Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Penatalaksanaan penanganan fungsi ginjal untuk pasien GGK terdiri dari 2
terapi yaitu terapi medis dan terapi gizi. Terapi medis untuk penderita GGK melalui
obat-obatan, dialisis dan transplantasi ginjal. Dukungan dari segi gizi melalui diet
rendah protein dengan protein bernilai biologis tinggi (Lippincott W. dan Wilkins,
2012).
Formula enteral GGK di Indonesia pada umumnya tersedia dalam bentuk
formula enteral komersial, dimana harganya relatif mahal dibandingkan formula
enteral lain per gram protein. Salah satu inovasi dengan formulasi-formula rumah sakit
(hospital made), dengan bahan baku pangan lokal yang tersedia melimpah, murah, dan
sesuai syarat diet untuk penderita GGK sehingga dapat terjangkau masyarakat
penggunaaan bahan tepung soya(kedelai) dengan subtitusi tepung kelor. Penambahan
tepung soya dan tepung kelor pada formula enteral dilakukan untuk memenuhi syarat
formula enteral. Tepung kedelai mempunyai kandungan protein yang tinggi yaitu
sebesar 37,7% dan sangat mudah mengalami degradasi di dalam rumen. Di dalam daun
kelor kering per 100 gram mengandung air 7,5%, kalori 205 gram, karbohidrat 38,2
gram, protein 27,1 gram, lemak 2,3 gram, serat 19,2 gram, kalsium 2003 mg,
magnesium 368 mg, fosfor 204 mg, tembaga 0,6 mg, besi 28,2 mg, sulfur 870 mg, dan
potassium 1324 mg (Haryadi, 2011).

1.2 Tujuan
1. Mampu membuat resep formula enteral untuk diet rendah protein.
2. Mampu menghitung nilai gizi, daya alir, osmolaritas, SAA, dan organoleptic
dari formula enteral.
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membuat resep formula enteral untuk diet rendah protein?
2. Bagaimana cara menghitung nilai gizi, daya alir, osmolaritas, SAA, dan
organoleptic dari formula enteral?

Haryadi, N. K., (2011), Kelor Herbal Multikhasiat, Penerbit Delta Media: Solo

Anda mungkin juga menyukai