Tim Asisten
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
TATA TERTIB v
STUDI KASUS xv
MODUL 1 FORECASTING
1.1 TEORI PENDUKUNG FORECASTING I-1
1.1.1 Peranan Peramalan I-1
1.1.2 Prinsip Peramalan I-1
1.1.3 Karakteristik Forecasting I-1
1.1.4 Faktor Peramalan I-2
1.1.5 Klasifikasi Peramalan I-2
1.1.6 Metode Peramalan Kuantitatif I-3
1.1.7 Ukuran-ukuran Kesalahan Peramalan I-4
1.1.8 Penentuan Prosedur Peramalan I-4
1.2 TUJUAN PRAKTIKUM I-6
1.3 PERALATAN DAN BAHAN I-6
1.4 PROSEDUR PRAKTIKUM I-6
1.5 JURNAL I-6
1.6 LAPORAN DAN PENGOLAHAN DATA I-8
MODUL 7 SCHEDULING
7.1 TEORI PENDUKUNG SCHEDULING VII-1
7.1.1 Definisi Penjadwalan Produksi VII-1
7.1.2 Keputusan dalam Penjadwalan VII-1
7.1.3 Tujuan Penjadwalan Produksi VII-1
7.1.4 Klasifikasi Masalah Penjadwalan VII-2
7.1.5 Istilah dalam Penjadwalan VII-2
7.1.6 Kriteria Evaluasi Jadwal VII-3
7.1.7 Teknik-Teknik Penjadwalan Job Shop VII-4
7.1.8 Aturan Prioritas dalam Penjadwalan Job Shop VII-4
7.1.9 Peta Gantt (Gantt Chart) VII-5
7.1.10 Jenis Jadwal VII-5
7.1.11 Splitting dan Overlapping VII-5
7.1.12 Jenis-Jenis Penjadwalan VII-5
7.1.13 Lot Streaming VII-6
7.1.14 Kendalan-kendala dalam Proses Penjadwalan VII-6
7.1.15 Cara Mengurangi Masalah Penjadwalan VII-6
7.2 TUJUAN PRAKTIKUM VII-6
7.3 PERALATAN DAN BAHAN VII-7
7.4 PROSEDUR PRAKTIKUM VII-7
7.5 JURNAL VII-7
7.6 LAPORAN DAN PENGOLAHAN DATA VII-8
7.7 SISTEMATIKA LAPORAN PRAKTIKUM SCHEDULING VII-9
iv
TATA TERTIB
PRAKTIKUM ONLINE
I. PERATURAN DAN TATA TERTIB BESERTA SANKSI-SANKSINYA
A. UMUM
1. Praktikan wajib memenuhi keseluruhan perlengkapan persyaratan untuk
mengikuti kegiatan praktikum.
*Catatan: Perlengkapan persyaratan praktikum dapat dilihat pada laman website
Laboratorium Sistem Produksi Periode XXXIV (website: http://lab-
ti.itenas.ac.id/sisprod/).
2. Setiap praktikan wajib mengikuti semua rangkaian kegiatan praktikum dan jika
praktikan tidak mengikuti salah satu kegiatan praktikum, maka nilai praktikan
pada salah satu kegiatan tersebut sama dengan nol.
*Catatan: Praktikan yang berhalangan hadir, wajib memberikan surat dan
diserahkan paling lambat 1x24 jam dari jadwal praktikum. Surat ditulis
menggunakan ballpoint bertinta biru dan dikirim melalui email Laboratorium
Sistem Produksi Periode XXXIV (email: labsisprod@itenas.ac.id) dalam format
PDF. Isi dari surat izin dapat dilihat pada Lampiran D dengan format nama file
dan subject email sebagai berikut:
Surat Izin_Nama_Kelompok (Surat Izin_Agus Sulparman_K32).
3. Pengisian daftar hadir dilakukan secara online menggunakan media Moodle pada
Pukul 07.45 – 08.00 WIB.
07.45 – 08.00 : Present
08.01 – 08.15 : Late
08.16 – 08.30 : Very Late
08.31 – 11.00 : Too Late
4. Kode akses media Moodle yaitu sisprod34.
5. Tes awal dilakukan secara online menggunakan media Moodle.
6. Apabila saat pengerjaan Tes Awal terjadi kendala berupa mati lampu ataupun
gangguan jaringan, maka praktikan wajib memberikan bukti validasi berupa
screenshoot tampilan layar dan harus menunjukkan keterangan waktu ke Project
Manager masing-masing. Praktikan wajib antisipasi terkait kendala apapun
(melakukan backup/screenshot jawaban, dll.).
7. Jika praktikan terlambat dari jadwal praktikum yang telah ditentukan, maka
praktikan diwajibkan mengikuti kegiatan praktikum dan diizinkan mengikuti
v
TATA TERTIB vi
Tes Awal dengan waktu yang tersisa serta dikenakan sanksi (berlaku individu)
sebagai berikut:
1’ – 15’ : Nilai jurnal dikurangi 25%.
> 15’ – 30’ : Nilai jurnal dikurangi 50%.
> 30’ : Nilai jurnal dikurangi 75%.
8. Praktikan akan dikenakan sanksi berupa Review Materi yang bersangkutan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Apabila Nilai Tes Awal dibawah 40 sebanyak 3 kali, Review Materi ditulis
tangan menggunakan ballpoint bertinta biru dengan jumlah minimal 2 halaman
polio bergaris.
b. Apabila Nilai Tes Awal dibawah 40 sebanyak lebih dari 3 kali, Review
Materi dalam bentuk video dengan durasi minimal 4 menit.
c. Isi dari review meliputi definisi, input, process, dan output modul yang
bersangkutan.
d. Review Materi dikumpulkan dalam format PDF/video pada Hari Jumat,
Pukul 11.00 - 12.00 WIB dikirim melalui e-mail Project Manager masing-
masing dengan format nama file dan subject email sebagai berikut:
Review_Nama_Kelompok (Review_Agus Sulparman_K32).
9. Selama mengikuti rangkaian kegiatan praktikum, praktikan diharuskan
menggunakan pakaian rapi dan sopan. Praktikan wajib menggunakan kemeja
berkerah (dikancing) dan celana panjang (bukan legging dan tidak sobek). Jika
tata tertib pada point ini dilanggar maka praktikan tidak diizinkan mengikuti
seluruh kegiatan praktikum di hari tersebut.
10. Segala bentuk kecurangan pada saat praktikum tidak akan ditolerir dan asisten
berhak memberikan sanksi tanpa peringatan terlebih dahulu.
11. Laporan praktikum disusun dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan kelompoknya
masing-masing dan tidak diperkenankan untuk menyontek laporan kelompok
lain atau dari sumber manapun. Jika tata tertib pada point ini dilanggar, maka
nilai akhir kelompok tersebut dinyatakan nol pada modul yang bersangkutan.
*Catatan: Peringatan dan sanksi akan diberikan kepada kelompok yang dicontek
dan menyontek.
12. Praktikan wajib mengikuti kegiatan webinar dan mengumpulkan Review Materi
webinar dalam bentuk video dengan durasi minimal 7 menit.
13. Praktikan yang tidak mengikuti rangkaian kegiatan praktikum selama 3 (tiga)
kali, maka praktikan dinyatakan TIDAK LULUS.
B. ASISTENSI LAPORAN
1. Praktikan diperkenankan asistensi dengan syarat telah mengumpulkan draft, jika
praktikan tidak mengumpulkan draft maka praktikan tersebut tidak diperkenankan
mengikuti asistensi.
2. Asistensi dilakukan secara online dengan jadwal yang disepakati oleh asisten dan
praktikan.
3. Setiap kelompok diwajibkan mengikuti asistensi. Jika point ini dilanggar maka
nilai asistensi sama dengan nol.
4. Asistensi laporan praktikum dapat dilaksanakan apabila seluruh anggota
kelompok hadir (terkecuali adanya bukti berupa validasi). Jika point ini
dilanggar maka berlaku Tata Tertib Umum Point 2.
5. Apabila praktikan hadir melewati waktu asistensi yang telah disepakati dengan
asisten masing-masing, maka praktikan akan dikenakan sanksi sebagai berikut:
1’ – 10’ : Nilai asistensi dikurangi 25%.
> 10’ – 20’ : Nilai asistensi dikurangi 50%.
> 20’ : Nilai asistensi dikurangi 75%.
C. DRAFT LAPORAN
1. Pengumpulan draft laporan dilakukan secara online pada Hari Selasa Pukul
16.00 – 17.30 WIB melalui media Moodle. Apabila praktikan mengalami
keterlambatan dalam pengumpulan draft laporan, maka praktikan wajib
mengumpulkan draft dan dikenakan sanksi sebagai berikut:
1’ – 15’ : Nilai draft dikurangi 30%.
> 15’ – 30’ : Nilai draft dikurangi 50%.
> 30’ : Nilai draft dikurangi 75%.
*Catatan: Jika praktikan melakukan pengumpulan draft laporan selain pada hari
yang telah ditentukan, maka praktikan diwajibkan melakukan pengumpulan
draft laporan kepada email Project Manager masing-masing dan nilai draft sama
dengan nol.
2. Segala hal mengenai kelengkapan dalam penyusunan draft laporan seperti cover,
lembar pengesahan, lembar pernyataan tidak melakukan tindakan plagiat, isi
laporan, daftar pustaka, dan lampiran, sesuai dengan format yang telah
ditentukan.
3. Cara penulisan lembar pengesahan dan lembar pernyataan tidak melakukan
tindakan plagiat dapat dilihat di lampiran Modul Praktikum Perencanaan &
Pengendalian Produksi Periode XXXIV.
4. Draft dikumpulkan dalam bentuk rar yang berisi 1 file word (Laporan) dan 1 file
excel (Jurnal) dengan format nama file sebagai berikut:
Modul_Kelompok_Inisial Asisten (contoh: M1_K01_AAK).
D. LAPORAN
1. Pengumpulan laporan akhir yang telah direvisi dilakukan secara online pada
Hari Jumat Pukul 13.00 – 16.00 WIB melalui media Moodle. Apabila
praktikan mengalami keterlambatan dalam pengumpulan laporan akhir, maka
praktikan akan dikenakan sanksi sebagai berikut:
1’ – 15’ : Nilai laporan dikurangi 30%.
> 15’ – 30’ : Nilai laporan dikurangi 50%.
> 30’ : Nilai laporan nol.
*Catatan: Jika praktikan melakukan pengumpulan laporan akhir selain pada hari
yang telah ditentukan, maka praktikan diwajibkan melakukan pengumpulan
laporan akhir kepada email Project Manager masing-masing dan nilai laporan
akhir sama dengan nol.
2. Segala hal mengenai kelengkapan dalam penyusunan laporan seperti cover,
lembar pengesahan, lembar pernyataan tidak melakukan tindakan plagiat, isi
laporan, daftar pustaka dan lampiran, harus lengkap dan sesuai dengan format
yang telah ditentukan.
3. Format penulisan lembar pernyataan tidak melakukan tindakan plagiat dan
lembar pengesahan dapat dilihat pada Lampiran B dan C.
4. Laporan akhir dikumpulkan dalam bentuk rar yang berisi 1 file word dan 1 file
PDF dengan format nama file sebagai berikut:
Modul_Kelompok_Inisial Asisten (contoh: M1_K01_AAK).
E. PRESENTASI LAPORAN, PRESENTASI BESAR, dan UJIAN AKHIR
PRAKTIKUM
1. Presentasi Laporan dan Presentasi Besar dilakukan secara online dengan media
Google Meet. Jadwal presentasi dan Link Google Meet akan diinformasikan
kembali pada laman website Laboratorium Sistem Produksi Periode XXXIV
(http://lab-ti.itenas.ac.id/sisprod/).
2. Presentasi Laporan dilakukan oleh kelompok dengan nilai individu, materi yang
dipresentasikan adalah isi laporan dan materi yang berkaitan dengan modul
tersebut.
3. Praktikan diharapkan masuk dalam Link Google Meet 5 menit sebelum
presentasi dimulai.
4. Apabila praktikan hadir terlambat dalam kegiatan presentasi maka praktikan
akan dikenakan sanksi sebagai berikut:
1’ – 15’ : Nilai presentasi dikurangi 30%.
> 15’ - 30’ : Nilai presentasi dikurangi 50%.
> 30’ : Nilai presentasi 75%.
5. Ujian Akhir Praktikum dilakukan secara online melalui media Moodle.
6. Seluruh rangkaian kegiatan presentasi laporan, presentasi besar, dan ujian akhir
praktikum berlaku Tata Tertib Umum Point 2.
F. JADWAL KEGIATAN PRAKTIKUM
1. Praktikum dilaksanakan setiap Hari Kamis Pukul 08.00 – 11.00 WIB.
2. Kegiatan praktikum dilakukan secara online.
3. Setiap kelompok melaksanakan kegiatan praktikum menurut jadwal yang telah
ditentukan. Jika point ini dilanggar maka berlaku Tata Tertib Umum Point 7.
G. JURNAL PRAKTIKUM
1. Jurnal praktikum merupakan tugas kelompok yang berisi data hasil percobaan
beserta pengolahannya (hasil perhitungan).
2. Jurnal praktikum dikumpulkan setelah praktikum selesai maksimal Pukul 11.00
WIB melalui media Moodle. Apabila praktikan terlambat dalam pengumpulan
jurnal praktikum, maka akan dikenakan sanksi sebagai berikut:
1’ – 5’ : Nilai jurnal dikurangi 5%.
> 5’ - 15’ : Nilai jurnal dikurangi 10%.
> 15’ : Nilai jurnal dikurangi 15%.
