Anda di halaman 1dari 16

PRODUCTION PLANNING and INVENTORY CONTROL

“Aplikasi PPIC dalam Dunia Industri dan Contoh Kasus ”

“PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN KEDELAI SEBAGAI BAHAN


BAKU KERIPIK TEMPE MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME “
Dosen Pengampu:

Ika Atsari Dewi, STP, MP.

Anggota Kelompok 5 :

Rizal Mahfuddin 115100300111001

Rara Jingga 115100300111005

Febry Arvyanto 115100300111006

Jonathan Praystihan 115100300111013

Moh. Faizul Muttaqin 115100300111015

Marsha Ayu Wijareni 115100300111053

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013
BAB I

PENDAHULUAN

Persediaan bahan baku merupakan sebuah usaha yang dilakukan sebuah instansi
atau perusahaan yang menyimpan bahan baku dalam jumlah yang besar sebagai antisipasi
apabila terjadi keterlambatan pengiriman dari pemasok yang dapat merugikan instansi atau
perusahaan yaitu terjadi back order (tidak terpenuhinya biaya) dan terhentinya proses
produksi. Akan tetapi tidak selamanya dalam jumlah yang besar itu menguntungkan.Karena
perusahaan tersebut harus memiliki dana yang lebih untuk membeli bahan baku, sehingga
dana yang terikat pada penyimpanan persediaan akan semakin besar. Selain itu adanya
resiko kerusakan bahan baku, turunnya kualitas, nilai gizi, kehilangan dan kerugian apabila
harga bahan baku turun di pasaran. Oleh karena itu perlu dibuat sebuah rancangan sistem
yang lebih baik untuk meminimalisasi pemborosan yang tidak perlu, khususnya pada
persediaan.

Pada CV Aneka Rasa – Keripik Tempe Aneka Rasa Bu Noer merupakan salah satu CV
yang memproduksi keripik tempe. Pada sistem perencanaan dan pengendalian persediaan
bahan baku yang diterapkan oleh perusahaan masih bersifat konvesional. Maksudnya
perusahaan melakukan pembelian bahan baku kedelai tidak melakukan perencaan secara
pasti terlebih dahulu, sehingga kuantitas bahan baku kedelai yang dikirim pemasok tidak
pernah disesuaikan dengan kebutuhan bahan baku kedelai yang akan digunakan dalam
proses produksi. Hal inilah yang dapat membuat persediaan kedelai di gudang tinggi. Dengan
demikian bahan baku kedelai mengalami penurunan mutu dan kerusakan pada bahan baku,
sehingga menimbulkan pemborosan dalam biaya produksi.

Dari kondisi permasalahan tersebut, di perlukan sebuah pengendalian persediaan


bahan baku keripik tempe , dan yang sesuai dengan kondisi tersebut adalah metode JIT (Just
In Time), karena dibanding dengan metode yang lain, JIT dapat meminimalkan biaya
penyimpanan bahan baku. Menurut Ishak (2010), pengendalian persediaan mengandung
beberapa istilah yang perlu diketahui mengenai pengertian persediaan yang telah diuraikan
pada penjelasan sebelumnya. Selanjutnya akan diuraikan mengenai pengertian sistem,
pengendalian dan pengendalian persediaan. Dan juga JIT berusahan untuk melakukan
peningkatan konstan, tidak memerlukan sistem sistem komputerisasi yang canggih karena
menggunakan control visual dan sederhana untuk diiplementasikan serta penggunaan
jadwal yang merata, sehingga dapat mencapai efisiensi biaya produksi dan meningkatkan
laba perusahaan.

