Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persediaan bahan baku roti gembung nirja lebih
khusus untuk bahan baku tepung, gula, mentega dan telur. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari Roti Gembung Nirja dan data primer yaitu
data yang diambil melalui wawancara langsung kepada pemilik Roti Gembung Nirja. Analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode EOQ (Econimic Order
Quantity) untuk mengetahui kapan melakukan pemesanan kembali dan menentukan berapa jumlah
yang dipesan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Roti Gembung Nirja, dapat di
simpulkan bahwa dalam menetapkan pembelian bahan baku Roti Gembung Nirja.
Sekilas, roti gembong terlihat seperti roti sobek. Namun, jika diperhatikan
secara seksama, bentuk dan teksturnya jauh berbeda. Roti gembong lebih
mengembang dan menggembung di bagian atasnya. Rasa roti gembong juga
berbeda. Meski tanpa campuran apa pun (original), rasanya manis dan gurih.
Namun sekitar setahun yang lalu, ada seorang pria yang mencoba berkreasi
dan menambahkan beberapa varian rasa baru pada Roti Gembong tersebut
sehingga kuliner ini kembali menjadi primadona dan diburu oleh banyak
customer , khususnya para pecinta kuliner.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana persediaan bahan baku roti pada Roti Gembong Nirja, lebih khusus untuk bahan baku
tepung, gula, mentega dan telur.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persediaan bahan baku roti Pada Roti Gembong
Nirja lebih untuk bahan baku tepung, gula, mentega dan telur.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi serta masukan baik kepada pemilik
usaha maupun kepada pembaca bagaimana mengambil keputusan berkaitan dengan persediaan bahan
baku.
Keterangan :
S: Biaya Pemesanan (fixed ordering cost) (Rp).
D: Penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu (Kg)
H : Biaya Penyimpanan (carrying cost) (Rp)
1. Frekuensi Pembelian
F=
Keterangan :
D: Penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu(Kg)
Q*: Kuantitas pemesanan optimum = EOQ (Kg)
Keterangan :
F: Frekuensi Pembelian (Hari)
Keterangan :
D: Penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu(Kg)
S: Biaya Pemesanan (fixed ordering cost) (Rp)
Q* : Kuantitas pemesanan optimum = EOQ (Kg)
H : Biaya Penyimpanan (carrying cost) (Rp)
Keterangan :
q: Kuadrat eror
X: penggunaan bahan baku senyataanya (Kg)
Y: perkiraan penggunaan bahan baku (Kg)
Keterangan :
ROP :reorder point
Lead Time : Waktu tunggu (hari)
Q : Penggunaan bahan baku rata-rata per hari (Kg)
Profil Usaha
UD Nabila merupakan usaha kecil menengah yang bergerak di industri pengolahan. Usaha ini
didirikan pada tahun 2003 oleh Bapak Arifuddin. UD Nabila terletak di Desa Kalasey Satu Kecamatan
Mandolang Kabupaten Minahasa. Usaha ini memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 8 orang dengan
upah Rp. 1.500.000/org. Hari kerja UD Nabila dimulai dari Senin-Jumat dengan jam kerja 09.00
sampai 18.00. Dalam satu hari UD Nabila dapat memproduksi 300 buah roti kasur, 200 buah roti tawar
dan 1000 buah roti kecil. Daerah pemasaran UD Nabila sudah cukup luas, yaitu didaerah Manado,
Minahasa, Minahasa Selatan, Minahasa Utara, Minahasa Tenggara dan Kotamobagu. Pemasaran
produk roti ini dilakukan dengan sistem retail ( Secara Langsung dari UD Nabila langsung kepada
konsumen) dan sistem dealer ( penjualan dari UD Nabila ke pengecer kemudian ke konsumen akhir).
Usaha ini memproduksi bermacam-macam roti, Seperti roti tawar, roti kasur, Roti Kecil
(roti coklat, roti keju, roti coklat keju) Roti Special dan Roti kering. UD Nabila menjual dengan
menggunakan dua harga yaitu harga yang di jual langsung ke konsumen dan harga dari UD Nabila
ke pengecer kemudian ke konsumen akhir. Di bawah ini akan disajikan daftar harga untuk masing-
masing produk roti.
1. Oven
Oven adalah alat yang berfungsi untuk mengeringkan dan memanaskan bahan makanan. kapasitas
oven untuk satu kali proses adalah 60 buah roti besar/jam dan 120 buah roti kecil/jam. Jumlah oven
yang dimiliki oleh UD Nabila sebanyak 5 unit.
2. Mixer
Mixer adalah alat yang berfungsi untuk mengaduk dan mencampur bahan baku yang akan di
olah. Kapasitas mixer untuk satu kali proses adalah 20 Kg/jam. Jumlah mixer yang dimiliki UD
Nabila sebanyak 2 unit.
3. Timbangan
Timbang di gunakan agar roti yang akan diproduksi memiliki jumlah dan berat yang sama.
Jumlah timbangan yang dimiliki UD Nabila Sebanyak 1 unit.
4. Mesin Pengaduk keju dan coklat
Mesin ini di gunakan untuk menghaluskan keju dan coklat yang akan digunakan. Kapasita
mesin ini untuk satu kali proses adalah 3 Kg/15 menit. Jumlah alat yang digunakan sebanyak 1
buah.
5. Mesin Pencetak roti
Mesin pencetak roti digunakan agar roti yang di hasilkan memiliki bentuk yang sama. Kapasitas
mesin pencetak roti untuk satu kali proses adalah 30 buah. Jumlah alat yang dimiliki sebanyak
1 unit.
2. Biaya Pemesanan
Biaya pemesanan adalah biaya yang
dikeluarkan setiap kali melakukan pemesanan. Biaya pemesanan pada UD Nabila terdiri dari
biaya telepon. Biaya telpon yaitu biaya yang timbul karena adanya komunikasi pemesanan bahan
baku dengan para distributor atau supplier. Biaya telepon ini berupa biaya pulsa.
Total biaya pemesanan bahan baku pada UD Nabila pada tahun 2015 berjumlah
Rp.200.000. Biaya pemesanan setiap kali pesan dapat di peroleh dengan cara
perhitungan jumlah total biaya pemesanan Rp.200.000 dibagi dengan 12 bulan ( 12 kali
melakukan pemesanan) maka di dapat Rp. 16.666,67 setiap kali melakukan pemesanan untuk
masing-masing bahan baku.
3. Biaya Penyimpanan
Biaya penyimpanan merupakan biaya
yang dikeluarkan untuk menyimpan bahan baku. Biaya penyimpanan pada UD Nabila terdiri dari Biaya
penerangan. Biaya penerangan yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menerangi bahan baku yang telah
disimpan.
Total biaya penyimpanan bahan baku pada UD Nabila tahun 2015 berjumlah Rp.1.200.000.
Biaya penyimpanan yang dikeluarkan UD Nabila dapat dihitung dengan cara total biaya
penyimpanan dibagi dengan nilai rata-rata pemesanan bahan baku. Jadi dapat dilihat dibawah ini
biaya penyimpanan untuk masing-masing bahan baku adalah:
a. Biaya penyimpanan bahan baku tepung yang di keluarkan UD roti Nabila pada tahun 2015
adalah Rp. 493,35/Kg.
b. Biaya penyimpanan bahan baku gula yang di keluarkan UD roti Nabila pada tahun 2015 adalah
Rp. 2.472,08/ Kg.
c. Biaya penyimpanan bahan baku mentega yang di keluarkan UD roti Nabila pada tahun 2015
adalah Rp. 4.103,68/ Kg.
d. Biaya penyimpanan bahan baku telur yang di keluarkan UD roti Nabila pada tahun 2015 dapat
dihitung adalah Rp. 8.285,57/ Kg.
Tabel 2. Penggunaan Bahan Baku, Harga per unit, Total Biaya Penggunaan, Biaya
Pemesanan dan Biaya Penyimpanan tahun 2015
Biaya Biaya
Jumlah Harga Biaya
Bahan baku Total Pemesanan (Rp)
bahan baku (Kg) Bahan Baku (Rp) Penyimpanan (Rp)
(Rp)
2. pembelian gula yang optimal adalah 279,76 Kg. Dengan frekuensi pembelian 21 kali, daur
pesan ulang selama 12 hari dan biaya total persedian Rp. 691.596,97. Hasil tersebut dapat
diartikan bahwa UD Nabila dapat melakukan pemesanan sebanyak 21 kali dalam setahun
dengan kuantitas pembelian optimal sebanyak 276,74 Kg setiap kali melakukan pemesanan
dengan daur pemesanan ulang selama 12 hari dan biaya total persediaan sebanyak Rp.
691.596,97.
3. pembelian mentega yang optimal adalah 168,41 Kg. Dengan frekuensi pembelian 21 kali, daur
pesan ulang selama 12 hari dan biaya total persedian Rp. 691.135,61. Hasil tersebut dapat
diartikan bahwa UD Nabila dapat melakukan pemesanan sebanyak 21 kali dalam setahun
dengan kuantitas pembelian optimal sebanyak 168,41 Kg setiap kali melakukan pemesanan
dengan daur pemesanan ulang selama 12 hari dan biaya total persediaan sebanyak Rp.
691.135,61.
pembelian telur yang optimal adalah 83,42 Kg. Dengan frekuensi pembelian 21 kali, daur pesan
ulang selama 12 hari dan biaya total persedian Rp. 691.231,72. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa
UD Nabila dapat melakukan pemesanan sebanyak 21 kali dalam setahun dengan kuantitas
pembelian optimal sebanyak 83,42 Kg
setiap kali melakukan pemesanan dengan daur pemesanan ulang selama 12 hari dan biaya
total persediaan sebanyak Rp. 691.231,72.
Tabel 4. Biaya Total Persediaan Menurut UD Nabila dan Biaya Total Persediaan
Menurut Metode EOQ (Economic Order quantity)
Bahan Baku BTP menurut UD Nabila (Rp) BTP menurut metode EOQ
(Rp)
Tepung 1.548.510,02 692.390,59
Gula 1.545.769,88 691.596,97
Mentega 1.544.170,95 691.135,61
Telur 1.544.530,69 691.231,72
Tabel 4 menunjukan dengan menggu-nakan metode EOQ, pada Roti gembong nirja
terjadi penghematan total biaya persediaan, di mana total biaya persediaan dengan metode EOQ
lebih kecil di bandingkan dengan biaya total persediaan yang dilakukan pada Roti Gembong Nirja.
tidak terjadi pemborosan biaya dan tidak terjadi kekurangan bahan baku, serta Roti Gembong
Nirja
dapat menekan pemborosan biaya yang telah terjadi selama menjalankan usaha, dimana dapat
dilihat dari hasil perhitungan, biaya total persediaan Roti Gembong Nirja
lebih besar bila dibandingkan dengan biaya total persediaan dengan metode EOQ.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA