Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS AKUNTANSI MANAJEMEN

PADA KASUS PT. IBU

Disusun Oleh:

Asmaul Chusna (7211415147)

Umi Nur Kholifah (7211415048)

Dessy Munfa’ati Rizqi (7211415051)

Muflikhatun Fitroh (7211415119)

Nurani Wijaya (7211415123)


PROFIL PERUSAHAAN

PT. Indo Beras Unggul merupakan perseroan dengan fokus utama memproduksi beras
beras dengan membeli gabah langsung dari petani. Gabah yang dibeli oleh PT. Indo Beras
Unggul merupakan gabah kering panen dan gabah kering giling. Pembelian ini juga melalui
mekanisme pasar yang berlaku, yakni dengan cara petani menjual gabah dari kelompok tani,
kemudian dari kelompok tani menjual ke pengumpul sampai ke penggilingan.

PT. Indo Beras Unggul adalah anak perusahaan dari PT. Tiga Pilar Sejahtera Food. PT.
Indo Beras Unggul diakuisisi oleh PT. TPSFood pada tahun 2011 dari PT. Alam Makmur
Sembada. Sebelumnya PT. Tiga Pilar Sejahtera tidak berfokus pada beras, hanya saja perusahaan
ini berfokus pada bahan pangan dengan memproduksi bihun kering dan mi kering dengan
kapasitas produksi mencapai 30.000 ton per tahunnya.

Dibawah naungan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, PT. Indo Beras Unggul kini mampu
memproduksi kurang lebih 4000 ton beras per bulan. PT. Indo Beras Unggul ini beralamat di
Bekasi tepatnya di Jalan Rengas km 60, Karangsambung, Kedungwaringin, Bekasi, Jawa Barat.

KRONOLOGI KASUS PT IBU

PT Indo BerasUnggul (PT IBU) diduga melakukan kecurangan dan pemalsuan mutu
produk berdasarkan hasil penggrebekan yang dilakukan oleh SatuanTugas (Satgas) pangan pada
20 Juli 2017. Dari penggrebekan tersebut, Tim Satgas Pangan menemukan beras yang
dipalsukankan dengan karbohidratnyas ebanyak 1.162 ton dengan jenis beras IR 64 yang akan
dijadikan beras premium yang nantinya akan dijual kembali dengan harga dua kali lipat di
pasaran, sehingga Pemerintah mengalami kerugian hingga Rp 15 triliun. Ada dua poin penting
yang kami rangkum dari kasus kecurangan yang dilakukan oleh PT IBU.

Monopoli Gabah

Dalamkasusini, PT IBU sebagai produsen sejumlah merk beras diduga telah melakukan
kecurangan dan melanggar peraturan karena membeli gabah dengan harga lebih tinggi dari yang
ditetapkan pemerintah. Pemerintah telah menentukan harga jual gabah dari petani melalui
Perarturan Menteri Perdagangan Nomor 47/M-Dag/Per/7/2017 tentang perubahan atas Mendag
nomor 27 tentang penetapan harga acuan pembelian di petani dan penjualan di konsumen yakni
dengan hargaRp 3.700,- per Kg gabah giling. Aturan ini dibuat dengan maksud agar penghasilan
petani, penggiling kecil, penggiling menengah bias menikmati hasil kerja dengan adil.

Namun dalam praktiknya, matarantai ini telah dimonopoli oleh PT IBU dan PT TPS sejak
tahun 2010 yang sering kali membeli semua gabah petani saat musim panen gaduh
(musimpanas) dengan harga yang cukup tinggi yakni Rp 4.900,- per Kg gabah kering.
Penawaran ini tentu saja sangat menarik dan menguntungkan bagi petani sehingga petani lebih
senang menjual gabahnya ke PT IBU. Akibatnya usaha-usaha penggilingan skala kecil atau
mikro akan mati karena tidak mampu bersaing dalam hal harga serta tidak mendapat pasokan.
Dengan penguasaan stok gabah yang melimpah, maka PT IBU akan dengan mudah menetapkan
hargat ermasuk di tingkat konsumen.

Harga Jual Tidak Sesuai dengan Kualitas

Setelah melakukan pembelian gabah dari petani, gabah-gabah tersebut nantinya akan
dipoles dan dikemas oleh PT IBU untuk kemudian dipasarkan kepada konsumen. Beras-beras
dalam bentuk kemasan dengan merk seperti Ayam Jago, Maknyuss, dan sebagainya dijual
kepada konsumen dengan kisaran harga Rp 13.700 sampai Rp 20.000 per kilogram-nya. Harga
ini dua kali lipat lebih tinggi dari harga beras di pasaran, sehingga laba yang didapatkan PT IBU
pun lebih besar. Padahal untuk nilai gizi yang terkandung dalam beras tidak sesuai dengan yang
tertera dalam kemasan. Hal ini diketahui setelah Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus
Bareskrim Polri membawa sampel beras kelaboratorium.

Dalam kemasan berasmerk AyamJago, dicantumkan kadar protein sebesar 14%,


kadarkarbohidrat sebesar 25%, dan kadar lemak 6%. Namun berdasarkan hasil uji laboratorium
ditemukan kadar protein yang lebih kecil yaitu sebesar 7,73%, kadarkarbohidrat yang lebih besar
yakni sebesar 81,45%, serta kadar lemakhanya 0,38%. Ketidaksesuaian informasi nilai gizi
dalam kemasan dengan yang semestinya juga terdapat pada beras merk Maknyuss, dimana dalam
kemasannya dicantumkankadar protein 14% namun kenyataannya lebih kecil sebesar 7,72%.
Kadar karbohidrat yang tercantum sebesar 27% sementara menurut fakta sebesar 81,47%. Serta
kadarlemak 0,44% dicantumkan sebesar 0%.
Selain itu, Polri juga mempermasalahkan label StandarNasional Indonesia (SNI) keluaran
2008 di kemasanberas PT IBU. PT IBU mengklaim produk mereka adalah beras premium.
Padahal, dalam ketentuan SNI 2008, kualitas beras ditentukan dengan indicator mutu 1 hingga
mutu 5. Indikator beras medium dan premium baru ditetapkan dalam SNI 2015. Setelah
dilakukan pengecekan di laboratorium pun diketahui kualitasnya dibawah mutu yang baik dan
tak sebanding dengan harga yang dibanderol yaitu Rp 13.700,- per kilogram untuk
berasMaknyuss dan Rp 20.400,- per kilogram untuk merk AyamJago.

ANALISIS KASUS

Pada beras kemasan, baik itu pada beras rojolele, ayam jago dan juga maknyuss, terlihat
tabel pada kemasan memuat angka kecukupan gizi (AKG). Pada kemasan beras tertera
persentase gizi yang bisa terpenuhi oleh manusia jika mengkonsumsi beras tersebut. Semestinya
yang tercantum pada tabel kemasan beras bukan tentang tabel AKG melainkan terkait komposisi
beras, karena sebenarnya AKG hanya dicantumkan di kemasan olahan. Disisi lain perusahaan
juga menipu konsumen dengan menggunakan AKG yang tidak sesuai dengan kualitas berasnya.
Selain itu, label Standar Nasional Indonesia (SNI) keluaran 2008 di kemasan PT IBU mengklaim
produk mereka merupakan beras premium padahal indikator terkait beras medium dan premium
tersebut baru ditetapkan dalam SNI 2015 dan setelah dicek dilaboratorium ternyata kualitasnya
dibawah mutu yang baik. Dalam pencantuman nama produsen merk beras ayam jago dan
maknyuss tidak mencantumkan PT IBU sebagai produsen melainkan mencantumkan PT Sakti
sebagai produsen dalam kemasan. Hal ini yang akhirnya mempersulit dan memperlama proses
penyelidikan.

Terkait direktur utama PT IBU yakni Trisnawan, dia telah melanggar perilaku etis yaitu
kejujuran. Sebagai direktur utama seharusnya Trisnawan dapat menjaga kepercayaan konsumen
dan nama baik perusahaan. Namun kenyataannya Trisnawan tidak memegang nilai kejujuran
dalam hal ini, di awali dengan pembelian gabah dengan harga lebih tinggi dari pesaing lain yang
membuat petani tertarik untuk menjual gabah pada perusahaan, sehingga perusahaan (PT IBU)
mampu menguasai dan mendapatkan pasokan gabah yang berlimpah dari petani yang kemudian
dijual dalam bentuk beras kemasan dengan harga yang tidak sesuai dengan ketetapan peraturan
pemerintah, dimana perusahaan menjual beras dengan harga tiga kali lipat lebih tinggi dari harga
standart.

Trisnawan juga dapat dikatakan tidak integritas. Integritas disini berarti berterus terang dan
mengatakan sebenarnya. Tapi faktanya perusahaan melakukan penipuan dimana beras yang di
beri embel-embel maknyuss dan ayam jago setelah diteliti tergolong beras jenis IR 64. Dan ini
sangat mengecewakan konsumen selain itu juga mampu menghapus kepercayaan konsumen
terkait beras kemasan tersebut. Dalam perilaku etisnya Trisnawan juga termasuk dalam
kewarganegaraan yang tidak bertanggung jawab atas pemalsuan yang mengancam kesehatan
konsumen. Dari hal ini Trisnawan selaku direktur utama dijerat pasal berlapis, yakni pasal 382
BIS tentang perbuatan curang dan pasal 144 jo pasal 100 ayat 2 UU No.18 tahun 2012 tentang
pangan. Pasal 62 jo pasal ayat 1 atau pasal 9 UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen. Serta pasal tindak pidana pencucian uang. Karena perilakunya, Trisnawan dihukum
dengan hukuman penjara maksimal 20 tahun dan denda 10 miliar rupiah.

REFERENSI :

http://nasional.kompas.com/read/2017/08/02/11261581/kasus-beras-polisi-tetapkan-bos-pt-ibu-
sebagai-tersangka

https://www.merdeka.com/peristiwa/begini-modus-kecurangan-indo-beras-unggul-dan-tiga-
pilar-sejahtera.html

http://industri.kontan.co.id/news/kasus-berasmanajemen-pt-ibu-tiba-tiba-minta-maaf

http://nasional.kompas.com/read/2017/08/03/07012091/perkara-kemasan-beras-seret-bos-pt-ibu-
jadi-tersangka?page=all

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/hukum/17/07/24/otlfjn382-apa-kecurangan-
perusahaan-beras-maknyuss-ini-kata-polisi

Anda mungkin juga menyukai