Anda di halaman 1dari 89

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BIJI

PLASTIK DENGAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER


QUANTITY) PADA PT.UNGGUL KARYA SEMESTA

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menjadi sarjana (S1)

Disusun Oleh :
ARIS FIRMANSYAH
NIM : 111.511.419

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI,


BISNIS, DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PELITA BANGSA
BEKASI - 2019
i
i
i
ABSTRAK
ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BIJI PLASTIK
DENGAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) PADA
PT.UNGGUL KARYA SEMESTA
Oleh
ARIS FIRMANSYAH
NIM : 111.511.419
Mengelola persediaan bahan baku dengan tepat bukanlah hal yang mudah, jumlah
persediaan yang terlalu kecil akan mengakibatkan terhambatnya proses produksi
karena kekurangan persediaan bahan baku. Namun jika jumlah persediaan terlalu
besar akan menimbulkan biaya dalam persediaan terlalu tinggi dan berpengaruh
terhadap semakin meningkatnya biaya produksi yang mengakibatkan peluang
untuk mendapatkan laba yang besar semakin menurun. Maka upaya yang dilakukan
untuk menekan biaya persediaan tersebut dengan cara menggunakan analisis EOQ.
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah berapa kali frekuensi dan jumlah
pembelian yang optimal dalam satu periode pembelian jika perusahaan menetapkan
metode EOQ? Berapa jumlah persediaan pengaman (Safety Stock) jika perusahaan
menetapkan metode EOQ? Berapa batas atau titik pemesanan bahan baku selama
masa tenggang (Reorder Point)? Berapa total biaya persediaan jika perusahaan
menetapkan metode EOQ? Dan berapa jumlah efisiensi atau penghematan jika
perusahaan menetapkan metode EOQ?
Metode EOQ adalah cara untuk menentukan jumlah yang optimal barang yang
harus dipesan guna memenuhi permintaan yang diproyeksikan dengan biaya
persediaan seminimal mungkin.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif yang bersifat
deskriptif, penelitian kuantitatif adalah metode penelitian berdasarkan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik. Analisis deskriptif adalah suatu kegiatan penyimpulan data
mentah dalam jumlah yang besar sehingga hasilnya dapat ditafsirkan. Teknik
pengumpulan data melalui studi kepustakaan, observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
Penelitian dan hasil perhitungan yang dilakukan jika pengadaan bahan baku yang
dilakukan perusahaan didasarkan kepada metode EOQ terjadi efisiensi atau
penghematan total biaya persediaan periode tahun 2016-2017 46% sebesar
Rp103.229.666,22,- periode tahun 2017-2018 42% sebesar Rp44.611.598,01,- dan
periode tahun 2018-2019 41% sebesar Rp38.947.018,-.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah total biaya persediaan yang dihitung dengan
metode EOQ lebih kecil dibandingkan dengan yang dikeluarkan oleh perusahaan,
maka ada efisiensi atau pengehmatan jika perusahaan menetapkan metode EOQ
dalam kebijakan pengadaan bahan bakunya.

Kata Kunci: Economic Order Quantity (EOQ)

iv
ABSTRACT
ANALYSIS OF INVENTORY MANAGEMENT OF PLASTIC RAW
MATERIAL USING EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) METHOD IN
PT.UNGGUL KARYA SEMESTA
By
ARIS FIRMANSYAH
NIM : 111.511.419
Managing raw material inventory appropriately is not easy, the amount of
inventory that is too small will result in the production process being hampered,
because to lack of raw material inventory. However, if the amount of inventory is
too large, it will cause inventory cost to be high and affect the increasing production
cost which result in opportunities to get large profits which are decreasing. Then
the efforts made to reduce the cost of inventories by using EOQ analysis. The
problem raised in this study is how many times the optimal frequency and number
of purchases in one period if the company sets the EOQ method? What is the safety
stock if the company determines the EOQ method? What is the limit or point of
ordering raw materials during the grace period (Reorder Point)? What is the total
inventory cost if the company sets the EOQ method? And what is the amount of
efficiency or savings if the company sets the EOQ method?
The EOQ method is a model for determining the optimal amount of goods that must
be ordered to meet projected demand with minimum inventory cost.
The research method used is descriptive quantitative method, quantitative research
is a research method based on the philosophy of positivism, used to examine
populations or specific samples, data collection using research instruments,
quantitative / statistical data analysis. Descriptive analysis is an inference activity
of raw data in large numbers so that the results can be interpreted. Data collection
techniques through literature study, observation, interviews, and documentation.
Research and calculation results are carried out if the procurement of raw
materials by the company based on the EOQ method results in efficiency or savings
in total inventory costs for the period of 2016-2017 46% amounting to
Rp103.229.666,22,- for the period 2017-2018 42%% amounting to Rp.44.611.598,-
and for the period 2018-2019 41% amounting to Rp38.947.018,-.
The conclusion from this study is that the total inventory costs calculated by the
EOQ method are smaller than those incurred by the company, so there is efficiency
or saving if the company establishes the EOQ method in its raw material
procurement policy.

Keywords: Economic Order Quantity

v
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur alhamdulillah atas berkat rahmat Allah SWT,


sehingga penulis dapat menyelsaikan skripsi ini dengan tepat dan baik yang
berjudul “Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku Biji Plastik Dengan Metode
EOQ (Economic Order Quantity) pada PT.Unggul Karya Semesta”.
Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat dalam
mencapai gelar Sarjana Manajemen pada bidang studi Manajemen Fakultas
Ekonomi, Bisnis, dan Ilmu Sosial Universitas Pelita Bangsa.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan
doronganya selama proses penyusunan skripsi ini, kepada yang terhormat :
1. Bapak Ir.Kurbandi, SBR.,MM selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dengan penuh semangat
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
2. Ibu Preatmi Nurastuti, SE.,MM selaku dekan fakultas ekonomi bisnis dan
ilmu sosial Universitas Pelita Bangsa.
3. Ibu Yunita Ramadhani DS, SE.,M.Sc selaku ketua prodi manajemen
Universitas Pelita Bangsa.
4. Bapak / Ibu dosen manajemen produksi khususnya dan seluruh dosen Pelita
Bangsa pada umumnya yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan
yang tidak ternilai harganya.
5. Rekan-rekan mahasiswa Program Sarjana Universitas Pelita Bangsa pada
umumnya, dan khususnya rekan-rekan mahasiswa manajemen produksi.
6. Manager PT.Unggul Karya Semesta bapak Dwi Atmoko, Kabag Gudang
bapak Ardhi gunawan yang telah memberikan arahan dan kesempatan untuk
mengadakan penelitian dan pengambilan data selama proses penyusunan
skripsi ini.
7. Keluarga tercinta yang tiada henti memberikan dukungan dan doa untuk
menyelsaikan studi S1 di Universitas Pelita Bangsa.
8. Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

vi
Penulis menyadari masih banyak keterbatasan pada susunan skripsi ini
sehingga kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan penulisan laporan
penelitian di kemudian hari. Namun demikian, penulis berharap semoga hasil
penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan.

Bekasi, 15 September 2019

Aris firmansyah

vii
DAFTAR ISI

Hal.
SURAT PERTANYAAN..........................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI............................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
ABSTRAK ......................................................................................................... iv
ABSTRACT .......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi
DAFTAR GRAFIK............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 8
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8
1.4.1 Manfaat Teoritis ................................................................................... 9
1.4.2 Manfaat Praktis .................................................................................... 9
1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ..................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 11
2.1 Landasan Teori ......................................................................................... 11
2.1.1 Persediaan Bahan Baku ...................................................................... 11
2.1.2 Alasan Diadakanya Persediaan ........................................................... 12
2.1.3 Klasifikasi Persediaan ........................................................................ 13
2.1.4 Biaya dalam persediaan ...................................................................... 14
2.1.5 Tujuan pengendalian persediaan ......................................................... 15
2.1.6 Sistem pengendalian persediaan ......................................................... 16
2.1.7 Penggunaan bahan baku ..................................................................... 17
2.1.8 Metode Economic Order Quantity (EOQ)........................................... 17
2.2 Penelitian Terdahulu Yang Relevan .......................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 25
3.1 Jenis Penelitian ......................................................................................... 25
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 25
3.3 Kerangka Konsep ..................................................................................... 26
3.4 Populasi dan Sampel ................................................................................. 28
3.5 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 28
3.6 Metode Analisis Data................................................................................ 29
3.6.1 Analisis Pembelian Bahan Baku ......................................................... 29
3.6.2 Analisis Persediaan Pengaman ........................................................... 29
3.6.3 Analisis Reorder Point ........................................................................ 30
3.6.4 Analisis Persediaan Maksimum .......................................................... 30
3.6.5 Analisis Total Biaya Persediaan ......................................................... 31

viii
BAB IV GAMBARAN UMUM ........................................................................ 32
4.1 Sejarah PT.Unggul Karya Semesta ........................................................... 32
4.2 Visi dan Misi PT.Unggul Karya Semesta .................................................. 33
BAB V HASIL PENELITIAN .......................................................................... 35
5.1 Analisis Data Penelitian ............................................................................ 35
5.1.1 Analisis Pembelian Bahan Baku ......................................................... 35
5.1.2 Analisis Persediaan Pengaman (Safety Stock) ..................................... 46
5.1.3 Analisis Pemesanan Kembali (Reorder Point) .................................... 49
5.1.4 Analisis Persediaan Maksimum (Maximum Inventory) ....................... 51
5.1.5 Analisis Total Biaya Persediaan Bahan Baku (TIC) ............................ 52
5.2 Pembahasan .............................................................................................. 55
BAB VI PENUTUPAN..................................................................................... 62
6.1 Kesimpulan............................................................................................... 62
6.2 Saran ........................................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... xi
LAMPIRAN ..................................................................................................... xiii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... xxii

ix
DAFTAR TABEL

Hal.
Tabel 1.1 Hasil Observasi Persediaan Bahan Baku...............................................6
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian..................................................................27
Tabel 5.1 Pembelian Bahan Baku Periode Tahun 2016-2019........................... 35
Tabel 5.2 Penggunaan Bahan Baku Periode Tahun 2016-2019 ........................ 37
Tabel 5.3 Perbandingan Penggunaan dan Pembelian Bahan Baku ................... 38
Tabel 5.4 Biaya Pemesanan............................................................................. 42
Tabel 5.5 Biaya Penyimpanan ......................................................................... 44
Tabel 5.6 Perhitungan EOQ ............................................................................ 44
Tabel 5.7 Deviasi Periode Tahun 2016-2017 ................................................... 47
Tabel 5.8 Deviasi Periode Tahun 2017-2018 ................................................... 47
Tabel 5.9 Deviasi Periode Tahun 2018-2019 ................................................... 48
Tabel 5.10 Besarnya EOQ, SS, ROP, dan MI periode tahun 2016-2019 ............ 52
Tabel 5.11 Persediaan Rata-Rata Bahan Baku Perusahaan................................. 54
Tabel 5.12 TIC Menurut EOQ dan TIC Perusahaan .......................................... 59

x
DAFTAR GAMBAR

Hal.
Gambar 3.1 Kerangka Konsep ........................................................................... 27

xi
DAFTAR GRAFIK

Hal.
Grafik 5.1 Pembelian Bahan Baku.........................................................................36
Grafik 5.2 Penggunaan dan Pembelian Bahan Baku Tahun 2016-2017................39
Grafik 5.3 Penggunaan dan Pembelian Bahan Baku Tahun 2017-2018................40
Grafik 5.4 Penggunaan dan Pembelian Bahan Baku Tahun 2018-2019................41
Grafik 5.5 Biaya Pemesanan..................................................................................43
Grafik 5.6 Hubungan EOQ, Safety Stock, ROP, MI.............................................57
Grafik 5.7 Hubungan EOQ, Safety Stock, ROP, MI.............................................58
Grafik 5.8 Hubungan EOQ, Safety Stock, ROP, MI.............................................59
Grafik 5.9 TIC Perusahaan dan TIC Menurut EOQ..............................................61

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Hal.
Lampiran 1 Perhitungan Deviasi Tahun 2016-2017..............................................xiv
Lampiran 2 Perhitungan Deviasi Tahun 2017-2018...............................................xv
Lampiran 3 Perhitungan Deviasi Tahun 2018-2019..............................................xvi
Lampiran 4 Pembelian Bahan Baku Tahun 2016-2017........................................xvii
Lampiran 5 Pembelian Bahan Baku Tahun 2017-2018.......................................xviii
Lampiran 6 Pembelian Bahan Baku Tahun 2018-2019..........................................xix
Lampiran 7 Penggunaan Bahan Baku PT.Unggul Karya Semesta..........................xx
Lampiran 8 Rincian Biaya Pemesanan Bahan baku...............................................xxi

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Persaingan dunia industri yang begitu ketat dampak dari perekonomian

yang semakin berkembang dengan pesatnya seiring dengan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Hal ini menuntut setiap perusahaan untuk lebih efektif

dan efisien dalam menjalankan bisnisnya, agar bisa tetap berdiri bersaing dengan

perusahaan yang lain untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Perusahaan apapun bidang bisnis yang dijalankan pasti memiliki tujuan

yang sama, yaitu memperoleh keuntungan atau laba yang besar. Akan tetapi untuk

mencapai tujuan itu tidak mudah, banyak faktor yang mempengaruhi apakah

perusahaan bisa atau tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi apakah perusahaan tersebut dapat mencapai tujuan yaitu

memperoleh keuntungan yang besar atau tidak adalah faktor kelancaran produksi.

Apabila proses produksi lancar maka perusahaan akan mudah dalam mencapai

tujuan yang diharapkan, tapi jika sebaliknya proses produksi tidak lancar maka

perusahaan akan susah untuk mencapai tujuan tersebut. Sedangkan kelancaran

produksi sangat dipengaruhi oleh persediaan bahan baku, perusahaan tidak akan

bisa produksi jika tidak ada persediaan bahan baku (Rangkuti, 2007 dalam

Rangkuti, 2015).

1
2

Kesalahan perusahaan dalam penetapan investasi pada persediaan akan

menekan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Adanya investasi yang terlalu

besar pada persediaan akan mempengaruhi jumlah biaya penyimpanan yaitu biaya-

biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan penyimpanan bahan baku yang dibeli.

