Anda di halaman 1dari 64

Konsep Dasar dan Indikator

Pengantar

 Fertilitas (fertility) atau kelahiran adl hasil reproduksi yang


nyata (bayi lahir hidup) dari seorang wanita atau sekelompok
wanita.
 Fekunditas (fecundity) adl istilah dlm demografi yg
menunjukkan kemampuan fisiologis dan biologis seorg wanita
utk melahirkan anak lahir hidup.
 Istilah yg sama artinya dg fertilitas adl natalitas (natality) tetapi
berbeda dlm ruang lingkupnya. Fertilitas berperan dlm
perubahan pddk sdgkn natalitas berperan selain dlm perubahan
pddk juga dlm reproduksi manusia.
Konsep Dasar

Definisi "Lahir Hidup"

Konsep fertilitas hanya menghitung jumlah bayi yang lahir hidup.

WHO mendefinisikan kelahiran hidup sebagai peristiwa kelahiran bayi,


tanpa memperhitungkan lamanya berada dalam kandungan, dimana si
bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan pada saat dilahirkan;
misalnya bernafas, ada denyut jantung, atau denyut tali pusat, atau
gerakan-gerakan otot.

Dengan demikian, peristiwa bayi yang lahir dalam keadaan tidak


hidup/meninggal tidak dimasukkan dalam perhitungan jumlah
kelahiran.
Untuk bayi yang lahir hidup tetapi kemudian meninggal,
beberapa saat setelah lahir atau dikemudian hari, kelahiran
hidup ini tetap dimasukkan dalam penghitungan jumlah
kelahiran.

Tidak termasuk sebagai kelahiran hidup adalah peristiwa


keguguran atau bayi yang lahir dalam keadaan meninggal (lahir
mati).
Definisi "Lahir mati“

Lahir mati (still birth) adalah kelahiran seorang bayi paling


sedikit telah berumur 28 minggu dalam kandungan tanpa
menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Definisi “Aborsi“

Aborsi (abortion) adalah kematian seorang bayi dalam kandungan dengan umur
kandungan kurang dari 28 minggu.
Terdapat 2 jenis abortus, yaitu:
Aborsi yang disengaja (induced). Abortus disengaja dapat terjadi
karena alasan medis, misalnya si ibu mempunyai penyakit yang
berat (jantung, dsb) sehingga bila diteruskan kehamilannya akan
membahayakan jiwanya. Sedangkan abortus yang disengaja bukan
karena alasan medis, mis.: kehamilan yang tidak diharapkan
sehingga dengan sengaja digugurkan.
Aborsi tidak disengaja (spontaneous) atau yang biasa dikenal
dengan istilah keguguran karena janin tidak dapat dipertahankan
lagi dalam kandungan.
Definisi “Masa reproduksi“

Masa reproduksi (childbearing age) atau masa usia subur (15-49


tahun) adalah masa seorang wanita mampu melahirkan anak-
anaknya, yaitu kurun waktu sejak mendapat haid pertama
(menarche) dan berakhir pada saat berhenti haid (menopause).
Fertilitas vs Fekunditas

Istilah fertilitas juga dapat diartikan sebagai kemampuan seorang


wanita untuk menghasilkan kelahiran hidup.

Sementara itu, fekunditas berarti potensi seorang wanita untuk


menjadi hamil.

Berbeda dengan fertilitas, fekunditas berkaitan dengan potensi untuk


melahirkan, tanpa memperhatikan apakah seorang wanita benar-benar
melahirkan seorang anak atau tidak.
Ilustrasi

Eri dan Nani, kebetulan hamil pada saat yang bersamaan. Eri tidak memiliki
biaya untuk memeriksakan kandungannya, sedangkan Nani lebih suka
memeriksakan kandungannya ke dukun. Eri melahirkan bayi dengan selamat,
bayinya sehat dan lucu. Eri kemudian melahirkan bayi dalam keadaan hidup
tetapi satu jam setelah lahir, bayinya meninggal karena lahir dengan berat
badan lahir rendah (BBLR). Nani juga kurang beruntung karena bayinya tidak
bernyawa pada saat dilahirkan. Dalam proses melahirkan, Nani mengalami
komplikasi dan akibatnya ia mengalami perdarahan hebat. Ia terlambat
dirujuk ke rumah sakit karena keluarganya menunggu ijin dari suaminya.
Akhirnya Nani meninggal dunia.
Bagaimana dengan pencatatan kelahirannya?

Karena dalam perhitungan tingkat fertilitas yang dihitung adalah


jumlah bayi yang lahir hidup, maka dalam kasus di atas yang harus
dihitung dan dicatat serta dilaporkan sebagai kelahiran adalah bayi
Eri. Dalam demografi, bayi Eri harus dihitung sebagai kelahiran karena
lahir dalam keadaan hidup meskipun beberapa saat kemudian
meninggal. Bayi Nani tidak termasuk sebagai kelahiran hidup dan
tidak diperhitungkan dalam perhitungan tingkat kelahiran.
INDIKATOR
FERTILITAS
• Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan
pengukuran mortalitas, karena seorang wanita hanya mati
satu kali tetapi dia dapat melahirkan lebih dari seorang bayi.

• Disamping itu seseorang yang telah mati pada hari dan


waktu tertentu tidak mempunyai resiko kematian yang
kedua kali. Sebaliknya seorang wanita yang melahirkan
seorang anak tidak berarti resiko melahirkan dari wanita
tersebut berhenti.
• Kompleksnya pengukuran fertilitas karena melibatkan dua
orang (suami dan istri).
• Masalah lain yang dijumpai dalam pengukuran fertilitas adalah
tidak semua wanita mengalami resiko melahirkan karena ada
kemungkinan beberapa dari mereka tidak mendapat pasangan
untuk berumahtangga. Juga ada wanita yang bercerai atau
menjanda.
• Memperhatikan masalah-masalah diatas, terdapat variasi
pengukuran fertilitas yang dapat diterapkan, dan masing-
masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Ukuran-ukuran Dasar Fertilitas

1. Angka Kelahiran Tahunan (current fertility)

a. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate – CBR)

b. Angka Fertilitas Umum (General Fertility Rate – GFR)

c. Angka Kelahiran Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate – ASFR)

d. Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate – TFR)


Indikator Fertilitas (1)

2. Anak Lahir Hidup (ALH) dan Anak Masih Hidup (AMH)

a. Anak Lahir Hidup (ALH) atau Children Ever Born (CEB)

b. Anak Masih Hidup (AMH) atau Children Still Living (CSL)

c. Rasio Anak-Wanita atau Child Women Ratio (CWR)

3. Paritas

4. Keluarga Berencana

a. Angka Prevalensi Pemakaian Kontrasepsi (CPR)

b. Angka tidak terpenuhinya kebutuhan KB (Unmet-need)


ANGKA KELAHIRAN TAHUNAN

Indikator angka kelahiran tahunan mencerminkan tingkat


kelahiran pada suatu waktu atau tahun tertentu.

Secara umum, angka ini merupakan ukuran berapa


banyaknya bayi yang lahir dibandingkan dengan jumlah
perempuan usia subur, pada suatu tahun tertentu untuk
daerah tertentu.

Indikator Angka Kelahiran tahunan merupakan cerminan


kelahiran dalam bentuk kerat lintang (cross section) dan
bukan bersifat longitudinal atau historis.
Crude Birth Rate
Definisi
Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR) adalah
angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran pada
tahun tertentu per 1.000 penduduk pada pertengahan
tahun yang sama.
Kegunaan
Untuk mengetahui tingkat kelahiran yang terjadi di
suatu daerah tertentu pada waktu tertentu.
Cara Menghitung

Angka Kelahiran Kasar (CBR) dihitung dengan membagi jumlah kelahiran pada
tahun tertentu (B) dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang
sama (P).
B
CBR = x 1.000
P

Dimana:
CBR : Angka Kelahiran Kasar
B : Jumlah kelahiran
P0 : Jumlah penduduk pada awal tahun
P1 : Jumlah penduduk pada akhir tahun
P : Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
P = (P0 + P1)/2
Data yang Diperlukan

Jumlah kelahiran dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun di suatu wilayah. Jika tidak
dapat diketahui data mengenai jumlah penduduk pada pertengahan tahun maka dapat
digunakan data jumlah penduduk pada tahun tertentu.

Sumber Data

 Data tentang jumlah kelahiran dan jumlah penduduk dapat diperoleh dari
hasil sensus penduduk, registrasi vital, atau survei-survei tentang fertilitas
(SDKI, Susenas).
 Jika suatu survei tidak menanyakan jumlah kelahiran hidup, maka dapat
diestimasi secara tidak langsung dari data jumlah anak lahir hidup dan
anak masih hidup dengan menggunakan software Mortpack-lite.
Contoh:

 Seperti dijelaskan dalam bagian jumlah kelahiran, jumlah kelahiran


berdasarkan Susenas 2004 dapat diestimasi secara tidak langsung dengan
program Mortpack-lite dengan menggunakan data anak lahir hidup (children
ever born) dan anak masih hidup (children still living).

 Hasil estimasi menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 4.415.122 kelahiran


hidup, dengan jumlah penduduk sebesar 217.072.346.

4.415.122
CBR = x 1.000
217.072.346
= 20,3
Interpretasi

Pada contoh disebutkan penghitungan CBR Indonesia menurut data Susenas 2004 adalah
sebesar 20,3 yang artinya terdapat sekitar 20 kelahiran per 1.000 penduduk Indonesia
pada tahun 2004.

Keterbatasan

Penghitungan CBR ini sederhana, mudah dihitung tetapi kasar.

Penghitungan ini disebut penghitungan kasar karena yang


menjadi pembagi adalah seluruh penduduk, baik laki-laki
maupun perempuan, seluruh usia, termasuk yang bukan
perempuan usia reproduksi (15-49 tahun).
General Fertility Rate

Definisi

Angka Fertilitas Umum (General Fertility Rate/GFR)


adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran
pada tahun tertentu per 1.000 penduduk perempuan
berumur 15-49 tahun pada pertengahan tahun yang
sama.
Cara Menghitung

Angka Fertilitas Umum (GFR) dihitung dengan membagi jumlah


kelahiran pada tahun tertentu (B) dengan jumlah penduduk perempuan
berumur 15-49 tahun pada pertengahan tahun yang sama (Pf15-49).
B
GFR = x 1.000
Pf15-49

Dimana:
GFR : Angka Fertilitas Umum
B : Jumlah kelahiran
Pf15-49 : Jumlah penduduk perempuan berumur 15-49 tahun
pada pertengahan tahun
Kelebihan

Meskipun ukuran ini masih bersifat umum, namundalam kondisi


keterbatasan data, ukuran ini sudah dapat mencerminkan tingkat
kelahiran di suatu wilayah.
Dibanding CBR, GFR lebih cermat karena sudah
memperhitungkan penduduk yang mempunyai potensi
melahirkan, yaitu perempuan usia subur (15-49 tahun).
Kekurangan

GFR belum memperhitungkan kenyataan bahwa potensi


perempuan dikaitkan dengan tingkat kesuburan (fekunditas)
untuk melahirkan, berbeda-beda menurut umur perempuan.
ANGKA KELAHIRAN MENURUT UMUR

Definisi
Angka Kelahiran Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate/ASFR)
adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran dari
perempuan pada suatu kelompok umur pada satu tahun tertentu
per 1.000 perempuan pada kelompok umur (15-49 tahun) dan
pertengahan tahun yang sama.
Kegunaan
ASFR merupakan indikator kelahiran yang memperhitungkan
perbedaan fertilitas dari perempuan yang terpapar untuk
melahirkan yaitu perempuan usia subur dengan
memperhatikan karakteristik kelompok umurnya.
Secara alamiah, potensi (fekunditas) perempuan untuk melahirkan berbeda menurut
umur, dan menjadi steril setelah menopause atau usia 49 tahun.

Secara sosial, ada kecenderungan bahwa saat ini perempuan ingin membatasi jumlah
anak setelah umur 35 tahun. Pengetahuan mengenai ASFR akan berguna untuk
pelaksanaan program KB dan peningkatan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak.

Indikator ASFR merupakan data dasar untuk mengembangkan


proyeksi penduduk, untuk mengetahui jumlah penduduk
menurut umur dan jenis kelamin dimasa yang akan datang. Hasil
proyeksi penduduk merupakan basis data untuk perencanaan
pembangunan manusia di tahun-tahun mendatang.
Cara Menghitung

Membagi jumlah kelahiran yang terjadi pada perempuan pada kelompok umur tertentu
(i) dengan jumlah perempuan kelompok umur tersebut kemudian dikalikan dengan
konstanta k (1.000).
Bi
ASFRi = x 1.000
Pfi
Dimana:
ASFRi = Age Specific Fertility Rate untuk perempuan pada
kelompok umur i
Bi = Jumlah kelahiran dari perempuan pada kelompok umur i

Pfi = Jumlah penduduk perempuan pada kelompok umur i

i = Kelompok umur 15-19, 20-24, 25-29, 30-34, 35-39, 40-


44, 45-49 Tahun
Data yang Diperlukan

Untuk dapat melakukan penghitungan ASFR, data yang diperlukan adalah data tentang
banyaknya bayi yang lahir dari ibu menurut umur tertentu, misalnya banyaknya bayi yang
lahir dari ibu usia 20-24 tahun pada suatu daerah dan suatu tahun tertentu dan
banyaknya ibu pada umur tersebut (20-24 tahun) pada daerah dan tahun yang sama.

Sumber Data

Penghitungan Secara Langsung (Direct Method)

 Selama ini penghitungan secara langsung untuk ASFR dilakukan


dengan menggunakan data ‘riwayat kelahiran’ yang dikumpulkan
dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). SDKI
yang terakhir dilaksanakan tahun 2012.
Sumber Data: SDKI 2012
Interpretasi

Dari tabel tersebut terlihat bahwa pola ASFR mengikuti huruf U terbalik, rendah pada
kelompok umur 15-19 tahun dan umur 40-49 tahun, dan tinggi pada perempuan
kelompok umur 20-34 tahun, dengan puncaknya pada perempuan kelompok umur
25-29 tahun di tahun 2012, yaitu sebesar 143. Hal ini berarti dari 1.000 perempuan
yang berusia antara 25-29 tahun terdapat 143 kelahiran hidup.

Puncak ASFR yang terletak pada kelompok umur 25-29 tahun


dapat mengindikasikan bahwa kelahiran pada tahun tersebut
paling banyak dikontribusi oleh perempuan pada kelompok umur
25-29 tahun.
Hal ini juga dapat berarti bahwa anjuran pemerintah untuk "tidak melahirkan pada
usia yang terlalu muda" sudah mencapai sasaran secara nasional.

Fenomena ini bisa juga dikaitkan lebih jauh dengan suksesnya program wajib belajar
sembilan tahun yang menyebabkan semakin banyaknya perempuan muda yang
bersekolah lebih tinggi, dan semakin terbukanya kesempatan bagi perempuan di
pasar kerja.
Pada akhirnya, hal ini akan membuat banyak perempuan
menunda untuk menikah dan melahirkan karena pada umumnya
mereka yang menikah dan melahirkan pada usia muda secara
fisik dan emosional sebetulnya belum matang.
Keunggulan

ASFR lebih cermat dibanding GFR karena telah


memperhitungkan kemampuan perempuan untuk
melahirkan (tingkat kesuburan) sesuai dengan umurnya.

Dengan ASFR, memungkinkan untuk dilakukan studi


fertilitas menurut kohor (tahun kelahiran) atau menurut
kelompok umur tertentu.
Keterbatasan

Sering terjadi kesalahan pelaporan umur Ibu, maupun


jumlah anak lahir hidup. Umumnya terjadi kekurangan
pelaporan pada bayi-bayi yang lahir hidup kemudian
meninggal pada waktu masih bayi. Ini umumnya terjadi
di kalangan perempuan yang berpendidikan rendah dan
tinggal di wilayah perdesaan. Hal ini dapat mengurangi
tingkat akurasi estimasi ASFR.
ANGKA FERTILITAS TOTAL

Definisi

Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate/TFR)


adalah rata-rata jumlah anak yang dilahirkan
seorang wanita selama masa suburnya/usia
reproduksinya.
ANGKA FERTILITAS TOTAL

Kegunaan

TFR merupakan gambaran mengenai rata-rata anak yang


dilahirkan seorang perempuan dari usia 15 sampai 49 tahun.

Perbandingan angka TFR antar negara atau antar daerah


dapat menunjukkan keberhasilan daerah dalam melaksanakan
pembangunan sosial ekonominya.

Angka TFR yang tinggi dapat merupakan cerminan rata-rata


usia kawin yang rendah, tingkat pendidikan yang rendah
terutama perempuannya, tingkat sosial ekonomi rendah atau
tingkat kemiskinan yang tinggi.
ANGKA FERTILITAS TOTAL

Kegunaan

Selain itu tentu saja menunjukkan tingkat keberhasilan


program KB yang dilaksanakan selama tiga dekade ini.

Diketahuinya TFR untuk suatu daerah akan membantu para


perencana program pembangunan untuk meningkatkan rata-
rata usia kawin, meningkatkan program pelayanan kesehatan
yang berkaitan dengan pelayanan ibu hamil dan perawatan
anak, serta untuk mengembangkan program penurunan
tingkat kelahiran.
Cara Menghitung

Menjumlahkan ASFR seluruh kelompok umur pada tahun tertentu dan wilayah tertentu,
kemudian dikalikan dengan lima. Pengalian dengan bilangan lima dilakukan karena
pengelompokan umur lima tahunan, dan diasumsikan bahwa setiap 1.000 orang
perempuan pada kelompok umur yang sama secara rata-rata akan mempunyai jumlah
anak yang sama.

TFR = 5 ∑ ASFRi

Dimana:
TFR : Total Fertility Rate
ASFRi : ASFR kelompok umur i
i : Kelompok umur 15-19, 20-24, 25-29, 30-34, 35-39,
40-44, dan 45-49 Tahun
Contoh:

Penghitungan TFR Indonesia berdasarkan data pada tabel tentang ASFR


menghasilkan TFR = 2,35, dari penghitungan:

TFR = 5 x (39 + 135 + 138 + 100 + 41 + 12 + 5) = 2,35


1000

Intepretasi

TFR sebesar 2,35 berarti bahwa secara rata-rata wanita


Indonesia mempunyai 2 atau 3 anak selama masa usia
suburnya (usia 15-49 tahun).
Replacement Level (Tingkat Penggantian Manusia)
Jika dibandingkan dengan tahun 1967-1970 dimana TFR Indonesia adalah
sebesar 5,6 maka tampak bahwa rata-rata jumlah anak yang dipunyai oleh ibu-ibu
di Indonesia sudah menurun drastis (2,6 di tahun 2012).

Tetapi jumlah ini masih terlalu tinggi untuk dapat mencapai penduduk tumbuh
seimbang.

Penduduk Indonesia akan mencapai tingkat penggantian manusia


(replacement level) apabila TFR turun mencapai 2,1.

Pada saat 'tingkat penggantian manusia’ ini seorang ibu akan digantikan
oleh seorang anak perempuan untuk meneruskan keturunan tetapi tidak
menghasilkan pertambahan penduduk yang tinggi dan tidak terkendali.
Untuk mencapai tingkat penggantian manusia tersebut
nampaknya program KB atau pemakaian kontrasepsi masih
harus terus digalakkan.

Pelaksanaan program KB tersebut harus disertai peningkatan


kualitas pelayanan dan berorientasi kepada pelayanan
kebutuhan dan keluhan klien dan tidak hanya mengejar
target semata.

Keterbatasan

Sama dengan keterbatasan ASFR.


Anak
Lahir
Hidup
Berbeda dengan indikator Angka Kelahiran (CBR, ASFR dan TFR),
indikator Anak Lahir Hidup atau juga sering disebut dengan
Children Ever Born mengandung pengertian yang bersifat
‘longitudinal’ dan bukan gambaran penampang lintang.

Indikator Anak Lahir Hidup ini diperoleh dari informasi atas


pertanyaan ‘Berapa jumlah anak yang telah ibu lahirkan selama
ini?’

Jawabannya mencerminkan semua anak yang telah lahir, dari


sejak menikah pertama kali sampai saat wawancara (bukan hanya
anak yang lahir pada saat ini atau tahun ini).
Jadi, rata-rata jumlah anak lahir hidup menurut umur
mencerminkan perjalanan fertilitas ibu sampai pada umur
yang bersangkutan.

Oleh karena itu, polanya akan menunjukkan bahwa secara


rata-rata ibu yang masih muda mempunyai anak yang lebih
sedikit dibanding dengan ibu yang lebih tua umurnya.

Pada perempuan yang berusia 45-49 tahun, rata-rata Anak


Lahir Hidup dapat disebut sebagai paritas lengkap
(completed family size), yaitu jumlah anak yang sudah tidak
bertambah lagi.
Definisi

Banyaknya kelahiran hidup dari sekelompok atau beberapa kelompok


wanita selama masa reproduksinya.

Kegunaan

Hitungan ini bermanfaat untuk mengetahui rata-rata jumlah anak yang


dilahirkan hidup oleh sekelompok wanita mulai dari memasuki masa
reproduksi hingga saat wawancara.

Cara Penghitungan ALH

Jumlah anak yang lahir hidup dibagi dengan jumlah wanita kelompok
umur tertentu.
ALHi
Rata-rata ALH = x 1.000
Pfi

Dimana:
ALHi : Anak lahir hidup menurut kelompok umur wanita yang
melahirkan
Pfi : Wanita kelompok umur tertentu
ALH : Anak Lahir Hidup
i : Kelompok umur
Data yang diperlukan

Jumlah anak lahir hidup menurut kelompok umur wanita dan jumlah
wanita kelompok umur tertentu.

Sumber Data

SP, SDKI, SUSENAS, dan SUPAS.


Jumlah Anak Lahir Hidup (ALH), Jumlah Wanita dan
Rata-rata Anak Lahir Hidup, Indonesia 2004

Kel. Umur ALH Wanita Rata-rata ALH

15-19 459.733 9.794.093 0,047


20-24 1.512.2671 10.110.367 0,507
25-29 12.243.631 9.601.442 1,275
30-34 18.451.585 9.132.513 2,020
35-39 23.116.067 8.587.142 2,692
40-44 23.932.357 7.459.538 3,208
45-49 21.343.285 5.870.372 3,636

Sumber: Susenas 2004


Interpretasi

Rata-rata ALH memberikan informasi mengenai rata-rata anak


yang dimiliki wanita menurut kelompok umur tertentu.

Data mengenai ALH pada tabel menunjukkan bahwa rata-rata


ALH meningkat sesuai dengan peningkatan umur wanita,
tetapi pada wanita kelompok umur tua (40-44 dan 45-49
tahun) hanya terjadi peningkatan kecil, angka rata-rata ALH
yang dimiliki yaitu antara 3 dan 4 anak.

Ini menunjukkan kemampuan reproduksi menurut umur


perempuan.
Jika dilihat lebih jauh, untuk kelompok wanita kawin 45-49 tahun
rata-rata seorang wanita usia tersebut melahirkan 4 anak lahir
hidup. Rata-rata jumlah anak lahir hidup pada wanita kelompok
umur 45-49 tahun dapat disebut sebagai completed family size,
karena setelah usia tersebut umumnya wanita sudah tidak dapat
melahirkan.

ALH pada umur tua menunjukkan perilaku kohor yang lahir


terlebih dahulu dan masih mempunyai norma keluarga besar.
Keterbatasan
ALH, merupakan angka yang memberikan informasi
fertilitas kumulatif seorang perempuan dan tidak
memberikan informasi mengenai kapan kelahiran
tersebut terjadi.

Perlu diperhatikan bahwa seringkali terjadi salah


pencatatan karena untuk wanita yang sudah tua
kemungkinan lupa menjadi semakin tinggi.
Anak Masih Hidup
Definisi

Jumlah anak yang masih hidup yang dimiliki seorang wanita sampai saat
wawancara dilakukan.

Kegunaan

Untuk mengetahui jumlah anak yang dimiliki seorang wanita secara riil,
sebab dari seluruh anak yang lahir hidup tidak seluruhnya dapat terus
hidup. Perbedaan antara ALH dan AMH merupakan jumlah anak yang
meninggal. Data ini menjadi dasar penghitungan Angka Kematian Bayi
dengan mengubahnya menjadi probabilitas bayi mati (proportion of dying).
Cara Penghitungan
Jumlahkan seluruh anak lahir hidup yang dimiliki setiap wanita dan masih
hidup sampai saat wawancara.

Data yang diperlukan


Jumlah anak yang masih hidup yang dimiliki seorang wanita kawin.

Sumber Data
SP, SDKI, SUSENAS, dan SUPAS.
Jumlah Anak Masih Hidup (AMH), Jumlah Wanita dan Rata-rata
Anak Masih Hidup, Indonesia 2004

Kel. Umur Juml AMH Wanita Rata-rata AMH

15-19 420.164 9.794.093 0,043


20-24 4.811.901 10.110.367 0,476
25-29 11.486.984 9.601.442 1,196
30-34 17.111.455 9.132.513 1,874
35-39 20.903.473 8.587.142 2,434
40-44 20.617.175 7.459.538 2,764
45-49 17.266.693 5.870.372 2,941
Sumber: Susenas 2004
Interpretasi

Data anak masih hidup ini menggambarkan rata-rata jumlah anak


masih hidup menurut kelompok umur.

Bila jumlah anak masih hidup ini dibandingkan dengan jumlah wanita
pada periode yang sama, akan didapatkan rata-rata anak masih hidup
yang dimiliki seorang ibu.

Dari data Susenas 2004, rata-rata jumlah anak masih hidup yang
dimiliki seorang wanita di Indonesia pada wanita kelompok umur tua
adalah antara 2 dan 3 anak masih hidup.

Perbandingan antara ALH dan AMH akan mencerminkan proporsi bayi


mati pada tiap-tiap umur.
Perbedaan antara ALH dan AMH yang kecil
menggambarkan tingkat kematian anak yang rendah.

Perbedaan ALH dan AMH menjadi dasar penghitungan


angka kematian bayi.
Keterbatasan

Data ini hanya menggambarkan jumlah anak yang


masih hidup yang dimiliki seorang ibu, tidak
dijelaskan (apabila terjadi) pada umur berapa anak
ibu tersebut meninggal sehingga tidak dapat
dijelaskan dengan lebih cermat anak usia berapa
yang menyumbang jumlah kematian terbesar.
RASIO ANAK WANITA

Definisi

Rasio Anak Wanita atau Child-Woman Ratio (CWR)


adalah rasio/perbandingan antara jumlah anak di
bawah 5 tahun (0-4 tahun) dengan jumlah penduduk
usia reproduksi (15-49 tahun).

Jumlah anak berumur 5 tahun kebawah mencerminkan


kelahiran selama 5 tahun sebelum pencacahan.
Kegunaan

Rasio Anak Wanita merupakan ukuran yang sederhana dan


datanya mudah diperoleh dari sensus/survei.

Rasio ini dipakai untuk melihat tingkat fertilitas pada suatu


wilayah kecil dan tidak memungkinkan dibuat angka
fertilitas menurut kelompok umur dan angka fertilitas total,
yang memerlukan sampel besar untuk penghitungannya.

CWR ini digunakan apabila tidak ada data kelahiran dan


data registrasi.
Cara Menghitung

Jumlah anak usia dibawah 5 tahun (0-4 tahun) dibagi dengan jumlah
wanita usia subur (yang termasuk kelompok umur 15-49 tahun) kemudian
dikalikan dengan konstanta (100).

P0-4
CWR = x 100
Pf15-49

Dimana:
P0-4 = Jumlah penduduk berusia 0-4 tahun
Pf15-49 = Jumlah penduduk wanita berusia 15-49 tahun
Contoh:

Dari data Susenas 2004, jumlah perempuan kelompok usia


reproduksi (15-49 tahun) sebanyak 60.555.467 wanita dan
jumlah anak dibawah usia lima tahun adalah sebanyak
19.884.253 anak.

CWR = (19.884.253 / 60.555.467 ) x 100

CWR = 33
Interpretasi

Angka ini artinya pada tahun 2004 terdapat 33 anak umur


dibawah lima tahun untuk setiap 100 wanita yang berusia
antara 15-49 tahun.

Dengan kata lain, dari setiap 10 perempuan usia subur


terdapat 3 anak berumur dibawah 5 tahun.

CWR merupakan angka perbandingan antara jumlah balita


dan wanita usia reproduksi. Jika CWR tinggi berarti di wilayah
tersebut banyak terdapat balita, yang dapat diartikan juga
bahwa kelahiran yang terjadi cukup tinggi.
Keterbatasan

Angka ini dipengaruhi oleh kekurangan pelaporan akan


jumlah anak karena kesalahan pelaporan umur. Misalnya
anak usia 4 setengah tahun tidak dilaporkan sebagai anak
dibawah usia 5 tahun.

Tidak memperhitungkan tingkat kesuburan


perempuanmenurut umur, seperti pada ASFR.
Tugas

Hitung: Penduduk Provinsi ”A”, SP2010

1. CBR
Kelompok Penduduk Tengah Tahun Kelahiran di Provinsi ”A”, SP2010
2. GFR Umur Laki-laki Perempuan Total
0-4 147 681 139 179 286 860
3. ASFR 5-9 158 864 149 685 308 549 Kelompok Kelahiran
10-14 136 879 128 884 265 763 Umur
4. TFR 15-19 113 336 109 593 222 929 10-14 72
20-24 106 234 105 439 211 673 15-19 4 468
25-29 116 247 115 100 231 347 20-24 12 672
30-34 111 152 106 790 217 942 25-29 14 244
35-39 103 177 98 296 201 473 30-34 10 596
Interpretasikan 40-44 87 158 81 641 168 799 35-39 6 880
dan berikan 45-49
50-54
69 549
56 805
64 242
51 832
133 791
108 637
40-44 2 465
45-49 687
sedikit analisa 55-59 40 844 35 640 76 484
50-54 343
60-64 29 229 27 779 57 008
terhadap data 65-69 19 729 19 057 38 786 Total 52 426
yang dihitung 70-74 12 923 13 557 26 480
75+ 12 907 14 905 27 812
Total 1 322 714 1 261 619 2 584 333
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai