Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

PENILAIAN STATUS GIZI


STATISTIK VITAL DAN KARTU MENUJU SEHAT

Dosen Pembimbing:
Yoswenita Susindra, S.ST, M.Kes

Suci Ayuni Auliadani


G42150679
Golongan C

PROGRAM STUDI D-IV GIZI KLINIK


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2016/2017
A. STATISTIK VITAL
1. 1. Angka Kematian Kasar
Diketahui :
X = 50 orang
Y = 200 orang
K = 1000
X (∑ kematian penduduk pada suatu wilayah dalam waktu satu tahun)
Dijawab : × K (1000)
Y (∑seluruh penduduk pada pertengahan tahun dalam tahun dan wilayah yang sama)
50
= 200 × 1000

=0
Alasan : Pada soal nomor satu ditanya angka kematian kasar, namun pada data yang tersedia
angka kematian kasar tidak dapat dihitung. Hal tersebut dikarenakan pada data tersebut yang
tercantum adalah jumlah keseluruhan penduduk pada tahun 2013, sedangkan untuk memperoleh
angka kematian kasar diperlukan data berupa jumlah penduduk pada pertengahan tahun 2013.
2.
3. 2. Angka Kematian Bayi
Diketahui :
X = 150 bayi
Y = 400 bayi
K = 1000
X (Jumlah kematian bayi usia <1 tahun di wilayah tertentu selama 1 tahun)
Dijawab : × K (1000)
Y (Jumlah lahir hidup di wilayah dan pada periode waktu yang sama)
150
= 400 × 1000

=0
Alasan : Pada soal nomor dua ditanya angka kematian bayi, namun pada daya yang tersedia angka
kematian bayi tidak dapat dihitung. Hal tersebut dikarenakan pada data yang ada hanya
menyebutkan jumlah bayi lahir saja sehingga tidak dapat diketahui apakah keseluruhan jumlah
bayi lahir hidup atau ada yang meninggal. Sedangkan untuk menghitung angka kematian bayi
diperlukan data berupa jumlah bayi lahir hidup.
4.
3. Angka Kematian Neonatal
Diketahui :
X = 53 + 5 = 58 bayi
Y = 250 bayi
K = 1000
X (∑ kematian bayi umur <28 hari selama 1 tahun dalam wilayah dan tahun tertentu)
Dijawab : × K (1000)
Y (∑ kelahiran hidup dalam wilayah dan tahun yang sama)
58
= 250 × 1000

= 232
Alasan : ada soal nomor tiga ditanya angka kematian neonatal dan dapat dihitung karena data
yang ada sesuai dengan rumus atau data yang diperlukan. Jadi, jumlah angka kematian neonatal
bayi di suatu wilayah adalah sebesar 232/1000 kelahiran.
5.
6. 4. Angka Kematian Post Neonatal
Diketahui :
X = 56 bayi
Y = 300 bayi
K = 1000
X (Jumlah kematian bayi usia >28 hari dalam 1 tahun)
Dijawab : × K (1000)
Y (Jumlah kelahiran hidup dalam periode yang sama)
56
= 300 × 1000

=0
Alasan : Pada soal nomor empat ditanya angka kematian post neonatal. Dari data yang yang ada
tidak dapat dihitung, hal tersebut dikarena data yang ada menyatakan jumlah bayi baru lahir saja.
Sedangkan untuk mengetahui angka kematian post neonatal data yang diperlukan adalah jumlah
bayi lahir hidup.
7.
8. 5. Angka Fertilitas Umum
Diketahui :
X = 235 bayi
Y = 575 orang
K = 1000
X (Jumlah kelahiran hidup dalam 1 tahun)
Dijawab : × K (1000)
Y (Jumlah wanita umur reproduksi)
235
= 575 × 1000

= 408
Alasan : Pada soal nomor lima ditanya angka fertilitas umum, dan pada soal data yang ada sesuai
dengan data yang diperlukan untuk menghitung angka fertilitas umum, sehingga nomor lima
dapat dihitung. Jadi, jumlah angka fertilitas umum di kecamatan H adalah sebesar 408/1000
wanita umur reproduktif.
9.
10. 6. Angka Fertilitas Umum
Diketahui :
X = 745 wanita melahirkan
Y = 1500 penduduk wanita usia subur
K = 1000
X (Jumlah kelahiran hidup dalam 1 tahun)
Dijawab : × K (1000)
Y (Jumlah wanita umur reproduksi)
745
= 1500 × 1000

=0
Alasan : Alasan : Pada soal nomor enam ditanya angka fertilitas umum, dari data yang ada
angka fertilitas umum tidak dapat dihitung karena hanya mencantumkan jumlah wanita yang
melahirkan saja. Sedangkan untuk mengetahui jumlah angka fertilitas umum diperlukan data
berupa jumlah bayi lahir.
11.
12. 7. Angka Kematian Kasar
Diketahui :
X = 157 bayi
Y = 750 penduduk
K = 1000
X (∑ kematian penduduk pada suatu wilayah dalam waktu satu tahun)
Dijawab : Y (∑ seluruh penduduk pada pertengahan tahun dalam tahun dan wilayah yang sama) × K (1000)
157
= 750 × 1000

=0
Alasan : Pada soal nomor tujuh ditanya angka kematian kasar, namun tidak dapat dihitung, hal
tersebut dikarena keterangan yang ada di dalam soal menyatakan jumlah kematian bayi.
Sedangkan untuk menghitung angka kematian kasar data yang diperlukan adalah jumlah kematian
penduduk, bukan jumlah kematian bayi.
13.
14. 8. Angka Fertilitas Umur Spesifik
Diketahui :
X = 745 wanita melahirkan (usia 20-45)
Y = 1500 penduduk wanita
K = 1000
X (Jumlah kelahiran oleh wanita pada kelompok umur tertentu dalam 1 tahun)
Dijawab : × K (1000)
Y (Jumlah penduduk wanita pada kelompok umur tertentu)
745
= 1500 × 1000

= 496
Alasan : Pada soal nomor delapan ditanya angka fertilitas umur spesifik, dan dari data yang ada
dapat dihitung jumlah angka fertilitas umur spesifik. Jadi, jumlah angka fertilitas umur spesifik
di kabupaten T adalah sebesar 497/1000 wanita umur 20 – 45 tahun.
B. KARTU MENUJU SEHAT
Data :
Seorang bayi laki – laki lahir pada bulan September 2015 dengan berat badan
lahir 2,8 kg dan panjang badannya 48 cm. Bayi usia 0 (nol) bulan hingga 7 bulan
hanya diberikan ASI eksklusif.

Data berat badan bayi berdasarkan penimbangan dan yang tercantum pada KMS,
sebagai berikut :

1. Bulan Oktober 2015 berat badannya 3,5 kg


2. Bulan November 2015 berat badannya 4,5 kg
3. Bulan Desember 2015 berat badannya 3 kg
4. Bulan Januari 2015 berat badannya 4 kg
5. Bulan Februari 2015 berat badannya 8 kg
6. Bulan Maret 2015 berat badannya 12 kg
7. Bulan April 2015 berat badannya 10 kg

Hasil Analisa Grafik Kartu Menuju Sehat :

1. Bayi laki – laki lahir pada bulan September 2015 dengan berat badan lahir 2,8
kg berada pada grafik berwarna hijau muda. Pada bulan Oktober 2015 berat
badan bayi adalah 3,5 kg berada pada grafik dari usia 0 (nol) bulan ke 1 bulan
dinyatakan TIDAK NAIK.
Alasan : Berat badan bayi dikatakan tidak naik hal ini dikarena grafik berat
badan pada KMS kenaikannya tidak berada pada garis berwarna hijau tua,
melainkan berada pada garis berwarna hijau muda. Kenaikan berat badan pada
bulan pertama seharusnya 800 gram namun pada sang bayi kenaikan berat
badan kurang dari KBM (<800 gram) yakni hanya naik 700 gram sehingga
kenaikan berat badan bayi tidak sesuai dengan KBM, hal tersebut kemungkinan
dapat disebabkan karena bayi yang baru lahir kebanyakan membutuhkan waktu
tidur yang lama dan ASI yang keluar dari sang ibu belum terlalu lancar
sehingga asupan ASI yang diberikan oleh ibu kepada anak menjadi kurang.
Pada bayi usia 1 bulan membutuhkan ASI sebanyak 80-150 ml dalam sekali
minun dan pemberiannya dilakukan sebanyak 8-12 kali dalam sehari, namum
tetap beri jeda kepada sang bayi untuk tidak minum ASI, seperti dengan cara
pemberian waktu jeda 1,5 jam - 2 jam pada siang hari dan pada malam hari
jeda selama 3 jam. Selain itu sebagai petugas medis, kita harus memberikan
saran, masukan-masukan atau edukasi terhadap sang orang tua bayi terutama
untuk sang ibu mengenai asupan pangan apa saja yang perlu dikonsumsi agar
ASI sang ibu lancar.
2. Bayi laki-laki pada bulan Oktober melakukan penimbangan dan diketahui
bahwa berat badan bayi pada bulan ke-1 adalah 3,5 kg berada pada grafik hijau
muda, selanjutnya pada bulan ke-2 yakni bulan November bayi melakukan
penimbangan kembali dan diketahui bahwa berat badan bayi yakni 4,5 kg.
Sehingga dengan demikian pada usia 1 bulan ke 2 bulan berat badan bayi
dinyatakan NAIK.
Alasan : Berat badan bayi dikatakan naik hal ini dikarena pada grafik berat
badan di KMS angka kenaikannya hamper ataau bahkan mendekati garis
pertumbuhan yang berwarna hijau tua. Kenaikan berat badan bayi lebih dari
angka KBM (>900 g) yakni kenaikan berat badan bayi sebesar 1 kg. Pada hasil
tersebut pertumbuhan bayi dapat dikatakan normal. Karena pertumbuhan bayi
sesuai dengan grafik pertumbuhan normal. Pada usia 2 bulan berat badan bayi
mulai naik hal ini dapat disebabkan karena terpenuhinya atau tercukupinya
antara asupan dan kebutuhan zat gizi yang dibutuhkan sang bayi. ASI yang
dikeluarkan oleh ibu menyusui juga mulai lancar karena si ibu mulai sering
mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat gizi yang dibutuhkan oleh ibu dan
bayi, sehingga tidak lagi menyulitkan ibu untuk memberikan asupan gizi
berupa ASI kepada bayi. Bayi pada usia 2 bulan ini juga tumbuh sehat, tidak
mengalami gangguan pertumbuhan atau sakit. Namun ibu atau orang tua bayi
harus tetap waspada karena pada usia bayi sangat mudah terserang penyakit.
3. Bayi laki-laki pada bulan November melakukan penimbangan dan diketahui
bahwa berat badan bayi pada bulan ke-2 adalah 4,5 kg berada pada grafik hijau
muda, selanjutnya pada bulan ke-3 yakni bulan Desember bayi melakukan
penimbangan kembali dan diketahui bahwa berat badan bayi yakni 3 kg.
Sehingga dengan demikian pada usia 2 bulan ke 3 bulan berat badan bayi
dinyatakan TIDAK NAIK.
Alasan : Berat badan bayi dikatakan tidak naik hal ini dikarena grafik berat
badan pada KMS menunjukkan berada pada BGM atau Bawah Garis Merah.
Berat badan bayi mengalami penurunan berat badan yang sangat drastic yakni
menurun sebesar 1500 gram atau 1,5 kg. Sedangkan kenaikan berat badan
minimal bayi pada usia 2 bulan ke 3 bulan adalah 800 gr. Sehingga
pertumbuhan bayi tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan normal karena bayi
mengalami underweight. Penurunan berat badan bayi yang signifikan
merupakan suatu hal yang perlu perhatian. Beberapa hal yang menyebabkan
berat badan bayi menurun yakni kemungkinan karena bayi terkena demam atau
rewel yang disebabkan oleh pemberian suntik imunisasi, faktor lingkungan
yakni kebersihkan serta pemenuhan ASI eksklusif yang masih kurang. Apabila
pertumbuhan bayi sudah berada pada BGM orang tua dan tenaga media yang
ada harus selalu memantau perkembangan dan pertumbuhan bayi. Pemberian
ASI harus berkualitas dan cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Bagi
ibu yang menyusui sebaiknya harus memperhatikan pemenuhan gizinya untuk
memperlancar ASI yang dikeluarkan dan adapun sumber pangan yang
dianjurkan untuk dikonsumsi ibu menyusui yakni kacang – kacangan, sayuran
hijau, aneka buah, dan aneka ikan terutama ikan salmon. Dengan demikian ASI
dapat keluar lebih lancar dan lebih berkualitas sehingga kesehatan si bayi juga
terjaga.
4. Bayi laki-laki pada bulan Desember melakukan penimbangan dan diketahui
bahwa berat badan bayi pada bulan ke-3 adalah 3 kg berada pada grafik
dibawah garis merah, selanjutnya pada bulan ke-4 yakni bulan Januari bayi
melakukan penimbangan kembali dan diketahui bahwa berat badan bayi yakni
4 kg. Sehingga dengan demikian pada usia 3 bulan ke 4 bulan berat badan bayi
dinyatakan TIDAK NAIK.
Alasan : Berat badan bayi dikatakan tidak naik hal ini dikarena grafik berat
badan pada KMS menunjukkan berada pada BGM atau Bawah Garis Merah.
Walaupun grafik berada pada BGM tetapi berat badan bayi menunjukkan
kenaikan lebih dari KBM (>600 g) yaitu sebesar 1000 gram atau 1 kg, namun
tetap saja dikatakan bahwa grafik tidak naik, karena grafik masih menunjukkan
pertumbuhan bayi berada pada BGM. Adapun penyebab berat badan anak
sudah bertambah daripada bulan sebelumnya meskipun masih berada pada
BGM adalah masih kurangnya pemberian asupan nutrisi terhadap sang bayi.
Pemberian ASI eksklusif penting agar pertumbuhannya berjalan dengan baik,
yakni seimbangnya antara asupan dengan kebutuhan zat gizi bayi. Pada bayi
yang berusia 4 bulan membutuhkan asupan ASI sebanyak 200 sampai 220 ml
dalam sekali minum dan diberikan sebanyak 5 sampai 7 kali dalam sehari.
Selain itu jika ibu mencoba untuk memberikan ASI eksklusif sampai usia 6
bulan, maka orang tua harus bersiaplah bahwa berat badan bayi naik turun,
namun naik turun dalam batas normal. Tetapi ASI yang diproduksi oleh ibu
jumlahnya berbeda dengan susu formula. Apalagi jika ibu bandingkan
antara berat badan bayi yang mendapatkan susu formula dengan yang murni
ASI. Jelas sekali perbedaannya. Namun, ibu tidak perlu khawatir dengan naik
turunnya berat badan bayi sebab bayi yang hanya mengkonsumsi ASI
cenderung lebih kecil dan berat badannya sering naik turun dibandingkan anak
yang minum ASI bersama dengan susu formula. tetapi ASI sudah jelas dan
pasti sumber zat gizi yang paling sehat untuk bayi.
5. Bayi laki-laki pada bulan Januari melakukan penimbangan dan diketahui
bahwa berat badan bayi pada bulan ke-4 adalah 4 kg berada pada grafik
dibawah garis merah, selanjutnya pada bulan ke-5 yakni bulan Februari bayi
melakukan penimbangan kembali dan diketahui bahwa berat badan bayi yakni
8 kg. Sehingga dengan demikian pada usia 4 bulan ke 5 bulan berat badan bayi
dinyatakan NAIK.
Alasan : Berat badan bayi dikatakan naik hal ini dikarena grafik berat badan
pada KMS sudah memotong garis pertumbuhan diatasnya dan berada pada
garis berawarna hijau tua atau kenaikan berat badan lebih dari KBM (>500
gram) yaitu sebesar 4000 gram atau 4 kg. Sebagai tenaga medis yang
memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi sebaiknya beri pujian kepada
ibu, agar sang ibu lebih semangat dalam memberikan asupan zat gizi yang
terbaik untuk bayinya, terus beri dorongan untuk sang ibu agar melanjutkan
pemberian ASI sesuai keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari (pagi, siang,
maupun malam), beri saran kepada sang ibu agara makan makanan yang
dikonsumsi sang ibu kaya akan sumber zat gizi karena hal tersebut
mempengaruhi jumlah ASI yang diproduksi. Selain itu kondisi bayi juga harus
tetap dalam konsidi sehat, istirahat yang cukup, pemberian ASI lancar, serti
kebersihan lingkungan bayi agar tetap terjaga dan tidak mengalami gangguan
kesehatan dan pertumbuhannya tetap normal. Pada usia bayi masalah yang
sering timbul biasanya berasal dari gangguan pencernaan, dan gangguan
penceernaan terkadang bersumber dari kurang bersihnya lingkungan sekitar
bayi.
6. Bayi laki-laki pada bulan Februari melakukan penimbangan dan diketahui
bahwa berat badan bayi pada bulan ke-5 adalah 8 kg berada pada grafik
dibawah garis merah, selanjutnya pada bulan ke-6 yakni bulan Maret bayi
melakukan penimbangan kembali dan diketahui bahwa berat badan bayi yakni
12 kg. Sehingga dengan demikian pada usia 5 bulan ke 6 bulan berat badan
bayi dinyatakan TIDAK NAIK.
Alasan : Berat badan bayi dikatakan tidak naik hal ini dikarena grafik berat
badan pada KMS menunjukkan berada atas batas garis merah yang berarti bayi
mengalami obesitas atau overweight. Kenaikan berat badan bayi lebih dari
KBM (>400 g), yakni kenaikannya sebesar 4000 gram atau 4 kg. Hal tersebut
menunjukkan bahwa grafik pertumbuhan anak tidak sesuai dengan grafik
pertumbuhan normal. Hal yang menyebabkan kenaikan berat badan anak yang
terlalu besar yakni sebesar 4 kg karena jumlah asupan ASI yang diberikan oleh
ibu melebihi jumlah kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga bayi
mengalami overweight atau kelebihan berat badan. Selain itu ada beberapa
penyebab bayi overweight, yakni bayi yang minum ASI perah menggunakan
botol dot yang beraliran cukup deras sehingga ASIP secara kontinyu
dikonsumsi bayi dapat membuat jumlah ASI yang dikonsumsi bayi tidak
terkontrol. Oleh karena itu pemberian ASIP menggunakan dot tidak
disarankan. Namun jika terpaksa, gunakan dot yang alirannya pelan dan
berikan jeda waktu saat menyusu. Salah satu tips adalah menggunakan botol
kapasitas besar dengan ukuran nipple kecil (S). Ada kecenderungan ketika
menggunakan botol kapasitas kecil dan ASIP telah habis diminum, Ibu atau
pengasuh berasumsi bayi belum kenyang karena cepat habis dan memberikan
botol kedua sebagai tambahan, bayi rewel selalu diasosiasikan dengan lapar
stsu haus, sehingga menyusui atau memberikan ASIP selalu dilakukan untuk
menenangkan bayi. Jika sesi terakhir pemberian ASI belum lama berlalu dan
bayi rewel, cobalah untuk memikirkan solusi lain selain lapar, haus, atau
kurang kenyang, bayi minum dari botol dalam posisi tidur sehingga ASI
mengalir deras dan menyebabkan bayi mengkonsumsi ASI dengan jumlah
yang banyak atau lebih dari jumlah kebutuhan. Sebaiknya untuk
memperlambat aliran ASIP, atur posisi badan dan kepala bayi menjadi tegak
dengan posisi botol horizontal atau datar. Salah satu efek samping minum dot
dalam posisi tidur dengan dot adalah meningkatnya risiko infeksi saluran
telinga. Bayi pada usia 6 bulan hanya membutuhkan ASI sebanyak 185 sampai
200 ml saja dalam sekali minum namun untuk pemberiannya sebanyak 5
hingga 6 kali dalam sehari. Tetapi kemungkinan sang ibu memberika ASI lebih
dari jumlah yang dianjurkan. Namun pada kenyataannya ibu memberikan ASI
lebih dari batas yang telah dianjurkan, sehingga menyebabkan anak mengalami
overweight. Untuk mengetahui apakah ASI yang diberikan cukup,
berpeganglah pada pertumbuhan berat badan. Karena kondisi anak yang
overweight akan mempengaruhi tahap pertumbuhan selanjutnya.
7. Bayi laki-laki pada bulan Maret melakukan penimbangan dan diketahui bahwa
berat badan bayi pada bulan ke-6 adalah 12 kg berada pada grafik hiaju muda,
selanjutnya pada bulan ke-7 yakni bulan April bayi melakukan penimbangan
kembali dan diketahui bahwa berat badan bayi yakni 10 kg. Sehingga dengan
demikian pada usia 6 bulan ke7 bulan berat badan bayi dinyatakan TIDAK
NAIK.
Alasan : Berat badan bayi dinyatakan tidak naik hal ini disebabkan karena
grafik pada KMS memotong garis pertumbuhan dibawahnya atau grafik berat
badan menurun. Karena pada bulan ke 7 berat badan bayi mengalami
penurunan sebesar 2000 gram atau 2 kg, tetapi lebih besar 300 gram dari KBM.
Hal yang menyebabkan turunnya berat badan bayi sebesar 2 kg kemungkinan
adalah bayi mengalami sakit demam atau rewel akibat imunisasi, adanya
masalah atau gangguan pada gangguan sistem pencernaan, atau berkurangnya
asupan zat gizi atau ASI yang diberikan oleh ibu, sebab pada bulan ke 6 bayi
mengalami overweight. Harusnya jika anak mengalami gangguan atau sakit
seharusnya sang ibu harus cepat membawa sang bayi ke dokter. Serta,
sebaiknya untuk mengatasi overweight yang terjadi pada anak sang ibu harus
berkonsultasi terlebih dahulu dengan tenaga medis baik itu dokter anak, bidan,
ataupun ahli gizi mengenai berapa banyak asupan yang harus dikurangi dan
berapa banyak asupan yang harus diberikan kepada bayi agar tidak overweight.
Sebab jika ibu minim akan pengetahui mengenai jumlah asupan yang harus
diberikan kepada sang bayi itu akan menyebabkan tidak normalnya
bertumbuhan dan perkembangan sang bayi, dengan demikian konsidi tersebut
akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi untuk tahap
selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai