Anda di halaman 1dari 15

JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN METHODIST eISSN : 2599-1175

Volume 4 No.1, 2020, 19-33 ISSN : 2599-0136


DOI: 10.46880/jsika.Vol4No1.pp19-33

PENGARUH BIAYA BAHAN BAKU, BIAYA TENAGA KERJA DAN BIAYA


OVERHEAD PABRIK TERHADAP OMSET PENJUALAN PABRIK
ROTI GEMBUNG KOTA RAJA KM. 3 BALIKPAPAN
KALIMANTAN TIMUR

Hermin Nainggolan, Siti Patimah

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan


herminnainggolan@stiebalikpapan.ac.id, sitipatimah@stiebalikpapan.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga
Kerja dan Biaya Overhead Pabrik secara simultan terhadap Omset Penjualan Pabrik Roti
Gembung Kota Raja Km.3 Balikpapan dan untuk mengetahui manakah di antara Biaya Bahan
Baku, Biaya Tenaga Kerja dan Biaya Overhead Pabrik secara parsial mempunyai pengaruh
dominan terhadap Omset Penjualan Pabrik Roti Gembung Kota Raja Km.3 Balikpapan. Variabel
yang digunakan adalah Omset Penjualan sebagai variabel dependen, sedangkan variabel
independen adalah Biaya Bahan Baku (X1), Biaya Tenaga Kerja (X2) dan Biaya Overhead Pabrik
(X3). Menggunakan model regresi linier berganda, metode asumsi klasik yaitu uji
multikolinearitas,uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi, serta tes hipotesis dengan
menggunakan uji F dan uji t. Berdasarkan hasil penelitian pada uji F diperoleh nilai Fhitung > Ftabel
(27,465 > 3,10) pada tingkat signifikansi 5% (0,000 < 0,05) , yang menunjukan bahwa Biaya
Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja dan Biaya Overhead Pabrik secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap Omset Penjualan. Pada uji t, Biaya Tenaga Kerja dan Biaya Overhead Pabrik
mempunyai nilai thitung lebih besar dibandingkan ttabel, dimana secara berurutan nilai thitung sebesar
2,397 > ttabel sebesar 2,086 dan nilai thitung sebesar 4,941 > ttabel sebesar 2,086 dengan taraf
signifikasi 5% (0,026 < 0,05) & (0,000 < 0,05), hal tersebut berarti variabel biaya tenaga kerja
dan biaya overhead pabrik secara parsial memiliki pengaruh dominan dan signifikan terahadap
omset penjualan Pabrik Pabrik Roti Gembung Kota Raja Km.3 Balikpapan.

Kata kunci : Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja, Biaya Overhead Pabrik dan Omset
Penjualan

PENDAHULUAN keterampilan, keahlian, manajemen, SDM,


UMKM memiliki kontribusi sebagai kewirausahaan, pemasaran dan keuangan.
penciptaan lapangan pekerjaan. Disamping Masalah mendasar UMKM yang paling
mengurangi tingkat pengangguran, UMKM menonjol adalah pengetahuan yang minim
juga memegang peranan sangat penting bagi tentang penggolongan biaya produksi bagi
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Peranan usahanya. Apabila ditinjau kembali,
tersebut, yaitu menyediakan lapangan penggolongan biaya produksi yang tepat
pekerjaan dan menghasilkan output yang dapat menjadi dasar perlindungan bagi
berguna bagi masyarakat, baik ditinjau dari pemilik dari kemungkinan kerugian.
segi jumlah usaha, segi penciptaan lapangan Untuk menghindari kerugian, pemilik
kerja, maupun dari segi pertumbuhan UMKM haru memperhitungkan pencapaian
ekonomi nasional. Omset sehingga mendapatkan keuntungan
UMKM yang tidak mampu bertahan yang dapat menutupi biaya produksi. Oleh
pada umumnya dikarenakan adanya karena itu, sangat penting memperhitungkan
beberapa kendala pada tingkat kemampuan, biaya produksi yang tepat sehingga dapat

19
Oktober 2020 Nainggolan & Patimah

menetapkan harga jual yang tepat pula, terhadapat omset penjualan Pabrik Roti
karena banyak pemilik UMKM menetapkan Gembung Kota Raja Km. 3 Balikpapan
harga jualnya berdasarkan perkiraan dari Kalimantan Timur.
keuntungan yang ingin di dapatkan atau Tulisan ini terdiri dari beberapa
berdasarkan harga yang ada di pasaran. bagian. Bagian pertama adalah pendahuluan
Biaya produksi terdiri dari biaya bahan yang diikuti oleh tinjauan pustaka pada
baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead bagian kedua. Bagian ketiga berisikan
pabrik. metodologi penelitian yang dilakukan.
Salah satu UMKM yang memiliki Selanjutnya bagian keempat
potensi untuk dikembangkan adalah industri mengungkapkan hasil dan pembahasan yang
roti. Pada saat ini, banyak sekali jenis roti kemudian disimpulkan dan saran pada
baik dari varian bentuk maupun varian rasa. bagian kelima.
Selain itu roti dapat di konsumsi dalam
berbagai kondisi konsumen baik untuk TINJAUAN PUSTAKA
makanan pokok maupun cemilan. Hal Penelitian Terdahulu
tersebut menjadikan roti sebagai salah satu Sebagai bahan pendukung dalam
makanan yang memiliki potensi tinggi untuk penelitian ini diperlukan adanya penelitian
berkembang pesat dijaman melenium yang terdahulu dengan satu tujuan bahwa hasil
serba praktis dan efisiensi. Industri roti dari pembahasan peneliti terdahulu akan
merupakan industri skala kecil yang dijadikan sebagai bahan kajian atau acuan
bergerak dalam bidang pembuatan Roti. oleh peneliti dalam rangka untuk
Industri UMKM ini salah satunya adalah memperoleh gambaran hasil penelitian,
Pabrik Roti Gembung Kota Raja Km. 3 pembahasannya yang dikhususkan pada
Balikpapapan Kalimantan Timur. penelitian yang meggunakan variabel
Berdasarkan uraian latar belakang serupa, terdapat beberapa penelitian
diatas, penulis tertarik untuk menganalisis terdahulu yaitu sebagai berikut :
hubungan antara Biaya Bahan Baku, Biaya Taopik Firmansyah dan Eris
Tenaga Kerja, Biaya Overhead Pabrik dan Darsawati (2016), dengan judul penelitian
Omset Penjualan Pabrik Roti Gembung “Pengaruh Biaya Tenaga Kerja Langsung
Kota Raja Km. 3 Balikpapan. Dengan dan Biaya Promosi Terhadap Tingkat Laba
demikian dalam penulisan ini penulis ingin Bersih Perusahaan Pada PD. Mochi
mengkaji lebih jauh lagi dengan mengambil Lampion Kaswari Periode 2012-2014”.
penelitian yang berjudul “Pengaruh Biaya Penelitian ini meneliti pengaruh debt to
Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja, Dan equity ratio, firm size, inventory turnover,
Biaya Overhead Pabrik Terhadap Omset dan assets turnover pada profitabilitas.
Penjualan Pabrik Roti Gembung Kota Raja penelitian ini adalah untuk membuktikan
Km. 3 Balikpapan Kalimantan Timur”. apakah benar peningkatan biaya tenaga kerja
langsung yang dikeluarkan PD. Mochi
Rumusan Masalah Kaswari membuat perusahaan unggul yang
Berdasarkan uraian latar belakang di akhirnya mempengaruhi laba bersih dan
atas, maka masalah yang dapat dirumuskan untuk mengetahui apakah biaya promosi
adalah sebagai berikut : yang dikeluarkan perusahaan mempengaruhi
1. Apakah pengaruh biaya bahan baku, laba bersih perusahaan. Hasil dari penelitian
biaya tenaga kerja, dan biaya overhead tersebut adalah terdapat pengaruh biaya
pabrik simultan terhadap tingkat tenaga kerja langsung terhadap laba bersih
pencapaian omset penjualan Pabrik Roti dengan hasil statistik dimana thitung sebesar
Gembung Kota Raja Km. 3 Balikpapan 8,900 lebih besar dari ttabel 2,034. Dan
Kalimantan Timur. didapat nilai signifikan 0,000 <0,005 maka
2. Manakah diantara biaya bahan baku, Ha diterima dan Ho ditolak; tidak terdapat
biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pengaruh biaya promosi terhadap laba bersih
pabrik yang berpengaruh secara parsial dibuktikan dengan hasil statistik dimana

20
Oktober 2020 Nainggolan & Patimah

thitung sebesar -0,904 lebih kecil dari ttabel bertujuan untuk mengetahui persentase
2,034, dan didapat nilai signifikan 0,372 > biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan
0,005 maka Ho diterima dan Ha ditolak. biaya overhead pabrik terhadap harga pokok
Siti Amanah (2017), dengan judul produksi PT .Indohamafish dan untuk
penelitian “Analisis Pengaruh Biaya Bahan mengetahui seberapa besar jumlah rasio
Baku, Biaya Tenaga Kerja Langsung dan (persentase) biaya bersama terhadap harga
Biaya Ovehead Pabrik Terhadap Penjualan pokok produksi pada PT. Indohamafish.
Produk di CV Surya Pustaka”. Penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
bertujuan Untuk menganalisis secara empiris PT. Indohamafish besar biaya bahan baku
biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan memberikan persentasenya terhadap harga
biaya overhead pabrik secara parsial dan pokok produksi selama tahun 2014 sebesar
simultan berpengaruh signifikan terhadap 41,09%, biaya tenaga kerja pada PT.
penjualan pada CV Surya Pustaka. Hasil Indohamafish terlihat persentasenya sebesar
dari penelitian tersebut adalah biaya bahan 14,50% , biaya overhead pabrik pada PT.
baku memiliki pengaruh positif dan Indohamafish memberikan persentasenya
signifikan terhadap penjualan. Hal tersebut terhadap harga pokok produksi sebesar
ditunjukksn dari nilai signifikansi biaya 44,41%. Dan jumlah rasio (persentase) biaya
bahan baku yaitu sebesar 0,000 lebih kecil bersama terhadap harga pokok produksi
dari 0,05 dengan nilai koefisien regresi yang pada PT. Indohamafish sebesar 13,30%
didapat bernilai positif sebesar 1,671; Biaya
tenaga kerja langsung memiliki pengaruh Landasan Teori
negatif dan signifikan terhadap Penjualan. Laporan Keuangan
Evi Fitrotun Najiah (2016), dengan Proses pencatatan, penggolongan,
judul penelitian “Pengaruh Faktor Jumlah peringkasan dan penyajian biaya, pembuatan
Produksi Dan Biaya Tenaga Kerja Terhadap dan penjualan produk atau jasa, dengan
Laba Usaha Telur Asin UD. Mardlotillah cara-cara tertentu, serta penafsiran
Salty Egg Desa Bambang Kecamatan Turi terhadapnya merupakan akuntansi biaya.
Kabupaten Lamongan”. Tujuan ini Dan objek kegiatan akuntansi biaya adalah
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh biaya. Pengendalian biaya harus
secara parsial dan pengaruh secara simultan dilakukakan dengan penentuan biaya yang
jumlah produksi dan biaya tenaga kerja seharusnya dikeluarkan untuk produksi satu
terhadap laba usaha telur asin UD. satuan produk. Berikut ini beberapa
Mardlotillah Salty Egg Desa Bambang Kec. pendapat yang dipaparkan oleh para ahli
Turi Kab. Lamongan. Selaian itu juga untuk mengenai defiisi biaya itu sendiri.
mengetahui variabel yang lebih dominan Menurut Raiborn (2011:34) “Biaya
berpengaruh. Berdasarkan hasil penelitian (cost) merefleksikan pengukuran moneter
yang diperoleh hubungan yang erat antara dari sumber daya yang dibelanjakan untuk
variabel jumlah produk (X1) dan biaya mendapatkan sebuah tujuan seperti membuat
tenaga kerja (X2) terhadap laba (Y) barang atau mengantarkan jasa.”.
menggunakan α = 0,025 dan jumlah produk Pengertian biaya menurut M. Nafarin
mempunyai korelasi besar, sehingga (2013: 56) “Biaya (cost) dapat diartikan
hipotesis pada UD. Mardlotillah Salty Egg dalam arti sempit dan luas. Biaya dalam arti
yang menyatakan bahwa variabel jumlah sempit hanya meliputi pengertian harga
produk (X1) mempunyai pengaruh paling pokok (cost), sedangkan biaya dalam arti
dominan dibandingkan dengan variabel luas meliputi pengertian harga pokok (cost)
biaya tenaga kerja (X2) terbukti. dan beban (expense).”
Yeni Ardianti (2015), dengan judul Menurut Mulyadi (2016: 8) ”Biaya
penelitian “Persentase Biaya Bahan Baku, didefinisikan sebagai berikut: “Dalam arti
Biaya Tenaga Kerja, Biaya Overhead Pabrik luas biaya adalah pengorbanan sumber
Terhadap Harga Pokok Produksi Pada PT. ekonomi, yang diukur dalam satuan uang,
Indohamafish Tahun 2014”. Penelitian ini

21
Oktober 2020 Nainggolan & Patimah

telah terjadi atau yang kemungkinan akan


terjadi untuk tujuan tertentu.”
Pengertian lainnya juga disebutkan Biaya Tenaga Kerja
oleh Purwanti (2013:19), menurutnya Perusahaan harus menyadari bahwa
“Biaya adalah kas dan setara kas yang unsur manusia dalam suatu perusahaan
dikorbankan untuk memproduksi atau (organisasi) dapat meningkatkan keunggulan
memperoleh barang atau jasa yang bersaing, membuat organisasi dapat
diharapkan akan memperoleh manfaat atau bertahan dan berhasil mencapai visi misi
keuntungan dimasa mendatang” perusahaan.
Dari definisi-definisi di atas dapat Menurut M. Nafarin (2013: 240)
diketahui biaya adalah sumber daya yang “Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah upah
dikorbankan dalam bentuk kas atau setara yang harus dibayar untuk tenaga kerja
kas yang telah terjadi atau kemungkinan langsung.”
terjadi untuk membeli barang atau jasa yang Menurut Mulyadi (2016: 319) “Biaya
diharapkan akan memberikan manfaat di tenaga kerja merupakan salah satu biaya
masa mendatang. konversi, disamping biaya overhead pabrik,
yang merupakan salah satu biaya untuk
Biaya Bahan Baku mengubah bahan baku menjadi produk jadi”.
Bahan baku merupakan bahan yang Menurut Dewi (2013: 27) “Biaya
membentuk bagian menyeluruh produk jadi. tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan
Bahan baku yang diolah dalam perusahaan sebagai akibat pemanfaatan tenaga kerja
dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor dalam melakukan produksi”.
atau dari pengolahan sendiri. Didalam Menurut Sodikin (2015: 22) “Tenaga
memperoleh bahan baku, perusahaan tidak kerja langsung adalah tenaga kerja yang
hanya mengeluarkan biaya sejumlah harga langsung menangani proses produksi”.
beli bahan baku saja, tetapi juga Dari definisi pakar-pakar tersebut
mengeuarkan biaya-biaya pembelian, dapat disimpulkan bahwa, biaya tenaga kerja
pergudangan dan biaya-biaya peroleha adalah upah atau gaji yang dibayarkan
lainnya. Berikut ini beberapa definisi dari kepada setiap orang yang bekerja di suatu
biaya bahan baku. perusahaan atau organisasi
Menurut Raiborn (2011: 50) “Biaya
bahan baku adalah segala bagian dari sebuah Biaya Overhead Pabrik
produk yang siap dan dapat diidentifikasi.” Selain biaya Bahan baku dan biaya
Menurut M. Nafarin (2013: 220) tenaga kerja, terdapat juga biaya overhead
“Biaya bahan baku adalah bahan baku yang pabrik yang sangat penting untuk
dipakai untuk membuat produk dalam diperhatikan, biaya overhead pabrik
satuan uang.”. seringkali diremehkan dan dianggap tidak
Menurut Mulyadi (2016: 275) “Biaya berpengaruh signifikan terhapat tingkat
bahan baku adalah bahan yang membentuk pendapatan omset suatu perusahaan,
bagian menyeluruh produk jadi.” sedangkan pada kenyataannya biaya
Menurut Sodikin (2015: 22) overhead pabrik sangat penting dihitung dan
menyebutkan “Bahan baku adalah bahan di tentukan agar terhindar dari kerugian
yang digunakan untuk membuat produk akibat kesalahan perhitungan biaya produksi
selesai. Bahan baku dapat diindentifikasi ke suatu produk.
produk dan merupakan bagian intergral dari Menurut M. Nafarin (2013: 65) “Biaya
produk tersebut”. overhead pabrik adalah seluruh biaya pabrik,
Dari definisi diatas dapat disimpulkan terkecuali biaya bahan baku dan biaya
bahwa biaya bahan baku adalah biaya yang tenaga kerja langsung, baik metode harga
digunakan dalam penyediaan bahan baku pokok proses maupun harga pokok
yang akan dipakai untuk membuat produk pesanan.”
dalam satuan uang.

22
Oktober 2020 Nainggolan & Patimah

Menurut Mulyadi (2016: 319) “Biaya


overhead pabrik adalah biaya produksi
selain biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung.” Biaya Bahan
Menurut Sodikin (2015: 22) “Biaya- Baku (X1)
biaya selain bahan baku dan tenaga kerja
langsung yang diperlukan memproduksi
Omset
barang disebut biaya overhead pabrik.” Biaya Tenaga
Kerja (X2) Penjualan (Y)
Menurut Krismiaji (2011: 19) “Biaya
overhead pabrik. Biaya ini merupakan
elemen ketiga dari biaya manufaktur, dan
mencakup seluruh biaya produksi tidak Biaya
langsung”. Overhead
Dari pengertian diatas dapat Pabrik (X3)
disimpulkan bahwa biaya overhead pabrik
adalah biaya diluar dari biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah maka
Omset Penjulan dapat ditarik hipotesis sementara sebagai
Omset penjualan selalu dilekatkan berikut:
dengan istilah pendapatan kotor, atau laba 1. Diduga biaya bahan baku, biaya tenaga
kotor. Hal ini karena uang yang diperoleh kerja dan biaya overhead pabrik
masih belum dikurangi dengan harga pokok berpengaruh simultan tehadap omset
produksi dan biaya-biaya operasional penjualan Pabrik Roti Gembung Kota
perusahaan lainnya. Dan berikut beberapa Raja Km.3 Balikpapan Kalimantan
definisi dari omset penjualan. Timur.
Menurut Sodikin (2015: 102) “Laba 2. Diduga biaya bahan baku berpengaruh
Kotor (contribution margin) merupakan secara parsial terhadap omset penjualan
selisih antara hasil penjualan dan seluruh Pabrik Roti Gembung Kota Raja Km. 3
komponen beban variabel (produksi, Balikpapan Kalimantan Timur.
administrasi, dan penjualan). Margin
kontribusi positif menunjukkan bahwa hasil METODOLOGI PENELITIAN
penjualan dapat digunakan untuk menutup Definisi Operasional Variabel
beban tetap. Apabila margin kontribusi Sesuai dengan penelitian yang
melebihi jumlah beban tetap total, maka dilakukan mengenai faktor-faktor yang
kelebihannya merupakan laba.” mempengaruhi profitabilitas maka terdapat
Dari definisi tersebut dapat empat variabel yang akan dianalisi yaitu:
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan 1. Biaya Bahan Baku (X1)
omset penjualan adalah jumlah uang yang Bahan Baku adalah bahan yang dapat
diterima dari hasil suatu masa jual, uang ditelusuri ke barang atau jasa yang
yang didapatkan tersebut belum dikurangi sedang diproduksi. Biaya bahan ini dapat
harga pokok produksi dan biaya-biaya langsung dibebankan ke produk karena
operasional perusahaan. pengamatan fisik dapat digunakan untuk
mengukur kuantitas yang dikonsumsi
Kerangka Berpikir oleh setiap produk. Misalnya: tepung
Sebagai gambaran dalam penyelesaian terigu, gula pasir, ragi instan, soda kue,
masalah maka diperlukan adanya kerangka telor, santan, susu cair, margarin, garam,
teoritik yang terperinci, agar penelitian ini selai (durian, keju, dan cokelat).
akan lebih terarah. 2. Biaya Tenaga Kerja (X2)
Adapun kerangka teoritik tersebut Tenaga kerja adalah manusia yang
dapat digambarkan sebagai berikut: mampu melakukan suatu pekerjaan.

23
Oktober 2020 Nainggolan & Patimah

Biaya tenaga kerja merupakan harga Sumber data dalam penelitian ini
yang dbebankan untuk penggunaan berasal dari Pabrik Roti Gembung Kota Raja
tenaga kerja manusia tersebut. Dalam Km.3 Balikpapan dan jenis data pada
hubungannya dengan produk, tenaga penelitian ini adalah data sekunder, yang
kerja dibagi menjadi: tenaga kerja berarti data yang telah diolah. Data yang
langsung dan tenaga kerja tak langsung. digunakan dalam penelitian ini adalah data
Tenaga kerja langsung adalah semua laporan Biaya Bahan Baku, Baya Tenaga
karyawan yang secara langsung ikut Kerja, Biaya Overhead Pabrik dan Omset
serta memproduksi produk jadi, yang Pebjualan dari Januari 2017 – Desember
jasanya dapat diusut secara langsung 2018
pada produk dan upahnya merupakan
bagian yang besar dalam memproduksi Teknik Pengumpulan Data
produk. Misalnya upah yang dibayarkan Teknik pengumpulan data adalah cara-
kepada karyawan dalam pembuatan roti cara yang digunakan oleh peneliti untuk
dari bentuk adonan hingga menjadi roti mengumpulkan data. Keberhasilan
siap jual. pengumpulan data sangat dipengaruhi oleh
3. Biaya Overhead Pabrik (X3) teknik pengumpulan data yang digunakan.
Biaya overhead pabrik disebut biaya Data yang terkumpul akan digunakan
tidak langsung (indirect costs) karena sebagai bahan analisis dan pengujian
perilakunya sulit ditelusuri terhadap hipotesis yang telah ditetapkan.
aktivitas produksi, sifat biaya ini semi
variabel atau sebagian biaya variabel dan Metode Analisis Data
sebagian yang lainnya biaya tetap. Metode analisis data adalah hal yang
4. Omset Penjualan (Y) terpenting dalam sebuah penelitian. Tanpa
Omset penjualan adalah kegiatan bisnis adanya analisis data, maka kesahihan sebuah
berupa total barang atau jasa baik tunai penelitian masih diragukan. Karena dengan
maupun kredit dalam bentuk jumlah analisis datalah penelitian itu akan
pendapatan yang diterima dari hasil jual. menghasilkan hasil penelitian yang akurat.
Namun pendapatan tersebut belum Menentukan metode analisis data dalam
dikurangi harga pokok produksi dan sebuah penelitian adalah suatu hal yang
biaya-biaya lainnya. Untuk omset wajib. Dalam penelitian ini penulis
penjualan Pabrik Roti Gembung Kota menggunakan analisis regresi linier
Raja Km.3 Balikpapan telah direkap berganda.
setiap bulannya.
Analisis Regresi Linier Berganda
Populasi dan Sampel Digunakan untuk mengetahui besarnya
Dalam penelitian ini yang menjadi hubungan dan pengaruh antara current ratio
objek penelitian adalah Pabrik Roti (X1), debt to equity ratio (X2) dan total
Gembung Kota Raja Km.3 Balikpapan, assets turnover (X3) terhadap net profit
dimana keseluruhan unsur yang ada di margin (Y). Dapat dirumuskan sebagai
dalam perusahaan dan terkait dengan berikut :
permasalahan yang akan diteliti merupakan Y = a + βX1 + βX2 + βX3 + βX4 + e
populasi yang dijadikan objek penelitian. Keterangan :
Yang menjadi sample penelitian ini adalah Y = Net Profit Margin
laporan Biaya Bahan Baku, Baya Tenaga a = Konstanta
Kerja, Biaya Overhead Pabrik dan Omset βX = Koefisien Regresi
Pebjualan dari Januari 2017 – Desember X1 = Current Ratio
2018. X2 = Debt to Equity Ratio
X3 = Total Assets Turnover
Sumber dan Jenis Data e = Error term, nilai kesalahan
observasi disamakan nol

24
Oktober 2020 Nainggolan & Patimah

Adapun kriteria pengujian hipotesis c. Kriteria pengambilan keputusan dalam


adalah Ho ditolak jika sig t < a (0,05) dan uji – f dengan tingkat signifikan 5% (α =
tanda koefisien regresi bernilai positif 0,05) yaitu:
seperti yang diprediksi. Dari hasil regresi - Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel atau Sig < α
akan diperoleh koefisien R square (R2). - Terima H0 jika Fhitung < Ftabel atau Sig > α
Koefisien R2 menunjukkan seberapa besar d. Kriteria Pengujian
kemampuan model dalam menjelaskan Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan
variasi variabel terikat. Semakin besar R2 Ha diterima. Artinya variabel-variabel
semakin baik model tersebut dalam independen secara simultan berpengaruh
menjelaskan variasi variabel, artinya nyata terhadap variabel dependen.
semakin dekat nilai R2 dengan satu maka Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan
semakin tepat atau cocok model yang Ha ditolak. Artinya variabel-variabel
dipakai. Adapun teknik yang dipakai dengan independen secara simultan tidak
bantuan komputer menggunakan program berpengaruh nyata terhadap variabel
software SPSS. Dari koefisien determinasi dependen.
(R2) menunjukkan seberapa besar
kemampuan model dalam menjelaskan Uji Parsial (uji-t)
variasi variabel independen, semakin besar Uji – t digunakan untuk menguji
nilai koefisien determinasi (R2) semakin pengaruh variabel independen secara parsial
baik model tersebut dalam menjelaskan terhadap variabel net profit margin pada PT.
variasi variabel. Globalindo Intiperkasa Saranatama dengan
hipotesis :
Pengujian Hipotesis a. H0 : b1 = 0, artinya tidak terdapat
Penelitian ini menguji hipotesis- pengaruh yang signifikan secara parsial
hipotesis dengan menggunakan metode dari seluruh variabel terhadap variabel
analisis regresi linear berganda. Metode ini Y.
menghubungkan satu variabel dependen Ha : b1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh
dengan beberapa variabel independen dalam yang signifikan secara parsial dari
suatu model prediktif tunggal. Adapun untuk seluruh variabel terhadap variabel Y.
menguji signifikan tidaknya hipotesis b. ttabel ditentukan dengan ∝ = 5%, df (k-1)
tersebut digunakan uji parsial (uji-t), uji dan (n-k).
simultan (uji-f), dan uji asumsi klasik. c. thitung dicari dengan rumus :
b₁
Uji Simultan (uji-F) thitung = ------
Untuk menguji hipotesis yang S b₁
diajukan, maka digunakan uji – F. Uji – F Dimana :
atau uji ragam (Anova) yang digunakan b1 = Koefisien Regresi Berganda
untuk mengetahui apakah variabel S b1 = Jumlah Variabel Bebas
independen secara bersama-sama d. Kriteria Pengujian
berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha
Dengan hipotesis dirumuskan sebagai diterima. Artinya variabel-variabel
berikut : independen secara parsial berpengaruh
a. H0 : X1,X2,X3, = 0, artinya variabel nyata terhadap variabel dependen.
current ratio, debt to equity ratio, dan Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan
total assets turnover tidak berpengaruh Ha ditolak. Artinya variabel-variabel
signifikan terhadap net profit margin independen secara parsial tidak
b. H0 : X1,X2,X3 ≠ 0, artinya variabel berpengaruh nyata terhadap variabel
current ratio, debt to equity ratio, dan dependen.
total assets turnover berpengaruh
signifikan terhadap net profit margin Uji Asumsi Klasik

25
Oktober 2020 Nainggolan & Patimah

Penggunaan model analisis regresi kemungkinan terjadinya gejala tersebut


linear berganda terikat dengan sejumlah adalah dengan melihat pada grafik dimana
asumsi dan harus memenuhi asumsi-asumsi sumbu X dan Y yang telah diprediksi dan
klasik yang mendasari model tersebut. sumbu X adalah residual yang telah di
Pengujian asumsi yang harus dipenuhi agar standarized. Jika ada pola tertentu seperti
persamaan regresi dapat digunakan dengan titik-titik (point-point) yang ada membentuk
baik (uji persyaratan analisis) sebagai suatu pola tertentu yang teratur
berikut: (bergelombang, melebar kemudian
menyempit) maka telah terjadi
Uji Multikoliniearitas heteroskedastisitas atau dideteksi dengan
Menurut Danang Sunyoto (2013:87) metode Park. Dari hasil pengujian Park
menyatakan bahwa salah satu asumsi model tersebut dapat diketahui apabila β ternyata
regresi linier adalah tidak terdapat korelasi secara statistik signifikan, maka hal ini
yang sempurna atau korelasi tidak menunjukkan kehadiran situasi
sempurna. Multikoliniearitas merupakan heteroskedastisitas dalam data yang
pengujian untuk mengetahui apakah variabel digunakan.
independen dalam persamaan regresi
tersebut tidak saling berkolerasi. Mendeteksi Uji Autokorelasi
adanya multikoliniearitas dilakukan dengan Menurut Danang Sunyoto (2013:97)
melihat nilai VIF (Variance Inflation persamaan regresi yang baik adalah yang
Factor). tidak memiliki masalah autokorelasi, jika
Ukuran ini menunjukkan setiap terjadi autokorelasi maka persamaan
variabel bebas manakah yang dijelaskan tersebut menjadi tidak baik atau tidak layak
oleh variabel bebas lainnya. Dalam dipakai prediksi. Masalah autokorelasi baru
pengertian sederhana setiap variabel bebas timbul jika ada korelasi secara linier antara
menjadi variabel terikat dan direges kesalahan pengganggu periode t (berada)
terhadap variabel bebas lainnya. Bila nilai dengan kesalahan pengganggu periode t-1
VIF > 5 berarti terjadi multikoliniearitas dan (sebelumnya). Dengan demikian dapat
sebaliknya bila nilai VIF < 5 berarti tidak dikatakan bahwa uji asumsi klasik
terjadi multikoliniearitas. autokorelasi dilakukan untuk data time
series atau data yang mempunyai seri waktu.
Uji Heteroskedastisitas
Menurut Danang Sunyoto (2013:90) HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam persamaan regresi berganda perlu Hasil Analisis Data
juga diuji mengenai sama atau tidak varian Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Linear
dari residual dari observasi yang satu dengan Berganda
observasi yang lain. Jika residualnya
mempunyai varian yang sama disebut terjadi
homoskedastisitas dan jika variansinya tidak Unstandardized
sama atau berbeda disebut terjadi Model Coefficients
heteroskedastisitas. Persamaan yang baik B Std. Error
jika tidak terjadi heteroskedastisitas. Asumsi (Constant) .234 .056
klasik mengatakan bahwa model tidak boleh Current Ratio .019 .009
terjadi heteroskedastisitas. Gejala Debt to Equity
heteroskedastisitas terjadi sebagai akibat 1 -.047 .017
Ratio
dari adanya ketidaksamaan varians residual Total Assets
dari satu pengamatan ke pengamatan yang -.061 .012
Turnover
lain. Jika varians residualnya berbeda maka Sumber : Data diolah dari SPSS versi 25,0
terjadi heteroskedastisitas. Model regresi
yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi

26
Oktober 2020 Nainggolan & Patimah

Berdasarkan hasil analisis yang Ukuran statistik yang dapat


disajikan pada tabel diatas, maka diperoleh menggambarkan derajat hubungan antara
persamaan regresi berganda sebagai berikut: suatu variabel dengan variabel lain
Y = 0,234 + 0,019X1 – 0,047X2 – dinamakan istilah koefisien korelasi (R) dan
0,061X3 + e koefisien determinasi (R2) adalah kuadrat
Dari persamaan regresi berganda di dari koefisien korelasi atau dengan simbol
atas dapat didefinisikan sebagai berikut: R2, koefisien R2 dinyatakan dengan
1. Nilai Konstanta a = 0,234 presentase dan digunakan untuk menentukan
Koefisien konstanta (a) sebesar 0,234 besarnya kontribusi X terhadap
yang artinya apabila nilai variabel current naik/turunnya variabel Y.
ratio, debt to equity ratio dan total assets Tabel 4.6 Hasil Koefisien Korelasi (R)
turnover bernilai (0) maka nilai variabel dan Koefisien Determinasi (R2)
terikat net profit margin sebesar 0,234.
2. Nilai b1 = 0,019 ANOVAa
Nilai koefisien untuk variabel current Sum of Mean
ratio (X1) sebesar 0,019. Hal ini Model Squares Df Square F Sig.
mengandung arti bahwa setiap kenaikan 1 Regression .098 3 .033 19.176 .002b
current ratio satu kali maka variabel net Residual .010 6 .002
profit margin akan naik sebanyak 0,019 Total .108 9
kali dengan asumsi bahwa variabel debt
to equity ratio dan total assets turnover Sumber : Data diolah dari SPSS versi 25,0
dari model regresi adalah tetap. Berdasarkan besarnya multiple R =
3. Nilai b2 = -0,047 0,952 atau 95,2% menunjukkan bahwa
Nilai koefisien untuk variabel debt to hubungan current ratio (X1), debt to equity
equity ratio (X2) sebesar . Hal ini ratio (X2) dan total assets turnover (X3)
mengandung arti bahwa setiap penurunan secara bersama-sama (simultan) mempunyai
debt to equity ratio satu kali maka pengaruh terhadap net profit margin (Y)
variabel net profit margin akan turun pada PT. Globalindo Intiperkasa
sebanyak -0,047 kali dengan asumsi Saranatama.
bahwa variabel current ratio dan total Sedangkan nilai R2 = 0,858 atau
assets turnover dari model regresi adalah 85,8% menjelaskan bahwa secara bersama-
tetap. sama current ratio (X1), debt to equity ratio
4. Nilai b3 = -0,061 (X2) dan total assets turnover (X3) memiliki
Nilai koefisien untuk variabel total assets pengaruh sebesar 85,8% terhadap variasi
turnover (X3) sebesar -0,061. Hal ini naik turunnya net profit margin (Y) pada
mengandung arti bahwa setiap penurunan PT. Globalindo Intiperkasa Saranatama dan
total assets turnover satu kali maka sisanya sebesar 14,2% dipengaruhi oleh
variabel net profit margin akan turun faktor-faktor eksternal yang tidak diketahui.
sebanyak -0,061 kali dengan asumsi 2. Hipotesis Secara Simultan (Uji-F)
bahwa variabel current ratio dan debt to Pengujian hipotesis secara simultan
equity ratio dari model regresi adalah dilakukan dengan menggunakan uji statistik
tetap. F. Hal ini dilakukan untuk membuktikan ada
Dari hasil persamaan diatas, dengan tidaknya hubungan linear antara variabel
tingkat keyakinan yang digunakan adalah independen (X) secara simultan terhadap
95% dan tarif kesalahan 5% selanjutnya variabel dependen (Y)
akan dilakukan beberapa pengujian lainnya Tabel 4.7
sebagai berikut.

Pengujian Hipotesis
1. Koefisien Korelasi (R) dan
Koefisien Determinasi (R2)

27
Oktober 2020 Nainggolan & Patimah

Std.
Error of
Berdasarkan tabel ANOVA diatas a. Dependent Variable:
R Net Profit Margin
Adjuste the
dapat kita lakukan pengujian uji-F, yaitu Mode Squar d R Estimat
b. Predictors: (Constant), Total Assets Turnover, Debt
dengan cara sebagai berikut: to lEquity R e
Ratio, Current Square
Ratio e
a. Merumuskan hipotesis 1 .952 0,906 0,858 0,04119
Sumber : Data diolah dari SPSS versi 25,0
Ho : b1,b2,b3 = 0, artinya variabel a

independen (X1,X2,X3) secara bersama- diperoleh thitung X1 sebesar 1,978, thitung


sama tidak berpengaruh terhadap X2 sebesar -2,805, thitung X3 sebesar -
variabel dependen (Y). 5,088.
Ha : b1,b2,b3 ≠ 0, artinya variabel d. Menentukan ttabel
independen (X1,X2,X3) secara bersama- Berdasarkan daftar tabel t didapat t0,05
sama berpengaruh terhadap variabel (2,447).
dependen (Y). e. Kriteria pengujian
b. Menentukan tingkat signifikansi Jika thitung < ttabel, Ho diterima.
Tingkat signifikansi menggunakan α = Jika thitung > ttabel, Ho ditolak.
5% (0,05) Nilai thitung X1 sebesar 1,978
c. Menentukan Fhitung dibandingkan dengan nilai ttabel 2,447. Oleh
Berdasarkan tabel perhitungan karena thitung < ttabel = 1,978 < 2,447 maka
menggunakan SPSS 25,0 diatas Ho diterima atau secara parsial variable
diperoleh Fhitung sebesar 19,176. Current Ratio (CR) tidak berpengaruh
d. Menentukan Ftabel signifikan terhadap variabel Net Profit
Berdasarkan daftar tabel F didapat F0,05 Margin (NPM). Nilai thitung X2 sebesar -
(4,76) 2,805 dibandingkan dengan nilai ttabel 2,447.
e. Kriteria pengujian Oleh karena thitung < ttabel = -2,805 < 2,447
Jika Fhitung > Ftabel, Ho ditolak maka Ho diterima atau secara parsial
Jika Fhitung < Ftabel, Ho diterima variabel Debt to Equity Ratio (DER)
Jelas bahwa hasil pengujian signifikan, berpengaruh signifikan terhadap variabel
sehingga hipotesis ditolak. Net Profit Margin (NPM). Nilai thitung X3
sebesar -5,088 dibandingkan dengan nilai
Uji Parsial (Uji-t) ttabel 2,447. Oleh karena thitung < ttabel = -5,088
Uji t dilakukan untuk mengetahui < 2,447 maka Ho diterima atau secara
tingkat signifikansi pengaruh variabel parsial variabel Total Assets Turnover
independen secara individu (parsial) (TATO) berpengaruh signifikan terhadap
terhadap variabel dependen. Yaitu dapat variabel Net Profit Margin (NPM).
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Merumuskan hipotesis Hasil Pengujian Asumsi Klasik
Ho : b1,b2,b3 = 0, artinya variabel Uji Multikolinearitas
independen (X1,X2,X3) secara parsial Untuk mengetahui ada tidaknya gejala
tidak berpengaruh terhadap variabel multikolinearitas pada model regresi linear
dependen (Y). berganda yang diajukan, dapat dideteksi
Ha : b1,b2,b3 ≠ 0, artinya variabel dengan melihat pada Variance Inflation
independen (X1,X2,X3) secara parsial Factor (VIF) masing-masing variabel bebas
berpengaruh terhadap variabel dependen terhadap variabel terikat net profit margin
(Y). pada PT. Globalindo Intiperkasa
b. Menentukan tingkat signifikansi Saranatama. Apabila nilai VIF melebihi
Tingkat signifikansi menggunakan α = angka 5 dan nilai Tolerance kurang dari 0,1
5% (0,05) maka hal tersebut menunjukkan adanya
c. Menentukan thitung multikolinearitas. Hal tersebut dapat
Berdasarkan tabel perhitungan diketahui pada tabel.
menggunakan SPSS 25,0 diatas

28
Oktober 2020 Nainggolan & Patimah

terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4.8 Variance Inflation Factor

Collinearity
Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Current Ratio .738 1.356 Gambar 4.1 Scatterplot
Debt to Equity .883 1.132
Ratio Dari scatterplot diatas dapat diketahui
Total Assets .747 1.340 bahwa titik-titik menyebar dengan pola yang
Turnover tidak jelas diatas dan dibawah angka 0 pada
Dari tabel 4.8 pada Variance Inflation sumbu Y maka pada model regresi tidak
Factor (VIF) masing-masing variabel bebas terjadi masalah heteroskedastisitas.
current ratio terhadap variabel terikat net Untuk memperkuat hasil pengujian
profit margin dengan nilai 1,356 < 5, debt to heteroskedastisitas, maka ditambahkan tabel
equity ratio dengan nilai 1,132 < 5, total berikut ini :
assets turnover dengan nilai 1,340 < 5 dan Tabel 4.9
nilai Tolerance lebih dari 0,1 menunjukkan
tidak terjadi gejala multikolinearitas. Pengujian Metode Park
Uji Heteroskedastisitas Std.
Untuk mendeteksi ada tidaknya Minimum Maximum Mean Deviation N
Predicted -0,0056 0,2740 0,1320 0,10413 10
heteroskedastisitas dengan melihat titik-titik Value
pada scatterplots regresi. Jika titik-titik Residual -0,04363 0,05052 0,00000 0,03363 10
Std. -1,321 1,364 0,000 1,000 10
menyebar dengan pola yang tidak jelas Predicted
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y Value
Std. -1,059 1,227 0,000 0,816 10
maka tidak terjadi masalah Residual
heteroskedastisitas. a. Dependent Variable: Net Profit Margin
Sumber : Data diolah dari SPSS versi 25,0
Uji heteroskedastisitas dalam regresi
Berdasarkan tabel diatas maka dapat
ini menggunakan scatterplot dengan
dilihat nilai mean dibawah nol atau yang
menggunakan bantuan software statistic
artinya tidak terjadi heteroskedastisitas.
SPSS (Statistical Product and Service
Solution) versi 25,0 for windows.
Uji Autokorelasi
Scatterplot sendiri merupakan sebuah grafik
Autokorelasi digunakan untuk menguji
yang diplot poin atau titik yang
apakah dalam sebuah model regresi linear
menunjukkan hubungan antara dua pasang
ada korelasi antara kesalahan pengganggu
data.
pada periode t dengan kesalahan pada
Uji heteroskedastisitas dapat juga
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
dideteksi dengan menggunakan uji
korelasi, maka dinamakan ada masalah
standardized residual. Jika mean
autokorelasi.
standardized residual mendekati 0 (nol),
Menurut Danang Sunyoto (2013:97)
maka varian residu berdistribusi normal
persamaan regresi yang baik adalah yang
(homoskedastisitas) yang berarti tidak
tidak memiliki masalah autokorelasi.
Sebagai patokan secara umum:
1. Jika d < dl, berarti terdapat autokorelasi
positif

29
Oktober 2020 Nainggolan & Patimah

2. Jika d > (4 – dl), berarti terdapat sebesar 80,5% sedangkan sisanya


autokorelasi negatif dipengaruhi oleh faktor lain.
3. Jika du < d < (4 – dl), berarti tidak terdapat
autokorelasi b. Uji Simultan (Uji F)
4. Jika dl < d < du atau (4 – du), berarti tidak Untuk menguji hipotesis pertama,
dapat disimpulkan yaitu untuk menguji ada atau tidaknya
pengaruh biaya bahan baku (X1), biaya
Berikut ini adalah tabel daerah pengujian tenaga kerja (X2), dan biaya overhead
Durbin Watson : pabrik (X3) secara simultan terhadap
omset penjualan Pabrik Roti Gembung Kota
Raja Km.3 maka dilakukan pengujian
dengan menggunakan uji F pada tabel
ANOVA dapat diketahui bahwa nilai Fhitung
sebesar 27,465 dengan tingkat signifikasi
0,000. Sedangkan nilai Ftabel sebesar 3,10.
Dari pengujian hipotesis pertama dapat
dibandingkan Fhitung sebesar 27,465 dengan
Ftabel sebesar 3,10 yang berarti Fhitung>Ftabel
Nilai DW sebesar 1,668, nilai ini akan dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05,
dibandingkan dengan nilai tabel yang maka dapat disimpulkan bahwa biaya bahan
menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah baku (X1), biaya tenaga kerja (X2), dan
sampel 10 (n) dan jumlah variabel biaya overhead pabrik (X3) secara simultan
independen 3 (k=3) maka dari tabel Durbin berpengaruh terhadap omset penj ualan
Watson diperoleh nilai batas bawah (dL) = Pabrik Roti Gembung Kota Raja Km.3
0,525 dan nilai batas atas (dU) = 2,016. Oleh Dengan begitu hipotesis pertama yang
karena dL < d < dU atau (4 - dU)= 0,525 < diajukan penulis dapat diterima
1,668 < 2,016 atau (1,984) sehingga pada kebenarannya.
penelitian ini tidak ada kesimpulan.
c. Uji Parsial ( Uji t )
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pengujian hipotesis kedua adalah
a. Uji koefisien Korelasi dan Determinasi dengan melakukan uji t pada masing-masing
(R2) variabel untuk mengetahui pengaruh
Nilai (R2) terletak di antara 0 sampai masing-masing variabel biaya bahan baku
dengan 1 atau (0 ≤ R2≤ ). Nilai (R2) yang (X1), biaya tenaga kerja (X2), dan biaya
kecil berarti kemampuan variabel-variabel overhead pabrik (X3) secara parsial terhadap
independen dalam menjelaskan variabel- variabel omset penjualan (Y) pada Pabrik
variabel dependen yang terbatas. Nilai yang Roti Gembung Kota Raja Km.3. Dengan
mendekati satu berarti variabel-variabel hasil sebagai berikut:
independen memberikan hampir semua A. Pengaruh Biaya Bahan Baku terhadap
informasi yang dibutuhkan untuk Omset Penjualan
memprediksi variasi variabel-variabel Variabel biaya bahan baku (X1) pada
dependen. Selain itu, koefisien determinasi tabel coefficientsmempunyai nilai thitung
(R2) dapat dipergunakan untuk mengetahui sebesar 1,152 < ttabel sebesar 2,086 dengan
besarnya perubahan variabel terikat (Y) tingkat signifikasi 0,263 > 0,05. Maka
yang disebabkan oleh variabel bebas (X). kesimpulan yang dapat diambil adalah biaya
Nilai (R2) pada penelitian ini sebesar 0,805. bahan baku (X1), secara parsial tidak
Hal ini berarti pengaruh variabel independen berpengaruh terhadap omset penjualan
biaya bahan baku (X1), biaya tenaga kerj Pabrik Roti Gembung Kota Raja Km.3.
(X2), dan biaya overhead pabrik(X3)
terhadap variabel dependen yaitu omset
penjualan jika dipresentasikan adalah

30
Oktober 2020 Nainggolan & Patimah

B. Pengaruh Biaya Tenaga Kerja terhadap KESIMPULAN DAN SARAN


Omset Penjualan
Variabel biaya tenaga kerja (X2) pada Kesimpulan
tabel coefficients mempunyai nilai thitung Berdasarkan hasil analisis data dan
sebesar 2,397> ttabel sebesar 2,086 dengan pengujian hipotesis tentang pengaruh Biaya
tingkat signifikasi 0,026 < 0,05. Maka Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja, dan Biaya
kesimpulan yang dapat diambil adalah biaya Overhead Pabrik terhadap Omset Penjualan
tenaga kerja (X2), secara parsial Pabrik Roti Gembung Kota Raja Km.3
berpengaruh terhadap omset penjualan periode 2017 sampai dengan tahun 2018
Pabrik Roti Gembung Kota Raja Km.3. diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Persamaan Regresi diperoleh : Y = -
C. Pengaruh Biaya Overhead Pabrik 8.432,009 + 20,3361 + 114,8032 +
terhadap Omset Penjualan 136,3983 + ei artinya jika semua Variabel
Variabel biaya overhead pabrik (X3) bernilai nol maka Omset Penjualan yang
pada tabel coefficients mempunyai nilai diperoleh Pabrik Roti Gembung Kota
thitung sebesar 4,941>ttabel sebesar 2,086 Raja Km.3 Balikpapan adalah sebesar -
dengan tingkat signifikasi 0,000< 0,05. 8.432,009.
Maka kesimpulan yang dapat diambil adalah 2. Hasil Uji R Square menunjukan hasil =
biaya overhead pabrik (X3), secara parsial ,805 artinya 80,5% variabel Omset
berpengaruh terhadap omset penjualan Penjualan dipengaruhi oleh Biaya Bahan
Pabrik Roti Gembung Kota Raja Km.3. Baku, Biaya Tenaga Kerja dan Biaya
Berdasarkan hasil perbandingan uji t, Overhead Pabrik. Untuk 19,5%
secara parsial variabel biaya tenaga kerja dipengaruhi oleh variabel lain diluar
(X2) dan biaya overhead pabrik (X3), yang variabel independen yang diteliti.
mempunyai nilai thitung lebih besar 3. Secara Simultan Variabel Biaya Bahan
dibandingkan ttabelsebesar 2,086. Berarti Baku, Biaya Tenaga Kerja dan Biaya
variabel biayatenaga kerja (X2) dan biaya Overhead Pabrik berpengaruh signifikan
overhead pabrik (X3) mempunyai dominan terhadap variabel dependen yaitu Omset
terhadap omset penjualan (Y) pada Pabrik Penjualan. Sehingga hipotesis satu pada
Roti Gembung Kota Raja Km.3. Padaaraf penelitian ini terbukti.
signifikasi 5% (0,000<0,05) sehingga dapat 4. Secara Parsial variabel Biaya Tenaga
dibuktikan bahwa hipotesis kedua tidak Kerja dan Biaya Overhead Pabrik
terbukti kebenarannya. berpengaruh dominan terhadap variabel
Dengan demikian dugaan yang dependen yaitu Omset Penjualan. Dan
menyatakan, diduga bahwa secara simultan Biaya Overhead Pabrik lebih berpengaruh
biaya biaya bahan baku (X1), biaya tenaga dominan terhadapat omset penjualan
kerja (X2), dan biaya overhead pabrik (X3) dibandingkan Biaya Tenaga Kerja. Maka
mempunyai pengaruh signifikan terhadap hipotesis dua pada penelitian ini tidak
variabel omset penjualan (Y) pada Pabrik terbukti.
Roti Gembung Kota Raja Km.3 terbukti dan
diduga bahwa biaya tenaga kerja (X2) dan Saran
biaya overhead pabrik (X3) secara parsial Berdasarkan kesimpulan dan
berpengaruh dominan terhadap variabel keterbatasan penellitian yang telah diuraikan
omset penjualan (Y) pada Pabrik Roti di atas, maka saran yang dapat dikemukakan
Gembung Kota Raja Km.3 tidak terbukti, sebagai berikut :
sehingga hipotesis ke-satu penelitian ini 1. Pimpinan perusahaan hendaknya
diterima dan hipotesis ke-dua penelitian ini memperhitungkan lagi harga pokok
ditolak. produksi dengan mempertimbangkan
biaya produksi yang dikeluarkan selama
produksi berlangsung, karena ketetapan
dalam menentukan harga pokok produksi

31
Oktober 2020 Nainggolan & Patimah

akan mempengaruhi besar kecilnya harga 6. Sebagai bahan referensi dan


jual, lebih jauh dari itu juga akan tambahan informasi dalam
mempengaruhi besar kecilnya volume melakukan penelitian-penelitian
penjualan yang pada akhirnya akan sejenisnya ,karena dalam penelitian
mempengaruhi omset yang diperoleh ini diketahui bahwa biaya bahan
perusahaan. baku, biaya tenaga kerja , dan biaya
2. Dalam memperhitungkan harga jual overhead pabrik secara simultan
yang tepat, perusahaan harus berpengaruh terhadap omset
melakukan pengelompokan atau penjualan, serta biaya tenaga kerja ,
pengklasifikasiaan biaya produksi dan biaya overhead pabrik secara
seperti biaya bahan baku, biaya parsial berpengaruh terhadap omset
tenaga kerja dan biaya overhead penjualan. Sehingga disarankan
pabrik yang dikeluarkan oleh untuk mengganti variabel penelitian
perusahaan dapat dibebankan dengan yang lain untuk penelitian
tepat sehingga perusahaan selanjutnya. Serta diharapkan
mendapatkan harga jual produk menggunakan variabel-variabel yang
secara wajar, dalam arti tidak terlalu lebih banyak dalam melakukan
rendah dan tidak terlalu tinggi jika penelitian selanjutnya.
dibandingkan dengan produk sejenis
yang dihasilkan perusahaan lain DAFTAR PUSTAKA
sehingga produk yang dihasilkan Al’ad, Fatahurrazak, dan Sofia (2014),
perusahaan dapat bersaing di pasar. Pengaruh Current Ratio, Cash Turnover,
3. Melihat adanya pengaruh pengaruh Receivable Turnover, Inventory Turnover
yang tidak signifikan antara Biaya dan Debt to Asset Ratio Terhadap Net
Bahan Baku dan Omset Penjualan, Profit Margin Pada Perusahaan Industri
komponen biaya bahan baku yang Dasar dan Kimia Yang Terdaftar di Bursa
dikeluarkan Pabrik Roti Gembung Efek Indonesia. Fakultas Ekonomi,
Kota Raja harus lebih di perhatikan Universitas Maritim Raja Ali Haji.
lagi sehingga bisa penggunaan biaya Anggriani dan Hasanah (2017), Pengaruh
bahan baku bisa lebih optimal sesuai Current Ratio, Debt to Equity Ratio
kebutuhan. sehingga tidak terjadi Terhadap Net Profit Margin, Journal of
pemborosan biaya sehingga omset Management Studies Vol. 4 No. 3. Stie
penjualan bisa meningkat. La Tansa Mashiro, ISSN: 2407-6325.
4. Melihat adanya pengaruh pengaruh Dwiyanthi dan Sudiartha (2017), Pengaruh
positif yang signifikan antara Biaya Likuiditas dan Perputaran Modal Kerja
Tenaga Kerja dan Biaya Overhead Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan
Pabrik terhadap Omset Penjualan, Manufaktur Sektor Industri Barang
komponen biaya bahan baku dan Konsumsi, E-Jurnal Akuntansi Vol. 6,
biaya overhead pabrik yang No. 9 2017. Fakultas Ekonomi dan
dikeluarkan Pabrik Roti Gembung Bisnis, Universitas Udayana Bali, ISSN:
Kota Raja harus dipertahankan, atau 2302-8912.
lebih baik lagi jika ditingkatkan agar Fadli (2018), Pengaruh Current Ratio dan
omset pejualan juga semakin Debt to Total Asset Ratio Terhadap Net
meningkat. Profit Margin Pada PT. Ultrajaya Milk
5. Untuk penelitian selanjutnya, Industri & Trading Company tbk dan PT.
sebaiknya variabel bebas yang Mayora Indah tbk, Jurnal Sekuritas Vol.
digunakan tidak hanya Biaya Bahan 2 No.1, September 2018. Universitas
Baku, Biaya Tenaga Kerja dan Biaya Pamulang, ISSN Cetak: 2581-2696, ISSN
Overhead Pabrik, tetapi variabel lain Online: 2581-2777.
yang mempunyai hubungan dengan Hanafi dan Halim (2016) Analisa Laporan
omset. Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan

32
Oktober 2020 Nainggolan & Patimah

Ketiga, Penerbit UPPT STIM YKPN, Pramesti, Wijayanti dan Nurlaela (2016),
Yogyakarta. Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage,
Harison, Horngren, Thomas dan Suwardy Aktivitas dan Firm Size Terhadap
(2012), Akuntansi Keuangan, Profitabilitas Perusahaan Sub Sektor
International Financial Reporting Otomotif dan Komponen di Bursa Efek
Standards. Jakarta: Erlangga. Indonesia, Fakultas Ekonomi, Universitas
Hery (2016) Analisis Laporan Keuangan. Islam Batik Surakarta, ISSN: 2337-4349.
Jakarta: PT. Grasindo. Putra dan Badjra (2015), Pengaruh
Manahan (2013) Manajemen Keuangan, Leverage, Pertumbuhan Penjualan dan
Jakarta : Wacana Media. Ukuran Perusahaan Terhadap
Meidiyustiani (2016), Pengaruh Modal Profitabilitas, E-Jurnal Manajemen Vol.
Kerja, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan 4 No. 7, 2015: 2052-2067. Fakultas
Penjualan dan Likuiditas Terhadap Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Profitabilitas Pada Perusahaan Udayana Bali, ISSN: 2302-8912.
Manufaktur Sektor Industri Barang Sanjaya, Sudirman dan Dewi (2015),
Konsumsi Yang Terdafar di Bursa Efek Pengaruh Likuiditas dan Aktivitas
Indonesia Periode Tahun 2010-2014, Terhadap Profitabilitas Pada PT. PLN
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 5 (Persero), E-Jurnal Manajemen Vol. 4
No. 2 Oktober 2016. Fakultas Ekonomi No. 8, 2015. Fakultas Ekonomi dan
dan Bisnis, Universitas Budi Luhur Bisnis, Universitas Udayana Bali, ISSN:
Jakarta, ISSN: 2252-7141. 2302-8912.
Munawir (2014). Analisis Laporan Sari dan Budiasih (2014), Pengaruh Debt to
Keuangan, Edisi Ke-17, Liberty, Equity Ratio, Firm Size, Inventory
Yogyakarta. Turnover dan Assets Turnover Pada
Murhadi (2015) Analisis Laporan Profitabilitas, E-Jurnal Akuntansi 6.2
Keuangan, Jakarta: Salemba Empat. (2014):261-273. Fakultas Ekonomi dan
Octavianty dan Syahputra (2015), Pengaruh Bisnis, Universitas Udayana Bali, ISSN:
Efisiensi Modal Kerja dan Likuiditas 2302-8556.
Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Sunyoto (2013). Metode Penelitian
Sub Sektor Farmasi Yang Terdaftar di Akuntansi. Bandung: Aditama.
Bursa Efek Indonesia, JIAFE Vol. 1 No. Thomas (2010), Sistem Pengendalian
2, 2015 hal: 41-50. Fakultas Ekonomi, Manajemen, Konsep, Aplikasi dan
Universitas Pakuan, ISSN: 2502-4159. Pengukuran Kinerja. Edisi Kedua.
Jakarta: Indeks

33

Anda mungkin juga menyukai