HALIMAHTUS SA’DIYYAH
SEFANYA SISCA ROTUA
SHINTA TRI UTAMI
MANFAAT
UTAMA
• MEMANTAU
KESEHATAN
ANAK
• DETEKSI DINI
GIZI BURUK
PENGERTIAN
TUJUAN
SASARAN PELAYANAN
LOKASI DAN PENYELENGGARAAN
KEGIATAN / PELAYANAN
PERAN KADER
PEMELIHARAAN IBU HAMIL & MENYUSUI
LANGKAH – LANGKAH PELAKSANAAN KEGIATAN
PEMBINAAN POSYANDU
Pos Pelayanan Keluarga Berencana - Kesehatan Terpadu
PENGERTIA
N
Sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan program
BKKBN, 1989 lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis
seperti halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai program
lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat.
DEPKES RI,
2006 Wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk
masyarakat yang dibimbing petugas terkait.
Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat namun keberadaannya
di masyarakat kurang berjalan dengan baik.
Tujuan:
Posyandu dapat dikembangkan dari pos pengembangan balita, pos imunisasi, pos
KB, pos kesehatan. Pelayanan yang diberikan posyandu meliputi: KB, KIA, gizi,
imunisasi, dan penanggulangan diare serta kegiatan sektor lain.
UAN
TUJ
MEMPERCEPAT PENURUNAN MEMPERCEPAT PENERIMAAN
MENINGKATKAN PELAYANAN
ANGKA KEMATIAN IBU, BAYI, NORMA KELUARGA KECIL
KESEHATAN IBU UNTUK
BALITA DAN ANGKA BAHAGIA DAN SEJAHTERA
MENURUNKAN IMR
KELAHIRAN (NKKBS)
Prioritas dibentuk ditempat yang rawan dibidang gizi dan kesehatan lingkungan
KB
PELAYANAN KESEHATAN
PENIMBANGAN
Pelayanan gizi
Pencegahan terhadap penyakit
Pengobatan penyakit
Pelayanan kontrasepsi
IMUNISASI
PERAN KADER DALAM KEGIATAN
Mencatat pendaftaran
Membentu menimbang
Mencatat dalam buku register, penimbangan dan KMS
Memberikan penyuluhan
Menemukan penderita diare/muntaber, memberikan penyuluhan,
memberikan oralit dan merujuk kasus yang berat
Menemukan, mencatat, menyuluh dan merujuk, bayi yang belum diimunisasi
petugas kesehatan.
PEMELIHARAAN IBU HAMIL
Mencatat dalam buku
Memberikan penyuluhan, merujuk dan memberikan tablet tambah darah
Kegiatan direncanakan bersama Lurah, LKMD (Sie KB Kes. PKK) dengan bimbingan tim LKMD
tingkat kecamatan.
Cakupan keluarga/sasaran.
Kader mengajak kelompok sasaran untuk datang ke posyandu dengan cara pendekatan
kelompok, perorangan melalui tokoh.
Sehari sebelum pelaksanaan:
PELAKSANAAN
Sebelum pelaksanaan memberitahu kepada ibu hamil, ibu menyusui, PUS, orang tua, bayi dan anak balita
agar datang ke posyandu.
Kader menyediakan alat-alat yang diperlukan, meja, kursi, dacin, buku register, poster, KMS, oralit, vit. A,
tablet tambah darah, alat kontrasepsi, pemberian obat sederhana.
Penimbangan bayi, balita dicatat di KMS. Di bawah garis merah, 3 x tidak naik, sakit dirujuk ke petugas
kesehatan; usia 3-14 bulan pelayanan imunisasi; dan diare diberi oralit, dan penyuluhan kepada orangtua.
Pelayanan ibu hamil, semua ibu hamil diberi obat tambah darah. Rujukan ke Puskesmas bila diperlukan,
apabila muka pucat, kaki bengkak, hamil lebih dari 3 x, tinggi badan kurang dari 145 cm, hamil kurang dari
20 tahun dan diatas 30 tahun, perdarahan dari alat kelamin, belum imunisasi.
Pelayanan pasangan usia subur, kegiatan di Posyandu 1-2 x sebulan. Waktu yang dipilih merupakan hasil
kesepakatan bersama antara Lurah, LKMD, masyarakat dan Puskesmas.
PEMBINAAN POSYANDU
Pertemuan untuk membahas hasil kegiatan dan mengusahakan dukungan masyarakat melalui
penyuluhan KB dan kesehatan pada setiap kesempatan yang ada seperti arisan, pengajian,
selamatan, pertunjukkan.
Menggali dan menghimpun kemampuan masyarakat untuk melengkapi kebutuhan Posyandu dengan
dana, sarana, pemikiran.
Mengusahakan swadaya masyarakat seperti dana sehat, usaha peningkatan pendapatan keluarga,
koperasi simpan pinjam.
Mengusahakan kegiatan untuk pembinaan kader seperti olahraga, arisan, karyawisata, kesenian,
koperasi, pakaian seragam dan lain-lain.
KMS
KMS adalah suatu pencatatan lengkap tentang kesehatan seorang anak. KMS harus dibawa ibu setiap kali ibu
menimbang anaknya atau memeriksa kesehatan anak dengan demikian pada tingkat keluarga KMS merupakan
laporan lengkap bagi anak yang bersangkutan, sedangkan pada lingkungan kelurahan bentuk pelaporan tersebut
SKDN adalah data untuk memantau pertumbuhan balita SKDN sendiri mempunyai singkatan yaitu sebagai berikut:
Pencatatan dan pelaporan data SKDN untuk melihat cakupan kegiatan penimbangan (K/S), kesinambungan
kegiatan penimbangan posyandu (D/K), tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan (D/S), kecenderungan status
Cakupan Imunisasi
Cakupan Ibu Hamil
Cakupan KB
Ketiga cakupan ini dihitung secara kumulatif selama 1 tahun. Cakupan ini dianggap baik
bila mencapai >50%
Program Tambahan
Posyandu pada mulanya melaksanakan 5 program yaitu : KIA, KB,
Perbaikan Gizi, Imunisasi dan Penaggulangan Diare. Bila telah mantap,
maka programnya dapat ditambahan. Program tambahan disini
adalah bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat seperti :
Bina Keluarga Balita, Pos Obat Desa, Pondok Bersalin Desa, dan
sebagainya.
Dana Sehat
Dana sehat merupakan wahana untuk memandirikan posyandu.
Diharapkan bila dana sehat telah mampu membiayai posyandu, maka
tingkat kemandirian masyarakat sudah baik. Sebagai ukuran
digunakan persentase kepala keluarga (KK) yang ikut dana sehat,
dikatakan baik bila cakupan > 50 %.
Kriteria Kategori Posyandu
NO INDIKATOR PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
1 Frek. Penimbangan <5
>8
>5
MEJA IV MEJA V
Penyuluhan dan
Pelayanan kesehatan,
pelayanan gizi bagi ibu
KB, imunisasi dan pojok
balita, ibu hamil dan ibu
oralit
menyusui
MDGS KESEHATAN
Pembangunan kesehatan di Indonesia merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional.
Tujuan diselenggarakan pembangunan kesehatan adalah:
Meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
kesehatan setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.
Memberikan pelayanan kesehatan secara mudah, merata dan murah.
Dengan meningkatnya pelayanan kesehatan, pemerintah berupaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Deklarasi itu berdasarkan pendekatan yang inklusif, dan berpijak pada perhatian bagi pemenuhan
hak-hak dasar manusia. Di dalam KTT Milenium tersebut juga dihasilkan konsensus yang
merangkai upaya-upaya untuk mencapai tujuan MDGs dengan perhatian utama pada hak asasi
manusia, tata pemerintahan yang baik, demokratisasi, pencegahan konflik, dan pembangunan
perdamaian.
Pada mulanya, MDGs merupakan sebuah review atas kebijakan pembangunan yang
dikeluarkan oleh OECD-DAC pada pertengahan tahun 1990 dan kemudian dimasukkan
kedalam Tujuan Pembangunan Internasional (Internasional Development Goals) tahun
2000 dan direvisi menjadi Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development
Goals) pada KTT Milenium. Setiap tujuan (goal) dari MDGs memiliki satu atau beberapa
target dengan beberapa indikatornya. MDGs memiliki 8 tujuan, 18 target, dan 48
indikator yang telah disusun oleh konsensus para ahli dari sekertariat PBB, Dana
Moneter Internasional (IMF), Organisasi untuk Pembangunan dan Kerjasama Ekonomi
(OECD) dan Bank Dunia.
Pertama, MDGs bukan tujuan PBB, sekalipun PBB merupakan lembaga yang aktif
terlibat dalam promosi global untuk merealisasikannya. MDGs adalah tujuan
dan tanggungjawab dari semua negara yang berpartisipasi dalam KTT Milenium,
baik pada rakyatnya maupun secara bersama antar pemerintahan.
Kedua, tujuh dari delapan tujuan telah dikuantitatifkan sebagai target dengan
waktu pencapaian yang jelas, hingga memungkinkan pengukuran dan pelaporan
kemajuan secara objektif dengan indikator yang sebagian besar secara
internasional dapat diperbandingkan.
Ketiga, tujuan-tujuan dalam MDGs saling terkait satu dengan yang lain.
Angka Kematian Bayi (AKB) menurun dari 68/1000 kelahiran menjadi 35/1000 kelahiran hidup pada
tahun 1999 sedangkan MDGs menargetkan angka kematian bayi dan balita 65/1000 kelahiran hidup.
Indonesia sedang mencanangkan Program Nasional Anak Indonesia yang menjadikan isu kematian bayi
dan balita sebagai salah satu bagian terpenting.
Program tersebut merupakan bagian dari Visi Anak Indonesia 2015, sebuah gerakan yang melibatkan
seluruh komponen masyarakat, mulai dari pemerintah, sektor swasta hingga akademisi dan masyarakat
sipil.
Secara bersama-sama, kelompok ini berusaha meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejaheraan bayi
dan balita.
Selain mempromosikan hidup sehat untuk anak dan peningkatan akses serta kualitas terhadap pelayanan
kesehatan yang komprehensif, bagian dari target MDGs keempat adalah untuk meningkatkan proporsi
kelahiran yang dibantu tenaga terlatih.
Sehingga diharapkan terjadi perubahan perilaku di masyarakat untuk lebih aktif mencari pelayanan
kesehatan, terutama untuk anak dan balita.
2. Meningkatkan Kesehatan Ibu
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia menurun dari 390 (SDKI 1994) menjadi 307 per
100.000 kelahiran hidup (SDKI 2002-2003).
Penurunan ini antara lain disebabkan oleh meningkatnya persalinan oleh tenaga
kesehatan dari 46,13 persen menjadi 72,4 persen.
Meskipun diperkirakan AKI saat ini lebih rendah lagi, untuk dapat mencapai tujuan
MDGs, perlu upaya yang lebih keras lagi.
Pencapaian target MDGs sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup akan dapat terwujud
hanya jika dilakukan upaya yang lebih intensif untuk mempercepat laju penurunannya.
Kematian ibu dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk status kesehatan secara
umum, pendidikan dan pelayanan kesehatan selama kehamilan dan persalinan.
Penyebab utama kematian Ibu adalah perdarahan, infeksi, eklampsi, partus lama dan
komplikasi abortus.
3. Memerangi HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya
Jumlah kasus HIV yang masuk perawatan mengalami peningkatan, tahun 2010
sebanyak 15.275 orang.
