PENDAHULUAN
biaya pengelolaan perkebunan kelapa sawit sangat rendah sedangkan minyak yang
komoditi perkebunan lainnya seperti minyak dari tanaman kedele, jagung, dan
Selatan juga kaya akan tanaman karet. Kesesuaian tanah, iklim, cuaca merupakan
Tanaman kelapa sawit dihasilkan dari biji kelapa sawit terseleksi (Tenera)
yang merupakan persilangan dari varietas Dura dan Pisipera (DXP). Beberapa
unggul dan telah ditanam oleh perkebunan besar negara/swasta dan perkebunan
rakyat di berbagai daerah di Sumatera Selatan seperti varietas Socfindo, Bah Lias
Karakteristik umum dari keunggulan varietas tersebut adalah umur panen lebih
pendek (tiga tahun sudah bisa panen), tandan buah sawit lebih besar, biji lebih
kecil, cangkang lebih tipis, daging buah lebih tebal dan rendemen >22%.
Minyak nabati yang dihasilkan dari tanaman kelapa sawit berupa minyak
kasar yang disebut crude palm oil (CPO) yang berwarna kuning kemerahan dan
minyak inti sawit yang disebut palm kernel oil (PKO) yang tidak berwarna (jernih).
1
Minyak CPO dan PKO digunakan sebagai bahan baku minyak goreng, stearin,
produk setengah jadi berupa RSS (Ribbed Smoke Sheet) dan SIR (Standard
Indonesia Rubber) 20/3 L. RSS dan SIR 20/3 L digunakan sebagai bahan baku
CPO dihasilkan dari proses ekstraksi Tandan Buah Segar (TBS) tanaman
kelapa sawit dengan menggunakan suhu 85-90oC, tekanan 2,8 bar dan waktu
Pengolahan Kelapa Sawit yang terdiri atas proses utama yaitu perebusan di Stasiun
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual CPO adalah mutu yang terdiri
atas free fatty acid (asam lemak bebas), moisture content (kadar air) dan impurities
(kadar kotoran). Standar atau norma mutu yang ditentukan oleh pasar adalah FFA
<5%, MC <0,5% dan I <0,1%. Diantara ketiga parameter tersebut, free fatty acid
(FFA) memegang peranan utama dalam penentuan harga jual CPO. Semakin
rendah kadar FFA maka semakin tinggi harga CPO tersebut di pasaran. Dan
semakin tinggi kadar FFA maka semakin rendah juga harga jual dari CPO tersebut.
Kadar FFA tinggi pada CPO ditentukan oleh kondisi TBS yang diolah, semakin
muda dan segar TBS tersebut maka FFA akan semakin rendah juga. Begitu
sebaliknya, semakin matang, tua apalagi busuk maka kadar FFA akan semakin
tinggi. Maka, sebaiknya selesai panen TBS langsung diangkut ke pabrik untuk
2
diolah menjadi CPO. Namun realisasinya, di industri perkebunan masih banyak
terdapat CPO yang memiliki kadar FFA diatas 5% seperti 6%,7% dan diatas 8%
yang tentu akan mempengaruhi harga jual dari CPO tersebut. Sedangkan kadar air
dan kadar kotoran lebih disebabkan karena proses pengolahan di pabrik yang tidak
optimal. Sedangkan harga jual karet ditentukan oleh mutu karet itu sendiri
proses pertukaran atau transaksi. Kegiatan pemasaran CPO dan karet perusahaan
tanggapan yang baik dari konsumen. Perusahaan harus secara penuh tanggung
jawab memberikan kepuasan produk CPO dan karet yang ditawarkan tersebut
Penentuan harga CPO dunia berpatokan kepada Bursa CPO di Malaysia dan
Pemasaran Bersama Jakarta. Sistem ini telah digunakan secara umum dalam dunia
pemasaran CPO di Indonesia dan menjadi acuan bagi produsen dan konsumen CPO
point dengan acuan main port Belawan Medan dan Dumai Riau sebagai shipping
point ekspor CPO. Sebagai contoh jika harga CPO ekspor Rp7.450,-/kg maka harga
untuk CPO dengan shipping point Pelabuhan Boombaru Palembang akan dikurangi
3
Rp200-350,-/kg.. Begitu juga harga karet ditentukan melalui sistem lelang di
Commodity (Sicomm).
Harga CPO di Sumatera Selatan pada akhir tahun 2018 mencapai titik
terendah pada kisaran harga Rp5.600,- sampai Rp6.400,-/kg. Hal ini disebabkan
banyak faktor, salah satunya adalah dua negara pengimpor CPO yaitu RRT dan
dengan meningkatnya produksi kedelai di dunia maka harga pasaran dunia akan
menurun karena banyaknya pasokan. Selain itu, penentu harga CPO adalah
pasokan dan permintaan minyak nabati. Pasokan minyak nabati pada tahun
Indonesia dan Malaysia sebagai produsen terbesar minyak sawit dunia, faktor cuaca
juga menjadi penentu produktifitas CPO. Produktifitas minyak nabati non sawit
seperti minyak kedelai juga menjadi sorotan. Produsen minyak kedelai yang berasal
dari Eropa, Amerika Serikat dan Amerika Latin jika produksi minyak kedelai
meningkat maka akan mengurangi harga CPO karena konsumen beralih ke minyak
kedelai. Faktor lain yang mempengaruhi fluktuasi harga CPO adalah kenaikan suku
bunga secara bertahap, penguatan US dolar dan tidak adanya perang dagang.
Sedangkan pada awal tahun 2019, harga CPO mulai merangkak naik pada kisaran
4
PT. Perkebunan Nusantara VII (PTPN VII) merupakan salah satu BUMN
perusahaan yang salah satu core bisnisnya adalah mengelola perkebunan kelapa
sawit, karet, tebu, dan teh. Proses bisnis yang dijalankan meliputi Pemasaran,
Pengolahan dan Tanaman. Saat ini, perusahaan dihadapkan pada kondisi harga jual
rendah, mutu rendah dan rantai pemasaran yang panjang sehingga margin yang
diperoleh perusahaan juga rendah dan sangat mengganggu cash flow perusahaan.
Sawit (PKS) yaitu PKS Betung dengan kapasitas olah 55 ton TBS/jam, PKS Talang
Sawit dengan kapasitas olah 33 ton TBS/jam, PKS Sungai Lengi dengan kapasitas
olah 60 ton TBS/jam, dan PKS Sungai Niru dengan kapasitas olah30 ton TBS/jam.
Sehingga total TBS yang bisa diolah dari keempat pabrik tersebut adalah 178 ton
TBS/jam atau jika dikonversikan ke CPO sejumlah 40 ton CPO/jam atau 800 ton
CPO/hari. Jika rata-rata perbulan mengolah sebanyak 25 hari kerja maka akan
dihasilkan CPO sejumlah 20.000 ton/bulan. Sedangkan pabrik karet berjumlah tiga
Rendahnya harga jual CPO PTPN VII selain faktor eksternal perusahaan,
juga disebabkan oleh mutu CPO yang rendah. Saat ini, FFA CPO hasil produksi
dari keempat PKS PTPN VII masih ada yang menghasilkan CPO dengan FFA
>5%. Hal ini disebabkan karena faktor bahan baku TBS yang berasal dari kebun
dalam kondisi terlambat panen, matang, lewat matang dan busuk. Hal ini
disebabkan karena produksi TBS kelapa sawit pada tahun 2018 melimpah dan
melebihi forecasting tahun sebelumnya pada saat penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2018. CPO yang dihasilkan bervariasi pada
5
FFA 4%, 5%, 6,%, 7% dan 8%. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi harga jual
CPO dan laba yang diperoleh oleh perusahaan. Sedangkan harga karet lebih
ditentukan oleh faktor luar dengan saingan utama adalah karet sintetis dari minyak
bumi. Harga minyak bumi rendah maka akan mengakibatkan minyak sintetis juga
rendah dan otomatis karet alam juga rendah. Kinerja pemasaran CPO dan karet
bukan hanya ditentukan oleh tingginya revenue hasil penjualan komoditi, akan
tetapi juga ditentukan oleh kecepatan pelayanan dan sampainya barang di pembeli
(buyers). Jika interaksi ini terjaga secara berkesinambungan maka pembeli akan
memberikan imbal balik (feed back) dengan melaksanakan Long Term Contract
(LTC).
Khusus untuk Bagian Pemasaran CPO dan Karet PT. Perkebunan Nusantara VII
Kantor Perwakilan Sumatera Selatan, SDM sangat memegang peranan yaitu dalam
hal ketepatan jumlah dan mutu, ketepatan loading, ketepatan pengapalan, dan
terdapat beberapa karyawan yang tidak disiplin, kompetensi rendah, motivasi kerja
yang tidak stabil sehingga berpengaruh terhadap kinerja pemasaran CPO dan karet
secara keseluruhan.
Jumlah produksi dan harga jual komoditi CPO dan karet yang rendah
(operasional) yang harus dikeluarkan setiap bulannya. Hal ini berakibat pada
6
ketidaksiplinan karyawan, motivasi rendah dan ditunjang oleh kompetensi
karyawan itu sendiri yang berbeda-beda di Bagian Pemasaran CPO dan Karet PT.
perusahaan yang lebih ramping baik di Kantor Pusat, Unit Kerja dan Distrik/Kantor
Perwakilan. SDM yang telah pensiun tidak dilakukan penggantian dan untuk
menutupi kekurangan karyawan dilakukan hiring, shake hand, job enlargement dan
job enrichment.
terhadap pemasaran CPO dan karet PT. Perkebunan Nusantara VII Kantor
dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pemasaran CPO dan Karet Pada PT.
B. Identifikasi Masalah
masalah kinerja pemasaran CPO dan karet PT. Perkebunan Nusantara VII Kantor
1. Rendahnya harga jual CPO dan karet PT. Perkebunan Nusantara VII berdampak
2. Faktor mutu CPO yang rendah yang disebabkan oleh disiplin kerja, keompetensi
dan motivasi kerja karyawan yang rendah akan mempengaruhi harga jual CPO.
7
3. Kurangnya ketaatan karyawan terhadap peraturan, seperti masih ada yang
4. Masih terdapat karyawan yang belum memiliki kompetensi yang memadai dapat
C. Pembatasan Masalah
menyangkut kemampuan, waktu, maupun dana dan agar penelitian ini lebih
terfokus, maka dari beberapa masalah yang telah teridentifikasi di atas penulis
membatasi permasalahan yang akan diteliti hanya pada Pengaruh Disiplin Kerja,
CPO dan Karet pada PT. Perkebunan Nusantara VII Kantor Perwakilan Sumatera
Selatan.
8
D. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan diselesaikan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
terhadap Kinerja Karyawan Bagian Pemasaran CPO dan Karet pada PT.
Pemasaran CPO dan Karet pada PT. Perkebunan Nusantara VII Kantor
Pemasaran CPO dan Karet pada PT. Perkebunan Nusantara VII Kantor
Pemasaran CPO dan Karet pada PT. Perkebunan Nusantara VII Kantor
E. Tujuan Penelitian
Bagian Pemasaran CPO dan Karet pada PT. Perkebunan Nusantara VII Kantor
2. Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan Bagian Pemasaran CPO dan Karet
9
3. Kompetensi terhadap Kinerja Karyawan Bagian Pemasaran CPO dan Karet
4. Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan Bagian Pemasaran CPO dan Karet
F. Kegunaan Penelitian
10
BAB II
A. Kajian Pustaka
1. Kinerja
kesenangan dan status bagi seseorang yang dapat mengakibatkan individu yang
satu dengan yang lain. Pandangan tersebut menyatakan bahwa setiap aktivitas
seakan-akan identik dengan kerja dan akan menghasilkan produk yang bermanfaat
dengan bentuk dan hasil dari suatu kegiatan tertentu, dalam bahasa inggris disebut
yang telah dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam melakukan suatu
dihasilkan dalam produk maupun jasa dalam periode tertentu dan ukuran tertentu
tersebut kinerja seseorang dipandang sebagai hasil dari seseorang yang telah
11
dilihat dari hasil dari apa yang ia lakukan. Kalau seseorang memiliki kemampuan
yang tinggi akan sangat terlihat dari hasil pekerjaan yang ia hasilkan.
serta sikap dari para pegawai dalam bekerja sesuai dengan perencanaan dan
tertentu.
Menurut Beverly dan Shelly dalam Horgerts (2008 : 438) bahwa penilaian
yang tepat terhadap kinerja seseorang harus memiliki karakteristik sebagai berikut :
dipersayaratkan.
memberikan penjelasan mengapa masalah itu muncul dan apa yang dapat
12
Hampir semua pekerjaan dapat memahami dan menerima adanya perbedaan
jumlah gaji sebagai akibat perbedaan kinerja yang dihasilkan, dimana semakin baik
kinerja seseorang, maka semakin baik pula imbalan yang diterimanya. Pegawai
atau pekerjaan dapat pula menyadari bahwa pegawai yang memiliki kinerja yang
baik, maka pantas untuk mendapatkan pembayaran yang baik pula. Namun, sering
kali pegawai kurang puas atas kinerjanya yang kurang objektif dari atasannya.
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh individu, kelompok ataupun organisasi pasti
memiliki tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk mncapai tujuan tersebut
maka perlu dibuat perencanaan matang yang dituangkan dalam program kerja. Tiap
dianggap sebagai suatu sifat atau karakterisik dari individu dalam melaksanakan
tugas atau pekerjaannya yang tidak bisa diamati atau diukur secara langsung. Hal
itu baru bisa diamati dalam keadaan atau situasi yang lain sehingga dapat
Pendapat yang lain juga dikemukakan oleh Simamora (2013 : 327) yang
menyebutkan kinerja sebagai suatu keadaan atau tingkah laku seseorang yang harus
misalnya standar target atau tujuan atau kriteria yang telah ditentukan terlebih
dahulu.
Menurut Dharma (2012 : 25), kinerja adalah sebagai alat untuk memberi
informasi kepada pegawai atau pekerja dan atasannya bagaimana seseorang telah
13
melakukan tugas atau pekerjaannya. Dengan mengetahui kinerja dirinya, maka
atau terhadap orang lain. Melalui kinerja ini juga seseorang dapat melihat konsep
akuntabilitas yang menunjukan kepada tanggung jawab dan kewajiban yang harus
Menurut Griffin (2012 : 389), melihat paling ttidak ada tiga hal yang
dimaksud dengan lingkungan disini adalah metodologi yang tepat material serta
atau organisasi. Untuk mencapai kinerja yang baik, maka seseorang harus memiliki
kecakapan, motivasi dan lingkungan kerja yang diperlukan. Ketiga faktor ini tidak
bisa dipisah antara satu dengan lainnya sehingga merupakan faktor yang saling
ketergantungan untuk mendapatkan kinerja yang baik dan optimal dari seseorang.
Menurut Gomes (2013 : 91) ada enam kriteria untuk menentukan kinerja
seseorang, yaitu :
1) Pengembangan diri,
2) Kerja tim,
3) Komunikasi,
14
Kinerja seseorang akan dievaluasi terhadap pekerjaannya berkaitan dengan
produktivitas, kecelakaan kerja, absen tanpa izin, kesalahan kerja serta keseluruhan
kerja. Tiap individu, kelompok atau organisasi tentu saja memiliki kriteria tertentu
yang tidak sama antar satu dengan yang lainnya. Hal ini tergantung dari tugas dan
Oleh sebab itu, lebih lanjut Nawawi (2013 : 28) memberi contoh tentang
kurun waktu tertentu. Disisi lain, kriteria kinerja tiap-tiap orang didasarkan kepada
tugas dan tanggung jawab keseharian yang dibebankan kepadanya untuk mencapai
target atau tujuan yang telah ditentukan. Menurut Thomson (2014 :78), kinerja
organisai, antara lain kuantitas out put, jangka waktu, kehadiran di tempat kerja dan
sikap kooperatif.
15
Dari pengertian tersebut penulis jabarkan mengenai kinerja seorang
pegawai yang dalam penelitian ini adalah pegawai PT. Perkebunan Nusanatar VII
Kuantitas out put dari kinerja seseorang dapat dilihat dari kecepatan dan
hasil dari pekerjaan yang diselesaikan oleh seseorang dan melaksanakan tugasnya,
jika volume pekerjaan yang dihasilkan oleh seseorang lebih sedikit dari yang
Kualitas pekerjaan juga dapat dikatakan sebagai hasil kerja seseorang dalam
c. Sikap pegawai
d. Konsistensi
penilaian kinerja mencakup dimensi antara lain kuantitas out put, kualitas out put,
16
Penilaian Kinerja
bersifat tingkah laku sangat cocok diterapkan untuk manajer tingkat bawah, sebab
manajer tingkat menengah ke atas sering meninggalkan pada waktu jam kerja,
penulis, pada manajer dapat dinilai prestasi kerja melalui penilaian perilaku bukan
karena sering meninggalkan tempat kerja tetapi sifat pekerjaan tidak langsung
manajemen yang hasil akhirnya dapat dilihat dan hasil para pekerja dalam
subjektif. Jadi mereka tidak menghasilkan produk fisik (out put) secara langsung.
penalaran secara induktif, daya ingat). Maka semakin tinggi seseorang dalam
kata lain, hasil pekerjaan daripada pegawai dinilai dan dievaluasi oleh pemimpin
untuk melihat apakah pekerjaan tersebut sudah layak atau belum. Penilaian kinerja
juga penting untuk pegawai agar mereka meningkatkan kinerjanya yang belum
17
diukur dan dievaluasi oleh pelaku nyata di tempat kerja, dan ia mempunyai banyak
Menurut Gibson (2011 : 355) Job performance adalah hasil dari pekerjaan
yang terkait dengan tujuan organisasi, seperti kualitas, efisiensi dan kriteria
keefektifan lainnya. Penampilan hasil karya tidak terbatas pada personel yang
suatu keadaan atau tungkah laku seseorang yang harus dicapai dengan persyaratan
2. Disiplin Kerja
a. Pengertian Disiplin
Secara etimologi, disiplin berasal dari bahasa latin disipel yang berarti
menjadi discipline yang artinya kepatuhan atau yang menyangkut tata tertib.
Disiplin kerja adalah suatu sikap ketaatan seseorang terhadap aturan atau ketentuan
yang berlaku dalam organisasi yaitu : menggabungkan diri organisasi itu atas dasar
Disiplin adalah sikap dari seseorang atau kelompok orang yang senantiasa
berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi segala aturan yang ditetapkan (M.
Sinungan, 2009 : 135). Disiplin kerja adalah sikap mental yang tercermin dalam
18
(obedience) terhadap peraturan, norma yang berlaku dalam masyarakat (Siagian,
2003 : 145).
Menurut Gibson (2011 : 86), disiplin diartikan sebagai suatu keadaan tertib
diamana orang-orang tergabung dalam organisasi tunduk pada peraturan yang telah
seseorang terhadap peraturan perusahaan atau lembaga norma sosial yang berlaku
(Hasibuan, 2012 : 193). Dari beberapa pendapat itu dapat disimpulkan bahwa
disiplin kerja adalah sikap ketaatan dan kesetiaan seseorang atau sekelompok orang
terhadap peraturan tertulis atau tidak tertulis yang tercermin dalam bentuk tingkah
laku dan perbuatan pada suatu organisasi untuk mencapai satu tujuan tertentu.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah suatu
sikap dan tingkah laku yang menunjukan sikap dan ketaatan pegawai terhadap
sebenarnya untuk mengarahkan tingkah laku pada realita yang harmoni. Untuk
hak dan kewajiban pegawai atau karyawan. Menurut Terry (2010 : 218), jenis-jenis
1) Self discipline
menjadi bagian dari organisasi, sehingga orang akan tergugah hatinya untuk sadar
2) Command discipline
Disiplin ini tumbuh bukan dari perasaan ikhlas, akan tetapi timbul karena
19
Dalam setiap organisasi yang diinginkan pastilah jenis disiplin yang
menunjukan bahwa disiplin itu lebih banyak disebabkan oleh adanya semacam
Untuk mengetahui ada atau tidaknya disiplin kerja seseorang pegawai atau
dicegah. Sasaran pokok dari kegiatan ini adalah untuk mendorong disiplin diri
dari diantara para karyawan atau pegawai. Dengan cara ini para karyawan atau
yang dilakukan karyawan atau pegawai terhadap peraturan yang berlaku dan
20
mencegah terjadinya pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan corrective sering
lain :
b. Teguran tertulis
d. Diturunkan pangkatnya
e. Dipecat
1) Pemberian Peringatan
pertama, kedua dan ketiga. Tujuan pemberian peringatan adalah agar pegawai yang
Pegawai yang melanggar disiplin harus segera diberikan sanksi yang sesuai
dengan peraturan organisasi yang berlaku. Tujuannya adalah agar pegawai yang
21
3) Pemberian Sanksi Harus Konsisten
Pemberian sanksi kepada pegawai yang tidak disiplin harus konsisten. Hal
pada organisasi.
pegawai, tua muda, pria dan wanita tetap diberlakukan sama sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Tujuannya agar pegawai menyadari bahwa displin kerja
berlaku untuk semua pegawai dengan sanksi pelanggaran yang sesuai dengan
Dari pengertian disiplin kerja di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja
kepentingan demi suatu cita-cita atau mencapai tindakan yang lebih efektif. Secara
operasional, disiplin kerja terwujud dalam bentuk dimensi yaitu patuh terhadap tata
3. Kompetensi
makna kompetensi adalah bagian kepribadian yang mendalam dan melekat kepada
22
seseorang serta perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas
kompetensi sebenarnya memprediksi siapa yang berkinerja baik dan kurang baik,
diukur dari kriteria atau standar yang digunakan atau kadang pemakaiannya
kinerja yang diharapkan untuk baik atau rata-rata. Penentuan ambang kompetensi
dibutuhkan tentunya akan dapat dijadikan dasar bagi proses seleksi, suksesi
Pertama, SDM yang terampil dan memiliki sifat-sifat unggul. Kedua, SDM yang
potensial dan berkinerja baik. Ketiga, pemberdayaan SDM yang terarah. Keempat,
dukungan dalam penilaian kinerja yang objektif. Kelima, lingkungan kerja yang
23
Kompetensi pada dasarnya melekat pada setiap jabatan (kompetensi
yang telah ditentukan (Spencer, 2003 : 48). Kompetensi yang dimaksud dalam
adalah faktor pengetahuan dan keterampilan. Hal ini sesuai dengan dengan
pendapat Keith Davis dalam Mangkunegara (2015 : 57) yang merumuskan bahwa
hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja (prestasi) yang diharapkan. Oleh
karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan
keahliannya (the right man in the right job, in the right place).
yang tepat antara individu dan pekerjaannya. Jadi untuk mencapai produktivitas
yang maksimal, organisasi harus menjamin dipilihnya orang yang tepat dengan
bekerja secara optimal. Hal ini sesuai dengan pemikiran Glimore (2004 : 4) yang
bahwa orang yang produktif adalah orang yang dapat memberikan sumbangan yang
nyata dan berarti bagi lingkungan sekitarnya, imajinatif dan inovatif dalam
24
mencapai tujuan. Maslow (2009 : 91) mengemukakan bahwa orang yang mampu
dihasilkannya. Hal ini berkaitan dengan individu yang kreatif, memiliki kepandaian
Jadi dua hal yang menjadi bagian dan kompetensi atau kemampuan di sini adalah
ini adalah kemampuan yang dibutuhkan karyawan PTPN VII dalam menjalankan
4. Motivasi Kerja
a. Pengertian Motivasi
tujuan. Sedangkan menurut Luthans (2012 : 13) motivasi adalah proses sebagai
langkah awal seseorang melakukan tindakan akibat kekurangan secara fisik dan
psikis atau dengan kata lain adalah suatu dorongan yang ditunjukan untuk
semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi karya
Menurut Robbins (2009 : 214), motivasi adalah proses yang berperan pada
25
sasaran. Ada banyak teori mengenai motivasi yang dikemukakan oleh banyak ahli
1) Teori Hirarki
Teori hirarki yang terkenal adalah teori yang dikemukakan oleh Maslow.
Maslow mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu fungsi dari lima kebutuhan
1. Fisiologis
4. Penghargaan
5. Aktualisasi diri
dimana kebutuhan fisiologis yang berada pada urutan yang lebih bawah,
26
di tengah, penghargaan (esteem) lebih tinggi dan kebutuhan tubuh dipenuhi, orang
mencari kepuasan akan keselamatan dan keamanan, lalu ketika orang merasa aman,
memuaskan semua kebutuhannya yang lebih rendah, apa yang ia anggap terpenting
atau memuaskan adalah keinginan untuk melakukan sesuatu yang berharga dan
2) Teori ERG
Ahli lain yaitu Alderter dari Universitas Yale telah melakukan peelatian
ulang mengenai teori hirarki teori kenbutuhan Maslow untuk disandingkan secara
lebih dekat dengan riset empiris. Hirarki kebutuhan yang direvisi itu disebut
beda teori ERG Alderter dengan teori Maslow ? berbeda dengan teori hirarki
kebutuhan, teori ERG memperlihatkan bahwa : 1) lebih dari satu kebutuhan dapat
berjalan pada saat yang sama dan 2) jika kepuasan pada kebutuhan tingkat lebih
tinggi tertahan maka hasrat untuk memenuhi kebutuhan lebih rendah meningkat.
Teori ERG tidak mengasumsikan hirarki yang kaku dimana kebutuhan yang lebih
rendah harus lebih dahulu dipuaskan secara substansial sebelum orang dapat maju
terus.
27
Teori ERG juga mengandung dimensi halangan. Maslow berargumen
bahwa individu akan tetap pada tingkat kebutuhan tertentu sampai kebutuhan
tingkat kebutuhan tertentu pada urutan lebih tinggi terhalang, maka hasrat individu
bahwa sikap seseorang terhadap kerja dapat sangat menentukan kesuksesan atau
dengan kepuasan kerja dan yang lain terkait dengan ketidakpuasan kerja. Faktor
terkait dengan kepuasan kerja. Responden yang merasa senang dengan pekerjaan
lain, bila mereka tidak puas mereka cenderung mengaitkan dengan faktor-faktor
kerja. Menurut Herzberg (Robbins, 2009 : 221), data itu mengemukakan bahwa
lawan dari kepuasan bukanlah ketidakpuasan seperti yang diyakini orang pada
28
Teori kebutuhan Mc Clelland terfokus pada tingkat kebutuhan yaitu
b. Hakikat Motivasi
(interneeds) yang banyak sekali. Namun demikian, seseorang akan bertindak atau
pegawai yang didasarkan pada motif yang lebih berpengaruh pada saat itu.
diberikan oleh atasan dan inti dari tanggung jawab adalah kewajiban (Siagian,
2003).
kerja adalah proses yang berperan pada intensitas, arah dan lamanya berlangsung
29
pengakuan, mendapatkan kompensasi, merasa puas dalam bekerja dan lingkungan
dengan Kinerja Perawat Instalasi Rawat Inap di Pusat Mata Nasional Cicendo
motivasi rendah, kinerja 74,1% yaitu buruk. Ada hubungan antara motivasi
Kepemimpinan dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai PT. Surya Cipta
Kerja memiliki koefisien sebesar 0,695 maka dinyatakan bahwa setiap penambahan
satu satuan jumlah Disiplin Kerja akan meningkatkan Kinerja pegawai sebesar
0,695.
30
dinyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan jumlah kompetensi akan
Kompetensi, Motivasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT.
value (sig) P = 0,002 (≤ 0,05) dan nilai estimate 0,161 kepuasan kerja mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dengan probability value (sig) P =
Organisasi dan Motivasi terhadap Produktivitas Kerja PT. Kurnia Maju Sejahtera
determinasi variable (R2) 0,413, ini berarti 41,3% variasi nilai skor Produktivitas
Kerja dipengaruhi oleh Motivasi dan sisanya 58,7% dijelaskan oleh faktor lain.
dimana ia mengatakan bahwa setiap penambahan satu satuan jumlah Motivasi akan
Y=4,898+1,040 X1.
31
C. Kerangka BerPikir
terhadap Kinerja
dorongan atau motif, yang menyebabkan suatu tindakan untuk memperoleh suatu
hasil. Konsep disiplin merupakan sikap ketaatan terhadap suatu aturan atau
organisasi itu atas dasar adanya kesadaran dan keinsyafan, bukan karena unsur
kedisiplinan akan dapat ditaati oleh sebagian besar para karyawan akan dilakukan
secara efektif. Begitu besar pengaruh motivasi dalam suatu pekerjaan, sehingga
menjadi saloah satu factor yang harus dipertimbangkan oleh suatu lembaga untuk
Jika kedisiplinan tidak bias ditegakan maka kemungkinan tujuan yang telah
ditetapkan tidak dapat dicapai secara efektif dan efisien. Jadi dapat ditekankan pada
unsur kesadaran dan penyesuain diri secara sukarela bukan atas dasar paksaan.
Disiplin itu sendiri diartikan sebagai keadilan seseorang yang timbul dengan
organisasi.
32
3. Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja
sandang, pangan, dan papan. Selain itu, mereka juga memerlukan pemenuhan
kebutuhan akan rasa aman dalam bekerja, mendapatkan pengakuan atas pekerjaan
Dengan motivasi yang dimiliki oleh para pegawai tersebut, ia akan bekerja dengan
dalam suatu pekerjaan, sehingga menjadi salah satu faktor yang harus
dengan pekerjaannya. Suatu pekerjaan yang tidak dilandasi oleh motivasi kerja,
33
Kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
3
Kompetensi (X2) Kinerja (Y)
4
Motivasi Kerja (X3)
D. Hipotesis Penelitian
secara simultan terhadap Kinerja Karyawan Bagian Pemasaran CPO dan Karet
Pemasaran CPO dan Karet PT. Perkebunan Nusantara VII Kantor Perwakilan
Sumatera Selatan.
Pemasaran CPO dan Karet PT. Perkebunan Nusantara VII Kantor Perwakilan
Sumatera Selatan.
34
4. Diduga terdapat pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan Bagian
Pemasaran CPO dan Karet PT. Perkebunan Nusantara VII Kantor Perwakilan
Sumatera Selatan.
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini dilaksanakan selama 5 (lima) bulan dari Bulan Juni
36
B. Desain Penelitian
deskriftif. Dalam hubungan dengant teknik survey ini, Siswoyo( 2004 : 62) lebih
ini dengan pertimbangan bahwa informasi yang diharapkan diperoleh yakni tentang
gejala pada saat penelitian dilakukan. Analisis sebab akibat diperlukan untuk
data teruji secara empirik dan melalui analisis statistik yang akurat.
1. Populasi
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Perkebunan Nusantara VII Kantor
Perwakilan Sumatera Selatan sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang
akan dijadikan objek penelitian. Dalam penelitian ini jumlah populasi adalah 32
orang.
37
2. Sampel danTeknik Sampling
penelitian ini semuanya dijadikan sampel (sampel jenuh) sebagai sampel uji coba
Sumber data berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu
data yang diperoleh penulis secara langsung dari responden, sedangkan data
sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada (jika diperlukan).
data yang sudah ada baik di PT. Perkebunan Nusantara VII ataupun sumber
lainnya.
Sesuai masalah dan tujuan penelitian, variabel penelitian ini terdiri dari :
1. Variabel Kinerja
a. Definisi Konseptual
38
Kinerja adalah seberapa banyak mereka (pegawai) memberikan kontribusi
kepada organisasi antara lain kuantitas out put, jangka waktu, kehadiran di tempat
b. Definisi Operasional
c. Kisi-Kisi Instrumen
a. Konseptual
keinginan, dorongan, kepentingan demi suatu cita-cita atau mencapai tindakan yang
lebih efektif dari karyawan PT. Perkebunan Nusantara VII Kantor Perwakilan
Sumatera Selatan.
39
b. Definisi Operrasional
c. Kisi-kisi Inatrumen
40
3. Variabel Kompetensi
a. Definisi Konseptual
b. Defisiensi Operasional
1. Pengetahuan
2. Keterampilan
3. Pengalaman
c. Kisi-kisi Instrumen
41
4. Motivasi Kerja
a. Definisi konseptual
Motivasi kerja adalah proses yang berperan pada intensitas, arah dan
b. Definisi Operasional
c. Kisi-kisi Instrumen
42
Untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan Disiplin Kerja,
merupakan skala jenis ordinal dengan perkiraan nilai jawaban pada setiap
akan diukur. ( Sangat Setuju (SS)=5, Setuju (S) = 4, Kurang Setuju (KS) = 3, Tidak
Setuju (TS) = 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) = 1. Selanjutnya dari kuisioner-
1. Uji Validitas
dapat mengukur sesuatu yang ingin diukur, jika peneliti kuesioner dalam
mengumpulkan data, kuesioner yang telah disusun harus dapat mengukur apa yang
ingin diukur. Setelah kuesioner diukur dan diuji validitasnya, didalam praktiknya
belum tentu data yang dikumpulkan adalah data yang valid. Uji validitas yang
diperlukan agar diperoleh instrumen yang tepat untuk mengukur apa yang
skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor pertanyaan yang
terlebih dahulu diuji validitasnya dengan menggunakan rumus teknik korelasi item
total Product Moment. Skor setiap pertanyaan yang diuji validitasnya dikorelaskan
dengan skor seluruh item. Kriteria pengujian instrumen dinyatakan valid jika r
43
hitung > r tabel. Jika hasil pengujian terasa item tidak valid, maka pertanyaan
didrop (dibuang atau tidak dipakai) untuk alat pengumpulan data penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2003 : 125), bila alat ukur valid selanjutnya reliabilitas
alat ukur tersebut diuji reliabilitasi adalah suatu nilai yang menunjukan konsistensi
suatu alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama. Instrumen dinyatakan
sebaliknya. Berapa salah pengukuran dapat diketahui dan dinilai korelasi antara
hasil pengukuran pertama, kedua dan ketiga. Bila nilai korelasi ( r) diakuratkan
menampakan petunjuk besar kecil hasil pengukuran yang benarnya. Semakin tinggi
angka korelasi maka semakin besar nilai koefisien determinasi dan semakin rendah
kesalahan pengukuran.
karakteristik data selain menyajikan tabel dan grafik untuk mengetahui deskripsi
data diperlukan ukuran yang lebih eksak. Dua ukuran penting yang sering dipakai
44
a. Mencari cental tendency (kecendrungan terpusat) seperti mean, median dan
modus.
Selain ukuran diatas, ukuran lain yang bisa dipakai adalah skweness dan
Analisis ini dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata dari setiap butir
diketahui dimensi dan indikator mana yang masih lemah dari setiap instrumen
a) Uji Persyaratan
1. Uji Normalitas
nilai α=0,05. Apabila Asymp Sig > α= 0,05 maka data dinyatakan normal.
2. Uji Homogenitas
45
perlu memastkan apakah data tersebut berasal dari populasi yang homogen.
data dihitung bedasarkan Asymtotic Significance yang diperoleh. Jika Asymp Sig >α
3. Uji Linearitas
dengan ketentuan jika F hitung F tabel maka variabel bebas dengan variabel terikat
1. Uji Multikolinearitas
yang sangat tinggi, jika salah satu dari variabel-variabel bebas berregresi terhadap
variabel bebas yang lain. Seperti dikatakan Rietvelt (2003 : 16). Multikolinieritas
memiliki arti adanya korelasi diantara dua atau lebih variabel bebas. Berarti jika
diantara variabel yang di gunakan sama sekali tidak berkorelasi anatara satu dengan
yang lain atau berkolerasi tetapi tidak lebih tinggi dari r, maka bisa dikatakan tidak
menghitung nilai Variance Inflating Factor (VIF), apabila VIF lebih kecil dari 5
46
maka berarti tidak terjadi multikolieritas (Santoso, 2009). Sementara itu dala
referensi lain disebutkan nilai kritik untuk nilai VIF adalah 10.
2. Uji Heteroskedastisitas
yang lain, jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap
dilakukan dengan meregresikan nilai absolut residual yang diperoleh dari model
regresi. Apabila nilai koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas dalam
model regresi ini tidak signifikan secara statistik, maka dapat disimpulkan tidak
Dimana :
Y : Variabel Kerja
a : Konstanta
X2 : Variabel Kompetensi
47
b1, b2, b3 : Koefisiensi regresi
e : Residu
d. Koefisien Korelasi
Kerja, Kompetensi dan Motivasi Kerja terhadap kinerja digunakan besaran yang
akan dianalisis adalah korelasi ( r ). Korelasi adalah salah satu teknik statistik yang
digunakan untuk mencari hubungan dua variabel atau lebih. Dalam hal ini tidak
koefisien korelasi maka hubungan antara variabel tersebut semakin kuat sedangkan
semakin kecil (mendekati nol) nilai absolute koefisien korelasi maka pengaruh
antara variable tersebut semakin lemah. Tanda positif atau negatif menunjukan arah
hubungan.
Kuat dan lemahnya korelasi antara variabel tidak ada ukuran yang pasti,
a) 0,07 - 1,00 (baik positif atau minus) menunjukan adanya derajat asosiasi yang
tinggi
b) 0,40 - < 0,70 (baik positif atau minus) menunjukan adanya yang substansial.
c) 0,20 – 0,40 (baik positif atau minus) menunjukan adanya korelasi yang rendah.
e. Koefisien Determinasi
terikat maka perlu diketahui nilai koefisien determinasi atau penentuan R2. Nilai
48
R2 ini terkisar antara 0-1, semakin mendekati 1 nilai R2 tersebut berarti semakin
analisis terhadap nilai R- square (R2) ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana
variabel bebas (X1 dan X2) dapat menerangkan hubungan perubahan variabel
terikat (Y). Sifat-sifat R-square sangat dipengaruhi oleh banyak variabel bebas
Untuk menganalisis data deskriftif tentang nilai indikator dan item pertanyaan
berdasarkan informasi yang terkandung di dalam contoh yang diambil dari populasi
bersangkutan. Aspek utama dari statistik dari data contoh untuk mengambil
hanya mengamati data contoh. Statistik inferensial dalam penelitian ini diperlukan
untuk :
49
a) Mengetahui hubungan-hubungan variabel X1, X2, X3 dan Y. Untuk mengetahui
Multipel.
regresi berganda.
analisis korelasi. Nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 dan 1 atau -1 ≤ ryx ≤ 1.
sebagai berikut :
G. Hipotesis Statistika
Kriteria Pengujian :
- Terima H0, jika sig. F≥0,05 dan tolak H0, jika sig. F < 0,05
50
2. Uji Secara Persial, digunakan Uji t
Perwakilan Sumsel.
Perwakilan Sumsel.
Sumsel.
Sumsel
Perwakilan Sumsel.
Kriteria Pengujian :
Terima H0, jika sig. t ≥ 0,05 dan Tolak H0, jika sig. t < 0,05
51
Analisa data dilakukan dengan bantuan program Statistical Package For the
52
DAFTAR PUSTAKA
Andi Witjaksono, dkk. 2017. Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat
Instalasi Rawat Inap Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Cicendo Bandung
Tahun 2017. Stikes Dharma Husada. Bandung
Emmy Surawah Yuni, 2008. Pengaruh Jenjang Karier dan Komoetensi terhadap
Kepuasan Kerja Pegawai Dispenda Sumsel. FE Unanti. Palembang
53
Irawan Perwanda Rafiq, 2018. Pengaruh Kompetensi dan Kepuasan Kerja terhadap
Prestasi Kerja Karyawan PT. Multi Data Palembang (IT-Store). PPS Unsri.
Palembang
Spencer, dkk, 2003. Competence Work : Model for Superior Performance. John
Wiley and Sons, Inc.
Yudi Setiawan, 2008. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Disiplin Kerja terhadap
Kinerja Pegawai PT. Surya Cpta Kencana. FE Unsri. Palembang
54
KUESIONER
IDENTITAS RESPONDEN
1. Usia Responden :…………………………………………………….
2. Jenis Kelamin : ……………………………………………………
3. Pendidikan : ……………………………………………………
4. Jabatan : ……………………………………………………
PETUNJUK PENGISIAN
Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang tersedia, dimana menurut
Bapak/Ibu adalah pilihan tepat dari masing-masing pernyataan.
Jawaban :
SS : Sangat Setuju =5
S : Setuju =4
KS : Kurang Setuju =3
TS : Tidak Setuju =2
STS : Sangat Tidak Setuju =1
VARIABEL KINERJA
PILIHAN
No PERNYATAAN
SS S KS TS STS
1 Setiap tugas yang dibebankan kepada saya,
saya selesaikan lebih cepat dari waktu yang
ditargetkan
2 Saya bekerja melebihi target yang telah
ditetapkan
3 Hasil pekerjaan saya dipuji atasan karena
selalu baik
4 Saya dapat bekerja dengan hasil memenuhi
standar yang telah ditetapkan
5 Saya dapat menyelesaikan tugas tepat waktu
6 Saya memahami tugas dan tanggung jawab
saya secara baik
7 Setiap pekerjaan, saya laksanakan dengan
berpedoman pada aturan dan membaca
petunjuk pelaksanaan
8 Saya selalu senantiasa menjaga kebersihan
sehingga hasil kerja saya selalu rapid an
bersih
9 Hasil kerja saya selalu dalam keadaan bersih
dan rapi
10 Saya selalu mengutamakan ketelitian dalam
bekerja sehingga hasilnya lebih baik
11 Saya tahu betul apa-apa yang menjadi tugas
saya
12 Saya memahami tugas saya sehingga tanpa
55
menunggu perintah saya laksanakan
13 Setiap ada rapat kerja, saya selalu memberi
saran-saran yang bersifat membangun
14 Saya belum pernah mengalami kecelakaan
kerja
15 Saya selalu berusaha dengan sekuat tenaga
agar saya dapat mencapai target-target yang
telah ditetapkan
16 Saya bekerja sesuai denganh prosedur dan
aturan yang ada
17 Saya memahami dengan baik segala aturan
tentang tugas saya
18 Saya memahami pedoman kerja dengan baik
19 Setiap apa yang saya kerjakan, saya lakukan
sesuai dengan pengetahuan yang berkaitan
dengan pekerjaan tersebut
20 Saya belum pernah merusak peralatan-
peralatan kerja
56
VARIABEL DISIPLIN KERJA
PILIHAN
No PERNYATAAN
SS S KS TS STS
1 Saya datang dan pulang tepat waktu
dalam melaksanakan tugas kantor
2 Saya memanfaatkan waktu dengan baik
dalam melaksanakan tugas di kantor
3 Saya memakai atribut lembaga dalam
melaksanakan tugas di kantor
4 Saya selalu berpakaian rapi dalam
melaksanakan tugas di kantor
5 Saya taat pada peraturan kedinasan
dalam melaksanakan tugas
6 Saya tidak pernah memalsukan
dokumen kerja dalam melaksanakan
tugas
7 Saya selalu patuh pada pimpinan dalam
melaksanakan tugas
8 Saya tidak pernah menyalahgunakan
jabatan dalam melaksanakan tugas
9 Saya selalu memperhatikan uraian tugas
sebelum melaksanakan tugas di kantor
10 Saya melaksanakan tugas sesuai uraian
tugas di kantor
11 Saya bekerja sesuai pedoman kerja
dalam melaksanakan tugas
12 Saya memahami pedoman kerja
13 Saya memahami standar kerja dalam
melaksanakan tugas
14 Saya melaksanakan perbaikan proses
dan hasil kerja dalam melaksanakan
tugas
15 Saya melaksanakan tugas berdasarkan
standar kerja perusahaan
16 Saya melakukan evaluasi proses dan
hasil kerja
17 Saya melakukan perbaikan proses dan
hasil kerja setiap melaksanakan tugas
18 Saya melakukan pertemuan rutin
membahas program kerja unit
kerja/bagian
57
VARIABEL KOMPETENSI
PILIHAN
No PERNYATAAN
SS S KS TS STS
1 Saya memiliki pola piker yang dibutuhkan
dalam menyelesaikan pekerjaan
2 Saya tidak terlalu mengandalkan pada
konsep
3 Saya memiliki ide-ide yang orisinil dalam
bekerja
4 Saya memiliki kecakapan dalam
menyiapkan hal-hal yang berkaitan dengan
pekerjaan saya
5 Saya tidak banyak bertanya dalam
menyelesaikan masalah
6 Saya melihat permasalahan dari sisi yang
berbeda-beda
7 Saya melihat sesuatu secara kompleks,
bukan hanya dari satu sisi
8 Saya mencoba mencari gagasan kreatif
untuk dalam merancang program
9 Saya mencari gagasan untuk memberikan
variasi program
10 Saya suka bekerja keras dalam menambah
pengetahuan saya
11 Saya berusaha menyelesaikan pekerjaan
saya walaupun sulit
12 Saya berusaha meningkatkan pengetahuan
saya agar mampu berkomunikasi dengan
baik
13 Saya berusaha meningkatkan pemahaman
saya tentang tugas saya agar dapat maju
14 Saya senang menerima gagasan baru agar
menambah kompetensi saya
15 Saya dapat menjalankan tugas dengan baik
16 Saya melatih keterampilan saya agar
bertambah baik
17 Saya berusaha mengadakan variasi dalam
menyelesaikan tugas saya
18 Saya memiliki masa kerja yang cukup
untuk dapat menguasai beban tugas saya
58
VARIABEL MOTIVASI KERJA
PILIHAN
No PERNYATAAN
SS S KS TS STS
1 Saya bekerja dengan penuh semangat
untuk berprestasi
2 Saya bekerja dengan penuh disiplin
3 Saya bekerja dengan semangat komitmen
yang tinggi
4 Saya menilai hasil kerja yang dilaksanakan
karyawan lainnya
5 Saya membantu kesulitas karyawan
lainnya dalam melaksanakan pekerjaan
6 Saya berdiskusi dengan karyawan lainnya
7 Saya melibatkan karyawan lainnya dalam
mengambil keputusan
8 Saya memberikan tugas/pekerjaan
berdasarkan kemampuan karyawan
9 Saya memberikan informasi dan hal-hal
lain yang berkaitan dengan pekerjaan/tugas
10 Saya memberikan kesempatan mengikuti
pelatihan/pertemuan kepada karyawan
lainnya
11 Saya menanggapi saran dan kritik dari
karyawan lainnya
12 Saya memberikan perhatian terhadap
keinginan dari karyawan lainnya
13 Saya mendengarkan ide-ide dari karyawan
lainnya
14 Saya membagi tugas pekerjaan semaunya
terhadap karyawan lainnya
15 Saya marah jika pekerjaan yang diberikan
tertunda
16 Saya memberikan pujian kepada karyawan
jika pekerjaan selesai dengan baik
17 Saya memberikan pujian jika pekerjaan
diselesaikan tepat waktu
18 Saya mendapatkan fasilitas kerja yang baik
dalam melaksanakan pekerjaan
59
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini diuraikan deskripsi dan statistik inferensial data hasil
diteliti yaitu variable terikat berupa Kinerja dan variabel bebas berupa Disiplin
berupa distribusi skor variabel yang diwujudkan dalam bentuk nilai rata-rata, nilai
Kemudian akan dilakukan uji persyaratan analisis, yaitu uji normalitas, uji
homogenitas, dan uji linieritas sebagai syarat untuk menguji hipotesis yang
1. Uji Instrumen
ternyata variable Kinerja, ada item pernyataan yang tidak valid yaitu nomor….
Dan…. Item tersebut tidak dugunakan di dalam data penelitian. Kesemua item yang
diberikan kepada karyawan dapat direspon dan dimengerti dengan baik karena
60
Tabel 6. Hasil SPSS Korelasi Variabel Kinerja
ternyata variable Disiplin Kerja, terdapat item pernyataan yang tidak valid yaitu
Seluruh item yang valid membuktikan dalam pengujian ini, bahwa item-tem
pernyataan yang diberikan kepada karyawan dapat direspon dan dimngerti dengan
baik karena adanya keterkaitan item per item pernyataan mengenai Disiplin Kerja.
61
2 Item 2
3 Item 3
4 Item 4
5 Item 5
6 Item 6
7 Item 7
8 Item 8
9 Item 9
10 Item 10
11 Item 11
12 Item 12
13 Item 13
14 Item 14
15 Item 15
16 Item 16
17 Item 17
18 Item 18
ternyata variable Kompetensi, tidak ada item pernyataan yang tidak valid. Seluruh
item yang valid membuktikan dalam pengujian ini bahwa item-item pernyataan
yang diberikan kepada karyawan dapat direspon dan dimengerti dengan baik
62
11 Item 11
12 Item 12
13 Item 13
14 Item 14
15 Item 15
16 Item 16
17 Item 17
18 Item 18
Dari hasil uji coba 18 pernyataan yang diajukan kepada 32 orang responden
ternyata variable Motivasi Kerja, ada item pernyataan yang tidak valid yaitu
Seluruh item yang valid membuktikan dalam pengujian ini bahwa item-item
pernyataan yang diberikan kepada karyawan dapat direspon dan dimengerti dengan
baik karena adanya keterkaitan item per item penyataan mengenai Motiasi Kerja.
63
18 Item 18
Menurut Sugiyono (2003 : 125), bila alat ukur valid selanjutnya reliabilitas
alat ukur tersebut diuji reliabilitas. Uji reliabilitas adalah suatu nilai yang
menunjukan konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama.
sebaliknya. Berapa kesalahan pengukuran dapat diketahui dan nilai korelasi antara
hasil pengukuran pertama, kedua dan ketiga. Bila nilai korelasi (r) dikuadratkan
angka korelasi maka semakin besar nilai koefisien determinasi dan semakin rendah
kesalahan pengukuran.
Untuk melihat uji reliabilitas pada variable Kinerja (Y) yang telah
Dari hasil analisis di atas didapat nilai Cronbach’s Alpha sebesar….. maka
64
f. Uji Reliabilitas Disiplin Kerja (X1)
Untuk melihat uji reliabilitas pada variable Disiplin Kerja yang telah
Dari hasil analisis di atas didapat nilai Cronbach’s Alpha sebesar….. maka
Untuk melihat uji reliabilitas pada variable Motivasi Kerja yang telah
65
menjawab 16 pernyataan yang valid. Ke-16 item pernyataan tersebut dijadikan
ANALISIS DESKRIPTIF
Tesis ini ada tiga variable bebas yaitu variable Disiplin Kerja (X1),
Kompetensi (X2) dan Motivasi Kerja (X3) sedangkan untuk variable terikat atau
tak bebas yaitu Kinerja (Y). Masing-masing variable diukur dengan memberikan
tersebut berturut-turut dari nilai skor terendah, nilai skor tertinggi, nilai rata-rata,
66
Skewness
Std. Error of Skewness
Kurtosis
Std. Error of Kurtosis
Range
Minimum
Maximum
Sum
Untuk mengetahui deskripsi data dari variable Kinerja (Y), sesuai data pada
table 16 di atas, seluruh data lengkap, tidak ada yang cacat, ditandai tidak ada data
median tidak jauh berbeda. Hal ini menggambarkan distribusi frekuensi variable
Sesuai data pada table 16 di atas, seluruh data lengkap, tidak ada yang
cacat, ditandai tidak adanya data missing. Variable Disiplin Kerja dengan 32
67
Data tersebut menunjukan bahwa rata-rata (mean) dan modus dengan
median yang tidak jauh berbeda. Hal ini menggambarkan distribusi frekuensi
Sesuai data pada table 16 di atas, seluruh data lengkap, tidak ada yang
median yang tidak jauh berbeda. Hal ini menggambarkan distribusi frekuensi
Sesuai data pada table 16 di atas, seluruh data lengkap, tidak ada yang
cacat, ditandai tidak adanya data missing. Variable Motivasi Kerja dengan 32
68
responden memiliki nilai rata-rata….median…mode…standar deviasi…nilai
median yang tidak jauh berbeda. Hal ini menggambarkan distribusi frekuensi
mengetahui variable Kinerja karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara VII Kantor
Perwakilan Sumatera Selatan dapat dilihat pada table di bawah ini yaitu distribusi
nilai rata-rata skor jawaban responden untuk variable Kinerja adalah sebagai
berikut :
Tabel 17. Hasil Nilai Rata-rata Skor Jawaban Variabel Kinerja (Y)
No Pernyataan N Min Maks Mean
1 Setiap tugas yang dibebankan kepada saya,
saya selesaikan lebih cepat dari waktu yang
ditargetkan
2 Saya bekerja melebihi target yang telah
ditetapkan
3 Hasil pekerjaan saya dipuji atasan karena
selalu baik
4 Saya dapat bekerja dengan hasil memenuhi
69
standar yang telah ditetapkan
5 Saya dapat menyelesaikan tugas tepat
waktu
6 Saya memahami tugas dan tanggung jawab
saya secara baik
7 Setiap pekerjaan, saya laksanakan dengan
berpedoman pada aturan dan membaca
petunjuk pelaksanaan
8 Saya selalu senantiasa menjaga kebersihan
sehingga hasil kerja saya selalu rapid an
bersih
9 Hasil kerja saya selalu dalam keadaan
bersih dan rapi
10 Saya selalu mengutamakan ketelitian
dalam bekerja sehingga hasilnya lebih baik
11 Saya tahu betul apa-apa yang menjadi
tugas saya
12 Saya memahami tugas saya sehingga tanpa
menunggu perintah saya laksanakan
13 Setiap ada rapat kerja, saya selalu memberi
saran-saran yang bersifat membangun
14 Saya belum pernah mengalami kecelakaan
kerja
15 Saya selalu berusaha dengan sekuat tenaga
agar saya dapat mencapai target-target
yang telah ditetapkan
16 Saya bekerja sesuai denganh prosedur dan
aturan yang ada
17 Saya memahami dengan baik segala aturan
tentang tugas saya
18 Saya memahami pedoman kerja dengan
baik
19 Setiap apa yang saya kerjakan, saya
lakukan sesuai dengan pengetahuan yang
berkaitan dengan pekerjaan tersebut
20 Saya belum pernah merusak peralatan-
peralatan kerja
berkategori baik, sedangkan pada pernyataan lainnya telah berkategori sangat baik
70
Selanjutnya dapat dilihat pada table berikut yaitu distribusi nilai rata-rata
skor jawaban responden untuk Variabel Disiplin Kerja adalah sebagai berikut :
Tabel 18. Hasil Nilai Rata-rata Skor Jawaban Variabel Disiplin Kerja (X1)
No Pernyataan N Min Mak Mean
1 Saya datang dan pulang tepat waktu
dalam melaksanakan tugas kantor
2 Saya memanfaatkan waktu dengan baik
dalam melaksanakan tugas di kantor
3 Saya memakai atribut lembaga dalam
melaksanakan tugas di kantor
4 Saya selalu berpakaian rapi dalam
melaksanakan tugas di kantor
5 Saya taat pada peraturan kedinasan
dalam melaksanakan tugas
6 Saya tidak pernah memalsukan
dokumen kerja dalam melaksanakan
tugas
7 Saya selalu patuh pada pimpinan dalam
melaksanakan tugas
8 Saya tidak pernah menyalahgunakan
jabatan dalam melaksanakan tugas
9 Saya selalu memperhatikan uraian tugas
sebelum melaksanakan tugas di kantor
10 Saya melaksanakan tugas sesuai uraian
tugas di kantor
11 Saya bekerja sesuai pedoman kerja
dalam melaksanakan tugas
12 Saya memahami pedoman kerja
13 Saya memahami standar kerja dalam
melaksanakan tugas
14 Saya melaksanakan perbaikan proses
dan hasil kerja dalam melaksanakan
tugas
15 Saya melaksanakan tugas berdasarkan
standar kerja perusahaan
16 Saya melakukan evaluasi proses dan
hasil kerja
17 Saya melakukan perbaikan proses dan
hasil kerja setiap melaksanakan tugas
18 Saya melakukan pertemuan rutin
membahas program kerja unit
kerja/bagian
71
Berdasarkan statistic deskriptif tersebut menunjukan bahwa indicator-
indikator Disiplin Kerja sudah cukup optimal, karena pada interval nilai 3,00-4,00
Selanjutnya dapat dilihat pada table berikut yaitu distribusi nilai rata-rata
Tabel 19. Hasil Nilai Rata-rata Skor Jawaban Variabel Kompetensi (X2)
No Pernyataan N Min Mak Mean
1 Saya memiliki pola piker yang dibutuhkan
dalam menyelesaikan pekerjaan
2 Saya tidak terlalu mengandalkan pada
konsep
3 Saya memiliki ide-ide yang orisinil dalam
bekerja
4 Saya memiliki kecakapan dalam
menyiapkan hal-hal yang berkaitan dengan
pekerjaan saya
5 Saya tidak banyak bertanya dalam
menyelesaikan masalah
6 Saya melihat permasalahan dari sisi yang
berbeda-beda
7 Saya melihat sesuatu secara kompleks,
bukan hanya dari satu sisi
8 Saya mencoba mencari gagasan kreatif
untuk dalam merancang program
9 Saya mencari gagasan untuk memberikan
variasi program
10 Saya suka bekerja keras dalam menambah
pengetahuan saya
11 Saya berusaha menyelesaikan pekerjaan
saya walaupun sulit
12 Saya berusaha meningkatkan pengetahuan
saya agar mampu berkomunikasi dengan
baik
13 Saya berusaha meningkatkan pemahaman
saya tentang tugas saya agar dapat maju
14 Saya senang menerima gagasan baru agar
menambah kompetensi saya
15 Saya dapat menjalankan tugas dengan baik
72
16 Saya melatih keterampilan saya agar
bertambah baik
17 Saya berusaha mengadakan variasi dalam
menyelesaikan tugas saya
18 Saya memiliki masa kerja yang cukup
untuk dapat menguasai beban tugas saya
indikator Kompetensi sudah cukup optimal, karena pada interval nilai 3,00-4,00
Selanjutnya dapat dilihat pada table berikut yaitu distribusi nilai rata-rata
skor jawaban responden untuk variable Motivasi Kerja adalah sebagai berikut :
Tabel 20. Hasil Nilai Rata-rata Skor Jawaban Variabel Motivasi Kerja (X3)
No Pernyataan N Min Mak Mean
1 Saya bekerja dengan penuh semangat
untuk berprestasi
2 Saya bekerja dengan penuh disiplin
3 Saya bekerja dengan semangat komitmen
yang tinggi
4 Saya menilai hasil kerja yang dilaksanakan
karyawan lainnya
5 Saya membantu kesulitas karyawan
lainnya dalam melaksanakan pekerjaan
6 Saya berdiskusi dengan karyawan lainnya
7 Saya melibatkan karyawan lainnya dalam
mengambil keputusan
8 Saya memberikan tugas/pekerjaan
berdasarkan kemampuan karyawan
9 Saya memberikan informasi dan hal-hal
lain yang berkaitan dengan pekerjaan/tugas
10 Saya memberikan kesempatan mengikuti
pelatihan/pertemuan kepada karyawan
lainnya
11 Saya menanggapi saran dan kritik dari
karyawan lainnya
12 Saya memberikan perhatian terhadap
keinginan dari karyawan lainnya
13 Saya mendengarkan ide-ide dari karyawan
lainnya
73
14 Saya membagi tugas pekerjaan semaunya
terhadap karyawan lainnya
15 Saya marah jika pekerjaan yang diberikan
tertunda
16 Saya memberikan pujian kepada karyawan
jika pekerjaan selesai dengan baik
17 Saya memberikan pujian jika pekerjaan
diselesaikan tepat waktu
18 Saya mendapatkan fasilitas kerja yang baik
dalam melaksanakan pekerjaan
indikator Motivasi Kerja sudah cukup optimal, karena pada interval nilai 3,00-4,00
1. Uji Normalitas
menguji kesesuaian distribusi data kita dengan suatu distribusi tertentu, dalam hal
Asymp Sig (2-tailed) merupakan nulai p yang dihasilkan dari uji hipotesis
nol yang berbunyi tidak ada perbedaan antara distribusi data yang diuji dengan
distribusi data normal. Jika nilai p lebih besar dari 0,05 maka kesimpulan yang
74
diambil adalah hipotesis nol gagal ditolak atau dengan kata lain sebaran data yang
Dari hasil uji normalitas maka didapat suatu kesimpulan bahwa Asymp.
Sig. (2-tailed) merupakan nilai p variable Kinerja sebesar ….., Disiplin Kerja
probabilitas di atas 0,05 maka fungsi distribusi populasi sampel data normal.
2. Uji Homogenitas
Uji Chi Square dengan bantuan Program SPSS versi 17. Chi Square untuk menguji
Asymp Sig (2-tailed) merupakan nilai p yang dihasilkan dari uji hipotesis
nol yang berbunyi tidak ada perbedaan antara distribusi data yang diuji dengan
75
distribusi data normal. Jika nilai p>0,05 maka kesimpulan yang diambil adalah
hipotesis nol gagal ditolak atau dengan kata lain sebaran data yang kita uji
nilai Chi-Square masing-masing variable lebih besar dari α sebesar 0,05 maka
3. Uji Linieritas
a. Uji Linieritas antara Variabel Disiplin Kerja (X1) dengan Kinerja (Y)
One Way Anova program SPSS dengan taraf signifikan 5% (α=0,05). Berdasarkan
perhitungan uji linieritas dengan Anova didapatkan nilai Sig pada baris Deviation
Disiplin Kerja (X1) dengan Kinerja (Y) mempunyai hubungan yang linier.
Tabel 23. Hasil Uji Linier Variabel Disiplin Kerja (X1) dengan Kinerj (Y)
Anova Table
Sum of d Mean F Sig.
Square f Square
Kinerj * Disiplin Kerja Between Groups (Combined)
Linier
Deviation from Linierity
Within Groups
Total
76
Uji linieritas variable bebas dengan variable terikat dilakukan menggunakan
One Way Anova program SPSS dengan taraf signifikan 5% (α=0,05). Berdasarkan
perhitungan uji linieritas dengan Anova didapatkan nilai Sig pada baris Deviation
Tabel 24. Hasil Uji Linier Variabel Kompetensi (X2) dengan Kinerja (Y)
c. Uji lLinieritas antara Variabel Motivasi Kerja (X3) dengan Kinerja (Y)
One Way Anova program SPSS dengan taraf signifikan 5% (α=0,05). Berdasarkan
perhitungan uji linieritas dengan Anova didapatkan nilai Sig pada baris Deviation
Motivasi Kerja (X3) dengan Kinerja (Y) mempunyai hubungan yang linier.
Tabel 25. Hasil Uji Linier Variabel Motivasi Kerja (X3) dengan Kinerja (Y)
77
1) Uji Multikolinearitas
Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut di atas, untuk menguji ada tidaknya
Multikolinearitas pada model regresi linear dapat dilakukan dengan melihat nilai
VIF masing-masing variable independen dan melihat nilai korelasi antar variable
dilakukan dengan cara menghitung nilai Variance Inflating Factor (VIF), apabila
Pada table di atas, diketahui bahwa nilai VIF dari masing-masing variable
independen lebih kecil dari 5, yaitu nilai VIF Variabel Disiplin Kerja sebesar….,
nilai VIF variable Kompetensi sebesar …., dan nilai VIF variable Motivasi Kerja
independen tersebut tidak ada korelasi atau tidak terjadi Multikolinearitas pada
2) Uji Autokorelasi
78
Untuk menguji apakah ada dapat dideteksi dengan Durbin Watson (DW)
Statistik. Menurut Sritua Arif (2006 : 43) apabila nilai Durbin Watson (DW)
statistic makin mendekati 2, maka tidak terdapat adanya gejala autokorelasi. Jika
yang positif. Apabila nilai DW statistic mendekati 4 maka terdapat petunjuk adanya
autokorelasi negative. Berikut ini dapat dilihat hasil uji autokorelasi sebagai berikut
Dari table Model Summary di atas diperoleh nilai Durbin Watson sebesar
terjadi autokorelasi.
3) Uji Heteroskedastisitas
Spearman Rank. Metode ini diambil karena sederhana dan mudah dipahami. Dari
tingkat signifikan (α = 5%). Apabila peluang kesalahan lebih besar dari α maka
79
Dari hasil perhitungan korelasi Spearman di atas diperoleh nilai korelasi
sebesar….dengan nilai sig sebesar …untuk korelasi Disiplin Kerja (X1) dengan
absx1 (Residual X1) sebesar …..dengan nilai sig sebesar….untuk korelasi variable
Kompetensi (X2) dengan absx2 (Residual X2) sebesar….dengan nilai sig sebesar
….untuk korelasi variable Motivasi Kerja (X3) dengan absx3 (X3) . Kesemua nilai
peluang kesalahan dengan tingkat signifikan > 0,05 maka diintepretasikan tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Dari hasil uji asumsi klasik maka variable Disiplin Kerja, Kompetensi dan
Kinerja
Tabel 29. Hasil Regresi Displin Kerja, Kompetensi dan Motivasi Kerja terhadap
Kinerja
Y =…+…X1+…X2….X3 + e
Disiplin Kerja, Kompetensi dan Motivasi Kerja maka Kinerja tetap sebesar…unit
skor, sedangkan dengan melihat besarnya koefisien regresi bahwa variabel Disiplin
80
Kerja sebesar…, Kompetensi sebesar….dan Motivasi Kerja sebesar…artinya
Motivasi Kerja dengan variable Kinerja menunjukan bahwa setiap perubahan atau
peningkatan variable Disiplin Kerja, Kompetensi dan Motivasi Kerja sebesar 100%
%. Sedangkan jika dilihat dari uji F terhadap variable Duhi Kinerja dengan Disiplin
Kinerja dengan tingkat signifikan yang lebih kecil dari α yaitu 0,000<0,05.
Tabel 30. Hasil Uji F Disiplin Kerja, Kompetensi dan Motivasi Kerja terhadap
Kinerja
Tabel 31. Hasil Uji Korelasi Disiplin Kerja, Kompetensi dan Motivasi Kerja
terhadap Kinerja
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tersebut dapat dilihat dari nilai
dijelaskan atau terdapat pengaruh dengan variable Disiplin Kerja, Kompetensi dan
81
Motivasi Kerja sedangkan sisanya berpengaruh dengan factor lain yang tidak
diteliti.
Melakukan interpretasi hasil analisis penelitian tesis ini yaitu melakukan penafsiran
dilakukan dengan uji F dan untuk hipotesis kedua, ketiga dan keempat dilakukan
dengan uji t.
Selatan.
Kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja Bagian Pemasaran Karet dan CPO
pada PT. Perkebunan Nusantara VII Kantor Perwakilan Sumatera Selatan dihitung
a. H0 : b1, b2, b3 = 0, artinya tidak ada pengaruh Disiplin Kerja, Kompetensi dan
Pemasaran Karet dan CPO pada PT. Perkebunan Nusantara VII Kantor
Pemasaran Karet dan CPO pada PT. Perkebunan Nusantara VII Kantor
82
Kriteria pengujian :
simultan terhadap variable Kinerja dengan nilai sig F sebesar 0,000 < α (0,05)
artinya ada Pengaruh Disiplin Kerja, Kompetensi dan Motivasi Kerja secara
bersama-sama terhadap Kinerja Karyawan Bagian Pemasaran CPO dan Karet Pada
CPO dan Karet pada PT. Perkebunan Nusnatara VII Kantor Perwakilan Sumatera
Selatan.
Hipotesis yang akan diuji secara statistic dalam penelitian ini adalah :
c. H0 : b1, b2, b3 = 0, artinya tidak ada pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja
Karyawan Bagian Pemasaran Karet dan CPO pada PT. Perkebunan Nusantara
Karyawan Bagian Pemasaran Karet dan CPO pada PT. Perkebunan Nusantara
Kriteria pengujian :
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable Kinerja dengan nilai sig F
83
sebesar 0,000 < α (0,05) artinya ada Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja
Karyawan Bagian Pemasaran CPO dan Karet Pada PT. Perkebunan Nusantara VII
dan Karet pada PT. Perkebunan Nusnatara VII Kantor Perwakilan Sumatera
Selatan.
Hipotesis yang akan diuji secara statistic dalam penelitian ini adalah :
Karyawan Bagian Pemasaran Karet dan CPO pada PT. Perkebunan Nusantara
Karyawan Bagian Pemasaran Karet dan CPO pada PT. Perkebunan Nusantara
Kriteria pengujian :
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable Kinerja dengan nilai sig F
sebesar 0,000 < α (0,05) artinya ada Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja
Karyawan Bagian Pemasaran CPO dan Karet Pada PT. Perkebunan Nusantara VII
CPO dan Karet pada PT. Perkebunan Nusnatara VII Kantor Perwakilan Sumatera
Selatan.
84
Hipotesis yang akan diuji secara statistic dalam penelitian ini adalah :
g. H0 : b1, b2, b3 = 0, artinya tidak ada pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja
Karyawan Bagian Pemasaran Karet dan CPO pada PT. Perkebunan Nusantara
Karyawan Bagian Pemasaran Karet dan CPO pada PT. Perkebunan Nusantara
Kriteria pengujian :
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable Kinerja dengan nilai sig F
sebesar 0,000 < α (0,05) artinya ada Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja
Karyawan Bagian Pemasaran CPO dan Karet Pada PT. Perkebunan Nusantara VII
Hasil analisa statistic yang dilakukan dengan bantuan computer meliputi analisis
variable Disiplin Kerja, Kompetensi dan Motivasi Kerja maka Kinerja tetap
85
Motivasi Kerja sebesar…, artinya kecenderungan proyeksi perubahan
vriabel Disiplin Kerja, Kompetensi dan Motivasi Kerja sebesar 100% maka
dan …%. Sedangkan jika dilihat dari uji F terhadap variable Disiplin Kerja,
positif (searah).
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tersebut dapat dilihat dari nilai
86
B. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V
A. Simpulan
berikut :
Pemasaran CPO dan Karet pada PT. Perkebunan Nusantara VII Kantor
Bagian Pemasaran CPO dan Karet pada PT. Perkebunan Nusantara VII
87
Kantor Perwakilan Sumatera Selatan yang ditunjukan nilai sig t sebesar
B. Implikasi
Kinerja Karyawan Bagian Pemasaran CPO dan Karet pada PT. Perkebunan
Nusantara VII Kantor Perwakilan Sumatera Selatan dapat dilakukan melalui upaya
C. Saran
sebagai berikut :
88