Just In Time (JIT) adalah suatu sistem produksi yang


dirancanguntukmendapatkankualitas, menekan biaya, dan mencapai waktu penyerahan
seefisien mungkin dengan menghapusseluruh jenis pemborosan yang terdapat
dalam proses produksi sehingga perusahaan mampu menyerahkan produknya (baik barang
maupun jasa) sesuai kehendak konsumen tepat waktu. Untuk mencapai sasaran dari sistem
ini, perusahaan memproduksi hanya sebanyak jumlah yang dibutuhkan/diminta konsumen
dan pada saat dibutuhkan sehingga dapat mengurangi biaya pemeliharaan maupun
menekan kemungkinan kerusakan atau kerugian akibat menimbun barang (Imai, 1998).
BAB II

PEMBAHASAN

Profil Perusahaan

Keripik Tempe Aneka Rasa (KTAR) “Bu Noer” adalah jenis usaha dengan badan usaha
bernama CV Aneka Rasa.Keripik Tempe Aneka Rasa “Bu Noer” ini awal dirintis sekitar tahun
1993 dengan tempat produksi awal hingga saat ini di Jalan Ciliwung II/2 Malang.CV Aneka
Rasa mengembangkan usaha usaha dari skala UKM dengan kapasitas produksi kurang lebih
40-50 kg per hari menjadi skala industry menengah atau CV dengan kapasitas 1000 kg per
minggu.CV Aneka Rasa di pimpin oleh seorang direktur, wakil direktur dan manajer. CV
Aneka Rasa memiliki produk dengan rasa original, daun jeruk, keju (cheese), sambal balado,
pizza, burger, daging panggang (barbeque), kebab, spaghetti, rumput laut, pedas, ayam
bawang, jagung bakar pedas, jagung bakar manis, jagung bakar coklat, bakso malang, udang
dan rasa lainnya.

Metode Pengumpulan Data

a. Observasi
Melakukan pengamatan secara langsung ke perusahaan mengenai persediaan bahan
baku kedelai dan pembelian bahan baku kedelai.
b. Wawancara
Melakukan Tanya jawab langsung dengan staf, karyawan, serta pemilik yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu persediaan dan pembelian bahan baku
kedelai.
c. Dokumentasi
Proses pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari atau
mengumpulkan catatan atau dokumen yang berhubungan dengan penelitian yang
dimiliki perusahaan, yaitu data persediaan bahan baku kedelai, data pembelian
bahan baku kedelai.

Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian dilaksanakan di CV Aneka Rasa – Keripik Tempe Aneka Rasa Bu Noer yang
terletak di Jl. Ciliwung Gg. 2 No.2 Malang.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan maret
2012.Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Komputasi dan Analisis Sistem. Jurusan
Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya Malang.

Metode Penelitian

Dalam skripsi inidilakukan metode untuk mendapatkan penyelesaian kasus yang


berupa sistem pengendalian bahan baku kedelai pada CV. Aneka Rasa - Kripik Tempe Aneka
Rasa Bu Noer. Metode yang digunakan adalah just in time. Pada kasus ini metode just in
time dibandingkan dengan kondisi perusahaan menggunakan perhitungan konvensional
yaitu jumlah pemesanan yang tidak disesuaikan dengan kapasitas produksi sehingga terjadi
kekurangan ataupun kelebihan persediaan. Obyek penelitian hanya pada kedelai pembuatan
kripik tempe. Perhitungan perencanaan dan pengendalian bahan baku mencakup bahan
baku di gudang, tidak membahas persediaan pada produk jadi. Pemasok juga ditentukan dari
kuantitas frekuensi pengiriman bahan baku yang paling sering dan besar.

Dalam penyelesaian kasus pengendalian persediaan bahan baku ini juga dilakukan
dua survey. Pertama survey pendahuluan yang dilakukan dengan tujuan agar mengetahui
permasalahan persediaan yang timbul dari sistem persediaan CV. Aneka Rasa - Kripik tempe
Aneka Rasa bu Noer. Kedua survey literatur dan lapang dilakukan agar dalam penyelesaiain
masalah dapat dipecahkan dengan menerapkan metode sistem persediaan yang ada pada
literatur.Serta studi lapang yang dilakukan untuk membandingkan masalah nyata dengan
teori sistem persediaan yang ada sehingga didapatkan korelasinya.

