PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Tanaman kelapa sawit (Elais Guineensis Jacq) berasal dari Benua Afrika.
Tanaman tersebut mulai ditanami di Pulau Sumatera pada tahun 1920 dengan
jenis benih yang digunakan berjenis Tenera yang merupakan persilangan dari
pohon induk Dura dan Psifera. Kelapa sawit merupakan tanaman industri
penghasil minyak masak, minyak industri dan bahan bakar (biodiesel). Selain itu
kelapa sawit merupakan bahan baku untuk industri sabun, industri lilin, industri
strategis bersama dengan karet, kelapa dan sagu, dimana tanaman kelapa sawit
tanaman lainnya. Tetapi, kini tanaman kelapa sawit telah mengalami penurunan
rendah, harga jual petani yang relatif rendah, sulitnya akomodasi modal,
meningkatkan biaya produksi. Pengelolaan bahan baku yang tidak tepat sering
1
agroindustri yang tersedia secara berkelanjutan akan menjamin penampilan
manajemen rantai pasok selain yang dilakukan dalam logistik juga beberapa
(Crude Pulm Oil) dan Inti Sawit (kernel) yang sangat potensial di Riau. Selain
untuk memenuhi pasar nasional, Pabrik Kelapa Sawit PT Tasma Puja juga
2
mendorong PT Tasma Puja untuk meningkatkan kinerja perusahaan sehingga
sumber bahan baku TBS berasal dari kebun inti PT. Tasma Puja, selain itu juga
Desa) untuk membangun kebun plasma seluas 3.000 Ha yaitu kebun yang
dilakukan menggunakan sistem BA3 (Bapak Angkat Anak Angkat). KUD yang
mewakili dalam kerjasama ini adalah KUD Kampar seluas 1.500 Ha dan KUD
Gambar I.1
Pengolahan TBS Pada PT Tasma Puja Tahun 2012 - 2018
3
Laporan pengolahan menunjukkan kekurangan pasokan TBS secara
keseluruhan. Dari data pasokan rata-rata perhari hanya sekitar 540 ton per hari.
Sedangkan kebutuhan untuk memenuhi kapasitas pabrik sekitar 700- 720 ton TBS
per hari. Kinerja pengolahan pabrik dapat dilihat pada Gambar I.1. dan Gambar
I.2.
Gambar I.2
Trend Rata-Rata Olah Pabrik PT Tasma Puja
Tahun 2012 s.d 2018
Dalam gambar 1.1 terlihat bahwa hasil olah secara umum masih dibawah
target olah yang diharapkan. Hal tersebut terjadi dan terus berulang selama enam
tahun. Gambar 1.2 menunjukkan bahwa sejak tahun 2012 hingga tahun 2018
terjadi penurunan rata-rata hasil olah. Dari kedua gambar diatas, terlihat bahwa
produksi dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2018 cenderung menurun.
Selanjutnya daya pengolahan TBS pada PT Tasma Puja Sei Kuamang selama
4
Tabel I.1
Data Pengolahan TBS pada PT Tasma Puja Sei Kuamang
Tahun 2013- 2018
Tahun
Keterangan
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Realisasi
210.428.900 201.553.300 208.716.000 194.628.000 182.915.000 187.561.000
olahan
Kapasitas
241.920.000 241.920.000 241.920.000 241.920.000 241.920.000 241.920.000
Terpasang
Kapasistas
259.200.000 259.200.000 259.200.000 259.200.000 259.200.000 259.200.000
Maksimum
Utilitas
0,811839892 0,777597608 0,805231481 0,75087963 0,705690586 0,723614969
Pabrik
Sumber : PKS PT Tasma Puja Sei Kuamang, Kabupaten Kampar
Tandan Buah Segar (TBS) dengan kapasitas olah terpasang sebesar 30 Ton
TBS/jam atau maksimum dalam sehari mampu mengolah sebesar 30 ton x 24 Jam
= 720 Ton per hari. Dari data pengolahan diatas dapat dilihat bahwa kapasitas
pabrik yang sebesar 30 Ton TBS per jam tidak dapat mengolah secara efektif, hal
itu terlihat dari jumlah TBS yang diolah dalam setahun serta dari hasil olah rata-
rata perhari.
