“FERTILITAS”
KELOMPOK 2 :
A. BIMONTORO (90300115017)
MUH. MAISAR (90300117094)
NIRMALA IKRANUDDIN (90300117090)
NURAMALIA (90300117118)
UTARI NURPRATIWI (90300117114)
A. KONSEP & ANALISIS FERTILITAS
Angka kelahiran kasar (CBR) adalah banyaknya kelahiran dalam satu tahun
tertentu per seribu penduduk pada pertengahan tahun yang sama.
CBR =
Dimana :
B : jumlah kelahiran selama 1 tahun
P : jumlah penduduk dalam pertengahan tahun
K : bilangan konstan, biasanya 1000
Contoh, hasil supas 1995 menunjukan bahwa terdapat 187.974 kelahiran
hidup di DKI Jakarta. Sementara ini, jumlah penduduk DKI Jakarta pada
pertengahan tahun 1995 adalah 9.112.652 orang.
CBR =
Ukuran ini disebut sebagai “angka kasar” (crude) karena penduduk terpapar
yang digunakan sebagai penyebut adalah penduduk dari semua jenis
kelamin termasuk laki-laki, dan semua umur termasuk anak-anak dan orang
tua, yang tidak mempunyai potensi untuk melahirkan.
3.2 Angka Fertilitas Umum (General Fertility Rate-
GFR)
Angka fertilitas umum (GFR) adalah banyaknya kelahiran pada suatu tahun per
1.000 penduduk perempuan berumur 15-49 tahun atau 15-44 tahun pada
pertengahan tahun yang sama
GFR = atau GFR =
Dimana :
Bf : banyaknya kelahiran selama 1 tahun
P15-49 : banyaknya penduduk perempuan umur 15-49 tahun pada pertengahan tahun
P15-44 : banyaknya penduduk perempuan umur 15-44 tahun pada pertengahan tahun
K : bilangan konstan, biasanya 1.000
Contoh : Hasil supas 1995 menunjukan bahwa ada sekitar 3.127.404 wanita
berumur 15-49 tahun di DKI Jakarta. Dengan jumlah kelahiran hidup sebesar
187.974, maka angka fertilitas umum dapat dihitung sebesar :
GFR = = 60,1 per 1.000 penduduk perempuan usia 15-49 tahun
Dibandingkan dengan angka kelahiran kasar (CBR), GFR lebih cermat karena
sudah memperhitungkan penduduk yang mempunyai potensi melahirkan, yaitu
perempuan usia subur (15-49 tahun).
3.3 Angka Kelahiran menurut Umur (Age-Specific Fertility
Rate-ASFR)
TFR adalah jumlah anak rata-rata yag akan dilahirkan oleh seorang perempuan pada akhir
reproduksinya apabila perempuan tersebut mengikuti pola fertilitas pada saat TFR
masa
dihitung.
TFR dihitung dengan cara menjumlahkan angka kelahiran menurut umur (ASFR) kemudian
dikalikan dengan interval kelompok umur (biasanya lima tahun).
Dimana :
ASFRi : Angka kelahiran untuk perempuan pada kelompok umur i
i = 1 : Kelompok umur 20-24 tahun, ..., dan i = 7 untuk kelompok umur 45-49 tahun.
Dengan menggunakan data ASFR pada table 4.1 TFR untuk DKI Jakarta tahun 1995 dapat
diperoleh dengan cara berikut ini :
TFR = 5 (26 + 97 + 122 + 85 + 41 + 10 + 4)
= 5 X 385
= 1.925 per 1.000 perempuan usia 15-49 tahun, atau
= 1,9 anak untuk setiap perempuan usia 15-49 tahun.
Keunggulan angka fertilitas total (TFR) adalah angka ini dapat dijadikan ukuran kelahiran
untuk seorang perempuan selama usia reproduksinya (15-49 tahun) dan telah
memperhitungkan tingkat kesuburan perempuan pada masing-masing kelompok umur.
3.5 Anak Lahir Hidup atau ALH (Children Ever Born-
CEB)
• Terlihat bahwa semakin tua umur perempuan maka semakin besar jumlah ALH rata-rata,
bervariasi dari 0,5 anak per ibu pada kelompok umur 15-49 tahun, ke 3,67 anak per iu
pada kelompok umu 45-49 tahun.
• Oleh karena itu, jumlah ALH rata-rata adalah ukuran yang bersifat kumulatif, yakni
banyaknya kelahiran sejak perempuan menikah pertama kali sampai usia pada saat
pencacahan.
Lanjutan..,
Kelebihan ukuran jumlah anak Kelemahan ukuran jumlah anak
yang pernah dilahirkan hidup yang pernah dilahirkan hidup
(ALH) (ALH)
data, terutama dari sensus dan sering tidak akurat apabila terdapat
kesalahan dalam pelaporan umur ibu,
survei. terutama di negara yang sedang
Tidak ada referensi waktu, karena berkembang.
menyatakan jumlah anak yang Oleh karena sifat datanya yang
lahir hidup dari semenjak seorang retrospektif, maka ada kecenderungan
perempuan menikah pertama kali. faktor kelupaan (memory lapse) dalam
melaporkan banyaknya kelahiran,
terutama dari perempuan kelompok umur
yang lebih tua. Hal ini terjadi kalau
banyak diantara anak mereka yang lahir
hidup, tetapi sudah meninggal pada saat
pencacahan atau tinggal diluar rumah
tangga pencacahan.
3.6 Rasio Anak Wanita (Child Woman Ratio-CWR)
Sebagai
contoh dilaporkan ada sekitar 787,979 anak
kelompok umur 0-4 tahun di DKI Jakarta pada tahun
1995. Pada saat yang sama, banyaknya aperempuan
pada kelompok umur 15-49 tahun adalah 2.857.404
orang. Dengan demikian, ukuran CWR dapat diketahui
sebesar 276 anak per 1.000 perempuan usia 15-49 tahun
dengan perhitungan sebagai berikut :
CWR =
Perlu dicatat bahwa perhitungan rasio anak wanita
(CWR) cenderung memakai jumlah anak usia 0-4 tahun,
atau dapat juga dipakai 0-9 tahun dan bukan 0-1 tahun
Lanjutan..,
GRR
=
Contoh : Pada bagian sebelumnya telah dihitung bahwa TFR
per 1.000 perempuan usia 15-49 tahun. DKI Jakarta menurut
supas 1995 adalah 1.925. maka GRR DKI Jakarta menurut
supas 1995 adalah :
Jumlah 161,9
Tabel 4.5 TFR Periode dan TFR Kohor Prancs, Tahun 1901-1970
Periode
ASFR per 1.000 Perempuan
Observasi
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49
1901-1905 27 135 161 119 78 33 5
1906-1910 27 135 147 111 69 27 3
1911-1915 24 119 129 92 61 23 2
1916-1920 14 72 93 75 52 22 2
1921-1925 26 131 142 102 59 22 2
1926-1930 28 130 132 93 54 20 2
1931-1935 30 126 123 85 48 17 2
1936-1940 25 126 123 81 45 15 1
1941-1945 18 108 126 92 56 20 2
1946-1950 24 158 184 130 75 26 2
1951-1955 22 156 168 113 63 21 2
1960-1960 22 159 174 107 58 19 2
1961-1965 25 174 182 110 55 18 1
1966-1970 27 162 165 100 48 15 1
Tabel 4.5 menggambarkan perbedaan perhitungan TFR menurut analisis
kerat lintang berdasarkan riwayat kelahiran (reproductive history) dan
menurut analisis longitudinal berdasarkan current fertility (yearly
performance).
1. Ukuran berdasarkan riwayat kelahiran atau menurut kohor
TFR (juga sering disebut pendekatan longitudinal).