1. PENDAHULUAN
PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Memiliki tiga lokasi pabrik yaitu :
PabrikBaturaja (PBR) berlokasi di Desa Sukajadi, Kabupaten Ogan Komering
Ulu, Sumatera Selatan, Pabrik Palembang (PPG) berlokasi di Kertapati,
Palembang, Sumatera Selatan dan Pabrik Panjang (PPJ) terletak di Panjang,
Bandar Lampung. PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Memproduksi dua tipe
semen yaitu : Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe I dan Portland Composite
Cement (PCC). Berdasarkan kemasannya PT Semen Baturaja (Persero) Tbk
memproduksi semen dengan tiga macam kemasan yakni Zak, Big Bag dan Curah.
Tabel 1.1
Jumlah karyawan berdasarkan Departemen pada PT. Semen Baturaja
(Persero) Tbk. Pabrik Panjang Bandar Lampung Tahun 2018
No Nama Departemen JumlahKaryawan
1 Department Quality Control 6
2 Department Panjang Plant 26
3 Department Asset & Office Mng 4
4 Department HR Operation 2
5 Department Procurement Warehouse 4
6 Department Sales Area 2 8
7 Department Sales Area 4 2
8 Divison Logistic 1
9 Department Distribution 3
10 Department Finance & Treasury 2
3
Tabel 1.2
Data Jumlah Produksi dan Produk Rusak (Misdruk) PT. Semen Baturaja
(Persero) Tbk. Pabrik Panjang Bandar Lampung Tahun 2018
JumlahProduksi JumlahMisdruk PresentaseMisdruk
Bulan
(Ton) (Ton) (%)
Januari 31.322,01 1.611,25 5,14
Februari 29.542,36 1.170,98 3,96
Maret 31.392,65 1.016,58 3,24
April 29.516,25 1.131,73 3,83
JumlahProduksi JumlahMisdruk PresentaseMisdruk
Bulan
(Ton) (Ton) (%)
Mei 29.536,11 1.203,21 4,07
Juni 32.122,55 1.890,84 5,89
Juli 29.310,85 1.617,34 5,52
Agustus 29.866,07 1.103,86 3,70
September 29.102,77 1.301,64 4,47
Oktober 29.846,77 1.812,88 6,07
November 28.541,63 1.226,68 4,30
Desember 29.347,57 1.029,75 3,51
Rata- 29.970,63 1.343,06 4,47
Rata
Sumber : PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Pabrik Panjang Bandar Lampung
Selain tingkat produksi yang tidak mencapai taget terdapat kesalahan dalam
produksi semen yang tergolong cukup tinggi. Tingkat kesalahan produksi tertinggi
terdapat pada bulan oktober dengan jumlah kesalahan produksi sebesar 1.812,88
ton semen dari total produksi yang dihasilkan sebesar 29.846,77 ton semen
sehingga presentase kesalahan produksi sebesar 6,07 % melebihi batas toleransi
kesalahan yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu 5 % sedangkan tingkat kesalahan
5
produksi terendah terdapat pada bulan maret dengan jumlah kesalahan produksi
sebesar 1.016,58 ton semen dari total produksi yang dihasilkan sebesar 31.392,65
ton semen sehinggapresentasekesalahanproduksisebesar 3,24 %.
Tabel 1.3
Data kerusakan alat dan mesinpabrik PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk.
Pabrik Panjang Bandar Lampung Periode 2018
JenisKerusakan JumlahKerusakan Nama Alat
ErorSistem 2 Weigher
KesalahanPengoprasian 1 Chain Conveyor
KesalahanPengoprasian 1 Inverter Motor
Dust Collentor System
KesalahanPengoprasian 2
Sumber : PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Pabrik Panjang Bandar Lampung
Tabel 1.4
Pelatihan yang telah dilaksanakan PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk.
Pabrik Panjang Bandar Lampung
JumlahPeserta
JenisPelatihan
Tahun 2017 Tahun 2018
Quality Control 4 6
Workshop Hubungan Industrial 3 2
Golden Rules in KlinOpration 3 1
PABX Siemen Hipath 3000 8 13
Training Cement Mill Opration&
1 1
Optimization
Training PetugasProteksiRadiasi 1 1
Training Quality Control untuk Calon
2 4
Karyawan
Oprasi dan Pemeliharaan Gearbox 1 3
Training Raw Mill Optimization 4 3
Training AssesorKompetensiProfesi
2 3
Angkatan 1
7
Berdasarkan tabel 1.4 pelatihan yang di adakan oleh PT. Semen Baturaja
(Persero) Tbk. Pabrik Panjang Bandar Lampung mengalami peningkat anjumlah
peserta pelatihan dari tahun 2017 hingga tahun 2018 meningkat dari semula 35
orang peserta pelatihan meningkat menjadi 42 orang karyawan. Karyawan
memiliki kesadaran bahwa pelatihan sangatlah dibutuhkan untuk menambah
pengetahuan maupun kemampuan sehingga karyawan akan dapat dengan mudah
bekerja dan mencapai hasil yang maksimal.
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah bertujuan untuk :
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia
Agar pengertian MSDM ini lebih jelas, di bawah ini dirumuskan dan dikutip
definisi yang dikemukakan oleh para ahli :
2.1.2 Pelatihan
2.1.2.4Indikator Pelatihan
1. Instruktur
Meningat pelatihan umumnya berorientasi pada peningkatan skil, maka
para pelatih yang dipilih untuk memberikan materi pelatihan harus benar-
benar memiliki kualifikasi yang memadai sesuai bidangnya, personal dan
kompeten, selain itu pendidikan instruktur pun harus benar-benar baik
untuk melakukan pelatihan.
2. Peserta
Peserta pelatihan tentunya harus diseleksi berdasarkan persyaratan tertentu
dan kualifikasi yang sesuai, selain itu peserta pelatihan juga harus
memiliki semangat yang tinggi untuk mengikuti pelatihan.
3. Materi
Pelatihan sumber daya manusia merupakan materi atau kurikulum yang
sesuai dengan tujuan pelatihan sumber daya manusia yang hendak dicapaii
oleh perusahaan dan materi pelatihan pun harus up to date agar
pesertadapat memahami masalah yang terjadi pada kondisi yang sekarang.
4. Metode
Metode pelatihan akan lebih manjamin berlangsungnya kegiatan pelatihan
sumber daya manusia yang efektif apabila sesuai dengan jenis materi dan
komponen peserta pelatihan.
5. Tujuan
Pelatihan merupakan tujuan yang ditentukan khususnya yang terkait
dengan penyusunan rencana aksi (action play) dan penetapan sasaran, serta
hasil yang diharapkan dari pelatihan yang akan diselenggarakan, selain itu
tujuan pelatihan juga harus disosialisasikan sebelumnya pada para peserta
agar pesertadapat memahami pelatihan tersebut.
6. Sasaran
Sasaran pelatihan harus ditentukan dengan kriteria yang terinci dan terukur
(measurable).
13
1. Prestasi kerja
Faktor paling penting untuk meningkatkan dan mengembangkan karir
seorang karyawan adalah pada prestasi kerjanya dalam melakukan tugas
yang di percayakan kepadanya. Tanpa prestasi kerja yang memuaskan
sukar bagi seorang pekerja untuk di usulkan oleh atasanya agar di
pertimbangkan untuk di promosikan ke pekerjaan atau jabatan yang lebih
tinggi dimasa depan.
2. Kesetiaan pada organisasi
Merupakan dedikasi seorang karyawan yang ingin terus berkarya dalam
organisasi tempatnya bekerja untuk jangka waktu lama.
3. Mentor dan Sponsor
Mentor adalah orang yang memberikan nasehat-naseha tatau saran-saran
kepada karyawan dalam upaya mengembangkan karirnya. Sedangkan
sponsor adalah seseorang di dalam perusahaan yang dapat menciptakan
kesempatan bagi karyawan untuk mengembangkan karirnya.
4. Dukungan para bawahan
Merupakan dukungan yang diberikan para bawahan dalam bentuk
mensukseskan tugas manajer yang bersangkutan kesempatan untuk
bertumbuh
5. Kesempatan untuk bertumbuh.
Merupakan kesempatan yang diberikan kepada karyawan untuk
meningkatkan kemampuannya, baik melalui pelatihan-pelatihan, kursus
dan juga melanjutkan jenjang pendidikannya.
2.1.3.4 IndikatorPengembanganKarir
15
5. Tingkat kepuasan
Meskipun secara umum dapat dikatakan bahwa setiap orang ingin meraih
kemajuan, termasuk dalam meniti karir, ukuran keberhasilan yang
digunakan memang berbeda-beda. Perbedaan tersebut merupakan akibat
tingkat kepuasan, dan dalam konteks terakhir tidak selalu berarti
keberhasilan mencapai posisi yang tinggi dalam organisasi.
semuabahan dan upaya yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut. Menurut
Hasibuan dalam Busro (2018) produktivitas adalah perbandingan antara output
(hasil) dengan input (masukan). Jika produktivitas naik akan meningkatkan
efisiensi (waktu-bahan-tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi dan adanya
peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya. Berdasarkan beberapa pengertian
diatas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa produktivitas kerja pada
dasarnya mencakup sikap mental yang selalu mempunyai pandangan hidup hari
ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini
sikap yang demikian akan mendorong seseorang untuk tidak cepat merasa puas,
akan tetapi mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja dengan
cara yang selalu mencari perbaikan perbaikan dan peningkatan.
Produktivitas merupakan hal yang sangat penting bagi para karyawan yang
sangat penting bagi para karyawan yang ada di perusahaan. Dengan adanya
produktivitas kerja diharapkan pekerjaanakan terlaksana secara efisien dan efektif,
sehingga ini semua akhirnya sangat diperlukan dalam pencapaian tujuan yang
sudah ditetapkan. MenurutSutrisno (2013:104) untuk mengukur produktivitas
kerja, diperlukan suatu indikator, sebagai berikut:
1. Kemampuan
Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan seorang
karyawan sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki serta
profesionalisme mereka dalam bekerja. Ini memberikan daya untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang diembannya kepada mereka.
2. Meningkatkan hasil yang dicapai
Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah
satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang
menikmati hasil pekerjaan tersebut. Jadi, upaya untuk memanfaatkan
produktivitas kerja masing-masing yang terlihat dalam suatu pekerjaan.
3. Semangat kerja
Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin. Indikator ini
dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari
kemudian dibandingkan dengan hari sebelumnya.
4. Pengembangan diri
Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan kemampuan kerja.
Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan harapan
dengan apa yang akan dihadapi. Semakin kuat tantangan, pengembangan
diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan untuk menjadi lebih baik pada
gilirannya akan sangat berdampak pada keinginan karyawan untuk
meningkatkan kemampuan.
5. Mutu
Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baikdari yang telah lalu.
Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja
18
3. METODE PENELITIAN
3.1Ruang LingkupPenelitian
1. Ruang LingkupSubjek
3. Ruang LingkupTempat
21
1. Data Primer merupakan data yang didapat secara langsung dari keterangan
responden baik melalui pengisian kuesioner maupun hasil wawancara
yang biasa dilakukan oleh peneliti.
2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh melalui catatan, dokumen atau
data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak
pengumpul data primer atau pihak lain.
1. StudiLapangan
Studi lapangan terdiri dari 3 yaitu :
a. Observasi
Sebelum melakukan penelitian peneliti melakukan observasi
terlebih dahulu untuk melihat fenomena dan permasalahan dalam
perusahaan yang akan diteliti.
b. Wawancara
Dalam metode ini dilakukan Tanya jawab secara langsung dengan
karyawan pada PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Pabrik Panjang
Bandar Lampung yang berhubungan pada topic penelitian. Tujuan
wawancara adalah untuk mendukung teknik kuesioner terutama bila
ada yang kurang jelas.
c. Kuesioner
Merupakan data yang diperoleh dengan menyebarkan daftar
pernyataan yang berkaitan dengan topikpenelitian Pelatihan dan
Pengembangan Karir terhadapProduktivitas Kerja Karyawan PT.
Semen Baturaja (Persero) Tbk. Pabrik Panjang Bandar Lampung.
2. Studi Pustaka
Metode ini mengandalkan pada data sekunder dari bahan-bahan yang telah
tersedia baik berupa buku, catatan, maupun laporan hasil penelitian terdahulu.
23
3.4Populasi
3.5Model Analisis
3.5.1.1Uji Validitas
𝑁 ∑ 𝑥𝑦 − (∑ 𝑥)(∑𝑦)
𝑟𝑥𝑦
Keterangan :
N= Jumlah sampel
X= Skore variabel x
Y= Skore variable y
3.5.1.2Uji Reliabilitas
Keterangan :
𝑟11 = ReliabilitasInstrumen
∑ 𝜎𝑖 = Jumlahvariansskortiap item
𝑘= BanyaknyaSoal
25
Table 3.7
Interprestasi Nilai R
Nilai Korelasi Keterangan
0,8000 – 1,000 Sangat Tinggi
0,6000 – 0,7999 Tinggi
0,4000 – 0,5999 Sedang
0,2000 – 0,3999 Rendah
0,0000 – 0,1999 Sangat Rendah
Sumber : Anwar Sanusi (2011)
3.5.2Transformasi Data
Salah satu syarat dari statistif parametrik adalah skala datanya harus
interval. Dalam penelitian ini didapat data ordinal. Untuk mengubah data ordinal
ke interval dilakukan konvers atau menaikkan skala data penelitian ordinal ke
skala interval dengan metode suksesif. Menurut Sedarmayanti dan Syarifudin
Hidayat (2011:55) Method 0f Succesive (MSI) adalah “Metode penskalaan untuk
menaikan skala pengukuran ordinal ke skala pengukuran interval”. Transformasi
data ordinal ke data interval bertujuan agar data dapat berdistribusi normal atau
homogeny yang selanjutnya dapat dilakukan uji asumsi klasik pada hasil
transformasi data tersebut. Untuk transformasi data ordinal ke data interval
penulis menggunakan fasilitas Method of Succesive Interval yang disediakan oleh
aplikasi Statcal versi 9.1.2’
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji asumsi klasik yang memiliki tujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal.Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak, pengujian yang dilakukan ialah uji statistik Normal Probability Plotyang
telah diolah dengan SPSS versi 16. Pada tampilan output grafik Normal P-P Plot
terlihat bahwa titiktitik menyebar disekitar garis diagonal, sehingga dapat
26
disimpulkan bahwa data yang telah diolah peneliti layak digunakan. 56 Namun
karena pengujian melalui grafik Normal P-Plot dapat memberikan hasil yang
subyektif. Artinya, antara orang yang satu dengan yang lain dapat berbeda dalam
interprestasikannya. Maka dalam penelitian ini juga dilakukan uji Kolmogrov-
Smirnov yang bertujuan untuk memastikan bahwa data benar-benar sudah
terdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
c. Uji Autokorelasi
Dari tabel 4.4 di atas dapat disimpulkan nilai DW hitung = 1, 602 terletak
di daerah dL (0,657) < d (1,602) < dU (1,864). Sehingga dapat dikatakan bahwa
persamaan yang telah dihasilkan tidak ada autokrelasi positif, sehingga
keputusannya adalah No Decision. Karena uji DurbinWatsontidak lolos
autokorelasi, maka harus dilakukan uji Run Test. Menurut Ghozali (2011; 120),
run test yang merupakan bagian dari statistik non-parametrik dapat pula
digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika
antar residual tidak terdapat hubungan korelasi, maka dikatakan bahwa residual
adalah acak atau random. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual
terjadi secara random atau tidak (sistematis). Berdasarkan pengolahan data yang
telah dilakukan mendapatkan hasil yang dapat dilihat pada Asymp. Sig. (2-
tailed).Dari tabel diatas menunjukkan bahwa nilai pada masing-masing variabel
menunjukkan nilai> 0,05, yang berarti tidak terjadi autokorelasi antar nilai
residual.
d. Uji Heteroskedastisitas
Y = a + b1. X1 + b2. X2 + et
Keterangan :
Y : Produktivitas kerja
X1 : Pelatihan
X2 : Pengembangan Karir
a : Konstanta
et : Error Term
3.5.5Pengujian Hipotesis
1. Uji t
Uji t yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variable
bebas secara sendiri-sendiri terhadap variable terikat. Uji ini dapat dilakukan
dengan membandingkan t hitung dengan t table atau melihat kolom signifikansi
pada masing masing t hitung. Kaidah pengambilan keputusan dalam uji t yaitu
dengan menggunakan program SPSS (Statistcal Program and Service Solution)
20.0.
H2 = PengembanganKarir (X2)
berpengaruhsignifikanterhadapProduktivitasKerjaKaryawa
n (Y) PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Pabrik Panjang
Bandar Lampung.
Kriteriapengujiandilakukandengan :
a. Jika nilaithitung>ttabelmaka Ho ditolak
b. Jika nilaithitung<ttabelmaka Ho diterima
c. Jika nilai sig < 0,05 maka Ho ditolak
d. Jika nilai sig > 0,05 maka Ho diterima
1. Uji F
Uji F dikenal dengan uji serentak atau uji model/ANOVA yaitu uji
untuk melihat bagaimana pengaruh semua variable bebas secara bersama-
sama terhadap variable terikat. Kaidah pengambilan keputusan dalam uji f
yaitu dengan menggunakan program SPSS (Statistcal Program and
Service Solution) 20.0.
Jkreg/k
Fh =
Jksis/(n − k − 1)
3.6AnalisisKoefisienDeterminasi