Kapasitas pabrik yang terpakai hanya sekitar 70% hingga 80% sehingga terjadi
idle capacity. Faktor utamanya adalah pasokan TBS yang semakin turun. Apabila
kondisi tersebut berlangsung terus maka daya saing PKS PT Tasma Puja Sei
Kuamang akan menjadi rendah, serta pemenuhan kapasitas yang tidak tercapai
dan terjadi idle kapasitas. Sehingga kinerja PKS PT Tasma Puja Sei Kuamang
menjadi rendah.
5
Berdasarkan sasaran direktur utama perusahaan, bahwa kapasitas olah
minimal adalah 90% untuk Pabrik 30 ton Oleh karena itu, pada penelitian ini
berfokus terhadap konsep pemenuhan bahan baku olah TBS untuk memenuhi
kapasitas pabrik, menganalisis ketersediaan bahan bahan baku TBS, baik yang
yang ada masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda, mulai dari luas
areal kebun, kelas lahan, jumlah produksi yang dihasilkan, jarak menuju PKS,
umur tanaman yang beragam, kerapatan pohon per hektar serta kualitas TBS itu
sendiri.
kebun kurang baik. Kinerja aktivitas sortasi dan perebusan TBS disimpulkan
sangat baik, dimana capaian kinerja mencapai rat-rata diatas 95% selama tahun
2013. Kinerja aktivitas produksi CPO disimpulkan cukup baik dilihat dari capaian
target Kinerja kualitas produksi CPO yang dihasilkan dapat disimpulkan sangat
baik dilihat dari aspek Extraction Rates, Total Losses/FFB dan persentase FFA
yang mampu mencapai target bulanan dengan baik. Kinerja utilitas mesin dan
6
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Febro Sarjana Purba, Novia
Dewi dan Evy Maharani (2018), dimana kesimpulan penelitiannya adalah Kinerja
dalam rantai pasokan TBS yang terjadi dilihat dari penyediaan bahan baku tidak
berjalan baik karena kebun inti hanya mampu menyediakan 14% bahan baku dari
produksi belum optimal karena baru 91,69% (belum mencapai target). Kinerja
dalam rantai pasokan dilihat dari distribusi hasil produksi berjalan baik.
dalam kinerja rantai pasok Tandan Buah Segar (TBS) pada pabrik kepala sawit,
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kinerja
Rantai Pasok Tanda Buah Segar (TBS) pada PT Tasma Puja Sei Kuamang
Kabupaten Kampar”.
B. Rumusan Masalah
pengadaan bahan baku TBS dengan kemampuan olah Pabrik Kelapa Sawit PT
dalam upaya pemenuhan kapasitas olah pabrik sehingga kinerja PKS PT Tasma
Puja Sei Kuamang Kabupaten Kampar dapat ditingkatkan pada tahun mendatang.
7
rantai pasok Tandan Buah Segar (TBS) pada pabrik kepala sawit PT Tasma Puja
bahan baku TBS di PT Tasma Puja Sei Kuamang Kabupaten Kampar untuk
memenuhi kapasitas terpasang pabrik sebesar 30 ton TBS Per Jam. Berdasarkan
proyeksi perhitungan ketersediaan TBS dari kebun pemasok. Dan tujuan speksifik
penelitian ini adalah untuk melihat kinerja rantai pasok tandan buah segar pada
2. Manfaat Penelitian
pihak, diantaranya :
kinerja rantai pasok. Disamping itu penelitian ini juga menjadi wadah bagi
penulis dalam menuangkan ilmu yang selama ini diperoleh dari bangku kuliah
di STIE Bangkinang.
produktivitasnya.
8
3. Bagi peneliti selanjutnya. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai
salah satu referensi bagi siapa saja yang ingin mengkaji permasalahan ini.
Kemudian hasil penelitian ini juga dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi
D. Sistematika Penulisan
Agar lebih terarahnya penelitian ini, maka pelaporan hasil penelitian ini
dituangkan dalam 6 (enam) bab, dan secara garis besar masing-masing bab dapat
BAB I : PEDAHULUAN
dan teori lainnya. Pada bagian ini juga akan dijelaskan kerangka
jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data dan alat analisa
penelitian ini.
