Bahan yang digunakan yaitu pisang dan susu formula. Buah pisang segar kaya
akan zat gizi, seperti kalium, kalsium, magnesium, fosfor, belerang, zat besi dan
tembaga, dimana yang merupakan nutrisi penting yang dibutuhkan pada bulan-
bulan awal perkembangan bayi. Kalium adalah nutrisi penting untuk menjaga
fungsi otot dan untuk menjaga irama detak jantung. Disamping itu, zat Besi dan
tembaga diperlukan bayi untuk menjaga tingkat sel darah dan hemoglobin yang
baik. Kalsium adalah mineral penting untuk perkembangan tulang, yang juga
banyak ditemukan dalam buah pisang. Susu formula menurut WHO (2004) yaitu
susu yang diproduksi oleh industri untuk keperluan asupan gizi yang diperlukan
bayi. Susu formula kebanyakan tersedia dalam bentuk bubuk. Menurut Khasanah
(2011) ada beberapa kandungan gizi dalam susu formula yaitu, lemak disarankan
antara 2,7-4,1 g tiap 100 ml, protein berkisar antara 1,2-1,9 g tiap 100 ml dan
karbohidrat berkisar antara 5,4-8,2 g tiap 100 ml. Berikut adalah tabel prinsip
pemberian MP-ASI pada bayi :
MP-ASI hendaknya bersifat padat gizi, kandungan serat kasar dan bahan
lain yang sukar dicerna seminimal mungkin, sebab serat yang terlalu banyak
jumlahnya akan mengganggu proses pencernaan dan penyerapan zat-zat gizi. Selain
itu juga tidak boleh bersifat kamba, sebab akan cepat memberi rasa kenyang pada
bayi. MP-ASI jarang dibuat dari satu jenis bahan pangan, tetapi merupakan suatu
campuran dari beberapa bahan pangan dengan perbandingan tertentu agar diperoleh
suatu produk dengan nilai gizi yang tinggi. Pencampuran bahan pangan hendaknya
didasarkan atas konsep komplementasi protein, sehingga masing-masing bahan
akan saling menutupi kekurangan asam-asam amino esensial, serta diperlukan
suplementasi vitamin, mineral serta energi dari minyak atau gula untuk menambah
kebutuhan gizi energi
Menurut petunjuk MP-ASI WHO, pada umur 7 bulan tekstur MP-ASI yang
diberikan adalah makanan lumat/halus (bubur saring, puree atau makanan yang
ditumbuk/ dihaluskan). Tekstur makanan MPASI tidak terlalu cair atau encer
sehingga digunakan sedikit air yang menghasilkan tekstur bubur cair dan jika
sendok dimiringkan bubur tidak tumpah (Annisakardi, 2014).
Dapat dilihat dari literatur diatas pure pisang dapat dikategorikan MP-ASI
untuk bayi umur 7 bulan. Hasil praktikum pembuatan pure pisang didapatkan total
berat bahan yaitu 182 gram, densitas energi sebesar 1,95 termasuk dalam kategori
medium hal ini sudah sesuai dengan syarat MP-ASI yang memiliki standar minimal
densitas yaitu 0,8. Berat total produk sebesar 146 gram gram sesuai dengan ½
cangkir ukuran 250 ml dan kehilangan berat sebesar 36 gram dengan presentase
19,78%.
Hasil uji organoleptik didapatkan warna luar maupun warna dalam yaitu
coklat terdapat bercak putih hal ini dikarenakan pisang mengalami proses browning
selama dilakukan beberapa perlakuan dalam pembuatan pure pisang. Proses
browning ini merupakan proses oksidasi yang terjadi saat buah berada di ruangan
terbuka.Teksturnya lumat ini sudah sesuai dengan prinsip MP-ASI karena tidak
terlalu kasar sehingga masih mudah dicerna oleh bayi usia 7 bulan dengan aroma
khas pisang dan rasanya manis sehingga rasa dari pure pisang sudah sesuai untuk
bayi, karena rasa yang didapatkan langsung dari buahnya langsung, bukan dari
penambahan gula. Hasil praktikum pembuatan pure pisang dirasa terlalu encer
sehingga dapat mempengaruhi konsistensi MP-ASI yaitu ketika makanan
konsistensi yang tidak sesuai, sehingga anak tidak dapat mengkonsumsi lebih dari
jumlah yang ditentukan.
Hasil uji hedonik didapatkan hasil bahwa warna bagian luar mendapat nilai
2 yang artinya agak tidak suka, tekstur mendapat nilai 3 yang artinya netral. Aroma
dari pure pisang mendapat nilai 5 yang artinya sangat suka dan rasa mendapat nilai4
yang artinya agak suka.Hasil yang didapat bisa saja bias karena panelis yang
diujikan yaitu orang dewasa, seharusnya langsung di ujikan pada bayi, sehingga
hasilnya bisa saja sesuai karena lidah bayi masih tahap merasakan hal-hal yang
belum dirasakannya.
Perhitungan komposisi produk dari pure pisang per 100 gram produk
didapatkan energi sebesar 85,81 gram, protein sebesar 1,45 gram, lemak sebesar
1,68 gram dan karbohidrat sebesar 17,34 gram . Pada tabel AKG untuk bayi usia 7
bulan Energi sebesar 725 kkal, Protein sebesar18 gram , Lemak sebesar 36 gram
dan Karbohidrat sebesar 82 gram
Makanan pure pisang (100 gram produk) sudah dapat memenuhi 10%
kebutuhan zat gizi bayi yang berarti makanan ini dapat menjadi makanan selingan
bagi bayi. Pada energi mencukupi ±10% dari kebutuhan, untuk protein ±10%
kebutuhan, lemak mencapai ±5% kebutuhan dan karbohidrat ± 20% dari kebutuhan.
Dapat diketahui bahwa untuk bayi usia 7 bulan, MP-ASI hanya dibutuhkan sekitar 1/3
dari kebutuhan gizi bayi dan 2/3 sisanya diperoleh dari ASI
Kebutuhan zat gizi pada bayi dapat dipenuhi dengan ASI ataupun MP-ASI.
Jumlah energi selain ASI pada bayi 7 bulan adalah 300 kkal/hari. Pada pure pisang
dengan porsi ½ mangkok yang telah disajikan 146 gram yang memilki energi
sebesar 85,81 kkal. Pure pisang merupakan MP-ASI yang telah sesuai dengan
syarat dan ketentuan untuk MP-ASI bayi berumur 7 bulan.
.
PURE ALPUKAT PISANG
Pada praktikum dilakukan pembuatan MP-ASI untuk bayi berusia 10 bulan
dengan menu pure alpukat pisang. Bahan yang digunakan yaitu 1 buah pisang
ambon dengan berat 87 gram dan 1 buah alpukat matang dengan berat 210 gram.
Kedua bahan makanan di lumatkan dengan garpu serta tambahkan air matang
hingga kekentalan yang diinginkan. Sajikan sesuai dengan porsi makan bayi berusia
10 bulan yaitu ¾ cangkir berukuran 250 ml.
Hasil mutu organoleptik yaitu warna luar maupun warna dalam hijau muda
dengan nilai 4 yang artinya agak suka. Penggunaan jumlah bahan alpukat yang lebih
banyak dari pisang sehingga warna yang dihasilkan pada produk ini berwarna
dominan hijau muda. Buah pisang tidak berpengaruh terhadap warna yang
dihasilkan pada produk pure alpukat pisang.
Tekstur pada pure alpukat pisang adalah lembek dengan nilai hedonik 5
yang berarti sangat suka. Tekstur lembek karena penambahan air matang serta
penggunaan pisang matang yang menurut Adeyemi and Oladiji (2009) pada pisang
ambon mengalami peningkatan kandungan air selama proses pematangan buah
sangat mempengaruhi tekstur buah pisang; buah pisang menjadi lebih lunak dengan
13 meningkatnya kandungan air. Tekstur lembek pada makanan MP-ASI untuk
bayi berumur 10 bulan sudah sesuai karena pada fase ini bayi belum tumbuh gigi
dengan sempurna, jadi tekstur lembek memudahkan makanan tercerna.
Aroma khas alpukat dengan nilai hedonik 5 yang berarti sangat suka.
Dominan aroma alpukat karena berar bahan yang digunakan lebih banyak alpukat
dari pada pisang dengan perbandingan 210 : 87. Rasanya manis dengan nilai
hedonik 5 yang berarti sangat suka. Rasa manis karena buah yang digunakan
matang, buah yang matang mengandung gula buah atau fruktosa yang memberikan
rasa manis. Dari semua mutu organoleptik dapat diterima untuk dikonsumsi bayi
usia 10 bulan.
Komposisi zat gizi per 100 gram pure alpukat pisang adalah energi 142,13
kkal, 1,76 gram untuk protein, lemak 10,41 gram dan karbohidrat sebanyak 13, 58
gram. Pada tabel AKG untuk bayi usia 10 bulan energi sebanyak 725 kkal, protein
sebanyak 18 gram, lemak sebanyak 36 gram dan karbohidrat 82. Makanan pure
alpukat pisang (100 gram produk) sudah dapat memenuhi 10% kebutuhan zat gizi
bayi yang berarti makanan ini dapat menjadi makanan selingan bagi bayi. Pada
energi mencukupi ±20% dari kebutuhan, untuk protein ±10% kebutuhan, lemak
mencapai ±30% kebutuhan dan karbohidrat ± 15% dari kebutuhan.
Kebutuhan zat gizi pada bayi dapat dipenuhi dengan ASI ataupun MP-ASI.
Jumlah energi selain ASI pada bayi 10 bulan adalah 300 kkal/hari. Pada pure
alpukat dengan porsi ¾ mangkok yang telah disajikan 278 gram yang memilki
energi sebesar 395,12 kkal. Pure alpukat pisang merupakan MP-ASI yang telah
sesuai dengan syarat dan ketentuan untuk MP-ASI bayi berumur 10 bulan.
PURE BAYAM JAGUNG TAHU
Adeyemi, O.S. & A.T., Oladiji. (2009) . “Compositional Changes In Banana (Musa
ssp.) Fruits During Ripening”. African Journal of Biotechnology Vol 8 (5)
: 858-859.
AKG.2010.
DEPKES RI. 2006. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu
Ibu (MP-ASI).
Ilaika, Nur Zulfa. (2013). “Nilai Cerna Protein In Vitro dan Organoleptik MP-ASI
Biskuit Bayi dengan Substitusi Tepung Kedelai, Tepung Ubi Jalar Kuning
dan Pati Garut”. Skripsi. Semarang : Undip.
Mufida dkk. 2015. Prinsip Dasar Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)
Untuk Bayi 6 – 24 Bulan: KAJIAN PUSTAKA
http://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/article/viewFile/290/300 . Diakses pada
tanggal 26 Maret 2018