Anda di halaman 1dari 10

TUGAS DISKUSI KELOMPOK

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Agribisnis Tanaman Pangan

"Sarana Produksi (Saprodi) Tanaman Padi"

Oleh : Kelompok 1 Azhar Budi Pangestu Defris Alfian M Ristyana Maharani Kiki Rizky A. 150610100037 150610100044 150610100058 150610100069

Reymon S. Nainggolan 150610100075

AGRIBISNIS A

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2013

SARANA PRODUKSI (SAPRODI) PADA KOMODITAS PADI Ketersedian sarana produksi (saprodi) seperti pupuk, benih/bibit dan obat-obatan merupakan syarat pokok dalam suksesnya usaha pertanian di pedesaan. Fungsi kios saprodi dalam hal ini tidak hanya untuk menyediakan berbagai keperluan para petani, tetapi yang lebih penting kualitas dan harga yang ditawarkan dapat dijangkau petani. Kios saprodi ini ada yang dikelola oleh Koperasi Unit Desa (KUD) dan ada juga yang dikelola oleh masyarakat atau pengusaha. Tabel 1. Kebutuhan sarana produksi per hektar JENIS PUPUK Komoditi Benih Urea (Kg) 1. Padi - Sawah - Ladang 2. Palawija - Jagung - Kedelai - K.Tanah - K.Hijau - K.Pohon 15 kg 250-300 50-150 40 kg 100 kg 40 kg 5000*) 75 75 45 200 100 100 100 100 75 75-100 50-150 100 50 0,5-1 200-250 200-250 0 0 200 0 0 25 kg 225-300 50-100 30 kg 200-250 50-75 50-100 50-75 1-2 250-300 0,5-1 200-250 75-100 50-100 Pupuk Tunggal SP-36 TSP (Kg) (Kg) KCl (Kg) ZA Organik (Kg) (Ton) Pupuk Majemuk NPK (Kg) Urea (Kg)

- K.Rambat 25000*) 3. Sayuran - B.Merah - Ketang - Kubis - Cabe - Tomat - B. Daun 1ton 15 ku 10 bgks 0,25 kg 0,15kg 200rb

100 75-100

350 400 530 200 150 600

400 400 0 150 100 400 135

200 300 236 100 50 200

400 200

2 10 20 15 10 15

0 0 0 0 0 0

JENIS PUPUK Komoditi Benih Urea (Kg) anakan - Ketimun - Kc Pj - Terung - Buncis 1, 5 kg 25 kg 300 kg 30 kg 100 50 450 100 200 200 200 290 100 125 400 100 400 300 15 10 20 10 0 0 0 0 Pupuk Tunggal SP-36 TSP (Kg) (Kg) KCl (Kg) ZA Organik (Kg) (Ton) Pupuk Majemuk NPK (Kg) Urea (Kg)

Sumber Data: Bidang Hortikultura dan Bidang Produksi Tanaman Pangan. (* = stek)

A. Cara Meningkatkan Produksi Beras Secara Nasional Berdasarkan Saprodi Cara Menaikkan Produksi Beras Nasional menurut (Didik Agus Suryadi, SP.,MMA.) seorang penyuluh yang hadir dalam pertemuan penyuluh pertanian. : 1. Bibit harus Berumur Muda, 10 - 15 hari. silahkan 2. Cara Tanam harus Jejer Legowo, 2-1. silahkan 3. Pemupukan dengan PUTS dan BWD dan dapat pula disusul menggunakan tehnik Kalkulator Pemupukan Elektronik - PHSL. silahkan 4. Penyiangan harus rutin, Jangan menunggu Rumput tumbuh tinggi. 5. Pasca Panen, wajib Panen menggunakan Pedal Trasher atau Motor Trasher,- sudah dibuktikan dapat mengurangi 15 persen kehilangan hasil. Penjelasan : 1. Kita memahami karakter dari tanaman Padi - bahwa mereka mengalami sebuah fase dimana perbanyakan anakan akan dimulai dan berlangsung sejak padi berumur 15 hari sejak benih ditebar. Take action pada umur 15 hari ini akan memberikan beberapa keuntungan, diantaranya : o Bibit akan lebih leluasa memunculkan anakan yang akan menghasilkan malai berbuah, jumlah 1-2 bibit per lubang tanam sama banyaknya dengan jumlah 5-7 bibit per lubang tanam yang ditanam dalam umur > 21 harian.

Bibit akan lebih mudah beradaptasi dengan ingkungan, akar akan lebih banyak dan mudah untuk mencengkram media tanamnya sehingga tumbuh lebih kuat. o Tips mendeder bibit pada umur muda ini, adalah dengan menggunakan BESEK/WADAH NAMPAN BAMBU dengan media pupuk organik halus, pasir halus dan arang sekam halus (1:1:1) 2. Jejer Legowo, tujuan diaplikasikannya cara tanam ini adalah agar tanaman padi mengalami sebuah kondisi seperti TANAMAN TEPIAN. Seperti Anda ketahui ketika Anda menanam Padi, biasanya tanaman padi yang ditanam di Tepi-tepi lahan tumbuhnya lebih baik dibandingkan dengan padi yang ditanam di tengah lahan. Maka dengan sistem tanam 20 cm x 10 cm x 40 cm, maka tanaman Anda akan mengalami kondisi tanaman seperti Tanaman yang Tumbuh di Tepian lahan. 3. Pemupukan yang tepat dan efisien, akan membantu Anda dalam menghemat biaya produksi. 1. Silahkan manfaatkan Kalkulator Pemupukan yang sudah direlease oleh Departemen Pertanian dalam link ini, silahkan klik aja. 2. Selain pemanfaatan PHSL, Anda dapat menghubungi pihak Kelompok-kelompok Tani atau Petugas Penyuluh Pertanian di wilayah Desa Anda untuk melakukan Uji kesuburan tanah dengan PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah) yang akan menunjukkan kondisi ketersediaan hara / Unsur Kesuburan Tanah di lahan Anda secara Kimiawi. Data ini akan mempengaruhi jumlah Pupuk yang tepat untuk Lahan Anda. BWD (Bagan Warna Daun), indikator kesuburan salah satunya adalah Warna Hijau Daun tanaman di lahan Anda. Indikator kesuburan ini akan mempengaruhi seberapa besar jumlah pupuk yang dibutuhkan padi. Kontrol kesuburan lahan dengan BWD akan mengatur seberapa jumlah pupuk optimal yang dapat diberikan kepada lahan Anda agar, hijaunya daun padi sesuai dengan hasil panen yang diinginkan. Rumput akan menjadi pesaing efektif dalam budidaya padi. Jangan beri ruang pada rumput untuk tumbuh. Apalagi sampai setinggi padinya. Hal ini karena suksesi, yakni kegiatan perebutan hara/unsur yang dibutuhkan padi akan menjadi problem esensial bagi tanaman padi untuk tumbuh dan berkembang. Seperti diketahui bahwa gulma bisa mengurangi produksi padi sangat amat besar. Penyiangan dapat dilakukan dengan : 3. Penyiangan yang baik adalah pada sistem tanam jajar legowo (Jarwo), karena kita bisa menggunakan alat T, yang disebut alat LANDAK/Gosrok- dengan lebar 30 cm dan dibdri ijuk dilapisan dasarnya sehingga lebih memudahkan dan mengefektifkan penyiangan. I -2 orang cukup untuk melakukan penyiangan. kita juga dapat memanfaatkan mesin penyiangan, jika kita bisa membelinya. Dengan menggunakan mesin, lebih hemat waktu dan hemat tenaga kerja.

Pasca Panen, wajib Panen menggunakan Pedal Trasher atau Motor Trasher,- sudah dibuktikan dapat mengurangi 15 persen kehilangan hasil. Kehilangan hasil dalam seluruh laporan menyebutkan prosentasenya bisa mencapai 15 persen dari estimasi berat gabah setiap kali panen. Hal ini sangat tidak efisien, kehilangan hasil ini akan mengurangi tingkat produktifitas lahan dan bisa dikatakan PANEN GAGAL HASIL BERLIMPAH. Maka, Anda harus menggunakan Pedal Trasher (alat perontok padi dengan menggunakan penggerak pedal/pedalan manusia untuk menggerakkan Trasher (tabung bertaji) dan Lebih Baik lagi Anda WAJIB MENGGUNAKAN MOTOR TRASHER (Alat perontok padi dengan penggunakan penggerak MESIN untuk memutar tabung bertaji (Trasher)). B. Peran Benih Dalam Pembagunan Pertanian Tidak ada negara maju dalam pertanian kecuali didukung industri benih yang tangguh. Contoh Negara yang memiliki kondisi pertanian yang baik antara lain adalah China, Belanda, India, Vietnam, dll. Peran langsung benih dalam peningkatan pembangunan pertanian antara lain adalah: Varietas Unggul produksi dan produktivitas Benih Bermutu efisiensi, mutu, dan daya saing hasil pertanian Peran perbenihan secara makro antara lain adalah Penyerapan tenaga kerja Mendorong perkembangan inovasi dan teknologi

Perkembangan produksi padi di Indonesia *2010


70 60 50 40 30 20 10 -

Produksi Gabah (Juta Ton)

71 73 75 77 79 81 83 85 87 89 91 93 95 97 99 01 03 05 07 09

Tahun

C. Rencana Penyediaan Benih Padi

No. 1.

Uraian Sasaran Tanam Padi non hibrida Padi hibrida Pemenuhan Benih a. Program Pemerintah - SLPTT * padi non hibrida * padi hibrida - PSO (Public Service Obligation ) - Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) * padi non hibrida * padi hibrida - Cadangan Benih Nasional (CBN) (padi non hibrida) b. Pasar Bebas - Benih Bersubsidi (padi non hibrida) - Swadaya Petani * padi non hibrida * padi hibrida Pemenuhan Benih Padi Bersertifikat(Jumlah B) % Pemenuhan Benih Non Sertifikat %

Luas (Ha) 12,659,174 12,359,174 300,000 7,992,000 3,341,030 1,585,730 1,500,000 85,730 1,755,300 765,300 652,000 113,300 990,000 4,650,970 3,800,000 850,970 750,000 100,970 7,992,000 4,667,174

Kebutuhan Benih

2.

(Ton) 313,479 308,979 4,500 196,800 81,535 38,786 37,500 1,286 42,750 18,000 16,300 1,700 24,750 115,265 95,000 20,265 18,750 1,515 196,800 62.78 116,679 37.22

D. Permasalahan Benih Padi Di Indonesia 1) Swasembada panga terkendala benih REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA Penanganan sistem perbenihan di Indonesia masih belum optimal. Tingkat produksi benih saat ini baru mampu memenuhi separuh dari kebutuhan nasional. Padahal, untuk mencapai swasembada pangan, seperti surplus beras sepuluh juta ton, pemerintah membutuhkan 514 ribu ton benih padi, jagung, dan kedelai hingga 2014. Rinciannya, subsektor tanaman pangan membutuhkan benih padi sebanyak 349 ribu ton, jagung (92 ribu ton), dan kedelai (73 ribu ton). Benih yang tersedia baru separuh dari masingmasing komoditi, kata Menteri Pertanian Suswono kepada Republika di Padepokan Silat TMII Jakarta, Selasa (11/10).

Untuk mendukung produksi komoditas hortikultura dan perkebunan, Suswono mengaku masih banyak menggunakan benih impor. Contohnya impor benih jagung tujuh bulan terakhir hingga Juli 2011. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, nilai transaksinya mencapai 5,23 juta dolar AS. Jumlah benih jagung impor pada periode tersebut sebesar 3,80 ton. 2) Swasembada Pangan Indonesia Butuh 514.000 Ton Benih Pangan JAKARTA (bisnis-jabar.com): Kementerian Pertanian memprediksi Indonesia butuh 514.000 benih tanaman pangan untuk mendukung swasembada pangan pada 2014. Menteri Pertanian Suswono mengatakan kebutuhan terhadap benih harus difokuskan untuk mencapai target swasembada, seperti swasembada gula (tebu), kedelai dan daging, serta swasembada berkelanjutan untuk padi dan jagung. Tak sekadar benih, Kementan menggenjot benih unggul. Benih dan bibit bermutu dari varietas unggul merupakan alat pembawa teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas, tahan terhadap serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), menghasilkan produk bermutu, serta mengefisienkan budidaya. Saya mencatat kebutuhan benih bermutu belum sepenuhnya dapat dipasok produksi domestik, kata Suswono di Jakarta hari ini. Dari kebutuhan benih pada 2014 sebesar 514.000 ton, benih padi makan porsi 349.000 ton, jagung 92.000 ton, dan kedelai 73.000 ton. Dari total kebutuhan itu, Indonesia baru memproduksi setengah dari kebutuhan. Sisanya menggunakan benih impor untuk mendukung produksi komoditas hortikultura dan perkebunan. Adapun, stok bibit pada sektor peternakan, menurut Suswono, masih cukup aman untuk mendukung program swasembada daging sapi. Suswono menjelaskan benih bermutu belum seluruhnya dipasok dari produksi domestik karena masih banyak petani menggunakan benih impor. Lagipula, masih sedikit jumlah perusahaan penghasil benih lokal. Jumlah yang sedikit ini karena bisnis benih termasuk kategori berisiko tinggi dan hanya dapat laba rendah. Padahal, saya perhatikan banyak juga pengusaha benih yang sukses karena mereka menjaga komitmen dan menjamin mutu benihnya sehingga benih yang diproduksi memenuhi nilai ekonomi cukup tinggi, katanya. Untuk meningkatkakan produksi benih, pada 2012 Kementan akan mendorong pengembangan penangkan produsen benih melalui pemberian bantuan pengembangan sistem produksi benih sampai dengan pemasarannya. Komoditas yang akan jadi titik fokus yakni benih padi, jagung, dan kedelai. Ketua Masyarakat Perbenihan dan Perbibitan Indonesia Mohamad Jafar Hafsah menyarankan agar pemerintah membuat regulasi yang memudahkan pengembangan benih tanaman pangan nasional. Regulasi ini dapat mendorong lahirnya usaha-usaha benih, dari skala petani hingga industri. Tidak ada gunanya Indonesia swasembada pangan bila benih tanaman pangan masih impor. Untuk itu pemerintah harus menjadikan benih nasional sebagai tuan rumah di negeri sendiri, tuturnya. Produsen benih tanaman pangan nasional PT Sang Hyang Seri menargetkan produksi benih padi tahun 2011 mencapai 105.000 ton, terdiri dari benih padi hibrida dan inhibrida. Dari total itu, produksi benih padi hibrida mencapai 4.000 ton hingga 5.000 ton.

Direktur Utama PT Sang Hyang Seri (Persero) Eddy Boediono mengatakan pihaknya dapat memasok 30% dari kebutuhan benih nasional. Selain padi, perusahaan juga memproduksi benih kedelai 10.000 ton dan benih jagung 20.000 ton. Sampai September ini penjualan perusahaan baru 70%. Sisanya dapat terealisasi hingga akhir tahun karena Oktober ini masih ada penanaman padi, ucapnya. Menurut Eddy, produksi benih padi tahun ini lebih tinggi 5% dibandingkan tahun lalu lantaran cuaca tahun ini lebih baik. PT Sang Hyang Seri memproduksi memiliki 12 jenis varietas unggulan dengan rata-rata produktivitas 5-6 ton/ha/ Dia menjual benih padi ke sentra produksi beras seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.(fsi) 3) Penerapan Benih Hibrida Dapat Digunakan Sebagai Solusi Beras merupakan kebutuhan pangan utama penduduk di Indonesia yang terus bertambah, sejalan dengan pertumbuhan penduduk (1,66% per tahun). Dengan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2007 yang mencapai 230,50 juta jiwa, diperkirakan kebutuhan beras nasional 34,57 juta ton. Laju pertambahan penduduk tersebut tidak dapat diimbangi dengan laju produksi beras yang hanya 1%. Sebagai salah satu jalan pengimbangan antara laju pertumbuhan penduduk dengan laju produksi, saat ini Indonesia memenuhi kebutuhan berasnya itu dengan impor beras dari beberapa negara tetangga. Untuk mengurangi jumlah impor beras tersebut, dalam salah satu program peningkatan produksi beras, pemerintah menggunakan program padi hibrida yang telah berhasil dilaksanakan di sejumlah negara lain. Demikian Prof Dr Ir Nur Basuki, dalam pidato pengukuhan sebagai guru besar bidang ilmu pemuliaan tanaman pada Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, di Gedung Widyaloka, Rabu (25/7). Dikatakannya, penggunaan padi hibrida di beberapa negara seperti Cina, India, dan Filipina, terbukti telah mampu meningkatkan produksi beras. "Oleh karena itu sudah selayaknya dalam rangka pelaksanaan program peningkatan produksi beras nasional sebesar 2 juta ton dalam tahun 2007 ini juga digunakan padi hibrida", ujar Prof Nur Basuki. Dengan menggunakan padi hibrida hasil padi hibrida hasil padi diharapkan dapat ditingkatkan 1-2 ton gabah kering giling per hektare. Dalam pengembangan padi hibrida, menurut Prof Nur Basuki, yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan benih. Dalam waktu dua atau tiga tahun mendatang benih padi harus dapat diproduksi di dalam negeri. Kebijakan impor benih akan menyebabkan terjadinya ketergantungan pada negara pengekspor. Di samping itu, harga benih menjadi mahal. Prof Nur Basuki berharap, Balai Penelitian Tanaman Padi mampu lebih banyak lagi melepas varietas padi hibrida yang mempunyai potensi hasil produksi tinggi, tahan hama dan penyakit utama, dan sesuai dengan kondisi alam di Indonesia. "Tersedianya varietas padi hibrida yang banyak ragamnya di setiap wilayah pengembangan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya ledakan serangan hama dan penyakit tertentu", tuturnya.

Untuk menjamin keberhasilan pengembangan padi hibrida di Indonesia, menurut Prof Nur Basuki, diperlukan jaminan ketersediaan sarana produksi dalam jumlah cukup dan waktu yang tepat. Selain itu, diperlukan pula penyuluhan yang lebih intensif kepada petani tentang budidaya padi hibrida yang benar, sehingga potensi genetik padi hibrida dapat dimunculkan.

DAFTAR PUSTAKA http://epetani.deptan.go.id/blog/5-cara-cerdas-peningkatan-produksi-beras-nasional-5876 http://epetani.deptan.go.id/pupuk http://prasetya.ub.ac.id/berita/Prof-Nur-Basuki-Gunakan-Padi-Hibrida-untuk-MemenuhiKebutuhan-Beras-7166-id.html http://www.bisnis-jabar.com/index.php/berita/swasembada-pangan-indonesia-butuh-514-000ton-benih-pangan http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nusantara/10/08/03/127936-banten-larang-alihfungsi-sawah

Anda mungkin juga menyukai