9
BAB IV : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
perusahaan.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Manajemen
sejatinya bermakna seni dalam mengelola dan mengatur. Seni tersebut menjadi
krusial dalam rangka menjaga kestabilan sebuah entitas bisnis atau perusahaan
orang lain agar mau melakukan sesuatu untuk kita. Manajemen memiliki kaitan
yang sangat erat dengan leader atau pemimpin. Sebab pemimpin yang
orang lain lebih dihargai, sehinnga orang lain akan melakukan segala keinginan
sang leader.
dikemukakan oleh orang-orang ahli dalam ilmu manajemen sebagai landasan bagi
kita untuk memahami seperti apa kandungan dari ilmu tersebut. Mary Parker
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang
manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi.
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan
11
efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan,
sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
mengatakan bahwa manajemen merupakan proses yang khas yang terdiri dari
adalah seni dalam mengatur sistem baik orang dan perangkat lain agar dapat
berjalan dan bekerja sesuai dengan ketentuan dan tujuan entitas yang terdiri dari
keadaan terdiri dari proses yang ditunjukkan oleh garis (line) mengarah kepada
12
sebuah organisasi. Fungsi perencanaan identik dengan penyusunan startegi,
standar, dan serta arah dan tujuan dalam mencapai tujuan perusahaan.
bagaimana mengatur sumber daya baik manusia maupun fisik agar tersusun
evaluasi dan penilaian atas kinerja yang selama ini telah dilakukan dan
dapat membantu seseorang memiliki pemahaman yang lebih baik dan mendalam
dengan yang lain atau hubungan kerjasama antar Negara, karena setiap sukses
atau gagalnya sebuah perusahaan atau negara dipengaruhi oleh pengaruh faktor
13
internal dan eksternal yang saling berhubungan. Manajemen Operasi menurut
Stevenson (2014) yaitu sebuah ilmu manajemen atau pengendalian dari sebuah
sistem atau proses yang menciptakan sebuah produk atau menyediakan sebuah
bentuk jasa. Tujuan dan fungsi dari pengaplikasian ilmu manajemen operasi
untuk sebuah barang dan jasa (tidak akan ada aktivitas jika tidak ada
penjualan)
pada para perencana dan pengambil keputusan. Dalam kapasitas ini, manajer
tujuan yang hendak dicapai. Beberapa komponen utama yang digunakan dalam
1. Model.
2. Pendekatan kuantitatif.
optimal.
14
3. Matriks kinerja. Sebuah sistem perhitungan yang digunakan untuk mengukur
tingkat kualitas kinerja yang dilakukan, selain kinerja matriks juga dapat
bagian-bagian yang saling terkait dan harus mampu bekerja bersama. Ini
C. Persediaan
1. Pengertian Persedian
jenis barang yang cukup banyak dan meerupakan bagian yang cukup berarti dari
merupakan salah satu akun yang liquiditasnya tinggi. Pada banyak perusahaan,
persediaan adalah bagian yang signifikan, tidak hanya aktiva lancar, tetapi juga
total aktiva.
barang-barang milik perusahaan yang dimaksud untuk dijual dalam satu periode
usaha yang normal atau persediaan bahan baku yang diperuntukkan untuk masa
15
yang akan datang yang menunggu penggunaanya dalam satu proses produksi.
jenis seperti persediaan bahan mentah, persediaan bahan setengah jadi, dan
perssediaan barang jadi (baarang dagangan). Bahan mentah adalah bahan yang
adalah barang yang belum selesai sepenuhnya menjadi barang dagangan. Barang
jadi adalah barang yang sudah selesai dikerjakan dan siap untuk dijual.
disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk
digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, atau untuk
suku cadang dari suatu peralatan atau mesin. Persediaan dapat berupa bahan
mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi ataupun suku cadang.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
persediaan adalah suatu aset lancar dalam bentuk bahan atau barang yang
2. Fungsi Persediaan
bagi operasi perusahaan. Menurut Heizer dan Render (2011:82) fungsi persediaan
16
a. Untuk memisahkan beberapa tahapan dari proses produksi. Sebagai contoh,
periode pramusim untuk memenuhi keperluan yang luar biasa tinggi selama
periode musiman.
17
kejadian seperti kerusakan perlengkapan dan kecelakaan yang menyebabkan
kemudian.
menduga bahwa penigkatan harga yang substansial akan terjadi dan membeli
jumlah yang lebih besar dari normal untuk mengalahkan kenaikan tersebut.
besar.
waktu tertentu (tidak secara instan) berarti bahwa akan terdapat sejumlah
persediaan barang dalam proses. Selain itu penyimpanan barang dalam jumlah
menengah termasuk bahan mentah, barang setengah jadi, barang jadi di situs
18
produksi, serta barnag yang disimpan digudang menimbulkan persediaan pipa
3. Jenis-Jenis Persediaan
dibedakan atas:
a. Batch Stock atau Lot Size Inventory, yaitu persediaan yang diadakan karena
yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan pada saat itu.
yang terdapat dalam satu periode dan untuk menghdapi penggunaan atau
a. Persediaan bahan mentah, yaitu persediaan yang telah dibeli tetapi belum dip
roses. Persediaan ini dapat digunakan untuk memisahkan pemasok dari proses
produksi.
mentah yang telah melewati beberapa proses perubahan tetapi belum selesai.
19
c. MRO (maintenance, repair, operating), yaitu persediaan yang dibutuhkan
d. Persediaan barang jadi, yaitu produk yang telah selesai dan tinggal menunggu
pengiriman
d. Biaya Persediaan
b. Biaya pemesanan (Order Cost), merupakan biaya yang timbul selama proses
20
d. Biaya Kehabisan Stok (Stockout Cost), merupakan biaya yang timbul akibat
para ahli manajemen produksi dan kalangan intelektual kampus baik di dalam
organisasi bisnis harus memanfaatkan Supply Chain (SC) kemampuan dan sumber
daya untuk membawa produk dan layanan untuk pasar lebih cepat, biaya serendah
terbaik. Ukuran kinerja adalah efektivitas SC. Perusahaan dapat tidak lagi fokus
dan pelanggan operasi. Ukuran kinerja rantai pasokan (SCPM) berfungsi sebagai
mana perusahaan adalah mitra (Doe dkk., 2008). Pada satu supply chain bisanya
ada tiga aliran yang harus dikelola. Pertama adalah aliran barang yang mengalir
21
dari hulu (upstream) ke hilir (downstream). Contoh bahan baku yang dikirim dari
distributor, lalu ke retailer, kemudian ke pemakai akhir. Kedua aliran uang dan
sejenisnya yang menggalir dari hilir ke hulu. Ketiga adalah aliran informasi yang
bisa terjadi dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya. Informasi tentang ketersediaan
kapasistas produksi yang dimiliki oleh suppleir juga sering dibutihkan oleh
pabrik. Informasi tentang status pengiriman bahan baku sering dibutuhkan oleh
atau produk dalam suatu rantai pasok, dengan kata lain model supply chain
tuntutan konsumen.
Dalam konteks saplly chain, strategi bisa berupa pendirian pabrik baru,
22
Tujuan utama dalam strategi supply chain adalah memenangkan persaingan
pasar, dan untuk bisa memenangkan persaingan ini supply chainharus bisa
menyediakan harga yang murah, dan untuk menyediakan produk yang murah
ini perusahaan harus dapat menentukan harga pokok produk yang rendah,
dimana salah satunya adalah menekan biaya tenaga kerja yang optimal.
Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam menentukan biaya tenaga
23
2. Decoupling Pointdalam Supply Chain
dan merupakan keputusan yang sangat penting bagi supply chain, karena akan
kecepatan merispon pasar atau titik temu sampai dimana suatu kegiatan bisa
dilakukan atas dasar ramalan dan darimana kegiatan harus ditunda sampai
3. Post ponement. Pada suatu supply chain, posisi decoupling pointbisa diubah
maju atau mundur tergantung pada arah strategi yang diinginkan. Kegiatan
menggeser decoupling pointdari sisi hulu ke sisi hilir maupun sebaliknya dari
urutan organisasi, fasilitas, fungsi, dan aktivitas yang terlibat dalam produksi dan
pengiriman suatu produk atau jasa. Urutan tersebut dimulai dari pemasok dasar
24
distribusi. Lambert dan Stock (2011) mengartikan manajemen rantai pasokan
sebagai integrasi proses bisnis utama dari pengguna akhir melalui pemasok asli
yang menyediakan produk, jasa, dan informasi yang menambah nilai bagi
manajemen rantai pasokan merupakan suatu perencanaan, desain dan kontrol arus
dengan cara yang efisien untuk kebutuhan pelanggan dengan cara yang efisien
supply chain management sebagai rantai pasokan (rantai nilai atau rantai
dengan focus pada pengukuran kinerja rantai pasokan. Penelitian pada perusahaan
kinerja manajemen rantai pasokan beserta metriksnya. Hasil penelitian ini antara
persebaran pasar.
25
transfer bahan baku pihak-pihak yang terlibat. Menurut Yasrin (2009:126)
pendekatan holistik.
lebih besar, bukan hanya bagi tiap anggota rantai tetapi keseluruhan sistem.
26
pendekatan geografis dalam jaringan saling melengkapi dan lebih
3. Dengarkan sinyal pasar dan jadikan sinyal tersebut sebagai dasar dalam
ramalan yang konsisten dan alokasi sumber daya yang optimal. Perencanaan
4. Diferensiasi produk pada titik yang lebih dekat dengan konsumen dan
27
keseimbangan (leverage point) dalam proses manuifaktur, produknya terdapat
dalam susuna proses yang tidak dapat diubah tetapi dapat dihadirkan secara
fleksibel.
Para manajer perlu untuk menyusun kembali sistem teknologi informasi yang
Informasi harus mengalir secara kontiniu untuk bisa menampilkan biaya, aset,
hubungan (link) dalam supply chain dan termasuk pelayanan dan ukuran
28
perusahaan mengembangkan kartu-kartu laporan. Kartu laporan jumlah
keuangan dan kartu laporan manufaktur digabung menjadi kartu laporan besar
sebagai penentu masa yang akan datang. Kartu laporan besar dapat membantu
Subba Rao, (2016) juga menyatakan bahwa dalam SCM yang terintegrasi
efektif dengan beberapa supplier yang mau berbagi tanggung jawab untuk
29
b. Customer Relationship
c. Information Sharing
Berbagi informasi antar mitra usaha dapat berupa taktik strategi, kondisi pasar
pertukaran informasi antar anggota dalam Supply Chain maka informasi tersebut
dapat digunakan sebagai sumber keunggulan bersaing. Menurut Stein dan Swet
mitra usaha yang terdapat didalam rangkaian Supply Chain Management yang
bertukar informasi secara teratur dapat bekerja sebagai satu kesatuan dan
dalam jumlah yang tepat, lokasi yang tepat, waktu yang tepat dengan tujuan
30
mencapai biaya minimum dan memberikan kepuasan bagi pelanggan (David
likert 5 point. Indikator tersebut meliputi (David Simchi Levi, et al, 2013):
barang yang tepat dan cepat, mengetahui keinginan pasar dan berorientasi
perusahaan atau pemasok dapat berupa taktik strategi, kondisi pasar secara
31
variasi produk yang berbeda untuk memenuhi perubahan kebutuhan konsumen
Istilah kinerja atau performance mengacu pada hasil output dan sesuatu
yang dihasilkan dari proses produk dan jasa yang bisa dievaluasi dan
dibandingkan secara relatif dengan tujuan, standar, hasil-hasil yang lalu, dan
aktivitas dalam rantai nilai yang ada dalam perusahaan. Hasil pengukuran
digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi
2011:57). Kinerja rantai pasok, menurut Irawan (2008:72) dapat diukur dengan
Of Activity) dan yang kedua metode SCOR (Supply Chain Operations Reference).
Kinerja aktivitas diukur dalam berbagai dimensi yaitu ongkos dan waktu
outcome Model SCOR adalah suatu model acuan dari operasi supply chain
32
chain. Menurut Punjawan (2015:75), pada dasarnya SCOR merupakan model
yang terjadi saat ini (as is) dan mendefinisikan proses yang diinginkan (to be).
timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan
ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai
biaya. Menurut Harahap (2008:263) laba merupakan angka yang penting dalam
laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam
33
perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan
215) laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba
Supply chain adalah logistics network (Hanna & Newman, 2011). Dalam
hubungan ini, Indrajit (2012: 99) mengidentifikasi beberapa pelaku utama supply
customers. Menurut Said (2008:123), prinsip dasar SCM seharusnya meliputi lima
hal, yaitu:
a. Prinsip integrasi. Artinya semua elemen yang terlibat dalam rangkaian SCM
berada dalam satu kesatuan yang kompak dan menyadari adanya saling
ketergantungan.
b. Prinsip jejaring. Artinya semua elemen berada dalam hubungan kerja yang
selaras.
d. Prinsip saling tergantung. Setiap elemen dalam SCM menyadari bahwa untuk
34
Menurut Miranda (2008:132), supply chain management terdiri atas tiga
1. Struktur jaringan supply chain, yaitu jaringan kerja anggota dan hubungan
Menurut Punjawan (2010:75), ada tiga macam aliran yang harus dikelola
dalam suatu supply chain. Pertama, aliran barang yang mengalir dari hulu ke hilir
distributor, lalu ke pengecer atau ritel, kemudian ke pemakai akhir. Kedua, aliran
uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu. Ketiga, aliran informasi
Hal ini juga diungkapkan oleh Hau Lee pada Stanford Supply Chain
informasi, dan finansial dalam suatu jaringan yang terdiri dari pemasok, pabrik,
Strategi supply chain mencakup hal yang lebih luas dan keluar dari batas
35
pemasok mana yang akan dipilih, pemasok mana yang akan diajak sebagai mitra
jangka panjang, dimana saja lokasi gudang dan pusat distribusi akan didirikan,
kumpulan kegiatan dan aksi strategis di sepanjang supply chain yang menciptakan
sumber daya yang ada pada supply chain tersebut. Menurut Cohen dan Roussel
dalam Said (2016:135) terdapat empat kriteria SCM sukses, yaitu: sesuai dengan
F. Penelitian Terdahulu
Beberapa hasil penelitian terdahulu secara ringkas dapat dilihat pada Tabel
dibawah ini :
Tabel II.1
Reviue Hasil Penelitian Terdahulu
Peneliti/Tahun Judul Penelituan Hasil
Rumbiati (2015) Kinerja Rantai Pasok Tandan 1. Kinerja aktivitas penerimaan Tandan
Buah Segar Kelapa Sawit Buah Segar dari kebun kurang baik.
dalam Meningkatkan Laba 2. Kinerja aktivitas sortasi dan perebusan
dan Mencapai Tujuan TBS disimpulkan sangat baik, dimana
Perusahaan pada PT. Cahaya capaian kinerja mencapai rat-rata
Cemerlang Lestari diatas 95% selama tahun 2013.
3. Kinerja aktivitas produksi CPO
disimpulkan cukup baik dilihat dari
capaian target
4. Kinerja kualitas produksi CPO yang
dihasilkan dapat disimpulkan sangat
baik dilihat dari aspek Extraction
Rates, Total Losses/FFB dan
persentase FFA yang mampu
mencapai target bulanan dengan baik.
5. Kinerja utilitas mesin dan ongkos
36
produksi disimpulkan masih kurang
Febro Sarjana Analisis Rantai Pasokan Kinerja dalam rantai pasokan TBS yang
Purba, Novia Tandan Buah Segar Kelapa terjadi dilihat dari penyediaan bahan baku
Dewi dan Evy Sawit Di Ptpn V Sei Pagar tidak berjalan baik karena kebun inti
Maharani (2018) Kabupaten Kampar hanya mampu menyediakan 14% bahan
baku dari ketetapan pemerintah sebesar 20
%. Kinerja dalam rantai pasokan dilihat
dari produksi belum optimal karena baru
91,69% (belum mencapai target). Kinerja
dalam rantai pasokan dilihat dari distribusi
hasil produksi berjalan baik
G. Kerangka Pemikiran
berfikir berikut;
37
Kebun Kelapa Pengolahan Penjualan /
Sawit Pengapalan
Tujuan Perusahaan
H. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah kinerja rantai pasok. Pengukuran kinerja
38
1. Data ongkos dan biaya pengangkutan TBS, pengolahan CPO dan transportasi
2. Data waktu yang diperlukan untuk pengangkutan pasokan bahan baku TBS
5. Data utilisasi (masa pakai) mesin produksi, kendaraan angkut, dan sarana
prasarana lainnya.
Tabel II.2
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Dimensi Parameter Ukuran (Satuan)
Ongkos Ongkos yang muncul karena Ongkos bisa diukur dalam nilai
dalam pelaksanaan suatu rupiah per tahun atau diukur
aktivitas ada sumber daya relatif terhadap nilai penjualan
yang digunakan (tenaga kerja, dalam setahun (Rp/Tahun)
material peraltan)
Waktu Waktu yang dibutuhkan oleh Waktu diukur dalam hari
masing-masing aktivitas rantai berdasarkan masing-masing
pasok (pemprosesan pesanan aktivitas rantai pasok (hari)
pelanggan, mendapatkan
bahan baku, set-up kegiatan
produksi)
Kapabilitas 2. Reliabilitas 1. Deviasi waktu pengiriman (%)
3. Ketersediaan 2. Penyediaan produk dalam
4. Fleksibilitas waktu yang diperlukan (%)
3. Fleksibilitas pengadaan,
produksi, pengiriman (%)
Produktivitas Mengukur sejauh mana
sumber daya pada supply Rasio Output dan Input (%)
chain digunakan secara efektif
dalam mengubah input
menjadi output
Utilisasi Mengukur tingkat pemakaian Utilitas mesin, gudang, pabrik,
sumber daya dalam kegiatan dan sebagainya (%)
supply chain
Outcome Merupakan hasil dari suatu Nilai tambah yang diberikan pada
proses atau aktivitas produk-produk yang dihasilkan
(%)
39
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dialkukan selama 3 (tiga) bulan yang terhitung sejaka bulan
data yang diperoleh dari laporan-laporan tahunan perusahaan, seperti data tentang
relevan dengan penelitian ini. Kemudian data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data kuantitatif (Umar,2001:30), berupa perhitungan ongkos atau biaya,
yang berhubungan dengan rantai pasokan tandan buah segar dalam setahun. Data
yang dibahas dengan melihat literatur-literatur yang ada baik dari buku maupun
dari internet
40
perusahaan yang berkaitan dengan logistik perusahaan. Data sekunder diperoleh
dari literatur yang relevan, dokumen dan laporan yang dimiliki oleh perusahaan
D. Analisa Data
Proses penyampaian bahan baku tandan buah segar pada rantai pasok PT
Tabel III.1
Matrik Pengukuran Kinerja Rantai Pasok
Dimensi Parameter Ukuran (Satuan)
Ongkos Ongkos yang muncul karena Ongkos bisa diukur dalam nilai
dalam pelaksanaan suatu rupiah per tahun atau diukur
aktivitas ada sumber daya relatif terhadap nilai penjualan
yang digunakan (tenaga kerja, dalam setahun (Rp/Tahun)
material peraltan)
Waktu Waktu yang dibutuhkan oleh Waktu diukur dalam hari
masing-masing aktivitas rantai berdasarkan masing-masing
pasok (pemprosesan pesanan aktivitas rantai pasok (hari)
pelanggan, mendapatkan
bahan baku, set-up kegiatan
produksi)
Kapabilitas 5. Reliabilitas 4. Deviasi waktu pengiriman (%)
6. Ketersediaan 5. Penyediaan produk dalam
7. Fleksibilitas waktu yang diperlukan (%)
6. Fleksibilitas pengadaan,
produksi, pengiriman (%)
Produktivitas Mengukur sejauh mana
sumber daya pada supply Rasio Output dan Input (%)
chain digunakan secara efektif
dalam mengubah input
menjadi output
Utilisasi Mengukur tingkat pemakaian Utilitas mesin, gudang, pabrik,
sumber daya dalam kegiatan dan sebagainya (%)
supply chain
Outcome Merupakan hasil dari suatu Nilai tambah yang diberikan pada
proses atau aktivitas produk-produk yang dihasilkan
(%)
41
42