NIM : D14150109 Kelas Praktikum : Senin Pagi Judul Skripsi : Perencanaan Kebutuhan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Susu Uht (Ultra High Temperature) Pada Pt.Indolakto
PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN
BAHAN BAKU SUSU UHT (Ultra High Temperature) PADA PT. INDOLAKTO Sukabumi Mia WA
Susu mengandung unsur-unsur protein, lemak, karbohidrat, mineral,
vitamin, dan unsur lainnya. Susu UHT merupakan hasil dari perkembangan teknologi pengolahan susu pada suhu tinggi dan dalam waktu yang singkat (135- 145 derajat celcius) selama 2-5 detik. Keunggulan susu UHT yaitu penyimpanan lebih dari 6 bulan tanpa disimpan dalam mesin pendingin, bebas dari mikroorganisme, pengurangan waktu produksi, dan meminimalisasi jeda waktu antara pengiriman dan pendinginan. Susu UHT biasanya dikemas dengan kemasan aseptik. Pemerintah memperhatikan dengan serius perkembangan teknologi susu UHT dengan mengkampanyekan kebiasaan minum susu UHT. Susu UHT merupakan hasil dari perkembangan teknologi pengolahan susu, yaitu melalui proses pengolahan pada suhu tinggi dan dalam waktu yang singkat (135-145 derajat Celsius) selama 2-5 detik (Amanatidis dalam Republika Juli 2005). Perkembangan teknologi susu khususnya untuk susu UHT mendapat perhatian yang serius dari pemerintah mengingat konsumsi susu cair masyarakat Indonesia masih tergolong rendah, yaitu 62 juta liter per tahun. Oleh karena itu, pemerintah akan mengambil tanggung jawab untuk mengkampanyekan kebiasaan minum susu UHT. Seiring dengan berkembangnya perusahaan pengolahan susu menyebabkan persaingan semakin meningkat sehingga keunggulan kompetitif menjadi penting. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah pengembangan
WA, Mia. 2016. Perencanaan Kebutuhan Dan Pengendalian Persediaan Bahan
Baku Susu Uht (Ultra High Temperature) Pada Pt. Indolakto [Skripsi]. Bogor (ID) : Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor keragaan manajemen produksi dan operasi organisasi melalui manajemen produksi dan persediaan. PT. Indolakto merupakan salah satu produsen susu UHT yang sedang berkembang. Adanya perubahan permintaan konsumen terhadap susu UHT seringkali menuntut pihak perusahaan untuk melakukan perubahan terhadap rencana produksinya (revisi rencana produksi). Selain itu, kebijakan perusahaan menyangkut perencanaan kebutuhan dan pengendalian persediaan bahan baku sering dihadapkan pada kendala investasi yang terlalu banyak atau menekan persediaan. Masing-masing akan memiliki konsekuensi terhadap biaya persediaan, kelancaran produksi dan pelayanan kepada pelanggan. Untuk itu, diperlukan sistem pengendalian persediaan yang optimal sehingga perusahaan mampu meningkatkan efisiensi produksi dan meminimalkan biaya produksinya. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis sistem pengadaan dan pengendalian bahan baku susu UHT yang dilakukan perusahaan. (2) Mengetahui apakah ada suatu rencana yang lebih tepat untuk mengatasi adanya perubahan-perubahan permintaan konsumen terhadap produk susu UHT pada PT. Indolakto. (3) Mengetahui implikasi dari hasil perencanaan yang lebih tepat tersebut dalam menentukan alternatif tingkat persediaan bahan baku PT. Indolakto untuk periode selanjutnya. (4) Menganalisis sistem pengendalian persediaan bahan baku yang optimal dilihat dari biaya persediaan. Jenis data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari PT. Indolakto yang berlokasi di Jalan Raya Siliwangi, Cicurug, Sukabumi pada bulan April - Mei 2006 melalui hasil pengamatan dan wawancara dengan karyawan, manajer, dan kepala divisi yang berkaitan. Data sekunder diperoleh dari buku-buku, hasil laporan penelitian terkait, catatan perusahaan, literatur perusahaan dan instansi terkait serta literature lainnya. Data kuantitatif diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel dan Minitab 14. Untuk menganalisis metode pengendalian persediaan bahan baku perusahaan di tahun 2005 akan digunakan model MRP teknik EOQ, dan PPB. Setelah itu dipilih satu model alternatif untuk digunakan dalam analisis pengendalian persediaan bahan baku di tahun 2006 berdasarkan perencanaan bahan baku hasil peramalan dekomposisi aditif. WA, Mia. 2016. Perencanaan Kebutuhan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Susu Uht (Ultra High Temperature) Pada Pt. Indolakto [Skripsi]. Bogor (ID) : Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor Data produksi susu UHT PT. Indolakto (tahun 2000-2005) adalah tidak stasioner, memiliki unsur tren dan musiman. Hal ini ditunjukkan dari sebaran data produksi yang tidak berada disekitar garis lurus dan memiliki kecenderungan meningkat serta nilai koefisien autokorelasi yang membentuk suatu siklus yang memiliki titik tertinggi, terendah dan berulang setiap tahunnya. Metode peramalan yang digunakan adalah metode dekomposisi aditif. Model ramalan yang terbentuk adalah Ýt = 503951 + (23683.6 x t) + IMTt. Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan, yaitu sistem pengadaan dan pengendalian persediaan bahan baku susu UHT di PT. Indolakto belum optimal dari segi biaya persediaan. Hal ini ditunjukkan dari tingginya biaya persediaan yang dihasilkan perusahaan dibandingkan sistem pengendalian menggunakan metode MRP teknik EOQ dan PPB. Rencana produksi susu UHT untuk periode tahun 2006 diperoleh dari pengurangan jumlah produksi hasil ramalan dan persediaan akhir (persediaan pengaman) dengan persediaan awal tahun 2006. Persediaan pengaman dihitung berdasarkan tingkat pelayanan perusahaan di tahun 2005 yaitu 102.97 persen. Perencanaan kebutuhan bahan baku SMP dan gula diturunkan dari rencana produksi susu UHT. Proporsi SMP dan gula dalam 1 kilogram susu UHT masing- masing sebesar 9 persen dan 6 persen. Ada suatu rencana yang lebih tepat untuk mengatasi adanya perubahan-perubahan permintaan konsumen terhadap produk susu UHT pada PT. Indolakto, yaitu melalui metode peramalan dekomposisi aditif. Metode peramalan tersebut menghasilkan penyimpangan yang rendah. Perencanaan kebutuhan bahan baku susu UHT pada PT. Indolakto melalui proyeksi hasil peramalan dekomposisi aditif untuk periode tahun 2006 menunjukkan adanya peningkatan kebutuhan bahan baku (SMP dan gula) akibat dari meningkatnya jumlah produksi susu UHT di tahun 2006. Total produksi susu UHT pada tahun 2006 diperkirakan naik 21.47 persen menjadi 27 983 916.89 kg. Produksi puncak perusahaan diperkirakan terjadi pada bulan September 2006. Metode MRP teknik PPB merupakan model alternatif yang digunakan untuk menganalisis pengendalian persediaan bahan baku berdasarkan hasil ramalan tahun 2006 karena model tersebut terbukti menghasilkan penghematan terhadap biaya persediaan dan biaya pembelian perusahaan pada tahun 2005. WA, Mia. 2016. Perencanaan Kebutuhan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Susu Uht (Ultra High Temperature) Pada Pt. Indolakto [Skripsi]. Bogor (ID) : Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor Sementara hasil analisis pengendalian persediaan bahan baku pada tahun 2006 dengan metode PPB masih memberikan penghematan terhadap biaya persediaan dan biaya pembelian perusahaan Oleh karena itu metode MRP teknik PPB direkomendasikan sebagai model alternatif dalam sistem pengendalian persediaan bahan baku yang optimal dilihat dari biaya persediaan bahan bakunya. Penggunaan metode MRP teknik PPB dapat dijadikan alternatif bagi pengendalian persediaan perusahaan karena metode ini menghasilkan periode gabungan yang akan meminimumkan biaya persediaan (biaya pemesanan dan biaya penyimpanan). Metode ini lebih dinamis dalam menyeimbangkan antara biaya pemesanan dan biaya penyimpanan yang dikeluarkan perusahaan. Selain itu, metode PPB dapat lebih fleksibel dalam penggabungan kebutuhan bersih SMP dan gula selama periode tertentu jika terjadi perubahan biaya persediaan. Metode PPB juga dapat menggabungkan periode gabungan lebih dari satu periode kebutuhan bersih bahan baku.
WA, Mia. 2016. Perencanaan Kebutuhan Dan Pengendalian Persediaan Bahan
Baku Susu Uht (Ultra High Temperature) Pada Pt. Indolakto [Skripsi]. Bogor (ID) : Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor
Kajian Manajemen Persediaan Perusahaan Jasa Boga Maskapai Penerbangan (Inflight Catering Services) Kasus PT Aerowisata Catering Service Jakarta, Indonesia