Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Visionida, Volume 2 Nomor 1, Juni 2016 1

METODE ECONOMIC QUANTITY INTERVAL (EOI) UNTUK OPTIMALISASI


PERSEDIAAN BARANG CONSUMABLE ADEM SARI CHINGKU PADA PT SARI
ENESIS INDAH CIAWI BOGOR

ANALYSIS METHOD OF INVENTORY CONTROL THE OPTIMAL CONSUMABLE


GOODS ADEM SARI CHINGKU at PT SARI ENESIS INDAH CIAWI - BOGOR

Anissa Ariesty1); Titiek Tjahja Andari2)


Program Management Studies Faculty of Economic, University of Djuanda Bogor
1)
Email: anissa.ariesty@gmail.com;2) titiek.tjahja@gmail.com

ABSTRACT

PT Sari Enesis indah is a company of engaged in the beverage industry. In this research
will discuss about inventory control consumable goods in 2014 as well recommend the optimal
inventory control method and optimalization of total cost for the company. In analyzing
inventory control used method EOQ, EOI and min-max stock to compare and search the optimal
result and according to the company. The result of analysis or calculation of inventory control
will be reanalyzed used sensitivity analysis to determine whether the result of these calculation
are sensitive or effect on the price changes of consumable goods caused by inflation West Java.
The result of analysis that the optimal method and according with the company is EOI method,
and the sensitivity analysis result that EOI method insensitive or no effect on the price changes
of consumable goods.

Keywords: Inventory Control, consumable Goods, EOQ, EOI, Min-Max, Sensitivity analysis

ABSTRAK

PT Sari Enesis Indah adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industry
minuman. Dalam penelitian ini akan membahas pengendalian persediaan barang consumable
tahun 2014 sekaligus untuk merekomendasikan metode pengendalian persediaan barang
consumable yang optimal dan optimalisasi total cost untuk perusahaan. Dalam menganalisis
pengendalian persediaan digunakan metode EOQ, EOI dan Min-Max untuk membandingkan dan
mencari hasil yang paling optimal dan sesuai dengan kondisi perusahaan. Hasil analisis atau
perhitungan pengendalian persediaan dianalisis kembali menggunakan Analisis Sensitivitas
untuk mengetahui apakah hasil perhitungan tersebut sensitive atau berpengaruh terhadap
perubahan harga barang consumable yang diakibatkan oleh inflasi jawa barat. Hasil penelitian
menunjukan bahwa metode yang paling optimal dan sesuai dengan kondisi perusahaan adalah
metode EOI, dan hasil analisis sensitivitas menunjukan bahwa metode EOI tidak sensitive atau
tidak berpengaruh terhadap perubahan harga barang consumable.

Kata Kunci : Pengendalian Persediaan, Barang Consumable, EOQ, EOI, Min-Max, Analisis
Sensitivitas.
2 Anissa Ariesty Metode Economic Quantity Interval (EOI) Untuk Optimalisasi...

PENDAHULUAN

Persediaan merupakan salah satu persediaan (over stock) dapat berakibat


masalah yang bersifat fundamental terlalu tingginya beban biaya guna
dalam perusahaan. Persediaan dapat menyimpan dan memelihara bahan
diartikan sebagai stock barang yang akan selama penyimpanan di gudang padahal
digunakan pada periode waktu tertentu barang tersebut masih mempunyai
untuk menunjang proses produksi. “opportunity cost” (dana yang bisa
Persediaan bisa muncul secara sengaja ditanamkan / diinvestasikan pada hal
maupun tidak sengaja, maksudnya yang lebih menguntungkan). Sasaran
sengaja karena adanya perencanaan dari perusahaan sebenarnya bukan untuk
untuk mengadakan persediaan, mengurangi atau meningkatkan
sedangkan tidak sengaja jika persediaan inventory (persediaan), tetapi untuk
ada karena barang tidak terpakai akibat mengoptimalkan biaya.
rendahnya jumlah produksi. Biaya persediaan menjadi salah satu
Sistem persediaan bisa diartikan yang harus di perhatikan dalam
sebagai serangkaian kebijakan dan menentukan jumlah persediaan, biaya
pengendalian yang memantau dan tersebut antara lain adalah biaya
memonitor jumlah dan tingkat pemesanan dan biaya penyimpanan. Biaya
persediaan agar bisa menentukan tingkat pemesanan adalah biaya yang dikeluarkan
persediaan yang harus dijaga, kapan sehubungan kegiatan pemesanan
persediaan harus tersedia dan berapa bahan/barang sejak dari pemesanan
besar order yang harus dilakukan dilakukan sampai tersedianya barang
(Herjanto, 2007:219). Tujuan dari digudang. Biaya Penyimpanan adalah
system ini yaitu untuk menetapkan dan biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan
menjamin tersedianya sumber daya yang diadakannya persediaan barang. Biaya
tepat, dalam kuantitas yang tepat, dan penyimpanan persediaan berkisar antara
pada waktu yang tepat. Dua alasan dasar 10% - 40% dari biaya atau harga barang
diperlukannya persediaan yaitu, pertama, (Herjanto, 2007:225).
secara fisik sangat kecil kemungkinan Menurut Herjanto (2007:219),
untuk menghadirkan suatu barang persediaan adalah bahan atau barang yang
seketika pada saat dibutuhkan, kedua, disimpan yang akan digunakan untuk
jika dalam waktu singkat suatu barang memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk
yang dibutuhkan dapat dihadirkan, tidak digunakan dalam proses produksi atau
ekonomis jika harus mendatangkan perakitan, untuk dijual kembali, atau
barang setiap kali dibutuhkan terlebih untuk suku cadang dari peralatan atau
jika kebutuhannya berkali-kali dengan mesin. Pada perusahaan manufaktur,
tenggang waktu tidak lama. Secara persediaan dapat dibedakan menjadi
ringkas atau dalam arti kata lain, system beberapa kelompok yaitu persediaan
dan model persediaan bertujuan untuk bahan baku, persediaan produk dalam
meminimalkan biaya total melalui proses, persediaan produk jadi, dan
penentuan apa, berapa, dan kapan persediaan barang penunjang
pesanan dilakukan secara optimal (consumable)
(optimal order point). Pada umumnya dari beberapa
Kekurangan persediaan dapat macam bentuk persediaan tersebut, salah
berakibat terhentinya proses produksi, satu persediaan yang paling banyak
dan ini menunjukkan persediaan menyerap biaya adalah persediaan barang
termasuk masalah yang cukup krusial penunjang (consumable), karena barang
dalam operasional perusahaan. Terlalu consumable adalah barang yang dipakai
besarnya persediaan atau banyaknya terus-menerus. Banyak perusahaan yang
Jurnal Visionida, Volume 2 Nomor 1, Juni 2016 3

menyimpan persediaan barang consumable masalah pengendalian persediaan seperti


dalam jumlah yang cukup besar. Alasan kekurangan dan kelebihan persediaan.
utama perusahaan menyimpan barang Pengendalian persediaan barang
consumable dalam jumlah besar adalah consumable sangat berpengaruh terhadap
sebagai persediaan pengaman (safety stock) jalannya proses produksi oleh karena itu
apabila terjadi keterlambatan pengiriman diperlukan suatu pengaturan yang akurat.
dari pemasok sehingga proses produksi Berikut data persediaan dan pemakaian 3
tidak terhenti. (tiga) barang consumable yang di gunakan
Pengendalian tingkat persediaan di PT Sari Enesis Indah.
barang consumable bertujuan mencapai Tabel 1 Persediaan dan Pemakaian Barang
efisiensi dan efektivitas optimal dalam Consumable Adem Sari Chingku PT Sari
penyediaan barang consumable sehingga di Enesis Indah-Ciawi Tahun 2014
satu pihak kebutuhan operasi dapat
dipenuhi pada waktunya dan di lain pihak
investasi persediaan barang consumable
dapat ditekan secara optimal.
Pada perusahaan manufaktur dimana
proses produksi dilakukan secara terus-
menerus, berarti telah diketahui berapa
besar kebutuhan barang consumable per
bulan atau per minggu dan bahkan per hari. Sumber : PT Sari Enesis Indah, 2014
Indrajit dan Djokopranoto (2005:38) Berdasarkan data Tabel 1 dapat
menyatakan bahwa dalam konsep minimum dilihat bahwa untuk rata-rata selisih
maksimum ini, peninjauan dilakukan secara pemakaian dan persediaan bersifat positif
terus menerus, yang berarti setiap kali harus sehingga dapat dikatakan persediaan
dipesan, maka segera harus dipesan. barang consumable mengalami kelebihan
PT Sari Enesis Indah adalah stock, sedangkan pada bulan Maret, April
perusahaan manufacture yang bergerak dan September 2014 terdapat kekurangan
dalam bidang industri minuman. persediaan sebesar (275) Kg, (325) Kg
Perusahaan ini didirikan pada tahun 2012 di dan (275) Kg untuk barang NaOH 48%,
Ciawi dan mulai efektif berproduksi pada pada bulan Mei, Juni dan Juli 2014
bulan Januari 2014. PT Sari Enesis Indah sebesar (75) Kg, (275) Kg dan (65) Kg
memproduksi beberapa produk salah untuk barang HNO3 68%, dan pada bulan
satunya adalah Adem Sari Ching Ku. Oktober 2014 sebesar (100) Kg untuk
Dalam memproduksi barang barang Nacl. Kelebihan dan kekurangan
tersebut perusahaan membutuhkan bahan persediaan ini diduga salah satunya
baku seperti air, gula, fruktosa, madu, disebabkan tidak efektifnya penentuan
konsentrat jus lemon, konsentrat jus apel, persediaan yang telah dilakukan oleh PT
perisai jeruk nipis, ekstra bengkoang, bunga Sari Enesis Indah-Ciawi, saat ini
krisan dll, mesin – mesin, dan barang perusahaan menggunakan metode Trend
consumable. Barang consumable adalah untuk mengendalikan persediaan barang
material sekali pakai habis atau bersifat un- consumable.
repairable atau jika bisa dilakukan
perbaikan pada material ini secara cost MATERI DAN METODE
jatuhnya tidak efisien.
Persediaan
Barang – barang consumable
Menurut Chase, Jacobs, dan Aquilano
(barang penunjang proses produksi) yang
(2004:545), yaitu “Inventory is the stock of
akan dibahas antara lain adalah NaOH 48%,
any item or resources used in on
HNO3 68%, dan NaCl, barang – barang
organization. An inventory system is the set
tersebut adalah barang – barang yang lebih
of police and control that monitors levels of
sering digunakan dan sering mengalami
inventory and determines what levels
4 Anissa Ariesty Analisis Metode Pengendalian Persediaan ...