3. Setiap kelompok tidak diperkenankan mengambil atau meminta tabel jurnal dari
kelompok lain. Jika point ini dilanggar maka berlaku Tata Tertib Umum Point
10.
PRAKTIKUM OFFLINE
I. PERATURAN DAN TATA TERTIB BESERTA SANKSI-SANKSINYA
A. UMUM
1. Praktikan wajib memenuhi keseluruhan perlengkapan persyaratan untuk
mengikuti kegiatan praktikum dan jika praktikan tidak memenuhi keseluruhan
perlengkapan persyaratan praktikum, maka praktikan tidak diizinkan mengikuti
seluruh kegiatan praktikum di hari tersebut.
*Catatan: Perlengkapan persyaratan praktikum dapat dilihat pada laman website
Laboratorium Sistem Produksi Periode XXXIV (website: http://lab-
ti.itenas.ac.id/sisprod/).
2. Setiap praktikan wajib mengikuti semua rangkaian kegiatan praktikum dan jika
praktikan tidak mengikuti salah satu kegiatan praktikum, maka nilai praktikan
pada salah satu kegiatan tersebut sama dengan nol
*Catatan: Praktikan yang berhalangan hadir, wajib memberikan surat dan
diserahkan paling lambat 1x24 jam dari jadwal praktikum. Surat ditulis
menggunakan ballpoint bertinta biru dan dikirim melalui email Laboratorium
Sistem Produksi Periode XXXIV (email: labsisprod@itenas.ac.id) dalam format
PDF . Isi dari surat izin dapat dilihat pada Lampiran D dengan format nama file
dan subject email sebagai berikut:
Surat Izin_Nama_Kelompok (Surat Izin_Agus Sulparman_K32).
3. Pengisian daftar hadir dilakukan melalui QR Code pada Pukul 07.45 – 08.00
WIB.
4. Kode akses media Moodle yaitu sisprod34.
5. Tes awal dilakukan secara online menggunakan media Moodle.
*Catatan: Praktikan wajib antisipasi terkait kendala apapun (mempersiapkan
kuota internet dan battery laptop dalam kondisi full).
6. Jika praktikan terlambat dari jadwal praktikum yang telah ditentukan, maka
praktikan diwajibkan mengikuti kegiatan praktikum dan diizinkan mengikuti
Tes Awal dengan waktu yang tersisa serta dikenakan sanksi (berlaku individu)
sebagai berikut:
laporan, daftar pustaka, dan lampiran, sesuai dengan format yang telah
ditentukan.
3. Cara penulisan lembar pengesahan dan lembar pernyataan tidak melakukan
tindakan plagiat dapat dilihat di lampiran Modul Praktikum Perencanaan &
Pengendalian Produksi Periode XXXIV.
4. Draft dikumpulkan dalam bentuk rar yang berisi 1 file word (Laporan) dan 1 file
excel (Jurnal) dengan format nama file sebagai berikut:
Modul_Kelompok_Inisial Asisten (contoh: M1_K01_AAK).
D. LAPORAN
1. Pengumpulan laporan akhir yang telah direvisi dilakukan secara online pada Hari
Jumat Pukul 13.00 – 16.00 WIB melalui media Moodle. Apabila praktikan
mengalami keterlambatan dalam pengumpulan laporan akhir, maka praktikan
akan dikenakan sanksi sebagai berikut:
1’ – 15’ : Nilai laporan dikurangi 30%.
> 15’ – 30’ : Nilai laporan dikurangi 50%.
> 30’ : Nilai laporan nol.
*Catatan: Jika praktikan melakukan pengumpulan laporan akhir selain pada hari
yang telah ditentukan, maka praktikan diwajibkan melakukan pengumpulan
laporan akhir kepada email Project Manager masing-masing dan nilai laporan
akhir sama dengan nol.
2. Segala hal mengenai kelengkapan dalam penyusunan laporan seperti cover,
lembar pengesahan, lembar pernyataan tidak melakukan tindakan plagiat, isi
laporan, daftar pustaka dan lampiran, harus lengkap dan sesuai dengan format
yang telah ditentukan.
3. Format penulisan lembar pernyataan tidak melakukan tindakan plagiat dan
lembar pengesahan dapat dilihat pada Lampiran B dan C.
4. Laporan akhir dikumpulkan dalam bentuk rar yang berisi 1 file word dan 1 file
PDF dengan format nama file sebagai berikut:
Modul_Kelompok_Inisial Asisten (contoh: M1_K01_AAK).
E. PRESENTASI LAPORAN, PRESENTASI BESAR, dan UJIAN AKHIR
PRAKTIKUM
1. Presentasi Laporan dan Presentasi Besar dilakukan secara online dengan media
Google Meet. Jadwal presentasi dan Link Google Meet akan diinformasikan
xv
STUDI KASUS xvi
Routing sheet Ragum Tipe Mono dan Ragum Tipe Zero dapat dilihat pada Tabel 3.
dan Tabel 4.
Tabel 3. Routing Sheet Ragum Tipe Mono
Routing Sheet Tipe Mono
Komponen Stasiun Kerja No. Stasiun Kerja Waktu Proses (menit) Jumlah Komponen Total Waktu
Milling Omniversal 1 43,501 43,501
Drilling 4 5,376 5,376
K-01 (Kepala Gerak) 1
Bor Duduk 5 12,387 12,387
Meja Kerja 3 22,979 22,979
Milling Omniversal 1 12,899 12,899
K-02 (Bantalan Bawah) Drilling 4 4,921 1 4,921
Bor Duduk 5 4,347 4,347
Milling Omniversal 1 51,347 51,347
Drilling 4 4,351 4,351
K-03 (Badan Ragum) Bor Duduk 5 4,351 1 4,351
Milling Omniversal 1 67,407 67,407
Meja Kerja 3 19,640 19,640
Milling Omniversal 1 29,288 58,576
Drilling 4 1,034 2,067
K-04 (Sayap Ragum) 2
Bor Duduk 5 2,067 4,135
Milling Omniversal 1 12,838 25,676
Milling Omniversal 1 71,564 71,564
Drilling 4 4,356 4,356
K-05 (Kepala Tetap Awal) 1
Bor Duduk 5 4,479 4,479
Capstan Lathe 2 42,048 42,048
Milling Omniversal 1 15,491 15,491
Drilling 4 3,397 3,397
K-06 (Kepala Tetap Akhir) 1
Bor Duduk 5 5,610 5,610
Meja Kerja 3 20,541 20,541
Milling Omniversal 1 17,239 17,239
K-07 (Bantalan K-06) Bor Duduk 5 3,826 1 3,826
Drilling 4 5,054 5,054
Milling Omniversal 1 16,560 16,560
K-08 (Bantalan K-05) Bor Duduk 5 4,717 1 4,717
Drilling 4 5,260 5,260
Fix Bed Milling 6 1,590 1,590
Milling Omniversal 1 1,034 1,034
K-9 (Gagang Pemutar) 1
Capstan Lathe 2 7,236 7,236
Milling Omniversal 1 3,799 3,799
Fix Bed Milling 6 3,377 3,377
Milling Omniversal 1 4,471 4,471
Drilling 4 3,777 3,777
K-10 (Pemutar) 1
Capstan Lathe 2 50,863 50,863
Grooving 7 15,376 15,376
Capstan Lathe 2 38,123 38,123
Meja Perakitan 8 15,505 1 15,505
Total Waktu Proses 709,254
7. Data Ongkos
Data ongkos material/unit dan ongkos simpan/minggu setiap komponen ragum
dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Data Ongkos
Komponen Ongkos Material/unit (Rp/unit) Ongkos Simpan/minggu (Rp/minggu)
K – 01 29700 160,38
K – 02 18750 101,25
K – 03 60200 325,08
K – 04 52500 283,5
K – 05 22900 123,66
K – 06 45900 247,86
K – 07 13950 75,33
K – 08 21800 117,72
K – 09 30200 163,08
K – 10 56700 306,18
Ragum - 687,5
I-1
FORECASTING I-2
5. Peramalan permintaan biasanya lebih disukai berdasarkan perhitungan dari pada
hanya berdasarkan hasil peramalan masa lalu saja, sehingga jika besarnya
permintaan terhadap produk akhir telah ditentukan, sebaiknya jumlah sumber
daya juga dihitung berdasarkan metode peramalan yang sesuai.
Metode yang baik adalah metode yang memberikan nilai-nilai perbedaan atau
penyimpangan yang tidak terlalu besar. Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan
apabila terdapat tiga kondisi sebagai berikut:
1. Adanya informasi tentang keadaan yang lain.
2. Informasi tersebut dapat dikuantifikasikan dalam bentuk data.
3. Dapat diasumsikan bahwa pola data masa lalu akan berkelanjutan pada masa yang
akan datang.
: SDE = ( (e )/ (n - 1))
1
2 2
Standard Deviation of Error i (1.6)
e
Percentage Error : PE i = i X *100% (1.7)
i
( )
MR =
MR (1.11)
n −1
Catatan: untuk n periode terdapat n – 1 moving range
3. Menghitung Upper Class Limit (UCL) dan Lower Class Limit (LCL) dari MR
a. UCL = + 2,66 MR (1.12)
b. LCL = -2,66 MR (1.13)
4. Membuat moving range chart dan melakukan test out of control
Daerah-daerah yang diamati pada test out of control ini:
a. 2/3 UCL (1.14)
b. 1/3 LCL (1.15)
Contoh moving range chart dapat dilihat pada Gambar 1.2.
UCL
A
2/3 UCL
B
1/3 UCL
C
0
1/3 LCL
B
2/3 LCL
A
LCL
Gambar 1.2 Moving Range Chart
1.5 JURNAL
Jurnal dari praktikum Modul 1 Forecasting ini adalah:
1. Masukkan data-data berikut ke sheet data
a. Data permintaan Ragum Tipe Mono dan Tipe Zero.
Data permintaan untuk dua tipe ragum selama 12 periode dapat dilihat pada Tabel
1.1.
Tabel 1.1 Data Permintaan untuk Tiga Tipe Ragum
TOTAL
Untuk fungsi peramalan yang diujikan, catat nilai-nilai parameter yang
digunakan, nilai kesalahan (error), hasil peramalan untuk periode yang akan datang, dan
lakukan analisis perbandingan pola data permintaan dengan pola data hasil peramalan
serta pengaruh konstanta peramalan terhadap hasil ramalan.
a. Memplot data permintaan dan data hasil ramalan untuk fungsi peramalan yang
digunakan.
b. Melakukan verifikasi peramalan seperti yang telah dijelaskan pada teori
pendukung.
Proses perhitungan agregasi produk dapat dilihat pada Tabel 1.4.
∑MR
c. Apabila terdapat data yang out of control maka perlu dicari penyebabnya mengapa
kondisi seperti itu bisa terjadi. Jika penyebabnya diketahui dan bisa ditolerir maka
metode peramalan tersebut masih bisa dipakai. Jika tidak diketahui penyebabnya
maka ada dua tindakan yang bisa dilakukan, yaitu:
➢ Mengganti metode peramalan.
➢ Menambah data, kemudian ramalkan kembali dengan metode yang sama.
Waktu
LANGKAH 3 DAN 4
Pe rioda Ft Resids
1
2
..
24
Analisis:
Analis is :
Plot data verifikasi fungsi peramalan dapat dilihat pada Gambar 1.7.
LANGKAH 7
PLOT DATA VERIFIKASI FUNGSI PERAMALAN
Jenis fungsi peramalan: ………………………………...
MR = …………………………………………………..…
UCL/LCL …………………………………..…………....
2 dari 3 data berurutan pada A : ada / tidak ada
4 atau 5 data berurutan pada B : ada / tidak ada
8 data berurutan pada salah satu sisi garis nol : ada / tidak ada
Data diluar UCL / LCL : ada / tidak ada
Kesimpulan : Out of control / tidak out of control
UCL
A
2/3 UCL
B
1/3 UCL
C
0
1/3 LCL
B
2/3 LCL
A
LCL
Analisis:
2. Heuristik
a. Metode Grafik
Strategi pemecahan dalam metode grafik:
➢ Strategi Murni (Pure Strategies)
➢ Strategi Campuran (Mixed Strategies), strategi ini merupakan kombinasi
beberapa strategi murni.
Strategi yang mungkin dipakai:
➢ Mengendalikan jumlah tenaga kerja,“hiring & lay off”
➢ Merekrut bila permintaan naik dan emberhentikan bila permintaan turun.
➢ Mengatur kecepatan produksi.
II-1
AGGREGATE PLANNING II-2
Jumlah tenaga kerja tetap, fluktuasi permintaan diatasi dengan pengaturan
kecepatan produksi.
➢ Mengendalikan jumlah persediaan.
Persediaan dapat dilakukan pada saat kapasitas produksi di bawah
permintaan. Persediaan ini selanjutnya dapat digunakan pada saat
permintaan berada di atas kapasitas produksi.
➢ Subkontrak
Subkontrak dapat dilakukan untuk menaikkan kapasitas perusahaan pada
saat perusahaan sedang banyak pesanan sehingga permintaan dapat
dipenuhi.
➢ Mempengaruhi demand / pasar.
Manajemen dapat melakukan tindakan untuk mempengaruhi pola
permintaan, misalnya dengan potongan harga / promosi.
b. Metode Koefisien Manajemen
c. Metode Parametrik
3. Metoda HMMS (Holt, Modigliani, Muth & Simon)
Model HMMS (Holt, Modigliani, Muth dan Simon): Model HMMS disebut
sebagai 'The Linear Decision Rule' adalah pendekatan matematis untuk
perencanaan produksi yang dikembangkan oleh Holt et al. (1960). Ini pertama kali
diusulkan pada saat ada kepercayaan yang kuat di kalangan akademisi bahwa
masalah perencanaan produksi untuk periode seperti satu tahun dapat diselesaikan
dengan menggunakan model matematika. LDR berupaya untuk memenuhi
permintaan sambil meminimalkan biaya perekrutan, pemberhentian,
penyimpanan inventaris, pemesanan di belakang, penggajian, lembur, dan waktu
penyelesaian.