Biaya-biaya ini selalu berubah tergantung dari besar kecilnya persediaan yang

disimpan. Semakin besar persediaan yang disimpan maka semakin besar pula biaya

yang harus dikeluarkan untuk persediaan, biaya penyimpanan ini meliputi biaya

asuransi, biaya pemeliharaan, dan biaya yang berhubungan dengan kerusakan yang

terjadi pada barang yang disimpan di gudang. Begitu juga sebaliknya jika investasi

perusahaan pada persediaan terlalu kecil hal ini juga dapat menekan keuntungan

perusahaan, hal ini disebabkan karena adanya stock out yaitu biaya yang terjadi

akibat perusahaan kehabisan persediaan yang meliputi hilangnya kesempatan

memperoleh keuntungan karena harus mengeluarkan biaya keterlambatan

pengiriman ke konsumen, gaji karyawan yang harus dibayar walaupun tidak ada

proses produksi, dan biaya-biaya yang terjadi akibat pemesanan bahan baku yang

serentak.

Perusahaan harus bisa mengelola persediaan dengan baik agar dapat

memiliki persediaan yang seoptimal mungkin demi kelancaran proses operasi

perusahaan dalam jumlah, waktu, kualitas yang tepat dengan biaya yang serendah

mungkin. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini agar bahan baku yang dibutuhkan

hendaknya cukup tersedia sehingga dapat menjamin kelancaran proses produksi

perusahaan. Akan tetapi hendaknya jumlah persediaan itu jangan terlalu besar

sehingga modal yang tertanam dalam persediaan dan biaya-biaya yang timbul
3

akibat adanya persediaan juga tidak terlalu besar. Untuk itu penting bagi setiap

perusahaan untuk melakukan kegiatan pengawasan atau pengendalian atas

persediaan, karena hal ini dapat membantu perusahaan dalam mencapai suatu

tingkat efisiensi dalam penggunaan persediaan. Akan tetapi perlu ditegaskan bahwa

hal ini tidak akan dapat menghilangkan sama sekali resiko yang muncul akibat

pengadaan persediaan yang terlalu besar atau terlalu kecil, namun hal ini hanya

mengurangi dari resiko tersebut. Jadi dalam hal ini pengawasan atau pengendalian

persediaan dapat membantu mengurangi resiko sekecil mungkin, adapun

keuntungan memiliki persediaan yang cukup menurut (Margaretha, 2004 dalam

Fahmi, 2014) yaitu adanya kesempatan untuk menjual barang, memungkinkan

mendapat potongan, biaya pemesanan dapat dikurangi, dan menjamin kelancaran

produksi.

Pengawasan persediaan merupakan masalah yang sangat penting, karena

jumlah persediaan akan akan mempengaruhi kelancaran proses produksi serta

keefektifan dan efesiensi perusahaan tersebut. Jumlah atau tingkat persediaan yang

dibutuhkan oleh perusahaan berbeda-beda untuk setiap perusahaan, pabrik,

tergantung dari volume produksinya, jenis pabrik dan prosesnya (Assauri, 2016)

Perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku yang dijalankan oleh

setiap perusahaan pada dasarnya mempunyai tujuan utama yaitu untuk

meminimumkan biaya dan untuk memaksimalkan keuntungan dalam waktu

tertentu. Dalam perencanaan dan pengendalian bahan baku yang terjadi masalah

utamanya adalah mengadakan persediaan yang paling tepat supaya proses produksi

tidak terganggu dan dana yang ditanam dalam persediaan tidak berlebihan. Masalah
4

tersebut berpengaruh terhadap penentuan (1) berapa kuantitas yang akan dibeli

dalam suatu periode tertentu, (2) berapa jumlah atau kuantitas yang akan dibeli

dalam setiap pembelian, (3) kapan pemesanan bahan harus dilakukan, (4) berapa

jumlah minimum kuantitas bahan baku yang harus selalu ada dalam persediaan

pengaman (safety stock) supaya perusahaan terhindar dari kemacetan produksi

akibat dari keterlambatan bahan baku, dan berapa jumlah maksimum kuantitas

bahan baku dalam persediaan agar dana yang tertanam dalam persediaan tidak

berlebihan.

Kebijakan persediaan bahan baku yang diterapkan dalam perusahaan

seharusnya dapat berpengengaruh terhadap biaya persediaan yang dapat ditekan

sekecil mungkin. Untuk meminimumkan biaya persediaan tersebut dapat

digunakan analisis “Economic Order Quantity” (EOQ). EOQ adalah jumlah

ekonomis barang yang harus dipesan untuk memenuhi kebutuhan yang

diproyeksikan, dengan biaya persediaan yang diminimalkan (Fahmi, 2014). Metode

EOQ berusaha mencapai tingkat persediaan yang seminimum mungkin biaya

rendah dan mutu yang lebih baik. Perencanaan metode EOQ pada perusahaan akan

mampu meminimalisasi terjadinya out of stock atau kehabisan persediaan sehingga

tidak mengganggu proses operasi perusahaan dan mampu menghemat biaya

persediaan yang dikeluarkan perusahaan karena adanya efisiensi persediaan bahan

baku dalam perusahaan. Selain itu dengan adanya penerapan metode EOQ

perusahaan akan mampu mengurangi biaya penyimpanan, penghematan ruang

gudang, dan mengurangi resiko yang terjadi akibat persediaan bahan baku yang

menumpuk seperti biji plastik yang rentan dengan api. Analisis EOQ ini dapat
5

dengan mudah diterapkan untuk merencanakan berapa jumlah bahan baku yang

harus dibeli dan berapa frekuensi dalam periode pembelian.

Menentukan EOQ untuk kebijakan persediaan bahan baku, penting juga

bagi perusahaan untuk menentukan waktu pemesanan kembali persediaan bahan

baku yang akan digunakan atau disebut ROP (reorder point) supaya pembelian

bahan baku yang sudah ditetapkan dalam EOQ tidak mengganggu kelancaran

proses produksi. Adapun pengertian dari ROP adalah titik dimana suatu perusahaan

atau institusi bisnis harus memesan barang atau bahan guna menciptakan kondisi

persediaan yang terus terkendali (Fahmi, 2014).

Batas minimum dan batas maksimum dari pengadaan persediaan bahan

baku dapat ditentukan dari perhitungan EOQ dan ROP. Persediaan yang diadakan

paling banyak sebesar batas maksimum yaitu ketika bahan baku yang dibeli datang

diterima perusahaan, tujuan dari batas maksimum adalah untuk mengendalikan

investasi dalam persediaan bahan baku tidak berlebihan sehingga modal yang

tertanam dalam persediaan bahan baku menjadi efektif dan efesien.

PT.Unggul Karya Semesta merupakan perusahaan yang bergerak dalam

bidang bisnis industri tarpaulin (terpal), dimana bahan baku utama yang digunakan

adalah biji plastik HDPE ASRENE SM5508 yang pada proses produksinya bahan

baku ini selalu tersedia. Oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk

melaksanakan perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku.

Perusahaan dituntut untuk bisa mengelola dan mengendalikan persediaan

dengan baik agar tercapainya kelancaran proses produksi perusahaan dengan

jumlah, waktu, dan kualitas yang tepat dengan biaya seminimum mungkin.
6

Berdasar pada hasil wawancara dan observasi manajemen persediaan bahan baku

PT.Unggul Karya Semesta belum menerapkan perencanaan dan pengendalian

persediaan bahan baku dengan baik yang mengakibatkan persediaan bahan baku

pada perusahaan kurang optimal dan proses produksi perusahaan tidak maksimal.

Hal ini terlihat dari data pembelian dan kebutuhan pada bulan Februari, Maret, Mei,

Juni tahun 2019 Mengalami kekurangan dan kelebihan bahan baku. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.1
Hasil Observasi Manajemen Persediaan PT.Unggul Karya Semesta
No Bulan Pembelian Kebutuhan Selisih
1 Februari 2019 100.000 Kg 109.200 Kg -9.200 Kg
2 Maret 2019 100.000 Kg 111.400 Kg -11.400 Kg
3 Mei 2019 75.000 Kg 59.150 Kg 15.850 Kg
4 Juni 2019 100.000 Kg 79.400 Kg 20.600 Kg
Sumber : Data penelitian yang diolah

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan belum konsisten

dalam mengadakan persediaan bahan baku dari segi ketepatan kuantitas dan

frekuensi pembelian bahan baku sehingga PT.Unggul Karya Semesta harus

menghitung besarnya safety stock supaya tidak terjadi kekurangan persediaan bahan

baku di gudang. Selain itu perusahaan juga harus menghitung ROP agar dapat

ditentukan waktu yang tepat untuk untuk melakukan pemesanan kembali.

Penelitian Fauzi RA, Hartono R (2018) sebagai dasar, bahwa dari peneltian

ini didapat kesimpulan terjadi penghematan total biaya persediaan bahan baku,

karena total biaya yang dihitung menurut perusahaan lebih besar dari total biaya

yang dihitung menurut EOQ pada perusahaan.

Latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas sebagai dasar

penelitian, maka penulis tertarik untuk mengangkat topik penelitian dalam skripsi
7

tentang manajemen persediaan bahan baku tersebut dengan judul “ANALISIS

MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BIJI PLASTIK DENGAN

METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) PADA PT.UNGGUL

KARYA SEMESTA”.

Batasan masalah penelitian ini berfokus pada masalah manajemen

persediaan bahan baku biji plastik HDPE ASRENE SM5508 PT.Unggul Karya

Semesta. Peneliti berusaha menganalisis manajemen persediaan bahan baku yang

optimal dengan metode EOQ (Economic Order Quantity), dalam kondisi kuantitas

persediaanya mencukupi untuk kebutuhan proses produksi dengan biaya yang

minimum.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang didapat dari penjelasan latar belakang di atas adalah

sebagai berikut:

1. Berapa kali frekuensi dan jumlah yang optimal dalam satu periode

pembelian bahan baku biji plastik, jika perusahaan menetapkan metode

Economic Order Quantity (EOQ)?

2. Berapa jumlah persediaan pengaman (Safety Stock), jika perusahaan

menetapkan metode Economic Order Quantity (EOQ)?

3. Berapa batas atau titik pemesanan bahan baku yang dibutuhkan oleh

perusahaan selama masa tenggang (reorder point)?

4. Berapa total biaya persediaan jika perusahaan menetapkan metode

Economic Order Quantity (EOQ)?


8

5. Berapa jumlah efisiensi atau penghematan total biaya persediaan jika

perusahaan menetapkan metode Economic Order Quantity (EOQ)?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini berdasar pada rumusan masalah di atas adalah

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui berapa kali frekuensi dan jumlah yang optimal dalam

satu periode pembelian bahan baku biji plastik jika perusahaan menetapkan

metode Economic Order Quantity (EOQ).

2. Untuk mengetahui besarnya jumlah persediaan pengaman (Safety Stock)

jika perusahaan menetapkan metode Economic Order Quantity (EOQ).

3. Untuk mengetahui titik pemesanan bahan baku yang dibutuhkan oleh

perusahaan selama masa tenggang (reorder point).

4. Untuk mengetahui berapa jumlah total biaya persediaan jika perusahaan

menetapkan metode Economic Order Quantity (EOQ).

5. Untuk mengetahui jumlah efisiensi atau penghematan total biaya persediaan

jika perusahaan menetapkan metode Economic Order Quantity (EOQ).

1.4 Manfaat Penelitian

Penulis sangat berharap hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat

dan menjadi kegunaan bagi pembaca dimasa yang akan dating, ada dua manfaat

dari penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :


9

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap kemajuan

ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu ekonomi khususnya manajemen rantai

pasokan dalam hal menentukan besaran persediaan bahan baku yang optimal

dengan suatu metode pada perusahaan.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Penulis, penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan serta

mengamalkan ilmu yang telah didapat dari setiap kelas kuliah untuk

melakukan riset ilmiah di salah satu perushaan dan menyajikannya dalam

bentuk tulisan yang baik.

2. Bagi Lembaga, untuk menambah perbendaharaan perpustakaan bagi

Universitas Pelita Bangsa pada umumnya dan manajemen produksi pada

khususnya.

3. Bagi Perusahaan, untuk memberikan masukan supaya bisa menerapkan

metode EOQ Dalam kebijakan pengadaan persediaan yang dapat

berpengaruh positif terhadap perusahaan.

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan skripsi yang akan dilakukan penulis berdasarkan pada

aturan sistematika yang sudah ditetapkan oleh Program Studi Manajemen

Universitas Pelita Bangsa , sehingga dapat diuraikan sebagai berikut :


10

1. Bab Pendahuluan, dimana pada bab ini menguraikan tentang latar

belakang, perumusan masalah, batasan penelitian, tujuan penelitian,

manfaat/kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

2. Bab Kajian pustaka, dimana pada bab ini menjelaskan tentang landasan

teori yang meliputi definisi persediaan bahan baku, alasan diadakanya

persediaan, klasifikasi persediaan, biaya dalam persediaan, tujuan

pengendalian persediaan, sistem pengendalian pesediaan, penggunaan

bahan baku, metode Economic Order Quantity (EOQ), kemudian

menjelaskan tentang penelitian terdahulu yang relevan.

3. Bab Metodologi Penelitian, dimana pada bab ini menjelaskan tentang

jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, kerangka konsep, populasi

dan sampel, metode pengumpulan data dan metode analisis data.

4. Bab Gambaran Umum, dimana pada bab ini menjelaskan tentang

sejarah PT.Unggul Karya Semesta dan visi, misi perusahaan.

5. Bab Hasil Penelitian, dimana pada bab ini menjelaskan tentang analisis

data pembelian bahan baku, penggunaan bahan baku, biaya pemesanan,

prosentase biaya penyimpanan, perhitungan EOQ, perhitungan total

biaya persediaan bahan baku, dan pembahasan.

6. Bab Penutup, dimana pada bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari

hasil penelitian dan saran yang disampaikan oleh peniliti terhadap

perusahaan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Persediaan Bahan Baku

Persediaan di dalam suatu perusahaan mempunyai pengaruh yang besar

terhadap kinerja fianansial suatu perusahaan. Jumlah uang yang tertanam dalam

bentuk persediaan biasanya sangat besar, sehingga persediaan adalah satu aset

terbesar yang dimiliki perusahaan. Pujawan dan Mahendrawathi (2017)

mengatakan bahwa biaya modal yang tertahan dalam bentuk persediaan di suatu

perusahaan bisa sangat besar, manajemen persediaan yang baik bisa berpengaruh

besar terhadap terhadap kelancaran proses kinerja perusahaan.

Ristono (2009) mendefinisikan persediaan dapat diartikan sebagai barang-

barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang

akan datang. Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku / raw material,

persediaan stengah jadi / work in process, dan persediaan barang jadi / finished

good.

Mengelola aliran material bahan baku dengan tepat adalah salah satu tujuan

utama dari setiap perusahaan industri. Aliran yang tepat berarti tidak terlalu

terlambat dan juga terlalu awal, jumlahnya sesuai dengan kebutuhan. Persediaan

adalah aktiva lancar yang terdapat dalam perusahaan dalam bentuk persediaan

11
12

bahan mentah (bahan baku / raw material, bahan setengah jadi / work in process

dan barang jadi / finished goods). Dengan tersedianya persediaan bahan baku maka

diharapkan sebuah perusahaan industri dapat melakukan proses produksi sesuai

kebutuhan atau permintaan konsumen. Selain itu dengan adanya persediaan bahan

baku yang cukup tersedia di gudang juga diharapkan dapat memperlancar kegiatan

produksi perusahaan dan dapat menghindari terjadinya kekurangan bahan baku.

Keterlambatan jadwal pemenuhan produk yang dipesan konsumen dapat merugikan

perusahaan dalam hal ini image yang kurang baik (Fahmi, 2014)

2.1.2 Alasan Diadakanya Persediaan

Perusahaan industri pada dasarnya akan menyelenggarakan persediaan

untuk kelangsungan proses produksi perusahaan tersebut. Menurut Pujawan dan

Mahendrawathi (2017) persediaan bisa muncul karena memang direncanakan atau

merupakan akibat dari ketidaktahuan terhadap suatu informasi. Jadi, ada

perusahaan yang memiliki persediaan karena sengaja membuat produk lebih awal

atau lebih banyak dari waktu dan jumlah yang akan dikirim atau dijual pada suatu

waktu tertentu, ada juga karena merupakan akibat dari permintaan yang terlalu

sedikit dari perkiraan awal. Pujawan dan Hendrawathi (2017) mengatakan ada 3 hal

mengapa persediaan itu muncul,

1. Ketidakpastian pengiriman dan harga bahan baku, hal ini menyebabkan

perusahaan menimbun persediaan bahan baku. Karena adanya

ketidakpastian perusahaan memilih untuk mengadakan persediaan lebih


13

banyak untuk mengurangi resiko-resiko kekurangan bahan baku atau

kenaikan harga yang tidak pasti.

2. Perbedaan lokasi, masalah jarak dan waktu yang membuat munculnya lead

time pengiriman juga menjadi alasan mengapa perusahaan membutuhkan

persediaan.

3. Motif ekonomi dalam melakukan suatu kegiatan produksi dan atau

pengiriman. Perusahaan tidak akan bisa memproduksi dengan jumlah yang

terlalu sedikit karena tidak akan mencapai apa yang dinamakan skala

ekonomi (economies of scale).

2.1.3 Klasifikasi Persediaan

Persediaan pada dasarnya dapat dikategorikan menjadi dua yaitu,

berdasarkan bentuknya Menurut Pujawan dan Mahendrawathi (2017) persediaan

bisa diklasifikasikan menjadi bahan baku (raw materials), barang setengah jadi

(work in process) dan produk jadi (finish product). Persediaan berdasarkan

fungsinya, persediaan penting artinya dalam upaya meningkatkan operasional

perusahaan yang akan memberikan pengaruh sedikit banyak terhadap efisiensi

perusahaan.

Ada tiga fungsi persediaan:

1. Persediaan siklus / cycle stock, menurut Eunike et al (2018) persediaan ini

akan muncul ketika bagian produksi lebih banyak dari permintaan yang

muncul dari pelanggan yang akan digunakan untuk memenuhi adanya skala

ekonomi.
14

2. Persediaan pengaman / safety stock, persediaan ini akan memberikan

perlindungan terhadap perusahaan ketika terjadi ketidakpastian permintaan

dan pasokan bahan baku. Hal ini terjadi ketika permintaan lebih besar dari

pada yang diramalkan oleh perussahaan atau ketika waktu untuk memesan

ulang bahan baku lebih lama dari estimasi.

3. Persediaan antisipasi / anticipation stock adalah persediaan yang

dibutuhkan untuk mengantisipasi kenaikan akibat sifat musiman dari

permintaan terhadap suatu produk. Walaupun anticipation stock pada

hakikatnya mengantisipasi permintaan yang tidak pasti, namun perusahaan

bisa memprediksi adanya kenaikan dalam jumlah yang signifikan (bukan

sekadar pola acak) menurut Handoko (2015).

2.1.4 Biaya dalam persediaan

Kebijakan perusahaan dalam menyelenggarakan persediaan tidak bisa

terlepas dari biaya-biaya akibat pengadaan nilai persediaan tersebut, biaya-biaya

yang muncul adalah sebagai berikut

1. Biaya pemesanan, biaya pemesanan adalah biaya yang dikeluarkan ketika

dilakukan pemesanan suatu produk atau bahan material untuk memulai

produksi Eunike et al (2018). Dalam hal ini termasuk biaya administrasi

yang berhubungan dengan pemesanan, contohnya adalah pembelian kertas,

biaya transportasi untuk mengirim barang dari supplier ke perusahaan.

2. Biaya penyimpanan, pengelolaan penyimpanan akan berhubungan dengan

biaya yang dikeluarkan untuk jumlah barang, lama penyimpanan, dan nilai
15

dari barang yang disimpan. Dengan modal yang dialokasikan ke persediaan

perusahaan melakukan pengorbanan pada kesempatan untuk melakukan

investasi pada bidang yang lain seperti mesin baru, gedung baru, dan

pengembangan produk baru.

3. Biaya ketika terjadi kekurangan, biaya ini muncul ketika terjadi permintaan

yang lebih banyak dari ketersediaan produk yang disimpan. Biaya ini lebih

sulit untuk diukur dari pada biaya pesan dan biaya penyimpanan. Pada

beberapa kasus biaya kekurangan mungkin sama dengan kerugian yang

dimunculkan ketika penlanggan dapat membeli produk pada perusahaan

pesaing (kehilangan potensi keuntungan).

2.1.5 Tujuan pengendalian persediaan

Menurut Assauri (2016), tujuan pengawasan persediaan dapat diartikan

sebagai usaha untuk:

1. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehinga

menyebabkan proses produksi terhenti.

2. Menjaga agar penentuan persediaan oleh perusahaan tidak terlalau besar

sehingga biaya yang berkaitan dengan persediaan dapat ditekan.

3. Menjaga agar pembelian bahan baku secara kecil-kecilan dapat dihindari.

4. Tujuan dasar dari pengendalian bahan adalah kemampuan untuk

mengirimkan surat pesanan pada saat yang tepat pada pemasok terbaik

untuk memperoleh kuantitas yang tepat pada harga dan kualitas yang tepat.
16

2.1.6 Sistem pengendalian persediaan

Jumlah dari persediaan perlu ditentukan sebelum melakukan penilaian

persediaan, jumlah persediaan dapat ditentukan dengan dua sistem yang umum

dikenal dengan akhir periode yaitu periodic system, setiap akhir periode dilakukan

perhitungan secara fisik agar jumlah persediaan akhir dapat diketahui jumlahnya

secara pasti, selanjutnya Perpectual system atau book inventory yaitu setiap kali

pengeluaran diberikan catatan administrasi barang persediaan (Herjanto, 2015)

Dalam melakukan penilaian terhadap persediaan ada beberapa cara yang

bisa dilakukan yaitu:

1. First in, first out (FIFO) atau masuk pertama keluar pertama, cara ini

didasarkan atas asumsi bahwa arus harga bahan adalah sama dengan arus

penggunaan bahan. Dengan demikian bila sejumlah unit bahan telah habis

dipergunakan, maka harga penggunaan bahan berikutnya berdasarkan pada

harga unit yang terakhir masuk ke gudang. Atas dasar metode ini maka

biaya per unit persediaan yang masuk terakhir dipakai sebagai dasr

penentuan biaya barang yang masih dalam persediaan.

2. Last in, firs out (LIFO) atau masuk terakhir keluar pertama, pada metode ini

unit barang yang pertama masuk akan dikeluarkan di akhir.

3. Rata-rata tertimbang (weighted average), pada cara ini didasarkan kepada

harga rata-rata perunit bahan adalah sama dengan jumlah harga perunit yang

dikalikan dengan masing-masing kuantitasnya kemudian dibagi dengan

seluruh jumlah unit bahan dalam persediaan tersebut.


17

4. Harga standar, besarnya nilai persediaan akhir dari suatu perusahaan akan

sama dengan jumlah unit persediaan akhir dikalikan dengan harga standar

perusahaan.

2.1.7 Penggunaan bahan baku

Seluruh perusahaan industri yang berproduksi menghasilkan satu atau

beberapa macam produk tentunya memerlukan bahan baku untuk pelaksanaan

proses produksinya. Bahan baku adalah bahan untuk diolah melalui proses produksi

menjadi barang jadi (Kamus Besar Bahasa Indonesia (Kamus versi online/daring,

2019).

Bahan baku merupakan input yang penting dalam dalam berbagai produksi.

Kekurangan salah satu bahan baku yang tersedia bisa berakibat terhentinya proses

produksi karena tidak adanya bahan baku untuk diproses. Akan tetapi terlalu

besarnya bahan baku akan berakibat tingginya persediaan yang artinya perusahaan

harus mengeluarkan modal lebih besar dan memiliki resiko yang tinggi juga.

2.1.8 Metode Economic Order Quantity (EOQ)

2.1.8.1 Definisi Economic Order Quantity (EOQ)

Model economic order quantity (EOQ) merupakan model matematik untuk

menentukan jumlah yang optimal barang yang harus dipesan untuk memenuhi

permintaan yang diproyeksikan, dengan biaya persediaan yang diminimalkan

(Fahmi, 2014).
18

Salah satu keputusan yang harus diambil perusahaan dalam pengendalian

persediaan adalah ukuran pesanan. Untuk item yang permintaan atau kebutuhannya

relatif stabil dalam jangka panjang, ukuran pesanan akan berdampak pada frukuensi

pemesanan dan rata-rata persediaan yang akan disimpan perusahaan. Semakin kecil

ukuran pesanan berarti semakin cepat persediaan itu habis, sehinggga semakin

sering pesanan harus dilakukan berakibat biaya pesan yang semakin tinggi jika

perusahaan menentukan pesanan terlalu kecil. Sebaliknya jika pesanan dilakukan

dalam ukuran yang terlalu besar, perusahaan akan lebih jarang memesan tapi harus

mengeluarkan biaya yang lebih pada biaya penyimpanan (Fahmi, 2014).

Salah satu cara sederhana yang bisa digunakan untuk menentukan ukuran

pesanan yang ekonomis adalah metode Economic Order quantity (EOQ). Metode

ini mempertimbangkan dua biaya persediaan di atas, yaitu biaya pemesanan dan

biaya penyimpanan. Menurut (Tersine, 1994 dalam Eunike et al, 2018) metode

EOQ ini menggunakan beberapa asumsi sederhana diantaranya yaitu:

1. Tingkat permintaan konstan sehingga ketika unit di ambil dari gudang juga

akan menunjukan tingkat yang sama

2. Biaya-biaya tetap (tidak berubah pada periode tertentu)

3. Kapasitas produksi dan persediaan adalah tak terbatas.

Heizer dan Render (2011) mendefinisikan kuantitas pesanan ekonomis

(Economic Order Quantity) adalah salah satu teknik kontrol persediaan yang

meminimalkan biaya total dari pemesanan dan penyimpanan. Teknik ini relatif

mudah digunakan tetapi di dasarkan pada beberapa asumsi:

1. Jumlah permintaan diketahui konstan dan independen.


19

2. Waktu tunggu yakni waktu antara pemesanan dan penerimaan pesanan

diketahui dan konstan.

3. Penerimaan persediaan bersifat instan dan selesai seluruhnya. Dengan kata

lain, persediaan dari sebuah pesanan datang dalam satu kelompok dalam

satu waktu.

4. Tidak tersedia diskon kuantitas.

5. Biaya variabel hanya biaya untuk menyiapkan atau melakukan pemesanan

(biaya penyetelan) dan biaya menyimpan persediaan dalam waktu tertentu

(biaya penyimpanan).

6. Kehabisan persediaan (kekurangan persediaan) dan dapat sepenuhnya

dihindari jika pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat.

2.1.8.2 Variabel dan Asumsi dalam EOQ

Secara umum ada tiga bentuk variabel dalam Economic Order Quantity

(EOQ) yang terlihat jelas yaitu,

1. Total cost atau biaya total. Merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan

dalam satu masa yang terjadi.

2. Ordering cost atau biaya pesanan. Merupakan keseluruhan biaya yang

dikeluarkan selama dalam proses pembelian.

3. Carrying cost atau biaya penyimpanan. Merupakan biaya-biaya yang

dikeluarkan sehubungan dengan penyimpanan.

Menurut (Sartono, 2000 dalam Fahmi, 2014) ada empat asumsi dasar dalam

penggunaan model Economic Order Quantity (EOQ) yaitu,


20

1. Tingkat penjualan yang dapat diperkirakan

2. Penggunaan bahan yang konstan

3. Pemesanan dapat dilakukan seketika

4. Pengiriman dapat dilakukan dengan cepat

Dari keterangan di atas maka didapat kesimpulan bahwa EOQ adalah suatu

bentuk usaha dari perusahaan untuk selalu menciptakan kondisi dan situasi

persediaan yang seimbang dan selalu stabil dalam berbagai kondisi apapun.

2.1.8.3 Safety Stock dan Reorder Point

Safety Stock merupakan kemampuan perusahaan untuk menciptakan

kondisi persediaan yang selalu aman atau penuh pengaman dengan harapan

perusahaan tidak akan pernah mengalami kekurangan persediaan. Sedangkan

menurut (Seagel dan Shim, 1999 dalam Fahmi, 2014) Safety Stock adalah

persediaan tambahan yang disiapkan sebagai proteksi terhadap kemungkinan

habisnya persediaan.

Menurut (Kasmir dan Jakfar, 2003 dalam Fahmi, 2014) terdapat beberapa

faktor penentu dalam menghitung besarnya Safety Stock yaitu antara lain:

1. Penggunaan bahan baku rata-rata

2. Faktor waktu

3. Biaya yang digunakan

Menurut Margaretha (2004) dalam Fahmi (2014) bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya safety stock ialah,

1. Sulit atau tidaknya bahan tersebut diperoleh


21

2. Kebiasaan pemasok menyerahkan barang atau bahan

3. Besar kecilnya jumlah barang atau bahan yang dibeli setiap saat, dan

4. Sering atau tidaknya mendapatkan pesanan mendadak.

Adapun pengertian dari Reorder Point adalah titik dimana suatu perusahaan

atau institusi bisnis harus memesan barang atau bahan guna menciptakan kondisi

persediaan terus terkendali.

2.2 Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan ppenulis dalam melakukan

penelitian, penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka

penyusunan penelitian ini, penelitian terdahulu dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Battini D, Persona A, Sgarbosa F. Departement of Management and

Engineering University of Padua Italy. A sustainable EOQ model:

Theoritical formulation and applications. International Journal of

Productions Economics Vol.149, Maret 2014. Didapat kesimpulan dari

penelitian ini bahwa teori EOQ membantu para praktisi untuk mengubah

strategi pembelian bahan baku dan transportasi pengiriman produk yang

lebih cepat,tepat,serta ekonomis.

2. Rezaei J. Transport and Logistics Group, Faculty of Technology, Policy and

Management, Delft University of Technology Netherland. Economic Order

Quantity for Growing Item. International Journal of Production Economics

Vol.155, September 2014. Kesimpulan dari penelitian ini adalah analisis


22

EOQ pada perusahaan peternakan memegang peran penting untuk

menentukan pemesanan anak ayam untuk dibesarkan dan waktu

peneyembelihan yang optimal, serta analisis ini dapat membantu pembuat

keputusan dalam merencanakan dan mengendalikan oprasi perusahaan.

3. Wijaya D, Mandey S, Sumarauw JSB. Analisis Pengendalian Persediaan

Bahan Baku Ikan Pada PT. Celebes Minapratama Bitung. Jurnal EMBA

Vol.4, No.2, Juni 2016. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa

pengendalian persediaan bahan baku ikan yang dilakukan perusahaan sudah

cukup baik karena tidak pernah mengalami kehabisan bahan baku.

Berdasarkan hasil perhitungan, total biaya persediaan bahan baku ikan

dengan metode EOQ (Economic Order Quantity) lebih kecil dibandingkan

dengan metode yang digunakan perusahaan.

4. Simbar M et al. Analisis Pengendalian Bahan Baku Kayu Cempaka Pada

Industri Mebel Dengan Menggunakan Metode EOQ. Jurnal Ilmiah Vol.5,

No.3, Oktober 2014. Kesimpulan pada penelitian ini bahwa kebijakan

pengadaan persediaan bahan baku yang dilakukan UD Batu Zaman selama

ini belum menunjukan biaya yang minimum dalam arti biaya persediaannya

masih lebih besar dibandingkan apabila perusahaan menggunakan metode

EOQ.

5. Prabowo DA, Wiyono MW, Taufik M. Analisis Pengendalian Bahan Baku

Dengan Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity) pada

Perusahaan Kayu PT. Kanawood Indo Makmur. Jurnal Riset Akuntansi

Vol.1, No.2, September 2018. Kesimpulan pada penelitian ini adalah bahwa
23

pada perusahaan pengolahan persediaan bahan baku dan biaya persediaan

pada perusahaan PT. Kanawood Indo Makmur belum cukup optimal.

Karena terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara metode

konvensional perusahaan dan metode EOQ. Setelah penerapan metode

EOQ dapat diketahui jumlah kebutuhan bahan baku yang optimal serta

dapat diketahui jumlah kebutuhan bahan baku pengaman dimana

perusahaan tidak perlu mengalam stock out bahan baku.

6. Sudarismiati A, Zainuddin. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku

Dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) pada PT. Panca Mitra

Multi Perdana. Jurnal Ekonomi dan Bisnis GROWTH (JEBG) Vol.16,

No.1, Mei 2018. Dari penelitian ini didapat kesimpulan pembelian yang

ekonomis oleh PT. Panca Mitra Multi Perdana yaitu sejumlah 79.765 Kg

udang dengan frekuensi pembelian selama satu tahun (tahun 2016) 180 kali

dengan biaya yang minimal yaitu RP1.123.000,-.

7. Mayasari D, Supriyanto. Analisi Pengendalian Persediaan Bahan Baku

Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity) pada PT.

Suryamas Lestari Prima. Jurnal Bisnis Administrasi Vol.05 No.01, 2016.

Kesimpulan bahwa jumlah pesanan bahan baku yang optimal jika

menerapkan metode EOQ pada PT. Suryamas Lestari Prima yaitu sebesar

464,2577735 meter kubik, selanjutnya diketahui bahwa total biaya

persediaan bahan baku yang dikeluarkan jika perusahaan menerapkan

metode EOQ adalah sebesar Rp210.331.184,-. Perusahaan harus melakukan


24

pemesanan kembali pada tingkat persediaan sebesar 241,07571 meter

kubik.

8. Manulang A, Alif MK. Analisis Pengendalian Persediaan Dengan

Menggunakan Metode EOQ Untuk Mengoptimalisasi Persediaan Bahan

Baku Gula Pasir pada PT. Smart TBK di Bogor. Jurnal Ilmiah Berniaga

Vol.13, No.02, Desember 2017. Kesimpulan dari penelitian ini adalah

jumlah pemesanan bahan baku gula pasir menurut perusahaan sebanyak

1.200 Kg, sedangkan menurut EOQ adalah sebanyak 2.740 Kg dalam satu

tahun. Frekuensi pembelian menurut perusahaan adalah sebanyak 12 kali,

sementara menurut EOQ hanya sebanyak 5 kali.

9. Fauzi RA, Hartono R. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku

Benang Pada Produk Underwear Dengan Metode EOQ. Jurnal Ilmiah

Binaniaga Vol.14 No.01, Juni 2018. Dari penelitian ini didapat kesimpulan

bahwa terjadi penghematan total biaya persediaan bahan baku, karena total

biaya yang dihitung menurut perusahaan lebih besar dari total biaya yang

dihitung menurut EOQ.

10. Sutarti, Sutriyono, Gustopo D. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan

Baku Menggunakan Metode Economic Order Quantity Dalam Upaya

Meningkatkan Efisiensi. Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri, Vol.2,

No.2, Agustus 2016. Kesimpulan dari penelitian ini adalah biaya persediaan

menurut cara yang dijalankan perusahaan belum mencapai titik minimal.

Dimana jika perusahaan menerapkan metode EOQ akan terdapat

penghematan sebesar Rp1.050.337,-.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kuantitatif yang bersifat deskriptif, menurut Sugiyono (2014) penelitian kuantitatif

adalah metode penelitian berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan

instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik. Analisis deskriptif

menurut Kuncoro (2013) adalah suatu kegiatan penyimpulan data mentah dalam

jumlah yang besar sehingga hasilnya dapat ditafsirkan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dalam penelitian ini adalah PT. Unggul Karya Semesta yang

berlokasi di Jalan Mercedes Benz KM 0 Desa Wanaherang, Kecamatan Gunung

Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu / jadwal penelitian ini dilakasanakan

pada bulan Mei tahun 2019 sampai dengan bulan Agustus tahun 2019 dengan tabel

sebagai berikut:

25
26

Tabel 3. 1
Jadwal Kegiatan Penelitian
Mei Juni Juli Agust Sept Okto
No Uraian
2019 2019 2019 2019 2019 2019
1 Bimbingan I
2 Studi pustaka
3 Wawancara
4 Dokumentasi
Pengolahan
5
data
6 Bimbingan II
Pengesahan
7
Skripsi
8 Ujian Skripsi
Sumber : Peneliti

3.3 Kerangka Konsep

Perusahaan yang bergerak di bidang industri apapun perlu memiliki adanya

persediaan untuk proses produksi, dalam hal ini PT.Unggul Karya Semesta

memerlukan adanya persediaan bahan baku biji plastik untuk menjamin agar proses

produksinya tidak akan terhambat akibat kekurangan suplay bahan baku, dan

manajemen persediaan yang baik supaya tidak terjadi kelebihan persediaan bahan

baku yang berakibat pemborosan modal tertanam dalam persediaan bahan baku.

Oleh karena itu perusahaan harus berhati-hati dalam menentukan berapa besarnya

persediaan yang harus tersedia di perusahaan. Seperti yang telah kita ketahui bahwa

untuk menentukan jumlah persediaan optimal yang ekonomis adalah dengan

metode EOQ (Economic Order Quantity).

Asumsi yang kuat bahwa kebijakan persediaan bahan baku yang tepat akan

dapat menjamin kelancaran proses produksi serta dapat meminimalisir biaya


27

produksi, yaitu dengan menganalisisa kebijakan persediaan bahan baku yang telah

diterapkan oleh perusahaan dibandingkan dengan kebijakan persediaan bahan baku

menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity), dari perbandingan ini

akan diketahui berapa tingkat efisiensi atau penghematan yang terjadi dalam biaya

persediaan. Dari uraian tersebut dibuat kerangka sebagai berikut.

Gambar 3.1
Kerangka Konsep

Produksi

Persediaan Bahan Baku

Kebijakan Di bandingkan Metode EOQ


Perusahaan

Efisiensi dan Efektifitas

Sumber : Dio Adam Prabowo, M. Wimbo Wiyono, Muchamad Taufik, Jurnal Riset Akuntansi
Vol. 1 No. 2 (2018)

Model kerangka konsep yang digambarkan di atas dapat diketahui bahwa

suatu perusahaan untuk melakukan proses produksi memperlukan persediaan bahan

baku, perusahan jika ingin melakukan efisiensi dan efektifitas dalam manajamen

persediaannya harus mempertimbangkan manajemen persediaan dengan metode

EOQ (Economic Order Quantity) dibandingkan dengan manajemen persediaan

bahan baku yang telah diterapkan pada perusahaan.


28

3.4 Populasi dan Sampel

Ditinjau dari wilayahnya, populasi dan sampel untuk jenis penelitian

kuantitatif deskriptif meliputi wilayah yang sangat sempit dimana metode ini

digunakan untuk meneliti status kelompok manusia, objek, suatu set kondisi, sistem

pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa masa datang (Nazir, 2011), maka dalam

penelitian ini tidak ada populasi dan sampelnya tetapi langsung keseluruhan sistem

persediaan dan penggunaan bahan baku biji plastik HDPE ASRENE SM5508 pada

PT.Unggul Karya Semesta periode tahun 2016-2017, periode tahun 2017-2018, dan

periode tahun 2018-2019.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Studi pustaka, pengumpulan data yang dilakukan melalui membaca buku-

buku teoritis, jurnal-jurnal penelitian terdahulu serta sarana media

komunikasi internet yang berkaitan dengan penelitian.

2. Wawancara, metode ini sebagai cara untuk mendapatkan data yaitu dengan

wawancara langsung dengan informan, dalam hal ini adalah karyawan yang

kompeten untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan penelitian.

3. Dokumentasi, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara mengumpulkan dan mengambil data, catatan atau dokumen perusahaan

yang terkait dengan penelitian.


29

3.6 Metode Analisis Data

3.6.1 Analisis Pembelian Bahan Baku

Supaya dapat menentukan jumlah pemesanan atau pembelian yang optimal,

setiap pemesanan perlu dilakukan perhitungan kuantitas pembelian optimal yang

ekonomis atau Economic Order Quantity (EOQ). Adapun rumusnya adalah sebagai

berikut.

Rumus EOQ (Tersine, 1994 dalam Eunike et al, 2018)

2𝑆𝐷
𝐸𝑂𝑄 = √
𝐻

Dimana:

EOQ = Jumlah pembelian optimal yang ekonomis

S = biaya pemesanan

D = kebutuhan yang diperkirakan per periode waktu

H = Biaya penyimpanan per unit per tahun.

Biaya penyimpanan = 10% x harga beli per unit.

3.6.2 Analisis Persediaan Pengaman

Analisis ini bertujuan untuk menentukan menghindari terjadinya

kekurangan bahan baku, untuk menentukan safety stock menurut Pujawan dan

Mahendrawathi (2017) adalah sebagai berikut:

Safety stock = jumlah standar deviasi dari tingkat kebutuhan x 1.65

Rumus standar deviasi:


30

∑(𝑋 − 𝑌)2
𝑆𝐷 = √
𝑛

Keterangan:

SD = Standar deviasi

X = Pemakaian sesungguhnya

Y = Peramalan / perkiraan pemakaian

n = Jumlah (banyaknya data)

3.6.3 Analisis Reorder Point

Reorder point pada dasarnya dapat diketahui dengan menetapkan

penggunaan selama lead time dan di tambah dengan penggunaan selama periode

tertentu sebagai safety stock, dengan menggunakan cara sebagai berikut:

Rumus ROP (Pujawan dan Mahendrawathi, 2017)

ROP = penggunaan selama lead time + safety stock

ROP = d x l + safety stock

Keterangan:

d = rata-rata pemakaian per periode

l = lead time

3.6.4 Analisis Persediaan Maksimum

Analisis ini bertujuan untuk menjaga persediaan bahan baku di gudang tidak

berlebihan. Adapun cara untuk menentukan persediaan maksimum menurut Heizer

dan Render (2011) adalah dengan rumus sebagai berikut:


31

Maximum Inventory = Safety Stock + EOQ

3.6.5 Analisis Total Biaya Persediaan

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui berapa total biaya persediaan yang

terdiri dari biaya pemesanan, biaya pembelian dan biaya penyimpanan, adapun

caranya adalah sebagai berikut:

Total biaya persediaan = biaya pemesanan + biaya pembelian +

Biaya penyimpanan

Rumus total biaya persediaan (Pujawan dan Mahendrawathi, 2017)

TIC = √2. 𝐷𝑆𝐻

Keterangan:

TIC = total biaya persediaan per tahun

D = jumalah kebutuhan barang dalam unit (Kg)

H = biaya penyimpanan (unit per periode)

S = biaya pemesanan setiap kali pesanan


BAB IV

GAMBARAN UMUM

4.1 Sejarah PT.Unggul Karya Semesta

Sejarah PT.Unggul Karya Semesta berawal dari didirikanya PT.Ligokriyasa

Mandiri pada tahun 1986, Ligo Group yang merupakan induk dari beberapa anak

perusahaan pada awalnya hanya melayani jasa printing dan pemotongan kantong

plastik. Dengan berjalanya waktu Ligo Group mengembangkan kapasitas dengan

menambah berbagau mesin untuk memproduksi kantong plastik jenis PP

(Polypropylane).

Ligo Group berkembang menjadi perusahaan yang tumbuh pesat dalam

kurun waktu yang cukup lama dan menjadi tolak ukur kesuksesan bagi perusahaan

lain. Hal ini tidak terlepas dari kerja keras serta kerjasama yang baik dari seluruh

tim manajemen dan seluruh karyawan dalam mewujudkan Visi dan Misi

perusahaan.

Meningkatnya harga bahan baku dan semakin ketatnya persaingan usaha

dibidang sejenis Ligo Group termotivasi untuk selalu memberikan yang terbaik

bagi pelanggan, terutama dalam kualitas produk. Ligo Group dituntut untuk selalu

berinofasi di dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi, hingga pada tahun 2000

Ligo Group mendirikan PT.Unggul Karya Semesta sebagai anak perusahaan

dengan terpal sebagai produk utamanya.

32
33

PT.Unggul Karya Semesta yang beralamat Jl raya Mercedes Benz Km.0

desa Wanaherang kecamatan Gunung putri kabupaten Bogor provinsi Jawa barat,

didirikan oleh Ligo Group menjadi salah satu produsen terpal terbesar di indonesia

yang menangani pasar nasional serta ekspor. PT.Unggul Karya Semesta

berkomitmen untuk selalu mengeksplorasi dan mengembangkan inovasi baru untuk

memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen. Untuk mencapai kualitas prima,

setiap proses mulai dari resin hingga barang jadi ditangani dengan penuh persiapan.

Karyawan yang berpengalaman memperhatikan setiap langkah proses produksi

dengan penuh keseriusan untuk memenuhi standar kualitas dan keetepatan waktu

dalam pengiriman.

Persaingan industri plastik dengan seiring berjalanya waktu dimana

semakin tahun semakin meningkat, PT.Unggul Karya Semesta selalu berinovasi

demi kelangsungan oprasional perusahaan, selain terpal sebagai produk utama,

PT.Unggul Karya Semesta juga menghasilkan produk kantong sandwich dan

kantong semen plastik yang hingga kini banyak perusahaan besar yang

mempercayakan pasokan kantong semen dari PT.Unggul Karya Semesta.

4.2 Visi dan Misi PT.Unggul Karya Semesta

Visi dari PT.Unggul Karya Semesta adalah menjadi perusahaan terbaik

dibidangnya, dengan membangun sumber daya manusia seutuhnya.

Tiga misi dari perusahaan sebagai berikut:


34

1. Perusahaan tempat manusia berkarya dan bertumbuh, dengan menyediakan

lapangan kerja sesuai dengan talenta dan kompetensinya, serta memberikan

kesempatan berkarir dan peningkatan taraf hidup.

2. Perusahaan tempat manusia berkarya menghasilkan produk bermutu prima

untuk kepuasan pelanggan.

3. Perusahaan tempat pemangku kepentingan menjadi bagian tidak

terpisahkan, serta bersama-sama mendapatkan manfaat dan keuntungan

paripurna.
BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Analisis Data Penelitian

5.1.1 Analisis Pembelian Bahan Baku

5.1.1.1 Pembelian bahan baku PT. Unggul Karya Semesta

PT.Unggul Karya Semesta mendapat pasokan bahan baku biji plastik HDPE

ASRENE SM5508 dari supplier PT.Chandra Asri Petrochemical yang terletak di

Kabupaten Tanggerang dan telah menjadi rekanan bisnis selama ini. Data yang

diperoleh tentang pembelian bahan baku biji plastik HDPE ASRENE SM5508 pada

perusahaan tersebut dari bulan Juli tahun 2016 sampai bulan Juni tahun 2019 dapat

dilihat pada tabel 1.

Tabel 5.1
Pembelian Bahan Baku Biji Plastik HDPE ASRENE SM5508 Periode Tahun
2016-2019 (dalam satuan Kg)

Tahun
No Bulan Pembelian
2016-2017 2017-2018 2018-2019
1 Juli 252.500 173.500 100.000
2 Agustus 325.000 175.000 90.000
3 September 317.500 150.000 110.000
4 Oktober 322.500 115.000 90.000
5 November 324.975 120.000 127.500
6 Desember 335.000 100.000 92.500
7 Januari 250.000 115.000 130.000
8 Februari 151.500 47.500 100.000
9 Maret 250.500 100.000 100.000

35
36

10 April 230.525 100.000 75.000


11 Mei 175.000 100.000 75.000
12 Juni 60.000 85.000 100.000
Jumlah 2.995.000 1.381.000 1.190.000
Rata-rata 249.583.3 112.810.4 99.166.67
Sumber: Data pembelian bahan baku PT.Unggul Karya Semesta

Tabel 5.1 ini dapat menjelaskan bahwa pada periode pembelian tahun 2016-

2017 mengalami penurunan kuantitas pembelian pada bulan Desember sampai

bulan Februari, sempat mengalami kenaikan kembali pada bulan Maret, akan tetapi

hal ini tidak bertahan lama dan mengalami penurunan kembali sampai titik terendah

pada bulan Juni. Penurunan kapasitas ini dikarenakan sepinya order dari konsumen

sebab persaingan dengan perusahaan lain yang bergerak pada bidang bisnis yang

sama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 5.1.

Grafik 5.1
Pembelian Bahan Baku

Kilo gram
400000
350000
300000
250000
200000
150000
100000
50000
0 Bulan

2016-2017 2017-2018 2018-2019

Sumber : Data penelitian yang diolah


37

5.1.1.2 Penggunaan Bahan Baku PT. Unggul Karya Semesta

Persediaan bahan baku yang ada di gudang merupakan bahan baku yang

nantinya akan diolah pada proses produksi dan sebagian dari bahan baku itu akan

disimpan sebagai cadangan untuk proses produksi berikutnya. Data tentang

penggunaan bahan baku PT.Unggul Karya Semesta dapat dilihat pada tabel 5.2

berikut.

Tabel 5.2
Penggunaan Bahan Baku Biji Plastik HDPE ASRENE SM5508 Periode
Tahun 2016-2019 (dalam satuan Kg)

Periode Tahun
No Bulan
2016-2017 2017-2018 2018-2019
1 Juli 245.025 180.575 129.025
2 Agustus 324.250 161.975 65.675
3 September 304.150 161.375 80.675
4 Oktober 335.275 110.525 75.850
5 November 342.450 119.525 154.225
6 Desember 290.975 96.325 125.775
7 Januari 277.325 117.675 115.350
8 Februari 184.500 63.975 109.200
9 Maret 243.725 62.375 111.400
10 April 209.100 124.850 91.050
11 Mei 171.025 112.025 59.150
12 Juni 76.225 42.525 79.400
Jumlah 3.004.025 1.353.725 1.196.775
Rata-rata 250.335,4 112.810,4 99.731,25
Sumber: Data penggunaan bahan baku PT.Unggul Karya Semesta

Pada tabel di atas dapat dilihat penggunaan bahan baku biji plastik

PT.Unggul Karya Semesta periode tahun 2016 sampai dengan tahun 2019, Untuk

lebih jelasnya lagi sebagai perbandingan antara penggunaan dan pembelian bahan

baku bisa dilihat pada tabel 5.3.


38

Tabel 5.3
Perbandingan Penggunaan dan Pembelian Bahan Baku (dalam Kg)

Periode Jumlah Jumlah


No Bulan Selisih
Tahun Pembelian Penggunaan
1 2016-2017 Juli 252.500 245.025 7.475
2 Agustus 325.000 324.250 750
3 September 317.500 304.150 13.350
4 Oktober 322.500 335.275 -12.775
5 November 324.975 342.450 -17.475
6 Desember 335.000 290.975 44.025
7 Januari 250.000 277.325 -27.325
8 Februari 151.500 184.500 -33.000
9 Maret 250.500 243.725 6.775
10 April 230.525 209.100 21.425
11 Mei 175.000 171.025 3.975
12 Juni 60.000 76.225 -16.225
Jumlah 2.995.000 3.004.025 -9025
Rata-rata 249.583,3 250.335,4 -752.083
13 2017-2018 Juli 173.500 180.575 -7.075
14 Agustus 175.000 161.975 13.025
15 September 150.000 161.375 -11.375
16 Oktober 115.000 110.525 4.475
17 November 120.000 119.525 475
18 Desember 100.000 96.325 3.675
19 Januari 115.000 117.675 -2.675
20 Februari 47.500 63.975 -16.475
21 Maret 100.000 62.375 37.625
22 April 100.000 124.850 -24.850
23 Mei 100.000 112.025 -12.025
24 Juni 85.000 42.525 42.475
Jumlah 1.381.000 1.353.725 27.275
Rata-rata 115.083.3 112.810,4 2.272,91
25 2018-2019 Juli 100.000 129.025 -29.025
26 Agustus 90.000 65.675 24.325
27 September 110.000 80.675 29.325
28 Oktober 90.000 75.850 14.150
29 November 127.500 154.225 -26.725
30 Desember 92.500 125.775 -33.275
31 Januari 130.000 115.350 14.650
32 Februari 100.000 109.200 -9.200
33 Maret 100.000 111.400 -11.400
34 April 75.000 91.050 -16.050
35 Mei 75.000 59.150 15.850
36 Juni 100.000 79.400 20.600
39

Jumlah 1.190.000 1.196.775 -6.775


Rata-rata 99.166,67 99731,25 -564,58
Sumber : Data penelitian yang diolah

Tabel di atas dapat menjelaskan bahwa pada bulan November periode tahun

2018-2019 PT.Unggul Karya Semesta mengalami kekurangan persediaan bahan

baku, dimana kebutuhan penggunaan bahan baku sebesar 125.775 Kg sedangkan

pembelian bahan baku hanya sebesar 92.500 Kg sehingga terjadi kekurangan

sebesar 33.275 Kg. Sebaliknya di bulan September pada periode yang sama

perusahaan mengalami kelebihan persediaan dimana kebutuhan bahan baku sebesar

80.675 Kg sedangkan pembelian bahan baku pada bulan itu adalah 110.000 Kg,

maka ada kelebihan bahan baku sebesar 29.325 Kg untuk disimpan di gudang.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

1. Perbandingan penggunaan dan pembelian periode tahun 2016-2017

Grafik 5.2
Penggunaan dan Pembelian Bahan Baku Periode Tahun 2016-2017

Kilo gram
400000 750 -12775 -17475 44025
350000 13350
7475 -27325
300000 6775 21425
250000 -33000 3975
200000
150000
-16225
100000
50000
0 Bulan

Pembelian Penggunaan

Sumber : Data penelitian yang diolah


40

Periode tahun 2016-2017 ini dapat dilihat bahwa ada beberapa bulan

mengalami kekurangan bahan baku dan selebihnya mengalami kelebihan,

setidaknya ada lima bulan yang mengalami kekurangan dan tujuh bulan mengalami

kelebihan bahan baku, dimana lima bulan yang mengalami kekurangan bahan baku

yaitu bulan Oktober, November, Januari, Februari, Juni dan tujuh bulan yang

mengalami kelebihan bahan baku yaitu bulan Juli, Agustus, September, Desember,

Maret, April, Mei, Juni. Kekurangan bahan baku pada periode ini dari yang

terendah yaitu pada bulan september sebesar -12.775 Kg, dan tertinggi pada bulan

februari yaitu sebesar -33.000 Kg, sedangkan kelebihan bahan baku dari yang

terendah sebesar 750 Kg yaitu pada bulan Agustus dan yang tertinggi sebesar

44.025 Kg pada bulan Desember.

2. Perbandingan penggunaan dan pembelian periode tahun 2017-2018

Grafik 5.3
Penggunaan dan Pembelian Bahan Baku Periode Tahun 2017-2018

Kilo gram
200000 -7075 13025
-11375
180000
475 -24850
160000
4475 -2675
140000 37625 -12025
3675
120000 42475
100000
-16475
80000
60000
40000
20000
0 Bulan

Pembelian Penggunaan

Sumber : Data penelitian yang diolah


41

Pada periode tahun 2017-2018 terlihat ada enam bulan mengalami

kekurangan bahan baku dan enam bulan lagi mengalami kelibihan bahan baku

dimana kekurangan tertinggi sebesar -24.850 Kg pada bulan April, dan kekurangan

terendah sebesar -7.075 Kg. Sedangkan kelebihan bahan baku dimana pada bulan

Juni sebagai titik kelebihan bahan baku tertinggi yaitu sebesar 42.475 Kg dan pada

bulan November ada kelebihan sebesar 475 Kg sebagi titik kelebihan terendah.

3. Perbandingan penggunaan dan pembelian peride tahun 2018-2019

Grafik 5.4
Penggunaan dan Pembelian Bahan Baku Periode Tahun 2018-2019

Kilo gram
180000 -26725
160000 -29025 14650 -11400
29325 -33275
140000 14150 -9200 -16050
24325 20600
120000
15850
100000
80000
60000
40000
20000
0 Bulan

Pembelian Penggunaan

Sumber : Data penelitian yang diolah

Pada periode ini sama seperti periode sebelumnya dimana dapat dilihat

dalam grafik di atas terdapat kekurangan bahan baku yang titik tertingginya pada

bulan Desember yaitu sebesar -33.275 Kg dan titik terendah kekurangan bahan

baku pada bulan Februari yaitu sebesar -9.200 Kg, sedangkan kelebihan bahan baku
42

tertinggi pada bulan September yaitu sebesar 29.325 Kg dan yang terendah pada

bulan Oktober yaitu sebesar 14.150 Kg.

5.1.1.3 Biaya pemesanan

Biaya pemesanan terdiri dari biaya administrasi, biaya bongkar muat, dan

biaya pengiriman. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.4
Biaya Pemesanan

Periode Tahun
No Jenis Biaya
2016-2017 2017-2018 2018-2019
1 Biaya administrasi 3.500.000 3.500.000 3.500.000
2 Biaya bongkar muat 13.477.500 6.214.500 5.355.000
Jumlah 16.977.500 9.714.500 8.855.000
Rata-rata per bulan 1.414.791,6 809.541 737.916
Sumber: Rincian biaya pemesana PT.Unggul Karya Semesta

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa biaya pemesanan pada periode tahun

2016-2017 sampai periode tahun 2018-2019 mengalami penurunan, hal ini

dikarenakan kapasitas pembelian yang menurun. Pada periode tahun 2016-2017

jumlah biaya pemesan mencapai Rp16.977.500 dengan rata-rata perbulanya sebesar

Rp1.414.791,6 pada periode tahun 2017-2018 jumlah biaya pemesanan sebesar

Rp9.714.500 dan rata-rata perbulanya adalah sebesar Rp809.541, sedangkan pada

periode 2018-2019 jumlah biaya pemesanan adalah Rp8.855.000 dengan rata-rata

perbulan Rp737.916, untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada grafik berikut.
43

Grafik 5.5
Biaya Pemesanan

RUPIAH Biaya Pemesanan

18000000 Rp16.977.500
16000000

14000000

12000000 Rp9.714.500
Rp.8.855.000
10000000

8000000

6000000

4000000

2000000

0 PERIODE
2 0 1 6 -2 0 1 7 2 0 1 7 -2 0 1 8 2 0 1 8 -2 0 1 9

Sumber : Data penelitian yang diolah

5.1.1.4 Prosentase Biaya Penyimpanan

Prosentase biaya penyimpanan yang dibutuhkan untuk analisis lebih lanjut,

diperhitungkan dalam bentuk prosentase yaitu prosentase dari nilai persediaan.

Adapun besarnya nilai persediaan adalah jumlah bahan baku yang dipesan setiap

pembelian dan harga bahan baku merupakan variabel yang besarnya tergantung dari

jumalah setiap kali pemesanan. Besarnya biaya penyimpanan yang ditetapkan oleh

perusahaan adalah sebesar 10% dari nilai persediaan. Data tentang biaya

penyimpanan dapat dilihat pada table berikut.


44

Tabel 5.5
Biaya Penyimpanan

% Biaya
Periode Tahun Harga (Rp) per Kg Biaya Penyimpanan
Simpan
2016-2017 10% Rp16.362 Rp1.636,2
2017-2018 10% Rp16.523 Rp1.652,3
2018-2019 10% Rp17.178 Rp1.717,8
Sumber: PT.Unggul Karya Semesta

5.1.1.5 Perhitungan EOQ

Jumlah penggunaan bahan baku, harga bahan baku perunit, besarnya biaya

pemesanan dan biaya penyimpanan pada PT.Unggul Karya Semesta selama periode

tahun 2016 sampai 2019 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 5.6
Perhitungan EOQ

Pemakaian Biaya Biaya


Periode
Jumlah Harga Total Biaya Pemesanan Penyimpanan
2016-2017 3004025 16.362 49.151.857.050 16.977.500 1636,2
2017-2018 1353725 16.523 22.367.598.175 9.714.500 1652,3
2018-2019 1196775 17.178 20.558.200.950 8.855.000 1717,8
Sumber : Data penelitian yang diolah

Dari tabel di atas dapat dihitung kuantitas pembelian yang optimal dengan

menggunakan rumus metode EOQ:

𝟐𝑺𝑫
𝑬𝑶𝑸 = √
𝑯

1. Perhitungan EOQ periode tahun 2016-2017

2𝑥16.977.500𝑥3.004.025
EOQ = √
1.636,2
45

EOQ = 249.680,9 Kg

Jumlah pembelian bahan baku yang optimal setiap kali pemesanan pada

periode tahun 2016-2017 adalah sebesar 249.680,9 Kg dengan frekuensi pembelian

bahan baku yang diperlukan oleh perusahaan yaitu:

3.004.025
= 12,03
249.680,9

Dibulatkan menjadi 12 kali

Dengan daur pemesanan ulang adalah:

360
= 30 hari
12

2. Perhitungan EOQ periode tahun 2017-2018

2𝑥9.714.500𝑥1.353.725
EOQ = √
1.652,3

EOQ = 126.167 Kg

Jumlah pembelian bahan baku yang optimal setiap kali pemesanan pada

periode tahun 2017-2018 adalah sebesar 126.167 Kg dengan frekuensi pembelian

bahan baku yang diperlukan oleh perusahaan adalah:

1.353.725
= 10,72
126.167

Dibulatkan menjadi 11 kali

Dengan daur pemesanan ulang adalah:

360
= 33 hari
11
46

3. Perhitungan EOQ periode tahun 2018-2019

2x8.855.000x1.196.775
EOQ = √
1.717,8

EOQ = 111.078,3

Jumlah pembelian bahan baku yang optimal setiap kali pemesanan pada

periode tahun 2018-2019 adalah sebesar 111.078,3 Kg dengan frekuensi pembelian

bahan baku yang diperlukan perusahaan adalah:

1.196.775
= 10,77
111.078,3

Dibulatkan menjadi 11 kali

Dengan daur pemesanan ulang adalah:

360
= 33 hari
11

5.1.2 Analisis Persediaan Pengaman (Safety Stock)

Persediaan pengaman (Safety Stock) berguna untuk melindungi perusahaan

dari resiko kehabisan bahan baku (Stock Out) dan keterlambatan penerimaan bahan

baku yang dipesan. Persediaan pengaman diperlukan perusahaan untuk mengurangi

kerugian yang timbul akibat terjadinya kehabisan bahan baku, tetapi pada tingkat

persediaan dapat ditekan seminimal mungkin, oleh karena itu perusahaan perlu

menentukan safety stock yang paling optimal. Sebelum menentukan safety stock,

harus ditentukan terlebih dahulu menentukan standar deviasi. Untuk lebih jelas

dapat dilihat pada tabel berikut.

1. Safety stock periode tahun 2016-2017


47

Tabel 5.7
Deviasi Periode Tahun 2016-2017

No Bulan Penggunaan Perkiraan Deviasi Kuadrat


X Y (X-Y) (X-Y)²
1 Juli 245.025 207.553,6 37.471,4 1.404.107.959
2 Agustus 324.250 207.553,6 116.696,4 13.618.056.441
3 September 304.150 207.553,6 96.596,4 9.330.870.013
4 Oktober 335.275 207.553,6 127.721,4 16.312.763.316
5 November 342.450 207.553,6 134.896,4 18.197.046.441
6 Desember 290.975 207.553.6 83.421,4 6.959.134.745
7 Januari 277.325 207.553.6 69.771,4 4.868.052.245
8 Februari 184.500 207.553,6 -23.053,6 531.467.155,6
9 Maret 243.725 207.553,6 36.171,4 1.308.372.245
10 April 209.100 207.553,6 1.546,4 2.391.441,3
11 Mei 171.025 207.553,6 -36.528,6 1.334.336.531
12 Juni 762.25 207.553,6 -131.328,6 17.247.193.673
Jumlah 3.004.025 2.490.642,8 513.382,1 91.113.792.207
Sumber : Data penelitian yang diolah

91.113.792.207
σ=√ 12

σ = 87.136,76 Kg

Adapun cara untuk menentukan jumlah persediaan pengaman adalah

sebagai berikut:

Safety Stock = Zσ

Safety Stock = 1,65 x 87.136,76

Safety Stock = 143.775,6 Kg

2. Safety stock periode tahun 2017-2018

Tabel 5.8
Deviasi Periode Tahun 2017-2018

No Bulan Penggunaan Perkiraan Deviasi Kuadrat


X Y (X-Y) (X-Y)²
1 Juli 180.575 88.535,71 92.039,29 8.471.230.904
2 Agustus 161.975 88.535,71 73.439,29 5.393.329.316
48

3 September 161.375 88.535,71 72.839,29 5.305.562.168


4 Oktober 110.525 88.535,71 2.198,29 483.528.874,7
5 November 119.525 88.535,71 30.989,29 960.336.094,7
6 Desember 96.325 88.535,71 7.789,29 60.673.038,7
7 Januari 117.675 88.535,71 29.139,29 849.098.221,7
8 Februari 63.975 88.535,71 -24.560,71 603.228.475,7
9 Maret 62.375 88.535,71 -26.160,71 684.382.747,7
10 April 124.850 88.535,71 36.314,29 1.318.727.658
11 Mei 112.025 88.535,71 23.489,29 551.746.744,7
12 Juni 42.525 88.535,71 -46.010,71 2.116.985.435
Jumlah 1.353.725 1.062.428,52 291.296,48 26.798.829.678
Sumber : Data penelitian yang diolah

26.798.829.678
σ=√ 12

σ = 47.257,12 Kg

Adapun cara untuk menentukan jumlah persediaan pengaman adalah

sebagai berikut:

Safety Stock = Zσ

Safety Stock = 1.65 x 47.257,12

Safety Stock = 77.974,27 Kg

3. Safety stock periode tahun 2018-2019

Tabel 5.9
Deviasi Periode Tahun 2018-2019

No Bulan Penggunaan Perkiraan Deviasi Kuadrat


X Y (X-Y) (X-Y)²
1 Juli 129.025 98.760,71 30.264,29 915.927.249,2
2 Agustus 65.675 98.760,71 -33.085,71 1.094.664.206
3 September 80.675 98.760,71 -18.085,71 327.092.906,2
4 Oktober 75.850 98.760,71 -22.910,71 524.900.632,7
5 November 154.225 98.760,71 55.464,29 3.076.287.465
6 Desember 125.775 98.760,71 27.014,29 729.771.864,2
7 Januari 115.350 98.760,71 16.589,29 275.204.542,7
8 Februari 109.200 98.760,71 10.439,29 108.978.775,7
49

9 Maret 111.400 98.760,71 12.639,29 159.751.651,7


10 April 91.050 98.760,71 -7.710,71 59.455.048,7
11 Mei 59.150 98.760,71 -39.610,71 1.569.008.347
12 Juni 79.400 98.760,71 -19.360,71 374.837.091,7
Jumlah 1.196.775 1.185.128,52 11.646,48 9.215.879.781
Sumber : Data penelitian yang diolah

9.215.879.781
σ=√ 12

σ = 27.712,63 Kg
Adapun cara untuk menentukan jumlah persediaan pengaman adalah

sebagai berikut:

Safety Stock = Zσ

Safety Stock = 1.65 x 27.172,63

Safety Stock = 44.834,83 Kg

5.1.3 Analisis Pemesanan Kembali (Reorder Point)

Waktu pemesanan kembali atau Reorder Point (ROP) adalah waktu dimana

perusahaan harus melakukan pemesanan kembali bahan bakunya. Sehingga bahan

baku yang dipesan dapat diterima tepat waktu, karena dalam pemesanan bahan baku

tidak dapat datang dan diterima hari itu juga. Besarnya sisa bahan baku yang

tersimpan hingga perusaahaan harus melakukan pemesanan kembali adalah sebesar

ROP yang telah dihitung. Maksud dari lead time pada penelitian ini adalah tenggang

waktu yang diperlukan pada saat pemesanan bahan baku dengan datangnya bahan

baku yang dipesan. Maka dari itu dapat dihitung ROP dengan rumus sebagai

berikut:

ROP = Safety Stock + (Lead Time x Kebutuhan per hari)


50

1. Reorder Point periode tahun 2016-2017


3004025
ROP = 143.775,6 + (1 x )
360

ROP = 143.775,6 + 8344,5

ROP = 152.120 Kg

Pada periode tahun 2016-2017 perusahaan harus melakukan pemesanan

kembali ketika pada saat persediaan bahan baku sebesar 152.120 Kg.

2. Reorder Point periode tahun 2017-2018

1353725
ROP = 77.974,27 + (1 x )
360

ROP = 77.947,27 + 3.760,3)

ROP = 81.707,61 Kg

Pada periode tahun 2017-2018 perusahaan harus melakukan pemesanan

kembali pada saat persediaan bahan baku sebesar 81.707,61 Kg.

3. Reorder Point periode tahun 2018-2019

1196775
ROP = 44.834,83 + (1 x )
360

ROP = 44.834,83 + 3.324,37)

ROP = 48.159,2 Kg

Pada periode tahun 2018-2019 perusahaan harus melakukan pemesanan

kembali pada saat persediaan bahan baku sebesar 48.159,2 Kg.


51

5.1.4 Analisis Persediaan Maksimum (Maximum Inventory)

Tujuan utama dari penentuan persediaan maksimum adalah supaya

persediaan bahan baku di gudang tidak berlebihan agar tidak terjadi pemborosan

modal kerja pada persediaan. Adapun cara untuk menentukan persediaan

maksimum adalah dengan rumus sebagai berikut:

Maksimum Inventory = Safety Stock + EOQ

1. Maksimum Inventory periode tahun 2016-2017

Maksimum Inventory = 143.775,6 + 249.680,9

Maksimum Inventory = 393.456,5 Kg

Jadi persediaan maksimum pada periode tahun 2016-2017 adalah sebesar

393.456,5 Kg

2. Maksimum Inventory periode tahun 2017-2018

Maksimum Inventory = 77.974,27 + 126.167

Maksimum Inventory = 204.141,27 Kg

Jadi jumlah persediaan maksimum pada periode tahun 2017-2018 adalah

sebesar 204.141,27 Kg

3. Maksimum Inventory periode tahun 2018-2019

Maksimum Inventory = 44.834,83 + 111.078,3

Maksimum Inventory = 155.913,13 Kg


52

Jadi jumlah persediaan maksimum pada periode tahun 2018-2019 adalah

sebesar 155.913,13 Kg.

Untuk dapat diketahui lebih jelas tentang perhitungan persediaan bahan

baku pada PT.Unggul Karya Semesta dengan menggunakan metode EOQ selama

periode tahun 2016-2019 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.10
Besarnya EOQ, Safety Stock, Reorder Point, dan Max Inventory Bahan
Baku Biji Plastik periode tahun 2016-2019

Max
Periode EOQ Safety Stock ROP
Inventory
2016-2017 249.680,9 143.775,6 152.120 393.456,5
2017-2018 126.167 77.974,27 81.707,61 204.141,27
2018-2019 111.078,3 44.834,83 48.159,2 155.913,13
Sumber : Data penelitian yang diolah

5.1.5 Analisis Total Biaya Persediaan Bahan Baku (TIC)

Untuk bisa mendapatkan total biaya persediaan yang menimal harus

dilakukan perbandingan antara perhitungan biaya persediaan bahan baku menurut

EOQ dengan perhitungan biaya persediaan bahan baku yang dilakukan oleh

perusahaan selama ini. Hal itu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

penghematan total biaya persediaan dalam perusahaan.

Perhitungan total biaya persediaan menurut EOQ dihitung dengan

menggunakan rumus Total Inventory Cost (TIC) dalam rupiah sebagai berikut:

TIC = √𝟐. 𝑫𝑺𝑯

1. TIC periode tahun 2016-2017

TIC Rp = √2𝑥3.004.025𝑥1.414.791,6𝑥1.636,2
53

TIC Rp = Rp117.931.848,9

Total biaya persediaan yang dikeluarkan perusahaan menurut metode EOQ

pada periode tahun 2016-2017 adalah sebesar Rp117.931.848,9,-

2. TIC periode tahun 2017-2018

TIC Rp = √2𝑥1.353.725𝑥809.541𝑥1652,3

TIC Rp = Rp60.178.879,67

Total biaya persediaan yang dikeluarkan perusahaan menurut metode EOQ

pada periode tahun 2017-2018 adalah sebesar Rp60.178.879,67,-

3. TIC periode tahun 2018-2019

TIC Rp = √2𝑥1.196.775𝑥737.916𝑥1.717,8

TIC Rp = Rp55.082.166,64

Total biaya persediaan yang dikeluarkan perusahaan menurut metode EOQ

adalah sebesar Rp55.082.166,64,-

Sedangkan perhitungan total biaya persediaan menurut perusahaan akan

dihitung menggunakan persediaan rata-rata yang ada pada perusahaan dengan

rumus sebagai berikut:

TIC = (Persediaan rata-rata) (C) + (P) (F)

Keterangan,

C = Biaya penyimpanan

P = Biaya pemesanan setiap kali pesan

F = Frekuensi pembelian yang dilakukan perusahaan


54

Persediaan rata-rata bahan baku perusahaan ditentukan dengan rumus


1
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛
2
sebagai berikut : untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
12 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛

dibawah ini.

Tabel 5.11
Persediaan Rata-Rata Bahan Baku Perusahaan Periode Tahun 2016-2019

Persediaan rata-
Periode Tahun Pembelian Jumlah Bulan
rata
2016-2017 2.995.000 12 124.791,6
2017-2018 1.381.000 12 57.541,6
2018-2019 1.190.000 12 49.583,3
Sumber : Data penelitian yang dioalah

Sehingga TIC menurut perusahaan adalah sebagai berikut:

1. TIC perusahaan periode tahun 2016-2017

TIC = (124.791,6 x 1.636,2) + (1.414.791,6 x 12)

TIC = 2.041.840.159,2 + 16.977.499,2

TIC = Rp221.161.515,12

Biaya persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan pada periode tahun

2016-2017 adalah sebesar Rp221.161.515,12,-

2. TIC perusahaan periode tahun 2017-2018

TIC = (57.541,6 x 1.652,3) + (809.541 x 12)

TIC = 95.075.985,6 + 9.714.492

TIC = Rp104.790.477,68,-

Biaya persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan pada periode tahun

2017-2018 adalah sebesar Rp104.790.477,68,-

3. TIC perusahaan periode tahun 2018-2019

TIC = (49.583,3 x 1.717,8) + (737.916 x 12)


55

TIC = 85.174.192,74 + 8.854.992

TIC = Rp94.029.184,74

Biaya persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan pada periode tahun 2018-

2019 adalah sebesar Rp94.029.184,74,-

5.2 Pembahasan

Dari data yang diperoleh dari perusahaan yaitu PT.Unggul Karya Semesta

menunjukan bahwa hubungan antara EOQ, Safety Stock, Reorder Point dan

Maximum Inventory bahan baku biji plastik HDPE ASRENE SM5508 selama

periode tahun 2016-2019 adalah sebagai berikut:

1. Periode tahun 2016-2017

Menunjukan bahwa PT.Unggul Karya Semesta melakukan pembelian

bahan baku pada saat persediaan sebesar 152.120 Kg, dengan demikian saat

pemesanan bahan baku diterima oleh perusahaan dengan lead time satu hari

persediaan masih tersisa sejumlah 143.775,6 Kg. Untuk menghindari terjadinya

kelebihan jumlah persediaan bahan baku, pembelian yang harus dilakukan adalah

sebesar 249.680,9 Kg agar tidak melebihi dari Maximum Inventory sebesar

393.456,5 Kg. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:
56

Grafik 5.6
Hubungan EOQ, Safety Stock, ROP, dan MI

Unit/Kg
MI
393.456,5 Kg
EOQ:
249.680,9 Kg

ROP Lead Time


152.120 Kg
SS Waktu
143.775,6 Kg Safety Stock

Lide Time
(1 hari)
Sumber : Data penelitian yang diolah

2. Periode tahun 2017-2018

Menunjukan bahwa perusahaan melakukan pembelian bahan baku pada saat

persediaan sebesar 81.707 Kg, dengan demikian pada saat pemesanan bahan baku

diterima oleh perusahaan dengan lead time satu hari, persediaan yang masih tersisa

di gudang adalah sebesar 77.974,27 Kg. Untuk menghindari terjadinya kelebihan

jumlah persediaan bahan baku, pembelian yang harus dilakukan adalah sebesar

126.167 Kg agar tidak melebihi dari Maximum Inventory sebesar 204.141,27 Kg.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:


57

Grafik 5.7
Hubungan EOQ, Safety Stock, ROP, MI

Unit/Kg

MI
204.141,27 Kg
EOQ:
126.167 Kg

ROP Lead Time


81.707,61 Kg
SS Waktu
77.974,27 Kg Safety Stock

Lide Time
(1 hari)
Sumber : Data penelitian yang diolah

3. Periode tahun 2018-2019

Menunjukan bahwa perusahaan melakukan pembelian bahan baku pada saat

persediaan sebesar 48.159,2 Kg, dengan demikian pada saat pemesanan bahan baku

diterima oleh perusahaan dengan lead time satu hari, persediaan yang masih tersisa

di gudang adalah sebesar 44.834,83 Kg. Untuk menghindari terjadinya kelebihan

jumlah persediaan bahan baku, pembelian yang harus dilakukan adalah sebesar

111.078,3 Kg agar tidak melebihi dari Maximum Inventory yaitu sebesar

155.913,13 Kg. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:
58

Grafik 5.8
Hubungan EOQ, Safety Stock, ROP, MI

Unit/Kg
MI
155.913,13 Kg
EOQ:
111.078,3 Kg

ROP Lead Time


48.159,2 Kg
SS Waktu
44.834,83 Kg Safety Stock

Lide Time
(1 hari)
Sumber : Data penelitian yang diolah

Sedangkan mengenai Total Biaya Persediaan Bahan Baku Biji Plastik

HDPE ASRENE SM5508 dapat dibandingkan menurut EOQ dan yang dijalankan

oleh perusahaan serta penghematan biaya yang dapat diperoleh selama periode

tahun 2016-2019 adalah sebagai berikut:

1. Periode tahun 2016-2017

Total biaya persediaan menurut perusahaan adalah sebesar

Rp221.161.515,12,- sedangkan menurut EOQ sebesar 117.931.848,9,-. Jadi ada

penghematan total biaya persediaan yang dapat diperoleh yaitu sebesar

Rp103.229.666,22,- (Dapat dilihat pada grafik 5.5)

2. Periode tahun 2017-2018

Total biaya persediaan menurut perusahaan adalah sebesar

Rp104.790.477,68,- sedangkan menurut EOQ sebesar Rp60.178.879,67,-. Jadi ada

penghematan total biaya persediaan yang dapat diperoleh yaitu sebesar

Rp44.611.598,01,- (Dapat dilihat pada grafik 5.5)


59

3. Periode tahun 2018-2019

Total biaya persediaan menurut perusahaan adalah sebesar

Rp94.029.184,74,- sedangkan menurut EOQ adalah sebesar Rp55.082.166,64,-.

Jadi ada penghematan total biaya persediaan yang dapat diperoleh yaitu sebesar

Rp38.947.018,1,- (Dapat dilihat pada grafik 5.5)

Untuk mengetahui perbandingan total biaya persediaan menurut perusahaan

dan menurut EOQ serta penghematan yang dapat diperoleh selama periode 2016-

2019 dapat dilihat pada tabel 5.13 berikut.

Tabel 5.12
Total Biaya Persediaan Menurut Perusahaan dan Total Biaya persediaan
Menurut EOQ serta Penghematan Yang Dapat Diperoleh Selama Periode
Tahun 2016-2019

Periode TIC menurut TIC menurut


Penghematan %
Tahun perusahaan EOQ
2016-
Rp221.161.515,12 Rp117.931.848,9 Rp103.229.666,22 46%
2017
2017-
Rp104.790.477,68 Rp60.178.879,67 Rp44.611.598,01 42%
2018
2018-
Rp94.029.184,74 Rp55.082.166,64 Rp38.947.018,1 41%
2019
Sumber : Data penelitian yang diolah

Untuk melihat total biaya persediaan menurut EOQ dan total biaya

persediaan menurut perusahaan dapat dilihat pada grafik berikut:


60

Grafik 5.9
Total Biaya Persediaan Menurut Perusahaan dan Total Biaya Persediaan
Menurut EOQ

(Rp dalam ratusan juta)

Rp250

Rp200

Rp150

Rp100
Penghematan TIC Perusahaan
Rp50
TIC EOQ

Periode Tahun

2016-2017 2017-2018 2018-2019

Sumber : Data penelitian yang diolah

Dari tabel 5.13 dan grafik 5.5 di atas dapat diketahui bahwa total biaya

persediaan bahan baku menurut metode EOQ lebih kecil dibandingkan total biaya

persediaan yang harus dikeluarkan perusahaan.

Sementara itu kendala yang dihadapi dalam penelitian ini adalah bahwa

perusahaan yaitu PT.Unggul Karya Semesta tidak bisa menerapkan metode EOQ

yang telah diungkapkan oleh penulis dalam penelitian ini dikarenakan faktor modal

yang tidak selalu tersedia dan masih tergantung dengan kebijakan manajemen

pusat. Meskipun kapasitas gudang dari PT.Unggul Karya Semesta cukup memenuhi

untuk menerapkan batas minimal persediaan yang harus tersedia di gudang menurut

perhitungan EOQ.
61

Oleh karena itu penggunaan metode EOQ pada PT.Unggul Karya Semesta

adalah peluang bagi perusahaan, karena dengan menjalakan kebijakan persediaan

bahan baku yang dijalankan selama ini perusahaan telah membuang kesempatan

penghematan biaya jika menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ).


BAB VI

PENUTUPAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan yang telah dibahas pada bab

sebelumnya, dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut:

1. Frekuensi dan jumlah pembelian bahan baku PT.Unggul Karya Semesta jika

perusahaan mentapkan metode EOQ adalah sebagai berikut: a) Periode

tahun 2016-2017 adalah 12 kali sebesar 249.680,9 Kg, b) Periode tahun

2017-2018 adalah 11 kali sebesar 126.167 Kg, c) Periode tahun 2018-2019

adalah 11 kali sebesar 111.078,3 Kg.

2. Persediaan pengaman pada persediaan bahan baku biji plastik PT.Unggul

Karya Semesta adalah sebagai berikut: a) Periode tahun 2016-2017 sebesar

143.775,6 Kg, b) Periode tahun 2017-2018 sebesar 77.974,27 Kg, dan c)

Periode tahun 2018-2019 sebesar 44.834,83 Kg.

3. Batas atau titik pemesanan bahan baku yang diperlukan oleh perusahaan

jika PT.Unggul Karya Semesta menerapkan metode EOQ adalah sebagai

berikut: a) Periode tahun 2016-2017 sebesar 152.120 Kg, b) Periode tahun

2017-2018 sebesar 81.707,61 Kg dan c) Periode tahun 2018-2019 sebesar

48.159,2 Kg.

4. Total biaya persediaan bahan baku yang dikeluarkan oleh perusahaan jika

PT.Unggul Karya Semesta menetapkan metode EOQ adalah sebagai

62
63

berikut: a) Periode tahun 2016-2017 sebesar Rp117.931.848,9,- b) Periode

tahun 2017-2018 sebesar Rp60.178.879,67,- dan c) Periode tahun 2018-

2019 sebesar Rp55.082.166,64,-.

5. Jumlah efisiensi atau penghematan total biaya persediaan jika PT.Unggul

Karya Semesta menetapkan metode EOQ adalah sebagai berikut: a) periode

tahun 2016-2017 adalah 46% atau sebesar, Rp103.229.666,22,- b) periode

tahun 2017-2018 adalah 42% atau sebesar Rp44.611.598,01,- dan c) periode

tahun 2018-2019 adalah 41% atau sebesar Rp38.947.018,- maka dari itu

PT.Unggul Karya Semesta melakukan penghematan total biaya persediaan

jika perusahaan menetapkan metode EOQ sebagai kebijakan dalam

melakukan pengadaan persediaan bahan baku biji plastiknya.

6.2 Saran

Dari kesimpulan di atas, maka peneliti bisa memberikan saran terhadap

perusahaan yaitu PT.Unggul Karya Semesta yang dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan.

1. Perusahaan sebaiknya menentukan persediaan pengaman (Safety Stock),

batas pemesanan kembali (Reorder Point), dan persediaan maksimum

(Maximum Invenntory) untuk menjauhkan perusahaan dari resiko kehabisan

bahan baku dan juga kelebihan persediaan bahan baku sehingga dapat

meminimalisir biaya persediaan.

2. Perusahaan dapat menerapkan metode EOQ pada kebijakan persediaan

bahan baku untuk dapat menghemat biaya produksi.


DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofyan. (2016). Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi. Jakarta:
Lembaga Fakultas Ekonomi UI

Battini, D; Persona, A; Sgarbosa, F. 2014. A sustainable EOQ model: Theoritical


formulation and applications. International Journal of Productions
Economics, 149 (1): 145-153

Eddy, Herjanto. (2015). Manajemen operasi. Edisi 3. Jakarta: Grasindo

Eunike, A; Setyanto, NW; dkk. (2018). Perencanaan Produksi dan Pengendalian


Persediaan. Malang: UBpress

Fahmi, I. (2014). Manajemen Produksi dan Operasi. Bandung: Alfabeta

Fauzi, RA; Hartono, R. 2018. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku


Benang Pada Produk Underwear Dengan Metode EOQ. Jurnal Ilmiah
Binaniaga,14 (1): 1-14

Handoko, T; Hani. (2015). Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi


1. BPFE. Yogyakarta

Heizer, J; Render, B. (2011). Manajemen Operasi. Edisi 9 Buku 2. Jakarta: Salemba


Empat

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 2019. Kamus versi online/daring [On-line]
Available https://kbbi.web.id/bahan-2

Kasmir, Jakfar. (2003). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Prenada Media

Kuncoro, M. (2013). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi 4. Jakarta:
Erlangga

Manulang, A; Alif, MK. 2017. Analisis Pengendalian Persediaan Dengan


Menggunakan Metode EOQ Untuk Mengoptimalisasi Persediaan Bahan
Baku Gula Pasir pada PT. Smart TBK. Jurnal Ilmiah Berniaga, 13 (2): 1-
14

Margaretha, F. (2004) Teori dan Aplikasi, Manajemen Keuangan, Investasi dan


Sumber Dana Jangka Pendek. Jakarta: Grassindo

Mayasari, D; Supriyanto. 2016. Analisi Pengendalian Persediaan Bahan Baku


Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity) pada PT.
Suryamas Lestari Prima. Jurnal Bisnis Administrasi, 5 (01) 26-32

xi
Nazir, Moh. (2011). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Prabowo, DA; Wiyono, MW; Taufik, M. 2018. Analisis Pengendalian Bahan Baku
Dengan Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity) pada
Perusahaan Kayu PT. Kanawood Indo Makmur. Jurnal Riset Akuntansi, 1
(2): 89-98

Pujawan, IT; Mahendrawathi. (2017). Supply Chain Management. Edisi 3.


Yogyakarta: ANDI Yogyakarta

Rangkuti, Freddy. (2007). Manajemen Persediaan. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa

Rangkuti, Freddy. (2015). Manajemen Persediaan Aplikasi dibidang Bisnis.


Jakarta: Raja Grafindo Persada

Rezaei, Jafar. 2014. Economic Order Quantity for Growing Item. International
Journal of Production Economics, 155 (01): 109-113

Ristono, Agus. (2009). Manajemen Persediaan. Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu

Siegel, JG; Shim, JK. (1999). Kamus Istilah Akuuntansi dan Keuangan. Jakarta:
Elex Media Komputindo

Simbar, M; et al. 2014. Analisis Pengendalian Bahan Baku Kayu Cempaka Pada
Industri Mebel Dengan Menggunakan Metode EOQ. Jurnal Ilmiah, 5 (3):
1-15

Sudarismiati, A; Zainuddin. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku


Dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) pada PT. Panca Mitra
Multi Perdana. Jurnal Ekonomi dan Bisnis GROWTH (JEBG), 16 (1): 1-
17

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta

Sutarti; Sutriyono; Gustopo, D. 2016. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan


Baku Menggunakan Metode Economic Order Quantity Dalam Upaya
Meningkatkan Efisiensi. Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri, 2 (2):
7-11

Tersine, Richard J. (1994). Principles of Inventory and Materials Management.


New Jersey: Prentice Hall Inc

Wijaya, D; Mandey, S; Sumarauw, JSB. 2016. Analisis Pengendalian Persediaan


Bahan Baku Ikan Pada PT. Celebes Minapratama Bitung. Jurnal EMBA,
4 (2): 578-591

xii
LAMPIRAN

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BIJI


PLASTIK DENGAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER
QUANTITY) PADA PT.UNGGUL KARYA SEMESTA

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu
syarat menjadi sarjana (S1)

Disusun Oleh :
ARIS FIRMANSYAH
NIM : 111.511.419

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI,


BISNIS, DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PELITA BANGSA
BEKASI - 2019

xiii
Lampiran 1

Perhitungan Deviasi Periode Tahun 2016-2017


No Bulan Penggunaan Perkiraan Deviasi Kuadrat
X Y (X-Y) (X-Y)²
1 Juli 245.025 207.553,6 37.471,4 1.404.107.959
2 Agustus 324.250 207.553,6 116.696,4 13.618.056.441
3 September 304.150 207.553,6 96.596,4 9.330.870.013
4 Oktober 335.275 207.553,6 127.721,4 16.312.763.316
5 November 342.450 207.553,6 134.896,4 18.197.046.441
6 Desember 290.975 207.553.6 83.421,4 6.959.134.745
7 Januari 277.325 207.553.6 69.771,4 4.868.052.245
8 Februari 184.500 207.553,6 -23.053,6 531.467.155,6
9 Maret 243.725 207.553,6 36.171,4 1.308.372.245
10 April 209.100 207.553,6 1.546,4 2.391.441,3
11 Mei 171.025 207.553,6 -36.528,6 1.334.336.531
12 Juni 76.225 207.553,6 -131.328,6 17.247.193.673
Jumlah 3.004.025 2.490.642,8 513.382,1 91.113.792.207

𝑛1+𝑛2…+𝑛7
Perkiraan (Y) = 7

290.975 + 277.325 + 184.500 + 243.725 + 209.100 + 171.025 + 76.225


=
7

1.452.875
=
7

= 207.553,6

∑(𝑋−𝑌)2
Standar Deviasi = √ 𝑛

91.113.792.207
σ=√ 12

σ = 87.136,76 Kg

xiv
Lampiran 2

Perhitungan Deviasi Periode Tahun 2017-2018


No Bulan Penggunaan Perkiraan Deviasi Kuadrat
X Y (X-Y) (X-Y)²
1 Juli 180.575 88.535,71 92.039,29 8.471.230.904
2 Agustus 161.975 88.535,71 73.439,29 5.393.329.316
3 September 161.375 88.535,71 72.839,29 5.305.562.168
4 Oktober 110.525 88.535,71 2.198,29 483.528.874,7
5 November 119.525 88.535,71 30.989,29 960.336.094,7
6 Desember 96.325 88.535,71 7.789,29 60.673.038,7
7 Januari 117.675 88.535,71 29.139,29 849.098.221,7
8 Februari 63.975 88.535,71 -24.560,71 603.228.475,7
9 Maret 62.375 88.535,71 -26.160,71 684.382.747,7
10 April 124.850 88.535,71 36.314,29 1.318.727.658
11 Mei 112.025 88.535,71 23.489,29 551.746.744,7
12 Juni 42.525 88.535,71 -46.010,71 2.116.985.435
Jumlah 1.353.725 1.062.428,52 291.296,48 26.798.829.678

𝑛1+𝑛2…+𝑛7
Perkiraan (Y) = 7

96.325 + 117.675 + 63.975 + 62.375 + 124.850 + 112.025 + 42.525


=
7

619.750
=
7

= 88.535,71

∑(𝑋−𝑌)2
Standar Deviasi = √ 𝑛

26.798.829.678
σ=√ 12

σ = 47.257,12 Kg

xv
Lampiran 3

Perhitungan Deviasi Periode Tahun 2018-2019


No Bulan Penggunaan Perkiraan Deviasi Kuadrat
X Y (X-Y) (X-Y)²
1 Juli 129.025 98.760,71 30.264,29 915.927.249,2
2 Agustus 65.675 98.760,71 -33.085,71 1.094.664.206
3 September 80.675 98.760,71 -18.085,71 327.092.906,2
4 Oktober 75.850 98.760,71 -22.910,71 524.900.632,7
5 November 154.225 98.760,71 55.464,29 3.076.287.465
6 Desember 125.775 98.760,71 27.014,29 729.771.864,2
7 Januari 115.350 98.760,71 16.589,29 275.204.542,7
8 Februari 109.200 98.760,71 10.439,29 108.978.775,7
9 Maret 111.400 98.760,71 12.639,29 159.751.651,7
10 April 91.050 98.760,71 -7.710,71 59.455.048,7
11 Mei 59.150 98.760,71 -39.610,71 1.569.008.347
12 Juni 79.400 98.760,71 -19.360,71 374.837.091,7
Jumlah 1.196.775 1.185.128,52 11.646,48 9.215.879.781

𝑛1+𝑛2…+𝑛7
Perkiraan (Y) = 7

125.775 + 115.350 + 109.200 + 111.400 + 91.050 + 59.150 + 79.400


=
7

691.325
=
7

= 98.760,71

∑(𝑋−𝑌)2
Standar Deviasi = √ 𝑛

9.215.879.781
σ=√ 12

σ = 27.712,63 Kg

xvi
Lampiran 4

Data Pembelian Bahan baku Biji Plastik HDPE ASRENE SM5508


PT.Unggul Karya Semesta Periode Tahun 2016-2017

Jumlah
No Bulan Harga Pemasok
Pembelian
1 Juli 252.500 Kg Rp16.362 PT.Chandra Asri
2 Agustus 325.000 Kg Rp16.362 PT.Chandra Asri
3 September 317.500 Kg Rp16.362 PT.Chandra Asri
4 Oktober 322.500 Kg Rp16.362 PT.Chandra Asri
5 November 324.975 Kg Rp16.362 PT.Chandra Asri
6 Desember 335.000 Kg Rp16.362 PT.Chandra Asri
7 Januari 250.000 Kg Rp16.362 PT.Chandra Asri
8 Februari 151.500 Kg Rp16.362 PT.Chandra Asri
9 Maret 250.500 Kg Rp16.362 PT.Chandra Asri
10 April 230.525 Kg Rp16.362 PT.Chandra Asri
11 Mei 175.000 Kg Rp16.362 PT.Chandra Asri
12 Juni 60.000 Kg Rp16.362 PT.Chandra Asri
Jumlah 2.995.000 Kg
Rata-rata 249.583.3 Kg

Purchasing PT.Unggul Karya Semesta

xvii
Lampiran 5

Data Pembelian Bahan baku Biji Plastik HDPE ASRENE SM5508


PT.Unggul Karya Semesta Periode Tahun 2017-2018

Jumlah
No Bulan Harga Pemasok
Pembelian
1 Juli 173.500 Kg Rp16.523 PT.Chandra Asri
2 Agustus 175.000 Kg Rp16.523 PT.Chandra Asri
3 September 150.000 Kg Rp16.523 PT.Chandra Asri
4 Oktober 115.000 Kg Rp16.523 PT.Chandra Asri
5 November 120.000 Kg Rp16.523 PT.Chandra Asri
6 Desember 100.000 Kg Rp16.523 PT.Chandra Asri
7 Januari 115.000 Kg Rp16.523 PT.Chandra Asri
8 Februari 47.500 Kg Rp16.523 PT.Chandra Asri
9 Maret 100.000 Kg Rp16.523 PT.Chandra Asri
10 April 100.000 Kg Rp16.523 PT.Chandra Asri
11 Mei 100.000 Kg Rp16.523 PT.Chandra Asri
12 Juni 85.000 Kg Rp16.523 PT.Chandra Asri
Jumlah 1.381.000 Kg
Rata-rata 112.810,4 Kg

Purchasing PT.Unggul Karya Semesta

xviii
Lampiran 6

Data Pembelian Bahan baku Biji Plastik HDPE ASRENE SM5508


PT.Unggul Karya Semesta Periode Tahun 2018-2019

Jumlah
No Bulan Harga Pemasok
Pembelian
1 Juli 100.000 Kg Rp17.178 PT.Chandra Asri
2 Agustus 90.000 Kg Rp17.178 PT.Chandra Asri
3 September 110.000 Kg Rp17.178 PT.Chandra Asri
4 Oktober 90.000 Kg Rp17.178 PT.Chandra Asri
5 November 127.500 Kg Rp17.178 PT.Chandra Asri
6 Desember 92.500 Kg Rp17.178 PT.Chandra Asri
7 Januari 130.000 Kg Rp17.178 PT.Chandra Asri
8 Februari 100.000 Kg Rp17.178 PT.Chandra Asri
9 Maret 100.000 Kg Rp17.178 PT.Chandra Asri
10 April 75.000 Kg Rp17.178 PT.Chandra Asri
11 Mei 75.000 Kg Rp17.178 PT.Chandra Asri
12 Juni 100.000 Kg Rp17.178 PT.Chandra Asri
Jumlah 1.190.000 Kg
Rata-rata 99.166,67 Kg

Purchasing PT.Unggul Karya Semesta

xix
Lampiran 7

Data Penggunaan Bahan Baku Biji Plastik HDPE ASRENE SM5508


PT.Unggul Karya Semesta Periode Tahun 2016-2019

Periode Tahun
No Bulan
2016-2017 2017-2018 2018-2019
1 Juli 245.025 Kg 180.575 Kg 129.025 Kg
2 Agustus 324.250 Kg 161.975 Kg 65.675 Kg
3 September 304.150 Kg 161.375 Kg 80.675 Kg
4 Oktober 335.275 Kg 110.525 Kg 75.850 Kg
5 November 342.450 Kg 119.525 Kg 154.225 Kg
6 Desember 290.975 Kg 96.325 Kg 125.775 Kg
7 Januari 277.325 Kg 117.675 Kg 115.350 Kg
8 Februari 184.500 Kg 63.975 Kg 109.200 Kg
9 Maret 243.725 Kg 62.375 Kg 111.400 Kg
10 April 209.100 Kg 124.850 Kg 91.050 Kg
11 Mei 171.025 Kg 112.025 Kg 59.150 Kg
12 Juni 76.225 Kg 42.525 Kg 79.400 Kg
Jumlah 3.004.025 Kg 1.353.725 Kg 1.196.775 Kg
Rata-rata 250.335,4 Kg 112.810,4 Kg 99.731.25 Kg

Kepala Gudang PT.Ungggul Karya Semesta

xx
Lampiran 8

Rincian Biaya Pemesanan PT.Unggul Karya semesta meliputi biaya administrasi


sebesar Rp292.000 setiap frekuensi dan biaya bongkar muat sebesar Rp4500 setiap
ton pembelian bahan baku.
Rincian Biaya Pemesanan Bahan Baku PT.Unggul Karya Semesta
Total Biaya
Periode Tahun Frekuensi Jumlah Pembelian
Pemesanan
2016-2017 12 2.995.000 Kg Rp16.977.500
2017-2018 12 1.381.000 Kg Rp9.714.500
2018-2019 12 1.190.000 Kg Rp8.855.000

Purchasing PT.Ungggul Karya Semesta

xxi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

• DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Aris Firmansyah
Tempat, Tanggal Lahir : Pemalang, 16 Oktober 1993
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Status Pernikahan : Menikah
Tinggi Badan : 167 Cm
Berat Badan : 60 Kg
Alamat : Desa Kuta RT29 RW06 Kecamatan Belik
Kabupaten Pemalang Jawa Tengah (52356)
Alamat sekarang : Desa Cicadas RT01 RW12 Kecamatan Gunung
Putri Kabupaten Bogor Jawa Barat (16964)
No. Telepon / HP : 0821-1231-1671
Email : 001firman@gmail.com

• PENDIDIKAN
1999 – 2005 : SD Negeri 04 Kuta, Pemalang
2005 – 2008 : SMP Negeri 01 Belik, Pemalang
2008 – 2011 : SMA Negeri 01 Belik, Pemalang

• RIWAYAT PEKERJAAN
2011 – 2013 : Bekerja di PT. Metro Power Persada sebagai staff
putaway
2013 – 2014 : Bekerja di PT. Nusantara Logistic sebagai staff
warehouse
2014 – Sekarang : Bekerja di PT. Unggul Karya Semesta sebagai
operator gudang persiapan spare part

xxii

Anda mungkin juga menyukai