Anda di halaman 1dari 7

ABSTRAK

KAJIAN RANTAI PASOK GABAH DAN KOLABORASI PEMERINTAH


DENGAN PERUSAHAAN SWASTA TERHADAP KESTABILAN HARGA (study kasus
kab.Indramayu) pada Pabrik Beras Kab.Indramayu. Bertujuan untuk mengetahui apakah
penimbunan gabah mempengaruhi aktivitas supply chain persediaan bahan baku yang ada
pada perusahaan dan apakah penimbunan gabah dapat mempengaruhi kestabilan harga
pasar.penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam
sebagai metode pengumpulan data. Wawancara dilakukan kepada 5 responden yang terdiri
dari pemilik pabrik beras di indramayu,dengan hasil wawancara pemilik pabrik beras
melakukan penimbunan gabah karena berfikir saat mereka membeli gabah saat harga rendah
namun dengan sedikit menaikan harga akan mebantu ekonomi para petani padi saat tidak ada
bantuan dari pemerintah.namun banyak kendala yang terjadi seperti harga beras melonjak
naik perusahaan membantu petani tapi tidak melihat sisi lain mayarakat terkena dampak
inflasi yang tinggi dan disini peran pemerintah bertindak dengan merangkul perusaan swasta
untuk mengeluarkan cadangan gabah supaya harga tidak makin tinggi,sehingga
masyarakat,petani,dan perusahaan tidak merasa dirugikan dan saling menguntungkan.
Kata kunci: penimbunan gabah,kestabilan harga,rantai pasok
LATAR BELAKANG

Kesetabilan harga ialah ketika tingkat inflasi rendah dan tidak berfluktuasi secara
ekstrim. Tingkat inflasi yang rendah memungkinka n keputusan pembisnis dan konsumen
jangka panjang yang akurat, Ekpektasi inflasi juga akan cukup stabil dari hari kehari.apabila
inflasi naik masyarakat indonesia banyak dirugikan dengan harga pangan yang terus
naik.salah satunya adalah beras makanan pokok masyarakat indonesia adalah nasi,untuk itu
pemerintah indonesia mengupayakan harga beras stabil. Salah satu program yang di lakukan
pemerintah adalah Secara umum, Arief menjelaskan pelaksanaan SPHP Beras di Tingkat
Konsumen Tahun 2023 akan menggunakan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di gudang
Bulog.CBP berasal dari pembelian langsung baik yang dibeli dengan menggunakan Harga
Pembelian Pemerintah (HPP), harga fleksibilitas, pengalihan stok komersial, maupun
pengadaan dari luar atas penugasan pemerintah.“Pelaksanaan SPHP beras akan dilakukan di
seluruh Indonesia melalui Bulog dengan target penyaluran minimal 1,2 juta ton atau
disesuaikan dengan kondisi pasar,” ujarnya.Menurutnya, SPHP beras 2023 akan dilaksanakan
sepanjang tahun dari Januari sampai Desember 2023 dengan intensitas pelaksanaan per bulan
mengacu kepada perkembangan rata-rata harga beras secara nasional yang dihimpun dari
laporan perangkat daerah.Melalui SPHP beras ini, Bulog melakukan penyaluran beras dengan
harga Rp 8.300 – Rp 8.900 per kilogram disesuaikan dengan pembagian zonasi. Di wilayah
Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Rp 8.300 per
kilogram.Sementara di wilayah Sumatera kecuali Lampung dan Sumatera Selatan, Nusa
Tenggara Timur dan Kalimantan dibanderol harga Rp 8.600 per kilogram, dan Wilayah
Maluku dan Papua sebesar Rp 8.900 per kilogram.( sumber : bulog.co.id).

