Anda di halaman 1dari 6

RUMUS PERHITUNGAN TFR, CDR DAN CBR

PENGUKURAN FERTILITAS TAHUNAN

1. Tingkat fertilitas kasar (Crude Birth Rate) / CBR


didefinisikan sebagai banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu tiap 1000
penduduk pada pertengahan tahun. Atau dengan rumus dapat ditulis sbb:

CBR tingkat kelahiran kasar


CBR = Crude Birth Rate / tingkat kelahiran kasar
Pm = Penduduk pada pertengahan tahun
k = konstanta, biasanya 1000
B = jumlah kelahiran pada tahun tertentu
2. Tingkat Fertilitas Umum
Perbandingan jumlah kelahiran hidup dengan jumlah perempuan usia subur (15-49 tahun).
Jadi sebagai penyebut tidak menggunakan jumlah penduduk pada pertengahan tahun tetapi
jumlah penduduk perempuan usia subur (15-49 tahun).

GFR
GFR = tingkat fertilitas umum (General Fertility Rate)/ GFR
B = jumlah kelahiran
Pf (15-49) = jumlah penduduk perempuan umur 15-49 tahun pada pertengahan tahun

3. Tingkat fertilitas menurut umur (Age Spesific Fertility Rate)


Jumlah kelahiran dari wanita pada kelompok umur tertentu (berjangka 5 tahun) antara umur
15-49 tahun.

Age spesific Fertility rate ASFRI


ASFRi : angka fertilitas menurut umur
i : kelompok umur wanita
Bi : jumlah kelahiran pada kelompok umur i pada suatu tahun tertentu
Pfi : jumlah wanita pada kelompok umur I pada pertengahan tahun yang sama
K : 1000
4. tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran (Birth Order Spesific Fertility Rate)/
BOSFR
Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran sangat mungkin untuk mengukur tinggi rendahnya
fertilitas di suatu Negara. Kemungkinan seorang istri untuk menambah kelahiran tergantung
kepada jumlah anak yang telah dilahirkannya. Seorang istri mungkin menggunakan alat
kontrasepsi setelah mempunyai jumlah anak tertentu, dan juga umur anak yang masih hidup.
Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran dapat ditulis dengan rumus:

Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran (BOSFR)


BOSFR = Birth Order Spesific Fertility Rate
Boi = jumlah kelahiran urutan ke-i
Pf (15-49) = jumlah perempuan umur 15-49 pada pertengahan tahun
K = 1.000
PENGUKURAN FERTILITAS KUMULATIVE
1. tingkat fertilitas total ( total fertility rates = TFR )
adalah sebagai jumlah kelahiran hidup laki2 dan perempuan tiap 1000 peduduk yang hidup
hingga akhir masa reproduksi dengan catatan :
 tidak ada seorang perempuan yg meninggal seblum mengakhiri masa reproduksi
 tingkat ferilitas menurut umur tidak berubah pada periode waktu tertentu.

Tingkat fertilitas total (TFR)

2. Angka Reproduksi Kotor (Gross Reprodaction Rate = GRR)


jumlah kelahiran hidup bayi perempuan dari suatu kohor perempuan oleh 1000 perempuan
sepanjang masa reproduksinya, dg asumsi tdk ada seorang perempuan yg meninggal sebelum
mengakhiri masa reproduksinya.

Angka Reproduksi Kotor (GRR)


ASFRfi = angka kelahiran bayi perempuan pd klp umur i per 1000 permpuan klp umur i
GRR = 5 x (ASFRf1+ASFRf2+ ….. + SFRf7)

3. Net reproductions rates (NRR)


jumlah kelahiran bayi perempuan oleh sebuah kohor hipotesis dari 1000 perempuan dengan
memperhotungkan kemungkinana meninggalkan perempuan2 itu sebelum masa reproduksi.

Net Reproduction Rate (NRR)


Contoh Perhitungan Pertambahan Penduduk
Penduduk merupakan jumlah orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah pada waktu
tertentu dan merupakan hasil proses-proses demograsi yaitu fertilitas,mortalitas, dan migrasi
a. Kelahiran (fertilitas)
Fertilitas (kelahiran) merupakan salah satu komponen pertumbuhan penduduk yang bersifat
menambah jumlah penduduk.Selain fertilitas dikenal istilah lain yaitu natalitas dan kelahiran
(birth).Semakin tinggi angka kelahiran di suatu negara semakin tinggi pula penduduk Negara
tersebut.
Bentuk-bentuk pengukuran dan perhitungan fertilitas :
1. Crude Birth Rate ( CBR ) atau Angka Kelahiran Kasar
CBR diperoleh dengan cara membandingkan jumlah kelahiran selama satu tahun ( B )
dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun ( P ) dikalikan K (konstan) dimana k
biasanya 1.000 atau 100
CBR = x k
B : jumlah kelahiran selama 1 tahun
P : jumlah penduduk pada pertengahan tahun
K : bilangan konstan, biasanya 1000
Contoh :
Soal : Penduduk Indonesia pada pertengahan tahun 2011 = 200 juta, sedang jumlah kelahiran
selama tahun 2011 = 8 juta.Berapa CBR-nya ?
Jawab : CBR = x 1000 = 40
Artinya tiap 1.000 penduduk selama satu tahun melahirkan 40 bayi.Perhitungan ini dikatakan
kasar,karena pada penyebut (penduduk) dimasukan semua penduduk, laki-laki, perempuan,
anak-anak dan orang lanjut usia, yang sebenarnya tidak melahirkan bayi.
Kebaikan dari cara ini adalah perhitungannya sederhana, sedang kelemahannnya adalah tidak
benar-benar mencerminkan angka fertilitas sebab penduduk itu termasuk anak-anak, orang
tua, laki-laki perempuan dan sebagainya, dimana tidak seluruh penduduk melahirkan.
2. General Fertility Rate ( GFR ) atau Angka Kelahiran Umum
General Fertility Rate adalah jumlah kelahiran hidup perseribu wanita usia
usia 15-49 tahun pada tahun tertentu.Secara matematis dapat ditulis :

CBR = x k
B : jumlah kelahiran selama 1 tahun
P : jumlah penduduk wanita umur 15-49 th pada pertengahan tahun
K : bilangan konstan, biasanya 1000
Contoh Soal : Penduduk Indonesia pada pertengahan tahun 2011 sebesar 200 juta,penduduk
wanita umur 15-49 tahun sebesar 60 juta sedang jumlah kelahiran selama tahun 2011 = 8
juta.Berapa GFR-nya ?
Jawab : GFR =
Artinya tiap 1.000 wanita umur 15 – 49 tahun selama satu tahun melahirkan 133,34
bayi.Kelemahan perhitungan ini adalah walaupun sudah dikelompokkan pada wanita usia 15
– 49 tahun, tetapi tidak dikelompokkan pada tiap kelompok umur tersendiri karena yang
muda dan yang tua memiliki angka fertilitas yang berbeda.Sedang kebaikannya, perhitungan
ini, lebih cermat dari pada CBR, sebab penduduk hanya wanita yang berumur 15 – 49 tahun
atau wanita subur.
3. Age Specific Fertility Rate ( ASFR )
Age Specific Fertility Rate adalah perhitungan Angka fertilitas perempuan
pada tiap kelompok umur dan tahun tertentu.Pengukuran ini mengelompokkan
wanita umur 15 – 49 tahun, menjadi kelompok yang lebih kecil, misalnya
interval 5 tahunan beserta mencatat jumlah kelahiran yang terjadi pada tiap
interval kelas tersebut, selama satu tahun.
ASFR = x k
Ket :
Bi : jumlah kelahiran dari perempuan pada kelompok umur i pada tahun tertentu
Pif : jumlah penduduk perempuan pada kelompok umur i pada pertengahan tahun
k : bilangan konstan, biasanya 1.000
Contoh ASFR Canada tahun 1962.
Contoh perhitungan :
ASFR 15 – 19 =
ASFR20-24 = dsb
4. Age Spesific Marital Fertility Rate ( ASMFR )
Age Spesific Marital Fertility Rate adalah pengukuran ini membandingkan jumlah kelahiran
dalam satu tahun,pada kelompok umur wanita yang lebih kecil, dengan jumlah wanita yang
kawin pada kelompok umur yang lebih kecil dan sama kelompoknya dalam satu tahun
dikalikan konstan.
Rumus : ASMFR =
Ket :
Bi : jumlah kelahiran dari perempuan pada kelompok umur i pada tahun tertentu
Pif : jumlah penduduk perempuan yang kawin pada kelompok umur i pada pertengahan tahun
k : bilangan konstan, biasanya 1.000
1. Total Fertility Rate ( TFR )
Total Fertility Rate adalah banyaknya anak yang dipunyai oleh 1.000 wanita apabila mereka
telah berhasil melalui masa chieldbearing ( telah melahirkan ).
Cara perhitungannya : Hasil besarnya ASFR dijumlah kemudian dikalikan dengan besarnya
kelas interval ( misal : 5 tahun ) mendapat TFR.
Rumus TFR15-49 = 5
Contoh : Dari contoh AFR tersebut diatas, maka TFR = = 3,8
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas penduduk :
 Ø Faktor pendorong kelahiran (pronatalitas)
1. Anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.
2. Sifat alami manusia yang ingin melanjutkan keturunan.
3. Pernikahan usia dini (usia muda).
4. Adanya anggapan bahwa anak laki-laki lebih tinggi nilainya, jika
dibandingkan dengan anak perempuan, sehingga bagi keluarga yang belum memiliki
anak laki-laki akan berusaha untuk mempunyai anak laki-laki.
5. Adanya penilaian yang tinggi terhadap anak, sehingga bagi keluarga yang
belum memiliki anak akan berupaya bagaimana supaya memiliki anak.
 Ø Faktor penghambat kelahiran (antinatalitas)
1. Adanya program Keluarga Berencana (KB).
2. Kemajuan di bidang iptek dan obat-obatan.
3. Adanya peraturan pemerintah tentang pembatasan tunjungan anak bagi PNS.
4. Adanya UU perkawinan yang membatasi dan mengatur usia pernikahan.
5. Penundaan usia pernikahan karena alasan ekonomi, pendidikan dan karir.
6. Adanya perasaan malu bila memiliki banyak anak.

b. Kematian (mortalitas)
Berikut sedikit penjelasan mengenai pengukuran mortalitas :
a) Crude Death Rate (CDR) atau Angka Kematian Kasar
Crude Death Rate adalah banyaknya kematian pada tahun tertentu, seribu penduduk pada
pertengahan tahun.
Rumus = CDR =
Ket : D = jumlah kematian pada tahun tertentu.
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu.
k = konstan, biasanya 1.000
Contoh Soal = Penduduk Indonesia pada pertengahan tahun 2011 = 200 juta, sedang jumlah
kematian selama tahun 2011 = 2,5 juta.Berapa CDR-nya ?
CDR = x 1.000 = 12,5
Artinya tiap seribu orang pada tahun 2011 terdapat 12,5 orang yang meninggal.
b) Age Specific Death Rate (ASDR)
Age Specific Death Rate adalah jumlah kematian penduduk pada tahun tertentu berdasarkan
klasifikasi umur tertentu.Risiko kematian akan berbeda dari satu orang ke orang lain,orang
umur 40 tahun akan mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi dari pada orang yang
berumur 20 tahun.
Rumus = ASDR :
Ket : D.i = jumlah kematian pada umur i
P.i = jumlah penduduk pada pertengahan tahun pada umur i
k = konstan, biasanya 1.000
Contoh soal : Jumlah penduduk daerah A yang berumur 5-9 tahun sebesar 16 juta.Jumlah
kematian dari mereka sebesar 60 ribu jiwa.
Jawab = ASDR = x 1.000 = 3,75
c) Infant Mortality Rate (IMR)
Infant Mortality Rate adalah tingkat kematian bayi yang berumur 0-12 bulan atau dibawah
satu tahun.
Rumus = IMR :
Ket = D.o = jumlah kematian anak dibawah umur 1 tahun pada tahun tertentu
B = jumlah kelahiran hidup pada tahun tertentu
k = konstan, biasanya 1.000

 Faktor pendorong kematian (promortalitas)


1. Adanya wabah penyakit seperti demam berdarah, flu burung dan sebagainya.
2. Adanya bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir dan sebagainya.
3. Kesehatan serta pemenuhan gizi penduduk yang rendah.
4. Adanya peperangan, kecelakaan, dan sebagainya.
5. Tingkat pencemaran yang tinggi sehingga lingkungan tidak sehat.
 Faktor penghambat kematian (antimortalitas)
1. Tingkat kesehatan dan pemenuhan gizi masyarakat yang sudah baik.
2. Negara dalam keadaan aman dan tidak terjadi peperangan.
3. Adanya kemajuan iptek di bidang kedokteran sehingga berbagai macam
penyakit dapat diobati.
4. Adanya pemahaman agama yang kuat oleh masyarakat sehingga tidak
melakukan tindakan bunuh diri atau membunuh orang lain, karena ajaran agama
melarang hal tersebut.

Demikian disampaikan semoga bermanfaat dan sukses selalu dalam melaksanakan tugas.
Wassalam
Eef-Syaifuddin

Anda mungkin juga menyukai