BAB 5
PEMBAHASAN
tersebut menyangkut kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus. Dengan
akan membahas tentang kesenjangan yang terdapat dalam tinjauan teori dengan
kenyataan yang penulis temukan pada saat mengumpulkan data subjektif dan
5.1 Subjektif
Pada pengkajian data pasien pertama kali (tgl : 08 April 2016, pukul
11.00 WITA) didapatkan data subjektif yaitu identitas pasien bayi “YW”
umur 3 bulan lahir tanggal 08 Januari 2016, jenis kelamin laki-laki, anak
pertama status anak kandung dari ibu “KW” dan ayah bapak “KB”. Bayi
“YW” datang bersama dengan orang tuanya ke Poliklinik Anak dengan anak
94
95
sama yaitu dengan keluhan batuk, pilek, demam dan disertai sesak nafas.
aktivitasnya terganggu serta ibu cemas dengan kondisi anaknya. Hal ini
sering mengalami tanda dan gejala seperti batuk, sesak nafas atau gangguan
pernafasan, demam, pilek encer dan bersin, nafsu makan berkurang serta
nafas cepat dan dangkal, wheezing (bunyi nafas mengi), muntah, distress
nafas. Pada tahap awal yaitu identifikasi data dilakukan dengan dua teknik
berdasarkan data yang didapat dari hasil wawancara kepada pasien. Pada
orang tua pasien dan keluarga pasien. Dilakukan pengkajian selama 28 hari,
pada hari ke-3 setelah pengobatan (11 April 2016) didapatkan data subjektif
yaitu ibu mengatakan bayinya masih pilek, batuk dan sesak. Ibu mengatakan
kemarin bayinya sempat demam dan sudah diberikan obat penurun panas. Ibu
mengatakan obat masih dan sudah diminum secara rutin namum belum ada
perubahan. Ibu mengatakan nafsu makan nya masih belum bagus dan masih
gelisah saat tidur. Pengkajian hari ke-5 (13 April 2016) ibu mengatakan
merasa senang karena kondisi bayinya saat ini sudah mulai membaik,
96
walaupun anak masih sedikit pilek dan batuk. Ibu mengatakan bayinya
menyusu kuat dan sudah tidak ada gangguan saat tidur. Pengkajian hari ke-13
(20 April 2016) ibu mengatakan merasa senang dengan kondisi bayinya saat
ini, walaupun anak masih sedikit pilek. Ibu mengatakan bayinya menyusu
kuat. Pengkajian hari ke-20 (27 April 2016) Ibu mengatakan tidak ada
keluhan pada bayinya. Pengkajian hari ke-28 (05 Mei 2016) Ibu mengatakan
bayi nya tidak mengalami keluhan dan bayi sudah sangat sehat dan telah
timbul yaitu batuk, wheezing, sesak nafas atau gangguan pernafasan, sianosis
cepat), pernafasan cuping hidung, demam, nafas cepat dan dangkal, pilek
encer dan bersin, nafsu makan berkurang, muntah, distress nafas (frekuensi
nafas lebih dari 60x/menit). Riwayat neonatus bayi “YW” yaitu lahir secara
badan lahir 3300 gram. Selama masa bayi, bayi “YW” pernah mengalami
sakit batuk, pilek serta sesak nafas saat berumur 1 bulan. Menurut (Widagdo,
antibodi maternal akibat kurangnya asupan nutrisi dari ASI, jumlah anggota
keluarga yang besar, perokok pasif, usia dibawah 2 tahun, status social
ekonomi rendah.
97
Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus yang
ada, dimana bayi yang tidak diberikan asupan nutrisi seperti ASI akan
5.2 Objektif
tanda dan gejala bronchiolitis yaitu normalnya nadi pada bayi yaitu 80-
pada bayi yatu 36,5-37,50C, namun pada bayi yang mengalami bronchiolitis
pemeriksaan fisik hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada
benjolan, terdapat pengeluaran secret dari hidung warna jernih dan cair, tidak
ada kelainan. Pada mulut&bibir : mukosa bibir lembab, warna bibir merah
muda, palatum utuh, lidah merah muda dan bersih, bibir terlihat pucat. Pada
dada : simetris, tidak ada retraksi otot, tidak ada ronchi, terdapat wheezing.
terhadap pasien. Pada umumnya data yang didapatkan adalah hasil dari
Data tersebut menunjukkan bahwa pasien saat ini dalam kondisi sakit,
mengalami pilek dan pada dada yaitu terdapat wheezing menunjukkan pasien
98
mengalami sesak, dimana menurut teori seorang bayi yang mengalami batuk,
pilek dan sesak harus ditangani agar tidak terjadi komplikasi yang lebih berat
kesenjangan antara teori dengan praktik. Pada pengkajian data objektif hari
(secret), tidak ada nafas cuping hidung, dada : pergerakan dada simetris, tidak
ada retraksi otot dada, tidak terdengar bunyi wheezing dan ronchi. Pada
pengeluaran cairan (secret), tidak ada nafas cuping hidung, dada : tidak ada
retraksi otot dada, tidak terdengar bunyi wheezing dan ronchi. Pengkajian
hari ke-13 (20 April 2016) KU baik, kesadaran composmentis, gerak aktif, S
pengeluaran secret, pada dada simetris, tidak ada retraksi dada, tidak ada
wheezing dan ronchi, nafsu makan bayi bagus. Pengkajian hari ke-20 (27
pada dada simetris, tidak ada retraksi dada, tidak ada wheezing dan ronchi,
Setelah diberikan asuhan selama 28 hari pada hari ke-28 (05 Mei 2016)
HR: 82x/menit, S: 36,60C, BB: 7 kg. Pada hidung tidak terdapat pengeluaran
secret, pada dada simetris, tidak ada retraksi dada, tidak ada wheezing dan
usia 3 bulan dan hasilnya dalam keadaan normal dimana terdapat 10 ya dari
akan mereda dan gangguan pernafasan akan membaik pada hari ketiga.
Pada kasus yang diamati pula tidak dilakukan stimulasi tumbuh kembang
pada anak karena saat melakukan pengkajian anak dalam keadaan sehat.
menunjukkan hasil yang tepat karena melihat kondisi anak yang kurang baik.
Sedangkan menurut teori stimulasi pada bayi, balita dan anak prasekolah
tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu
mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap
kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah
stimulasi tumbuh kembang pada saat bayi dalam keadaan sakit karena jika
akan maksimal.
5.3 Analisa
(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Dalam analisa data diperoleh
anak usia 0 sampai 12 bulan. Bayi “YW” lahir pada tanggal 08Januari 2016.
Pada kasus diatas masalah yang dialami oleh bayi “YW” selama pemberian
asuhan yaitu anak dikeluhkan batuk, pilek, demam serta disertai dengan
sesak nafas, ibu khawatir dengan kondisi anaknya saat itu, anak mengalami
penurunan nafsu makan rewel dan susah tidur. Ibu mengatakan belum
prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Menurut teori, selama kehamilan
harus dipenuhi yaitu pemberian KIE kepada ibu dan keluarga mengenai
tangga. Setelah diberikan asuhan selama 28 hari pada hari ke-28 (05 Mei
2016) bayi “YW” dapat di tentukan analisa yaitu “Bayi sehat umur 3 bulan
teori dengna praktek, karena masalah yang muncul pada bayi tersebut adalah
ini.
5.4 Penatalaksanaan
berdasarkan analisa atau diagnosa yang telah ditegakkan. Pada kasus tersebut
: dukungan emosional sangat diperlukan oleh ibu dan keluarga karena rasa
ibu dan keluarga dapat lebih tenang ketika mendapatkan dukungan secara
pada ibu dan keluarga tentang penyakit bronchiolitis maka ibu serta keluarga
102
mungkin terjadi pada bayinya, melakukan tindakan prinsip pada bayi yang
longgar dan tidak tersendat dikarenakan secret/cairan yang bersal dari hidung
bayi keluar, melakukan tindakan delegatif dari dr. Sp.A dalam pemberian
selama 10 menit dan terapi obat, memberikan terapi obat ambroxol sirup 3x1
ml, salbutamol sirp 3x0,6 ml, dan cefadroxil sirup 2x3 ml, rasionalisasi :
dengan diberikannya terapi nebulizer dan terapi obat pada bayi maka dapat
tertangani dengan baik, memberikan ibu dan keluarga KIE tentang pemberian
obat secara teratur dirumah dan sesuai dengan dosis yang dianjurkan,
diberikan KIE pada ibu tentang pemberian ASI sesering mungkin maka dapat
: dengan memberikan KIE pada ibu dan keluarga tentang kebutuhan istirahat
maka pemulihan kesehatan pada bayi akan lebih cepat dikarenakan kebutuhan
istirahat pada bayi cukup dan terpenuhi dengan baik,memberikan KIE tentang
tanda bahaya pada bayi maka ibu dan keluarga dapat mengantisipasi secara
dini penyakit yang akan muncul pada bayi, memberikan KIE cara pencegahan
teratur/adekuat pada bayi maka penyakit tersebut akan sembuh secara tuntas
tidak di ganggu saat bayi tidur, jangan membiarkan bayi berada dalam satu
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 28 hari pada hari ke-28 (05
Mei 2016), didapatkan hasil yaitu bronchiolitis pada bayi sudah tertangani,
terdapat peningkatan nafsu makan, aktivitas bayi bagus dan bayi sudah tidak
mengalami gangguan saat tidur. Setelah pemberian KIE ibu paham mengenai
ibu paham tentang kebutuhan istirahat pada bayi, cara pencegahan dan
agarlebih terjaga. Dalam pemberian asuhan pada bayi “YW” umur 3 bulan