Anda di halaman 1dari 17

PENGELOLAAN MATERIAL/BAHAN

BAKU PADA SUATU PERUSAHAAN


MANAJEMEN PRODUKSI

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN (A)


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA
KARAWANG

CHOERIKO NUGROHO : 1810630120009


IGNATIUS RONALDO MANURUNG : 1810630120015
UWAIS AL QORNI : 1810630120027
Pentingnya Pengelolaan Bahan Baku

Karena pada dasarnya pengelolaan


material adalah suatu fungsi yang
bertanggung jawab untuk
mengkoordinasikan perencanaan
(planning), pencarian sumber
(sourcing), pembelian (purchasing),
penyimpanan (storing) dan
pengendalian (controlling) material
secara optimal sehingga dapat
memenuhi kebutuhan pelanggan.

MANAJEMEN MATERIAL/BAHAN BAKU


Fungsi
Pengelolaan
Material
1.Penangana
3.Harga lebih
n material
murah
yang efisien

2.Pasokan
bahan lancar

MANAJEMEN MATERIAL/BAHAN BAKU


• Latar Belakang
Pada saat ini, industri mie instan adalah salah satu sektor industri pangan yang sudah
cukup pesat perkembangannya dan memiliki prospek yang baik. Perkembangan industri mie
instan dapat ilihat dari beberapa faktor.

-> Faktor pertama adalah dilihat dari jumlah konsumsi mie instan per kapita di Indonesia yang
terus meningkat dari tahun ke tahun.
-> Faktor kedua adalah meningkatnya jumlah perusahaan yang menjadi produsen mie instan
di Indonesia.
-> Faktor ketiga adalah meningkatnya volume produksi mie instan setiap tahunnya.

PT Indofood Sukses Makmur (PT ISM), Tbk merupakan produsen mieinstan di Indonesia
yang memproduksi mie instan dengan 40 citarasa dan beberapa merek. PT ISM, Tbk pada
awalnya menguasai pangsa pasar mie instan di Indonesia 80%, namun seiring dengan
semakin banyaknya perusahaan yang menjadi produsen mie instan, pangsa pasar PT ISM,
Tbk menurun menjadi 70%. Banyaknya produk mie instan yang beredar di pasaran dan
persaingan tingkat produsen yang semakin tinggi, menyebabkan PT ISM, Tbk harus dapat
bertahan dengan baik dan meningkatkan daya saing.

MANAJEMEN MATERIAL/BAHAN BAKU


‘Permasalahan’ ‘ Tujuan’

a. Bagaimana sistem pengelolaan bahan a. Mengetahui sistem pengelolaan bahan


baku pada Divisi Noodle, PT Indofood baku pada Divisi Noodle, PT Indofood
Sukses Makmur Tbk ? Sukses Makmur Tbk

b. Apa saja biaya dalam pengelolaan b. Mengetahui biaya dalam pengelolaan


bahan baku pada Divisi Noodle, PT bahan baku pada Divisi Noodle, PT
Indofood Sukses Makmur Tbk ? Indofood Sukses Makmur Tbk

MANAJEMEN MATERIAL/BAHAN BAKU


2. Biaya
1. Biaya Penyiapan Kehabisan/
atau Set-Up Cost Kekurangan bahan
(Shortage Cost)

Biaya penyiapan atau set-up cost terjadi apabila Biaya kehabisan atau kekurangan bahan atau
bahan-bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi shortage cost adalah biaya yang timbul apabila
sendiri dalam pabrik perusahaan. Biaya-biaya ini persediaan tidak mencukupi adanya permintaan
terdiri dari : bahan. Biaya-biaya yang termasuk biaya
a) Biaya mesin-mesin menganggur. kekurangan bahan adalah :
b) Biaya persiapan tenaga kerja a) Kehilangan penjualan.
langsung. b) Kehilangan pelanggan.
c) Biaya penjadwalan. c) Biaya pemesanan khusus.
d) Biaya ekspedisi dan sebagainya. d) Biaya ekspedisi.
e) Kehilangan keuntungan.
f) Terganggunya operasi.
g) Tambahan pengeluaran kegiatan
manajerial dan sebagainya.

MANAJEMEN MATERIAL/BAHAN BAKU


• HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Sistem Pengelolaan Bahan Baku
1. Sejarah PT Indofood Sukses Makmur, Divisi Noodle, PT ISM, Tbk
Tbk Divisi Noodle, merupakan divisi dari PT ISM,
PT ISM, Tbk bergerak dalam bidang industri Tbk yang melaksanakan proses produksinya
makanan olahan yaitu pembuatan mie instan dengan menggunakan bahan baku yang
dan pengemasannya. PT ISM, Tbk didirikan cukup besar kuantitasnya. Mengingat begitu
pada tahun 1970 dengan nama PT Sanmaru pentingnya pengadaan bahan baku untuk
Food Manufacturing Co, Ltd. Perusahaan ini mendukung aktivitas produksi, maka
mulai berproduksi secara komersial pada perusahaan memandang perlu untuk
tahun 1971 dengan jumlah karyawan yang dilakukan sistem pengelolaan bahan baku
dipekerjakan sebanyak 70 orang. yang terpadu sehingga efektifitas pengadaan
bahan baku dapat tercapai.

3. Karakteristik Bahan Baku PT ISM, Tbk


Divisi Noodle, PT ISM, Tbk menggunakan
beberapa bahan baku dalam pembuatan mie
instan. Bahan baku yang digunakan
didatangkan dari beberapa perusahaan yang
telah memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan.
Tabel 1. Standar bahan baku tepung terigu
No Jenis Tepung pH Kadar Air (%) Gluten (%) Protein (%)
1 Cakra Kembar 5,5-6,8 14,5 (Max) 31 ( Min ) 13
2 Segitiga Biru 5,5-6,8 14 ( Max ) 25 ( Min ) 10,5-11,5
3 Segitiga Hijau 5,5-6,8 14 ( Max ) 21 ( Min ) 9

Tabel 2. Biaya pemesanan bahan baku per pemesanan


Tabel 3. Biaya penyimpanan bahan baku per zak per tahun (Rp/zak/tahun)
Tabel 4. Biaya penyimpanan bahan baku per zak per hari (Rupiah
/zak/hari)

Tabel 5. Biaya kekurangan bahan baku per zak (Rupiah/zak)


Tabel 6. Frekuensi pemesanan per hari, rataan jumlah persediaan bahan baku dan rataan
kekurangan bahan per hari pada tahun 2006

Tabel 7. Total biaya persediaan bahan baku per hari (Rupiah / hari)
Tabel 8. Total biaya persediaan bahan baku pada tahun 2006 (Rupiah / tahun)
EOQ adalah Model yang Berakal Sehat
Model yang berakal sehat merupakan salah satu keuntungan dari
model EOQ. Dengan berakal sehat ( robust) berarti model ini memberikan
jawaban yang memuaskan, bahkan dengan variasi yang cukup besar dalam
parameter-parameternya.
Menentukan biaya pemesanan yang akurat dan biaya penyimpanan
untuk persediaan sering kali sulit. Akibatnya, model yang berakal sehat
merupakan keunggulan. Total biaya dari EOQ mengalami sedikit
perubahan di sekitar nilai minimumnya. Kurvanya sangat dangkal. Ini
berarti variasi dalam biaya pemasangan, biaya penyimpanan, atau bahkan
EOQ menghasilkan selisih yang relatif kecil dalam total biaya.
EOQ memang berakal sehat dan kesalahan yang cukup besar tidak
harus dibayar dengan harga mahal. Atribut dari model EOQ ini sangat
berguna karena kemampuan kita menentukan permintaan, biaya
penyimpanan, dan biaya pemesanan secara akurat terbatas.
Titik Pemesanan Ulang

Model ini mengasumsikan bahwa :


• Perusahaan akan menempatkan pesanan ketika tingkat
persediaan untuk barang tertentu mencapai nol
• Perusahaan akan menerima barang yang dipesan secara
langsung
Titik pemesanan ulang dengan persediaan pengaman
kemudian menjadi :
• ROP = Permintaan yang diharapkan selama waktu tunggu +
persediaan pengaman
• Permintaan per hari (d) dihitung dengan membagi permintaan
tahunan (D) dengan jumlah hari kerja dalam setahun.
Model Kuantitas Pesanan Produksi

Model ini dapat digunakan dalam dua situasi :


• Saat persediaan mengalir atau menumpuk secara berkelanjutan
selama suatu waktu setelah pesanan ditempatkan
• Saat unit-unit dihasilkan dan dijual secara serempak
Mengaplikasikan model Kuantitas Pesanan Produksi
• (Biaya penyimpanan persediaan tahunan) = (Rata-rata tingkat
persediaan) x (Biaya penyimpanan per unit per tahun)
• (Rata-rata tingkat persediaan) = (Tingkat persediaan maksimum) / 2
• (Tingkat persediaan maksimum) = (Total produksi selama produksi
berlangsung) – (Total penggunaan selama produksi berlangsung)
• Biaya pemesanan dibuat sama dengan biaya penyimpanan untuk
mendapatkan Qp
• KESIMPULAN

1. Bahan baku utama yang digunakan oleh Divisi Noodle, PT ISM, Tbk adalah tepung
terigu dan tepung tapioka. Tepung terigu yang digunakan oleh Divisi Noodle, PT ISM,
Tbk terdiri dari tiga jenis, yaitu strong flour (tepung keras cap Cakra Kembar), medium
flour (tepung setengah keras cap Segitiga Biru) dan soft flour (tepung lunak cap
Segitiga Hijau). Penentuan jumlah bahan baku yang dipesan didasarkan oleh
perkiraan perusahaan terhadap jumlah penjualan produk mie instan pada masa
mendatang dan rataan pemakaian bahan baku pada tiga periode sebelumnya. Sistem
manajemen persediaan bahan baku di Divisi Noodle, PT ISM, Tbk menghasilkan total
biaya persediaan untuk semua bahan baku Rp 1.647.041.822 per tahun

2. Biaya yang terdapat dalam manajemen bahan baku Divisi Noodle, PT ISM, Tbk
adalah biaya pemesanan , biaya administrasi, Biaya utilitas, Biaya upah, Biaya
Maintenance dan Equipment, Biaya Modal, biaya penyimpanan, biaya pemesanan
khusus, biaya kehilangan keuntungan

Anda mungkin juga menyukai