Anda di halaman 1dari 2

Membaca Emosi Orang

A. Emosi Lintas Budaya

Pada kajian pertama, Penulis menunjukkan foto-foto pada orang-orang di lima


budaya yakno Chili, Argentina, Brazil, Jepang, dan Amerika Serikat. Kemudian beliau
meminta mereka untuk memutuskan emosi apa yang ditunjukkan dalam ekspresi wajah
tersebut. Mayoritas dalam setiap budaya tersebut berpendapat sama, yang membuktikan
bahwa ekspresi itu bisa jadi benar-benar universal.

Penulis menemukan betapa banyak nya ekspresi yang sebuah wajah bisa ciptakan
yaitu lebih dari 10.000 dan mengidentifikasi yang tampak menjadi pust dari emosi-emosi
tersebut. Dengan menggunakan system pengkodean aksi wajah, Penulis mengidentifikasi
tanda-tanda wajah yang menyingkapkan sebuah kebohongan.

B. Kapan Kita Menjadi Emosional

Emosi-emosi mengeluarkan mengeluarkan sinyal-sinyal, mengubah ekspresi kita,


serta wajah, suara, dan postur tubuh kita. Kadang emosi mulai mengikuti penilaian reflektif,
sehingga kita memepertimbangkan secara sadar apa yang tengah terjadi. Kita bisa menjadi
emosional ketika kita mengingat kembali sebuah kejadian emosional di masa lalu. Imajinasi
masih menjadi cara lain yang bisa kita gunakan untuk memunculkan reaksi emosional.

Berikut jalan untuk memasuki atau keluar dari emosi-emosi kita. Pertama, memalui
penggunaan penilaian otomatis yakni mekanisme penilaian otomatis. Kedua, bermula pada
penilaian reflektif yang kemudian berhasil dalam penilaian otomatis. Sedangkan memori
pada pengalaman emosional pada masa lalu adalah jalan ketiga dan imajinasi adalah jalan
kempat. Berbicara tentang peristiwa emosional masa lalu adalah jalan kelima. Empati
menjadi jalan keenam. Sedang, orang lain yang menginstruksikan kita tentang apa yang
emosional menjadi jalan ketujuh. Kekerasan norma social menjadi jalan kedelapan.
Sedangkan yang terakhir adalah mengambil penampakan emosi.

C. Mengubah Apa Maksud di Balik Emosi Kita


Pengetahuan kita tidak selalu bisa mengendalikan evaluasi penilaian otomatis yang
memunculkan respon emosi. Emosi mengubah bagaimana cara kita melihat dunia dan
bagaimana cara kita menerjemahkan aksi-aksi orang lain.

Pada dasarnya ketika seseorang ada dalam dalam keadaan emosi, dia bisa diredam
dengan memasukkan informasi-informasi baru yang berupa penjelasan, yang mana berisi
bahwa sebab yang membuat emosi itu bukan dimaksudkan untuk membuat emosi. Maka
inilah yang dimaksud dengan mengubah apa maksud di balik emosi. Menggunakan proteksi
“takut” sebagai peredam emosi tersebut. Maka pada dasarnya sifat emosi adalah sifat yang
mesti dihindarkan dan sebisa mungkin kita harus belajar untuk meredam nya agar tidak
menjadi sebuah pelampiasan dan berimbas pada sebuah kefatalan. Kita bisa merubah maksud
emosi tersebut dengan bersifat kooperatif dengan cara memasukan informasi kontradikttif ke
dalam otak kita yang secara tidak langsung dapat meredam emosi yang sedang menguasai
diri kita pada saat itu.

D. Berperilaku Secara Emosional

Emosi muncul biasanya saat kita tidak mengetahui hal secara jelas, kita langsung
menyimpulkan tanpa melihat lebih jelas sebenarnya apa yang terjadi. Emosi tidak selalu
berbentuk marah yang meluap, tetapi banyak berbagai emosi yang ada dalam diri manusia.

Ketika kita dalam cengkaraman sebuah emosi, sebuah arus kecil perubahan terjafi
dalam hitungan detik tanpa adanya pilihan atau kesadaran langsung kita.dengan mempunyai
terlalu banyak respon masing-masing emosi berbeda, dan dalam beberapa tingkatan malah
sama bagi semua umat masnusia akan memberitahu kita sesuatu dengan sangat cepat
mengenai mekanisme otak pusat mengatur dan mengarahkan respon emosional kita.
Mekanisme otak pusat yang memandu rspon emosional kita dibentuk menjadi aksi dengan
penilaian otomatis.

Anda mungkin juga menyukai