Anda di halaman 1dari 17

TUGAS DISKUSI IDE PENGEMBANGAN PRODUK OLAHAN POTENSI

LAMPUNG

KELOMPOK 2
Yossy Safitri 1654051027
Niken Arnedea 1714051001
Eka Rahayu 1714051002
Puput Lestari 1714051005
Aulia Githa Nandha 1714051009
Titania Dwi Amarta P. 1714051023
Nida Islamika 1714051028
Eka Ayu Lidyawati 1754051010

Judul : PEMANFAATAN TEPUNG PISANG DENGAN FORTIFIKASI


TEPUNG DAUN KELOR SEBAGAI PRODUK MP ASI INSTAN DALAM
BENTUK BUBUK DAN BISKUIT

Ide Produk : MP-ASI dalam bentuk biskuit dan bubur yang terbuat dari tepung
pisang yang difortifikasi daun kelor untuk mencukupi kebutuhan gizi
balita. Karena pada usia di atas 6 bulan pemberian ASI saja tidak
mencukupi kebutuhan gizi bayi sehingga peru adanya MP-ASI. Selain
itu, makanan pendamping ASI juga berfungsi sebagai pengenalan
kepada bayi terhadap makanan keluarga. Untuk inovasi bubur
umumnya bisa diberikan kepada bayi dengan rentang usia 6-9 bulan,
sedangkan usia 9 bulan ke atas sudah dapat diberikan inovasi biskuit.

Deskripsi : Menurut referensi di beberapa jurnal yang telah kami cari sudah ada
MP-ASI pisang dengan fortifikasi daun kelor namun dalam bentuk
bubur, inovasi yang kami buat terdiri dari dua varian yakni bubur
instan, dan dalam bentuk biskuit.
I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kasus gizi buruk banyak terjadi di Indonesia, menurut PSG (Pemantauan


Status Gizi) dari Kementrian Kesehatan pada tahun 2015 sebanyak 3,8 %
balita mengalami kasus gizi buruk. Kasus gizi buruk dapat berpengaruh
kepada pertumbuhan dan perkembangan anak, juga kecerdasan anak. Apalagi
di jaman sekarang ini, banyak para ibu muda yang mengabaikan peranan
pemberian ASI eksklusif bagi bayi mereka yang seharusnya diberikan selama
kurun waktu minimal 6 bulan pasca kelahiran. Oleh karena itu, diperlukan
makanan pendamping (MPASI) sebagai pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Makanan Pendamping ASI merupakan makanan yang diberikan kepada bayi
saat usianya 6 bulan ke atas. Pada usia di atas 6 bulan pemberian ASI saja
tidak mencukupi kebutuhan gizi bayi. Selain itu, makanan pendamping ASI
juga berfungsi sebagai pengenalan kepada bayi terhadap makanan keluarga.
Makanan pendamping ASI (MP-ASI) dapat berupa biskuit bayi, bubur bayi,
atau buah-buahan. Makanan Pendamping ASI yang baik harus memenuhi
beberapa syarat yaitu sehat, memiliki nilai energi yang tinggi, protein yang
tinggi, memiliki nilai suplementasi yang baik, mengandung vitamin dan
mineral yang cocok untuk bayi, harga relatif murah, bahan mudah diperoleh
dan segar, jenis makanan sesuai umur bayi, dapat diterima pencernaan bayi
dengan baik, kandungan serat yang sukar dicerna dalam jumlah sedikit, dan
pengolahan harus higienis (Sudaryanto, 2014).

Pisang dan daun kelor merupakan beberapa bahan pangan lokal yang
mengandung mineral baik natrium maupun kalsium. Tepung pisang
mengandung kalsium sebesar 30-39 mg dan daun kelor kering mengandung
kalsium sebesar 1897 mg/100 g serta natrium sebesar 220 mg/100 g [10].
Pencampuran antara beberapa jenis tepung tersebut diharapkan dapat dapat
meningkatkan kandungan kalsium (Ca), natrium (Na), Seng (Zn) dan Besi
(Fe) dalam MP-ASI biskuit bayi sehingga kebutuhan bayi dan balita akan
mineral tersebut dapat terpenuhi. Berdasarkan latar belakang tersebut maka
dilakukan penelitian mengenai pengaruh pencampuran tepung pisang dan
tepung daun kelor terhadap kandungan gizi MP-ASI dalam bentuk bubur dan
biscuit instan.

1.2. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Menghasilkan Produk MP Asi yang bergizi bagi balita
2. Memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia
II. METODE PEMBUATAN DAN PEMASARAN PRODUK

2.1 Metode Pembuatan

Bahan baku seperti tepung pisang kepok, tepung kacang tunggak dan tepung daun
kelor beserta bahan tambahan seperti margarin, gula halus, susu, dan telur. Kocok
margarin dan gula dengan mikser hingga adonan licin. Masukkan telur dan mikser
hingga rata. Setelah adonan tercampur rata kemudian mikser dimatikan. Setelah
itu masukkan tepung dan susu bubuk kemudian aduk menggunakan sendok plastik
hingga adonan kering, licin dan elastis. Biskuit dicetak menggunakan sendok es
krim dan diletakkan pada loyang yang sebelumnya telah dioles margarin.
Pipihkan adonan menggunakan sendok. MP-ASI biskuit bayi kemudian
dipanggang hingga matang.

2.1.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah alat timbangan, panci, kompor, baskom,


pisau,loyang, pengaduk kayu, blender, sendok, gelas ukur, mangkok dan peralatan
analisis. Bahan yang digunakan daun kelor, pisang ambon, susu formula (Nestle
usia 1-12 bulan), minyak kedelai, tepung beras, dan air.

2.1.2 Pembuatan Puree Daun kelor dan Tepung

Daun kelor dicuci, kemudian ditimbang sesuai perlakuan (3,89; 5,19; 6,49%).
Daun kelor ditambah 100 ml air. Daun kelor diblender hingga menjadi puree.

Pembuatan Tepung Daun Kelor

Daun kelor yang digunakan adalah daun yang berwarna hijau tua mengkilat. Daun
dipetik dan disortasi dari batangnya. Daun dicuci kemudian dikeringkan
menggunakan sinar matahari Daun kelor yang telah kering kemudian dihancurkan
dengan menggunakan blender dan diayak kemudian dikemas dengan kemasan
plastik dan diletakkan dalam toples kedap udara.

2.1.3 Pembuatan Puree Pisang Kepok (Prasetya dan Krisnanto, 2014) dan
Tepung

Pisang Kepok dikupas kulitnya kemudian buahnya diambil dan ditimbang sesuai
perlakuan. Pisang kepok dipotong kecil-kecil kemudian dimasukan ke dalam
blender dan ditambahkan susu formula 30 g yang telah diencerkan 100 ml. Pisang
ambon diblender hingga menjadi puree pisang ambon.

Pembuatan Tepung Pisang

Pisang yang digunakan adalah pisang dengan tingkat kematangan ¾ matang.


Pisang disortasi, dikupas, dan direndam dalam air garam (1%), kemudian diiris
tipis dan dikeringkan menggunakan pengering kabinet. Chips pisang yang telah
kering kemudian digiling, diayak, kemudian dikemas dengan kemasan plastik dan
diletakkan dalam toples kedap udara.

2.1.4 Pembuatan Makanan Pendamping ASI

2.1.4.1 Bubur
Puree daun kelor dimasukkan ke dalam panci sesuai perlakuan. Minyak kedelai,
tepung beras, 100 ml air ditambahkan ke dalam panci kemudian diaduk –aduk
sampai homogen. MPASI dipanaskan sambil diaduk –aduk hingga matang dan
o
mengental kemudian diangkat dan didinginkan hingga suhu 40 C, lalu
ditambahkan puree pisang kemudian bubur bayi siap disajikan.
2.1.4.2 Biskuit
Tepung pisang kepok dan tepung daun kelor beserta bahan tambahan seperti
margarin, gula halus, susu, dan telur. Kocok margarin dan gula dengan mikser
hingga adonan licin. Masukkan telur dan mixser hingga rata. Setelah adonan
tercampur rata kemudian mikser dimatikan. Setelah itu masukkan tepung dan susu
bubuk kemudian aduk menggunakan sendok plastik hingga adonan kering, licin
dan elastis. Biskuit dicetak menggunakan sendok es krim dan diletakkan pada
loyang yang sebelumnya telah dioles margarin. Pipihkan adonan menggunakan
sendok. MP-ASI biskuit bayi kemudian dipanggang hingga matang.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pemasaran Produk


Pemasaran produk dilakukan dengan menggunakan strategi pemasaran : promosi,
peredaran, penjualan dan melalui periklanan diberbagai media sosial. Pemasaran
dilakukan guna meningkatkan pendapatan agar produk dikenal dan dipercaya oleh
konsumen.

3.2 Sasaran Pasar

Sasaran pasar utama untuk produk MP- ASI dalam bentuk bubur dan biskuit yaitu
ibu – ibu yang memiliki balita.

3.3 Metode Pemasaran

Metode pemasaran yang dilakukan dalam memasarkan produk MP- ASI ini yaitu
melalui media sosial seperti Instagram, Facebook serta dapat menggunakan
layanan belanja online seperti Shoopee. Cara lain yang dapat digunakann yaitu
dengan penyebaran brosur- brosur dan menitipkannya pada swalyan- swalayan
atau toko- toko.

3.4 Prospek Pasar

Tingginya angka kelahiran dilampung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun,


menurut Badan Statistik Sektoral Lampung pada tahun 2019 angka kelahiran bayi
di Bandar Lampung mencapai 33.731 jiwa , hal ini tentunya menjadi salah satu
peluang usaha yang menjanjikan dari produk MP- ASI tepung pisang kepok dan
fortifikasi daun kelor. Dimana produksi pisang kepok di di Indonesia pada tahun
2013 mencapai 5.359.126 ton dan Lampung menyumbang 678.492 ton atau
12,66%, serta penggunaan pisang kepok yang hanya biasa dijadikan sebagai
kripik serta memiliki masa simpan yang pendek tentunya dengan pengolahan
menjadi MP- ASI dapat memperpanjang masa simpan pisang kepok serta
meningkatkan nilai tambah pada pisang. Penggunaan pisang kapok sebagai
produk MP- ASI tentu sangat berguna karena pisang kepok memiliki nilai gizi
yang cukup baik yakni 1,2 g Protein, 26,8 g karbohidrat, serta 11 g kalsium dan
vitamin lainnya seperti Vitamin A, B1,B2 dan C. kandungan gizi tersebut sangat
berpengaruh dan bermanfaat bagi tumbuh kembang balita. Kemudian daun kelor
mengandung Vitamin C, B6, Kalsium, Kalium, Zat Besi, dan protein. Daun kelor
ini dapat digunakan untuk mengatasi kekurangan gizi terutama pada bayi dab ibu
menyusui sehingga cocok digunakan sebagai makanan pendamping ASI karena
dapat memenuhi syarat makanan pendamping ASI yaitu kandungan Vitamin 6,8
mg/100g dan protein 6,7 g/100g.

3.5 Produk Pesaing

Walaupun terdapat produk MPASI yang menjadi pesaing yaitu MP ASI dengan
merk dagang MILNA yang hanya mempunyai varian rasa pisang yang berbentuk
bubur. Sedangkan produk yang akan dibuat memiliki ciri khas lain yaitu
menggunakan pisang kepok dan adanya penambahan daun kelor dengan merk
SANG KELOR.

3.6 Harga Produk MP- ASI Tepung Pisang Kepok dan Fortifikasi Daun
Kelor

Produk sejenis lainnya memiliki harga yang cukup mahal dibanding dengan
produk yang akan dibuat. Dimana harga produk jenis lainnya memiliki harga yang
berkisar antara Rp. 15.000 – 60.000/ kemasan (100 g – 500 g). Sedangkan produk
(SANG KELOR) berkisar Rp. 3.000 /sachet (20 g) , kemudian untuk biscuit
dengan berat 150 gr harganya Rp. 10.000.

3.7 Kelebihan Produk

1. Mempunyai bentuk yang lebih bervariasi yaitu bentuk bubur dan biskuit
2. Memiliki nilai gizi yang cukup tinggi
3. Memiliki kemasan yang sederhana dan ringan
4. Tersedia dalam berbagai ukuran (75 g – 500 g)
5. Memiliki harga yang lebih terjangkau disbanding produk sejenis

3.8 Nilai Gizi Pisang Kepok

Pisang kepok (Musa paradisiaca forma typica) merupakan jenis pisang olahan
yang paling sering diolah terutama dalam olahan pisang goreng dalam berbagai
variasi, sangat cocok diolah menjadi keripik, buah dalam sirup, aneka olahan
tradisional, dan tepung. Pisang dapat digunakan sebagai alternatif pangan pokok
karena mengandung karbohidrat yang tinggi, sehingga dapat menggantikan
sebagian konsumsi beras dan terigu (Prabawati dkk., 2008). Sewaktu pisang
masih mentah asam organik utamanya adalah asam oksalat, tetapi setelah tua dan
matang asam organik yang utama adalah asam malat. Perubahan tersebut
mengakibatkan pH menurun dari 5,4 (mentah) menjadi 4,5 ketika pisang menjadi
matang. Kandungan nilai gizi beberapa varietas pisang (per 100 gram) dapat
dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan nilai gizi beberapa varietas pisang (per 100 gram)

3.9 Kandungan Nilai Gizi Daun Kelor

Hasil penelitian Fuglie (2001) menyatakan bahwa daun kelor (Moringa oleifera)
memiliki berbagai kandungan nutrisi yang bermanfaat. Kandungan yang paling
diunggulkan pada tanaman ini yaitu protein, vitamin A (β-karoten), dan zat
besinya yang tinggi sehingga bagus untuk dikonsumsi dan dapat memenuhi
kebutuhan gizi terutama pada kelompok rawan (Madukwe, et al., 2013). Tidak
hanya itu, daun kelor juga mengandung berbagai macam asam amino di mana hal
ini jarang sekali ditemui pada sayuran (Kasolo, 2010). Manfaat lain yang dimiliki
daun kelor yaitu mampu meningkatkan status gizi pada anak malnutrisi. Penelitian
yang dilakukan oleh Srikanth, et al. (2014) menunjukkan bahwa daun kelor dapat
mengatasi masalah gizi buruk di berbagai negara dengan cara menambahkannya
kedalam makanan sehari-hari anak. Saat ini banyak negara-negara tropis yang
memanfaatkan daun kelor untuk mengatasi masalah gizi buruk pada anak dan ibu
hamil (Price, 2000).

Upaya perbaikan gizi masyarakat dapat dilakukan dengan peningkatan konsumsi


pangan melalui pendekatan penganekaragaman pangan. MP-ASI biskuit bayi
biasanya terbuat dari tepung terigu atau tepung beras. Hal ini kurang mendukung
penganekaragaman pangan. Gandum sebagai bahan baku terigu merupakan
komoditas impor yang hampir tidak diproduksi di Indonesia. Substitusi terigu
dengan tepung komposit bertujuan untuk meningkatkan kandungan zat gizi dan
memperbaiki sifat fisik bahan. MP-ASI banyak dipasarkan dalam bentuk bubur
dan biskuit. Bentuk biskuit dapat melatih bayi untuk belajar manggenggam dan
menggigit serta mempunyai daya rehidrasi sehingga dapat diencerkan menjadi
bubur bayi. Pisang dan daun kelor merupakan beberapa bahan pangan lokal yang
mengandung mineral baik natrium maupun kalsium. Tepung pisang mengandung
kalsium sebesar 30-39 mg, dan daun kelor kering mengandung kalsium sebesar
1897 mg/100 g serta natrium sebesar 220 mg/100 g.

Pencampuran antara beberapa jenis tepung tersebut diharapkan dapat dapat


meningkatkan kandungan kalsium (Ca), natrium (Na), Seng (Zn) dan Besi (Fe)
dalam MP-ASI biskuit bayi sehingga kebutuhan bayi dan balita akan mineral
tersebut dapat terpenuhi. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan
penelitian mengenai pengaruh pencampuran tepung pisang kepok, dan tepung
daun kelor terhadap kandungan mineral MP-ASI dan biskuit bayi.
3.10 Analisis Bahan Baku

 Adequate Quantity (Kuantitas yang Memadai)


Komoditas pisang merupakan komoditas tanaman hortikultura terbesar di
Indonesia dengan persentase sebesar 34,65 persen jika dibandingkan dengan
komoditas lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa pisang merupakan
komoditas yang berpotensi di Indonesia dan mampu memberikan kontribusi
terbesar terhadap produksi buah nasional (Direktorat Jendral Hortikultura 2015).
Lampung menduduki peringkat pertama produksi pisang dari tahun 2014 hingga
2015 dan menjadi peringkat ke dua setelah Jawa Timur pada tahun 2016. Menurut
data yang yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (2019), produksi pisang
di Provinsi Lampung mencapai 1.209.545 Ton dengan luas lahan sebesar 11,629
Ha. Pemanfaatan buah pisang sebagian besar masih dikonsumsi dalam bentuk
segar tidak diimbangi dengan kualitas buah pisang yang baik. Menurut Mulyati
(2008) dalam Cakradinata (2017) pengolahan pisang menjadi berbagai produk
dapat meningkatkan penganekaragaman pangan serta memberikan alternatif
dalam memasarkan produk (buah segar atau produk olahan). Produk olahan yang
dihasilkan dari buah pisang bermacam-macam, antara lain: tepung pisang, sale,
dan keripik.

 Acceptable Quality (Kualitas yang Dapat Diterima)

Pisang kepok putih merupakan pisang terbaik yang sebagai bahan tepung karena
menghasilkan warna tepung paling putih dan memiliki kandungan pati serta
karbohidrat yang tinggi dibandingkan dengan pisang lain (Ambarita dkk., 2015).
Buah pada pisang kepok mengandung protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat
besi, vitamin A, vitamin B, vitamin C, dan zat metabolit sekunder lainnya, yang
menyediakan energi yang cukup tinggi dibandingkan dengan buah-buahan lainnya
(Forster et al., 2003). Selain itu buah pisang juga kaya akan mineral seperti
kalium, magnesium, zat besi, fosfor, kalsium, vitamin B, vitamin B6, vitamin C,
serta mengandung serotonin yang aktif sebagai neurotransmitter dalam kelancaran
fungsi otak (Prabawati et al., 2008).
 Appropriate Timing (Waktu yang Tepat)
Produk kami (Sang Kelor) dibuat dengan menggunakan bahan-bahan alami yaitu
pisang kepok dan daun kelor yang kaya akan nutrisi yang baik untuk pertumbuhan
balita. Bahan-bahan yang digunakan tersebut mudah diperoleh dan harganya
relative terjangkau dan memiliki kualitas yang baik . Bahan-bahan yang
digunakan juga selalu tersedia setiap saat diberbagai tempat salah satunya di Kota
Bandar Lampung. Hal ini dapat memudahkan kami untuk memproduksi MP ASI
Sang Kelor setiap saat dan proses distribusi dapat terus berjalan. Oleh karena itu ,
hal ini sesuai dengan fungsi dilakukannya procurement yaitu pengadaan bahan
yang sesuai dengan waktu yang diperlukan (tepat waktu), sehingga jumlah bahan
yang kami butuhkan akan sesuai dengan jumlah pesanan yang akan datang.

 Reasurable Cost (Biaya yang Dapat Diukur)

Komoditas pisang di Lampung sangatlah berpotensial untuk dijadikan beberapa


produk yang memiliki nilai tambah yang cukup baik, seperti pisang kepok di
Lampung pisang kepok dijadikan makanan khas oleh-oleh yaitu keripik pisang
dan sale pisang. Di sini pisang kepok akan diinovasikan menjadi pendamping ASI
karena pisang sangat baik untuk pertumbuhan pada bayi, pisang kepok memiliki
kandungan nilai gizi seperti kalori, protein, karbohidrat, kalsium, besi , vit A, B
dan C yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bagi bayi. Harga pisang di Lampung
cukup terjangkau di bandingkan di Pulau Jawa, hal ini dikarenakan Lampung
adalah salah satu pemasok pisang terbesar di Indonesia. Harga pisang kepok di
Lampung berkisar Rp 5000-10.000,-/sisir, bergantung besar kecilnya ukuran
pisang.

3.11 Business Model Canvas

1. Customer Segments
Penetapan customer segments MP-ASI SANGKELOR adalah semua kalangan
ibu- ibu yang memiliki balita. MP-ASI SANGKELOR ini lebih disegmentasikan
kepada Ibu Rumah Tangga dan Wanita Pekerja yang memiliki balita yang tidak
memiliki cukup banyak waktu karena membuat MP-ASI sendiri cukup sulit.
Produk MP-ASI SANGKELOR ini merupakan produk MP-ASI instant sehingga
mudah dibuat oleh ibu-ibu yang memiliki balita.

2. Value Propositions
MP-ASI SANGKELOR memberikan Value Propositions berupa bentuk yang
lebih bervariasi yaitu bentuk bubur dan biscuit, memiliki nilai gizi yang cukup
tinggi karena MP-ASI ini menggunkan bahan baku pisang dan daun kelor,
memiliki kemasan yang sederhana dan ringan, tersedia dalam berbagai ukuran (75
g-500 g), memiliki harga yang lebih terjangkau. Produk MP-ASI SANGKELOR
ini merupakan produk MP-ASI instant sehingga mudah dibuat dan tidak
memerlukan waktu yang lama untuk membuatnya.

3. Channels
1. Melakukan promosi secara langsung yakni word of mouth atau media
pemasaran yang mengandalkan komentar dari satu orang ke orang lain
mengenai produk MP -ASI sang kelor, membuat brosur serta melalui
website dan media sosial seperti Instagram, Fb, Whatshap dan lainnya.
2. Metode pembelian dapat dilakukan via online melalui aplikasi shoope,
instagram, fb atau whatshap. Serta via offline bekerjasama dengan
swalayan - swalayan
3. Membuat label kemasan, logo, stampel serta informasi mengenai produk
MP-ASI sang kelor

4. Customer Relationship
Hubungan antara konsumen dengan penjual sangatlah penting karena dengan
adanya hubungan yang baik maka konsumen akan menjadi pelanggan tetap dari
suatu usaha tersebut. Dalam upaya meningkatkan hubungan yang baik dengan
konsumennya, pihak usaha produk kami MP Asi Sang Kelor mengusahakan
memberikan pelayanan kepada konsumen dengan baik (ramah dan sopan santun)
dan disini pihak kami juga meyakinkan para konsumennya dengan memberikan
tester bahwa sensori dan mutu pada tester tersebut sama seperti produk Mp Asi
yang nantinya dibeli konsumen. Pihak kami juga meyakinkan bahwa produk kami
mempunyai keunggulan pada gizi dan mutu dari bahan-bahan yang digunakan
dalam memprduksi MP ASI Sang kelor. Dan disini MP asi Sang kelor juga
memberikan personal assistance kepada konsumennya melalui sekretaris dari
produsen MP asi Sang Kelor, jadi disini para konsumen dapat berkomunikasi
secara langsung dan memberikan keluhan bila ada kekurangan mengenai MP ASI
Sang Kelor.

5. Revenue streams
Revenue streams suatu aliran pendapatan yang diperoleh MP-ASI SANGKELOR
yang diperoleh dari produk terbaru yang dijadikan sebagai modal sebelumnya
maupun sekarang, pembayaran produk MP- ASI SANGKELOR bisa langsung
dibayarkan oleh konsumen.

6. Key Resources
Key Resources MP ASI SANGKELOR tergolong menjadi beberapa golongan
yang pertama adalah secara physical, kedua Intellectual dan yang ketiga human.

Physicalnya MP ASI SANGKELOR memiliki: alat timbangan, panci, kompor,


baskom, pisau,loyang,pengaduk kayu, blender, sendok, gelas ukur, mangkok dan
peralatan analisis. Human, para pegawai MP ASI SANGKELOR berjumlah 3
orang, 3 karyawan tersebut terdiri dari 1 pegawai lama dan 2 pegawai baru. Disini
MP ASI SANGKELOR tiap tahun selalu akan memproduksi dikarenakan setiap
tahun nya meningkatnya perkapita bayi yang lahir pasti meningkat juga pembelian
MP ASI agar tidak kehabisan persedian untuk dapat memproduksi MP ASI
SANGKELOR lebih banyak lagi, dan lebih mencari karyawan yang memiliki
kemampuan di bidang penangan untuk pembuatan MP ASI atau bahkan yang
sudah mahir membuat MP ASI agar tidak banyak pemaham mendalam untuk
pembuatan MP ASI SANGKELOR agar tidak banyak kegagalan dalam
pembuatan dan pemahaman di bidang MP ASI dapat meminimalisir waktu dan
dana .Sehingga gaji mereka nanti dapat menjadi tunjangan dari hasil yang mereka
kerjakan.
Finance : MP ASI SANGKELOR mendapatkan dana keuangannya selama ini
melalui pendapatan bersih musim lalu yang dijadikan modal untuk musim
berikutnya serta dengan melakukan bisnis lain seperti: catering, cookies, dan
makanan kering lainnya. Rata –rata modal yang dibutuhkan MP ASI
SANGKELOR untuk memulai produksi kurang lebih sebesar 60.000.000 rupiah –
70.000.000 rupiah.

7. Key Activities
Key Activities yang dilakukan oleh MP Asi-SANG KELOR adalah Production,
Production yang dilakukan oleh MP Asi-SANG KELOR adalah dimulai
pembuatan pure tepung pisang dahulu kemudian di lanjutkan dengan pembuatan
tepung pisang. Setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan tepung daun kelor
sebagai fortifikasi produk pangan MP Asi-SANG KELOR ini. Produk yang dibuat
ini juga sangat menjaga ke higienisan di dalam pembuatannya seperti sudah
memakai sarung tangan dalam setiap pengerjaan produksinya, menjaga ke
higienisan ini dilakukan agar MP Asi-SANGKELOR ini dan sehat untuk
dikonsumsi dan dapat di konsumsi oleh masyarakat.

8. Key partnership
Key partnership yang selama ini dilakukan oleh MP-ASI Sangkelor adalah
berekspansi dengan membuka franchaise (waralaba). Jadi dengan diadakannya
franchaise, diharapkan bisa mengembangan nama produk ke jaringan yang lebih
luas dan bisnis ini dapat mengalami pertumbuhan yang signifikan.

9. Cost Structure
Cost structure pada MP-ASI Sangkelor lebih menekankan pada Value Driven karena MP-
ASI Sangkelor lebih mementingkan nilai pada produknya. Variable Cost yang ada di
dalam MP-ASI Sangkelor yaitu pembelian bahan baku untuk produksi : daun kelor,
pisang ambon, susu formula (Nestle usia 1-12 bulan), minyak kedelai, tepung
beras, dan air. Fixed Cost pada MP-ASI Sangkelor adalah gaji pegawai, sewa tempat,
pajak, dan biaya promosi.
IV. KESIMPULAN

MP-ASI merupakan produk makanan yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan


balita. Pembuatan MP-ASI sangat penting memperhatikan nilai gizi yang
terkandung sehingga dengan dibuatnya MP-ASI Sangkelor dapat membantu ibu-
ibu khususnya yang memiliki bayi dalam memilih MP-ASI yang tepat untuk bayi
karena memiliki nilai gizi yang cukup tinggi. Pengembangan Produk MP-ASI di
Indonesia memiliki prospek usaha yang cukup positif. Tingginya kebutuhan MP-
ASI sebagai produk makanan sehat untuk balita, membuat usaha MP-ASI
Sangkelor ini perpotensi menguntungkan kedepannya.
V. DAFTAR PUSTAKA

Supariasa. 2002. Pemantauan Status Gizi. Buku Kedokteran, Jakarta.

Sudaryanto, G. 2014. MP-ASI Super Lengkap. Penebar Swadaya Grub. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai