Anda di halaman 1dari 54

NCP PADA PENYAKIT TBC

TATI SUGIARTI, SKM, MPH


TUBERCULOSIS ?
 Penyakit akibat infeksi kuman
Mycobacterium Tuberculosis
 Biasanya menyerang paru-paru
namun dapat mengenai hampir
semua organ tubuh
 Tuberculosis menyebar melalui
udara
 Orang dengan infeksi TB aktif
batuk, bersin menyebarkan butiran
ludah melalui udara
TUBERCULOSIS ?

Tuberculosa Laten : Basil TB


dapat bersifat tidak aktif untuk
beberapa waktu sebelum
kemudian menyebabkan gejala-
gejala TB
Tuberculosa aktif : Basil yang
sudah berkembang akan
merusak jaringan paru-paru
PATOFISIOLOGI TBC
 Pengidap TB paru aktif batuk, bersin, menyanyi
atau meludah akan mengeluarkan titik-titik air
liur kecil (droplets) ke udara bebas.

 Droplets yang berisi Mycobacterium tuberculosis


apabila terinhalasi (terhirup) orang lain akan
masuk sampai diantara terminal alveoli paru.

 Organisme ini akan tumbuh dan berkembang


biak dalam waktu 2 – 12 minggu sampai
jumlahnya mencapai 1000 – 10.000
PATOFISIOLOGI TBC
 Jumlah itu akan cukup umtuk mengeluarkan
respon imun seluler yang mampu dideteksi
terhadap tes tuberkulin
 Tubuh tidak tinggal diam dan akan
mengirimkan pertahanan berupa sel-sel
makrofag yang memakan kuman-kuman TB ini
 Kemampuan basil asam ini untuk bertahan dan
berproliferasi dalam sel-sel makrofag
menjadikan sel-sel ini mampu untuk menginvasi
trakea, bronkus (antropulmonary TB) dan
menyebar ke luar jaringan paru
(Extrapulmonary TB)
RISIKO KOMPLIKASI TB

Nyeri tulang punggung


Meningitis
Kerusakan sendi
Gangguan hati, ginjal dan
jantung
GEJALA TB ?
 Batuk
 Berat badan turun
 Tidak nafsu makan/anoreksia
 Demam
 Keringat di malam hari
 Batuk berdarah
 Nyeri dada : timbul bila infiltrasi
radang sudah sampai ke pleura
 Lemah
GEJALA TB ?
 Sakit kepala
 Jenis batuk bisa berdahak selama 21
hari
 Urin yang berubah warna
 Diare persisten yang tidak sembuh
dengan pengobatan diare
 Pembesaran kelenjar limfe
superfisialis yang tak sakit
SIAPAKAH YANG TERKENA RISIKO
PENULARAN TB TERTINGGI ?
 Orang dengan sistem kekebalan
tubuh yang lemah ( HIV/AIDS,
Diabetes, Kemoterapi)
 Orang yang mengalami malnutrisi
 Perokok
 Pecandu narkoba
 Orang yang sering berhubungan
dengan pengidap TB aktif
PROSES DIAGNOSIS TUBERCULOSIS
 Sulit terdeteksi
 Rontgent dada

 Tes Mantoux

 Tes darah

 Tes dahak

 Tes Tuberculin (dibaca setelah 48 – 72 jam)

 Serodiagnosis ELISA (Enzyme Linked


Immunoabsorbent Assay) untuk mendeteksi
antibodi
PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN
TUBERCULOSIS
 Dapat disembuhkan jika diobati dengan
benar
 Mengkonsumsi beberapa jenis antibiotik
dalam jangka waktu tertentu
 INH, Prednison, Stertomicin

 Mencegah TB Suntik BCG


(Bacillus Calmette-Guerin) dan
diberikan sebelum bayi berusia 2
bulan
ASSESMEN GIZI
1. Riwayat Personal
a. Data umum pasien : Nama, umur,
pendidikan diagnosis medis

b. Riwayat Penyakit : keluhan utama,


riwayat penyakit dahulu dan
sekarang, riwayat penyakit
keluarga, faktor risiko
ASSESMEN GIZI
c. Berkaitan dengan riwayat gizi :
 Data Sosial Ekonomi
 Aktivitas fisik

 Alergi makanan

 Masalah gastointestinal : mual, muntah,


diare, anoreksia, nyeri ulu hati,
konstipasi, perubahan
pengecapan/penciuman
ASSESMEN GIZI
c. Berkaitan dengan riwayat gizi :
 Penyakit kronik : jenis penyakit,
jenis dan lama pengobatan ,
modifikasi diet
 Kesehatan mulut/menelan
 Pengobatan
ASSESMEN GIZI

c. Berkaitan dengan riwayat gizi :


 Perubahan Berat Badan
 Mempersiapkan makanan
fasilitas dan yang menyediakan
 Riwayat/pola makan
 Data asupan makanan
ASSESMEN GIZI
2. Pengukuran Antropometri dan
Komposisi Tubuh :
 BB
 TB
 Panjang Badan
 Lingkar Kepala untuk anak < 3
Tahun
 Lingkar Lengan Atas
 Tinggi Lutut
ASSESMENT GIZI

3. Pemeriksaan Biokimia :
HB
LED
Albumin
kolesterol
kreatinin
ASSESMENT GIZI
3. Pemeriksaan Biokimia :
 Globulin
 Total protein

 Alkali pospat

 Bilirubin total

 SGOT dan SGPT


ASSESMEN GIZI
4. Pemeriksaan Fisik/Klinis :
 Keadaan umum

 Suhu

 Respirasi

 Nadi

 Tekanan darah

 Oedema

5. Terapi Medis :
 Obat dan infus yang diberikan
DIAGNOSIS GIZI
1. Domain Intake ;
 N.2.1. Makanan/minuman melalui oral
tidak adekuat disebabkan ada mual dan
tidak nafsu makan ditandai asupan zat
gizi kurang (E= …%, P=….%, L=…% dan
KH=….%)
 NI. 1.4. Kekurangan intake energi
disebabkan adanya mual dan tidak nafsu
makan ditandai asupan energi kurang
(E=….%)
DIAGNOSIS GIZI
 NI. 5.2. Malnutrisi protein energi yang
nyata disebabkan kekurangan dalam
mendapatkan makanan/keterbatasan
ekonomi ditandai nilai albumin 3,5 g/dl,
malnutrisi tanpa komplikasi : kurus
 NI.5.3. Kekurangan intake protein energi
disebabkan kesulitan memperoleh
makanan/keadaan ekonomi ditandai
intake energi tidak mencukupi
dibandingkan dengan kebutuhan
(E= …%)
DIAGNOSIS GIZI
2. Domain Klinik ;
 N.C. 2.2 Perubahan nilai laboratorium
disebabkan gangguan fungsi organ lain
akibat perubahan biokimia ditandai HB
rendah, albumin rendah
 NC. 3.1. Berat badan kurang disebabkan
pola makan salah/ intake energi
kurang/keterbatasan mendapatkan
makanan ditandai IMT termasuk gizi
buruk
DIAGNOSIS GIZI
. Domain Perilaku
 NB. 1.4. Kurangnya kemampuan
memonitor diri sendiri disebabkan
kurangnya pengetahuan mengenai
masalah-masalah gizi ditandai
asupan makan kurang dari
kebutuhan (E= …%, P=….%, L=…%
dan KH=….%)
INTERVENSI GIZI
A. Planning
Terapi Diet
 Diet yang diberikan TETP karena
terjadi peningkatan BMR
 Bentuk makanan : :
Cair/Saring/Lunak/Bubur/Tim/
Nasi
 Cara pemberian : Oral atau pipa
nasogastrik
INTERVENSI GIZI
B. Tujuan Diet :
 Mempertahankan/ meningkatkan
status gizi (berat badan) mencapai
normal/ideal
 Memperbaiki jaringan yang rusak
akibat infeksi kuman
INTERVENSI GIZI
C. Prinsipdan Syarat Diet :
 Tinggi energi Tinggi Protein untuk
mencegah malnutrisi dan membantu
proses perbaikan jaringan yang
rusak (Protein > 1,5 gr/kg BB/hari)
antara 2-2,5 gr/kg/BB/hari
 Lemak sesuai kebutuhan (10-25%)
 Karbohidrat (60-70%)
INTERVENSI GIZI
C. Prinsip dan Syarat Diet :
 Asupan cukup Kalsium dan Vitamin
D untuk menormalkan kadar
kalsium serum
 Cukup/tinggi zat Fe untuk
menggantikan kehilangan darah
 Vitamin C cukup atau diatas
kebutuhan untuk membantu
penyembuhan luka
INTERVENSI GIZI
C. Prinsip dan Syarat Diet :
 Vitamin B kompleks cukup untuk
merangsang selera makan
 Pemberian Vit B6 untuk menghilangkan
gejala neuritis akibat efek samping INH
 Mencegah dehidrasi dengan cukup cairan
akibat diare dan demam
 Hindari makanan yang merangsang

 Porsi kecil tapi sering


PERHITUNGAN KEBUTUHAN GIZI
RUMUS MIFFLIN UNTUK MENGHITUNG KEBUTUHAN ORANG SAKIT

BMR LAKI-LAKI = 10W+6,25H-5U+5


10 W(BB) 6,25 H (TB) 5 U 5
BMR LAKI-LAKI 10 45 6,25 148 5 48 5
1140
ENERGI= BMR X FAKTOR AKTIVITAS x FAKTOR STRESS
ENEGI BMR FAKt F STRESS
1140 1,2 1,3
1778

Apabila ada kenaikan 1 Derajat Celcius maka BMR ditambah 13% dari BMR
ENERGI = BMR + 13 % (BMR)
1778 0,13 1
ENERGI
231,2
ENERGI 2010
RUMUS MIFFLIN UNTUK MENGHITUNG KEBUTUHAN ORANG SAKIT
BMR PEREMPUAN = (10xBB)+(6,25xTB)- (5xUsia)-161

10 BB 6,25 TB 5 U 161
BMR
10 45 6,25 148 5 48 161
PEREMPUAN
974
ENERGI
ENERGI= BMR X FAKTOR AKTIVITAS x FAKTOR STRESS
BMR FAKt F STRESS
ENERGI 974 1,2 1,3
1519
Apabila ada kenaikan 1 Derajat Celcius maka BMR ditambah 13% dari BMR
ENERGI = BMR + 13 % (BMR)
1519 0,13 1
ENERGI
197,5
ENERGI 1717
STATUS GIZI BERDASARKAN IMT

IMT = BB/TB2
BB TB TB
45 1,48 1,48
IMT 45 2,19
20,54

CATATAN
Bila status gizi kurang atau normal gunakan berat badan aktual.
1
Dan Jika status gizinya obesitas gunakan berat badan ideal.

Apabila ada peningkatan suhu 1 derajat celsius maka BMR


2
ditambah 13 % dari BMR
FAKTOR AKTIVITAS
FAKTOR
AKTIVITAS
Istirahat Bed Rest 1,1 – 1,2
Tidak Bed Rest 1,2 – 1,3
FAKTOR STRESS
FAKTOR STRESS
Tidak Ada Stress, Status Gizi 1,2 – 1,3
Normal
Stress Ringan : Peradangan 1,3 – 1,4
saluran cerna, kanker, bedah
efektif, trauma, demam
Stress Sedang : Sepsis, bedah 1,4 – 1,5
tulang, lika bakar, penyakit hati
Stress Berat : HIV 1,5 – 1,6
Aids+komplikasi, bedah
multisistem, TB Paru +
komplikasi
Stress Sangat Berat : Luka 1,7
kepala berat
KEBUTUHAN PROTEIN, LEMAK, KH
 Kebutuhan Protein :
10 – 15% dari total kebutuhan energi /4 = …gr
Contoh :
Protein = 12% x 1717 = 206,04 = 51, 5 gr
4
o Kebutuhan Lemak :
10 - 25% dari kebutuhan energi/9 = ….. gr
Contoh :
Lemak = 25% x 1717 = 429,25 = 47,7 gr
9
KEBUTUHAN PROTEIN, LEMAK, KH
 Kebutuhan KH :
Sisa Energi – (Protein + Lemak )/4 = ….. gr
KH = 1717-( 260,04 + 429,25)/4 = 256,9 gr

(100% - (Protein (%)+ Lemak (%)) = KH %


= KH %x Energi
4
KH = (100 % – (12% + 25 %) ) = 63%
KH = 63 % x 1717 = 270 gr
4
KEBUTUHAN GIZI ANAK
MENURUT NELSON
BMR x BB (kg) ……… = a
10% SDA (a) ……… = b +
c
12% pertumbuhan (c) = d +
e
25% aktivitas fisik (e) = f +
g
10% terbuang melalui feses (g) = h +
i
KECUKUPAN ENERGI SEHARI UNTUK
BAYI DAN ANAK MENURUT UMUR
Golongan Umur Kecukupan Energi (Kal/Kg BB)
Tahun Laki-laki Perempuan
0-1 110 - 120 110 - 120
1-3 100 100
4-6 90 90
6-9 80 - 90 60 - 80
10 - 14 50 - 70 60 - 80
10 - 14 50 - 70 60 - 80
KEBUTUHAN PROTEIN, LEMAK,
KH PADA BAYI DAN ANAK
 Kebutuhan Protein :
10 – 15% dari total kebutuhan energi /4 = …. gr
o Kebutuhan Lemak :

10 - 25% dari kebutuhan energi/9 = ….. gr


 Kebutuhan KH :

1. Sisa Energi – (Protein + Lemak )/4 = ….. gr


2. (100% - (Protein (%)+ Lemak (%)) = KH %
= KH %x Energi
4
RUMUS BERAT BADAN IDEAL ANAK

BBI Anak 0 - 11 bulan = (usia dalam bulan :2)+4


BBI Anak 0 - 11 bulan U 2 4
0 2 4
4
BBI Anak 1 - 10 Tahun = 2 x (usia dalam tahun)+8
BBI Anak 1 - 10 Tahun 2 0 8
8
BBI Anak 10-12 Tahun = (7 x (usia dalam tahun-5) : 2
BBI Anak 10-12 Tahun = 7 12 5 2
24,5
RUMUS CAIRAN HOLLIDAY-SUGAR

BB BB AKTUAL KEBUTUHAN CAIRAN Jumlah Cairan

0-10 Kg 100 ML X BB AKTUAL


2 100 200

10-20 Kg 1000 ml+(50 ml x BB Aktual)


BB AKTUAL
11 1000 50 1550

> 20 Kg 1500 ml+(20 ml x BB Aktual)


BB AKTUAL 20 1500
22 20 1500 1940
RENCANA MONITORING DAN
EVALUASI
Anamnesis Yang Diukur Pengukuran Evaluasi/Targ
Gizi et
Antropometri BB Setiap hari BB Naik/Tetap
Biokimia HB, albumin Secara berkala Normal
Klinis Tidak mual, Secara berkala Normal
muntah dan
lemas
Asupan Zat Asupan Energi, Setiap Hari Asupan
Gizi Protein, lemak, terpenuhi
Karbohidrat minimal 80%
dari kebutuhan
RENCANA KONSULTASI GIZI
 Waktu : Tanggal dan jam konsultasi
 Ruangan : Ruang rawat inap

 Sasaran : Pasien dan keluarga pasien

 Metode : Wawancara dan Ceramah

 Media : Leaflet dan Food Model

 Masalah : Penyebab kurangnya asupan


makan
RENCANA KONSULTASI GIZI
 Tujuan : Adanya peningkatan
asupan makan
 Materi Konseling : Penjelasan
mengenai penyakit TBC, penjelasan
tentang tujuan menjalankan diet,
penjelasan prinsip dan syarat diet,
memberikan motivasi
 Evaluasi : bila dirujuk kembali ke
RS
STUDI KASUS I
 Pasien atas nama Eni usia 22 tahun dengan
jenis kelamin Perempuan. Pasien adalah seorang
ibu rumah tangga dengan pendidikan SMA.
Pasien dirawat di rumah sakit dengan keluhan
mual, muntah, ada penurunan nafsu makan,
batuk selama 3 minggu dan 2 hari sebelum
masuk rumah sakit pasien batuknya ada
darahnya, demam, sesak dan lemas dan suka
nyeri dada. Pasien dalam keadaan compos
Mentis, Suhu 38 Derajat Celcius, Tekanan darah
100/70 mmHg, SPO2 99 %, Nadi 80 x/m. BB
pasien saat ini 45 kg dan Tinggi badan 148 cm.
Berat badan 1 bulan yang lalu 50 kg.
STUDI KASUS I
 Suaminya bekerja sebagai buruh dan memiliki 5
anak. Obat yang telah diberikan kepada pasien
tersebut berupa prednison, INH dan parasetamol
dan mendapat infus RL
 Pasien sebelum masuk rumah sakit setiap
harinya makan 3 kali sehari. Setiap kali makan
hanya 1 centong nasi. Makan pagi hanya sama
tempe 1 potong sedang. Makan siangnya tahu 1
potong kecil, telur dadar I potong sedang dan
sayur asem hanya ½ irus.
STUDI KASUS I
 Makan sorenya hanya tahu 1 potong kecil,
ikan ½ ekor kecil dan ½ irus sayur asem.
Cemilan jam 10 pagi pisang rebus 1
potong sedang. Minum air putih dalam
sehari 6 gelas belimbing. Tidak ada
pantangan makanan namun karena
keterbatasan ekonomi maka pasien
makan seadanya.
STUDI KASUS 2
 Pasien atas nama M usia 6 tahun dengan jenis
kelamin laki-laki. Pasien datang ke RSUD Waled
Ruang Anyelir dengan keluhan batuk selama 1
bulan, demam, sesak, lemas, tidak nafsu makan,
mual-mual, keluar cairan di telinga. Pada saat
lahir anak tersebut BBLR. Selama bayi Pasien
tidak pernah diberikan ASI oleh ibunya lantaran
mengindap penyakit. Neneknya riwayat
menderita TBC. Bapaknya bekerja sebagai
tukang beca dan ibunya seorang ibu rumah
tangga. Lingkungan sekitar rumahnya kumuh
dan ventilasi udara di rumahnya kurang. Napsu
makan pasien sejak di rumah kurang.
STUDI KASUS 2
 Kebiasaan makan sebelum masuk rumah sakit,
pasien tidak begitu menyukai telur, dan jarang
mengkonsumsi daging dan ayam, pasien paling
suka makan ikan. Pasien makan sehari 3 kali,
setiap kali makan nasinya hanya setengah
mangkok kecil, makan pagi hanya makan
dengan sayur labu siam dan tahu sebanyak 1
mangkok kecil, makan siang lauknya tempe 1
potong kecil dan ikan goreng ½ potong kecil dan
sayur sop tanpa daging ½ mangkok kecil.
STUDI KASUS 2
 Dan makan sorenya hanya dengan lauk tahu 1
potong kecil dan perkedel kentang 1 potong
sedang dan sayur sop tanpa daging ½ mangkok
kecil. Jam 10.00 makan biskuat 2 potong dan
jam 14.00 makan buah pisang uli 1 huah.Berat
badan awal sebelum masuk rumah dakit 11,5 kg
dengan tinggi badan 104 cm. BB awal masuk
rumah sakit 13 kg. Obat yang diberikan kepada
pasien tersebut berupa amfisilin, ambroxcol dan
asam folat.
STUDI KASUS 2
 Berdasarkan hasil laboratorium : HB 15,4 g/dl,
Leukosit 6,2 ribu/ml, erositosit 7,8 juta/ml dan
trombosit 83 ribu/ml. Pasien tampak kurus,
pasien tampak hilang lemak subkutan, respirasi
18 x/menit, keadaan pasien compos mentis dan
suhu 39 derajat celsius.
STUDI KASUS 3
 Pasien atas nama Susilo usia 55 tahun datang ke
Rumah sakit di kota Cirebon. Pasien bekerja
sebagai buruh tani. Pasien datang dengan
keluhan batuk selama 1 bulan, demam, sesak,
lemas, tidak nafsu makan dan mual-mual.
Lingkungan sekitar rumahnya kumuh dan
ventilasi udara di rumahnya kurang. Bapanya
Pa Susilo meninggal karena menderita TBC.
Napsu makan pasien sejak di rumah kurang.
KASUS 3
 Pasien dalam keadaan compos Mentis, Suhu 39
Derajat Celcius, Tekanan darah 120/70 mmHg,
SPO2 88 %, Nadi 80 x/m. BB pasien saat ini 50
kg dan Tinggi badan 165 cm. Berat badan 1
bulan yang lalu 55 kg.
 Sebelum masuk rumah sakit, Pasien pernah
berobat ke puskesmas dan mendapat pengobatan
INH dan parasetamol.
 Pasien di rumah sakit mendapat infus RL

 Tidak ada pantangan makanan dan tidak pernah


mendapat konsultasi gizi
STUDI KASUS 3
 Pasien tiap hari merokok, suka minum kopi dan
teh manis.
 Pasien setiap hari mengkonsumsi nasi hanya 2
kali dalam sehari. Setiap pagi, pasien hanya
minum kopi satu gelas belimbing dan singkong
rebus 1 potong sedang. Makan siang, nasinya
hanya ¼ piring, tahu 1 potong kecil dan sayur
lodeh. Makan sore, nasinya hanya 1/2 gelas
belimbing dan oreg tempe 3 sendok makan dan
telur balado 1 butir dan urab sayuran ½
mangkok. Makan buahnya setiap hari hanya 1
kali seperti makan buah pisang ambon 1 potong
sedang, minum air putih sehari hanya 5 gelas
dan malam minum the manis 1 gelas belimbing
STUDI KASUS 3
 Makan buahnya setiap hari hanya 1 kali seperti
makan buah pisang ambon 1 potong sedang,
minum air putih sehari hanya 5 gelas dan malam
minum teh manis 1 gelas belimbing
 Berdasarkan hasil laboratorium : HB 11 g/dl,
Leukosit 6,2 ribu/ml, erositosit 7,8 juta/ml dan
trombosit 75 ribu/ml.
 Pasien memiliki 3 anak, 1 anak sudah menikah
dan tinggal bersama pasien. Istrinya bekerja
sebagai pembantu rumah tangga.

Anda mungkin juga menyukai