Mengetahui, Menyetujui,
Koordinator Rotasi MPM, Pembimbing
Menyetujui,
Ka. Instalasi Gizi RSUD Panembahan Senopati
Pengukusan
Masak dengan api kecil hingga mendidih (±25 menit)
sambil terus diaduk
Pemblenderan menggunakan 250 ml air jeruk manis
Pemerasan (suhu ruang), kemudian lakukan penyaringan Tambahkan air hingga volume formula mencapai 800 ml
sebanyak 3 kali
H. Nilai Gizi
Nama : Tn. S No RM :
ASUHAN Pekerjaan :-
GIZI Bangsal : -
Umur : 67 tahun
Pengkajian/ Assessment Gizi
Assesment Gizi
BB = 65 kg
BBI = 90% x (Tb-100) x 1 kg
= 90% x (165 – 100) x 1
= 58,5 kg
TB = 165 cm
BB
IMT =
(TB dalam m)2
65
=
2,72
= 23,6 Lebih (WHO, Asia
Refferences, 2006)
15 % x Energi
Protein =
4
15 % x 1930
=
4
= 72,3 gram
25 % x Energi
Lemak =
9
25 % x 1930
=
9
= 53,6 gram
60 % x Energi
KH =
4
60 % x 1930
=
4
= 289 gram
2. Kandungan gizi
Tabel 3. Kandungan Gizi Menu Enteral untuk Diet DM Standar Rumah Sakit
Berat Energi Protein Lemak KH
No Bahan Makanan
(gram) (kkal) (gram) (gram) (gram)
1 Putih Telur 50 25 5,3 0,5 0,5
2 Susu Skim 10 26.8 3,6 5,2 5,2
3 Wortel 30 13.5 0,3 0,1 3,2
4 Minyak Jagung 3 26.49 0 3 0
Jumlah per porsi 166.18 9,3 3,2 46,21
Jumlah per hari 1329,44 74,4 25,6 369,68
Kebutuhan 1930 72,3 53,6 289
Prosentase per hari 68% 102% 47% 127%
Tabel 4. Kandungan Gizi Menu Enteral untuk Diet DM Standar Rumah Sakit
Bahan Berat Energi Protei Lemak KH
No
Makanan (gr) (kkal) n (gr) (gr) (gr)
1 Susu Apta+ 30 143,3 7,2 3,8 20,3
Jumlah per porsi 143,3 7,2 3,8 20,3
Jumlah per hari 859,8 43,2 22,8 121,8
Kebutuhan 1930 72,3 53,6 289
Prosentase per hari (%) 44 59 42 42
3. Biaya
Tabel 6. Biaya Bahan Makanan Untuk Menu Standar Enteral RS diet DM
Berat
Bahan BBD Berat Harga/Satuan Harga/Unit
No Bersih Satuan Harga
Makanan (%) Kotor (g) (Rp) (Rp)
(g)
1 Putih Telur 50 100 50 Kg 3.500 175
B. Pembahasan
Pengembangan resep yang kami buat adalah formula enteral untuk diet
DM. Makanan diet DM harus membatasi asupan glukosa sederhana. Formula
enteral tersebut dibuat dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu tidak
tembus pandang, tetap cair dalam suhu ruang, tidak meninggalkan endapan, dan
minimal dapat melalui selang nasogastrik yang berukuran 12 fr. Pengembangan
resep dilakukan dengan menambahkan bahan makanan yaitu labu kuning, jeruk
manis dan tepung maizena.
Harga pada formula enteral standar rumah sakit adalah Rp. 1.262 per
porsi sedangkan harga formula enteral modifikasi adalah Rp. 3.083 per porsi.
Perbedaan harga ini disebabkan karena adanya penambahan bahan makanan
pada resep modifikasi yaitu labu kuning, jeruk manis dan tepung maizena.
Formula enteral modifikasi sudah diuji coba menggunakan selang NGT
dan dapat melewati selang tanpa tersendat, hal ini membuktikan bahwa formula
ini layak diberikan kepada pasien dengan Diabetes mellitus.
Labu kuning dipilih karena mempunyai efek hipoglikemik dengan
meningkatkan level serum insulin, menurunkan glukosa darah, dan
meningkatkan toleransi glukosa darah. (Simpson R, 2014). Labu kuning
merupakan sumber pro vitamin A dengan kandungan betakaroten sebesar 180,00
SI atau sekitar 1.000 - 1.300 IU/ 100 gr bahan. Labu kuning juga mengandung
vitamin B dan C serta zat gizi lainnya seperti karbohidrat, protein dan beberapa
mineral (Hendrasty, 2007).
Kemampuan betakarotene sebagai antioksidan yang diduga mampu
melindungi kerja pankreas dari radikal bebas dengan cara inaktivasi radikal
bebas sehingga pankreas dapat bekerja secara optimal dalam menghasilkan
insulin. Betakarotene diduga dapat memperbaiki kemampuan sel β dalam
mensintesis dan mensekresi insulin sehingga kadar glukosa darah dapat turun.
Insulin akan menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan
pemindahan glukosa kedalam jaringan adiposa dan otot dengan merekrut
pengangkutan glukosa, ikatan insulin dan reseptornya membutuhkan GLUT4
untuk dapat masuk kedalam sel otot dan jaringan lemak serta uptake glukosa
dengan efisien, sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah (Soviana E, dkk
2014)..
Antioksidan yang berperan dalam pengelolaan DM tipe 2 yaitu
hesperidin dan naringin. Hesperidin dan naringin adalah flavonoid utama dalam
buah jeruk (Caballero, 2016). Flavonoid sebagai salah satu kelompok senyawa
fenolik yang memiliki sifat antioksidatif serta berperan dalam mencegah
kerusakan sel dan komponen selularnya oleh radikal bebas reaktif (Redha A,
2010). Kandungan gizi dalam 100gram jeruk adalah 45 kkal, 0.9gram protein,
0,2gram lemak, 87,2gram air, 49 mg vitamin C, 0,4 mg Fe, dan 33 mg kalsium.
Senyawa utama yang terdapat dalam buah jeruk adalah vitamin C, asam folat,
serat, senyawa fitokimia, likopen dan karoteinoid. Kandungan firosterol dalam
buah jeruk (Citrus sinensis) adalah 1854 mg/kg berat kering (Piironen 2003
dalam Pardede, 2013).
Hesperidin dan naringin mempunyai peran penting dalam mencegah
perkembangan hiperglikemia, sebagian dengan meningkatkan glikolisis hati dan
konsentrasi glikogen dan/atau dengan menurunkan glukoneogenesis hepatik.
Hesperidin dan naringin menurunkan aktivitas glucose-6-phosphatase dan
phosphoenol pyruvate dengan meningkatkan aktivitas glukokinase hati dan
meningkatkan kadar glikogen hati (Jung, 2004)
Uji organoleptik dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan
responden terhadap rasa, aroma, penampilan, dan suhu. Responden yang
melakukan uji organoleptik adalah 15 orang pramusaji dan tenaga pengolah yang
berada di Instalasi Gizi RSUD Panembahan Senopati Bantul. Berdasarkan hasil
uji organoleptik grafik berikut ini :
WARNA
Sangat Suka Suka
Tidak Suka Sangat Tidak Suka
AROMA
27%
73%
Gambar 3. Tingkat
Sangat Suka Suka
Kesukaan
Tidak Suka Sangat Tidak Suka
Berdasarkan
Aroma
RASA
Sangat Suka Suka Tidak Suka Sangat Tidak Suka
20%
Gambar 4. Tingkat
80% Kesukaan
Berdasarkan Rasa
Atribut rasa
merupakan parameter selain aroma yang menentukan penerimaan suatu produk
pada konsumen (Hardinsyah, 2009). Meskipun suatu produk memiliki aroma
menarik namun tidak memiliki rasa yang disukai maka akan membuat produk
tersebut sulit diterima (Suharyo AS, 2007). Berdasarkan gambar, diketahui
bahwa sebanyak 80% suka dan 20% sangat suka rasa dari formula enteral diet
DM. labu kuning memberikan rasa manis pada produk, intensitas rasa manis
berhubungan dengan kandungan padatan terlarut pada labu dan juga kandungan
karotenoid (Marek G, 2008).
KEKENTALAN
Sangat Suka Suka
Tidak Suka Sangat Tidak Suka
47%
53%
40%
30% 27%
0.2
20%
10%
0% 0 0 0 0% 0 0% 0
0%
Warna Aroma Rasa Kekentalan
Almatsier, Sunita. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Putra Utama
De Sousa, Luna RM, Ferreira, Sila MR, Schieferdecker, Maria EM. Physicochemical
and Nutritional Characteristics of Handmade enteral Diet. Nutricion Hospitalara. Vol
29(3): 568 – 574
Farida SN, Ishartani D, Affandi DR. Kajian Sifat Fisik, Kimia, dan Sensori Bubur
Bayi Instan Berbahan Dasar Tepung Tempe Koro Gliding, Tepung Beras Merah, dan
Tepung Labu Kuning. Jurnal Tekno sains pangan. 2016; 5 (4): 32-3
Guyton AC, Hall JE. Text Book of Medical Physiology. 11th ed. Philadelphia:
Saunders Elsvier; 2006:972 - 976.
Hardinsyah, 2017. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. Jakarta : EGC
Henriques, GS, Miranda, AV, Generoso, S, Guedes, EG, Jansen, Ann K. Osmolality
and pH in Handmade Enteral Diets Used in Domiciliary Enteral Nutritional
Theraphy. Food science and Technology. DOI: 10.1590/1678 – 457X.33616
Huda, N, Kusharto CM. 2014. Formulasi Makanan Cair Alternatif Berbasis Tepung
Ikan Lele (Clarias gariepinus) Sebagai Sumber Protein. Skripsi. Fakultas Ekologi
Manusia Institut Pertanian Bogor, Bogor
Ichimaru, S and Amagai, T. 2014. Viscosity Thickened Formula. Diet and Nutrition
in Critical Care. DOI : 10.1007/978-1-4614-8503-2_27-1
Jung, Un Ju, Lee, Mi-Kyung, Jeong, Kyu-Shik, dan Choi, Myung-Sook. The
HypoglycemicEffects of Hesperidin and Naringin Are Partly Mediated by Hepatic
Glucose-Regulating Enzymes in C57BL/KsJ-db/db Mice. The Journal of Nutrition,
2004, p.2499-2503.
Khoo HE, Prasad KN, Kong KW, Jiang Y, Ismail A. Carotenoids and Their Isomers:
Color Pigment in Fruits and Vegetables: Review. Molecules. 2011; 16 (2): 17101738
Lochs H, Allison SP, Meier R, Pirlich M, Kondrup J, Schneider St, et al. Introductory
to the ESPEN Guidelines on Enteral Nutrition : Terminology, Definitions and
General Topics. Clinical Nutrition 2006; 25:180-186.
Mahan, L. Kathleen, Raymond, Janice L. 2017. Krause ‘s : Food & The Nutrition
Care Process, 14th edition. Elsevier Inc. St Louis, Missouri
Meilgaard M, Civille GV, Carr BT. Sensory Evaluation Techniques. New York
(NY): CRC Press; 2006. 22-23.
Nugroho AE. Hewan Percobaan Diabetes Melitus : Patologi Dan Mekanisme Aksi
Diabetogenik. Biodiversitas 2006;7(4):378-382.
Pathare PB, Opara UL, Alsaid FA. Colour Measurement and Analysis in Fresh and
Processed Food: A Review. Food Bioproc Tech. 2012; 6 (1): 36-60.
Sharma, K and Joshi, I. 2014. Formulation of Standard (Nutriagent Std) and High
Protein (Nutriagent Protein Plus) Ready to Reconstitute Enteral Formula Feeds.
Interantional Journal of Scientific & Technology Research. Vol: 3(5).
Shaw JE, Sicree R, Zimmet PZ. Global estimates of the prevalence of diabetes for
2010 and 2030. Diabetes research and clinical practice 2010;87(1):4-14.
Simpson R dan Morris GA. The Anti Diabetic Potential of Polysaccharides Extracted
from Members of The Cucurbit Family: A Review. Bioact Carbohydr Dietary Fibre.
2014; 3 (2): 106-114
Soviana dkk. 2014. Pengaruh suplementasi β-carotene terhadap kadar glukosa darah
dan kadar malondialdehida pada tikus sprague dawley yang diinduksi Streptozotocin.
Jurnal Gizi Indonesia (ISSN : 1858-4942) Vol. 2, No. 2, Juni 2014: 41-46
Suharyono AS. Efek Sinar Ultraviolet Terhadap Kandungan Total Mikroba dan
Vitamin C Sari Buah Jeruk Nipis. Agritecht. 2007; 30 (1): 25-31
Wild S, Gojka Roglic, Green A, Roglic G, Sicree R, King H. Global Prevalence of
Diabetes: Estimates for the year 2000 and projections for 2030. Diabetes Care
2004;27(5):1047-1053
Yadav M, Jain S, Tomar R, Prasad GB, Yadav H. Medicinal and Biological Potential
of Pumpkin: An Update Review. Nut Res Rev. 2010; 23 (2): 184-190.