Sedangkan jumlah kasus AIDS pada tahun 2010 sebanyak 4.158 orang.
Angka penemuan kasus TB (CDR) dan angka keberhasilan TB (SR) tahun 2009
sudah melampaui target MDGs tahun 2015.
Sementara angka kesakitan malaria yang diukur dengan angka API ( Annual
Parasite Incidence) menunjukkan penurunan pada periode 5 tahun s/d 2010
menjadi angka 1,58.
Angka ini telah mendekati target MDGs yang harus dicapai pada tahun 2015.
4. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan. Tujuan pertama ini memiliki dua target
besar. Pertama, menurunkan proporsi penduduk yang tingkat pendapatannya di bawah
$1 (PPP) per hari. Kedua, menurunkan proporsi penduduk yang menderita kelaparan
menjadi setengahnya antara 1990-2015.
Berdasarkan hasil survey Pemantauan Status Gizi (PSG) Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) tahun 2010
diketahui bahwa prevalensi gizi buruk di Jawa Timur adalah sebesar 2,5 % .Sedangkan dari hasil
laporan Kejadian Luar Biasa (KLB) gizi buruk tahun 2011 di Jawa Timur terdapat 6925 anak yang
menderita gizi buruk. Guna mengantisipasi makin parahnya kondisi yang mungkin terjadi akibat
kejadian gizi buruk, maka pemerintahan Jawa Timur telah melakukan upaya yang diharapkan
mampu memberikan hasil yang signifikan dalam menurunkan / mengurangi masalah gizi yang masih
ada ini yaitu melalui pengembangan program TFC (Therapeutic Feeding Centre) atau Panti
Pemulihan Gizi. Dibawah ini diinformasikan tentang gambaran tentang program TFC secara garis
besar.
DEFINISI
TFC ( Therapeutic Feeding Centre ) atau PPG ( Pusat Pemulihan Gizi ) adalah
pusat pemulihan gizi buruk dengan perawatan serta pemberian makanan
anak secara intensif dan adekuat sesuai usia dan kondisinya, dengan
melibatkan peran serta orang tua (ibu)agar dapat mandiri ketika kembali ke
rumah.
TFC merupakan tempat pemberian makanan tambahan disertai dengan
terapi diet dan medis pada anak yang menderita gizi buruk (sangat kurus)
yang bertujuan menurunkan angka kematian balita.
Perawatan di TFC dilakukan meliputi 3 aspek, yaitu aspek : medis, nutrisi, dan
keperawatan.
TUJUAN
Umum : Meningkatkan status gizi dalam rangka perbaikan gizi masyarakat
Khusus :
Pelayanan dengan menerapkan tatalaksana anak gizi buruk oleh tenaga yang
sudah terlatih.
Dilakukan dengan mengacu pada buku tatalaksana anak gizi buruk, meliputi
penanganan pada fase stabilitasi, fase transisi, dan fase rehabilitasi.
SESI PERTANYAAN???
Puspa: apakah ada persyaratan khusus untuk menjadi kader posyandu?
Hana: imunasasi itu untuk bayi umur berapa saja? Dan ada imunisasi apa
saja?
Destia: bagaimana pelayanan kesehatan yang komprehensif?
Hana: jelaskan hubungan peran kader posyandu dengan status gizi balita!
Puspa: Adakah posyandu untuk lansia? Kalau ada pelayanannya apa saja?
Destia: Apa pengertian kader? Bagaimana kader mengajak masyarakat ke
posyandu?
DINAR: Bagaimana jalannya program perbaikan gizi?
CAMELIA: CONTOH PELAYANAN POSYADU UNTUK IBU HAMIL
Agnes: Jelaskan penimbangan bayi dibawah garis merah & cakupan d/s?
Mey: apabila imunisasi tidak sesuai prosudur apa dampaknya?
Yayah:apa pendapat kalian imunisasi yang baik seperti apa? Lebih baik
diimunisasi atau tidak?