Anda di halaman 1dari 6

JAKARTA, KOMPAS — Setelah tiga tahun berlalu, pemerintah akhirnya merevisi kebijakan

tentang harga pembelian pemerintah atau HPP gabah dan beras. Selain HPP, pemerintah
juga menetapkan harga eceran tertinggi atau HET beras. Harapannya, harga gabah di petani
serta harga beras di pedagang dan konsumen berada di tingkat yang wajar.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengumumkan kenaikan HPP gabah/beras


itu seusai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana
Kepresidenan di Jakarta, Rabu (15/3/2023).

Arief menyebutkan, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani ditetapkan Rp 5.000
per kilogram (kg). Sementara GKP di tingkat penggilingan ditetapkan Rp 5.100 per kg, gabah
kering giling (GKG) di penggilingan Rp 6.200 per kg, GKG di gudang Bulog Rp 6.300 per kg,
dan HPP beras di gudang Bulog Rp 9.950 per kg.

Sesuai regulasi sebelumnya, yakni Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 Tahun 2020
tentang Penetapan Harga Pembelian Pemerintah untuk Gabah dan Beras, HPP GKP di tingkat
petani Rp 4.200 per kg, sementara di tingkat penggilingan Rp 4.250 per kg. Adapun GKG di
penggilingan Rp 5.250 per kg, GKG di gudang Bulog Rp 5.300 per kg, dan beras di gudang
Bulog Rp 8.300 per kg.

Selain ketentuan tentang HPP gabah/beras, pemerintah juga menetapkan HET beras
berdasarkan zonasi dalam rapat tersebut. HET beras medium di Zona 1 yang meliputi Jawa,
Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi ditetapkan Rp 10.900
per kg.

Adapun HET beras medium di Zona 2 yang meliputi Sumatera selain Lampung dan Sumatera
Selatan serta Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan ditetapkan Rp 11.500 per kg. Adapun
HET beras medium di zona yang mencakup Maluku dan Papua ditetapkan Rp 11.800 per kg.

Arief menambahkan, Presiden meminta keputusan itu diumumkan segera. Saat ini, payung
hukumnya dalam proses perundangan. Dengan demikian, ketentuan tentang HPP dan HET ini
bisa segera berlaku.

Pemerintah, kata Arief, merumuskan angka HPP dan HET itu bersama petani, pedagang, dan
masyarakat. ”Jadi tiga-tiganya harus dijaga. Angka ini bisa cepat keluar, kita harus apresiasi
seluruh asosiasi, baik di hulu, seperti KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan), HKTI (Himpunan
Kerukunan Tani Indonesia, (dan) Serikat Petani Indonesia (SPI), kemudian yang di tengah
ada penggilingan padi, Perpadi, dan lain-lain, sehingga kita bisa dapatkan angka yang
menurut kita semua adalah wajar,” paparnya.

Sebelumnya, sejumlah asosiasi petani dan lembaga menyampaikan usulan HPP dalam
pertemuan dengan Badan Pangan Nasional di Bogor, Jawa Barat, Kamis (2/3/2023). Asosiasi
Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI), misalnya, mengusulkan HPP GKP Rp 5.700
per kg, HKTI mengusulkan Rp 5.550 per kg, SPI Rp 5.600 per kg, KTNA Rp 5.400 per kg, dan
Aliansi Petani Indonesia (API) Rp 5.800 per kg.

Selain itu, Penggerak Pembangunan Masyarakat Desa mengusulkan harga GKP Rp 5.375 per
kg dan Kementerian Pertanian di Rp 4.800-Rp 5.100 per kg. Adapun Badan Riset dan Inovasi
Nasional (BRIN) mengusulkan harga GKP Rp 4.850-Rp 5.000 per kg.

Indikator pemerintah

Terkait keputusan itu, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal menyatakan,


sebagai operator, Bulog menilai penting penetapan HPP tersebut. ”Dalam menjalankan tugas
pengamanan harga di hulu, kami membutuhkan instrumen harga sebagai landasan,” ujarnya
saat dihubungi, Rabu (15/3).
Awaludin menambahkan, jumlah serapan gabah/beras Bulog akan menjadi salah satu
indikator harga di pasar. Jumlah serapan Bulog yang tinggi mengindikasikan harga gabah
berada di bawah HPP. Sebaliknya, jika jumlah serapan Bulog rendah, harga pasar berada di
atas HPP.

Tahun ini, Badan Pangan Nasional menargetkan Bulog dapat menyerap gabah/beras dalam
negeri 2,4 juta ton. Sebanyak 70 persen di antaranya diharapkan terserap saat panen raya
pada Maret-April 2023. Namun, hingga akhir Februari 2023, realisasi pengadaan beras dalam
negeri untuk cadangan beras pemerintah (CBP) baru 15.451 ton.

Terkait kebijakan itu, Ketua Umum AB2TI Dwi Andreas Santosa menyatakan, keputusan itu
sudah melalui berbagai pertimbangan, termasuk dampaknya terhadap konsumen. ”Usulan
kami mewakili petani masih tetap sebagaimana sudah diusulkan bersama jaringan-jaringan
tani besar di Indonesia, yaitu di rentang Rp 5.400-Rp 5.800 (per kg) untuk GKP di petani,”
ujarnya.

Terkait HET beras, dia berharap ketentuan itu hanya berlaku bagi pemerintah dalam
mengintervensi harga, yakni ketika harga beras di tingkat konsumen melebihi HET. Petani
berharap ketentuan tentang HET beras tidak justru berdampak menekan harga gabah di
tingkat petani.

Terkait opsi impor beras, Arief menambahkan, neraca pangan mengutamakan produksi dalam
negeri. ”Pada saat produksi dalam negeri itu cukup, buat apa impor? Jadi, saat kita memang
memerlukan (impor) itu, kita lakukan, tetapi itu opsi terakhir,” katanya.

Sebelumnya, pada Rabu pagi Presiden Joko Widodo menjanjikan pemerintah berupaya
menyeimbangkan harga. Harapannya, harga gabah di tingkat petani baik dan wajar, harga
beras di pedagang baik dan wajar, demikian pula harga beras di konsumen.

Ketika harga naik, formula yang biasa diambil adalah menggelontorkan beras sebanyak-
banyaknya ke pasar. ”Tapi, ini tidak kita lakukan karena menjaga keseimbangan itu,” ujar
Presiden seusai meresmikan acara temu bisnis produk dalam negeri di Jakarta, Rabu pagi.

PT Wilmar Bawa Gabah Lampung Keluar Daerah, Diduga Melanggar Perda


Rabu, 02 November 2022 - 07.32 WIB

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - PT Wilmar Padi Indonesia adalah salah satu


perusahaan yang membeli gabah dari petani di Lampung Selatan, yang kemudian dibawa
keluar daerah. Sayangnya, perusahaan ini tidak pernah berkomunikasi dan berkoordinasi
dengan Pemda setempat. Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi, dibuat geram dengan ulah PT
Wilmar Padi Indonesia yang telah membeli gabah milik petani Lampung di atas Harga
Pembelian Pemerintah (HPP) yang telah ditetapkan, dan kemudian dibawa keluar daerah.
Arinal menegaskan, akan menindak perusahaan-perusahaan yang membeli beras dari petani
di Lampung, lalu dibawa keluar daerah.
“Berdasarkan informasi yang saya peroleh, perusahaan yang belakangan membeli gabah
milik petani di Lampung Selatan dengan harga di atas HPP adalah PT Wilmar Padi Indonesia,”
ujar Arinal saat rapat ketahanan pangan, di Mahan Agung Rumah Dinas Gubernur, Selasa
(1/11/2022).

Arinal mengungkapkan, selama ini PT Wilmar tidak berkomunikasi dan koordinasi dengan
pemerintah daerah saat membeli gabah asal Lampung lalu dibawa keluar daerah.
“PT Wilmar membeli gabah  di Lampung dengan harga tinggi di atas HPP memang bagus
untuk petani, tapi tentu ada plus dan minusnya. Saya minta pemerintah kabupaten/kota
dapat memantu serta mendampingi para petani yang ada di daerah masing-masing untuk
tidak menjual gabah ke perusahaan yang berasal dari luar daerah,” tegas Arinal.
Arinal mengatakan, pihaknya akan memutuskan pada bulan Desember nanti agar pemerintah
membeli gabah petani sesuai harga yang ada saat ini. Arinal menerangkan, akan
menimbulkan permasalahan baru jika banyak gabah Lampung dibawa keluar daerah.
"Misal berasnya untuk ekspor ini tentu yang tidak boleh, silahkan beli tapi dalam bentuk
beras bukan gabah. Musim panen ini jangan sampai gabah petani dibeli oleh perusahaan
yang tidak jelas dan tidak membeli sesuai aturan," ujarnya.

Arinal menjelaskan, pada bulan November ini akan ada 10 daerah di Lampung yang
melakukan panen raya dengan luas lahan diperkirakan mencapai 23.131 hektare, dan jumlah
beras yang dihasilkan mencapai 120 ribu ton. Sehingga Lampung siap berkontribusi untuk
membantu cadangan beras nasional," katanya.
Arinal membeberkan, daerah yang akan panen raya adalah Kabupaten Lampung Tengah
dengan luas 1.342 ha, Tanggamus 1.882 ha, Pesisir Barat 738 ha, Lampung Barat 2.091 ha,
Way Kanan 1.157 ha, dan Lampung Utara 423 ha. Selanjutnya, Kabupaten Pesawaran
dengan luas 2.951 ha, Lampung Selatan 3.862 ha, Tulang Bawang 7.632 ha dan Lampung
Timur 1.053 ha.

Anggota Komisi IV DPR RI, Hanan A Razak, mengungkapkan dengan dibelinya gabah di atas
HPP tentu sangat menguntungkan para petani. Saat ini harga Gabah Kering Giling (GKG)
mencapai Rp5.500 per kilogram.
"Harus ada terobosan dari pemerintah pusat, seperti meminta Bulog bisa membeli beras atau
gabah di atas harga normal. Karena saat ini semua harus bersaing, petani pasti lebih memilih
menjual ke harga yang lebih mahal," kata Hanan.
Hanan juga meminta Pemprov Lampung harus menegakkan Perda Nomor 7 tahun 2017
tentang larangan menjual gabah keluar daerah.

"Ini akan melindungi pabrik penggilingan juga petani sehingga bisa digiling disini, baru bisa
dibawa kemanapun. Perda harus ditegakkan agar tidak dijual dalam bentuk gabah. Kita
banyak merugi, misal hasil katul untuk makan ternak hilang, skam untuk bahan pemanasan
dan lainnya juga hilang," ujar Hanan. Hanan menjelaskan, saat ini pemerintah pusat akan
melakukan pengadaan beras cadangan nasional yang diharapkan tidak impor namun
menggunakan beras dalam negeri.
"Lampung juga harus siap-siap karena sebagai daerah lumbung pangan nasional. November
ini saja ada 23.100 hektar yang akan panen. Tentunya ini berpotensi untuk membantu
cadangan pangan nasional," kata dia.

Dalam Perda No. 7 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Distribusi Gabah Pasal 5 Ayat 2
disebutkan, hasil pertanian berupa gabah dilarang didistribusikan keluar daerah Lampung.
Sementara Pasal 7 Ayat 3 menyebut pihak yang melanggar dikenakan sanksi administratif
berupa penghentian sementara kegiatan, penghentian tetap, pencabutan sementara izin,
pencabutan tetap izin, dan denda administratif. Menindaklanjuti Perda tersebut, diterbitkan
Pergub Nomor 71 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian Distribusi
Gabah.

Pasal 11 dalam Pergub ini disebutkan dalam rangka untuk menjaga dan menjamin
ketersediaan gabah di daerah perlu dilakukan pengendalian pendistribusian gabah dengan
cara melarang keluarnya gabah dari daerah. (*)
Langgar Perda No. 7 /2017,
Wilmar Diduga Monopoli Pendistribusian Gabah di Lampung

Oktober 15, 2022


TINTAINFORMASI.COM, BANDAR LAMPUNG — Provinsi Lampung yang digaungkan sebagai
lumbung padi, dengan memproduksi beras sendiri, ternyata hanya isapan jempol. Ratusan pengusaha
penggilingan padi di beberapa kabupaten di Provinsi Lampung menjerit lantaran usahanya mati suri
akibat adanya dugaan praktek monopoli pembelian gabah para petani oleh Wilmar (PT Wilmar Padi
Indonesia).
Sementara diketahui, Pemerintah Provinsi Lampung telah mengeluarkan Perda No. 7 Tahun 2017
tentang Pengelolaan Distribusi Gabah, namun sayangnya Perda tersebut tidak dijalankan.
Di Lampung Tengah, salah satu pemilik usaha penggilingan padi di Kota Gajah mengeluhkan adanya
dugaan monopoli oleh pihak Wilmar yang membeli gabah petani dengan harga tinggi mencapai
Rp5.500. Hal ini sudah berlangsung sejak panen pertama di bulan Juni, sampai sekarang.
“Kami gak berani lagi karena harga mereka (Wilmar) sudah tinggi, dan petani juga tidak mau menjual
ke kami dengan harga dibawah itu, jadi mereka ngikut harga itu,” ungkap Ketua DPC Pengusaha
Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Lampung Tengah, saat dikonfirmasi Bongkar Post, pada Jumat
(14/10/2022).

Dikatakan, jika kondisi ini terus berlangsung tanpa ada pengawasan dari pemerintah, akan mematikan
pengusaha – pengusaha lokal.
“Ya mereka para petani tidak mau lagi menjualnya kepada kami, usaha kami lama-lama akan mati,
mereka jual ke pengusaha besar itu,” keluhnya.
Agen – agen menjualnya ke Wilmar dengan harga mahal, pernah sampai Rp5.550.
“Kami menjual dengan harga Rp5.100 saja sudah berat,” ucapnya.
Sementara, lanjut dia, dari Dinas terkait belum ada tindakan. “Tidak ada taring,” tandasnya.
“Kita lumbung pangan tapi kita kalah bersaing dengan perusahaan besar, dimonopoli harganya. Ini
harusnya Satgas Pangan turun, jika gak turun penggilingan padi di Lamteng bisa mati suri semua,”
imbuhnya.

Kondisi serupa juga dialami Jainuri. Pemilik PT Wahyu Guna Diesel di Bumi Restu, Palas, Lampung
Selatan mengungkapkan bahwa sejak adanya Wilmar, usahanya tidak jalan, dan ini sudah
berlangsung sekitar dua bulan belakangan ini.
“Hari ini belum ada mobil masuk, kami sekarang cuma jadi penonton, usaha kami turun drastis, agen
beli dari petani sudah Rp5.100, sementara kami berani di angka Rp5000, kami kan memperhitungkan
ongkos transport, pekerja dan sebagainya. Harga standar di agen lebih tinggi dari harga pemerintah,”
jelasnya.
Lanjut dia, dalam persoalan ini kuncinya ada di Bulog. Saat ini, pasca BBM naik, Bulog belum
mengeluarkan HPP, bulan kemaren standar harga gabah kering Rp5.500 dan basah Rp4.500/Rp4.600.
“Tolong kalau bisa bagaimana caranya usaha kami bisa lancar, diseimbangkan, jangan sampai ada
perseteruan antara agen dan pemroses,” tandasnya.
Berdasarkan informasi dari seorang sumber, Wilmar mengurangi kuota pembelian. Satu pabrik Wilmar
di Cilegon sehari terima 1500 ton daya tampung, atau 214 ha panen.
“Kalau 1000 ha panen, gak sampai 5 hari selesai. Sementara Palembang sehari bisa 2000 ton lebih
daya tampung, atau 270 ha sehari. kalau lahan cm 2000 ha, 2 minggu selesai,” jelasnya.
Jika kondisi ini terjadi terus menerus, lanjut dia, maka Wilmar akan dilaporkan ke Satgas Lapangan
Kementerian.

“Minimal Wilmar nanti menyetandarkan pembelian harga gabah dengan harga terjangkau, petani
tidak akan dirugikan, tetap gabah diatas harga HTT pemerintah yang saat ini Rp4.250, kalau nanti
kita beli Rp4.500 petani sudah untung besar,” ungkapnya.
“Kita mengingatkan pemerintah untuk mengawasi. Dan ada aturan bahwa gabah tidak boleh ditimbun
lebih dari 8ribu ton, atau beras lebih dari 2ribu ton,” ungkap sumber ini.
Maraknya penjualan gabah keluar daerah di Provinsi Lampung ini, jelas melanggar Perda no 7 tahun
2017 tentang Pengelolaan Distribusi Gabah, yakni Pasal 5 ayat 2 yang menyatakan “Hasil pertanian
berupa gabah dilarang untuk didistribusikan keluar daerah”.

Untuk diketahui, PT Wilmar Padi Indonesia merupakan anak perusahaan dari PT Wilmar Nabati. PT
Wilmar Padi Indonesia menjadi perusahaan penggilingan padi terbesar dengan kapasitas tahunan 7
juta ton. Perusahaan ini menjual beras dengan merek Sania, Fortune dan Lumbung Padi.
Mirisnya, Jaksa Agung RI telah menetapkan empat orang tersangka perkara dugaan tindak pidana
korupsi dalam pemberian fasilitas ekspor crude palm oil (CPO/minyak sawit mentah) dan turunannya
pada bulan Januari 2021 sampai dengan Maret 2022. Dan dari keempat tersangka tersebut, tiga
diantaranya berasal dari pelaku usaha, yang salah satunya berasal dari produsen minyak kelapa sawit
utama dunia, Wilmar International.

Master Parulian Tumanggor (MPT) yang merupakan Komisaris Utama PT Wilmar Nabati Indonesia
resmi ditetapkan sebagai salah satu tersangka dalam kasus dugaan korupsi tersebut.
Wilmar merupakan perusahaan Singapura yang ikut didirikan oleh salah satu taipan asal RI Martua
Sitorus, bersama pengusaha Singapura Kuok Khoon Hong.
Saat persoalan ini dikonfirmasi ke Midi Iswanto, selaku Ketua Perpadi Provinsi Lampung, ia mengaku
belum mengetahuinya.

“Perusahaan dimana itu, kok anggota belum ada yang lapor ke saya ya,” ucap Midi.

Ini Jurus Wilmar untuk Genjot Kesejahteraan Petani Padi

Dea Duta Aulia – detikFinance


Rabu, 14 Des 2022 20:19 WIB

"Ini Jurus Wilmar untuk Genjot Kesejahteraan Petani Padi"

Ketua Komisi IV DPR RI Sudin (kiri) menyerahkan plakat kepada Rice Business Head PT Wilmar Padi
Indonesia Saronto di sela kunjungan ke penggilingan modern perusahaan di Serang. (Foto: Wilmar)

Jakarta - Rice Head Business PT Wilmar Padi Indonesia Saronto mengatakan ada sejumlah strategi
yang dimiliki perusahaan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan petani. Hal tersebut
diungkapkan olehnya saat menerima kunjungan kerja dari Komisi IV DPR RI dan Dirjen Tanaman
Pangan ke penggilingan padi modern milik Wilmar di Serang, Selasa (13/12).
"Perusahaan tidak hanya berbisnis tetapi ingin memberikan nilai tambah terhadap bisnisnya melalui
pendampingan petani untuk meningkatkan produktivitasnya dan memberikan harga beli yang fair
(adil)," kata Saronto dalam keterangan tertulis, Rabu (13/12/2022).

Ia mengatakan hingga tahun ketiga, pihaknya telah menjalin kerja sama pembinaan terhadap 5.559
petani dengan luas lahan 4,424 hektare (ha) dan 49 demplot. Kerja sama tersebut tersebar di
Mojokerto, Ngawi, Madiun, Bojonegoro, Banten, Kuala Tanjung, Medan, dan Palembang.

"Petani senang dengan kerja sama ini. Mereka kembali pada musim tanam kedua dan ketiga,"
katanya.

Baca juga:
Pakar Nilai Investasi Pangan Swasta Beri Dampak Positif untuk Petani
Ia mengatakan dari uji coba melalui demplot diperoleh peningkatan produksi sebesar 15-30%.
Sedangkan aplikasi di lapangan dengan luasan yang besar peningkatan produksi petani rata-rata
15%. Hal itu turut berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan petani dan sejalan dengan visi dan
misi perusahaan agar generasi muda tertarik masuk ke pertanian.

Pihaknya pun turut menyediakan surveyor yang memantau harian ke petani langsung. Tak hanya itu
pihaknya juga menjalin kerja sama dengan produsen bibit unggulan pestisida dan Pupuk Mahkota
yang diproduksi PT Wilmar Chemical Indonesia. Hal itu merupakan faktor utama dalam peningkatan
produksi.

"Kalau faktor utamanya sudah tersedia, peningkatan produksi akan sangat mungkin tercapai,"
katanya.

Tak hanya itu, ia pun menjawab terkait isu monopoli beras oleh Wilmar. Menurutnya, penyerapan
yang dilakukan oleh perusahaan masih sangat kecil dibanding total produksi di Indonesia.

Baca juga:

Jurus Wilmar Padi Tingkatkan Produktivitas Padi Lewat Penerapan GAP


"Contonya, penyerapan di Jawa Timur hanya 2,93%, Banten 0,75% dan Lampung 0,53%," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPR RI Sudin mengatakan berpesan agar Wilmar turut menggandeng
penggilingan kecil dan menengah agar dapat menyerap produk seperti menir yang biasa digunakan
untuk bahan tepung beras, dedak, dan sekam.

"Kalau Wilmar bukan hanya produksi beras tapi ada bekatul, menirnya, sekam. Ini kan dijual semua,
bisa jadi rice bran oil. Jadi turunannya banyak. Kalau penggilingan kecil hanya punya penggilingan
sama gabah. Bekatulnya belum tentu mereka bisa pilah," kata Sudin.

Ia mengatakan jika hal tersebut dilakukan maka bisa memberikan dampak yang besar lagi terhadap
masyarakat.

"Ini mereka kumpulkan dan dijual. (Penggilingan) yang kecil suplai yang besar. Yang besar bantu
yang kecil. Selama ini (bekatul) masih dianggap waste atau sampah," tutupnya.

Anda mungkin juga menyukai