Kemudian setelah dilakukan beberapa survey, diputuskan bahwa dalam


menyelesaikan kasus tersebut di perlukan pengumpulan data. Pengumpulan data ini
bertujuan untuk memudahkan penyelesaian kasus perencanaan dan persedian bahan baku
kedelai dengan pendekatan just in time. Data-data yang dapat menunjang didalam kasus ini
adalah:

1. Data persediaan awal dan akhir bahan baku kedelai.


2. Lead time dan frekuensi pembelian bahan baku kedelai.
3. Data penjualan kripik tempe.
4. Rendemen dari kedelai menjadi tempe dan tempe menjadi kripik tempe.
5. Biaya-biaya yang terkait dengan persediaan dan pembelian bahan baku kedelai.
6. Kapasitas alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut bahan baku kedelai.
Selanjutnya dilakukan sebuah analisis dari data yang sudah didapatkan. Analisis
pertama adalah penentuan rencana produksi bulanan bahan baku kedelai berdasarkan
peramalan dengan metode moving average. Kedua adalah penentuan kebutuhan bahan
baku kedelai berdasarkan rencana produksi bulanan. Ketiga ialah penentuan total biaya
persediaan bahan baku kedelai yang diterapkan perusahaan. Keempat menentukan rencana
produksi bulanan dan jumlah kebutuhan bahan kedelai harian. Kelima menentukan jumlah
kanban dan keenam penentuan total biaya persediaan bahan baku.

Hasil dan Pembahasan

CV. Aneka Rasa - Kripik Tempe Aneka Rasa Bu Noer tidak menerapkan metode
pengendalian persediaan bahan baku tertentu. Sehingga selama ini perusahaan tersebut
menggunakan perkiraan dalam memenuhi kebutuhan bahan baku tanpa melakukan
peramalan. Pembelian bahan baku kedelai dalam satu bulan kurang lebih mencapai 5000 kg.
Biaya pembelian kedelai tiap kilogram yaitu Rp. 6.000,-. Ketika persediaan bahan baku
berkurang, perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan persediaan.

Peramalan permintaan kripik tempe dilakukan untuk memperkirakan permintaan di


masa yang akan datang.Peramalan menggunakan data penjualan pada periode Januari 2007
sampai Februari 2012.Peramalan ini digunakan sebagai acuan dalam merencanakan produksi
berdasarkan metode just in time.

Data Penjualan Keripik Tempe Bulan Januari 2007 – Februari 2012

Penjualan (kg)
Bulan
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Januari 2.337 2.502,6 2.642,1 2.739,45 2.908,8 3.057,75
Februari 2.348,4 2.518,65 2.669,4 2.718,9 2.917,95 3.074,25
Maret 2.366,55 2.534,25 2.653,05 2.784,6 2.930,95 -
April 2.371,5 2.540,4 2.633,55 2.773,5 2.949,75 -
Mei 2.391,9 2.564,4 2.650,05 2.779,05 2.937,3 -
Juni 2.414,4 2.570,1 2.639,7 2.801,1 2.941,95 -
Juli 2.422,95 2.564,85 2.643,3 2.814,45 2.957,4 -
Agustus 2.441,7 2.569,35 2.657,4 2.824,8 2.974,65 -
September 2.456,4 2.582,7 2.681,4 2.847,45 2.993,55 -
Oktober 2.462,4 2.601,15 2.690,25 2.854,2 3.012,45 -
November 2.474,55 2.619,6 2.706,45 2.887,45 3.023,1 -
Desember 2.475,45 2.625,6 2.726,1 2.883,45 3.038,25 -
Total 28.963,2 30.793,65 31.992,75 33.662,4 35.584 6.132
Rata-rata 2.413,6 2.566,1 2.666,06 2.805,2 2.965,5 3.066
Sumber : Data primer, diolah (2012)

Diketahui bahwa rata-rata penjualan kripik tempe tahun 2007 sebesar 2.414 kg per
tahun, tahun 2008 sebesar 2.566 kg per tahun, tahun 2009 sebesar 2.666 kg per tahun,
tahun 2010 sebesar 2.805 kg per tahun, dan tahun 2011 sebesar 2.966 kg per tahun.
Sedangkan hasil peramalan didapatkan rata-rata penjualan kripik tempe tahun 2012 sebesar
3.152,81 kg per tahun. Jika dilihat, rata-rata penjualan kripik tempe selalu terjadi
peningkatan.

Untuk permintaan peramalan keripik tempe bulan maret 2012 – februari 2013
menggunakan bantuan software SPSS 17.

Peramalan Permintaan Keripik Tempe Bulan Maret 2012 – Februari 2013

Bulan Permintaan
Maret 2012 3.086,34
April 2012 3.098,42
Mei 2012 3.110,51
Juni 2012 3.122,59
Juli 2012 3.134,68
Agustus 2012 3.146,77
September 2012 3.158,85
Oktober 2012 3.170,94
November 2012 3.183,02
Desember 2012 3.195,11
Januaari 2012 3.207,20
Februari 2102 3.219,28
Total 37.833,71
Rata - rata 3.152,81
Perhitungan rencana kebutuhan bahan baku kedelai

Rendemen kedelai menjadi keripik tempe :

1 kg/1.33 kg x 100% = 75.19%

Kebutuhan bahan baku kedelai untuk menghasilkan 1 kg keripik tempe adalah 1,33 kg
kedelai. Kebutuhan bahan baku kedelai dihitung menggunakan rumus :

D = penjualan x kebutuhan bahan baku tiap kg kedelai

Bulan Penjualan (kg) Kebutuhan Bahan D (kg)


Baku tiap kg Kedelai
Maret 2011 2.931 1,33 3.898,23
April 2011 2.950 1,33 3.923,5
Mei 2011 2.937 1,33 3.906,21
Juni 2011 2.941 1,33 3.911,53
Juli 2011 2.957 1,33 3.932,81
Agustus 2011 2.975 1,33 3.956,75
September 2011 2.994 1,33 3.982,02
Oktober 2011 3.013 1,33 4.007,29
November 2011 3.023 1,33 4.020,59
Desember 2011 3.038 1,33 4.040,54
Januari 2012 3.058 1,33 4.067,14
Februari 2012 3.074 1,33 4.088,42
Total 35.891
Rata-rata 2.991
Sumber : Data primer, diolah (2012)
Total biaya persediaan bahan baku kedelai yang dilakukan oleh perusahaan

Berdasarkan perhitungan persediaan bahan baku kedelai yang diterapkan


perusahaan pada bulan produksi Maret 2011 – Februari 2012 , diperoleh data total
penjualan keripik tepe selama satu tahun sebesar 35.891 kg atau rata-rata penjualan tiap
bulan sebesar 2.991 kg.Kemudian bahan baku kedelai yang perlu disediakan yaitu bulan
Maret 2011-Februari 2012 sebesar 53.400 kg, dengan harga beli tiap kilogram Rp. 6.000,-
sehingga total pembelian kedelai sebesar Rp. 320.400.000,-. Biaya pemesanan yang
dilakukan perusahaan setiap bulan sama sebesar Rp. 1.000,- , sehingga biaya per tahun Rp.
12.000,00. Dan biaya penyimpanan (biaya listrik Rp 864,00 /hari, biaya tenaga kerja gudang
Rp 17500,00 /hari) sehingga total biaya penyimpanan per tahun sebesar Rp. 6.464.128,-.
Maka didapatkan total biaya persediaan kedelai sebesar Rp. 326.876.128,- per tahun.

Perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku kedelai berdasarkan pendekatan


JIT

Berdasarkan pendekatan JIT perhitungan persediaan bahan baku kedelai dilakukan


dengan mentransforasikan rencana produksi bulanan menjadi rencana produksi harian.
Perhitungan dengan metode JIT secara khusus untuk mengetahui jumlah bahan baku kedelai
yang disesuaikan dengan rencana kebutuhan harian. Jumlah bahan baku kedelai yang harus
dibeli oleh perusahaan dapat diketahui dengan menghitung jumlah kartu vendor
kanbanpada pemasok yang dikeluarkan oleh perusahaan. Vendor kanbanadalah sebagai alat
bantuperusahaan maupun pemasok dalam melakukan pembelian dengan memperhatikan
jumlah bahan baku kedelai yang harus dibeli dan tertera dalamkanban.

Perhitungan kebutuhan bahan baku kedelai menggunakan pendekatan JIT

Rencana produksi harian dan kebutuhan bahan baku kedelai harian

Perhitungan rencana produksi harian menggunakan rumus :

Rencana produksi harian = rencana produksi bulanan / jumlah hari kerja (1 bulan)

Jumlah kebutuhan bahan baku harian = rencana produksi harian x kebutuhan bahan baku
tiap kg keripik tempe
Total persediaan bahan baku kedelai berdasarkan JIT

Bulan Biaya Biaya Simpan Biaya Pembelian Biaya Persediaan


Pesan Bahan Baku
Maret 2012 963,62 16.810,74 25.559.969 25.577.743,50
April 2012 963,60 1.749,71 25.662.000 25.664.713,32
Mei 2012 963,58 17.384,61 25.758.000 25.776.348,19
Juni 2012 963,57 39.213,48 25.860.000 25.900.177,05
Juli 2012 963,55 101.797,06 25.962.000 26.064.760,60
Agustus 2012 963,53 233.045,16 26.058.000 26.292.008,69
September 2012 963,52 58.517,04 26.160.000 26.219.480,55
Oktober 2012 963,50 169.858,46 26.262.000 26.432.821,95
November 2012 963,48 122.405,90 26.364.000 26.487.369,38
Desember 2012 963,46 219.361,87 26.460.000 26.680.325,34
Januari 2013 963,67 16.930,58 26.562.000 26.579.894,25
Februari 2013 963,43 1.661.274,66 26.664.000 28.326.238,10
Total 11.563,51 2.658.349,00 313.331.969 316.001.880,92
Dengan hasil tersebut maka dilakukanlah metode just in time dengan mengubah
rencana produksi bulanan menjadi rencana produksi harian.Setelah dihitung didapatkan
data-data yang berbeda dengan perhitungan sebelumnya yang tanpa menggunakan metode
tertentu. Berdasarkan perhitungan just in time, total bahan baku yang harus dibeli oleh
perusahaan sebesar 52.221 kg dengan biaya pembelian sebesar Rp. 313.332.000,-. Biaya
penyimpanan sebesar Rp. 2.661.262,-. Dan total biaya persediaan bahan baku kedelai
berdasarkan just in time sebesar Rp. 318.892.692,-.

Maka dapat dibandingkan antara persediaan bahan baku kedelai yang diterapkan
perusahaan dengan pendekatan just in time terdapat beberapa perbedaan. Perbedaaan
tersebut teletak pada jumlah total pembelian, total persediaan, total biaya pembelian, total
biaya penyimpanan, dan total biaya persediaan bahan baku kedelai. Masing-masing selisih
dari komponen tersebut secara berurutan adalah 1.179 kg; 1.171,75 kg; Rp. 7.068.030,86;
3.805.779,00; Rp. 10.874.247,08.

Lalu didapatkan pula jadwal pemesanan bahan baku kedelai menggunakan metode
just in time. Kebutuhan kedelai tiap bulan rata-rata mencapai 4193,08 kg dengan
menyesuaikan alat transportasi bahwa kebutuhan kedelai per hari sebesar 159.54 kg. Lead
Time pemesanan bahan baku selama 1 hari. Persediaan awal bahan baku kedelai adalah 830
kg yang digunakan kurang lebih 4 sampai 6 hari. Sehingga ketika persediaan bahan baku
sudah mencapai sekitar 300 kg dilakukan pemesanan yang akan datang setelah satu hari.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dapat disimpulkan dalam kasus persediaan bahan baku kedelai pada CV. Aneka Rasa
- Kripik Tempe Aneka Rasa Bu Noer terdapat kesalahan dalam menyediakan bahan baku
yang mengakibatkan besarnya total persediaan bahan baku. Hal ini telah diselesaikan oleh
penulis skripsi dengan melakukan persediaan bahan baku kedelai menggunakan pendekatan
metode just in time. Perbandingan yang diterapkan perusahaan dengan pendekatan metode
just in time mendapatkan penghematan sebesar 3,33%. Dan pemesanan bahan baku kedelai
dilakukan pada saat 2 hari stok kedelai di perusaahn habis.
DAFTAR PUSTAKA

Imai, Masaaki. 1998. Genba Kaizen : Pendekatan Akal Sehat, Berbiaya Rendah Pada
Manajemen. Jakarta, Pustaka Brinaman Pressindo.

Ishak, A. 2010.Manajemen Operasi. Yogyakarta, Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai