METODE PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Banyuasin yang penelitian ini diharapkan dapat memberikan andil dan manfaat
Masyarakat Desa.
2. Waktu Penelitian
Tabel 2
Jadwal Penelitian
Bulan
No Kegiatan Desember Januari Februari Maret April
2019 2020 2020 2020 2020
1 Penyusunan
Proposal
2 Pengumpulan
Data Penelitian
3 Pengolahan Data
4 Uji coba
instrument
5 Analisa Data
6 Menulis Laporan
Penelitian
7 Bimbingan Tesis
8 Sidang Tesis
1
B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kades, Sekdes dan Ketua BPD dan
jumlah anggota BPD pada masing-masing desa yang ada di Kecamatan Tungkal
Ilir Kabupaten Banyuasin. Dalam penelitian ini jumlah populasi adalah 93 orang.
populasi.
Menurut Siswoyo (2004 : 149) apabila sama sekali tidak ada pengetahuan
tentang besarnya variance dari populasi. Dalam hal seperti ini cara terbaik adalah
cukup dengan mengambil persentase tertentu, katakanlah 5%, 10% atau 50% dari
seluruh populasi. Beberapa hal yang dapat dipakai sebagai petunjuk untuk
a. Bila pupulasi N besar, persentase yang kecil saja sudah dapat memenuhi
syarat.
Sejalan dengan pendapat tersebut diatas, maka dalam penelitian ini dengan
seluruh dari jumlah populasi yaitu sebanyak 93 orang dengan rincian 33 orang
2
C. Rancangan Penelitian
(2004 : 62) lebih lanjut menyatakan survey adalah sebuah teknik penelitian
bahwa informasi yang diharapkan diperoleh yakni tentang gejala pada saat
pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat sehingga hipotesis dapat teruji
Sesuai masalah dan tujuan penelitian, variabel peneltiian ini terdiri dari :
a. Definisi Konseptual
3
b. Defenisi Operasional
c. Kisi-Kisi Instrumen
Tabel 3
Kisi-Kisi Instrumen Variabel Pemberdayaan Masyarakat Desa
No. Item
No Dimensi Indikator
Pertanyaan
1 Kemampuan, 1. Pengetahuan 1–2
2. Keterampilan
2 Kepercayaan 1. Kesempatan berpartisipasi 3-4
2. Menghargai perbedaan
pendapat
3 Wewenang 1. Kesempatan kerjasama 5-6
2. Terlibat dalam pengambilan
keputusan
4 Tanggung jawaban 1. Berani mengambil keputusan 7-8
2. Bertanggung jawab atas
pekerjaan yang diberikan
Sumber : Sedarmayanti (2013 :73)
a. Definisi Konseptual
b. Definisi Operasional
c. Kisi-kisi Instrumen
4
Tabel 4
Kisi-Kisi Instrumen Variabel Alokasi Dana Desa
No. Item
No Dimensi Indikator
Pertanyaan
1 Efesiensi Kesesuaian 1–3
Pencapaian Tujuan
2 Efektifitas Tanggung jawab 4–7
Sesuai Kemampuan
3 Kecukupan Manfaat 8 – 10
Target
4 Perataan Merata 11 – 12
Keikutsertaan
5 Responsivitas Kesenjangan 13 – 15
Peran pendaping
6 Ketetapan Sesuai dengan petunjuk pelaksanaan 16 – 18
dan petunjuk teknis program
Berjalan dengan efektif
Sumber : Winarno (2015:230)
3. Pengawasan (X2)
a. Definisi Konseptual
sesuai dengan rencana atau dengan kata lain selaras dengan rencana.
b. Definisi Operasional
d. Kisi-kisi Instrumen
5
Tabel 5
Kisi-Kisi Instrumen Variabel Pengawasan
No. Item
No Dimensi Indikator
Pertanyaan
1 Pembinaan 1. Kemampuan memberikan 1-5
pemahaman atas visi, misi
dan tujuan
lembaga/organisasi.
2. Kemampuan menjelaskan
sesuatu permasalahan
3. Kemampuan memberikan
petunjuk yang berkaitan
dengan pelaksanaan
pekerjaan
2 Pemeriksaan 1. Kegiatan memeriksa laporan 6 - 10
aktivitas pelaksanaan
pekerjaan
2. Kegiatan inspeksi langsung
terhadap pekerjaan
3. Intensitas pemeriksaan
pelaksanaan kerja yang
berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan
3 Sarana Pengawasan 1. Pemanfaatan laporan 11 - 14
2. Pemanfaatan informasi
lainnya tentang pelaksanaan
pekerjaan
3. Pemanfaatan kontrol sosial
4 Tindakan Pembinaan 1. Pemberian sanksi terhadap 15 - 18
pelanggaran
2. Pemberian penghargaan
Sumber : Muchsan (2011:36)
E. Instrumen Penelitian
yang merupakan skala jenis ordinal dengan perkiraan nilai jawaban pada setiap
yaitu instrumen Alokasi Dana Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa yang
6
kemudian dikembangkan menjadi beberapa pertanyaan atau parameter yang akan
diukur. (Sangat Setuju (SS) = 5, Setuju (S) = 4, Kurang Setuju (KS) = 3, Tidak
Setuju (TS) = 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) = 1. Selanjutnya dari kuisioner-
1. Uji Validitas
dapat mengukur sesuatu yang ingin diukur, jika peneliti kuesioner dalam
pengumpulan data, kuisioner yang telah disusun harus dapat mengukur apa yang
ingin diukur. Setelah kuisioner disusun dan diuji validitasnya, didalam prakteknya
belum tentu data yang dikumpulkan adalah data yang valid. Uji validitas yang
diperlukan agar diperoleh instrument yang tepat untuk mengukur apa yang
skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor pertanyaan
yang dijawab oleh responden. Sebelum kuisioner digunakan untuk dua jenis
menggunakan rumus teknik korelasi item total Product Moment. Skor setiap
pertanyaan yang diuji validitasnya dikorelasikan dengan skor total seluruh item.
Kriteria pengujian instrumen dinyatakan valid jika rhitung > rtabel. Jika hasil
pengujian terasa item instrumen tidak valid, maka pertanyaan di drop (dibuang
2. Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2013 : 125) Bila alat ukur valid selanjutnya reliabilitas
alat ukur tersebut di uji reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan
7
konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama. Instrumen
sebaliknya. Berapa kesalahan pengukuran dapat diketahui dan nilai korelasi antara
hasil pengukuran pertama, kedua dan ketiga. Bila nilai korelasi (r) dikuadratkan
tinggi angka korelasi maka semakin besar nilai koefisien determinasi dan semakin
karakteristik data selain penyajian tabel dan grafik untuk mengetahui deskrifsi
data diperlukan ukuran yang lebih eksak. Dua ukuran penting yang sering dipakai
modus.
Selain kedua ukuran diatas, ukuran lain yang bisa dipakai adalah skweness
dan kurtosis untuk mengetahui kemiringan data. Untuk bentuk grafik, dianjurkan
8
pertanyaan/pernyataan. Analisis ini dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata
pertanyaan maka dapat diketahui dimensi dan indikator mana yang masih lemah
1) Uji Persyaratan
a. Uji Normalitas
nilai α = 0,05. Apabila Asymp Sig > α= 0,05 maka data dinyatakan normal.
b. Uji Homogenitas
perlu memastikan apakah data tersebut berasal dari populasi yang homogeny.
data dihitung berdasarkan Asymtotic Significance yang diperoleh. Jika Asymp Sig
9
c. Uji Linearitas
dilakukan dengan ketentuan jika F hitung F tabel maka variabel bebas dengan
1. Uji Multikolinearitas
yang sangat tinggi, jika salah satu dari variabel-variabel bebas berregresi terhadap
variabel bebas yang lain. Seperti dikatakan Rietvelt (2013 : 16). Multikolinieritas
memiliki arti adanya korelasi diantara dua atau lebih variabel bebas. Berarti jika
diantara variabel yang digunakan sama sekali tidak berkorelasi antara satu dengan
yang lain atau berkorelasi tetapi tidak lebih tinggi dari r, maka bisa dikatakan
cara menghitung nilai Variance Inflating Factor (VIF), apabila VIF lebih kecil
dari 5 maka berarti tidak terjadi multikolieritas (Santoso, 2014). Sementara itu
dalam referensi lain disebutkan nilai kritik untuk nilai VIF adalah 10.
10
2. Uji Heteroskedastisitas
pengamatan yang lain, jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
dilakukan dengan meregresikan nilai absolut residual yang diperoleh dari model
regresi. Apabila nilai koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas dalam
model regresi ini tidak signifikan secara statistik, maka dapar disimpulkan tidak
atau memperkirakan nilai dari suatu variabel dalam hubungannya dengan variabel
Ŷ = a + b1 X1 + b2 X2 +e
Dimana :
a : Konstanta
11
X2 : Variabel Pengawasan
e : Residu
f. Koefisien Korelasi
besaran yang akan dianalisis adalah korelasi (r). korelasi adalah salah satu teknik
statistik yang digunakan untuk mencari pengaruh dua variabel atau lebih. Dalam
hal ini tidak ditentukan variabel mana yang mempengaruhi variabel yang lainnya.
Nilai koefisien berkisar antara -1 dan 1. Semakin mendekati satu nilai absolute
semakin kecil (mendekati nol) nilai absolute koefisien korelasi maka pengaruh
antara variabel tersebut semakin lemah. Tanda positif atau negatif menunjukkan
arah hubungan.
Kuat dan lemahnya korelasi antara variabel tidak ada ukuran yang pasti,
a) 0,70 – 1,00 (baik positif atau minus) menunjukkan adanya derajat asosiasi
yang tinggi.
b) 0,40 - < 0,70 (baik positif atau minus) menunjukkan hubungan yang
substansial.
c) 0,20 – 0,40 (baik positif atau minus) menunjukkan adanya korelasi yang
rendah.
d) < 0,20 (baik positif atau minus) korelasi dapat diabaikan. Young (2012 : 317)
12
g. Koefisien Determinasi
variabel terikat maka perlu diketahui nilai koefisien determinasi atau penentuan
R2 .
dependent (Y). analisis terhadap nilai R-square (R2) ini digunakan untuk
mengetahui sejauh mana variabel bebas (X1 dan X2) dapat menerangkan
oleh banyak variabel bebas dimana semakin banyak variabel bebas semakin besar
nilai R-square.
tertentu suatu data. Sasaran utama metode statistik deskriftif adalah untuk
mereduksi kumpulan data menjadi sesuatu yang lebih sederhana dan lebih mudah
tentang nilai indikator dan item pertanyaan setiap variabel, dipergunakan skala
Tabel 6
Skala Penafsiran Nilai Indikator
13
Metode statistika inferensi terdiri atas prosedur-prosedur untuk menarik
2013 : 6). Aspek utama dari statistik dari data contoh untuk mengambil
dipergunakan untuk :
Korelasi Multipel.
regresi berganda.
analisis korelasi. Nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 dan 1 atau -1 ≤ ryx ≤ 1.
Penafsiran koefisien korelasi sesuai pendapat Sugiono (2010 : 216) adalah sebagai
berikut :
Tabel 7
Penafsiran Koefisien Korelasi
No Interval Nilai Penafsiran
1 0,00 < 1,999 Sangat Rendah
2 0,20 < 0,399 Rendah
3 0,40 < 0,599 Sedang
4 0,60 < 0,799 Kuat
5 0,80 -1,000 Sangat Kuat
14
G. Uji Hipotesis Statistik
c. Kriteria Pengujian :
d. Kesimpulan
a. Formulasi H0 dan H1
Kabupaten Banyuasin.
Kabupaten Banyuasin.
Kabupaten Banyuasin.
15
H1 : b2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh Pengawasan Terhadap
Kabupaten Banyuasin.
c. Kriteria pengujian :
d. Kesimpulan
16