Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten

Banyuasin yang penelitian ini diharapkan dapat memberikan andil dan manfaat

dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dan Pengawasan serta Pemberdayaan

Masyarakat Desa.

2. Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini dilaksanakan selama 5 (lima) bulan dari bulan

Desember 2019 sampai bulan April 2020.

Tabel 2
Jadwal Penelitian
Bulan
No Kegiatan Desember Januari Februari Maret April
2019 2020 2020 2020 2020
1 Penyusunan
Proposal
2 Pengumpulan
Data Penelitian
3 Pengolahan Data
4 Uji coba
instrument
5 Analisa Data
6 Menulis Laporan
Penelitian
7 Bimbingan Tesis
8 Sidang Tesis

1
B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi dan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Supranto, 2013 : 76).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kades, Sekdes dan Ketua BPD dan

jumlah anggota BPD pada masing-masing desa yang ada di Kecamatan Tungkal

Ilir Kabupaten Banyuasin. Dalam penelitian ini jumlah populasi adalah 93 orang.

2. Sampel dan Teknik Sampling

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Sampel

Jenuh yaitu pengambilan sampel dilakukan secara keseluruhan dari jumlah

populasi.

Menurut Siswoyo (2004 : 149) apabila sama sekali tidak ada pengetahuan

tentang besarnya variance dari populasi. Dalam hal seperti ini cara terbaik adalah

cukup dengan mengambil persentase tertentu, katakanlah 5%, 10% atau 50% dari

seluruh populasi. Beberapa hal yang dapat dipakai sebagai petunjuk untuk

menentukan besarnya persentase sampel yaitu :

a. Bila pupulasi N besar, persentase yang kecil saja sudah dapat memenuhi

syarat.

b. Besarnya sampel hendaknya jangan kurang dari 30.

Sejalan dengan pendapat tersebut diatas, maka dalam penelitian ini dengan

mempertimbangkan jumlah populasi sebesar 93 orang maka penulis mengambil

seluruh dari jumlah populasi yaitu sebanyak 93 orang dengan rincian 33 orang

sebagai sampel uji coba dan 60 orang sebagai sampel penelitian.

2
C. Rancangan Penelitian

Metode yang dipergunakan yaitu metode survey kuantitatif dengan

pendekatan deskriftif. Dalam hubungannya dengan teknik survey ini, Haryono

(2004 : 62) lebih lanjut menyatakan survey adalah sebuah teknik penelitian

dimana informasi dikumpulkan penggunaan kuisioner. Pendekatan deskriptif

dipandang paling tepat untuk melaksanakan penelitian ini dengan pertimbangan

bahwa informasi yang diharapkan diperoleh yakni tentang gejala pada saat

penelitian dilakukan. Analisis sebab akibat diperlukan untuk menyelidiki

pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat sehingga hipotesis dapat teruji

secara empirik dan melalui analisis statistik yang akurat.

D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

Sesuai masalah dan tujuan penelitian, variabel peneltiian ini terdiri dari :

1. Variabel terikat yaitu Pemberdayaan Masyarakat Desa

2. Variabel bebas yaitu meliputi Alokasi Dana Desa Dan Pengawasan

Uraian masing-masing variabel penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel Pemberdayaan Masyarakat Desa (Y)

a. Definisi Konseptual

Pemberdayaan masyarakat merupakan perubahan yang terjadi pada

falsafah manajemen, yang membantu menciptakan suatu lingkungan

dimana setiap individu dapat menggunakan kemampuan dan energinya

untuk meraih tujuan organisasi. Sehingga dengan adanya pemberdayaan

dapat mendorong terjadinya inisiatif dan respon, sehingga seluruh masalah

yang dihadapi dapat diselesaikan dengan cepat dan fleksibel

3
b. Defenisi Operasional

operasional Pemberdayaan Masyarakat Desa teridentifikasi melalui

dimensi Kemampuan, Kepercayaan, Wewenang, Tanggung jawaban.

c. Kisi-Kisi Instrumen

Tabel 3
Kisi-Kisi Instrumen Variabel Pemberdayaan Masyarakat Desa
No. Item
No Dimensi Indikator
Pertanyaan
1 Kemampuan, 1. Pengetahuan 1–2
2. Keterampilan
2 Kepercayaan 1. Kesempatan berpartisipasi 3-4
2. Menghargai perbedaan
pendapat
3 Wewenang 1. Kesempatan kerjasama 5-6
2. Terlibat dalam pengambilan
keputusan
4 Tanggung jawaban 1. Berani mengambil keputusan 7-8
2. Bertanggung jawab atas
pekerjaan yang diberikan
Sumber : Sedarmayanti (2013 :73)

2. Variabel Alokasi Dana Desa (X1)

a. Definisi Konseptual

Alokasi Dana Desa adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah

Kabupaten/Kota untuk desa, yang bersumber dari bagian dan perimbangan

keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten/Kota.

b. Definisi Operasional

Secara operasional Alokasi Dana Desa terwujud dalam bentuk Efektifitas,

Efesiensi, Kecukupan, Perataan, Resvonsivitas dan Ketepatan.

c. Kisi-kisi Instrumen

4
Tabel 4
Kisi-Kisi Instrumen Variabel Alokasi Dana Desa
No. Item
No Dimensi Indikator
Pertanyaan
1 Efesiensi Kesesuaian 1–3
Pencapaian Tujuan
2 Efektifitas Tanggung jawab 4–7
Sesuai Kemampuan
3 Kecukupan Manfaat 8 – 10
Target

4 Perataan Merata 11 – 12
Keikutsertaan

5 Responsivitas Kesenjangan 13 – 15
Peran pendaping
6 Ketetapan Sesuai dengan petunjuk pelaksanaan 16 – 18
dan petunjuk teknis program
Berjalan dengan efektif
Sumber : Winarno (2015:230)

3. Pengawasan (X2)

a. Definisi Konseptual

Secara konseptual definisi Pengawasan merupakan suatu proses dimana

pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang

dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana perintah, tujuan dan

kebijakan yang telah ditentukan. Penentuan apa yang harus dicapai

(stándar), apa yang sedang dilakukan (pelaksanaan), menilai pelaksanaan

dan bila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan

sesuai dengan rencana atau dengan kata lain selaras dengan rencana.

b. Definisi Operasional

secara operasional dapat dikaji melalui dimensi: 1) Pembinaan, 2)

Pemeriksaan, 3) Sarana Pengawasan 4) Tindakan Pembinaan.

d. Kisi-kisi Instrumen

5
Tabel 5
Kisi-Kisi Instrumen Variabel Pengawasan
No. Item
No Dimensi Indikator
Pertanyaan
1 Pembinaan 1. Kemampuan memberikan 1-5
pemahaman atas visi, misi
dan tujuan
lembaga/organisasi.
2. Kemampuan menjelaskan
sesuatu permasalahan
3. Kemampuan memberikan
petunjuk yang berkaitan
dengan pelaksanaan
pekerjaan
2 Pemeriksaan 1. Kegiatan memeriksa laporan 6 - 10
aktivitas pelaksanaan
pekerjaan
2. Kegiatan inspeksi langsung
terhadap pekerjaan
3. Intensitas pemeriksaan
pelaksanaan kerja yang
berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan
3 Sarana Pengawasan 1. Pemanfaatan laporan 11 - 14
2. Pemanfaatan informasi
lainnya tentang pelaksanaan
pekerjaan
3. Pemanfaatan kontrol sosial
4 Tindakan Pembinaan 1. Pemberian sanksi terhadap 15 - 18
pelanggaran
2. Pemberian penghargaan
Sumber : Muchsan (2011:36)

E. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan Alokasi Dana Desa

dan Pemberdayaan Masyarakat Desa digunakan instrumen berupa kuesioner

dengan pengukuran menggunakan skala likert yang mempunyai lima tingkatan

yang merupakan skala jenis ordinal dengan perkiraan nilai jawaban pada setiap

pertanyaan yang diajukan kepada responden. Dengan menggunakan 3 instrumen

yaitu instrumen Alokasi Dana Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa yang

6
kemudian dikembangkan menjadi beberapa pertanyaan atau parameter yang akan

diukur. (Sangat Setuju (SS) = 5, Setuju (S) = 4, Kurang Setuju (KS) = 3, Tidak

Setuju (TS) = 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) = 1. Selanjutnya dari kuisioner-

kuisioner tersebut akan dilakukan uji validasi dan reliabilitas :

1. Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2013 : 124) Validitas menunjukkan sejauh mana alat

dapat mengukur sesuatu yang ingin diukur, jika peneliti kuesioner dalam

pengumpulan data, kuisioner yang telah disusun harus dapat mengukur apa yang

ingin diukur. Setelah kuisioner disusun dan diuji validitasnya, didalam prakteknya

belum tentu data yang dikumpulkan adalah data yang valid. Uji validitas yang

diperlukan agar diperoleh instrument yang tepat untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur. Uji Validitas dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan

skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor pertanyaan

yang dijawab oleh responden. Sebelum kuisioner digunakan untuk dua jenis

validitas mengumpulkan data, terlebih dahulu diuji validitasnya dengan

menggunakan rumus teknik korelasi item total Product Moment. Skor setiap

pertanyaan yang diuji validitasnya dikorelasikan dengan skor total seluruh item.

Kriteria pengujian instrumen dinyatakan valid jika rhitung > rtabel. Jika hasil

pengujian terasa item instrumen tidak valid, maka pertanyaan di drop (dibuang

atau tidak dipakai) untuk alat pengumpulan data penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2013 : 125) Bila alat ukur valid selanjutnya reliabilitas

alat ukur tersebut di uji reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan

7
konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama. Instrumen

dinyatakan reliabel bila Cronbach Alpa > 0,05.

Makin kecil kesalahan pengukuran makin reliable alat pengukur dan

sebaliknya. Berapa kesalahan pengukuran dapat diketahui dan nilai korelasi antara

hasil pengukuran pertama, kedua dan ketiga. Bila nilai korelasi (r) dikuadratkan

maka hasilnya disebut koefisien determinasi (coefficient of determination) yang

menampakkan petunjuk besar kecil hasil pengukuran yang sebenarnya. Semakin

tinggi angka korelasi maka semakin besar nilai koefisien determinasi dan semakin

rendah kesalahan pengukuran.

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriftif

Statistik deskriftif berusaha menjelaskan atau menggambarkan berbagai

karakteristik data selain penyajian tabel dan grafik untuk mengetahui deskrifsi

data diperlukan ukuran yang lebih eksak. Dua ukuran penting yang sering dipakai

dalam pengambilan keputusan adalah :

a) Mencari central tendency (kecenderungan terpusat) seperti mean, median dan

modus.

b) Mencari ukuran dispersioan seperti range, standar deviasi dan varians

Selain kedua ukuran diatas, ukuran lain yang bisa dipakai adalah skweness

dan kurtosis untuk mengetahui kemiringan data. Untuk bentuk grafik, dianjurkan

menggunakan histogram dengan kurva normalnya.

2. Analisis Butir Instrumen

Setelah dilakukan tabulasi terhadap setiap butir pertanyaan/pernyataan

pada setiap variabel yang diteliti, maka dilakukan analisis butir

8
pertanyaan/pernyataan. Analisis ini dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata

dari setiap butir pertanyaan/pernyataan. Dengan dilakukannya analisis butir

pertanyaan maka dapat diketahui dimensi dan indikator mana yang masih lemah

dari setiap instrumen variabel yang diteliti.

3. Analisis Statistik Inferensial

1) Uji Persyaratan

Sebelum data dianalisis terlebih dahulu data tersebut harus memenuhi

syarat uji persyaratan sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Untuk melakukan uji normalitas distribusi data, penulis menggunakan uji

Kolmogorof Smirnov dari program SPSS. Normalitas distribusi data dihitung

dengan cara membandingkan nilai Asymtotic Significance yang diperoleh dengan

nilai α = 0,05. Apabila Asymp Sig > α= 0,05 maka data dinyatakan normal.

b. Uji Homogenitas

Sebagai salah satu persyaratan untuk melakukan analisis data dengan

menggunakan analisis regresi, data perlu di uji homogenitasnya. Uji homogenitas

perlu memastikan apakah data tersebut berasal dari populasi yang homogeny.

Pengujian homogenitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Uji

Cquare dengan menetapkan signifikansi 5% (α = 0, 05). Interpretasi homogenitas

data dihitung berdasarkan Asymtotic Significance yang diperoleh. Jika Asymp Sig

> α 0,05 maka data dinyatakan homogen.

9
c. Uji Linearitas

Uji ini dipergunakan untuk mengetahui apakah regresi yang diperoleh

“berarti” apabila dipergunakan untuk membuat kesimpulan antar variabel yang

sedang dianalisis, pengujian lineartitas variabel bebas dengan variabel terikat

dilakukan dengan menggunakan One Way Anova program SPSS. Pengujian

lineritas menggunakan taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Interpretasi data

dilakukan dengan ketentuan jika F hitung F tabel maka variabel bebas dengan

variabel terikat tersebut mempunyai hubungan yang linear.

d. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinearitas

Multikoliniearitas merupakan situasi dimana terjadi korelasi berganda

yang sangat tinggi, jika salah satu dari variabel-variabel bebas berregresi terhadap

variabel bebas yang lain. Seperti dikatakan Rietvelt (2013 : 16). Multikolinieritas

memiliki arti adanya korelasi diantara dua atau lebih variabel bebas. Berarti jika

diantara variabel yang digunakan sama sekali tidak berkorelasi antara satu dengan

yang lain atau berkorelasi tetapi tidak lebih tinggi dari r, maka bisa dikatakan

tidak terjadi multikolinieritas. Uji asumsi multikolinieritas ini dilakukan dengan

cara menghitung nilai Variance Inflating Factor (VIF), apabila VIF lebih kecil

dari 5 maka berarti tidak terjadi multikolieritas (Santoso, 2014). Sementara itu

dalam referensi lain disebutkan nilai kritik untuk nilai VIF adalah 10.

10
2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain, jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau

tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Uji Glejer, yang

dilakukan dengan meregresikan nilai absolut residual yang diperoleh dari model

regresi sebagai variabel dependen terhadap variabel independen dalam model

regresi. Apabila nilai koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas dalam

model regresi ini tidak signifikan secara statistik, maka dapar disimpulkan tidak

terjadi heteroskedasitistas (Sumodiningrat, 2011).

e. Regresi Linier Berganda

Tujuan utama dalam penggunaan analisis itu adalah untuk meramalkan

atau memperkirakan nilai dari suatu variabel dalam hubungannya dengan variabel

yang lain. Dengan rumus sebagai berikut :

Ŷ = a + b1 X1 + b2 X2 +e

Dimana :

Y : Variabel Pemberdayaan Masyarakat Desa

a : Konstanta

X1 : Variabel Alokasi Dana Desa

11
X2 : Variabel Pengawasan

b1, b2, : Koefisien regresi

e : Residu

f. Koefisien Korelasi

Pada kasus di atas, untuk mengetahui keeratan pengaruh Alokasi Dana

Desa Dan Pengawasan dengan Pemberdayaan Masyarakat Desa digunakan

besaran yang akan dianalisis adalah korelasi (r). korelasi adalah salah satu teknik

statistik yang digunakan untuk mencari pengaruh dua variabel atau lebih. Dalam

hal ini tidak ditentukan variabel mana yang mempengaruhi variabel yang lainnya.

Nilai koefisien berkisar antara -1 dan 1. Semakin mendekati satu nilai absolute

koefisien korelasi maka pengaruh variabel tersebut semakin kuat sedangkan

semakin kecil (mendekati nol) nilai absolute koefisien korelasi maka pengaruh

antara variabel tersebut semakin lemah. Tanda positif atau negatif menunjukkan

arah hubungan.

Kuat dan lemahnya korelasi antara variabel tidak ada ukuran yang pasti,

ukuran korelasi diterjemahkan sebagai berikut :

a) 0,70 – 1,00 (baik positif atau minus) menunjukkan adanya derajat asosiasi

yang tinggi.

b) 0,40 - < 0,70 (baik positif atau minus) menunjukkan hubungan yang

substansial.

c) 0,20 – 0,40 (baik positif atau minus) menunjukkan adanya korelasi yang

rendah.

d) < 0,20 (baik positif atau minus) korelasi dapat diabaikan. Young (2012 : 317)

12
g. Koefisien Determinasi

Untuk mengambil seberapa jauh variabel bebas dapat menjelaskan

variabel terikat maka perlu diketahui nilai koefisien determinasi atau penentuan

R2 .

Nilai R2 ini berkisar antara 0 – 1, semakin mendekati 1 nilai R2 tersebut

berarti semakin besar variabel independen (X) mampu menerangkan variabel

dependent (Y). analisis terhadap nilai R-square (R2) ini digunakan untuk

mengetahui sejauh mana variabel bebas (X1 dan X2) dapat menerangkan

hubungan perubahan variabel terikat (Y). sifat-sifat R-square sangat dipengaruhi

oleh banyak variabel bebas dimana semakin banyak variabel bebas semakin besar

nilai R-square.

Metode statistika deskriftif digunakan untuk mengemukakan beberapa ciri

tertentu suatu data. Sasaran utama metode statistik deskriftif adalah untuk

mereduksi kumpulan data menjadi sesuatu yang lebih sederhana dan lebih mudah

dipahami tanpa kehilangan banyak informasi. Untuk menganalisis data deskriftif

tentang nilai indikator dan item pertanyaan setiap variabel, dipergunakan skala

penafsiran sebagai berikut :

Tabel 6
Skala Penafsiran Nilai Indikator

No Interval Nilai Penafsiran


1 0 < 1,00 Tidak Baik
2 1,00 < 2,00 Kurang Baik
3 2,00 < 3,00 Cukup Baik
4 3,00 < 4,00 Baik
5 4,00 - 5,00 Sangat Baik

13
Metode statistika inferensi terdiri atas prosedur-prosedur untuk menarik

kesimpulan tentang ciri-ciri suatu populasi berdasarkan informasi yang

terkandung di dalam contoh yang diambil dari populasi bersangkutan (Juanda,

2013 : 6). Aspek utama dari statistik dari data contoh untuk mengambil

kesimpulan tentang parameter populasi. Perlunya analisis inferensia karena kita

hanya mengamati data contoh. Statistik inferensial dalam penelitian ini

dipergunakan untuk :

a) Mengetahui hubungan-hubungan variabel X1, X2 , X3 dengan Y. untuk

mengetahu hubungan ini dipergunakan Analisis Korelasi Parsial dan Analisis

Korelasi Multipel.

b) Untuk mengetahui pengaruh X1, X2 , X3 terhadap Y dipergunakan analisis

regresi berganda.

Untuk mengetahui pengaruh satu variabel dengan yang lain, digunakan

analisis korelasi. Nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 dan 1 atau -1 ≤ ryx ≤ 1.

Penafsiran koefisien korelasi sesuai pendapat Sugiono (2010 : 216) adalah sebagai

berikut :

Tabel 7
Penafsiran Koefisien Korelasi
No Interval Nilai Penafsiran
1 0,00 < 1,999 Sangat Rendah
2 0,20 < 0,399 Rendah
3 0,40 < 0,599 Sedang
4 0,60 < 0,799 Kuat
5 0,80 -1,000 Sangat Kuat

Dalam menganalisis data ini digunakan analisis statistik deskriftif dan

analisis statistif inferensial.

14
G. Uji Hipotesis Statistik

1. Uji secara Simultan, digunakan Uji F

a. H0 : b1,b2,b3 = 0, artinya tidak ada pengaruh Alokasi Dana Desa Dan

Pengawasan secara bersama-sama Terhadap Pemberdayaan

Masyarakat Desa Di Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Banyuasin.

H1 : b1,b2,b3 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh Alokasi Dana Desa Dan

Pengawasan secara bersama-sama Terhadap Pemberdayaan

Masyarakat Desa Di Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Banyuasin.

b. Level of signifikan (α) = 0,05

c. Kriteria Pengujian :

- Terima H0, jika sig.F ≥ 0,05

- Tolak H0, jika sig.F < 0,05

d. Kesimpulan

2. Uji secara Parsial, digunakan uji t

a. Formulasi H0 dan H1

H0 : b1 = 0, artinya tidak ada pengaruh Alokasi Dana Desa Terhadap

Pemberdayaan Masyarakat Desa Di Kecamatan Tungkal Ilir

Kabupaten Banyuasin.

H1 : b1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh Alokasi Dana Desa Terhadap

Pemberdayaan Masyarakat Desa Di Kecamatan Tungkal Ilir

Kabupaten Banyuasin.

H0 : b2 = 0, artinya tidak ada pengaruh Pengawasan Terhadap

Pemberdayaan Masyarakat Desa Di Kecamatan Tungkal Ilir

Kabupaten Banyuasin.

15
H1 : b2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh Pengawasan Terhadap

Pemberdayaan Masyarakat Desa Di Kecamatan Tungkal Ilir

Kabupaten Banyuasin.

b. Level of signifikan (α) = 0,05

c. Kriteria pengujian :

- Terima H0, jika sig.t ≥ 0,05

- Tolak H0, jika sig.t < 0,05

d. Kesimpulan

16

Anda mungkin juga menyukai