Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS PADA PERUM BULOG KANTOR

WILAYAH KALIMANTAN SELATAN

Sri Wahyuni Dwi Putri1*, Farida Yulianti2, Lamsah3


Program studi manajemen, 61201, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad
Al-Banjari Banjarmasin, 16310154
Program studi manajemen, 61201, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad
Al-Banjari Banjarmasin, 1121076901
Program studi manajemen, 61201, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad
Al-Banjari Banjarmasin, 1125126201
Email: swdputri22@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji: (1) menentukan pengadaan beras dan (2) menganalisis sistem persediaan beras
pada Perum BULOG Kanwil KALSEL yang menggunakan metode economic order quantity (EOQ), persediaan
pengaman, persediaan maksimum dan pemesanan kembali. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian
deskriptif kuantitatif. Fokus penelitian ini adalah menghitung persediaan menggunakan metode EOQ. Hasil penelitian
menunjukan: (1) pengadaan beras di Perum BULOG Kanwil KALSEL dimulai dari kontrak pengadaan beras dengan
mitra kerja dan (2) hasil perhitungan pemesanan yang ekonomis (EOQ) adalah sebanyak 30.248,30 Kg, sementara itu
jumlah persediaan pengaman yang harus dimiliki Perum BULOG Kanwil KALSEL adalah 6.644.896,29 Kg,
persediaan maksimumnya adalah sebanyak 6.675.144,59 Kg dan pemesanan kembali yang optimal pada saat tingkat
pemesanannya sama dengan 7.154.641,82 Kg.

Kata Kunci: Pengadaan Beras; BULOG; Economic Order Quantity

ABSTRACT

This study aims to examine: (1) determining rice procurement and (2) analiyzing the rice supply system at the Perum
BULOG South Kalimantan Regional Office using the economic order quantity (EOQ) method, safety stock, maximum
inventory and reorder point. This research uses descriptive quantitative research design. The focus of this research is
to calculate inventory using the EOQ method. The results showed: (1) procurement of rice at the Public Corporation
BULOG KALSEL Regional Office starts from the rice procurement contract with partners and (2) the results of an
economical order calculation (EOQ) is 30,248.30 kg, while the amount of safety stock that must be owned by Perum
BULOG KALSEL Regional Office is 6,644,896.29 Kg, the maximum inventory is 6,675,144.59 Kg and the optimal
order back when the order level is equal to 7,154,641.82 Kg.

