Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya zaman yang ada saat ini, maka dunia
industri manufaktur maupun industri jasa saling berlomba lomba untuk
menningkatkan produk yang dihasilkannnya agar sesuai dengan target yang telah
direncanakan sebelumnya sehingga perusahaan dapat meningkatkan keuntungan.
Dalam kegiatan produksinya tentu tidak lepas dari adanya sebuah perencanaan
yang matang agar tidak mengalami kebangkrutan, mulai dari bahan mentah
hingga barang jadi harus direncanakan secara baik. Oleh karena itu perencanaan
menjadi bagian yang paling penting dalam sebuah proses produksi. Namun dari
setiap kegiatan produksi tidak lepas dari kemungkinan terjadinya produk cacat,
hal ini tentu tidak baik jika dibiarkan terlalu lama, perusahaan harus mampu
menanggulangi hal tersebut agar produk cacat tidak meningkat.
Pabrik Gondrukem dan Terpentin (PGT) adalah pabrik yang memproduksi
Gondorukem dan Terpentin, dimana Gondorukem adalah bahan yang bisa
digunakan sebagai bahan baku campuran cat, lem, kosmetika, dan tas. PGT
Rejowinangun ini dapat memproduksi 12,5 ton per tahun. Gondorukem dibuat
dari getah pinus yang dipadatkan dengan proses distilasi. Di Indonesia, terdapat
12 pabrik pengolahan gondorukem. Sebagian besar di bawah pengelolaan
Perhutani dan sebagian kerja sama dengan pihak swasta. Tiga pabrik di antaranya
di Jawa Timur, PGT Garahan memproduksi 12,5 ribu ton per tahun di Jember, dan
PGT Sukun memproduksi 12,5 ribu ton per tahun di Ponorogo, Jawa Timur.
PGT Rejowinangun telah melakukan berbagai cara untuk memaksimalkan
hasil produksi agar bahan baku yang diterima tidak banyak yang terbuang. Oleh
karena itu kerja praktek ini dilakukan di PGT Rejowinangun Trenggalek.
Diharapkan nantinya bisa meningkatkan jumlah produksi Gondorukem dan
Terpentin sehingga waste yang dihasilkan tidak terlalu banyak.
Upaya untuk mengurangi waste terdapat beberapa metode pengendalian kualitas
yang dapat digunakan. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah Fault Tree
Analysis (FTA) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). FTA adalah alat
analisis yang membuat gabungan dari kegagalan yang pasti terhadap suatu sistem.
FTA ini berguna untuk menggambarkan kejadian dalam suatu sistem, kelebihan
metode ini dapat menganalisa kegagalan sistem, dan mencari faktor llain yang
mempengaruhi kegagalan sistem utama, dan menemukan penyebab terjadinya
cacat produk. Sedangkan FMEA adalah teknik yang digunakan untuk
mendefinisikan, mengidentifikasi, dan mengilangkan kegagalan dan masalah pada
proses produksi. FMEA dapat memberikan usulan perbaikan pada proses produksi
yang mempunyai tingkat kegagalan tinggi. Keterkaitan antara FMEA dan FTA
terdapat pada analisis yang telah dibuat berdasarkan pohon kesalahan yang
selanjutnya digunakan untuk perhitungan nilai occurance berdasarkan tabel
FMEA, setelah itu melakukan pembobotan nilai dan pengurutan berdasarkan Risk
Priority Number (RPM).
Berdasarkan uraian diatas dilakukan penelitian yang berjudul “Analisis
Penyebab Kecacatan Produk Gondorukem dan Terpentin dengan
Menggunakan Metode Fault Tree Analysis (FTA) dan Failure Mode and
Effect Analysis (FMEA) di Pabrik Gondorukem dan Terpentin Trenggalek”.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas, rumusan masalah yang
diangkat adalah:
1. Jenis cacat apa yang sering terjadi pada produk gondorukem dan
terpentin?
2. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengurangi tingkat kecacatan
produk tersebut?
3. Bagaimana usulan perbaikan yang dilakukan untuk mengurangi tingkat
kecacatan produk tersebut?

1.3. Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek


Berikut akan diuraikan tujuan dan manfaat dari kerja praktek yang dilaksanakan
oleh penulis.
1.3.1 Tujuan Kerja Praktek
Tujuan kerja praktek yang dilaksanakan di PGT Rejowinangun adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui dan memahami kegiatan proses produksi
2. Menganalisa penyebab cacat yang terjadi pada produk di PGT Rejowinangun
dan memberikan usulan perbaikan.

1.3.2 Manfaat Kerja Praktek


1.3.2.1 Manfaat bagi penulis
Adapun beberapa manfaat kerja praktek bagi penulis sebagai berikut:
1. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis sebagai bekal untuk kerja
di dunia nyata nantinya ketika telah menyelesaikan jenjang kuliah.
2. Sebagai prasyarat untuk memenuhi kurikulum Program Studi Teknik Industri di
Universitas Katolik Darma Cendika.

1.3.2.2 Manfaat bagi Universitas


Adapun beberapa manfaat kerja praktek bagi universitas sebagai berikut:
1. Menambah koleksi perpustakaan Universitas, khusunya di bagian Laporan
Kerja Praktek Program Studi Teknik Industri.
2. Mencetak mahasiswa yang berkualitas baik di dalam Universitas maupun
nantinya di dunia kerja.
1.3.2.3 Manfaat bagi perusahaan
Adapun beberapa manfaat kerja praktek bagi penulis seba\gai berikut:
1. Memberikan masukan atau saran kepada perusahaan bila terjadi reject
yang berlebihan terutama dalam proses produksi.
2. Membangun kerjasama yang baik dengan penulis maupun Universitas
Katolik Darma Cendika.

1.4 Batasan Masalah


 Objek yang diamati adalah produksi Gondorukem dan Terpentin
 Data yang digunakan sebagai bahan analisis merupakan data produk
bulan juni
1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang akan dibahas dalam penyusunan Laporan
Kerja Praktek ini meliputi:
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi pembahasan mengenai latar belakang, tujuan, dan manfaat kerja praktek
serta sistematika penulisan kerja praktek.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Berisi pembahasan mengenai teori-teori yang menunjang penyusunan laporan,
seperti: teori mengenai metode FMEA dan FTA
BAB III : METODOLOGI KERJA PRAKTEK
Berisi pembahasan mengenai waktu dan tempat kerja praktek yang dilaksanakan,
metode pengambilan data, materi kerja praktek, serta tahapan penulisan Laporan
Kerja Praktek.
BAB IV : TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Berisi pembahasan mengenai sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, lokasi
perusahaan, struktur organisasi beserta job description-nya.
BAB V : TINJAUAN KHUSUS PERUSAHAAN
Berisi pembahasan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan proses
produksi, mulai dari bahan baku produksi, Operation Process Chart (OPC),
sampai hasil produksi.
BAB VI : TUGAS KHUSUS
Pada bab ini menjelaskan mengenai tugas khusus yang diberikan oleh perusahaan
serta analisisnya
BAB VII : PENUTUP
Berisi kesimpulan dari pembahasan kerja praktek di lapangan serta saran yang
diberikan kepada PGT Rejowinangun.

Anda mungkin juga menyukai