www.pertanian.go.id
3-4 minutes
Karanganyar (7/11) - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman berhasil mengantisipasi musim paceklik padi
yang bisanya terjadi pada awal dan akhir tahun. Strategi yang berhasil dilakukannya adalah dengan menambah
luas areal tanam saat musim tanam yang berlangsung pada bulan Juli- September. Sehingga semua yang
dilakukan terukur. Karena menurut Mentan menanam itu bukan merupakan hal yang instan, ada persiapan
“Strategi yang telah kita lakukan adalah menggenjot produksi dibulan Juli-Agustus-September yaitu tidak boleh
tanam di bawah 1 juta hektare, kalau dulu yang ditanam hanya 500 ribu hektare.
Kalau tanam segitu artinya dikali produksi enam ton (setiap 1 hektare) berarti 3 juta ton dibagi dua jadi 1,5 juta
ton beras padahal kebutuhan kita 2,6 juta ton," kata Amran saat meninjau kegiatan panen di Desa Waru,
Panen dibulan November ini dilaporkan telah mencapai target 1 juta hektare. Hal ini menunjukan bahwa target
pada musim tanam kemarin telah berhasil. Sehingga kapasitas produksi beras dapat mencukupi kebutuhan
"Kalau tanam 1 juta hektare dengan produksi 7 ton per hektar maka produksinya dikali 7 ton berarti ada 7 juta
ton gabah dan jika dikonversi ke beras akan dibagi dua yaitu 3.5 juta ton produksi beras. Kebutuhan satu bulan
2,6 juta ini artinya ada surplus 900 ribu ton sehingga tidak ada penceklik dan harga stabil," jelas Mentan.
Selain itu sesuai laporan yang diterima Mentan kemarin menyebutkan bahwa beras sudah masuk di Pasar Induk
Beras Cipinang (PIBC) sebesar 5220 ton. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi kenaikan pasokan sebesar
100 persen. “ Bisanya normalnya yang masuk di PIBC sekitar 2000 -2500 ton beras, sebut Mentan.
Keberhasilan Mentan dalam menghadapi musim paceklik ini juga ditandai dengan harga beli gabah petani yang
mengalami kenaikan dan harga beras di konsumen yang cenderung stabil bahkan ada yang turun. Baru-baru ini
Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan bahwa secara keseluruhan, kelompok bahan makanan tercatat
deflasi pada periode ini sebesar 0,45%, karena turunnya harga sejumlah komoditas. Jika dibandingkan tahun
lalu sebesar 0,65. “ Deflasi yang terjadi pada musim paceklik ini luar biasa, bisanya yang terjadi sebelumnya
chrome-extension://ipjogfeblagoilekmobpdocdbfdedgdp/data/reader/index.html?id=2053111530 1/2
11/30/22, 2:34 PM Kementerian Pertanian Republik Indonesia :: Reader Mode for Google Chrome™
Dalam kesempatan tersebut Mentan juga menjabarkan beberapa strategi lainnya yang dilakukan untuk
menghadapi musim paceklik diantaranya melakukan mekanisasi pertanian, membangun pompa, embung,
irigasi, sumur dangkal dan dalam, serta membangun Rain Water Harvesting (RWH),
“Berkat mekanisasi pertanian menggunakan combine harvester yang dulunya panen membutuhkan tenaga 20
orang sekarang hanya butuh 1 orang selama 3 jam sehingga dapat mempercepat waktu tanam dan panen“ jelas
Mentan
chrome-extension://ipjogfeblagoilekmobpdocdbfdedgdp/data/reader/index.html?id=2053111530 2/2