Keywords: Rice Procurement, BULOG, Economic Order Quantity


PENDAHULUAN mendukung, bisa mengakibatkan gagal panen
sehingga produksi padi tidak bisa maksimal.
Padi merupakan tanaman yang paling Kondisi tersebut mencerminkan perlunya
penting bagi masyarakat Indonesia. Beras pengaturan terhadap persediaan beras agar
yang merupakan hasil pengolahan dari padi mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
merupakan sumber dari karbohidrat tertinggi Persediaan merupakan aktiva
dibandingkan dengan jenis pangan lainnya, perusahaan yang menempati posisi yang
yaitu mencapai 360 kalori dan 78,9 gram, cukup penting dalam suatu perusahaan, baik
maka tidak heran beras banyak dikonsumsi perusahaan dagang ataupun perusahaan
oleh masyarakat Indonesia sebagai makanan industri (manufaktur) dan juga persediaan
pokok, Sediaoetama (2006). adalah pos aktiva yang dimiliki perusahaan
Pangan merupakan kebutuhan utama untuk dijual dalam operasi bisnis normal atau
bagi masyarakat yang harus dipenuhi setiap barang yang akan digunakan atau dikonsumsi
saat. Hal itulah yang mendasari terbitnya UU dalam membuat barang yang akan dijual.
No. 7 tentang pangan Firdaus.2008 yang Setiap perusahaan, baik perusahaan
mengemukakan bahwa pangan di Indonesia jasa maupun manufaktur pasti memerlukan
identik dengan beras karena beras merupakan persediaan. Tanpa adanya persediaan,
makanan pokok utama. Gangguan pada pengusaha akan dihadapkan pada suatu
ketahanan pangan (beras) seperti kekurangan resiko bahwa perusahaannya pada suatu saat
ketersediaan beras dan kenaikan harga beras tidak dapat memenuhi keinginan
dapat memicu kerawanan sosial, pelanggannya. Hal ini mungkin saja terjadi
ketidakstabilan ekonomi dan politik serta karena tidak selamanya barang atau jasa
secara menyeluruh dapat mengganggu tersedia setiap saat. Artinya pengusaha akan
stabilitas nasional. Dengan pertimbangan kehilangan kesempatan untuk memperoleh
pentingnya beras tersebut, pemerintah selalu suatu keuntungan yang seharusnya bisa
berupaya untuk menjaga kestabilan didapatkan. Jadi, persediaan sangat penting
persediaan beras sepanjang tahun, distribusi bagi suatu perusahaan.
beras yang merata, harga beras yang stabil Seringkali suatu perusahaan
serta meningkatkan ketahanan pangannya mengalami masalah dalam perencanaan dan
dari produksi dalam negeri, Trisilawaty pengendalian persediaan, mulai dari
(2011) persediaan bahan baku hingga barang jadi.
Ketahanan pangan baik bagi individu Masalah dari persediaan yaitu terlalu banyak
maupun rumah tangga merupakan hak asasi nya persediaan yang mengakibatkan biaya
manusia. Dalam ketahanan pangan, terdapat yang keluar terlalu besar atau kekurangan
aspek Supply yang mencakup proses persediaan yang mengakibatkan perusahaan
produksi dan distribusi. Ketersediaan beras terancam kehilangan konsumen. Oleh sebab
sangat erat kaitannya dengan produksi padi itu, penting bagi setiap perusahaan
para petani. Jika cuaca mendukung, maka mengadakan pengawasan atau pengendalian
produksi padi yang dihasilkan akan banyak dalam persediaan, karena kegiatan ini dapat
dan baik. Tetapi, jika cuaca tidak membantu untuk mencapai tingkat efisiensi
penggunaan dalam persediaan. Tapi perlu kebutuhan masyarakat. Supaya tujuan
ditekankan bahwa hal tersebut tidak akan bisa pemenuhan beras dapat dicapai maka
menghilangkan resiko yang akan timbul diperlukan perencanaan dan manajemen
akibat adanya persediaan yang terlalu besar persediaan yang terstruktur dan terorganisasi.
atau terlalu kecil, melainkan hanya akan Setiap perusahaan mempunyai cara-cara
mengurangi resiko yang akan terjadi nanti. yang berbeda dalam menangani sistem
Jadi untuk hal ini pengawasan atau pengendalian dan perencanaan persediaan.
pengendalian persediaan mampu mengurangi Suatu sistem persediaan adalah seperangkat
resiko sekecil mungkin. kebijakan dan pengendalian yang memonitor
Persediaan ini diadakan apabila tingkat persediaan dan menentukan berapa
keuntungan yang diharapkan dari persediaan tingkat yang seharusnya dijaga dalam gudang
tersebut terjamin kelancarannya. Maka dari dan bagaimana caranya mengoptimalkan
itu, perlu diusahakan supaya keuntungan biaya total persediaan.
yang didapatkan lebih besar daripada biaya- Melihat begitu pentingnya persediaan
biaya yang ditimbulkan. dalam suatu perusahaan, untuk mencegah
Pada dasarnya semua perusahaan terjadinya penumpukan persediaan beras
mengadakan suatu perencanaan dan yang bisa menimbulkan tingginya biaya total
pengendalian bahan yaitu dengan tujuan persediaan, baik biaya penyimpanan maupun
utamanya untuk menekan atau meminimalisir investasi yang ditanam oleh perusahaan
biaya dan untuk memaksimumkan laba tersebut, maka penulis tertarik untuk
dalam waktu tertentu. melakukan suatu penelitian dengan judul
Pengelolaan persediaan beras yang “ANALISIS PENGENDALIAN
baik penting dilakukan untuk menunjang PERSEDIAAN BERAS PADA PERUM
upaya pemenuhan kebutuhan beras sebagai BULOG KANTOR WILAYAH
makanan pokok masyarakat. Kecukupan KALIMANTAN SELATAN”.
persediaan beras dapat mendorong
terciptanya stabilitas pangan sehingga METODE
memperlancar pemenuhan kebutuhan pangan
beras. Perusahaan Umum Badan Urusan Penelitian Lapangan (Field Research)
Logistik atau biasa dikenal dengan sebutan Dalam penelitian ini penulis langsung
Perum Bulog merupakan sebuah lembaga terjun kelapangan untuk memperoleh data
pangan di Indonesia yang mengurusi tata asli dari perusahaan.
niaga beras. Perum Bulog yang beroperasi
berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres) Penelitian Kepustakaan (Library
mengadakan persediaan pangan yang Research)
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan Untuk melengkapi data yang
masyarakat Indonesia dan meciptakan diperoleh dari penelitian lapangan maka
stabilitas harga beras. Perum Bulog penulis melengkapinya dengan membaca dan
bekerjasama dengan pihak lain agar mempelajari buku (literature) yang ada
persediaan beras tercukupi untuk memenuhi hubungannya dengan masalah yang ingin
dibahas, dimana data yang ada akan HASIL DAN PEMBAHASAN
dihubungkan dengan teori-teori manajemen
operasional dan manajemen produksi. Alur Pengadaan Beras

Analisis Data Pengadaan beras yang dilakukan


Dari data yang telah terkumpul saat BULOG dapat melalui tiga saluran dalam
penelitian lapangan penulis mencoba penyerapan produksi petani yaitu SATGAS
menelaah dengan menggunakan dasar teori ADA DN, Unit Pengolahan Gabah dan Beras
sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang (UPGB) dan mitra kerja. Ketiga saluran
kemudian dituangkan atau dibuat kedalam tersebut membeli gabah langsung pada petani
penulisan skripsi. dengan patokan Harga Pembelian Pemerintah
(HPP). Alur pengadaan beras dimulai dari
Informan Kunci (Key Informants) kantor pusat Perum BULOG untuk meminta
Dalam penelitian ini menggunakan Divre melakukan pengadaan beras. Setelah
informan kunci (key informants) untuk Divre menerima perintah dari pusat,
mendapatkan informasi atau data yang lebih selanjutnya Divre melakukan negosiasi
mendalam mengenai aspek tertentu kontrak dengan mitra kerja. Jika kontrak
berkenaan dengan tujuan penelitian ini. tersebut sudah disetujui, maka Divre akan
Adapun yang digolongkan sebagai key mengirim Surat Perintah Terima Barang
informants yaitu pihak staf perum BULOG (SPTB) yang ditujukan kepada gudang.
kanwil kalsel sesuai dengan tugas dan Kemudian mitra kerja akan mengirim beras
tanggung jawabnya masing-masing. ke gudang sesuai dengan kontrak yang telah
disetujui. Sebelum menerima beras, petugas
Metode Deskriptif adalah penelitian yang perugas survey digudang akan mengecek
tujuannya untuk menjelaskan atau kelayakan beras (survey kualitas) tersebut.
mendeskripsikan suatu peristiwa, keadaan, Setelah itu, gudang akan menerima beras
objek apakah orang atau segala sesuatu yang tersebut dan akan membuat Laporan
terkait dengan variabel-variabel yang bisa Penerimaan Barang.
dijelaskan baik dengan kata-kata maupun
angka-angka. (Punaji 2010) Analisis Persediaan Beras di Perum
BULOG Kanwil KALSEL
Metode Kuantitatif adalah metode
penelitian yang menggunakan proses data- 1) Menentukan jumlah pemesanan yang
data yang berupa angka sebagai alat ekonomis (EOQ)
menganalisis dan melakukan kajian Dalam menganalisa jumlah
penelitian, terutama mengenai apa yang pemesanan beras yang ekonomis untuk
sudah diteliti. (Kasiram.2008) setiap kali terjadi pemesanan yang
dilakukan perum BULOG kanwil
KALSEL perlu kita ketahui terlebih
dahulu asumsi-asumsi untuk membatasi
masalah yang akan dipecahkan sehingga
bisa mengambil kesimpulan yang adalah sebanyak 30.248,30 Kg untuk satu
kemungkinan besar itu benar. Asumsi- kali pemesanan dengan frekuensi pemesanan
asumsi menurut Petty, William, Scott dan sebanyak 879 kali. Pemesanan ini dilakukan
David (2005) merupakan biaya agar dapat menutupi jumlah persediaan beras
pemesanan setiap kali pesan tetap, harga yang telah disalurkan kepada masyarakat
pembelian beras tetap, biaya penyimpanan KALSEL dan juga untuk memenuhi
tetap dan beras selalu tersedia dipasar. kebutuhan beras untuk penyaluran
Data dari Perum BULOG kanwil selanjutnya.
KALSEL pada tahun 2019 adalah sebagai
2) Menentukan jumlah persediaan pengaman
berikut:
(Safety Stock)
Perum BULOG menentukan bahwa
(1) Kebutuhan beras selama 1 tahun
persediaan pengaman yang ditentukan
(A) = 26.579.585,18 Kg
adalah selama tiga bulan penyaluran rutin,
(2) Biaya pemesanan (Ordering Cost)
dengan asumsi apabila terjadi gagal panen
(P) = Rp. 20.000
maka Perum BULOG masih mempunyai
(3) Harga beras per kilogram (Kg)
persediaan beras selama tiga bulan
(R) = Rp. Rp. 8.300/Kg
kedepan. Untuk menentukan perhitungan
(4) Biaya penyimpanan (Carrying Cost)
jumlah persediaan pengaman/persediaan
(C) = 14%
minimum (safety stock) maka harus
Berdasarkan data yang telah
diketahui terlebih dahulu jumlah
dikumpulkan diatas, maka dapat dihitung
penyaluran setiap bulannya yaitu:
jumlah pemesanan beras yang ekonomis
sebagai berikut: Penyaluran per bulan

EOQ = √(2 x A x P) / (R x C) = (Penyaluran dalam satu tahun)


(Jumlah bulan dalam satu tahun)

EOQ = √( 2 x 26.579.585,18 x 20.000)


= 26.579.585,18 / 12
= 2.214.965,43 kg per bulan
(8.300 x 14%)

EOQ = √914.959.905 Berdasarkan perhitungan


penyaluran diatas maka persediaan
pengaman (safety stock) dapat dihitung
EOQ = 30.248,30 Kg sesuai dengan ketentuan Perum BULOG
yaitu sebesar tiga kali penyaluran rutin
Frekuansi pemesanan selama 1 tahun =
setiap bulannya yaitu sebagai berikut:

26.579.585,18 / 30.248,30 = 879 kali Safety Stock (SS) = 3x penyaluran setiap bulan
= 3 x 2.214.965,43 kg
Berdasarkan perhitungan diatas maka
jumlah pemesanan ekonomis yang sebaiknya = 6.644.896,29 kg
dilakukan Perum BULOG kanwil KALSEL
Rata-rata jumlah persediaan Sehingga titik pemesanan kembali
pengaman (safety stock) yang sebaiknya (reorder point) dapat dihitung sebagai
dimiliki Perum BULOG kanwil KALSEL berikut :
yaitu sebanyak 6.644.896,29 kg agar dapat Reorder Point (ROP)
memenuhi kebutuhan konsumen di wilayah = Safety Stock (SS) + D
KALSEL jika terjadi gagal panen atau = 6.644.896,29 kg + 509.745,53 kg
keterlambatan dalam menerima beras yang = 7.154.641,82 Kg
dipesan.

3) Persediaan maksimum (Maximum Berdasarkan hasil analisis yang telah


Inventory) dilakukan maka diperoleh waktu
Persediaan maksimum dapat dihitung pemesanan yang optimal yaitu pada saat
dengan menjumlahkan pemesanan yang tingkat persediaan sama dengan
ekonomis (EOQ) dengan persediaan 7.154.641,82 Kg. Sedangkan data dari
pengaman (safety stock). Maka dapat Perum BULOG kanwil KALSEL
dihitung sebagai berikut: pemesanan yang dilakukan belum didasari
Maximum Inventory (MI) = EOQ + SS dengan tingkat persediaan yang dikelola,
= 30.248,30 + 6.644.896,29 melainkan dengan mengikuti pola
= 6.675.144,59 Kg produksi beras. Hal ini karena Perum
Setelah dilakukan analisis maka telah BULOG kanwil KALSEL lebih
diperoleh persediaan maksimum yang mengutamakan menjaga stabilitas pangan.
dapat dikelola Perum BULOG kanwil
KALSEL yaitu sebesar 6.675.144,59 Kg.
PENUTUP
4) Penentuan titik pemesanan kembali KESIMPULAN
(Reorder Point)
Data yang diperlukan untuk menghitung Berdasarkan eveluasi terhadap analisis
pengawasan persediaan beras yang optimal
reorder point yaitu sebagai berikut :
pada Perum BULOG Kanwil KALSEL yang
(1) Waktu tunggu (lead time) dari Perum telah diuraikan pada bab sebelumnya. Maka
BULOG selama 7 hari, yaitu dimulai dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
dari hari saat pemesanan sampai 1). Alur pengadaan beras yang dilakukan
dengan tiba digudang. yaitu kantor pusat Peum BULOG akan
(2) Perkiraan rata-rata penyaluran perhari meminta Divre untuk melakukan
= (Penyaluran dalam satu tahun) pengadaan beras kemudian Divre akan
melakukan negosiasi kontrak dengan
(Jumlah hari dalam satu tahun)
mitra kerja. Kemudian mitra kerja akan
= 26.579.585,18 / 365 mengirimkan beras ke gudang sesuai
= 72.820,79 Kg perhari dengan kontrak yang telah disetujui.
(3) Penyaluran selama waktu tunggu (D) Sebelum menerima beras, petugas servey
digudang akan mengecek kelayakan beras
= 7 hari × rata-rata penyaluran perhari
tersebut.
= 7 hari × 72.820,79 Kg 2). Berdasarkan hasil analisis jumlah
= 509.745,53 Kg pemesanan ekonomis yang sudah dihitung
adalah sebesar 30.248,30 Kg dengan Alexandri, Moh. Benny. 2009. Manajemen
frekuensi pemesanan sebesar 879 kali. Keuangan Bisnis Teori dan Soal.
3). Berdasarkan hasil analisis jumlah safety Alfabeta: Bandung.
stock yang harus dimiliki oleh Perum
BULOG Kanwil KALSEL adalah sebesar Assauri, Sofjan. 2010. Manajemen
6.644.896,29 Kg. Pemasaran: Dasar, Konsep & Strategi.
4). Berdasarkan hasil analisis jumlah Jakarta: Raja Grafindo Persada.
persediaan maksimal yang bisa dikelola
adalah sebesar 6.675.144,59 Kg. Barry, Render dan Jay Heizer, 2001, Prinsip-
5). Berdasarkan hasil analisis jumlah reorder prinsip Manajemen Operasi : Operations
point maka dapat diperoleh waktu Management, Salemba Empat, Jakarta.
pemesanan yang optimal pada saat tingkat Divianto. 2011. “Faktor-faktor yang
pemesanan sama dengan 7.154.641,82 mempengaruhi perusahaan dalam
Kg. melakukan Auditor Switch”. Jurnal
Ekonomi dan Akuntansi, Vol. 1, No. 2,
SARAN Hal 153-173.

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, Freddy Rangkuti. 2007. Manajemen


maka kemudian dapat dikemukakan beberapa Persediaan: Aplikasi dibidang bisnis.
saran tang dapat dijadikan sebagai bahan Edisi 2 Jakarta: PT. Raja Grafindo
perimbangan bagi perusahaan dalam Persada.
menentukan kebijakan pengawasan
persediaan pada periode mendatang adalah Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi
sebagai berikut: Keuangan per Efektif 1 Januari 2015.
1). Pihak perusahaan sebaiknya bisa lebih Jakarta, 2014.
optimal dalam melakukan pengadaan
beras dari hasil produksi petani yang ada Kasiram, Mohammad. 2008. Metode
di Kalimantan Selatan. Penelitian Kuantitatif-Kualitatif. Malang:
2). Pihak perusahaan sebaiknya lebih UIN Malang Press.
memperhatikan jumlah pemesanan yang
ekonomis untuk setiap kali pemesanan dan Keown, Arthur J., Martin. John D., Petty,
jumlah persediaan minimum persediaan William J., Scott, David F, Jr., 2005,
pengaman (safety stock), persediaan Financial Management: Principles and
maksimum dan titik pemesanan kembali Applications, 10 Ed., Prentice Hall, New
(reorder point). Jersey.

REFERENSI Punaji. 2010. Metode Penelitian Penelitian


dan Pengembangan. Jakarta: Kencana.
Agus Ristono (2009). Manajemen persediaan
edisi I. Yogyakarta : Graha ilmu Rangkuty, Freddy. 2004. Manajemen
Ahyari, Agus. 2003. Manajemen Produksi Persediaan, Edisi 2, Cetakan Keenam,
Perencanaan Sistem Produksi Buku. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada,
Yogyakarta : BPFE UGM Jakarta, hal 9.
Salim, Peter dan Yenny Salim. 2002. Kamus
Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta:
Modern English Press.

Sediaoetama, Achmad D. 2006. Ilmu Gizi


untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta:
Dian Rakyat

Trisilawaty, Analisis Optimasi Rantai Pasok


Beras dan Penggunaan Gudang Perum
BULOG Divre DKI Jakarta, Sekolah
Pascasarjana, 2011, Institute Pertanian
Bogor.

William J. Stevenson. 2009. Management


Operation. UK: Prentice Hall.

Anda mungkin juga menyukai