Program untuk kestabilan harga yang dilakukan pemerintah,apakah pemerindah dapat


bekerja sama dengan perusahaan swasta?.Karena banyak kasus-kasus perusahaan swasta
yang membuat kecurangan dengan cara menimbun gabah yang dibeli perusahaan saat harga
rendah untuk dijual kembali karena yang dipikirkan perushaaan adalah laba.karena indonesia
memiliki banyak pabrik beras yang terdapat disetiap daerah yang ada diindonesia,salah satu
daerah nya yaitu Indramayu.dilansir dari Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut tiga
kabupaten/kota di Jabar dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2022 adalah
Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Subang. Produksi padi (gabah
kering giling/GKG) Kabupaten Indramayu pada tahun 2022 tercatat sebanyak 1,499 juta ton (
sumber : https://dkpp.indramayukab.go.id/)

Manajemen Rantai Pasokan adalah keseluruhan kegiatan pergerakan produksi dan


jasa dari pemasok ke pelanggan yang meliputi informasi,dana serta sumberdaya lainnya yang
saling terkait untuk meningkatkan daya beli pada perusahaan .Kegiatan-kegiataan terkait
pengelolaan dimulai dari bahan baku ,perencanaan kolaboratif,penyebaran
informasi,pengiriman pesanan,penelurusan pesanan,layanan pasca penjualan,pengukuran
kinerja perusahaan,hingga pengembangan produk. Semua aktivitas yang dilakukan untuk
memastikan apakah pemenuhan perintaan pasar bisa tercukupi.

Dalam manajemen rantai pasokan terdapat 3 komponen kegiatan yang dilakukan.


Yang pertama Upstream supply chain ialah pengelolaan perpindahan produk yang dilakukan
antara perusahaan dengan penyedia bahan baku,yang kedua Downstream supply chain
merupakan pendistribusi produk dari perusahaan ke konsumen,biasanya dilakukan oleh
perusahaan tanpa menggunakan jasa penyetok barang.yang terakhir internal supply
chain,yaitu pengelolaan ketersediaan bahan baku ,serta proses pabrikasi yang dilakukan oleh
sistem manajemen.

Dengan adanya Fenomena yang ada diatas penulis tertarik melakukaan penelitian
dengan judul “KAJIAN RANTAI PASOK GABAH DAN KOLABORASI
PEMERINTAH DENGAN PERUSAHAAN SWASTA TERHADAP KESTABILAN
HARGA (study kasus kab.Indramayu)” dengan adanya paper ini diharapkan pembaca dapat
menambah wawasan terkait manajemen supply chain dan kestabilan harga.

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat meruuskan masalah penelitian


diantaranya :

1. Dampak dari penyimpanan gabah terhadap rantai pasok persediaan bahan baku?
2. Bagaimana kolaborasi pemerintah dan Perusahaan swasta menjaga kestabilan harga?

TEMUAN

Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang pertama tentang bagaimana dampak


penyimpanan gabah terhadap rantai pasok persediaan bahan baku, bagian temuan ini focus
pada beberapa aspek penyimpanan gabah yang diikuti oleh para perusahaan swasta yang
bergerak dalam penggilingan padi dan beras wilayah indramayu.

Pada bagian berikut, studi ini akan mengekplorasi pertanyaan penelitian kedua
tentang bagaimana kolaborasi pemerintahan dan perusahaan swasta untuk menjaga kestabilan
harga gabah. Pada bagian ini, kajian menggali data wawancara dan observasi untuk
menemukan peran pemerintahan dan perusahaan swasta dalam menjaga kestabilan harga.
Dampak Penimbunan Gabah pada Rantai Pasok Persediaan.

Semua responden menyatakan bahwa mereka belum menemui hambatan atau dampak
negative dari penyimpanan gabah terhadap persediaan bahan baku. Menurut responden 1,3
dan 4 penyimpanan gabah tersebut tidak berdampak pada penghambatan persediaan bahan
baku dikarenakan pembelian gabah yang tidak hanya 1 wilayah tetapi beberapa wilayah yang
sedang mengalami panen. Penyimpanan gabah seperti ini lebih akan menguntungkan para
petani ketika waktu panen dan menguntungkan para penggiling ketika gabah sulit didapatkan.

Biasanya ketika kita melakukan penyimpanan maka gabahnya tidak hanya ambil 1
daerah yang panen tetapi dari beberapa daerah yang sedang musim panen dan penyimpanan
ini dilakukan pada musim panen raya yang dimana harga gabah pada waktu tersebut anjlok
menurun hingga dibawah Rp.4000 dan beberapa para pengusaha penggilingan padi akan
membeli gabah dengan harga yang tinggi biasanya dengan harga Rp. 3.750 – 4.000/Kg
meskipun perbedaaan harga yang lumayan sedikit tetapi harga tersebut akan menguntungkan
para petani. ( Responden 4)

Pandangan Responden 4 ini dikuatkan oleh responden 1 yang mengatakan bahwa


ketika gabah melimpah pada waktu panen mereka membeli gabah dengan harga yang sedikit
meningkat yang berbeda dengan harga biasanya. Hal ini, dikarenakan untuk melakukkan
penyimpanan gabah, biasanya penyimpanan gabah ini untuk bahan persediaan perusahaan
yang akan menggunakannya ketika harga gabah yang meningkat atau sulit didapat ketika
usainya waktu panen sehingga hal ini dapet penguntungkan untuk perusahaan swasta seperti
saya sendiri, Gabah yang ditimbun ini biasanya dari beberapa daerah seperti dari karawang,
brebes, indramayu, dan luardaerah lainnya. Cara seperti ini tidak akan membuat gabah
menjadi susah didapat sehingga akan melonjaknya harga tersebut. (Responden 1)

Pandangan Responden 4 dan responden 1 dikuatkan oleh responden 3 yang


mengatakan bahwa banyak para pengusaha penggilingan beras yang menimbun gabah lebih
dari 100.000 ton pada saat panen tetapi ketika penimbunan ini, saya selaku perngusaha
penggilingan gabah biasanya membeli harga gabah yang berbeda dengan biasanya atau ada
penambahan harga sekitar Rp.50 – Rp. 300/Kg sehingga ini bisa menguntungkan petani,
ketika waktu panen usai biasanya ada beberapa petani yang menjual gabah dengan harga
tinggi sehingga para penggiling akan menjadi kualahan dengan harga gabah yang tidak
semestinya. Sehingga para penggiling seperti saya berinisiatif untuk menimbun gabah dan
menjualkan ketika panen usai tersebut untuk mencegah terjadinya hal peningkatan pada harga
gabah. (Responden 3)

Kolaborasi antara Pemerintah dan Perusahaan Swasta untuk Menstabilkan Harga

Beberapa responden mengatakan hanya ada beberapa perusahaan swasta yang bisa
menjalin kerjasama antara perusahaan pemerintah atau bisa disebut mitra kerja. Menurut
responden 2, 3, dan 5 yang merupakan mitra kerja dari perusahaan pemerintahan menyatakan
bahwa mereka melakukan kerja sama tersebut guna untuk menstabilkan harga barang baik itu
gabah maupun beras sehingga tidak merugikan pihak lain.
Perusahaan saya merupakan mitra kerja dari perusahaan pemerintah yang dimana
akan memberikan informasi kapan harga gabah atau beras akan meningkat atau menurun,
sehingga pemerintah meminta untuk para perusahaan swasta untuk mengeluarkan gabah atau
berasnya yang ditimbun untuk diedarkan ketika harganya beli barang tidak stabil (Responden
2)

Pandangan responden 2 yang dikuatkan oleh responden 3 yang mengatakan beberapa


para pengusaha penggilingan padi melakukan kerjasama dengan pemerintah baik yang
melakukan penimbunan atau pun tidak. Biasanya perusahaan yang melakukan penimbunan
akan diberitahukan oleh pemerintah bahwa harga beli gabah atau harga beli beras sedang
mengalami peningkatan maka perusahaan tersebut diharuskan untuk secepatnya
mengeluarkan barang persediaannya seperti gabah hal ini guna untuk mencegah agar harga
barang tidak terus menerus meningkat. Tetapi ketika harga barang meningkat dan perusahaan
swasta tidak melakukan penimbunan biasanya perusahaan swasta tersebut akan mengambil
gabah atau beras kepada perusahaan pemerintah atau perusahaan swata lain yang melakukan
penimbunan dengan harga beli gabah dan beras yang stabil sehingga hal ini akan membuat
harga beli diluar sana tidak melonjak naik ( Responden 3).

Demikian halnya dengan responden 3 yang menjelaskan kerjasama yang dilalui


perusahaan swasta yang mereka miliki dengan pihak perusahaan pemerintah guna menjaga
kestabilan harga, Pandangan oleh responden 5 yang mengatakan bahwa perusahaan mereka
berkerjasama dengan pemerintahaan guna untuk membantu para penggiling padi lainnya dan
para konsumen agar tidak membeli gabah atau beras dengan harga tinggi diluaran sana,
ketika kita tidak melakukan pengeluaran barang yang dilakukan penimbunan maka harga
pasaran gabah dan beras akan meningkat dikarenakannya panen yang telah usai sehingga
banyak petani yang menjual gabah nya ketika waktu tersebut dan membuat para penggilingg
padi sulit untuk melakukan produksi beras dikarenakan harga gabah yang meningkat yang
akan mengakibatkan harga beras yang yang diproduksinya meningkat. Maka dari itu
perusahaan pemerintah memberikan perintah kepada para perusahaan swasta untuk mencegah
hal tersebut. (Responden 5)

DISKUSI

Studi ini berupaya untuk mengeksplorasi peran penimbunan gabah dan kolaborasi
antara perusahaan pemerintah dengan perusahaan swasta guna menstabilkan harga. Pada
perusahaan sector penggilingan gabah mengeksplorasi hasil wawancara kepada 5 responden.

Berdasarkan temuan dari riset ini, penimbunan gabah ini berperan dalam
menstabilkan harga yang dirasakan oleh para pengusaha penggilingan gabah seperti
mengeluarkan gabah pada saat harga gabah yang melonjak meningkat dan sulit
didapatkannya gabah. Selanjutnya terkait penerapan penimbunan tersebut membuat harga
gabah diluaran sana menjadi stabil sehingga tidak adanya melonjaknya harga gabah yang
tidak wajar. Sehingga untuk para penggiling dan para konsumen beras bisa memanfaatkan
situasi ini dengan dampak positif dari penimbunan tersebut bisa menstabilkan harga pasaran
gabah dan beras diluaran.]
Implikasi Praktis

Kajian ini bermanfaat bagi para penggusaha penggiling padi, petani, dan masyarakat
diluaran dalam mencapai kestabilan harga. Meskipun dalam mencapai kestabilan harga
berbeda-beda antara perusahaan, temuan penimbunan gabah diperusahaan ini memiliki
relavansi dengan masyarakat, dan perusahaan pemerintah guna menstabilkan harga.

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, penelitian ini dilakukan 5 perusahaan


swasta. Selanjutnya, penelitian ini hanya mengumpulkan data dari 5 responden, sehingga
tidak bisa melakukan generelisasi. Penelitian selanjutnya mungkin perlu melibatkan lebih
dari 5 perusahaan dan melibatkan lebih banyak responden.

Kajian Teori

Kajian ini mengkaji teori-teori yang relevan untuk menjawab permasalahan yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya. Kajian teori ini bersumber dari jurnal penelitian maupun
media elektronik lainnya. Berikut adalah pembahasan lebih lanjut :

Menurut Heizer & Reder (2015), manajemen rantai pasokan adalah pengintegrasi
aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan
produk jadi, serta pengiriman ke pelanggan. Seluruh aktvitas tersebut memerlukan koordinasi
antara rantai pasokan satu dengan lainnya, karena pad dasarnya, semua perusahaan tersebut
memiliki tujuan yang sama, yaitu memberikan produk terbaik kepada konsumen. Manajemen
rantai pasokan tidak hanya melihat sisi internal, namun juga sisi eksternal yang menyangkut
hubungan perusahaan-perusahaan partner.

Aktivitas yang ada dalam manajemen rantai pasokan yaitu menemukan transportrasi ke
vendor, pemindahan uang secara kredit dan tunai, para pemasok, bank dan distributor, utang
dan piutang usaha, pergudangan dan tingkat persediaan pemenuhan pesanan, dan berbagi
informasi pelanggan, prediksi, dan produksi.

Kesetabilan harga

Kebijakan harga berpotensi trade off antara melindung produsen dan konsumen. Di
antara keduanya, juga terdapat lembaha tata niaga perberasan yang memiliki kepntingan
untuk menciptakan margin keuntungan yang tinggi dan saat ii berada pada situasi pasar yang
menguntungkan, yaitu berperan dalam struktur pasar oligopsoni saat membeli padi dan
oligopoly saat menjual beras. Kondisi ini menimbulkan berbagai kebijakan stabilitas harga
beras menjadi tidak tercapai secara efektif. Efektifitas kebijakan harga beras telah dipelajari
secara luas, misalnya Putri et al (2013) menyatakan bahwa harga gabah di tingkat petani,
produksi padi, dan harga beras menjadi factor yang mempengaruhi penawaran beras.

Pemerintah menjaga kesetabilan harga gabah

Berbagai upaya yang telah dilakukan Kementrian Pertanian (Kementan) untuk


meningkatkan produksi beras telah berhasil mencipkatan kondisi surplus. Keberhasilan
tersebut diikuti dengan upaya pemerintah untuk terus mendorong penyerapan gabah penati
saat panen raya dalam rangka menjaga stabilitas pasokan dan harga Gabah Kering Panen
(GKP) baik di tigkatkan konsumen maupun produsen agar harga tidak mengalami penurunan
atau merugikan petani.

“Saat ini telah mampu menghasilkan produktivitas hasil pertanian sesuai target dalam
proses perjalanan mempersiapkan ketahanan pengan nasional, pencapaian tersebut juga telah
disampaikan oleh Presiden Joko Widodo bahwa hanya pertanian yang memberikan kontribusi
tertinggi terhadp PDB Nasiona,” Ungkap Mentri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan
SYL) dalam acara Pertemuan Koordinasi Serap Gabah Bersama kepala dinas pertanian
provinsi dan kabupaten se Indonesia, stakeholder dan perbankan yang dilakukan secara
online di Ruang AWR, Kantor Pusat Kementrian Pertanian, Jakarta (20/4).

METODE

Desain penelitian
Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan wawancara semi terstruktur
dalam menangkap informasi tentang rantai pasok gabah dan kolaborasi pemerintah dengan
perusahaan swasta terhadap kestabilan harga (study kasus kab.indramayu) pada pabrik beras
kab.indramayu. Metode kualitatif ini diambil dengan pertimbangan karena Pertama,
menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak.
Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan
responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak
penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. (Moleong, 2018)

Konteks Penelitian dan Partisipan

Konteks penelitian ini adalah mengetahui apakah penimbunan gabah mempengaruhi


aktivitas supply chain persediaan bahan baku merupakan perusahan yang bergerak di bidang
pertanian. Perusahaan ini dipilih karena pemilik pabrik beras melakukan penimbunan gabah.
Sebanyak lima responden wawancara dilakukan kepada pemilik pabrik beras di indramayu.
Pemilihan responden dengan wawancara dilakukan dengan teknik purposive sampling.
Purposive sampling adalah pengambilan sampel dengan menggunakan beberapa
pertimbangan tertentu sesuai dengan kriteria yang diinginkan untuk dapat menentukan jumlah
sampel yang akan diteliti (Sugiyono, 2020). teknik purposive sampling digunakan untuk
mengidentifikasi pengusaha swasta yang memiliki informasi yang luas terkait MRP dan
pengaruhnya terhadap keunggulan kompetitif pada perusahaan ini dan masyarakat.
Pengumpulan Data
Wawancara semi terstruktur dilakukan antara bulan Januari dan Februari 2023 secara
langsung berhadap-hadapan. Pada awal interview peneliti menyediakan informasi secara
singkat tentang riset ini. Wawancara berlangsung selama 20-25 menit menggunakan Bahasa
Indonesia dan kemudian ditranskrip oleh anggota peneliti dan dinalisa untuk menangkap
tema dari wawancara tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Moleong J Lexy.(2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosda karya Bandung

Sugiyono.(2020). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai