTAL
Untuk fungsi peramalan yang diujikan, catat nilai-nilai parameter yang
digunakan, nilai kesalahan (error), hasil peramalan untuk periode yang akan datang,
dan lakukan analisis perbandingan pola data permintaan dengan pola data hasil
peramalan serta pengaruh konstanta peramalan terhadap hasil ramalan.
a. Memplot data permintaan dan data hasil ramalan untuk fungsi peramalan yang
digunakan.
b. Melakukan verifikasi peramalan seperti yang telah dijelaskan pada teori
pendukung.
Proses perhitungan agregasi produk dapat dilihat pada Tabel 1.4.
Tabel 1.4 Tabel Verifikasi
VERIFIKASI
No. Xt Ft Xt-Ft MR
∑MR
LANGKAH 3 DAN 4
Perioda Ft Resids
1
2
..
24
Analisis:
LANGKAH 5
PEMILIHAN FUNGSI PERAMALAN TERBAIK
Me tode MSE
Analisis:
Plot data verifikasi fungsi peramalan dapat dilihat pada Gambar 1.7.
LANGKAH 7
PLOT DATA VERIFIKASI FUNGSI PERAMALAN
Jenis fungsi peramalan: ………………………………...
MR …………………………………………………..…
UCL/LCL …………………………………..…………....
2 dari 3 data berurutan pada A : ada / tidak ada
4 atau 5 data berurutan pada B : ada / tidak ada
8 data berurutan pada salah satu sisi garis nol : ada / tidak ada
Data diluar UCL / LCL : ada / tidak ada
1/3 LCL
B
2/3 LCL
A
LCL
Analisis:
II-1
AGGREGATE PLANNING II-2
Langkah-langkah dalam melakukan perencanaan agregat yaitu:
1. Input hasil peramalan, kapasitas mesin dan tenaga kerja, jam kerja, dan lain-lain.
2. Ubah seluruh variabel menjadi satu satuan ukuran.
3. Tentukan metode yang akan dipakai, sesuai kriteria misalnya ongkos terendah,
jumlah pekerja yang tetap, dan lain-lain.
4. Tentukan kebijaksanaan perusahaan dan pilih satu atau beberapa metode
perencanaan agregat (simple model method, level method, transportasi, dll).
COVER
LEMBAR PERNYATAAN TIDAK MENCONTEK
LEMBAR PENGESAHAN
1. STUDI KASUS
2. METODOLOGI PENELITIAN
3. PENGUMPULAN DATA
3.1 DATA PERMINTAAN RAGUM TIPE MONO DAN TIPE ZERO
3.2 DATA WAKTU STASIUN KERJA
3.3 DATA ONGKOS AGREGAT
3.4 DATA KAPASITAS RT, OT, JUMLAH TENAGA KERJA AWAL DAN
INVENTORY AWAL
4. PENGOLAHAN DATA
4.1 PERHITUNGAN AGREGASI PRODUK
4.2 FORECASTING
4.3 AGGREGATE PLANNING
5. ANALISIS
5.1 ANALISIS PERAMALAN
5.2 ANALISIS AGGREGATE PLANNING
6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
6.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
III-1
MASTER PRODUCTION SCHEDULE III-2
dikatakan sebagai tahap awal dari pelaksanaan rencana produksi. MPS juga merupakan
pernyataan akhir mengenai berapa banyak item-item akhir yang harus diproduksi di
periode tertentu. MPS memiliki 4 fungsi penting yaitu:
1. Menjadwalkan produksi dan pembelian material untuk produk (item)
menyatakan waktu, jumlah, dan due date produk harus dipesan.
2. Memberikan input dasar bagi sistem MRP.
3. Menjadi dasar bagi penentuan kebutuhan sumber daya (tenaga kerja, waktu,
mesin, dan lain-lain).
4. Menjadi dasar dalam membuat janji pengiriman pada konsumen.
Pada saat akan mendesain MPS, perlu diperhatikan beberapa faktor utama yang
menentukan proses penjadwalan produksi induk. Beberapa faktor utama tersebut yaitu:
1. Lingkungan manufacturing.
a. Make to Stock (MTS)
Make to stock adalah tipe industri yang membuat produk akhir untuk
disimpan. Produk-produk dari lingkungan make to stock biasanya dikirim
secara langsung dari gudang produk akhir, dan karena itu harus ada stock
sebelum adanya pesanan pelanggan.
b. Make to Order (MTO)
Make to order adalah tipe industri yang membuat produk hanya untuk
memenuhi pesanan. Produk-produk dari lingkungan make to order biasanya
baru dikerjakan atau diselesaikan setelah menerima pesanan pelanggan.
c. Assembly to Order (ATO)
Assembly to order adalah tipe industri yang membuat produk dengan cara
assembling hanya untuk memenuhi pesanan.
d. Engineering to Order (ETO)
Engineering to order adalah tipe industri yang membuat produk untuk
memenuhi pesanan khusus dimulai dari perancangan pesanan sampai
pengiriman produk.
2. Struktur produk.
Struktur produk atau Bill of Materials (BOM) didefinisikan sebagai cara
komponen-komponen yang bergabung ke dalam suatu produk selama proses
manufacturing.
Produk
Level 0
Akhir
3.5 JURNAL
Jurnal dari praktikum Modul 3 Master Production Schedule (MPS) adalah
sebagai berikut:
1. Menentukan proporsi untuk masing-masing tipe ragum.
Proses perhitungan proporsi untuk masing-masing tipe ragum dapat dilihat pada
Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Proporsi
Ragum Hasil Aggregate
Perioda
Tipe Mono Tipe Zero Tipe Mono Tipe Zero
1
Total
2
…
12
Jumlah
Proporsi
2. Melakukan proses disagregasi produk ragum menggunakan teknik persentase.
Proses perhitungan disagregasi produk ragum menggunakan teknik persentase
dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Disagregasi dengan Teknik Persentase
Hasil Hasil
Faktor
Periode Familiy i Item j Total Produksi Proporsi Ramalan Ramalan
Konversi
Agregat (item)
Tipe Mono
Ragum
1
Tipe Zero
Tipe Mono
2
Tipe Zero
Tipe Mono
….
Tipe Zero
Tipe Mono
12
Tipe Zero
IV-1
ROUGH CUT CAPACITY PLANNING IV-2
Keputusan Rough Cut Capacity Planning (RCCP):
1. Menentukan kapasitas tersedia.
2. Membandingkan kapasitas yang diperlukan terhadap kapasitas yang tersedia.
Terdapat beberapa keputusan yang dapat dipilih untuk menghasilkan kapasitas
yang mencukupi, diantaranya sebagai berikut.
a. Overtime
b. Subcontract
c. Alternate routing
d. Menambah orang
e. Merevisi MPS
4.5 JURNAL
Jurnal dari praktikum Modul 4 Rough Cut Capacity Planning (RCCP) adalah
sebagai berikut:
1. Melakukan perhitungan Rough Cut Capacity Planning (RCCP) untuk 12 periode
berdasarkan jumlah stasiun kerja yang ada pada masing-masing item dengan
menggunakan metode Bill of Labor Approach (Ragum Tipe Mono dan Tipe
Zero). Perhitungan Rough Cut Capacity Planning (RCCP) menggunakan metode
Bill of Labor Approach untuk Ragum Tipe Mono dan Tipe Zero dapat dilihat
pada Tabel 4.1 dan 4.2.
COVER
LEMBAR PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT
LEMBAR PENGESAHAN
1. STUDI KASUS
2. METODOLOGI PENELITIAN
3. PENGUMPULAN DATA
3.1 DATA AGREGAT
3.2 DATA WAKTU STASIUN KERJA
3.3 DATA JUMLAH MESIN TERSEDIA
3.4 DATA HASIL PERAMALAN AGREGAT
4. PENGOLAHAN DATA
4.1 PERHITUNGAN DISAGREGASI MENGGUNAKAN METODE
PROPORSI
4.2 MASTER PRODUCTION SCHEDULE (MPS)
4.3 PERHITUNGAN ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) TIPE
MONO DAN TIPE ZERO MENGGUNAKAN METODE BILL OF LABOR
APPROACH
4.4 PERBANDINGAN KAPASITAS TERSEDIA DAN KAPASITAS
DIBUTUHKAN
4.5 PERHITUNGAN JUMLAH MESIN DIBUTUHKAN PADA STASIUN
KERJA
5. ANALISIS
5.1 ANALISIS PENGGUNAAN METODE PROPORSI DENGAN METODE
LAINNYA PADA MASTER PRODUCTION SCHEDULE (MPS)
5.5 JURNAL
Melakukan perhitungan dan analisis sesuai dengan prosedur praktikum untuk
Ragum Tipe Mono saja (Langkah 1 s.d 5).
VI-1
CAPACITY REQUIREMENT PLANNING VI-2
6.3 PERALATAN DAN BAHAN
Peralatan dan bahan yang dibutuhkan dari praktikum Modul 6 Capacity
Requirement Planning (CRP) adalah sebagai berikut:
1. Komputer
2. File Excel Modul 1 s.d 4 (soft copy)
3. Flashdisk
4. Kalkulator & alat tulis
5. Soft copy format Tabel (6.1 s/d 6.8)
6.4 JURNAL
Perhitungan Capacity Requirement Planning (CRP) dilakukan untuk Ragum
Tipe Mono untuk seluruh komponen disetiap stasiun kerja.
1. Membuat matriks waktu proses
Waktu Proses = Waktu Operasi per Unit + Waktu Setup per Unit
Perhitungan waktu proses dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1 Matriks Waktu Proses Ragum Tipe Mono
Periode
SK Komponen 1 2 3 .... 11 12
1 2 3 4 5 6 .... 21 22 23 24
K-01
K-02
K-03
Milling
.....
Omniversal
K-10
Total
K-01
K-02
K-03
Capstan Lathe
.....
K-10
Total
COVER
LEMBAR PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN TINDAKAN PLAGIAT
LEMBAR PENGESAHAN
1. STUDI KASUS
2. METODOLOGI PENELITIAN
3. PENGUMPULAN DATA
3.1 BILL OF MATERIAL (BOM) RAGUM
3.2 DATA-DATA ONGKOS
3.3 MASTER PRODUCTION SCHEDULE (MPS) RAGUM TIPE MONO &
TIPE ZERO 3 PERIODE
3.4 MASTER PRODUCTION SCHEDULE (MPS) RAGUM TIPE MONO &
TIPE ZERO 3 DAYS 24
4. ROUTING SHEET RAGUM TIPE MONO & TIPE ZERO
4.1 PENGOLAHAN DATA
4.2 MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)
4.3 CAPACITY REQUIREMENT PLANNING (CRP)
5. ANALISIS
5.1 ANALISIS MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)
5.2 ANALISIS CAPACITY REQUIREMENT PLANNING (CRP)
6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
6.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
VII-1
SCHEDULING VII-2
5. Pemenuhan batas waktu yang telah ditetapkan (due date), karena dalam
kenyataan apabila terjadi keterlambatan pemenuhan due date dapat dikenakan
suatu denda (penalty).
t
i 1 j 1
ij
U
m * Fmaks
11. Waiting time (Wi)
Waktu tunggu seluruh operasi pada suatu pekerjaan ke-i.
nj
Wi Wiij
j 1
7.5 JURNAL
Jurnal dari praktikum Modul 7 Scheduling adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan set data routing.
2. Menyiapkan data jumlah mesin untuk masing-masing stasiun kerja.
3. Menyiapkan rekapitulasi rencana pemesanan (Planned Order Release), dapat
dilihat pada Tabel 7.3, dan rekapitulasi jadwal penerimaan (Schedule Receipt)
dapat dilihat pada Tabel 7.4, untuk Ragum Tipe Mono dan Ragum Tipe Zero.
Tabel 7.3 Rekapitulasi Planned Order Release Ragum Tipe ...
Periode
Item ID Total
3Days1 … … … 3Days24
Ragum
K-01
.
.
K-10
Tabel 7.4 Rekapitulasi Schedule Receipt Ragum Tipe …
Item 3Days1 3Days2 3Days3 3Days4 3Days5 ...
Ragum
K-01
.
.
K-10
K-01
...
K-10
5. Melakukan penjadwalan dengan menggunakan software WinQSB untuk setiap
tipe ragum dan catat hasilnya. Hasil penjadwalan operasi dan mesin Ragum Tipe
Mono dan Ragum Tipe Zero dapat dilihat pada Tabel 7.6 dan 7.7.
Tabel 7.6 Hasil Penjadwalan Operasi Ragum Tipe Mono dan Ragum Tipe Zero
On Process Start Finish
Date Job Operation
Machine Time Time Time
Tabel 7.7 Hasil Penjadwalan Mesin Ragum Tipe Mono dan Ragum Tipe Zero
Process Start Finish
Date Machine Job Operation
Time Time Time
3. Menghitung performansi hasil penjadwalan untuk tiap mesin dari aturan terpilih.
aktu yang terpakai di K-i
Utilitas SK-i = x 100%
Waktu yang terpakai = output WinQSB hasil penjadwalan mesin
(machine schedule)
= finish time mesin-i – start time mesin-i
4. Menghitung perioda penjadwalan.
COVER
LEMBAR PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN TINDAKAN PLAGIAT
LEMBAR PENGESAHAN
1. STUDI KASUS
2. METODOLOGI PENELITIAN
3. PENGUMPULAN DATA
3.1 DATA REKAPITULASI PLANNED ORDER RELEASE RAGUM TIPE
MONO & TIPE ZERO
3.2 DATA REKAPITULASI SCHEDULE RECEIPT RAGUM TIPE MONO &
TIPE ZERO
3.3 ROUTING SHEET RAGUM TIPE MONO & TIPE ZERO
3.4 DATA JUMLAH MESIN YANG DIBUTUHKAN
4. PENGOLAHAN DATA
4.1 PERHITUNGAN WAKTU TOTAL RAGUM TIPE MONO DAN TIPE
ZERO
4.2 HASIL PENJADWALAN MESIN DENGAN ATURAN … (TENTUKAN
SENDIRI DENGAN KETENTUAN MINIMASI MAXIMUM LATENESS)
4.3 HASIL PENJADWALAN MESIN DENGAN ATURAN … (TENTUKAN
SENDIRI DENGAN KETENTUAN MINIMASI MAXIMUM LATENESS)
4.4 PERBANDINGAN HASIL PENJADWALAN MESIN DENGAN KEDUA
ATURAN
4.5 GANTT CHART MESIN ATURAN TERPILIH ...
(TENTUKAN ATURAN MANA YANG TERPILIH)
4.6 UTILITAS TIAP MESIN DARI ATURAN TERPILIH ...
(TENTUKAN ATURAN MANA YANG TERPILIH)
4.7 VALIDASI PENJADWALAN DARI ATURAN TERPILIH ...
(TENTUKAN ATURAN MANA YANG TERPILIH)
5. ANALISIS
5.1 ANALISIS ALIRAN PROSES PRODUKSI
5.2 ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA KEDUA ATURAN YANG
DIPILIH
5.3 ANALISIS TERHADAP ATURAN TERPILIH
5.4 ANALISIS UTILITAS MESIN
5.5 ANALISIS KETERLAMBATAN DARI SETIAP OPERASI TERHADAP
DUE DATE
6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
6.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
VII-1
ASSEMBLY LINE BALANCING VIII-2
3. Assembly to Order (ATO)
Assembly to order yaitu bila produsen membuat desain standar, modul-modul
opsional standar yang sebelumnya dan merakit suatu kombinasi tertentu dari
modul-modul tersebut sesuai dengan pesanan konsumen.
4. Engineering to Order (ETO)
Engineering to order yaitu bila pemesan meminta produsen untuk membuat
produk yang dimulai dari proses perancangannya (rekayasa).
Ilustrasi lingkungan manufaktur dapat dilihat pada Gambar 8.1.
Material
Flow
2. Kecepatan Produksi
Waktu Produksi
Kecepatan Produksi = Jumlah Produksi
b. Lintasan
6. Efisiensi
a. Stasiun
b. Lintasan
Wti
Efisiensi Lintasan i1 x 100%
(K )(Ws)
Ws Wt i
Balance Delay Stasiun = x 100%
Ws
K 2
SI = (Ws Wti )
i1
8.2.1 Konsep 5S
Konsep 5S merupakan proses perubahan sikap dengan cara menerapkan aspek
penataan, kebersihan dan kedisiplinan di tempat kerja. Konsep 5S antara lain sebagai
berikut:
1. Seiri adalah proses menyisihkan barang yang dianggap tidak diperlukan di tempat
kerja untuk selanjutnya dibuang.
2. Seiton adalah proses menata peralatan kerja dan menghilangkan kegiatan mencari
agar alat-alat tersebut bisa dengan mudah ditemukan secara cepat.
3. Seiso adalah proses pemeliharaan kebersihan pada tempat kerja. Lingkungan yang
kotor dapat menyebabkan berkurangnya produktivitas.
4. Seiketsu adalah proses mempertahankan seiri, seiton, dan seiso agar proses
tersebut bisa berlangsung secara kontinyu. Tahap ini adalah tahap yang sulit untuk
menjaga ketiga tahap yang sudah dijalankan sebelumnya secara rutin.
5. Shitsuke adalah suatu bentuk kedisiplinan agar tahap-tahap sebelumnya menjadi
kebiasaan, sehingga para pekerja menjadi biasa untuk mematuhi peraturan. Salah
satu bentuk yang dapat dilakukan yaitu memberi penyuluhan kepada para pekerja
agar dapat bekerja dengan profesional.
8.2.2 Pokayoke
Pokayoke adalah metode yang digunakan untuk meminimasi adanya kesalahan
pada mesin atau operator. Metode pokayoke ini terbagi menjadi 2 (dua) kategori yaitu:
1. Fungsi Regulasi
Fungsi regulasi ini merupakan tujuan dari penggunaan metode pokayoke yang
akan diterapkan. Terdapat 3 (tiga) fungsi regulasi dalam metode pokayoke, yaitu:
a. Control
Dilakukan ketika terjadinya kesalahan pada saat produksi yang diakibatkan
oleh mesin atau operator, matikan mesin kunci klem untuk menghentikan
operasi, untuk mencegah terjadinya kerusakan yang berkelanjutan.
b. Peringatan
Dilakukan dengan menggunakan sebuah alarm atau sebuah cahaya untuk
menandakan terjadinya kecatatan ketika proses produksi sedang berlangsung.
c. Modifikasi
Dilakukan modifikasi mesin dengan cara menambahkan beberapa alat yang
bisa meminimalisir kerusakan pada mesin produksi dan juga dapat
menanggulangi terjadinya kesalahan terhadap pekerja atau operator yang
kurang terampil.
8.6 JURNAL
Jurnal dari praktikum Modul 8 Assembly Line Balancing (ALB) adalah sebagai
berikut:
1. Catat data waktu dari setiap Stasiun Kerja (SK).
2. Menghitung parameter-parameter keseimbangan lintasan untuk satu stasiun kerja:
a. Kecepatan produksi
b. Wti stasiun dan Wt rata-rata
c. Waktu Siklus (Ws)
d. Idle Time stasiun
e. Idle Time lintasan
f. Efisiensi stasiun
g. Efisiensi lintasan
h. Balance Delay stasiun
i. Balance Delay lintasan
j. Smoothness Index (SI)
3. Analisa terhadap bottleneck, buffer, dan parameter-parameter lintasan perakitan.
COVER
LEMBAR PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN TINDAKAN PLAGIAT
LEMBAR PENGESAHAN
1. STUDI KASUS
2. METODOLOGI PENELITIAN
1. Assauri, Sofjan., Teknik & Metode Peramalan, Edisi satu. Jakarta, Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 1984.
2. Baker, K. R., 1974, Introducing to Sequencing and Scheduling, John Wiley and
Sons, New York.
3. Bedwroth, David D., J. E. Baily, Integrated Production Control System. New
York: John Wiley & Son, 1987.
4. Biegel, John E., Pengendalian Produksi. Jakarta: Akademika Pressindo, 1992.
5. Diworth, James B., Production & Inventory System. : McGraw-Hill, Inc.
6. Elsayed, E. A., Boucher, T. O., 1994, Analysis and Control of Production System,
2nd ed., Prentice-Hall Inc., New Jersey.
7. Fogarty, Donald W., Blackstone, John H. Jr., and Hoffman, Thomas R.,
Production & Inventory Management, 2nd Ed, Cincinnati: College Division South-
Western Publishing Co., 1991.
8. Gaspersz, Vincent, 2003, Production Planning and Inventory Control Berdasarkan
Pendekatan Sistem Terintregasi MRP II dan JIT menuju Manufakturing 21,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
9. Hadley, G., T.M. Within, Analysis of Inventory System. Engelwood Clffs, N.J.:
Prentice-Hall, Inc., 1963.
10. Makridakis, Spyros., Steven C. Wheelwright., dan Victor E. McGee., Metode dan
Aplikasi Peramalan, Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga, 1991.
11. McLeavy, Dennis W., Seetherama L. Narasimhan Production Planning and
Inventory Control System, Engelwood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall. Inc., 1985.
12. Narasimhan S.L., McLeavey, D.W., dan Billington, P.J., 1995. Production
Planning and Inventory Control, Prentice-Hall International, Inc., New Jersey.
13. Oden, Howard W., Langenwalter, Gary A., and Lucier Raymond A., Handbook of
Material and Capacity requirement Planning: McGraw-Hill, Inc.
14. Pinedo, Michael., Chao, Xiuli, 1999, Operations Schedulling with Application in
Manufacturing and Services; Stern School of Business New York University, New
Jersey Institute of Technology, Irwin McGraw-Hill.
15. Richard J, Tersine, Principles of Inventory and Material Management: Prentice-
Hall, Inc., 1994.
xxiv
LAMPIRAN
LAMPIRAN A
Spasi LAPORAN PRAKTIKUM
1,5 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
TNR PERIODE XXXIV
14
BOLD MODUL 1 & 2
FORECASTING & AGGREGATE PLANNING
Enter
3 kali
Spasi
Spasi Spasi1,5
Kelompok : 034
1,5
Nama / NRP : 1. Ailsa Salwa R. C. / 13-2018-001
TNR
2. Naufal Yuda N. / 13-2018-002
12
Pernyataan ini Kami buat dengan sebenar-benarnya dan jika pernyataan ini tidak
sesuai dengan kenyataan, maka Kami bersedia menanggung sanksi yang akan diberikan.
Font 12
Project Manager
Spasi 1,5
Enter 3
kali
Kepada,
Asisten Laboratorium
Sistem Produksi Periode XXXIV
Institut Teknologi Nasional Bandung
Dengan ini menginformasikan bahwa pada hari Kamis, 10 Februari 2022 tidak dapat mengikuti
kegiatan praktikum Modul 1 dan 2 Forecasting & Aggregate Planning dikarenakan sakit. Sehubungan dengan
surat ini, saya bermaksud untuk memohon izin tidak mengikuti kegiatan praktikum tersebut dan saya lampirkan
surat Keterangan Sakit dari dokter/foto validasi kegiatan. (menyesuaikan dengan alasan ketidakhadiran)
Demikian surat izin ini saya sampaikan dengan sebenar-benarnya. Atas perhatian dan
kebijaksanaannya saya ucapkan terimakasih.
Hormat saya,
Jurnal
Alfanura, F., Arai. T., and Putro. U.S. (2010). System Dynamics Modelling for E-
Government Implementation: a Case Study in Bandung City, Indonesia. Jurnal
Manajemen Teknologi 9 (2): 121-145.
Buku
Wibisono, D. (2006). Manajemen Kinerja: Konsep, Desain dan Teknik Meningkatkan Daya
saing Perusahaan. Jakarta: Penerbit Erlangga. ISBN: 979 781 540 4.
Tesis/Disertasi
Hermawan, P. (2009). Drama-theoretic Analysis of Dilemmas of Negotiation and its
Application.[Dissertation]. Jepang: Tokyo Institute of Technology.
Internet
Howard, N. (1995). Confrontation Analysis: How to Win Operations Other than War.CCRP
Publication. Washington DC: Departement of Defence. Available at www.dodccrp.org.
[accessed 20 Oktober 2011]