Memperhatikan semua ongkos yang relevan:
a. Ongkos tenaga kerja
b. Ongkos merekrut dan memberhentikan
c. Ongkos Overtime dan ongkos set up
d. Ongkos penundaan pesanan dan ongkos penyimpanan
❖ Simulation Method
Simulasi memungkinkan perencana untuk memformulasikan sebuah model
dengan tipe-tipe ongkos yang berbeda (linier, kuadrat, exponential, dll) dan
dengan perubahan ongkos pada poin spesifik pada suatu waktu atau pada jumlah
produksi yang spesifik. Selanjutnya model simulasi dapat memperkirakan
kebenaran lebih dekat daripada seorang analisis dikebanyakan situasi (Fogarty,
Blackstone dan Hoffmann, 1991, hal. 67). Pada MRP II, memanfaatkan suatu data
operasional untuk menerapkan suatu evaluasi "apabila-jika" dalam suatu rencana
alternatif, untuk menjawab suatu pertanyaan "apakah dapat dilaksanakan ?
Apabila jawaban iya, maka simulasi dapat dilaksanakan secara finansial untuk
membantu menjawab pertanyaan, "apakah kamu benar-benar menginginkannya
?"
Sebelum membuat perencanaan harus diperhatikan masalah yang timbul,
yaitu masalah intern berupa masalah yang akan datang dari perusahaan dan
masalah ekstern, yaitu masalah yang datang dari luar perusahaan. Perencanaan
dapat dibedakan antara perencanaan yang bersifat umum (General Bussiness
Planning) dan perencanaan produksi, yaitu sebagai berikut:
a) Perencanaan bersifat umum adalah perencanaan kegiatan yang dijalankan
oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pada jangka panjang.
b) Perencanaan produksi adalah perencanaan dan pengorganisasian mengenai
pekerja, bahan, mesin, dan peralatan serta modal yang diperlukan untuk
memproduksi barang pada suatu metode tertentu sesuai dengan yang diramal
dan kemampuan pada perusahaan.
Barang yang direncanakan untuk masa yang akan datang harus memenuhi syarat:
a) Barang tersebut harus diproduksi pada masa itu
b) Barang tersebut harus dapat dikerjakan oleh pabrik
d) Barang tersebut harus dapat memenuhi keinginan pembeli sesuai peramalan
baik mengenai harga, kualitas, dan waktu yang diperlukan.
Maksud diadakan perencanaan produksi adalah:
a) Untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu.
COVER
LEMBAR PERNYATAAN TIDAK MENCONTEK
LEMBAR PENGESAHAN
1. STUDI KASUS
2. METODOLOGI PENELITIAN
Kalimat pengantar
Gambar 1. Metodologi Penelitian
3. PENGUMPULAN DATA
Kalimat pengantar
3.1 Data Permintaan Ragum Tipe Mono dan Tipe Zero
Kalimat pengantar
Tabel 1. Permintaan Ragum Tipe Mono dan Tipe Zero
3.2 Data Waktu Stasiun Kerja
Kalimat pengantar
Tabel 2. Data Waktu Stasiun Kerja
3.3 Data Ongkos Agregat
Kalimat pengantar
Tabel 3. Data Ongkos Agregat
3.4 Data Kapasitas RT, OT, Jumlah Tenaga Kerja Awal, dan Inventory Awal
Kalimat pengantar
Tabel 4. Data Kapasitas RT, OT, Jumlah Tenaga Kerja Awal dan Inventory Awal
4. PENGOLAHAN DATA
Kalimat pengantar
4.1 Perhitungan Agregasi Produk
Kalimat pengantar
Tabel 5. Hasil Aggregate Tipe Zero
Contoh perhitungan:
1. Hasil aggregate Tipe Mono =
Total Waktu SK Ragum Tipe Mono
𝐷𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑 Mono x ( Total Waktu SK Ragum Tipe Zero ) (1)
2. Hasil aggregate Tipe Zero =
Total Waktu SK Ragum Tipe Zero
𝐷𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑 Zero x ( Total Waktu SK Ragum Tipe Zero ) (2)
Pe rioda Ft Resids
1
2
..
24
Analisis:
Pe rioda Ft Resids
1
2
..
24
Analisis:
Pe rioda Ft Resids
1
2
..
24
Analisis:
Analisis:
1/3 LCL
B
2/3 LCL
A
LCL
Analisis:
5. ANALISIS
Kalimat Pengantar
5.1 Analisis Peramalan
(2 Paragraf)
• Sebutkan dan jelaskan jenis pola data. Sebutkan pola data yang dipakai dan
jelaskan alasan penggunaan pola data tersebut.
12. Informasi apa saja yang dibutuhkan dalam melakukan peramalan (input & output)!
Jawab:
Input : Data permintaan
Output : Hasil peramalan
22. Apa itu Undertime dan undertime cost? Bagaimana pengaruh ke ongkos/ gaji pekerja
nya?
Jawab:
- Undertime adalah waktu sisa apabila pekerja dapat menyelesaikan pekerjaan lebih
cepat dari waktu yang ditentukan
- Undertime cost adalah ongkos untuk undertime.
- Pengaruh ke ongkos/gaji pekerja= saat pekerja selesai lebih awal maka pekerja
akan mendapat tambahan ongkos/gaji karena dapat menyelesaikan lebih awal.
Misal harusnya selesai 8jam, tapi udah selesai selama 6jam. Nah sisa 2 jam itu
akan dikalikan pada undertime cost yang nantinya nambah ke total ongkos/gaji
pekerja
24. Ongkos-ongkos yang diperhatikan pada Linier Decision Rule (LDR) atau aturan
HMMS
Jawab :
➢ Ongkos tenaga kerja
➢ Ongkos merekrut dan memberhentikan
➢ Ongkos Overtime dan ongkos set up
➢ Ongkos penundaan pesanan dan ongkos penyimpanan
Materi tambahan:
Model HMMS (Holt, Modigliani, Muth dan Simon): Model HMMS disebut sebagai
'The Linear Decision Rule' adalah pendekatan matematis untuk perencanaan produksi
yang dikembangkan oleh Holt et al. (1960). Ini pertama kali diusulkan pada saat ada
kepercayaan yang kuat di kalangan akademisi bahwa masalah perencanaan produksi
untuk periode seperti satu tahun dapat diselesaikan dengan menggunakan model
matematika. LDR berupaya untuk memenuhi permintaan sambil meminimalkan biaya
perekrutan, pemberhentian, penyimpanan inventaris, pemesanan di belakang,
penggajian, lembur, dan waktu penyelesaian.
27. Apa itu y-intercept dan slope pada parameter Linear Regression?
Jawab: Y intercept = a; slope = b (rumus regresi : y= a+bx)
2. Sebutkan paramater dan apa saja pengaruh parameter dalam fungsi peramalan?
Jawab:
a. Satu parameter yaitu α (pada metode Single Eksponensial Smoothing)
α : pemulusan keseluruhan
Semakin besar α, smoothing yang dilakukan semakin kecil
Semakin kecil α, smoothing yang dilakukan semakin besar
Jadi yang bagus α semakin kecil
b. Dua paramter yaitu α dan γ
α : pemulusan keseluruhan
c. Tiga parameter yaitu α, γ dan β
α : pemulusan kestasioneran γ : pemulusan trend β : pemulusan musiman
4. Apa yang harus dilakukan ketika data in control dan apa yang harus dilakukan ketika
out of control?
Jawab:
- Ketika in control maka data peramalan dapat digunakan dan dapat lanjut ke proses
selanjutnya.
- Sedangkan jika out of control maka:
• Pertama harus lihat penyebabnya. Jika penyebabnya diketahui dan masih
dapat ditolerir maka metode peramalan masih dapat digunakan.
• Jika penyebabnya tidak diketahui, maka ada dua pilihan ganti/tambah data
atau mengganti metode peramalan.
5. Jika ada permintaan terhadap produk baru, namun perusahaan tidak memiliki data
permintaan masa lalu terhadap produk tersebut, apakah perusahaan masih bisa
melakukan forecasting?
Jawab :
Bisa, tetapi peramalan yang dilakukan menggunakan teknik subjektif. Kenapa
subjektif, karena kan dia gapunya data aktualnya, jadi hanya meramalkan berdasarkan
insting atau mencari referensi dari perusahaan lain yang memproduksi produk yang
sama.
7. Jika perusahaan mempunyai data masa lalu hanya 1 periode, apakah bisa dilakukan
forecasting?
Jawab :
Gabisa, kalau data masa lalunya cuma 1 karena pola datanya tidak akan terlihat,
sehingga tidak bisa menentukan metode peramalan yang tepat. Kecuali data yang
digunakannya kuantitatif tapi teknik peramalannya subjektif dan sifat peramalannya
kualitatif, bisa dilakukan forecasting.
9. Kan tadi syarat aggregate minimal ada 2 produk, itu proses produksinya harus serupa
atau bisa beda?
Jawab :
Harus serupa, karena aggregate itu menyatukan 2 produk yang proses dan SD atau
fasilitasnya sama.
10. Kalau ada penjual bunga dia ga punya data penjualan bulan lalu, masih bisa dilakukan
peramalan?
Jawab: Bisa, karena terdapat peramalan secara subjektif peramalan yang didasarkan
atas perasaan atau “judgement dari orang yang membuatnya, bisa tau apakah baik atau
tidaknya peramalan tersebut.
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
PERIODE XXXIV
FORM PENILAIAN PRESENTASI
MODUL :
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
PERIODE XXXIV
FORM PENILAIAN PRESENTASI
MODUL :
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
PERIODE XXXIV
FORM PENILAIAN PRESENTASI
MODUL :
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
PERIODE XXXIV
MODUL 3
MASTER PRODUCTION SCHEDULE
Modul ini menjelaskan mengenai teori pendukung master production schedule ,
tujuan praktikum, peralatan dan bahan yang digunakan saat praktikum, prosedur
praktikum dan cara pengerjaan jurnal.
III-1
MASTER PRODUCTION SCHEDULE III-2
Today Future
3.5 JURNAL
Jurnal dari praktikum Modul 3 Master Production Schedule (MPS) adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan proporsi untuk masing-masing tipe ragum.
Proses perhitungan proporsi untuk masing-masing tipe ragum dapat dilihat pada
Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Proporsi
Ragum Hasil Aggregate
Perioda
Tipe Mono Tipe Zero Tipe Mono Tipe Zero
1
Total
2
…
12
Jumlah
Proporsi
2. Melakukan proses disagregasi produk ragum menggunakan teknik persentase.
Proses perhitungan disagregasi produk ragum menggunakan teknik persentase
dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Disagregasi dengan Teknik Persentase
Hasil Hasil
Faktor
Periode Familiy i Item j Total Produksi Proporsi Ramalan Ramalan
Konversi
Agregat (item)
Tipe Mono
Ragum
1
Tipe Zero
Tipe Mono
2
Tipe Zero
Tipe Mono
….
Tipe Zero
Tipe Mono
12
Tipe Zero
IV-1
ROUGH CUT CAPACITY PLANNING IV-2
terhadap jumlah MPS untuk memperoleh total waktu yang diperlukan di seluruh
pabrik untuk memenuhi MPS. Total waktu ini lalu dibagi menjadi waktu
penggunaan masing-masing sumber dengan mengalikan total waktu pembuatan
terhadap proporsi penggunaan sumber.
2. Pendekatan daftar tenaga kerja (Bill of Labor Approach, BOL)
Merupakan metode yang menggunakan data yang lebih rinci yaitu waktu standar
(waktu baku). Waktu standar adalah waktu yang seharusnya dipakai oleh rata-rata
pekerja yang bekerja pada kondisi normal untuk memproduksi satu unit item.
Waktu standar untuk beberapa part telah dibuat kedalamnya suatu
allowance/kelonggaran untuk istirahat untuk menanggulangi fatique/lelah,
kelonggaran untuk delay yang tidak dapat dihindarkan, dll. BOL melibatkan
perkalian dua matriks, daftar tenaga kerja dan MPS Pendekatan ini mengambil
shift pada produk campuran, tetapi tidak mempertimbangkan penetapan lead time.
3. Pendekatan profil sumber (Resource Profile Approach, RPA)
Baik pendekatan BOL maupun OFA tidak mempertimbangkan waktu ancang.
Kedua pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa seluruh komponen dibuat
bersamaan dengan perakitan. RPA merupakan metode RCCP yang paling rinci
tetapi tidak serinci CRP.
Ketiga teknik tersebut memiliki tujuan yang sama tetapi berbeda dalam
menyiapkan data dan kompleksitas perhitungan, serta dirancang untuk mengubah MPS
dari satuan unit produk menjadi kebutuhan waktu proses dalam penggunaan sumber
tertentu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan kapasitas:
1. Tenaga kerja
2. Jam kerja
3. Mesin
4. Fasilitas
5. Luas lantai produksi
Keunggulan RCCP:
1. Teknik yang digunakan relatif sederhana.
2. Hanya meliputi batasan atau work center yang utama.
(Catatan: work center utama seperti 6 SK di praktikum, work center lain
contohnya maintenance & storage)
3. Tidak memerlukan faktor perhitungan yang presisi.
Kelemahan RCCP:
1. Hanya memberikan nilai pendekatan untuk sumber data yang diperlukan dalam
produksi.
2. Tidak menjamin terpenuhinya kebutuhan kapasitas dalam tahap MRP.
Keputusan RCCP:
1. Menentukan kapasitas tersedia
Terdapat dua faktor tambahan yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan
kapasistas yang tersedia :
a. Pertama, mesin mungkin tidak tersedia sepanjang waktu, mungkin rusak,
pekerjanya mungkin absen, dan cetakan atau material yang diperlukan
mungkin tidak tersedia dengan segera.
b. Kedua, harus ada penyesuaian antara waktu standar rata-rata dan jumlah
produksi aktual rata-rata.
Faktor penyesuaian pertama adalah utilisasi. Utilisasi adalah angka antara 0 dan 1
yaitu sama dengan 1 dikurangi proporsi waktu sejenis lost due to mesin, pekerja,
tool atau ketidaktersediaan material.
4.5 JURNAL
Jurnal dari praktikum Modul 4 Rough Cut Capacity Planning (RCCP) adalah
sebagai berikut:
1. Melakukan perhitungan Rough Cut Capacity Planning (RCCP) untuk 12 periode
berdasarkan jumlah stasiun kerja yang ada pada masing-masing item dengan
menggunakan metode Bill of Labor Approach (Ragum Tipe Mono dan Tipe Zero).
Perhitungan Rough Cut Capacity Planning (RCCP) menggunakan metode Bill of
Labor Approach untuk Ragum Tipe Mono dan Tipe Zero dapat dilihat pada Tabel
4.1 dan 4.2.
Tabel 4.1 Perhitungan RCCP Tipe Mono Menggunakan Metode Bill of Labor Approach
Bulan
SK Jumlah Rata-rata
1 2 … 12
Milling Omniversal
Capstan Lathe
Meja Kerja
Drilling
Bor Duduk
Fix Bed Milling
Grooving
Meja Perakitan
Total
Tabel 4.2 Perhitungan RCCP Tipe Zero Menggunakan Metode Bill of Labor Approach
Bulan
SK Jumlah Rata-rata
1 2 … 12
Milling Omniversal
Capstan Lathe
Meja Kerja
Drilling
Bor Duduk
Fix Bed Milling
Grooving
Meja Perakitan
Total
2. Membuat tabel rekapitulasi Rough Cut Capacity Planning (RCCP) dari kedua tipe
produk ragum. Rekapitulasi Rough Cut Capacity Planning (RCCP) menggunakan
metode Bill Of Labor Approach dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Rekapitulasi RCCP
Bulan
SK Jumlah Rata-rata
1 2 … 12
Milling Omniversal
Capstan Lathe
Meja Kerja
Drilling
Bor Duduk
Fix Bed Milling
Grooving
Meja Perakitan
Total
3. Menghitung kapasitas yang tersedia di setiap stasiun kerja.
Kapasitas tersedia = jam kerja/hari x hari kerja/bulan x 60menit x Σmesin x
(koefisien kapasitas RT + koefisien kapasitas OT).
4. Membuat tabel perbandingan kapasitas tersedia dan dibutuhkan di setiap stasiun
kerja. Perbandingan kapasitas di suatu stasiun kerja dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Perbandingan Kapasitas di Stasiun Kerja
SK Kapasitas Tersedia Kapasitas Dibutuhkan
Milling Omniversal
Capstan Lathe
Meja Kerja
Drilling
Bor Duduk
Fix Bed Milling
Grooving
Meja Perakitan
Total
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
MODUL :
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
MODUL :
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
MODUL :
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
MODUL :
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
V-1
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING V-2
Satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam penyusunan MPS adalah
menentukan panjang horizon perencanaan, banyaknya periode waktu yang ingin
diliput di dalam penjadwalan. Panjang horizon perencanaan minimal harus mencakup
perioda produksi pembuatan produk dan waktu ancang pengadaan material yang
dibutuhkan.
2. Status Persediaan
Menggambarkan keadaan dari setiap komponen atau material yang ada dalam
persediaan, yang berkaitan dengan:
a. Jumlah persediaan yang dimiliki pada setiap periode (Inventory on Hand).
b. Jumlah barang yang sedang dipesan dan kapan pesanan tersebut akan
datang (Inventory on Order).
c. Waktu ancang (lead time) dari setiap bahan.
Status persediaan ini harus diketahui untuk setiap bahan atau item dan
diperbaharui setiap terjadi perubahan untuk menghindari adanya kekeliruan
dalam perencanaan. Pada dasarnya, status persediaan di suatu periode tertentu
dapat dituliskan sebagai berikut:
Poht = Poht-1 + SRt-1 – GRt-1
dimana:
Poht = Jumlah persediaan barang yang dimiliki pada periode t
Poht-1 = Jumlah persediaan barang yang tersedia pada awal periode
t-1
SRt-1 = Jumlah barang yang sedang dipesan dan akan datang
pada periode t-1
GRt-1 = Jumlah kebutuhan kotor selama periode t-1 (harga GRt ini
diturunkan berdasarkan MPS)
Rumusan di atas akan memberikan Poh berharga positif atau negatif. Harga
negatif akan memberikan indikasi bahwa untuk memenuhi kebutuhan kotor
atau Gross Requirement (GR) harus dilakukan pesanan baru, sebab jumlah
yangtersedia tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Adapun
harga positif pada Poh menunjukan bahwa persediaan barang yang ada masih
cukup untuk memenuhi permintaan selama periode tersebut.
3. Struktur Produk/Bill of Material (BOM)
Struktur produk disini adalah kaitan antara produk dengan komponen-
komponenpenyusunnya. Informasi yang dilengkapi untuk setiap komponen
ini meliputi:
a. Jenis komponen
b. Jumlah yang dibutuhkan
c. Tingkat penyusunannya
Macam-macam struktur produk yaitu:
a. Phantom Bills (Struktur Jenis)
Fungsi dari struktur ini adalah untuk catatan struktur dari jenis
kebutuhan yang direncanakan untuk assembling.
b. Modular Bills (Struktur Model)
Struktur produk dalam berbagai jenis dengan sejumlah pilihan. Struktur
model mengidentisikasikan sejumlah pilihan berdasarkan warna dan
desain berbagai produk produk jenis struktur model berfungsi untuk
pelayanan yang dapat membentuk berbagai assembling dengan memilih
pilihan yang diinginkan. Disamping itu dapat memberi peramalan dan
perencanaan sepertihalnya persentase penjualan dan kuantitas masing-
masing produk.
C(L) = t=T
P
dimana: A = ongkos pesan/satu kali pesan
H = ongkos simpan
T = periode awal dimana lot tentatif mulai dihitung
L = periode terakhir yang kebutuhannya termasuk dalam lot tentatif
dt = kebutuhan pada periode t
P = jumlah periode yang kebutuhannya masuk lot tentatif
8. Part Period Algorithm
Teknik ini menggunakan dasar logika yang sama dengan teknik LTC,
perhitungan kuantitas pemesanan yang dilakukan dengan Net Requirement
periode yang ada di depan dan di belakang (look ahead/look back) dari periode
d. Routing Sheet
Routing sheet Ragum Tipe Mono dapat dilihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6 Routing Sheet Ragum Tipe Mono
5.5 JURNAL
Melakukan perhitungan dan analisis sesuai dengan prosedur praktikum untuk
Ragum Tipe Mono saja (Langkah 1 s.d 5).
VI-1
CAPACITY REQUIREMENT PLANNING VI-2
6. memuluskan beban sepanjang pusat kerja.
Menurut Siagian (2007, hal 195) Capacity Requirement Planning (CRP)
mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:
1. Hanya dapat diterapkan terutama dalam lingkungan job shop manufacturing.
2. Biasanya hanya menggunakan teknik penjadwalan backward scheduling sehingga
tidak menunjukkan dimana slack times yang mungkin dapat digunakan untuk
keseimbangan yang lebih baik.
6.4 JURNAL
Perhitungan CRP dilakukan untuk ragum Tipe Mono untuk seluruh komponen di
setiap stasiun kerja.
1. Membuat matriks waktu proses
Waktu Proses = Waktu Operasi per Unit + Waktu Setup per Unit Perhitungan
waktu proses dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1 Matriks Waktu Proses Ragum Tipe Mono
Periode
SK Komponen 1 2 3 .... 11 12
1 2 3 4 5 6 .... 21 22 23 24
K-01
K-02
K-03
Milling
.....
Omniversal
K-10
Total
K-01
K-02
K-03
Bubut Turret
.....
K-10
Total
Milling e f
Omniversal
Bubut Turret
6. Membuat rekapitulasi Capacity Requirement Planning (CRP) per 3 hari
Rekapitulasi Capacity Requirement Planning (CRP) per 3 hari dapat dilihat pada
Tabel 6.5.
Tabel 6.5 Rekapitulasi Capacity Requirement Planning (CRP) Ragum Tipe Mono (per
3 hari)
Periode
SK
1 2 3 4 5 6 .... 23 24
Milling a+e = g b+f = h
Omniversal
Bubut Turret
7. Membuat rekapitulasi Capacity Requirement Planning (CRP) per minggu
Rekapitulasi Capacity Requirement Planning (CRP) per minggu dapat dilihat
pada Tabel 6.6.
Tabel 6.6 Rekapitulasi Capacity Requirement Planning (CRP) Ragum Tipe Mono (per
minggu)
Periode
SK
1 2 3 4 5 6 .... 11 12
Milling g+h = i
Omniversal
Bubut Turret
COVER
PERNYATAAN TIDAK MENCONTEK
LEMBAR PENGESAHAN
1. STUDI KASUS
2. METODOLOGI PENELITIAN
Kalimat Pengantar
3. PENGUMPULAN DATA
Kalimat Pengantar
3.1 BILL OF MATERIAL (BOM) RAGUM
Kalimat Pengantar
Bill Of Material
K-01/1 K-02/1 K-03/1 K-04/2 K-05/1 K-06/1 K-07/1 K-08/1 K-09/1 K-10/1
3.2 DATA-DATA ONGKOS
Kalimat Pengantar
Komponen Ongkos Material/unit (Rp/unit) Ongkos Simpan/minggu (Rp/minggu)
K – 01 29700 160.38
K – 02 18750 101.25
K – 03 60200 325.08
K – 04 52500 283.5
K – 05 22900 123.66
K – 06 45900 247.86
K – 07 13950 75.33
K – 08 21800 117.72
K – 09 30200 163.08
K – 10 56700 306.18
Ragum - 687.5
3.3 MASTER PRODUCTION SCHEDULE (MPS) RAGUM TIPE MONO &
TIPE ZERO 3 PERIODE
Kalimat Pengantar
MPS Tipe Mono
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3
1370 342 1540 385 1540 385
4. PENGOLAHAN DATA
Kalimat Pengantar
4.1 MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)
Kalimat Pengantar
4.1.1 Tabel Rekapitulasi Planned Order Release Ragum Tipe Mono
Kalimat Pengantar
Action (Planned Order Release) List for Ragum
26/08/2020 Item ID 3 days 1 3 days 2 3 days 3 3 days 4 3 days 5 3 days 6 3 days 7 3 days 8 3 days 9 3 days 10 3 days 11 3 days 12 3 days 13 3 days 14 3 days 15 3 days 16 3 days 17 3 days 18 3 days 19 3 days 20 3 days 21 3 days 22 3 days 23 3 days 24 Total
1 Ragum 411 0 411 0 411 0 411 0 432 0 432 0 432 0 432 0 443 0 443 0 443 0 446 0 5.147
2 K-01 822 0 822 0 864 0 864 0 864 0 864 0 886 0 886 0 886 0 892 0 0 0 0 0 8.650
3 K-02 411 0 411 0 432 0 432 0 432 0 432 0 443 0 443 0 443 0 446 0 0 0 0 0 4.325
4 K-03 411 0 411 0 432 0 432 0 432 0 432 0 443 0 443 0 443 0 446 0 0 0 0 0 4.325
5 K-04 411 0 411 0 432 0 432 0 432 0 432 0 443 0 443 0 443 0 446 0 0 0 0 0 4.325
6 K-05 0 411 0 411 0 432 0 432 0 432 0 432 0 443 0 443 0 443 0 446 0 0 0 0 4.325
7 K-06 0 411 0 411 0 432 0 432 0 432 0 432 0 443 0 443 0 443 0 446 0 0 0 0 4.325
8 K-07 0 411 0 411 0 432 0 432 0 432 0 432 0 443 0 443 0 443 0 446 0 0 0 0 4.325
9 K-08 0 411 0 432 0 432 0 432 0 432 0 443 0 443 0 443 0 446 0 0 0 0 0 0 3.914
10 K-09 411 0 432 0 432 0 432 0 432 0 443 0 443 0 443 0 446 0 0 0 0 0 0 0 3.914
11 K-10 411 0 411 0 432 0 432 0 432 0 432 0 443 0 443 0 443 0 446 0 0 0 0 0 4.325
12/9/2021 Item ID 3 Days 1 3 Days 2 3 Days 3 3 Days 4 3 Days 5 3 Days 6 3 Days 7 3 Days 8 3 Days 9 3 Days 10 3 Days 11 3 Days 12 3 Days 13 3 Days 14 3 Days 15 3 Days 16 3 Days 17 3 Days 18 3 Days 19 3 Days 20 3 Days 21 3 Days 22 3 Days 23 3 Days 24 Total
1/1/1900 Ragum 304 0 304 0 304 0 304 0 341 0 341 0 341 0 343 0 341 0 341 0 341 0 343 0 3,948
2 K-01 304 0 304 0 341 0 341 0 341 0 343 0 341 0 341 0 341 0 343 0 0 0 0 0 3,340
3 K-02 0 304 0 304 0 341 0 341 0 341 0 343 0 341 0 341 0 341 0 343 0 0 0 0 3,340
4 K-03 0 304 0 341 0 341 0 341 0 343 0 341 0 341 0 341 0 343 0 0 0 0 0 0 3,036
5 K-04 608 0 608 0 682 0 682 0 682 0 686 0 682 0 682 0 682 0 686 0 0 0 0 0 6,680
6 K-05 304 0 304 0 341 0 341 0 341 0 343 0 341 0 341 0 341 0 343 0 0 0 0 0 3,340
7 K-06 304 0 304 0 341 0 341 0 341 0 343 0 341 0 341 0 341 0 343 0 0 0 0 0 3,340
8 K-07 0 304 0 304 0 341 0 341 0 341 0 343 0 341 0 341 0 341 0 343 0 0 0 0 3,340
9 K-08 0 304 0 304 0 341 0 341 0 341 0 343 0 341 0 341 0 341 0 343 0 0 0 0 3,340
10 K-09 304 0 304 0 341 0 341 0 341 0 343 0 341 0 341 0 341 0 343 0 0 0 0 0 3,340
11 K-10 304 0 341 0 341 0 341 0 343 0 341 0 341 0 341 0 343 0 0 0 0 0 0 0 3,036
6. PERTANYAAN PRESENTASI
6.1 Pertanyaan Teori
1. Apa yang dimaksud dengan Material Requirement Planning (MRP) dan
Capacity Requirement Planning (CRP)?
