PRODI KESMAS
FKIK - UIN JAKARTA
8-9
DETERMINAN SOSIAL KESEHATAN
MASYARAKAT PERKOTAAN
MEMAHAMI PEKOTAAN
1. Perspektif antropologi
Menerapkan metode etnografi atau metode kualitatif (wawancara
mendalam, observasi, diskusi kelompok , sosial budaya dan
perilaku serta kultur kemiskinan dan urban way of life) contoh:
No money, No honey; Urban Way of Life
2. Epidemilogi, deskriptip dan analitik, determinan masalah
kesehatan, urban vs rural
3. Studi kelompok tertentu terutama marginal serta migran
sirkuler
4. Studi pelayan kesehatan dan program kesehatan di perkotaan
, mempelajari intervensi perkotaan
5. Studi sosiologi kesehatan kota; aspek sosial dan peranan sosial
kapital terhadap pelbagai masalah kesehatan kota
6. Studi perencanaan kota dan kesehatan; healthy urban planning,
healthy cities, children friendly cities, aging friendly cities
7. Studi kesehatan lingkungan kota dan perubahan iklim
STUDI KESEHATAN PERKOTAAN DI NEGARA
BERKEMBANG
1. Studi pelayanan kesehatan perkotaan,
termasuk urban, private health services in
cities
2. Studi kebijakan kesehatan lingkungan kota
3. Studi disparitas dan healthy inequity in
cities
4. Studi kasus pengembangan kebijakan
kesehatan kota (scailling upt urban basic
health services) action in policy, mis.
Kampung Improvement Program
Sosial determinan kesehatan kota merupakan salah
satu prioritas dari delapan prioritas topik SDH
1. Bagaimana menempatkan pemerataan kesehatan
perkotaan pada titik pusat utama dari
perencanaan perkotaan
2. Bagaimana menjamin kondisi sosial perkotaan
dapat meningkatkan pemerataan kesehatan
perkotaan
3. Memberikan penekanan pada perubahan iklim
dalam bahasan pemerataan kesehatan di
perkotaan
4. Bagaimana menempatkan isu pemerataan
kesehatan pada pusat tata kelola perkotaan
MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT
PERMUKIMAN KUMUH
MISKIN
Masalah Kesehatan Permukiman Kumuh &
Masyarakat Miskin Perkotaan Di Tingkat Nasional
• Kebutuhan akan data kesehatan kelompok
miskin & kumuh kota
• Pertumbuhan yang pesat menyebabkan
perencana kota tidak mempunyai informasi
dasar penduduk
• Informasi kesehatan yang tersedia hanya
menggambarkan kondisi perkotaan rata-rata;
bukan data yang dibedakan bdk pendapatan,
lingkungan, atau karakteristik populasi lainnya
• Data penduduk & tantangan kesehatan
kelompok miskin kota menjadi tidak terlihat
Masalah Kesehatan Permukiman Kumuh &
Masyarakat Miskin Perkotaan Di Tingkat Nasional
Data yang tersedia tentang masalah kesehatan kelompok miskin
kota ialah:
• Laporan Puskesmas dan DinKes tentang kelompok miskin dan permukiman
kumuh
• Laporan sektor terkait seperti kantor statistik, perumahan, air dan sanitasi,
lingkungan hidup serta pemberdayaan masyarakat yang menyangkut
kelompok miskin dan kampong kumuh
• Laporan fakultas dan universitas berkaitan dengan penelitian, pengabdian
masyarakat, kerja lapangan mahasiswa yang menyangkut kelompok miskin
dan kampong kumuh
• Laporan organisasi profesi seperti profesi dokter, arsitek, lingkungan
hidup, perencanaan kota yang menyangkut kelompok miskin dan
permukiman kumuh dan pengembangan kota
Indikator Model Determinanan Kompleksitas
Masalah Kesehatan
INDIKATOR KETERANGAN
- Komposisi penduduk berdasarkan umur - Kepadatan penduduk
Kependudukan
- Tingkat kesuburan - Migrasi
- Pekerjaan
Ekonomi - Penghasilan
- Jenis pekerjaan berdasarkan umur
- Struktur keluarga - Pendidikan
Sosiokultural - Persentase penduduk dengan kebiasaan makan jajan - Kriminalitas dan
kekerasan
- Penggunaan tanahunan, ruang terbuka, tempat bermain anak dll.
- Keadaan rumah/tempat tinggal
Lingkungan - Air dan sanitasi
Fisik - Persampahan
- Bahan buangan yang berbahaya
- Sumber pencemaran udara
Politik dan - Alokasi anggaran pemerintah
kelembagaan - Ada tidaknya organisasi masyarakat yang aktif
Pelayanan - Jangkauan imunisasi lengkap untuk anak balita
kesehatan - Jangkauan penggunaan pelayanan kesehatan untuk orang sakit
Faktor Determinan Kesehatan Kota
KEBIJAKAN GLOBAL, NASIONAL YANG BERKAITAN
DENGAN SITUASI/STRUKTUR SOSIAL EKONOMI,
BUDAYA, LINGKUNGAN DAN PERDAGANGAN
FAKTOR PERSONAL:
Faktor umur,
Jenis kelamin,
Keturunan
Pernikahan Pendapatan
dini, rendah dan
kehamilan pendidikan
Kesehatan
usia muda reproduksi yang kurang
buruk pada
perempuan
miskin
perkotaan
Hambatan budaya,
keputusan Kurangnya
kontrasepsi diambil
oleh laki-laki, akses pada
keinginan memiliki layanan KB
anak
KEGIATAN PUSKESMAS
MASALAH
PELAYANAN KESEHATAN PROMOSI PARTISIPASI
KESEHATAN IBU
bekerja sama lintas sektor untuk
bersama-sama
mengurangi buta huruf, mal Pemberian Informasi mengenai
PENDAPATAN, ANGKA BUTA menggunakan potensi
nutrisi dan perumahan yang rumah sehat dan mengadakan
HURUF, NUTRISI DAN lokal sebagai modal
buruk, dan menanggulangi lomba rumah sehat sebagai upaya
PERUMAHAN YANG BURUK. pemberdayaan
dampak langsung yang berkaitan rekayasa sosial
masyarakat
dengan kesehatan
Pemberian informasi mengenai pemberdayaan
penggunaan air bersih dan masyarakat dengan
KURANGNYA AIR DAN
Optimalisasi Klinik sanitasi mengadvokasi pemerintahan membuat kelompok
SANITASI
daerah terkait pengadaan sumber atau komunitas air
air yang memungkinkan bersih
upaya sosialisasi dan penyuluhan
KUALITAS LAYANAN Peningkatan kapasitas nakes dan mengenai manfaat pelayanan Revitalisasi Posyandu
ANTENATAL YANG TIDAK fasilitas kesehataan khususnya antenatal bagi kesehatan ibu dan dalam peningkatan
ADEKUAT mengenai antenatal anak, sebagai upaya peningkatan layanan antenatal
cakupan pelayanan antenatal
Revitalisasi Posyandu
Peningkatan pengetahuan ibu
KUALITAS LAYANAN optimalisasi PONED,peningkatan dalam peningkatan
mengenai pelayanan perinatal dan
PERINATAL YANG TIDAK fasilitas, pelayanan gizi dan layanan perinatal
manfaat nya bagi kesehatan ibu dan
ADEKUAT imunisasi (Pemberian makanan
anak
tambahan)
peningkatan peran
peningkatan komunikasi nakes Sosialisasi program kesehatan
HAMBATAN BUDAYA DAN TOMA dalam
dengan pasien sehingga pelkes dengan menggunakan komunikasi
PERSONAL pelaksanaan program-
bisa lebih diterima transkultural
KESEHATAN IBU Pendapatan,
angka buta huruf,
nutrisi dan
perumahan yang
buruk.
Kurangnya air
dan sanitasi
Buruknya Kualitas
Hambatan kesehatan ibu layanan
pada
budaya dan masyarakat antenatal
personal miskin yang tidak
perkotaan adekuat
Kualitas
layanan
perinatal
yang tidak
adekuat
KESEHATAN ANAK
Buruknya kondisi
kehidupan, padat
penduduk,
kesadaran
orangtua yang
rendah, hambatan
budaya
Kualitas layanan
yang buruk dan
tidak adekuat,
sistem kesehatan
yang buruk
GIZI
Peningkatan
harga pangan
dan peningkatan
bahan bakar
Kurangnya
Pendapatan informasin dan
rendah. pengetahuan
mengenai pilihan
Ketergantungan kesehatan yang
pada murah
pendapatan Status gizi Pemasaran jajaanan
harian tidak sehat seperti
masyarakat siap saji , burger,dll
miskin kota
yang buruk
Peningkatan
mortalitas dan
morbiditas
dari vector-
Kurangnya borne disease
Kemiskinan,
kesadaran akan
gizi buruk,
kegiatan
layanan
pencegahan,
perawatan
seperti
kesehatan
penggunaan
tidak adekuat
kelambu
KRIMINALITAS, KEKUMUHAN, & PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Kemiskinan, Pengangguran
Kumuh / sempit
Dukungan sosial lemah
Kriminalitas
Kurangnya
kesadaran
DISABILITAS
Pendekatan Asuhan Kesehatan
Transkultural untuk Mengidentifikasi
Masalah Kesehatan Permukiman Kumuh Dan
Masyarakat Miskin Perkotaan
Budaya : konsep, komunikasi, aksi, tradisi, kepercayaan,
nilai dan institusi dari kelompok ras, etnis, religius atau
sosial.
• Budaya
• Tingkat pendidikan, Konteks
sosiokultural
• Status sosioekonomi individu
• Berbagai karakteristik lain
Bagaimana
individu
memahami
kesehatannya
Pendekatan Asuhan Kesehatan Transkultural untuk
Mengidentifikasi Masalah Kesehatan Permukiman
Kumuh Dan Masyarakat Miskin Perkotaan
Daerah dapat mempengaruhi kepercayaan & nilai seseorang dalam konteks kesehatan,
meliputi:
• Persepsi kesehatan, penyakit dan kematian
• Persepsi terhadap kesakitan serta persepsi terhadap rumah sakit, dokter, dan tenaga
kesehatan lain
• Ritual dan tradisi yang berkaitan dengan kesakitan
• Batas-batas sehubungan dengan privasi, usia, jenis kelamin dan hubungan
• Efektivitas dan nilai dari berbagai tipe terapi
• Kepercayaan yang berhubungan dengan waktu (misal: harus memulai tes penyakit setelah
matahari terbenam)
• Hubungan keluarga dan sosial (misal: peran keluarga dalam pembuatan keputusan)
• Pembuatan keputusan terhadap terapi (misal: peran keluarga begitu besar menentukan
tindakan terhadap pasien)
• Kemandirian atau ketergantungan pada pihak lain
• Norma komunikasi (misal: kontak mata, pertanyaan menjurus)
Dengan demikian Puskesmas harus menciptakan sebuah lingkungan yang mendukung
populasi dengan latar belakang yang beragam. Hal ini mencakup membantu tenaga
kerjanya untuk mengerti faktor sosial budaya yang mempengaruhi kepercayaan
kesehatan dan kemampuan untuk berinteraksi dengan sistem pelayanan kesehatan.
TERIMAKASIH