Kesetabilan harga ialah ketika tingkat inflasi rendah dan tidak berfluktuasi secara
ekstrim. Tingkat inflasi yang rendah memungkinka n keputusan pembisnis dan konsumen
jangka panjang yang akurat, Ekpektasi inflasi juga akan cukup stabil dari hari kehari.apabila
inflasi naik masyarakat indonesia banyak dirugikan dengan harga pangan yang terus
naik.salah satunya adalah beras makanan pokok masyarakat indonesia adalah nasi,untuk itu
pemerintah indonesia mengupayakan harga beras stabil. Salah satu program yang di lakukan
pemerintah adalah Secara umum, Arief menjelaskan pelaksanaan SPHP Beras di Tingkat
Konsumen Tahun 2023 akan menggunakan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di gudang
Bulog.CBP berasal dari pembelian langsung baik yang dibeli dengan menggunakan Harga
Pembelian Pemerintah (HPP), harga fleksibilitas, pengalihan stok komersial, maupun
pengadaan dari luar atas penugasan pemerintah.“Pelaksanaan SPHP beras akan dilakukan di
seluruh Indonesia melalui Bulog dengan target penyaluran minimal 1,2 juta ton atau
disesuaikan dengan kondisi pasar,” ujarnya.Menurutnya, SPHP beras 2023 akan dilaksanakan
sepanjang tahun dari Januari sampai Desember 2023 dengan intensitas pelaksanaan per bulan
mengacu kepada perkembangan rata-rata harga beras secara nasional yang dihimpun dari
laporan perangkat daerah.Melalui SPHP beras ini, Bulog melakukan penyaluran beras dengan
harga Rp 8.300 – Rp 8.900 per kilogram disesuaikan dengan pembagian zonasi. Di wilayah
Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Rp 8.300 per
kilogram.Sementara di wilayah Sumatera kecuali Lampung dan Sumatera Selatan, Nusa
Tenggara Timur dan Kalimantan dibanderol harga Rp 8.600 per kilogram, dan Wilayah
Maluku dan Papua sebesar Rp 8.900 per kilogram.( sumber : bulog.co.id).
Dengan adanya Fenomena yang ada diatas penulis tertarik melakukaan penelitian
dengan judul “KAJIAN RANTAI PASOK GABAH DAN KOLABORASI
PEMERINTAH DENGAN PERUSAHAAN SWASTA TERHADAP KESTABILAN
HARGA (study kasus kab.Indramayu)” dengan adanya paper ini diharapkan pembaca dapat
menambah wawasan terkait manajemen supply chain dan kestabilan harga.
1. Dampak dari penyimpanan gabah terhadap rantai pasok persediaan bahan baku?
2. Bagaimana kolaborasi pemerintah dan Perusahaan swasta menjaga kestabilan harga?
TEMUAN
Pada bagian berikut, studi ini akan mengekplorasi pertanyaan penelitian kedua
tentang bagaimana kolaborasi pemerintahan dan perusahaan swasta untuk menjaga kestabilan
harga gabah. Pada bagian ini, kajian menggali data wawancara dan observasi untuk
menemukan peran pemerintahan dan perusahaan swasta dalam menjaga kestabilan harga.
Dampak Penimbunan Gabah pada Rantai Pasok Persediaan.
Semua responden menyatakan bahwa mereka belum menemui hambatan atau dampak
negative dari penyimpanan gabah terhadap persediaan bahan baku. Menurut responden 1,3
dan 4 penyimpanan gabah tersebut tidak berdampak pada penghambatan persediaan bahan
baku dikarenakan pembelian gabah yang tidak hanya 1 wilayah tetapi beberapa wilayah yang
sedang mengalami panen. Penyimpanan gabah seperti ini lebih akan menguntungkan para
petani ketika waktu panen dan menguntungkan para penggiling ketika gabah sulit didapatkan.
Biasanya ketika kita melakukan penyimpanan maka gabahnya tidak hanya ambil 1
daerah yang panen tetapi dari beberapa daerah yang sedang musim panen dan penyimpanan
ini dilakukan pada musim panen raya yang dimana harga gabah pada waktu tersebut anjlok
menurun hingga dibawah Rp.4000 dan beberapa para pengusaha penggilingan padi akan
membeli gabah dengan harga yang tinggi biasanya dengan harga Rp. 3.750 – 4.000/Kg
meskipun perbedaaan harga yang lumayan sedikit tetapi harga tersebut akan menguntungkan
para petani. ( Responden 4)
Beberapa responden mengatakan hanya ada beberapa perusahaan swasta yang bisa
menjalin kerjasama antara perusahaan pemerintah atau bisa disebut mitra kerja. Menurut
responden 2, 3, dan 5 yang merupakan mitra kerja dari perusahaan pemerintahan menyatakan
bahwa mereka melakukan kerja sama tersebut guna untuk menstabilkan harga barang baik itu
gabah maupun beras sehingga tidak merugikan pihak lain.
Perusahaan saya merupakan mitra kerja dari perusahaan pemerintah yang dimana
akan memberikan informasi kapan harga gabah atau beras akan meningkat atau menurun,
sehingga pemerintah meminta untuk para perusahaan swasta untuk mengeluarkan gabah atau
berasnya yang ditimbun untuk diedarkan ketika harganya beli barang tidak stabil (Responden
2)
DISKUSI
Studi ini berupaya untuk mengeksplorasi peran penimbunan gabah dan kolaborasi
antara perusahaan pemerintah dengan perusahaan swasta guna menstabilkan harga. Pada
perusahaan sector penggilingan gabah mengeksplorasi hasil wawancara kepada 5 responden.
Berdasarkan temuan dari riset ini, penimbunan gabah ini berperan dalam
menstabilkan harga yang dirasakan oleh para pengusaha penggilingan gabah seperti
mengeluarkan gabah pada saat harga gabah yang melonjak meningkat dan sulit
didapatkannya gabah. Selanjutnya terkait penerapan penimbunan tersebut membuat harga
gabah diluaran sana menjadi stabil sehingga tidak adanya melonjaknya harga gabah yang
tidak wajar. Sehingga untuk para penggiling dan para konsumen beras bisa memanfaatkan
situasi ini dengan dampak positif dari penimbunan tersebut bisa menstabilkan harga pasaran
gabah dan beras diluaran.]
Implikasi Praktis
Kajian ini bermanfaat bagi para penggusaha penggiling padi, petani, dan masyarakat
diluaran dalam mencapai kestabilan harga. Meskipun dalam mencapai kestabilan harga
berbeda-beda antara perusahaan, temuan penimbunan gabah diperusahaan ini memiliki
relavansi dengan masyarakat, dan perusahaan pemerintah guna menstabilkan harga.
Kajian Teori
Kajian ini mengkaji teori-teori yang relevan untuk menjawab permasalahan yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya. Kajian teori ini bersumber dari jurnal penelitian maupun
media elektronik lainnya. Berikut adalah pembahasan lebih lanjut :
Menurut Heizer & Reder (2015), manajemen rantai pasokan adalah pengintegrasi
aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan
produk jadi, serta pengiriman ke pelanggan. Seluruh aktvitas tersebut memerlukan koordinasi
antara rantai pasokan satu dengan lainnya, karena pad dasarnya, semua perusahaan tersebut
memiliki tujuan yang sama, yaitu memberikan produk terbaik kepada konsumen. Manajemen
rantai pasokan tidak hanya melihat sisi internal, namun juga sisi eksternal yang menyangkut
hubungan perusahaan-perusahaan partner.
Aktivitas yang ada dalam manajemen rantai pasokan yaitu menemukan transportrasi ke
vendor, pemindahan uang secara kredit dan tunai, para pemasok, bank dan distributor, utang
dan piutang usaha, pergudangan dan tingkat persediaan pemenuhan pesanan, dan berbagi
informasi pelanggan, prediksi, dan produksi.
Kesetabilan harga
Kebijakan harga berpotensi trade off antara melindung produsen dan konsumen. Di
antara keduanya, juga terdapat lembaha tata niaga perberasan yang memiliki kepntingan
untuk menciptakan margin keuntungan yang tinggi dan saat ii berada pada situasi pasar yang
menguntungkan, yaitu berperan dalam struktur pasar oligopsoni saat membeli padi dan
oligopoly saat menjual beras. Kondisi ini menimbulkan berbagai kebijakan stabilitas harga
beras menjadi tidak tercapai secara efektif. Efektifitas kebijakan harga beras telah dipelajari
secara luas, misalnya Putri et al (2013) menyatakan bahwa harga gabah di tingkat petani,
produksi padi, dan harga beras menjadi factor yang mempengaruhi penawaran beras.
“Saat ini telah mampu menghasilkan produktivitas hasil pertanian sesuai target dalam
proses perjalanan mempersiapkan ketahanan pengan nasional, pencapaian tersebut juga telah
disampaikan oleh Presiden Joko Widodo bahwa hanya pertanian yang memberikan kontribusi
tertinggi terhadp PDB Nasiona,” Ungkap Mentri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan
SYL) dalam acara Pertemuan Koordinasi Serap Gabah Bersama kepala dinas pertanian
provinsi dan kabupaten se Indonesia, stakeholder dan perbankan yang dilakukan secara
online di Ruang AWR, Kantor Pusat Kementrian Pertanian, Jakarta (20/4).
METODE
Desain penelitian
Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan wawancara semi terstruktur
dalam menangkap informasi tentang rantai pasok gabah dan kolaborasi pemerintah dengan
perusahaan swasta terhadap kestabilan harga (study kasus kab.indramayu) pada pabrik beras
kab.indramayu. Metode kualitatif ini diambil dengan pertimbangan karena Pertama,
menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak.
Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan
responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak
penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. (Moleong, 2018)
DAFTAR PUSTAKA
Moleong J Lexy.(2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosda karya Bandung