2.Pasokan
bahan lancar
-> Faktor pertama adalah dilihat dari jumlah konsumsi mie instan per kapita di Indonesia yang
terus meningkat dari tahun ke tahun.
-> Faktor kedua adalah meningkatnya jumlah perusahaan yang menjadi produsen mie instan
di Indonesia.
-> Faktor ketiga adalah meningkatnya volume produksi mie instan setiap tahunnya.
PT Indofood Sukses Makmur (PT ISM), Tbk merupakan produsen mieinstan di Indonesia
yang memproduksi mie instan dengan 40 citarasa dan beberapa merek. PT ISM, Tbk pada
awalnya menguasai pangsa pasar mie instan di Indonesia 80%, namun seiring dengan
semakin banyaknya perusahaan yang menjadi produsen mie instan, pangsa pasar PT ISM,
Tbk menurun menjadi 70%. Banyaknya produk mie instan yang beredar di pasaran dan
persaingan tingkat produsen yang semakin tinggi, menyebabkan PT ISM, Tbk harus dapat
bertahan dengan baik dan meningkatkan daya saing.
Biaya penyiapan atau set-up cost terjadi apabila Biaya kehabisan atau kekurangan bahan atau
bahan-bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi shortage cost adalah biaya yang timbul apabila
sendiri dalam pabrik perusahaan. Biaya-biaya ini persediaan tidak mencukupi adanya permintaan
terdiri dari : bahan. Biaya-biaya yang termasuk biaya
a) Biaya mesin-mesin menganggur. kekurangan bahan adalah :
b) Biaya persiapan tenaga kerja a) Kehilangan penjualan.
langsung. b) Kehilangan pelanggan.
c) Biaya penjadwalan. c) Biaya pemesanan khusus.
d) Biaya ekspedisi dan sebagainya. d) Biaya ekspedisi.
e) Kehilangan keuntungan.
f) Terganggunya operasi.
g) Tambahan pengeluaran kegiatan
manajerial dan sebagainya.
Tabel 7. Total biaya persediaan bahan baku per hari (Rupiah / hari)
Tabel 8. Total biaya persediaan bahan baku pada tahun 2006 (Rupiah / tahun)
EOQ adalah Model yang Berakal Sehat
Model yang berakal sehat merupakan salah satu keuntungan dari
model EOQ. Dengan berakal sehat ( robust) berarti model ini memberikan
jawaban yang memuaskan, bahkan dengan variasi yang cukup besar dalam
parameter-parameternya.
Menentukan biaya pemesanan yang akurat dan biaya penyimpanan
untuk persediaan sering kali sulit. Akibatnya, model yang berakal sehat
merupakan keunggulan. Total biaya dari EOQ mengalami sedikit
perubahan di sekitar nilai minimumnya. Kurvanya sangat dangkal. Ini
berarti variasi dalam biaya pemasangan, biaya penyimpanan, atau bahkan
EOQ menghasilkan selisih yang relatif kecil dalam total biaya.
EOQ memang berakal sehat dan kesalahan yang cukup besar tidak
harus dibayar dengan harga mahal. Atribut dari model EOQ ini sangat
berguna karena kemampuan kita menentukan permintaan, biaya
penyimpanan, dan biaya pemesanan secara akurat terbatas.
Titik Pemesanan Ulang
1. Bahan baku utama yang digunakan oleh Divisi Noodle, PT ISM, Tbk adalah tepung
terigu dan tepung tapioka. Tepung terigu yang digunakan oleh Divisi Noodle, PT ISM,
Tbk terdiri dari tiga jenis, yaitu strong flour (tepung keras cap Cakra Kembar), medium
flour (tepung setengah keras cap Segitiga Biru) dan soft flour (tepung lunak cap
Segitiga Hijau). Penentuan jumlah bahan baku yang dipesan didasarkan oleh
perkiraan perusahaan terhadap jumlah penjualan produk mie instan pada masa
mendatang dan rataan pemakaian bahan baku pada tiga periode sebelumnya. Sistem
manajemen persediaan bahan baku di Divisi Noodle, PT ISM, Tbk menghasilkan total
biaya persediaan untuk semua bahan baku Rp 1.647.041.822 per tahun
2. Biaya yang terdapat dalam manajemen bahan baku Divisi Noodle, PT ISM, Tbk
adalah biaya pemesanan , biaya administrasi, Biaya utilitas, Biaya upah, Biaya
Maintenance dan Equipment, Biaya Modal, biaya penyimpanan, biaya pemesanan
khusus, biaya kehilangan keuntungan