Anda di halaman 1dari 4

PEMODELAN SISTEM DINAMIK UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI

RENDEMEN PADA PABRIK GULA TEBU

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Industri gula tebu merupakan salah satu penggerak ekonomi nasional. [1]
Perkembangan permintaan gula dalam tebu (rendemen) beberapa periode
menunjukan trend permintaan yang terus meningkat dan cenderung fluktuatif
sebesar 2,96% per tahun (Susila et al, 2005). Kebutuhan gula sebagai sumber
kalori yang relatif murah, banyak dibutuhkan untuk konsumsi langsung (sekitar
15 kg per kapita per tahun) dan industri. [2] Kebutuhan gula nasional Indosnesia
sebesar 3,2 juta ton per tahunnya sementara produksi dalam negeri sekitar 2 juta
ton (Soewandi, 2004). Kondisi tersebut menunjukan bahwa jumlah produski gula
tebu harus ditingkatkan kembali dengan memperbaiki faktor-faktor yang terkait
dalam produski gula tebu dan mencari penyebab menurunnya produksi gula tebu.
Menurunnya produksi gula dalam tebu (rendemen) disebabkan oleh berbagai
kelemahan kinerja antar seluruh bagian manajemen, mulai dari tingkat
perkebunan sampai ke pabrik gula yang bersifat kompleks dan dinamis.
Kompleksitas tersebut misalnya saat aktivitas TMA (Tebang, Muat, dan Angkut)
hingga tebu sampai di halaman pabrik untuk digiling menjadi gula tebu. Jadwal
tebang tebu yang akan dibuat harus disesuaikan dengan kapasitas operasional
pabrik agar terjadinya keseimbangan antara kebutuhan pabrik dengan ketersediaan
kebun. Hal ini dilakukan pula dengan mempertimbangkan berbagai kendala
seperti tingkat kematangan tebu, jarak kebun ke pabrik, alat angkut dan tenaga
kerja. Model sistem dinamik dengan alat analisis simulasi dapat membantu
manajemen PG Subang guna memperoleh susunan kebijakan terbaik untuk tahun
mendatang dengan mengujicobakan beberapa pilihan skenario dalam hal
peningkatan produksi gula tebu.
Beberapa penelitian mengenai gula tebu yang telah dilakukan, lebih banyak
mempertimbangkan permaslahan tanam, tebang, muat dan angkut tanpa
memperhatikan kondisi mesin pabrik gula. Sehubungan dengan itu, peneliti
berupaya mengembangkan pemodelan sistem untuk peningkatan produksi gula
tebu dengan mempertimbangkan jadwal tebang tebu dan sistem pemeliharaan
mesin. Hal ini dimaksudkan agar usaha peningkatan produksi gula tebu dapat
diperbaika tidak hanya di bagian tanaman tapi juga di bagian pabrik gula.
Berikut adalah rich picture diagram yang memuat secara ringkas masalah
yang akan diteliti:

Gambar 1.1 Diagram Simpal Kinerja PG

1.2 Rumusan Masalah


a. Problem statement
Kondisi produktivitas PT PG Rajawali II PG Subang pada tahun 2017
melalui aktivitas TMA (Tebang, Muat, Angkut) mengalami penurunan
hingga hanya mencapai 4% dari tujuan awal 9-10%.
b. Research Question
 Bagaimana cara menentukan jadwal tebang tebu untuk meminimasi
kekurangan tebu di pabrik?
 Bagaimana cara penjadwalan pemeliharaan mesin?
 Bagaimana penentuan kapasitas operasional pabrik dengan
memperhatikan kemampuan mesindi pabrik?

1.3 Tujuan Sistem


Tujuan sistem adalah untuk merancangbangun model peningkatan produksi
gula tebu melalui perbaikan aspek-aspek:
1. Penentuan jadwal tebang tebu;
2. Jadwal pemeliharaan mesin pabrik gula;
3. Penentuan kapasitas operasional pabrik.
Model yang dibuat untuk membantu meningkatkan produksi gula tebu
sehingga dapat digunakan untuk mengevaluasi dan memperbaiki manajemen
produksi gula di PT PG Rajawali II Unit PG Subang.

1.4 Asumsi
Asumsi yang digunakan pada model dinamik ini adalah sebagai berikut :
a. Jam pelatihan setiap karyawan setiap tahun memiliki pengaruh positif
terhadap peningkatan keterampilan karyawan PG. Selanutnya, memiliki
pengaruh positif terhadap pencapaian kinerja rendemen. Keterampilan
karyawan akan meningkatkan prestasi kerja di seluruh bagian PG yang
berkontribusi langsung maupun tidak langsung terhadap produktivitas
rendemen.
b. Variabel luas lahan panen, produktivitas kebun, sampah tebu, harga pokok
produksi, penurunan keterampilan, dan jumlah kebutuhan karyawan
diinginkan merupakan parameter yang didefinisikan pemakai model sesuai
dengan rencana kebijakannya. Nilai perubahan parameter tersebut
ditentukan berdasarkan acuan RKAP (rencana kerja anggaran perusahaan).
Asumsi yang tercakup dalam RKAP telah memperhitungkan potensi-
potensi risiko keuangan, sosial, peraturan, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Susila, W.R., dan B.M. Sinaga, (2005) ‘Analisis Kebijakan Industri Gula Indonesia’,
Jurnal Agro Ekonomi, Vol. 23 No. 1, Mei, hal. 30-53.
[2] Soewandi R.M.S, 2004. Menperindag Akan Revitalisasi Pabrik Gula (on-line) dalam
http://www.agroindonesia.com/agnews/ind/2004/Maret/03%20Maret%2020.html.

Anda mungkin juga menyukai