Jawab:
MRP adalah suatu perencanaan material yang melihat fabrikasi pada lingkungan
yang akan datang.
CRP memiliki fungsi untuk menentukan, mengukur, dan menyesuaikan tingkat
kapasitas atau proses untuk menentukan jumlah tenaga kerja dan sumber daya
mesin yang diperlukan untuk melaksanakan produksi.
2. Jelaskan 3 tujuan utama perencanaan kebutuhan material!
Jawab:
a. Menentukan rencana produksi atau rencana pemesanan komponen dan
material yang diperlukan untuk mendukung MPS.
b. Menentukan prioritas berdasarkan batas pemesanan dengan berubahnya
sistem.
c. Menjadi masukan perencanaan kebutuhan kapasitas (CRP) untuk
memprediksi kebutuhan sumber yang diperlukan untuk mencapai MPS.
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan bill of material (BOM), serta sebutkan dan
gambarkan jenis-jenis BOM!
Jawab:
BOM merupakan sebuah daftar yang menggambarkan kaitan antara produk
dengan komponen-komponen penyusunnya. Informasi yang dilengkapi untuk
setiap komponen ini meliputi:
a. Jenis komponen
b. Jumlah yang diperlukan
c. Tingkat penyusunannya
3. Apa yang membedakan Rough Cut Capacity Planning (RCCP) dengan Capacity
Requirement Planning (CRP)?
Jawab:
RCCP tidak menyertakan informasi yang cukup mengenai waktu pemesanan
komponen-komponen produk secara akurat.
RCCP bulan
CRP minggu
RCCP menghitung kapasitas perusahaan secara keseluruhan untuk
memproduksi produk sedangkan CRP lebih ke komponennya.
4. Apa saja langkah-langkah yang dapat dilakukan jika terjadi kelebihan kapasitas!
Jawab:
Manajemen demand, promosi, diferensiasi produk.
5. Apa yang dimaksud dengan dependent demand?
Jawab:
Sistem MRP yang dapat diterapkan bagi material dan bagian sub rakitan yang
tuntutannya secara langsung tergantung kepada persediaan lain atau permintaan
terhadap material, parts, atau produk yang terkait langsung dengan atau
diturunkan dari struktur BOM (dependent demand) bahkan juga tergantung
kepada proses fabrikasi yang akan diterapkan.
6. Apa yang dimaksud dengan safety stock?
Jawab:
Safety stock adalah faktor cadangan pengaman atau stock yang disediakan dalam
perhitungan kebutuhan bersih untuk mengantisipasi fluktuasi dalam permintaan
atau penawaran.
7. Apa yang dimaksud lot size?
Jawab:
Lot size adalah item yang memberitahukan berapa banyak kuantitas yang harus
dipesan serta teknik lotting apa yang digunakan.
8. Apa saja hal yang harus dipertimbangkan dalam melakukan perencanaan
kapasitas?
Jawab:
Struktur biaya persediaan (biaya per unit (item cost), biaya penyiapanpemesanan
(ordering cost), biaya pengelolaan persediaan (carrying cost)), penentuan jumlah
kapasitas dan waktu pemesanan harus dilakukan.
10. Bagaimanakah sistem dari teknik lotting fixed lot terhadap planned orderreceipt?
Jawab:
Teknik lotting fixed lot itu penentuan kuantitas pemesanan material nya itu
menggunakan sistem kelipatan dari nilai yang telah ditentukan.
Misalnya: FL = 50 berarti nilai POREC nya berkelipatan 50 yaitu 50,100,150
dan seterusnya.
11. Jelaskan 4 penyebab kesalahan dalam sistem MRP!Jawab:
a. Tidak sempurnanya forecast. Diakibatkan karena perubahan jumlah atau waktu
pemesanan dari konsumen.
b. Efek lot size. Kesalahan dalam penentuan lot size biasanya disebabkan oleh
teknik lot size dinamis karena teknik tersebut melakukan pengulangan
perhitungan lot size setiap MRP dijalankan.
c. Long lead time. Lead time yang panjang maka horison perencanaan juga harus
panjang.
d. Perubahan schedule order receipt. Dapat diakibatkan oleh pembatalan jadwal
penerimaan order dari suplier, atau perubahan kuantitas yang berbeda dari
kuantitas yang telah dijadwalkan.
15. Di pengerjaan jurnal CRP di tabel matriks waktu proses, kan ada yang dijumlahin,
itu kenapa?
= karena di routing sheet nya ada proses yang berulang.
Coba jelasin kenapa perkaliannya ditukar dan contohin proses aslinya seperti apa?
= perkaliannya ditukar karena ada produk baru lagi yang masuk ke proses pertama.
Contohnya itu misal ada milling 1, bubut, dan milling 2. Saat produk pertama udah
masuk ke milling 2, ada produk kedua yang masuk dan diproses di milling 1.
Makanya perkaliannya ditukar.
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
MODUL :
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
MODUL :
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
MODUL :
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
VII-1
SCHEDULING VII-2
setiap operasi. Sedangkan output dari penjadwalan meliputi dispatch list, yaitu daftar
yang menyatakan urutan pemrosesan part serta waktu mulai dan selesai dari pemrosesan
part (starting and completion time).
Menurut Baker (1974), tujuan penjadwalan umumnya adalah:
1. Meningkatkan produktivitas mesin, yaitu dengan mengurangi waktu mesin
menganggur.
2. Mengurangi persediaan barang setengah jadi (work in process inventory) dengan
cara mengurangi jumlah rata-rata pekerjaan yang menunggu dalam antrian suatu
mesin karena mesin tersebut sibuk.
3. Mengurangi keterlambatan suatu pekerjaan karena telah melampaui batas waktu,
dengan cara:
a. Mengurangi maksimum keterlambatan.
b. Mengurangi jumlah pekerjaan yang terlambat.
4. Minimasi ongkos produksi.
5. Pemenuhan batas waktu yang telah ditetapkan (due date), karena dalam kenyataan
apabila terjadi keterlambatan pemenuhan due date dapat dikenakan suatu denda
(penalty).
Tujuan penjadwalan lainnya yaitu mengurangi makespan.
Menurut Narasimhan et al., (1995) tujuan dari penjadwalan yaitu untuk
mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang ada sehingga tujuan produksi secara
keseluruhan dapat terpenuhi. Penjadwalan yang baik seharusnya simple, mudah
dimengerti dan dapat dilaksanakan oleh pihak manajemen dan oleh siapapun yang
menggunakannya. Aturan-aturan penjadwalan seharusnya cukup kuat tetapi mempunyai
tujuan yang realistis sehingga cukup flexible untuk memecahkan masalah yang tidak
terprediksi sebelumnya dan membolehkan suatu perencanaan ulang.
Input
(job baru)
Output
(job selesai)
t
i =1 j =1
ij
U=
m * Fmaks
Wi = Wiij
j =1
Operasi Operasi
Job Job
1 2 3 1 2 3
1 4 3 2 1 4 3 2
2 1 4 4 2 1 4 4
3 3 2 3 3 3 2 3
4 3 3 1 4 3 3 1
a. Pola Aliran Job Shop b. Pola Aliran Flow Shop
Operasi Operasi
Job Job
1 2 3 1 2 3
1 1 2 3 1 1 2 3
2 2 1 3 2 1 2 3
3 3 2 1 3 1 2 3
4 2 3 1 4 1 2 3
a. Pola Aliran Job Shop b. Pola Aliran Flow Shop
Setelah input dari masing-masing job telah didefinisikan, proses selanjutnya
adalah penugasan operasi dari job pada tiap mesin. Penugasan ini mempunyai aturan yang
bermacam-macam dan penggunaannya biasanya ditentukan oleh kebijaksanaan
manajemen dan berdasarkan produksinya serta kriteria yang diinginkan. Sebuah jadwal
yang layak adalah kumpulan dari hubungan keterkaitan (precedence relation), yang
memberikan urutan proses yang lengkap pada setiap mesin. Hal tesebut harus memenuhi
tiga kondisi berikut:
1. Routing tiap job diikuti.
2. Setiap mesin hanya memproses satu job pada suatu waktu.
3. Pemrosesan suatu job dapat diinterupsi.
4. Machine scheduling
Scheduling ini menentukan waktu pengerjaan pada setiap mesin. Pendekatan
penjadwalan yang baik haruslah sederhana, jelas, mudah dimengerti, mudah
dilaksanakan, fleksibel dan realistis.
7.5 JURNAL
Jurnal dalam modul scheduling adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan set data routing
2. Menyiapkan data jumlah mesin untuk masing-masing stasiun kerja.
3. Menyiapkan rekapitulasi rencana pemesanan (planned order release), dapat
dilihat pada Tabel 7.3, dan rekapitulasi jadwal penerimaan (schedule receipt)
dapat dilihat pada Tabel 7.4, untuk Ragum Tipe Mono dan Ragum Tipe Zero.
K-01
...
K-10
5. Melakukan penjadwalan dengan menggunakan software WinQSB untuk setiap
tipe ragum dan catat hasilnya. Hasil penjadwalan operasi dan mesin Tipe Mono
dan Ragum Tipe Zero dapat dilihat pada Tabel 7.6 dan 7.7.
Tabel 7.6 Hasil Penjadwalan Operasi Ragum Tipe Mono dan Ragum Tipe Zero
On Process Start Finish
Date Job Operation
Machine Time Time Time
Tabel 7.7 Hasil Penjadwalan Mesin Ragum Tipe Mono dan Ragum Tipe Zero
Process Start Finish
Date Machine Job Operation
Time Time Time
3. Menghitung performansi hasil penjadwalan untuk tiap mesin dari aturan terpilih.
waktu yang terpakai di SK−i
Utilitas SK-i = x 100%
𝑚𝑎𝑘𝑒𝑠𝑝𝑎𝑛
Waktu yang terpakai = output WinQSB hasil penjadwalan mesin
(machine schedule)
= finish time mesin-i – start time mesin-i
4. Menghitung perioda penjadwalan.
Jam Kerja/hari ∗ Jumlah periode 3days ∗ 3 ∗ menit/jam
Perioda Penjadwalan = 8 (Jam Kerja/Hari) x Jumlah Periode 3 Days x 3 (3
Days) x 60 (Menit/jam)
5. Format laporan mengikuti sistematika laporan Praktikum Perencanaan dan
Pengendalian Produksi.
COVER
LEMBAR PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT
LEMBAR PENGESAHAN
1. STUDI KASUS
Enter 1x
2. METODOLOGI PENELITIAN
Enter 1x
Kalimat pengantar
Gambar 1 Metodologi Penelitian
Penjelasan metodologi penelitian
3. PENGUMPULAN DATA
Enter 1x
Kalimat Pengantar
Kalimat Pengantar
Tabel 2 Planned Order Release Ragum Tipe Zero
Planned Order Release (POREL) Ragum Tipe Zero
3 Days 3 Days
Komponen 3 Days 1 3 Days 2 3 Days 3 3 Days 4 3 Days 5 3 Days 6
7 8
Ragum 304 0 304 0 304 0 304 0
K-01 304 0 304 0 341 0 341 0
K-02 0 304 0 304 0 341 0 341
K-03 0 304 0 341 0 341 0 341
K-04 608 0 608 0 682 0 682 0
K-05 304 0 304 0 341 0 341 0
K-06 304 0 304 0 341 0 341 0
K-07 0 304 0 304 0 341 0 341
K-08 0 304 0 304 0 341 0 341
K-09 304 0 304 0 341 0 341 0
K-10 304 0 341 0 341 0 341 0
3.2 DATA REKAPITULASI SCHEDULE RECEIPT RAGUM TIPE MONO &
TIPE ZERO
Kalimat Pengantar
Tabel 3 Schedule Receipt Ragum Tipe Mono
SCHEDULE RECEIPT (SR) Ragum Tipe Mono
Komponen 3 Days 1 3 Days 2 3 Days 3 3 Days 4 3 Days 5 3 Days 6
Ragum 0 0 0 0 0 0
K-01 342 0 342 0 0 0
K-02 342 0 342 0 0 0
K-03 342 0 342 0 342 0
K-04 684 0 684 0 0 0
K-05 342 0 342 0 0 0
K-06 342 0 342 0 0 0
K-07 342 0 342 0 0 0
K-08 342 0 342 0 0 0
K-09 342 0 342 0 0 0
K-10 342 0 342 0 342 0
Kalimat pengantar
Tabel 4 Schedule Receipt Ragum Tipe Zero
SCHEDULE RECEIPT (SR) Ragum Tipe Zero
Komponen 3 Days 1 3 Days 2 3 Days 3 3 Days 4 3 Days 5 3 Days 6
Ragum 0 0 0 0 0 0
K-01 304 0 304 0 0 0
K-02 304 0 304 0 0 0
K-03 304 0 304 0 304 0
K-04 608 0 608 0 0 0
K-05 304 0 304 0 0 0
K-06 304 0 304 0 0 0
K-07 304 0 304 0 0 0
K-08 304 0 304 0 0 0
K-09 304 0 304 0 0 0
K-10 304 0 304 0 304 0
4.1 PERHITUNGAN WAKTU TOTAL RAGUM TIPE MONO & TIPE ZERO
Kalimat Pengantar
Tabel 7 Pehitungan Waktu Total Ragum Tipe Mono (Cuma sampai K-02FMono)
Waktu Total Ragum Tipe Mono
Waktu Proses per unit Jumlah Unit yang Jumlah Mesin Jumlah Komp. Yang Waktu Due Date
No Komponen Operasi Stasiun Kerja No. SK Koefisien
(menit/unit) (a) Diproduksi (unit) (b) Identik (c) Diproduksi Tiap Mesin (d) Total (e) (menit) (f)
1 Milling Omniversal 1 43,501 342 77 5 217,5044475
2 Drilling 4 5,376 342 8 43 231,1721925
1 K-01AMono 9360 5
3 Bor Duduk 5 12,387 342 9 38 470,69346
4 Meja Kerja 3 22,979 342 13 27 620,4316905
1 Milling Omniversal 1 43,501 344 77 5 217,5044475
2 Drilling 4 5,376 344 8 43 231,1721925
2 K-01BMono 13104 7
3 Bor Duduk 5 12,387 344 9 39 483,08013
4 Meja Kerja 3 22,979 344 13 27 620,4316905
1 Milling Omniversal 1 43,501 385 77 5 217,5044475
2 Drilling 4 5,376 385 8 49 263,4287775
3 K-01CMono 16848 9
3 Bor Duduk 5 12,387 385 9 43 532,62681
4 Meja Kerja 3 22,979 385 13 30 689,368545
1 Milling Omniversal 1 43,501 385 77 5 217,5044475
4 K-01DMono 20592 11
2 Drilling 4 5,376 385 8 49 263,4287775
5 K-01EMono 4 Meja Kerja 3 22,979 342 13 27 620,4316905 1872 1
2 Drilling 4 5,376 342 8 43 231,1721925
6 K-01FMono 3 Bor Duduk 5 12,387 342 9 38 470,69346 5616 3
4 Meja Kerja 3 22,979 342 13 27 620,4316905
1 Milling Omniversal 1 12,899 342 77 5 64,4955
7 K-02AMono 2 Drilling 4 4,921 342 8 43 211,607085 9360 5
3 Bor Duduk 5 4,347 342 9 38 165,17916
1 Milling Omniversal 1 12,899 344 77 5 64,4955
8 K-02BMono 2 Drilling 4 4,921 344 8 43 211,607085 13104 7
3 Bor Duduk 5 4,347 344 9 39 169,52598
1 Milling Omniversal 1 12,899 385 77 5 64,4955
9 K-02CMono 2 Drilling 4 4,921 385 8 49 241,133655 16848 9
3 Bor Duduk 5 4,347 385 9 43 186,91326
10 K-02DMono 1 Milling Omniversal 1 12,899 385 77 5 64,4955 20592 11
11 K-02EMono 3 Bor Duduk 5 4,347 342 9 38 165,17916 1872 1
1 Milling Omniversal 1 12,899 342 77 5 64,4955
12 K-02FMono 2 Drilling 4 4,921 342 8 43 211,607085 5616 3
3 Bor Duduk 5 4,347 342 9 38 165,17916
Contoh Pehitungan:
Jumlah Unit yang Diproduksi
1. Jumlah Komponen yang Diproduksi = (1)
Jumlah Mesin Produksi
Contoh Pehitungan:
Jumlah Unit yang Diproduksi
1. Jumlah Komponen yang Diproduksi = (1)
Jumlah Mesin Produksi
K-01AZero
2. Waktu Total SK Milling Omniversal = Waktu Proses Per Unit x Jumlah
K-01AZero Komponen (2)
3. Due Date SK Milling Omniversal = Koefisien x Jam kerja x Menit x Days
K-01AZero x (RT+OT) (3)
4.2 HASIL PENJADWALAN MESIN DENGAN ATURAN EARLIEST DUE
DATE (EDD)
Kalimat Pengantar
Tabel 9 Hasil Penjadwalan Mesin Aturan Earliest Due Date (EDD)
Cmax = 17722 MC = 8,79E+03 Wmax = 1,58E+04
MW = 7915 Fmax = 1,77E+04 MF = 8,79E+03
Lmax = 1407 ML = -2,87E+03 Emax = 8843,269
ME = 2932,206 Tmax = 1,41E+03 MT = 6,70E+01
NT = 12 WIP = 61,5006 MU = 0,8746
TJC = 0 TMC = 0 TC = 0
Solved by Primary Heuristic = EDD TieBreaker = Random
Miling Universal
Bubut Turret
Meja Kerja
Dril ing
Bor Tegak
Miling Vertical
Alur
Waktu
Makespan = 17944,32
Contoh Perhitungan:
1. Waktu Terpakai Mesin Milling Omniversal = Finish Time – Start Time (4)
Waktu Terpakai
2. Utilitas Mesin Milling Omniversal = x 100 (5)
Cmax
4. Sebutkan dan jelaskan dengan sketsa (gambar) perbedaan Forward Scheduling dan
Backward Scheduling?
Jawab:
• Forward Scheduling yaitu, aktifitas penjadwalan dimulai dari proses pertama
sampai proses ke-n yang akan dialami oleh material untuk membuat suatu
produk tertentu yang diperlihatkan pada Gambar 7.5.
6. Jelaskan yang dimaksud dengan jadwal fisibel, jadwal semi aktif, jadwal aktif,
jadwal non delay, dan jadwal optimal!
Jawab:
• Jadwal fisibel: jadwal yang dibuat dengan tidak melanggar urutan proses yang
telah ditetapkan.
• Jadwal semi aktif: jadwal fisibel dimana tidak terdapat satu operasi pun yang
dapat dikerjakan lebih awal tanpa merubah susunan operasi pada mesin.
• Jadwal aktif: jadwal dimana suatu operasi jika dimajukan akan menunda
operasi lain.
• Jadwal non delay: jadwal semiaktif dimana tidak ada satu mesin pun yang
menganggur jika pada saat tersebut ada operasi yang memerlukan.
• Jadwal optimal
Jadwal yang mempunyai prefensi yang lebih tinggi dari susunan jadwal yang
lain.
10. Sebutkan dua jenis permasalahan penjadwalan dalam menentukan urutan produksi!
Jawab:
• Keterbatasan teknologi urutan pengerjaan job atau routing (kendala aktivitas).
• Batas kapasitas sumberdaya yang tersedia (kendala sumber daya).
11. Jelaskan apa yang dimaksud dengan LS dan jelaskan keterkaitannya dengan tujuan
LS!
Jawab:
Lot streaming adalah suatu teknik untuk mempercepat aliran pekerjaan dengan
menentukan transfer lots, yaitu lot untuk membawa sebagian part (dari suatu batch
yang terdiri part yang identik) yang sudah selesai diproses di suatu mesin
(upstream machine) kemesin berikutnya (downsteam machine). Tujuannya yaitu
untuk memperpendek makespan dan sekaligus flowtime (yang berarti
meminimumkan inventory).
12. Apa yang dimaksud dengan keterlambatan positif dan keterlambatan negatif?
Jawab:
• Keterlambatan positif (Tardiness) yaitu penyelesaian produk melebihi due
date.
• Keterlambatan negatiF (Earliness) yaitu penyelesaian produk kurang dari due
date.
18. Jelaskan kelebihan dan kelemahan dari penjadwalan dengan metoda forward dan
metoda backward!
Jawab:
• Forward scheduling (penjadwalan maju)
Kelebihan: dalam penjadwalan dapat disusun secara SPT (Shortest Processing
Time) sehingga didapatkan suatu penjadwalan produksi dengan rata-rata
flowtime yang minimum.
Kelemahan adanya kemungkinan untuk melewati batas waktu (due date) yang
ditetapkan konsumen.
• Backward scheduling (penjadwalan mundur)
Kelebihan: hasil penjadwalan dengan metoda backward tidak akan terlambat,
karena dijadwalkan mundur atau dengan kata lain due date selalu dapat
terpenuhi.
Kelemahan: penjadwalan terkadang menghasilkan jadwal yang tidak feasible,
yaitu waktu proses pertama kali sudah terlewat dari waktu sekarang.
20. Sebutkan dua jenis permasalahan penjadwalan dalam menentukan urutan produksi!
Jawab:
• Keterbatasan teknologi urutan pengerjaan job atau routing (kendala aktivitas).
• Batas kapasitas sumberdaya yang tersedia (kendala sumber daya).
21. Sebutkan dan jelaskan kendala-kendala yang mungkin terjadi dalam permasalahan
penjadwalan?
Jawab:
• Mesin rusak
Pada saat sebuah mesin mengalami kerusakan, maka mesin tersebut tidak dapat
digunakan untuk proses produksi yang menyebabkan terhentinya proses
produksi sebuah perusahaan sehingga permintaan konsumen tidak dapat
dipenuhi dengan baik.
• Penambahan pesanan baru
Masuknya pesanan baru dari pihak konsumen dapat menyebabkan kacaunya
penjadwalan yang telah dilakukan sebelumnya.
• Perubahan prioritas
23. Jelaskan apa yang dimaksud dengan LS dan jelaskan keterkaitannya dengan tujuan
LS!
Jawab:
Lot streaming adalah suatu teknik untuk mempercepat aliran pekerjaan dengan
menentukan transfer lots, yaitu lot untuk membawa sebagian part (dari suatu batch
yang terdiri part yang identik) yang sudah selesai diproses di suatu mesin
(upstream machine) kemesin berikutnya (downsteam machine). Tujuannya yaitu
untuk memperpendek makespan dan sekaligus flowtime (yang berarti
meminimumkan inventory).
25. Sebutkan cara untuk mengurangi masalah yang timbul dari penjadwalan!
Jawab:
• Mengurangi jumlah variasi produk.
• Mengurangi jumlah variasi komponen.
• Melaksanakan perluasan kerja.
• Mengadakan sub kontrak.
• Mengurangi unit organ8isasi.
• Meningkatkan disiplin kerja.
• Lokasi kerja dekat dengan daerah pemasaran.
28. Apa yang dimaksud dengan keterlambatan positif dan keterlambatan negatif?
Jawab:
• Keterlambatan positif (Tardiness) yaitu penyelesaian produk melebihi due
date.
• Keterlambatan negatiF (Earliness) yaitu penyelesaian produk kurang dari due
date.
29. Kenapa di porel sampai 3 days 8 padahal porel diambil dari data MRP dimana
sampai 3 days 24?
Jawab:
Karena pemesanan dilakukan per bulan dengan konsep 3 days sedangkan pada saat
proses MRP dilakukan per minggu. Dalam konsep 3 days memiliki 2 kali
pemesanan dalam seminggu sehingga jika dikonversikan dalam bulan menjadi 2
dikali 4 minggu = 8.
30. Apa tujuan dari EDD & slack, dan jelaskan kenapa pakai aturan EDD & slack?
Jawab:
Tujuan dari EDD yaitu meminimasi maximum lateness sedangkan slack yaitu
meminimasi maximum tardiness. Kenapa pakai aturan EDD & slack karena input
dan parameter yang dicarinya yaitu mengenai keterlambatan.
31. Pada saat validasi scheduling metode yang terpilih adalah metode denga Lmax
terkecil?
Jawab:
Karena ingin mengetahui waktu terlambat yang paling maksimum supaya dapat
mengurangi keterlambatan.
32. Jelaskan perbedaan flow shop dan job shop! Dipraktikum pakai yang mana?
Jawab:
Flow shop: Ditandai dengan semua pekerjaan mengikuti lintas yang sama dari satu
mesin ke mesin yang lain melalui urutan mesin yang sama. (aliran proses produk
bergerak dengan urutan yang sama)
Job shop: aliran proses dalam shop tidak mempunyai pola yang umum. Nomor
mesin yang sama mungkin akan muncul dua kali atau lebih pada operasi-operasi
suatu pekerjaan. (mesin dan peralatan disusun berdasar jenis pekerjaan produk)
Dipraktikum pake job shop.
33. Kenapa di excel pakenya POREL dan SR? Apa pengaruhnya untuk scheduling?
Jawab:
LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI
PERIODE XXXIV
SCHEDULING VII-28
POREL: jadwal dimulainya produksi
SR: jadwal selesai produksi
Jadi dalam 1 hari bisa aja ada 2 jadwal produksi yang harus diselesaikan, yang
pertama porel sebagai waktu mulai (start time) dan yang kedua sr sebagai waktu
selesai (finish time)
36. Apakah start time di semua mesin harus mulai dari 0 atau tidak?
Jawab:
Tidak, tergantung dari faktor yang mempengaruhi:
-Routing Sheet, POREL dan SR (karena ada urutan prosesnya)
37. Due date satuannya apa? Rumusnya apa? jelaskan maksudnya seperti apa?
Jawab:
Due date satuannya menit dengan rumus (koefisien x 8jam x 60menit x RT+OT).
Arti dari duedate menunjukan batas waktu selesai untuk setiap komponennya ((K-
01AMONO K-01BMONO, K-02AMONO, dsb), Due date dibandingkan dengan
total waktu proses untuk setiap komponennya.
38. Sebutkan kelemahan dari Peta Gantt menurut Heizer dan Render (2005)
Jawab:
• Tidak memperlihatkan saling ketergantungan dan hubungan antar kegiatan
sehingga sulit diantisipasi jika terjadi keterlambatan suatu kegiatan terhadap
jadwal keseluruhan proyek.
• Tidak mudah dilakukan perbaikan dan pembaharuan (updating) disebabkan
Gantt Chart baru harus dibuat kembali (tidak efesien), padahal pembuatan
ulang akan memakan waktu dan jika tidak dilakukan segera maka peta tersebut
akan menurun daya gunanya.
• Untuk proyek yang berukuran sedang dan besar serta kompleks, maka Gantt
Chart tidak mampu menyajikan jadwal secara sistematis dan mengalami
kesulitan dalam menentukan keterkaitan antar kegiatan.
39. Sebutkan dan jelaskan metoda-metoda yang yang dapat digunakan dalam
menyusun jadwal? Minimal tiga (3).
Jawab:
Beberapa metode yang yang dapat digunakan dalam menyusun jadwal adalah
sebagai berikut:
• Metode Jalur Kritis (critical path method)
LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI
PERIODE XXXIV
SCHEDULING VII-29
Metode ini lebih cocok untuk penjadwalan pekerjaan proyek yang memiliki
kegiatan awal dan kegiatan akhir.
• Pendekatan cabang dan batas (branch and bound approach)
Metode ini banyak digunakan untuk membuat jadwal produksi kelompok dan
disajikan dalam bentuk pohon dengan cabang – cabangnya.
• Lini keseimbangan (line of balancing)
Metode ini efektif digunakan untuk pembuatan jadwal proyek atau jadwal
produksi untuk unit tunggal yang menggunakan sistem rakitan, seperti
pembuatan kursi jok.
• Metode Perencanaan Kebutuhan Bahan (material requirement planning /
MRP)
Metode ini telah banyak digunakan dalam penyelesaian proyek industri, mulai
dari pembangunan rumah sederhana hingga gedung pencakar langit.
• Metode Tepat Waktu (just in time / JIT)
Metode ini merupakan sistem produksi yang dikembangkan oleh Jepang dan
terbukti berhasil untuk pekerjaan produksi massa dan berulang dengan
pengendalian yang lebih ketat.
• Metode Teknologi yang dioptimalkan (optimized production technology / OPT)
Metode ini merupakan metode yang relatif baru dan didukung oleh perangkat
lunak komputer.
40. Sebutkan dan jelaskan dua tahapan yang terdapat pada penjadwalan kompromi
(compromized scheduling) menurut Santoso!
Jawab:
• Tahap pertama adalah menjadwalkan job dengan penjadwalan maju sehingga
diperoleh saat selesai job.
• Tahap kedua, job dijadwalkan dengan penjadwalan mundur dimulai dari saat
selesai job yang diperoleh dari hasil tahap pertama.
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
SCHEDULING
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
SCHEDULING
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SCHEDULING
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
SCHEDULING
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
KELOMPOK :
SHIFT :
SESI 1 SESI 2 SESI 3
NILAI PENJELASAN
NAMA NRP PERTANYAAN PERTANYAAN REBUTAN 1' TAMBAHAN TOTAL
DRAFT LAPORAN
VIII-1
ASSEMBLY LINE BALANCING VIII-2
8.1.1 Permasalahan pada Assembly Line Balancing
Berikut ini merupakan kondisi yang dapat terjadi pada Assembly Line Balancing
(ALB):
1. Masalah utama yang dihadapi pada Assembly Line Balancing (ALB) adalah:
a. Adanya ketidakseimbangan stasiun kerja untuk:
• Mencapai suatu efisiensi yang tinggi.
• Memenuhi rencana produksi yang telah dibuat.
b. Menjaga kelancaran lintas produksi dari lintas perakitan.
2. Gejala ketidakseimbangan lintas produksi adalah:
a. Adanya stasiun kerja yang sibuk dan idle time yang mencolok.
b. Adanya work in process pada beberapa stasiun kerja.
3. Hal-hal yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan pada lintas produksi antara
lain:
a. Rancangan lintasan yang salah.
b. Peralatan atau mesin yang sudah tua, sehingga seringkali terjadi break down
dan perlu di-set up ulang.
c. Operator yang kurang terampil.
d. Metode kerja yang kurang baik. Beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
ukuran part, precedence requirement, luas lantai yang tersedia, elemen kerja,
sifat pekerjaan yang akan dilakukan.
4. Kriteria yang umum digunakan dalam suatu keseimbangan lintas perakitan
adalah:
a. Minimisasi waktu menganggur.
b. Minimisasi keseimbangan waktu senggang (balance delay).
Material
Flow
2. Kecepatan Produksi
Waktu Produksi
Kecepatan Produksi =
Jumlah Produksi
Wt
i −1
i
6. Efisiensi
Efisiensi adalah rasio antara waktu yang digunakan dengan waktu yang tersedia.
a. Stasiun
Wti
Efisiensi Stasiun = x 100%
Ws
a.
b. Lintasan
K
Wti
Efisiensi Lintasan = =1
i x 100%
( K )(Ws )
Ws − Wt i
Balance Delay Stasiun = x 100%
Ws
b. Lintasan
LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI
PERIODE XXXIV
ASSEMBLY LINE BALANCING VIII-5
K
( K .Ws ) − Wt i
i =1
Balance Delay Lintasan = x 100%
( K )(Ws )
K 2
SI = (Ws − Wt i )
i =1
2. Metode Heuristik
8.2.1 Konsep 5S
Konsep 5S merupakan proses perubahan sikap dengan cara menerapkan aspek
penataan, kebersihan dan kedisiplinan di tempat kerja. Konsep 5S terdiri dari:
1. Seiri
8.2.2 POKAYOKE
Pokayoke merupakan suatu metode yang digunakan untuk menghindari adanya
suatu kesalahan pada mesin atau operator. Metode ini menggunakan sensor, alat lain atau
memodidfikasi mesin untuk mengetahui kesalahan yang mungkin dilakukan oleh
operator atau perakit. Tujuan dari teknik pokayoke adalah zero defect. Metode pokayoke
ini terbagi menjadi 2 (dua) fungsi yaitu:
1. Fungsi regulasi
Fungsi regulasi ini merupakan tujuan dari penggunaan metode pokayoke yang
akan diterapkan. Terdapat 3 (tiga) metode pokayoke dalam fungsi regulasi, yaitu:
a. Metode Control
Metode control adalah suatu metode pengawasan untuk mencegah terjadinya
kerusakan yang berkelanjutan. Metode ini memiliki ketepatan maksimum
dalam mencapai ‘zero defect’. Misalnya konektor USB komputer yang tidak
dapat dimasukan terbalik, alarm berbunyi saat mobil parkir mundur dan pintu
lift tidak bisa dibuka saat lift bergerak.
b. Metode Peringatan
Metode peringatan adalah metode yang berfungsi memberikan peringatan lebih
awal atas suatu ketidaksesuaian, kesalahan ataupun kerusakan suatu proses.
Misalnya dengan mengaktifkan sebuah alarm atau sebuah cahaya. Cacat akan
terjadi secara berkelanjutan jika para pekerja tidak memperhatikan sinyal-
sinyal ini.
c. Metode Modifikasi
Metode modifikasi merupakan metode yang bertujuan untuk memodifikasi
mesin sehingga kerusakan yang sering terjadi pada mesin dapat diminimalisir
dan mesin tidak akan menghasilkan cacat produk.
Biasanya para pekerja yang teledor atau kurang fokus dapat melakukan kesalahan
yang akhirnya menyebabkan produk menjadi cacat terlebih lagi mesin menjadi rusak atau
breakdown. Tetapi terkadang tidak sepenuhnya kesalahan ini merupakan kesalahan
operator semata. Kesalahan operator ini bisa juga disebabkan karena kesalahan dari
sistem (tidak adanya standar prosedur yang pasti), atau cara kerja mesin yang sulit diikuti
8.6 JURNAL
Jurnal dari praktikum Modul 8 Assembly Line Balancing adalah sebagai berikut:
1. Salin data dari stasiun kerja (SK) lain.
2. Menghitung parameter-parameter keseimbangan lintasan untuk satu stasiun kerja:
a. Kecepatan produksi
b. Wti stasiun dan Wt rata-rata
c. Waktu Siklus (Ws)
d. Idle Time stasiun
• Lintas Perakitan
Jumlah Produksi =
Jumlah Produk Gagal =
Idle Terjadi Pada Stasiun =
COVER
PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN TINDAKAN PLAGIAT
LEMBAR PENGESAHAN
Total ada 18 tabel + (Kata Pengantar di Setiap Tabel)
1. Data Waktu Pengamatan PT Triánta Téssera of Assembly Line Balancing (ALB)
SK-1
2. Data Waktu Pengamatan PT Triánta Téssera of Assembly Line Balancing (ALB)
SK-2
3. Data Waktu Pengamatan PT Triánta Téssera of Assembly Line Balancing (ALB)
SK-3
4. Data Waktu Pengamatan PT Triánta Téssera of Assembly Line Balancing (ALB)
SK-4
5. Data Waktu Pengamatan Design of Assembly Line Balancing (ALB) SK-1
6. Data Waktu Pengamatan Design of Assembly Line Balancing (ALB) SK-2
7. Data Waktu Pengamatan Design of Assembly Line Balancing (ALB) SK-3
8. Data Waktu Rata-Rata Stasiun PT Triánta Téssera of Assembly Line Balancing
(ALB)
9. Data Waktu Menganggur PT Triánta Téssera of Assembly Line Balancing (ALB)
10. Data Efisiensi PT Triánta Téssera of Assembly Line Balancing (ALB)
11. Data Keseimbangan Waktu Senggang PT Triánta Téssera of Assembly Line
Balancing (ALB)
12. Rekapitulasi Perhitungan Data PT Triánta Téssera of Assembly Line Balancing
(ALB)
13. Data Waktu Rata-Rata Stasiun
14. Data Waktu Menganggur Design of Assembly Line Balancing (ALB)
15. Data Efisiensi Design of Assembly Line Balancing (ALB)
16. Data Keseimbangan Waktu Senggang Design of Assembly Line Balancing (ALB)
17. Rekapitulasi Perhitungan Parameter Data Design of Assembly Line Balancing
(ALB)
18. Rekapitulasi Perbandingan Data PT Triánta Téssera of Assembly Line Balancing
(ALB)
1. STUDI KASUS
Enter 1x
2. METODOLOGI PENELITIAN
Enter 1x
Kalimat Pengantar
3. PENGUMPULAN DATA
Enter 1x
Kalimat Pengantar
3.1 DATA WAKTU PENGAMATAN PT TRIÁNTA TÉSSERA OF ASSEMBLY
LINE BALANCING (ALB)
Pengumpulan data waktu pengamatan pada PT Triánta Téssera of Assembly Line
Balancing (ALB) SK-1 dapat dilihat dibawah ini.
Tabel 1 Data Waktu Pengamatan PT Triánta Téssera of Assembly Line Balancing (ALB) SK-1
Waktu Pengamatan Produk (detik) di Stasiun Kerja PT Triánta Téssera pada SK-1
Waktu Perakitan per Komponen
Produk Waktu Proses Idle Time
… … …
LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI
PERIODE XXXIV
ASSEMBLY LINE BALANCING VIII-15
• Stasiun Kerja 1
Idle Time =…
Waktu Proses Rata-Rata =…
• Lintasan Perakitan
Jumlah Produksi =…
Jumlah Produksi Gagal =…
Idle Terjadi Pada Stasiun =-
Pengumpulan data waktu pengamatan pada PT Triánta Téssera of
Assembly Line Balancing (ALB) SK-2 dapat dilihat dibawah ini.
Tabel 2 Data Waktu Pengamatan PT Triánta Téssera of Assembly Line Balancing (ALB) SK-2
Waktu Pengamatan Produk (detik) di Stasiun Kerja PT Triánta Téssera pada SK-2
Waktu Perakitan per Komponen
Produk Waktu Proses Idle Time
… … …
• Stasiun Kerja 2
Idle Time =…
Waktu Proses Rata-Rata = ...
• Lintasan Perakitan
Jumlah Produksi =…
Jumlah Produksi Gagal =…
Idle Terjadi Pada Stasiun =-
• Lintasan Perakitan
Jumlah Produksi =…
Jumlah Produksi Gagal = ...
Idle Terjadi Pada Stasiun =-
Data waktu pengamatan Design of Assembly Line Balancing (ALB) SK-3 dapat
dilihat dibawah ini.
Tabel 7 Data Waktu Pengamatan Design of Assembly Line Balancing (ALB) SK-3
Waktu Pengamatan Produk (detik) di Stasiun Kerja PT Triánta Téssera pada SK-3
Waktu Perakitan per Komponen
Produk Waktu Proses Idle Time
… … …
• Stasiun Kerja 3
Idle Time =…
Waktu Proses Rata-Rata = ...
• Lintasan Perakitan
Jumlah Produksi =…
Jumlah Produksi Gagal =…
Idle Terjadi Pada Stasiun =-
4. PENGOLAHAN DATA
Enter 1x
Kalimat Pengantar
4.1 PERHITUNGAN PARAMETER DATA PT TRIÁNTA TÉSSERA OF
ASSEMBLY LINE BALANCING (ALB)
Berikut ini merupakan perhitungan-perhitungan untuk parameter Data PT Triánta
Téssera of Assembly Line Balancing (ALB) sebagai berikut.
1. Waktu Produksi
Waktu Produksi = Waktu Pengamatan × Detik (1)
=…
2. Kecepatan Produksi
Contoh Perhitungan:
Wti
Efisiensi SK-1 = Ws × 100% (7)
=…
b. Lintasan
∑K Wti
Efisiensi Lintasan = (Ki=1x Ws) × 100% (8)
=…
2
6. Smoothness Index = √∑K
i=1 (Ws - Wti) (11)
=…
4.3 PERHITUNGAN PARAMETER DATA DESIGN OF ASSEMBLY LINE
BALANCING (ALB)
Berikut ini merupakan perhitungan-perhitungan untuk parameter Data Design of
Assembly Line Balancing (ALB) sebagai berikut.
1. Waktu Produksi
Waktu Produksi = Waktu Pengamatan × Detik (1)
=…
2. Kecepatan Produksi
Waktu Produksi
Kecepatan Produksi = Jumlah Produksi (2)
LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI
PERIODE XXXIV
ASSEMBLY LINE BALANCING VIII-19
=…
3. ̅̅̅̅
Waktu Rata-Rata Stasiun (Wt)
Tabel 13 Data Waktu Rata-Rata Stasiun
Stasiun Waktu Rata-Rata Stasiun
SK-1 79.363
SK-2 91.681
SK-3 0.000
Contoh Perhitungan:
Jumlah Waktu Proses
̅̅̅̅
Wt SK-1 = Jumlah Produksi (3)
=…
4. Waktu Siklus
Ws = Maks (Wt1, Wt2, Wt3, Wt4) (4)
=…
5. ANALISIS
Enter 1x
Kalimat Pengantar
6.2 SARAN
(Ditujukan kepada PT Triánta Téssera)
DAFTAR PUSTAKA
Font 11, line spacing 1, before:0 after:0. Diurutkan berdasarkan abjad dan diberi nomor.
LAMPIRAN
a) Precedence diagram dan penjelasan proses yang sudah diketik.
b) Data Komponen Utama.
c) Data Komponen Penunjang.
d) Gambar Layout Design.
e) Gambar Layout Perusahaan.
f) Gambar Layout Terpilih.
g) Data Assembly Line Balancing (ALB) yang terpilih.
h) Perhitungan 2 metode (dikelas) (nilai efisiensi, smoothness index, dan ongkos).
10. Sebutkan apa yang anda ketahui tentang waktu siklus dan waktu stasiun?
Jawab:
a. Waktu siklus (Ws) adalah waktu maksimum yang dibolehkan untuk
menyelesaikan pekerjaan pada setiap stasiun kerja. Ws = waktu stasiun
terpanjang.
b. Waktu stasiun (Wti) adalah jumlah waktu dari elemen kerja yang diselesaikan
pada stasiun kerja yang sama. Wti < Ws.
11. Apa perbedaan dari metode Analitik dan metode Heuristik, dan sebutkan
contohnya?
Jawab:
a. Metode analitik: merupakan metode yang bisa menghasilkan suatu solusi
optimal.
Contoh: Branch and Bound
b. Metode heuristik: merupakan metode yang dapat menghasilkan solusi terbaik,
tetapi belum tentu optimal.
Contoh:
Metode Kilbrige-Wester (RA)
Metode Helgeson-Birnie (RPW)
Metode J-Wagon
Metode Largest Candidate Rule (Moodie Young)
Metode Heuristik Immadiate Update First-Fit
Metode Heuristik Rank and Assign
4. Apa perbedaan dari waktu menganggur (idle time) dan waktu senggang (balance
delay)?
Jawab: BD= rasio dari total waktu menganggur dengan keterkaitan waktu siklus
dan jumlah stasiun kerja
IT= selisih antara waktu siklus dengan waktu stasiun. kondisi dimana operator
atau pekerja menunggu untuk melakukan proses kerja ataupun kegiatan operasi
yang selanjutnya akan dikerjakan
Ws − Wt i
Balance Delay Stasiun = x 100%
Idle Time Stasiun = Ws – Wti Ws
5. Apa yang kalian ketahui mengenai balance delay dan smoothness index (SI)?
Jawab:
Balance delay adalah keseimbangan lintasan, lebih ngeliat ke delay (nganggur),
semakin kecil delay yang terjadi maka lintasan semakin baik. (tidak melihat
kelancaran lintasan, hanya melihat persentase delay tiap lintasan, (lihat rumus)
Ws − Wt i
Balance Delay Stasiun = x 100%
Ws
K 2
SI = (Ws − Wt i )
i =1
6. Apakah perbedaan antara efisiensi lintasan dengan efisiensi stasiun kerja?
Jawab:
Efisiensi stasiun itu merupakan rasio antara waktu operasi di setiap stasiun kerja
dengan waktu siklus, sedangkan efisiensi lintasan itu rasio antara efisiensi dari
setiap stasiun kerja terhadap jumlah stasiun kerja yang ada.
7. Jelaskan mengapa semakin besar nilai efisiensi dan semakin kecil (medekati 0)
smoothness index itu artinya baik?
Jawab:
Semakin besar efisiensi menunjukkan bahwa tidak ada proses menunggu pada
stasiun kerja tersebut, sedangkan semakin kecil (mendekati 0) nilai smoothness
index menunjukkan bahwa lintasan tersbut lancar, sehingga tidak terjadi
Keterangan:
a. Proses 1 = Merakit K-03 ke K-04 dengan menggunakan P-01.
b. Proses 2 = Merakit K-08 ke K-05 dengan menggunakan P-01.
c. Proses 3 = Merakit K-09 ke K-10 dengan menggunakan P-01.
d. Proses 4 = Merakit K-06 ke Proses 3.
e. Proses 5 = Merakit Proses 4 ke K-01 dengan menggunakan P-01 dan P-03.
f. Proses 6 = Merakit K-07 ke Proses 5 dengan menggunakan P-01.
g. Proses 7 = Merakit Proses 6 ke Proses 1 dengan menggunakan P-01.
h. Proses 8 = Merakit Proses 2 ke Proses 7 dengan menggunakan P-02.
LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI
PERIODE XXXIV
ASSEMBLY LINE BALANCING VIII-29
i. Proses 9 = Merakit K-02 ke Proses 8 dengan menggunakan P-01.
2. Perhitungan Assembly Line Balancing dengan Metode Positional Weight
MPS Rata-Rata = 1110 Unit
Jam Kerja = 8 Jam
Lama Perakitan = 3 Hari
Lamanya perakitan × jam kerja × menit ×detik
WS = MPS Rata-rata
3 x 8 x 60 x 60
= 1110
= 77,84 ≈ 78 detik
Metode PW
a. Perhitungan total waktu elemen kerja
Elemen Kerja Waktu EK Jumlah Keterkaitan
1 22 7,8,9
2 21 8,9
3 24 4,5,6,7,8,9
4 24 5,6,7,8,9
5 24 6,7,8,9
6 30 7,8,9
7 21 8,9
8 23 9
9 29 -
Total 218
= √122 + 52 + 0²
= 13,000
Jadi, karena nilai efisiensi lintasan dan smoothness index sama, maka cara
menentukannya dengan melakukan perhitungan ongkos.
Perhitungan Ongkos Data Assembly Line Balancing yang Terpilih
1. MPS = 1110
2. Total Waktu Proses = 218 detik
3. Ongkos RT = Rp. 4100
4. Ongkos OT = Rp. 4750
MPS X Total Waktu Proses
5. Jumlah Jam yang Dibutuhkan = menit x detik
1110 x 218
= 60 x 60
= 67,217
Jumlah Jam yang Dibutuhkan
6. Jumlah SK yang Dibutuhkan = RT x 3 Hari
67,217
= 8 x 3 = 2,8 ≈ 3
7. Sisa SK yang Dibutuhkan (Alternatif 4 SK) = Banyaknya SK - ∑ SK yang
Dibutuhkan
= 4-3
=1
8. Sisa SK yang Dibutuhkan (Alternatif 3 SK) = Banyaknya SK - ∑ SK yang
Dibutuhkan
= 3-3
=0
9. Reguler Time =8
Koef OT (Tipe Penta) = 0,3
Koef OT (Tipe Okta) = 0,15
10. Alternatif 3 SK (design) = (Ongkos RT×RT× jumlah SK) +
(Ongkos OT × (Koef
OT×RT×Sisa SK))
= (4100×8×3) + (4750×0,3×8×0)
= Rp. 98.400
11. Alternatif 4 SK (perusahaan) = (Ongkos RT×RT× jumlah SK) +
(Ongkos OT × (Koef
OT×RT×Sisa SK))
= (4100×8×4) + (4750×0,3×8×1)
= Rp. 142.600
1. Assauri, Sofjan., Teknik & Metode Peramalan, Edisi satu. Jakarta, Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 1984.
2. Baker, K. R., 1974, Introducing to Sequencing and Scheduling, John Wiley and
Sons, New York.
3. Bedwroth, David D., J. E. Baily, Integrated Production Control System. New York:
John Wiley & Son, 1987.
4. Biegel, John E., Pengendalian Produksi. Jakarta: Akademika Pressindo, 1992.
5. Diworth, James B., Production & Inventory System. : McGraw-Hill, Inc.
6. Elsayed, E. A., Boucher, T. O., 1994, Analysis and Control of Production System,
2nd ed., Prentice-Hall Inc., New Jersey.
7. Fogarty, Donald W., Blackstone, John H. Jr., and Hoffman, Thomas R., Production
& Inventory Management, 2nd Ed, Cincinnati: College Division South-Western
Publishing Co., 1991.
8. Gaspersz, Vincent, 2003, Production Planning and Inventory Control Berdasarkan
Pendekatan Sistem Terintregasi MRP II dan JIT menuju Manufakturing 21,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
9. Hadley, G., T.M. Within, Analysis of Inventory System. Engelwood Clffs, N.J.:
Prentice-Hall, Inc., 1963.
10. Makridakis, Spyros., Steven C. Wheelwright., dan Victor E. McGee., Metode dan
Aplikasi Peramalan, Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga, 1991.
11. McLeavy, Dennis W., Seetherama L. Narasimhan Production Planning and
Inventory Control System, Engelwood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall. Inc., 1985.
12. Narasimhan S.L., McLeavey, D.W., dan Billington, P.J., 1995. Production Planning
and Inventory Control, Prentice-Hall International, Inc., New Jersey.
13. Oden, Howard W., Langenwalter, Gary A., and Lucier Raymond A., Handbook of
Material and Capacity requirement Planning: McGraw-Hill, Inc.
14. Pinedo, Michael., Chao, Xiuli, 1999, Operations Schedulling with Application in
Manufacturing and Services; Stern School of Business New York University, New
Jersey Institute of Technology, Irwin McGraw-Hill.
15. Richard J, Tersine, Principles of Inventory and Material Management: Prentice-
Hall, Inc., 1994.
xvii
LAMPIRAN
LAMPIRAN A
Spasi LAPORAN PRAKTIKUM
1,5 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
TNR PERIODE XXXIV
14
BOLD MODUL 1 & 2
FORECASTING & AGGREGATE PLANNING
Enter
3 kali
Spasi
1,5
Kelompok : 034
Spasi
1,5 1. Ailsa Salwa R. C. / 13-2018-001
2. Naufal Yuda N. / 13-2018-002
TNR
12 Tgl. Praktikum : 17 Februari 2022
BOLD
9 Shift : 1/2
Project Manager : Astrid Nanda Wardhani
Spasi Spasi1,5
Kelompok : 034
1,5
Nama / NRP : 1. Ailsa Salwa R. C. / 13-2018-001
TNR
2. Naufal Yuda N. / 13-2018-002
12
Pernyataan ini Kami buat dengan sebenar-benarnya dan jika pernyataan ini tidak
sesuai dengan kenyataan, maka Kami bersedia menanggung sanksi yang akan diberikan.
Font 12
Project Manager
Spasi 1,5
Enter 3
kali
Kepada,
Asisten Laboratorium
Sistem Produksi Periode XXXIV
Institut Teknologi Nasional Bandung
Dengan ini menginformasikan bahwa pada hari Kamis, 10 Februari 2022 tidak dapat mengikuti
kegiatan praktikum Modul 1 dan 2 Forecasting & Aggregate Planning dikarenakan sakit. Sehubungan dengan
surat ini, saya bermaksud untuk memohon izin tidak mengikuti kegiatan praktikum tersebut dan saya lampirkan
surat Keterangan Sakit dari dokter/foto validasi kegiatan. (menyesuaikan dengan alasan ketidakhadiran)
Demikian surat izin ini saya sampaikan dengan sebenar-benarnya. Atas perhatian dan
kebijaksanaannya saya ucapkan terimakasih.
Hormat saya,
Jurnal
Alfanura, F., Arai. T., and Putro. U.S. (2010). System Dynamics Modelling for E-
Government Implementation: a Case Study in Bandung City, Indonesia. Jurnal
Manajemen Teknologi 9 (2): 121-145.
Buku
Wibisono, D. (2006). Manajemen Kinerja: Konsep, Desain dan Teknik Meningkatkan Daya
saing Perusahaan. Jakarta: Penerbit Erlangga. ISBN: 979 781 540 4.
Tesis/Disertasi
Hermawan, P. (2009). Drama-theoretic Analysis of Dilemmas of Negotiation and its
Application.[Dissertation]. Jepang: Tokyo Institute of Technology.
Internet
Howard, N. (1995). Confrontation Analysis: How to Win Operations Other than War.CCRP
Publication. Washington DC: Departement of Defence. Available at www.dodccrp.org.
[accessed 20 Oktober 2011]