Anda di halaman 1dari 2

11/30/22, 2:34 PM Kementerian Pertanian Republik Indonesia :: Reader Mode for Google Chrome™

www.pertanian.go.id

Kementerian Pertanian Republik Indonesia


kementan

3-4 minutes

Kementan Berhasil Antisipasi Musim Paceklik Melalui Solusi


Permanen

Karanganyar (7/11) - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman berhasil mengantisipasi musim paceklik padi

yang bisanya terjadi pada awal dan akhir tahun. Strategi yang berhasil dilakukannya adalah dengan menambah

luas areal tanam saat musim tanam yang berlangsung pada bulan Juli- September. Sehingga semua yang

dilakukan terukur. Karena menurut Mentan menanam itu bukan merupakan hal yang instan, ada persiapan

sebelumnya untuk dijadikan solusi permanen hadapi musim paceklik di Indonesia.

“Strategi yang telah kita lakukan adalah menggenjot produksi dibulan Juli-Agustus-September yaitu tidak boleh

tanam di bawah 1 juta hektare, kalau dulu yang ditanam hanya 500 ribu hektare.

Kalau tanam segitu artinya dikali produksi enam ton (setiap 1 hektare) berarti 3 juta ton dibagi dua jadi 1,5 juta

ton beras padahal kebutuhan kita 2,6 juta ton," kata Amran saat meninjau kegiatan panen di Desa Waru,

Kecamatan Kebakkramat, Kab. Karang Anyar, Jawa Tengah.

Panen dibulan November ini dilaporkan telah mencapai target 1 juta hektare. Hal ini menunjukan bahwa target

pada musim tanam kemarin telah berhasil. Sehingga kapasitas produksi beras dapat mencukupi kebutuhan

nasional dan harga di pasaran juga dapat dikatakan cenderung stabil.

"Kalau tanam 1 juta hektare dengan produksi 7 ton per hektar maka produksinya dikali 7  ton berarti ada 7 juta

ton gabah dan jika dikonversi ke beras akan dibagi dua yaitu 3.5 juta ton produksi beras. Kebutuhan satu bulan

2,6 juta ini artinya ada surplus 900 ribu ton sehingga tidak ada penceklik dan harga stabil," jelas Mentan.

Selain itu sesuai laporan yang diterima Mentan kemarin menyebutkan bahwa beras sudah masuk di Pasar Induk

Beras Cipinang (PIBC) sebesar 5220 ton. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi kenaikan pasokan sebesar

100 persen. “ Bisanya normalnya yang masuk di PIBC sekitar 2000 -2500 ton beras, sebut Mentan.

Keberhasilan Mentan dalam menghadapi musim paceklik ini juga ditandai dengan harga beli gabah petani yang

mengalami kenaikan dan harga beras di konsumen yang cenderung stabil bahkan ada yang turun. Baru-baru ini

Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan bahwa secara keseluruhan, kelompok bahan makanan tercatat

deflasi pada periode ini sebesar 0,45%, karena turunnya harga sejumlah komoditas. Jika dibandingkan tahun

lalu sebesar 0,65. “ Deflasi yang terjadi pada musim paceklik ini luar biasa, bisanya yang terjadi sebelumnya

adalah inflasi besar-besaran, “ tegas Mentan

chrome-extension://ipjogfeblagoilekmobpdocdbfdedgdp/data/reader/index.html?id=2053111530 1/2
11/30/22, 2:34 PM Kementerian Pertanian Republik Indonesia :: Reader Mode for Google Chrome™

Dalam kesempatan tersebut Mentan juga menjabarkan beberapa strategi lainnya yang dilakukan untuk

menghadapi musim paceklik diantaranya melakukan mekanisasi pertanian, membangun pompa, embung,

irigasi, sumur dangkal dan dalam, serta membangun Rain Water Harvesting (RWH), 

 
“Berkat mekanisasi pertanian menggunakan combine harvester yang dulunya panen membutuhkan tenaga 20

orang sekarang hanya butuh 1 orang selama 3 jam sehingga dapat mempercepat waktu tanam dan panen“ jelas

Mentan

chrome-extension://ipjogfeblagoilekmobpdocdbfdedgdp/data/reader/index.html?id=2053111530 2/2

Anda mungkin juga menyukai