should be maintained, when stock should be telah diproses atau diolah dalam pabrik
replenished and how large orders should dan siap untuk dijual atau dikirim ke
be”. Dalam bahasa Indonesia memiliki pelanggan.
pengertian sebagai berikut : Persediaan Biaya-Biaya Persediaan
adalah stock dari beberapa item atau sumber Berikut ini akan diuraikan secara singkat
daya yang digunakan dalam suatu masing-masing komponen biaya di atas
organisasi. Suatu sistem persediaan (Arman Hakim, 2008).
merupakan suatu set kebijaksanaan dan 1. Biaya Pembelian (Purchasing Cost =
pengendalian dalam memonitor tingkat Pc)
persediaan dan menentukan tingkat Biaya pembelian (purchase cost)
persediaan yang harus dijaga, kapan adalah biaya yang dikeluarkan untuk
persediaan harus disediakan dan berapa membeli barang. Besarnya biaya
jumlah persediaan yang harus dipesan. pembelian ini tergantung pada jumlah
Jenis-jenis Persediaan barang yang dibeli dan harga satuan
Setiap jenis persediaan mempunyai barang.
karakteristik tersendiri dan cara pengelolaan 2. Biaya Pengadaan (Procurement Cost)
yang berbeda. Menurut jenisnya, persediaan Biaya pengadaan dibedakan atas 2
dibedakan menjadi Softjan Assauri jenis sesuai asal–usul barang, yaitu
(2004:171) : biaya pemesanan (ordering cost) bila
1. Persediaan barang mentah (raw barang yang diperlukan diperoleh dari
material) yaitu persediaan barang-barang pihak luar (supplier) dan biaya
berwujud seperti baja, kayu, dan pembuatan (setup cost) bila barang
komponen-komponen lainnya yang diperoleh dengan memproduksi
digunakan dalam proses produksi. sendiri.
Barang mentah dapat diperoleh dari 3. Biaya Penyimpanan (Holding
sumber-sumber alam atau dibeli dari Cost/Carrying Cost =HC)
pemasok atau dibuat sendiri oleh Biaya simpan adalah semua
perusahaan untuk digunakan dalam pengeluaran yang timbul akibat
proses produksi selanjutnya. penyimpanan barang. Biaya ini
2. Persediaan komponen-komponen rakitan meliputi:
(purchased parts/component) yaitu a. Biaya Memiliki Persediaan (biaya
persediaan barang-barang yang terdiri modal).
dari komponen-komponen yang b. Biaya Gudang
diperoleh dari perusahaan lain di mana c. Biaya Kerusakan dan Penyusutan.
secara langsung dapat dirakit menjadi d. Biaya Kadaluarsa (absolence).
suatu produk. e. Biaya Asuransi.
3. Persediaan barang pembantu atau f. Biaya Administrasi dan
penolong (supplies/consumable) yaitu Pemindahan.
persediaan barang-barang yang 4. Biaya Kekurangan Persediaan
diperlukan dalam proses produksi tetapi (shortage cost = SC)
bukan merupakan bagian atau komponen Bila perusahaan kehabisan barang
barang jadi. pada saat ada permintaan, maka akan
4. Persediaan barang dalam proses (work in terjadi keadaan kekurangan
process) yaitu persediaan barang-barang persediaan. Keadaan ini akan
yang merupakan keluaran dari tiap-tiap menimbulkan kerugiaan karena
bagian dalam proses produksi atau yang proses produksi akan terganggu.
telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi
masih perlu diproses lebih lanjut menjadi Pengertian Barang Consumable
barang jadi. Barang Consumable atau bisa disebut
5. Persediaan barang jadi (finished goods) barang penunjang adalah barang–
yaitu persediaan barang-barang yang barang yang tidak masuk dalam
Jurnal Visionida, Volume 2 Nomor 1, Juni 2016 5

ingredient produk tetapi digunakan mengingat tingkat permintaan tidak


dalam proses produksi. (Apriyanto dkk, tentu (fluktuatif), sehingga persediaan
2007:10) Barang consumable memiliki harus selalu ada dan jumlah yang
nilai ekonomis yang sangat rendah dipesan bersifat tetap, disini yang
tetapi kebutuhan akan barang tersebut bersifat tetap adalah titik pemesanan
bersifat rutin dan penting. Sehingga ulang disesuaikan dengan jumlah
dapat mengakibatkan terhambatnya minimum maksimum.
proses produksi apabila kekurangan 4. Analisis Sensitivitas
barang tersebut. Menurut Bernardus, Ferdinand dan
Umanto (2012:23) Analisis sensitivitas
Perhitungan Pengendalian Persediaan adalah analisis yang dilakukan terhadap
Macam – macam perhitungan yang ada di solusi optimal yang telah diperoleh
dalam pengendalian persediaan antara sebelumnya. Hal ini dilakukan karena
lain: adanya perubahan-perubahan yang
1. Economic Order Quantity (EOQ) disebabkan lingkungan yang dinamis,
Economic Order Quantity adalah seperti perubahan harga bahan baku,
jumlah unit barang atau bahan yang permintaan konsumen / produksi yang
harus dipesan setiap kali mengadakan berfluktuas, pergantian mesin lama
pemesanan agar biaya-biaya yang dengan mesin baru, kenaikan biaya
berkaitan dengan pengadaan persediaan produksi, perubahan peraturan
minimal dan berarti pula jumlah unit pemerintah dan lain-lain. Analisis
pembelian yang optimal sensitivitas memberikan informasi
(Margareta,2004:149). yang dibutuhkan untuk menanggapi
2. Economic Order Interval (EOI) perubahan tersebut tanpa harus
Menurut Tersine,1994 Economic Order melakukan perhitungan kembali dari
Interval juga disebut sistem persediaan awal.
secara periodik, yang lebih berdasar
kepada periode dari pada sistem
persediaan kontinue yang lebih kepada
posisi stock persediaan. Sistem
persediaan yang berbasiskan waktu
yang melakukan pesanan berdasarkan
jangka waktu tertentu. Jumlah pesanan
bergantung kepada pemakaian demand
selama periode waktu tertentu. Masalah
dasar pada metode ini adalah
bagaimana menentukan interval
pesanan dan maximum inventory level
yang diinginkan. Economic order
interval dapat diperoleh untuk
meminimumkan total biaya tahunan.
3. Minimum Maksimum(Min-Max)
Indrajit dan Djokopranoto (2005:38)
menyatakan bahwa dalam konsep Gambar 1 Kerangka Pemikiran
minimum maksimum ini, peninjauan Penelitian ini menggunakan teknik analisis
dilakukan secara terus menerus, yang deskriptif, artinya data yang diperoleh di
berarti setiap kali harus dipesan, maka lapangan diolah sedemikian rupa sehingga
harus dipesan. Konsep minimum memberikan data yang sistematis, dan
maksimum menekankan bahwa akurat mengenai permasalahan yang diteliti.
sejumlah persediaan harus ditentukan 1. Metode Economic Order Quantity(EOQ)
jumlah minimum dan maksimumnya,
6 Anissa Ariesty Analisis Metode Pengendalian Persediaan ...

Economical Order Quantity (EOQ) b. Rumus persediaan pengaman/safety


atau kuantitas pemesanan ekonomis stock
merupakan jumlah persediaan yang
dipesan pada suatu waktu yang
meminimalkan biaya persediaan c. Rumus maksimum inventory level
tahunan. Menurut Handoko (2012:340)
perhitungannya adalah sebagai berikut:
a. Rumus EOQ d. Rumus Average Inventory Control

e. Rumus Order Quantity


b. Rumus rata-rata persediaan /
Average inventory
f. Rumus biaya pertahun

c. Rumus frekuensi pesanan per tahun


/ Order per periode
3. Metode Min-Max Stock
Menghitung metode ini dengan cara
e. Rumus biaya pemesanan per tahun/ menghitung minimum stock dan
Annual set up cost maksimal stock, dimana apabila
persediaan sudah melewati batas
minimum dan mendekati batas safety
f. Rumus biaya penyimpanan per stock maka re-order harus dilakukan.
tahun/ Annual holding cost Menurut Indrajit dan Djokopranoto
(2005:48) perhitungannya adalah
g. Rumus biaya total pertahun sebagai berikut:
a. Persediaan Pengaman (Safety Stock)
h. Rumus permintaan perhari/ Daily SS = (Pemakaian Maksimum – T) x
demand rate LT
b. Persediaan Minimum (Minimum
Stock )
i. Rumus persediaan pengaman / Minimum Stock = (T x TL) + SS
safety stock c. Persediaan Maksimum (Maxmimum
SS = DD × rata-rata Stock)
keterlambatan bahan baku Maximum Stock = 2 (T x LT)
j. Rumus titik pemesanan kembali d. Pemesanan Kembali (Reorder
/reorder point Point)
ROP = SS + (LT x T )
e. Rumus Order Quantity
2. Metode Economic Order Interval Order Quantity = Max Stock – Min
(EOI) Stock
Dengan menggunakan metode ini akan f. Rumus Total Cost
dihitung dan dicari persediaan optimal
untuk perusahaan dengan
membandingkan terhadap perhitungan 4. Efisiensi Biaya Persediaan.
metode EOQ dan MinMax. Rumus dari Untuk mencari efisiensi biaya
atau cara perhitungan dari EOI menurut persediaan, hasil perhitungan total cost
Handoko (2012:363) ini yaitu: dengan metode EOQ, EOI dan Min-
a. Rumus Economic Order Interval Max dibandingkan dengan total cost
perusahaan saat ini.
5. Analisis Sensitivitas
Jurnal Visionida, Volume 2 Nomor 1, Juni 2016 7

Analisis ini dilakukan untuk Berdasarkan Tabel 3, total biaya pemesanan


menghitung pemecahan optimum baru per pesanan barang Consumable terdiri dari
yang diakibatkan oleh kenaikan harga biaya transportasi yaitu sebesar Rp 645.000
barang dan jumlah permintaan produksi atau sebesar 76 persen dari total biaya
tanpa harus menghitung kembali dari pemesanan, dan biaya administrasi sebesar
awal. Rp 210.000 atau 24 persen dari total biaya
pesanan untuk satu kali pesan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4 Komponen Biaya Penyimpanan
Barang Consumable Tahun 2014
PT Sari Enesis Indah merupakan Jenis Biaya Biaya Penyimpanan Pertahun
(Rp/Kg)
perusahaan minuman ready to drink. Dalam NaOH 48% HNO3 68% NaCl
menghasilkan produk dibutuhkan beberapa Biaya Penyusutan
380 1.300 250
barang Consumable untuk menunjang Gudang
Biaya Pemeliharaan 7.000 7.000 7.000
jalannya proses produksi. Barang
Total 7.380 8.300 7.250
Consumable yang digunakan antara lain
adalah NaOH 48%, HNO3 68% dan NaCl. Sumber : PT Sari Enesis Indah, 2014
NaOH 48% dan HNO3 68% digunakan Berdasarkan pada Tabel 4, dapat dilihat
pada saat process Cleaning in Process total biaya penyimpanan pada tahun 2014,
(CIP), CIP ini dilakukan untuk perusahaan mengeluarkan biaya sebesar Rp
membersihkan jalur produk sebelum 7.380 / kg untuk NaOH 48% dan Rp 8.300 /
dimulainya proses produksi, satu kali kg untuk HNO3 68% dan Rp 7.250 / kg.
proses CIP membutuhkan 125 kg NaOH
48% dan 75 kg HNO3 68%. NaCl Pemakaian Barang Consumable
digunakan untuk regenerasi air yang Pemakaian barang Consumable yang ada di
digunakan saat proses produksi, satu kali gudang PT Sari Enesis Indah,
proses regenerasi air membutuhkan 350 kg menggunakan sistem First In First Out
NaCl. Berikut daftar harga barang (FIFO), dimana barang Consumable yang
comsumable tahun 2014 pertama kali masuk adalah barang
Tabel 2 Harga Barang Comsumable Tahun Consumable yang pertama kali akan
2014 digunakan terlebih dahulu. Pemakaian
barang Consumable tahun 2014,
perbulannya rata-rata sebesar 963 Kg untuk
NaOH 48%, 281 Kg untuk HNO3 68% dan
485 Kg untuk NaCl. Jumlah tersebut
diketahui dari data pemakaian di gudang.
Sumber : PT Sari Enesis Indah, 2015 Secara rinci pemakaian barang Consumable
dapat dilihat pada Tabel berikut
Biaya Persediaan Tabel 5 Pemakaian Barang Consumable PT
Biaya persediaan merupakan biaya yang Sari Enesis Indah Tahun 2014
terjadi akibat perusahaan melakukan Bulan Barang Consumable (Kg)
persediaan barang Consumable, biaya NaOH 48% HNO3 68% NaCl
persediaan meliputi biaya pemesanan dan Januari 825 325 700
biaya penyimpanan. Februari 275 325 450
Tabel 3 Komponen Biaya Pemesanan Ba
Maret 1700 150 350
rang Consumable Tahun 2014
April 1150 225 350
Jenis Biaya Biaya pemesanan Persentasi (%)
Per Mei 1400 350 350
Pesanan
(Rp/pesanan) Juni 1075 425 350
Bi. Administrasi 201.000 24
Juli 920 385 350
Bi.Transportasi 645.000 76
Agustus 1480 540 700
Total 846.000 100
Sumber : PT Sari Enesis Indah , 2015
8 Anissa Ariesty Analisis Metode Pengendalian Persediaan ...

September 950 300 700 penelitian ini akan disesuaikan dengan


Oktober 500 200 650 ukuran kemasan standart. Berikut
November 575 75 450 penerapan hasil perhitungan metode EOQ
Desember 700 70 425 pada persediaan barang consumable
Total 11.550 3.370 5.825
Tabel 7 Perhitungan Pengendalian Persedia
an NaOH 48% Tahun 2014 dengan Metode
Rata-Rata 963 281 485
EOQ
Sumber : PT Sari Enesis Indah, 2015
Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa
pemakaian bahan Consumable terbesar
terjadi pada bulan Maret yaitu sebesar 1700
Kg untuk NaOH 48%, pada bulan Agustus
sebesar 540 Kg untuk HNO3 68% dan pada
bulan Januari, Agustus dan September
sebesar 700 Kg. Peningkatan pemakaian
barang Consumable terjadi karena
kebutuhan produksi yang belum stabil.

Analisis Pengendalian Persediaan


Barang Consumable PT Sari Enesis
Indah dengan Metode Economic Order
Quantity (EOQ)
Berikut hasil analisis perhitungan Sumber : PT Sari Enesis,2015
persediaan barang Consumable PT. Sari Berdasarkan Tabel 7, hasil perhitungan
Enessis Indah dengan menggunakan metode EOQ menghasilkan jumlah
metode EOQ, dapat dilihat pada tabel pembelian NaOH 48% adalah sebesar
berikut : 11.550 Kg, dengan persediaan awal sebesar
Tabel 6 Hasil Perhitungan Metode EOQ 160 Kg dan persediaan akhir 160 Kg.
Metode EOQ menghasilkan kekurangan
persediaan pada bulan-bulan tertentu, hal
ini dikarenakan besarnya pemakaian tidak
konstan sehingga metode EOQ tidak dapat
diterapkan di perusahaan.
Tabel 8 Perhitungan Pengendalian Persedia
an HNO3 68% Tahun 2014 dengan Metode
EOQ

Sumber : PT Sari Enesis,2015


Berdasarkan Tabel 6 diperoleh kuantitas
ekonomis pesanan yaitu sebesar 1.627 Kg
untuk NaOH 48%, sebesar 829 Kg untuk
HNO3 68% dan 1.166 Kg untuk NaCl.
Dikarenakan pembelian barang
Consumable harus sesuai dengan kelipatan
ukuran kemasan standar sebesar 25 Kg
untuk NaOH 48% dan HNO3 68% dan 50 Sumber : PT Sari Enesis,diolah,2015
Kg untuk NaCl, maka besarnya EOQ dalam
Jurnal Visionida, Volume 2 Nomor 1, Juni 2016 9

Berdasarkan Tabel 8, hasil perhitungan


metode EOQ menghasilkan jumlah
pembelian HNO3 68% adalah sebesar
3.400 Kg, dengan persediaan awal sebesar
45 Kg dan persediaan akhir 75 Kg. Metode
EOQ menghasilkan kekurangan persediaan Sumber : PT Sari Enesis,diolah,2015
pada bulan-bulan tertentu, hal ini Berdasarkan Tabel 10 diperoleh waktu
dikarenakan besarnya pemakaian tidak pemesanan yang harus dilakukan kembali
konstan sehingga metode EOQ tidak dapat yaitu setiap 1,7 bulan untuk NaOH 48%,
diterapkan di perusahaan. setiap 2,9 bulan untuk HNO3 68% dan 2,4
Tabel 9 Perhitungan Pengendalian Persedia bulan untuk NaCl. Dikarenakan pembelian
an NaCl Tahun 2014 dengan Metode EOQ barang Consumable harus sesuai dengan
kelipatan ukuran kemasan standar sebesar
25 Kg untuk NaOH 48% dan HNO3 68%
dan 50 Kg untuk NaCl, maka besarnya
order quantity dalam penelitian ini akan
disesuaikan dengan ukuran kemasan
standart. Berikut penerapan hasil
perhitungan metode EOI pada persediaan
barang consumable
Tabel 11 Perhitungan Pengendalian
Persediaan NaOH 48% Tahun 2014 dengan
Metode EOI

Sumber : PT Sari Enesis,2015


Berdasarkan Tabel 9, hasil perhitungan
metode EOQ menghasilkan jumlah
pembelian NaCl adalah sebesar 6.000 Kg,
dengan persediaan awal sebesar 80 Kg dan
persediaan akhir 225 Kg. Metode EOQ
menghasilkan kekurangan persediaan pada
bulan-bulan tertentu, hal ini dikarenakan
besarnya pemakaian tidak konstan sehingga
metode EOQ tidak dapat diterapkan di
perusahaan.

Analisis Pengendalian Persediaan


Barang Consumable PT Sari Enesis
Indah dengan Metode Economic Order
Interval (EOI) Sumber : PT Sari Enesis,2015
Berikut hasil analisis perhitungan Berdasarkan Tabel 11, hasil perhitungan
persediaan barang Consumable PT. Sari metode EOI menghasilkan jumlah
Enessis Indah dengan menggunakan pembelian NaOH 48% adalah sebesar
metode EOI, dapat dilihat pada tabel 11.550 Kg, jumlah pembelian didapat dari
berikut : perhitungan order quantity yaitu sebesar
Tabel 10 Hasil Perhitungan Metode EOI 1.627 Kg, jumlah tersebut dapat dinaikan
atau diturunkan mengikuti besarnya
pemakaian dan selama tidak melebihi
maksimum inventory yaitu sebesar 2.595
Kg, selain itu jumlah pembelian
10 Anissa Ariesty Analisis Metode Pengendalian Persediaan ...

disesuaikan dengan jumlah perkemasan


yaitu sebesar 25 Kg. Pada penerapannya
metode EOI dapat diterapkan di
perusahaan.

Tabel 12 Perhitungan Pengendalian


Persediaan HNO3 68% Tahun 2014 dengan
Metode EOI

Sumber : PT Sari Enesis,2015


Berdasarkan Tabel 12, hasil
perhitungan metode EOI menghasilkan
jumlah pembelian HNO3 68% adalah Sumber : PT Sari Enesis,2015
sebesar 3.375 Kg, jumlah pembelian Berdasarkan Tabel 13, hasil perhitungan
didapat dari perhitungan order quantity metode EOI menghasilkan jumlah
yaitu sebesar 829 Kg, jumlah tersebut dapat pembelian NaCl adalah sebesar 5.850 Kg,
dinaikan atau diturunkan mengikuti jumlah pembelian didapat dari perhitungan
besarnya pemakaian dan selama tidak order quantity yaitu sebesar 1.165 Kg,
melebihi maksimum inventory yaitu sebesar jumlah tersebut dapat dinaikan atau
7.587 Kg, selain itu jumlah pembelian diturunkan mengikuti besarnya pemakaian
disesuaikan dengan jumlah perkemasan dan selama tidak melebihi maksimum
yaitu sebesar 25 Kg. Pada penerapannya inventory yaitu sebesar 12.846 Kg, selain
metode EOI dapat diterapkan di itu jumlah pembelian disesuaikan dengan
perusahaan. jumlah perkemasan yaitu sebesar 50 Kg.
Tabel 13 Perhitungan Pengendalian Pada penerapannya metode EOI dapat
Persediaan NaCl Tahun 2014 dengan diterapkan di perusahaan.
Metode EOI
Analisis Pengendalian Persediaan
Barang Consumable PT Sari Enesis
Indah dengan Metode Min – Max Stock
Berikut hasil analisis perhitungan
persediaan barang Consumable PT. Sari
Enessis Indah dengan menggunakan
metode Min-Max, dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 14 Hasil Perhitungan Metode Min-
Max Stock
Jurnal Visionida, Volume 2 Nomor 1, Juni 2016 11

Sumber : PT Sari Enesis,2015


Berdasarkan Tabel 14 diperoleh jumlah
maksimun dan minimum persediaan untuk
masing-masing barang Consumable yaitu,
NaOH 48% adalah sebesar 3.825 Kg dan
3.400 Kg, HNO3 68% sebesar 1.124 Kg
dan 1.080 Kg, NaCl sebesar 1.940 Kg dan
1.400 Kg. Reorder Point yang di peroleh
sama besarnya dengan jumlah minimum
persediaan, sehingga apabila persediaan
sudah mencapai jumlah minimum maka Sumber : PT Sari Enesis,2015
harus dilakukan pemesanan kembali. Berdasarkan Tabel 16, total jumlah
Dikarenakan pembelian barang pembelian HNO3 68% yang dihasilkan oleh
Consumable harus sesuai dengan kelipatan metode Min-Max adalah sebesar 3.390 Kg,
ukuran kemasan standart. Berikut dengan persediaan awal sebesar 518 Kg dan
penerapan hasil perhitungan metode Min- persediaan akhir 1.098 Kg yaitu diatas
Max Stock pada persediaan barang minimum inventory yang telah diperoleh.
consumable Pada penerapannya metode Min-max Stock
Tabel 15 Perhitungan Pengendalian dapat diterapkan di perusahaan.
Persediaan NaOH 48% Tahun 2014 dengan Tabel 17 Perhitungan Pengendalian
Menggunakan Metode Min-Max Stock Persediaan NaCl Tahun 2014 dengan
Metode Min-Max Stock

Sumber : PT Sari Enesis,2015


Berdasarkan Tabel 15, total jumlah Sumber : PT Sari Enesis,2015
pembelian NaOH 48% yang dihasilkan oleh Berdasarkan Tabel 17, total jumlah
metode Min-Max adalah sebesar 13.477 pembelian NaCl yang dihasilkan oleh
Kg, dengan persediaan awal sebesar 1.474 metode Min-Max adalah sebesar 6.800 Kg,
Kg dan persediaan akhir 3.401 Kg yaitu dengan persediaan awal sebesar 430 Kg dan
diatas minimum inventory yang telah persediaan akhir 1.405 Kg yaitu diatas
diperoleh. Pada penerapannya metode Min- minimum inventory yang telah diperoleh.
max Stock dapat diterapkan di perusahaan. Pada penerapannya metode Min-max Stock
Tabel 16 Perhitungan Pengendalian dapat diterapkan di perusahaan.
Persediaan HNO3 68% Tahun 2014 dengan
Metode Min-Max Stock Analisis Perbandingan Metode Pengen
dalian Persediaan Barang Consumable
12 Anissa Ariesty Analisis Metode Pengendalian Persediaan ...

Perbandingan ini dilakukan untuk dikeluarkan sebesar Rp 7.028.857,- untuk


menganalisis penghematan biaya HNO3 48% dan sebesar Rp 39.485.375 ,-
persediaan yang dihasilkan oleh masing- dengan total cost yang harus dikeluarkan
masing metode pada barang Consumable. sebesar Rp 8.677.875,- untuk NaCl.
Tabel 18 Perbandingan Perhitungan Berdasarkan perhitungan analisis
Persediaan Barang Consumable dengan persediaan barang consumable
Metode EOI, EOQ dan Min-Max Stock menggunakan metode EOQ, EOI dan min-
Total Cost Total Cost max diperoleh bahwa metode EOI adalah
Total Cost
Metode NaOH 48% HNO3 68% metode yang sesuai digunakan oleh
NaCl (Rp)
(Rp) (Rp)
perusahaan. Metode EOI memiliki
Perusahaan 16.101.000 33.893.000 48.153.250 keunggulan dalam jumlah pemesanan yang
ditentukan oleh besarnya pemakaian, hal ini
EOQ 12.009.346 6.879.457 8.435.122
sesuai dengan kondisi perusahaan yang
EOI 12.466.906 7.028.857 8.667.875 jumlah permintaannya tidak konstan atau
Min-Max
Stock 22.266.458 10.245.519 9.398.206 fluktuatif. Menurut Herjanto (2007:273)
Sumber : PT Sari Enesis,2015 Metode EOI merupakan pengembangan
Berdasarkan Tabel 18 dapat dilihat dari metode EOQ untuk permintaan yang
bahwa total cost yang dihasilkan EOQ lebih tidak seragam dalam beberapa periode.
kecil dibandingkan dengan total cost yang
dihasilkan oleh metode yang lainnya, tetapi Analisis Sensitivitas Terhadap Peruba
pada penerapan pengendalian persediaan han Harga
akan terjadi kekurangan persediaan pada Kenaikan harga barang consumable sebesar
bulan-bulan tertentu dikarenakannya 7,41%, menjadi Rp 4.081 ,- per kg untuk
pemakaian yang tidak konstan atau NaOH 48%, Rp 13.962,- per kg untuk
fluktuatif. HNO3 dan Rp 2.685,- per kg untuk NaCl.
Metode EOI dengan total cost yang Perubahan hasil perhitungan optimal EOI
dihasilkan lebih kecil setelah EOQ adalah dapat dilihat pada Tabel berikut
metode yang paling efisien digunakan pada Tabel 13 Hasil Perhitungan EOI Terhadap
perusahaan ini selain total cost yang lebih Perubahan Harga Barang Consumable
kecil dari metode perusahaan dan Min-Max,
pada penerapan pengendalian persediaan,
jumlah yang dihasilkan cukup aman dalam
menjaga persediaan agar tidak terjadi
kekurangan maupun kelebihan persediaan.
Tabel 19 Rekapitulasi Perbandingan Hasil
Optimal dan Perusahaan

Sumber : PT Sari Enesis,2015


Berdasarkan Tabel 13 perubahan hasil
perhitungan EOI yang diakibatkan oleh
perubahan harga barang consumable
sebesar 7,4 % tidak memberikan perngaruh
yang signifikan terhadap total cost
Sumber : PT Sari Enesis,2015 meskipun sudah mengalami kenaikan
Pada Tabel 19 dapat dilihat bahwa hasil harga, metode EOI tetap paling optimal
perhitungan optimal yaitu metode EOI dibandingkan dengan metode yang lainnya,
dapat menghemat total biaya persediaan selain itu perusahaan memberikan
yaitu sebesar Rp 3.634.094,- dengan total kebijakan untuk kenaikan total biaya tidak
cost yang harus dikeluarkan sebesar Rp boleh lebih dari 2%, sehingga hasil
12.466.906 ,- untuk NaOH 68%, sebesar Rp perhitungan EOI dapat digunakan kembali
26.864.143,- dengan total cost yang harus untuk periode yang akan datang dengan
Jurnal Visionida, Volume 2 Nomor 1, Juni 2016 13

asumsi biaya pemesanan tetap atau tidak memperhitungkan kapan perlunya


mengalami perubahan dilakukan pemesanan ulang.
2. Melakukan pengendalian persediaan
KESIMPULAN DAN IMPILIKASI agar tidak terjadi kelebihan atau
kekurangan persediaan dengan
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis menghitung menggunakan metode yang
data dapat disimpulkan tentang persediaan tepat serta perusahaan sebaiknya
barang consumable pada PT Sari Enesis melakukan analisis sensitivitas terhadap
Indah sebagai berikut : metode yang digunakan untuk
1. Pengendalian barang consumable yang mengetahui apakah metode tersebut
dilakukan PT Sari Enesis Indah yaitu sensitif terhadap perubahan harga barang
menggunakan metode trend dengan dan jumlah permintaan.
melihat pemakaian sebelumnya dan 3. Untuk peneliti selanjutnya disarankan
dijadikan sebagai dasar jumlah untuk menambahkan metode yang lain
pemesanan berikutnya, tetapi selama ini dalam menganalisis pengendalian
belum efisien dari segi jumlah maupun persediaan seperti menggunakan metode
dari segi biaya. Algoritma Wagner-Whitin, metode
2. Hasil perhitungan metode EOQ, EOI dan Algoritma Silver-Meal dan sebagainya.
Min-Max Stock serta membandingkan Selain itu untuk analisis sensitivitas
dengan metode perusahaan dapat menambahkan perubahan
menghasilkan jumlah persediaan yang permintaan dan perubahan hasil
optimal didapat dari metode EOI. Teknik produksi.
EOI mengalami penghematan pada total
biaya persediaan. Teknik ini digunakan .
dalam menentukan Interval pesanan, UCAPAN TERIMA KASIH
kapan perlu dilakukan pemesanan ulang.
Sehingga teknik ini dapat Ucapan terima kasih kepada seluruh
direkomendasikan sebagai alternative karyawan PT Sari Enesis Indah yang sudah
pengendalian persediaan mengingat membantu penelitian ini.
jumlah pemesanan yang fluktuatif.
3. Hasil perhitungan analisis sensitivitas
untuk metode optimal atau metode EOI DAFTAR PUSTAKA
terhadap perubahan harga barang
consumable, tidak memberikan Ahyari, Agus. 2003. Efisiensi Persediaan
perubahan yang signifikan sehingga Bahan Baku. Edisi Revisi. UGM.
hasil perhitungan EOI dapat digunakan Yogyakarta.
untuk periode yang akan datang, dengan Assauri, Sofyan. 2004. Manajemen
asumsi biaya pemesanan tetap atau tidak Produksi dan Operasi. BPFE
mengalami perubahan. Universitas Indonesia.Jakarta.
Saran bagi PT Sari Enesis Indah, yaitu: ------, 2004, Operations Management For
1. Perusahaan perlu memperhatikan Competitive Advantage, Mc Graw Hill.
keakuratan kebutuhan barang Chairul Bahtiar Robyanto, Made Antara, da
consumable, dengan begitu perusahaan n Ratna Komala Dewi, 2003, Analisis
dapat mempersiapkan jumlah persediaan Persediaan
optimal selain itu perusahaan sebaiknya Bahan Baku Tebu pada Pabrik Gula
membuat perencanaan persediaan Pandji PT. Perkebunan Nusantara XI
(Forecasting) dengan memperkirakan (Persero) Situbondo, Jurnal, Jawa
pemakaian setiap bulannya. Metode EOI Timur, (Online),
dapat digunakan untuk mengendalikan (http://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA/ar
persediaan di perusahaan dengan ticle/view/4920, diakses 06 Juni 2014).
----- ,2005, Pengendalian Persediaan
Kedelai Sebagai Bahan Baku Utama
14 Anissa Ariesty Analisis Metode Pengendalian Persediaan ...

Tahu “Takwa” Menggunakan Fixed Persediaan. Edisi Pertama.Graha


Quantity Discount, Jurnal, Ilmu. Yogyakarta.
Universitas Brawijaya, Malang, Nugroho, Bernardus Y., Saragih, Ferdinand
(Online), D. dan Eko Umanto. 2012. Metode
(http://repository.unej.ac.id/bitstream/ Kuantitatif Edisi 2. Salemba
handle, diakses 10 Januari 2015) Humanika. Jakarta.
Data Inflasi Jawa Barat, 2014, (Online), Nunung Nurhasanah dan Richard Perdana
(WWW.Pusdalisbang.jabarprov.go.id, Gunawan, 2009, Persediaan Bahan
diakses 12 Februari 2015). Baku Optimum Dengan Metode
Dhanang Eka Putra, 2008, Analisis Economic Order Quantity Pada Es
Persediaan Bahan Baku Kulit pada PT Chika Home Industry, Skripsi
Mastrotto Indonesia (Kawasan Industri Sarjana, Universitas Al-Azhar
Sentul, Bogor, Jawa Barat), Skripsi Indonesia, Jakarta, (Online),
Sarjana, Institute Pertanian Bogor, (http://journal.binus.ac.id/index.php/i
Bogor. nasea/article/view/102, diakses 06
Dion Putera Hasian, 2012, Konsep Juni 2014).
Persediaan Minimum-Maksimum Nur Fitriani, 2014, Analisis Persediaan
Pengendalian Part Alat Berat Tambang Beras Di Perusahaan Umum BULOG
PT Semen Padang, Skripsi Sarjana, Divisi Regional Nusa Tenggara
Universitas Andalas,
Timur, Skripsi Sarjana, Universitas
Padang,(Online),(http://industri.ft.unan
Udayana, Bali,
d.ac.id/josi/index.php/component/conte
nt/article/37/72-konsep-persediaan- (Online),(http://ojs.unud.ac.id/index.php/JA
minimum-maksimum-pengendalian- A/article/download/7872/5959
part-alat-berat-tambang-pt-semen- diakses 06 Juni 2014).
padang diakses 06 Juni 2014). Prawirosentono, Suyadi. 2001. Manajemen
Evans, James R. 7 Collier, Ddavid A. 2007. Operasional Analisis dan Studi
Operations Management. International Kasus. Bumi Aksara.Jakarta.
Student Edition, Thomson South- Rangkuti, Freddy. 2004. Manajemen
Western. Persediaan. Raja Grafindo
Hamdy A Taha,1996. Riset Operasi. Persada.Jakarta.
Binarupa Aksara. Jakarta. Richardus E. Indrajit dan Djokopranoto
Handoko, T. Hani. 2012. Dasar–Dasar Richardus. 2005. Strategi Manajemen
Manajemen Produksi dan Operasi. Pembelian dan Supply Chain.
BPFE.Yogyakarta. Grasindo. Jakarta.
Heizer, Jay dan Barry Render. 2010. Roki Rian Agustinus dan Haryadi Sarjono,
Manajemen Operasi. Edisi 9.Salemba 2013, Analisis Peramalan Penjualan
Empat.Jakarta. Untuk Periode Juni 2013 dan
Herjanto,Eddy. 2007 Manajemen Produksi Optimalisasi Persediaan Bahan Baku
dan Operasi, PT Grasindo. Jakarta Pada PT Kusuma Kencana
Indrajit, R.E. dan Djokopranoto, R. 2011. Khatulistiwa, Skripsi Sarjana,
Dari MRP Menuju ERP, (Online), Universitas Bina Nusantara, Jakarta,
(http://www.scribd.com/doc/7345760 (Online),
9/16/B-METODA-MIN-MAKS, (http://eprints.binus.ac.id/27566/,
diakses 30 Mei 2014). diakses 11 Oktober 2014).
Margaretha, Farah. 2004. Teori dan Stevenson,William.J.2009.Operation
Aplikasi Manajemen Keuangan. PT Management 10th Edition. McGraw-
Gramedia Widisarana Indonesia. Hill,USA.
Jakarta. Sugiyono 2004, Metode Penelitian Bisnis,
Nasution Hakim, Arman. 2008. CV. Alfabeta, Bandung.
Perencanaan dan Pengendalian
Jurnal Visionida, Volume 2 Nomor 1, Juni 2016 15

Sumadi Suryabrata. 2006. Psikologi


Pendidikan PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Tersine, Richard J. 1994. Principles of
Inventory and Materials
Management. Fourth Edition.
Prentice-Hall, Inc, New York.
Yamit, Zulian. 2003. Manajemen Produksi
dan Operasi. Edisi kedua.
Ekonisia.Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai