Anda di halaman 1dari 28

43

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Puskesmas Tongkuno Kabupaten Muna

1. Keadaan Geografis

Puskesmas Tongkuno terletak di bagian selatan Ibukota Kabupaten

Muna yang langsung berbatasan dengan Kabupaten Buton dan dapat

dijangkau dengan angkutan umum, kurang lebih 56 km dari ibukota

Kabupaten.

Dari segi geografis wilayah kerja Puskesmas Tongkuno mempunyai

batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Lohia.

b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Selat Buton

c. Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Parigi

d. Sebelah Selatan: berbatasan dengan Kecamatan Gu Kabupaten Buton.

Bila ditinjau dari segi geologis KecamatanTongkunomemiliki jenis

batuan gamping koral seluas 383,5 Km2 dan serosin seluas 132,41 Km2.

2. Keadaan Demografi

a. Jumlah Penduduk

Luas wilayah kerja Puskesmas Tongkuno sekitar 515,91 Km2

dengan jumlah penduduk pada tahun 2008 mencapai 17.041 jiwa yang

terdiri dari 7825 orang laki-laki dan 9216 orang perempuan dengan
44

kepadatan penduduk kurang lebih sebesar 37 jiwa/Km2 yamg dibagi

menjadi 19 Desa/ Kelurahan.

b. Sosial Ekonomi dan Budaya

Pada umumnya penduduk yang berdomisili diwilayah kerja

Puskesmas Tongkuno bermata pencaharian sebagai petani selebihnya

adalah pegawai negeri sipil, TNI/Polri, Tukang, Buruh, pedagang dan

Penjual ikan.

3. Sumber Daya Kesehatan

a. Ketenagaan
Situasi ketenagaan yang ada di Puskesmas Tongkuno adalah

sebagai berikut:

Tabel 01. Distribusi Jenis Ketenagaan Puskesmas Tongkuno

Jenis Jumlah
Jumlah Jumlah
No Ketenagaan yang Ket
Kebutuhan Kekurangan
PNS ada
1 Dokter Umum 1 2 1 PNS
2 Dokter Gigi 0 1 1 -
3 Para Medis 8 20 12 PNS
4 Bidan 6 12 6 PNS
5 Sanitarian 1 2 1 PNS
6 Perawat Gigi 1 1 0 PNS
7 Pengelola Obat 1 1 1 PNS
8 Petugas Gizi 1 2 1 PNS
9 Tata Usaha 1 2 1 Honorer
10 Pekarya 1 2 1 Honorer
11 Sopir 1 1 0 Honorer
12 Clening Service 1 1 0 Honorer
Sumber: Profil Puskesmas Tongkuno Tahun 2009
45

Tabel 1 menunjukan bahwa di Puskesmas Tongkuno masih

kekurangan tenaga kesehatan yakni tenaga para medis masih dibutuhkan

12 orang dan tenaga bidan masih dibutuhkan 6 orang.


b. Sarana dan Prasarana Kesehatan
Sarana dan prasarana kesehatan Puskesmas Tongkuno terdiri dari:

Tabel 02. Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah


Kerja Puskesmas Tongkuno.

No. Sarana Jumlah Kondisi Keterangan


1. Puskesmas induk 1 Baik Berfungsi
2. Puskesmas Pembantu 3 Baik Berfungsi
3. Polindes 4 RusakBerat Tak berfungsi
4. Pos KB 1 Tidak ada Tak berfungsi
5. Gedung Posyandu 22 Baik Berfungsi
Balai Pengobatan
6. 1 Baik Berfungsi
Swasta
Mobil Puskesmas
7. 1 Baik Berfungsi
Keliling
8. Kendaraan Roda Dua 4 Baik Berfungsi
9. Rumah Jabatan Dokter 1 Baik Berfungsi
Rumah Jabatan Para
10. 6 Baik Berfungsi
Medis
Sumber: Profil Puskesmas Tongkuno Tahun 2009
Tabel 2 menunjukan bahwa sarana dan prasarana di Puskesmas

Tongkuno secara keseluruhan masih berfungsi kecuali gedung polindes

yang rusak dan tidak berfungsi lagi.

B. Hasil Penelitian

Waktu penelitian selama 1 bulan sejak tanggal 6 Juli – 31 Juli 2009.

Penelitian ini dilakukan pada masyarakat di Kecamatan Tongkuno Kabupaten

Muna dengan sampelsebanyak 98 KK.


46

Adapun hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan penjelasan

sebagai berikut :

1. Karakteristik Umum Responden

Karakteristik umum responden dalam penelitian ini yaitu jawaban

responden yang menyangkut umur dan pekerjaan.

a. Umur

Umur adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan

suatu makhluk, baik yang hidup maupun yang mati, yang diukur sejak

dia lahir hingga waktu umur itu dihitung (Rush, 2001). Pada penelitian

ini kelompok umur dibagi menjadi empat pengelompokan yakni20– 24

tahun, 25-29 tahun, 30-34 tahun dan 35-39 tahun, 40-44 tahun, 45-49

tahundan 50 tahun ke atas.


Distribusi responden menurut umur dalam penelitian ini

disajikan pada Tabe 01.

Tabel 01 : Distribusi Responden Menurut Umur di Kecamatan


Tongkuno Kabupaten Muna Tahun 2009.

No. Umur (Tahun) n %


47

1. 20-24 7 7,1
2. 25-29 9 9,2
3. 30-34 13 13,3
4. 35-39 22 22,4
5. 40-44 22 22,4
6. 45-49 11 11,2
7 >50 14 14,3
Jumlah 98 100
Sumber : Data Primer, Diolah 22 Februari 2010

Tabel 01 menunjukan bahwa dari 98 responden, umur dengan

distribusi terbanyak ada pada kelompok umur>50 tahun yaitu sebanyak

14 orang (14,3%), dan kelompok umur dengan distribusi terendah

adalah 20-24 tahun sebanyak responden (7,1%).

Haditono (1999) bahwa kelompok umur ini sangat kritis, tidak

menerima begitu saja pelayanan yang diberikan oleh pihak penyedia

jasa sehingga selalu menuntut haknya untuk memperoleh pelayanan

yang berkualitas.

b. Pekerjaan

Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencari

nafkah.Distribusi responden menurut pekerjaan dalam penelitian ini

disajikan pada Tabel 02.

Tabel 02 : Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di


KecamatanTongkuno Kubupaten Muna Tahun 2009
48

No. Pekerjaan n %
1. Wiraswata 35 35,7
2. Petani 39 39,8
3. PNS 19 19,4
4. Pensiun PNS 3 3,1
5. Mahasiswa 2 2,0
Jumlah 98 100
Sumber : Data Primer, Diolah 25 Februari 2010

Tabel 02 menunjukan bahwa dari 98 responden, jenis pekerjaan

responden yang paling dominan adalah petani yaitu sebanyak 39

responden (39,8 %) dan yang paling kecil adalah Mahasiswa yaitu

sebanyak 2 responden (2,0%).

Madu (2004), semakin rendah tingkat pendidikan semakin

sederhana pula tuntutan terhadap pelayanan yang berkualitas, dan

semakin tinggi tingkat pendidikan semakin kompleks tuntutannya.

2. Analisis Univariat

a. Minat Masyarakat

Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal

atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat disini ditunjukan dengan

sikap dan prilaku, jika seseorang bersikap atau suka sama sesuatu berarti

dia berminat pada sesuatu tersebut termasuk untuk berobat ke

Puskesmas.Distribusi responden menurut minat masyarakat dalam

penelitian ini disajikan pada Tabel 03.


49

Tabel 03 : Distribusi Responden Berdasarkan Minat Masyarakat di


Puskesmas Tongkuno Kabupaten Muna Tahun 2009

No. Minat n %
1. Baik 41 41,8
2. Buruk 57 58,2
Jumlah 98 100
Sumber : Data Primer, Diolah 25 Februari 2010

Tabel 03 menunjukkan bahwa dari 98 responden, yang

mengatakan minat masyarakat ke Puskesmas Tongkunobaik sebanyak

41 responden (41,8 %), sementara yang mengatakan minat masyarakat

ke Puskesmas Tongkuno buruk sebanyak 57 responden (58,2%).

Tanpa sikap yang positif dari pasien untuk memanfaatkan

pelayanan kesehatan, maka kemungkinan untuk dimanfaatkannya

sebuah pelayanan kesehatan sangat sulit untuk terjadi karena tanpa

sikap positif pasien kemungkinan pasien akan takut untuk

memanfaatkan pelayanan kesehatan yang disediakan tersebut

(Notoatmodjo,2007).

b. Jarak

Jarak adalah lokasi atau geografi yang berhubungan dengan

keterjangkauan tampat dan waktu.Keterjangkauan tempat berhubungan

dengan tempat lokasi sarana pelayanan kesehatan dan tempat tinggal

masyarakat yang dapat diukur dari jarak, waktu dan tempat, biaya

perjalananyang diukur dalam radius kilometer (Sarwono,


50

1997).Distribusi responden menurut jarak dalam penelitian ini disajikan

pada Tabel 04.

Tabel 04 : Distribusi Responden Berdasarkan Jarak di Puskesmas


Tongkuno Kabupaten Muna Tahun 2009

No. Jarak n %
1. Dekat 24 24,5
2. Jauh 74 75,5
Jumlah 98 100
Sumber : Data Primer, Diolah 25 Februari 2010

Tabel 04 menunjukkan bahwa dari 98 responden, yang

mengatakan jarak ke Puskesmas Tongkunodekat sebanyak 24 responden

(24,5 %), sementara yang mengatakan jarak ke Puskesmas Tongkuno

jauh sebanyak 74 responden (75,5%).

c. Tarif atau Biaya Kesehatan


Tarif adalah sebagian atau seluruh biaya penyelenggara

pelayanan kesehatan di Rumah Sakit atau Puskesmas yang dibebankan

kepada pasien sebagai imbalan jasa atas pelayanan yang

diberikan.Distribusi responden menurut tarif atau biaya kesehatan dalam

penelitian ini disajikan pada Tabel 05.

Tabel 05 : Distribusi Responden Berdasarkan Tarif atau Biaya


Kesehatandi Puskesmas Tongkuno Kabupaten Muna Tahun
2009

No. Tarif/Biaya n %
1. Murah 72 73,5
51

2. Mahal 26 26,5
Jumlah 98 100
Sumber : Data Primer, Diolah 25 Februari 2010

Tabel 05 menunjukkan bahwa dari 98 responden, yang

mengatakan tarif atau biaya di Puskesmas Tongkunomurah sebanyak 72

responden (73,5%), sementara yang mengatakan tarif atau biaya di

Puskesmas Tongkuno mahal sebanyak 26 responden (26,5%).

d. Keadaan Sarana dan Prasana


Sarana dan parasana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai

sebagai alat penunjang terselenggaranya suatu proses penerimaan atau

pelayanan kesehatan .Distribusi responden menurut Sarana dan

prasarana kesehatan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 06.

Tabel 6 : Distribusi Responden Berdasarkan Sarana dan Prasarana


Kesehatan di Puskesmas Tongkuno Kabupaten Muna
Tahun 2009

No. Sarana dan Prasarana n %


1. Baik 47 48,0
2. Buruk 51 52,0
Jumlah 98 100
Sumber : Data Primer, Diolah 25 Februari 2010

Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 98 responden, mengatakan

sarana dan prasarana di Puskesmas Tongkuno baik sebanyak 47

responden (48,0%), sarana dan prasarana di Puskesmas Tongkuno

buruk sebanyak 51 responden (52,0%).


52

e. Kelengkapan Tenaga Kesehatan


Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif

dan profesional dalam bidang kesehatan baik yang memiliki pendidikan

formal kesehatan maupun tidak (Adisasmito,2007).


Distribusi responden menurut kelengkapan tenaga kesehatan

dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7 : Distribusi Responden Berdasarkan Kelengkapan Tenaga


Kesehatandi Puskesmas Tongkuno Kabupaten Muna Tahun
2009

No. Tenaga Kesehatan n %


1. Cukup 46 46,9
2. Kurang 52 53,1
Jumlah 98 100
Sumber : Data Primer, Diolah 25 Februari 2010

Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 98 responden, yang

mengatakan bahwa tenaga kesehatan di Puskesmas Tongkunocukup

sebanyak 46 responden (46,9%), sementara yang mengatakan bahwa

tenaga kesehatan di Puskesmas Tongkuno kurangsebanyak 52

responden (53,1%).

f. Mutu Pelayanan Kesehatan


Mutu pelayanan adalah suatu pelaksanaan efektif dari semua

aktifitas yang berkaitan dengan kualitas yang ingin dicapai untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan pada individu atau

masyarakat.Distribusi responden menurut mutu pelayanan kesehatan

dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 8.


53

Tabel 8 : Distribusi Responden Berdasarkan Mutu Pelayanan


Kesehatan di Puskesmas Tongkuno Kabupaten Muna
Tahun 2009

No. Mutu Pelayanan n %


1. Baik 50 51,1
2. Tidak baik 48 49,0
Jumlah 98 100
Sumber : Data Primer, Diolah 25 Februari 2010

Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 98 responden, yang

mengatakan mutu pelayanan di Puskesmas Tongkuno baik sebanyak 50

responden (51,1%), sementara yang mengatakan mutu palayanan di

Puskesmas Tongkuno tidak baiksebanyak 48 responden (49,0%).

Jika kualitas jasa yang diterima lebih rendah dari yang

diharapkan, maka kualitas jasa akan dipersepsikan buruk atau tidak

memuaskan. Dengan demikian, baik tidaknya kualitas jasa tergantung

pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pemakai jasa

secara konsisten (Syakira,2009).

3. Analisis Bivariat

Pada analisis bivariat diuji hubungan antara jarak, tarif/biaya, sarana

dan prasarana, tenaga kesehatan dan mutu peleyanan dengan minat

masyarakat berkunjung di Puskesmas Tongkuno Kabupaten Muna Tahun

2009.

a. Jarak Dengan Minat Masyarakat ke Puskesmas


54

Faktor jarak antara rumah dapat mempengaruhi tingkat

partisipasi masyarakat ke tempat pelayanan kesehatan.Hubungan jarak

rumah dengan minat masyarakat berkunjung di Puskesmas Tongkuno

dapat disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9: Hubungan Jarak RumahDengan Minat Masyarakat


Berkunjung di Puskesmas Tongkuno Kabupaten Muna
Tahun 2009.

Minat Masyarakat
Jarak ke Total X2 X2 P
Puskesmas Baik Buruk tabel hitung value
n % n % n %
Dekat 16 66. 33, 24 100
3 8 7
Jauh 25 74 100
33, 49 66, 3,84
8 2 6,758 0,009
1
Total 41, 58,
41 57 98 100
8 2
Sumber: Data Primer, Diolah Tanggal 25 Februari 2010

Berdasarkan Tabel 9 diketahui bahwa dari total 98 responden,

terdapat 24 responden memiliki jarak dari rumah ke Puskesmas dekat,

cenderung memiliki minat baik sebanyak16 orang (66,3%) dan yang

memiliki minat buruk sebanyak 8 orang (33,7%). Sedangkan dari 74

responden memiliki jarak dari rumah ke Puskesmas jauh, cenderung

memiliki minat baik sebanyak 25 orang (33,8%) dan yang memiliki

minat buruk sebanyak 49 orang (66,2%).


55

Hasil analisis statistik Chi Square diperoleh X² adalah 6,758 dan

X² tabel adalah 3,841. Nilai X² hitung lebih besar dari X² tabel sehingga

hipotesis nol ditolak dan hipotesis I diterima. Hal ini semakna dengan

nilai P value adalah 0,009 dan α adalah 0,05. Nilai P value lebih kecil

dari α, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan

antara variabel jarak rumah dengan minat masyarakat ke Puskesmas

Tongkuno.

Faktor jarak antara rumah dengan tempat pelayanan kesehatan

mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat ke tempat pelayanan

kesehatan.Jarak dapat mempengaruhi frekuensi kunjungan di tempat

pelayanan kesehatan, semakin dekat tempat tinggal dengan pelayanan

kesehatan maka makin besar jumlah kunjungan di pusat pelayanan

kesehatan tersebut.Begitu pula sebaliknya makin jauh jarak rumah

dengan tempat pelayanan kesehatan maka semakin sedikit pula jumlah

kunjungan ke pusat pelayanan kesehatan tersebut (Azwar, 1996).

Keterjangkauan dalam hal jauhnya jarak dari rumah ke tempat

pelayanan kesehatan, biaya transportasi yang harus dikeluarkan serta

lamanya waktu yang dibutuhkan dalam perjalanan ke Puskesmas, itu

semua akan mempengaruhi minat masyarakat untuk berkunjungan di

Puskesmas sehingga dapat menurunkan frekuensi kunjungan di

Puskesmas.
56

Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan

bahwa dari 98 responden terdapat 74 responden yang mengatakan

bahwa jarak dari rumah ke Puskesmas jauh dan sebanyak 49 (66,2 %)

yang minatnya buruk untuk ke Puskesmas. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin jauh jarak rumah dengan tempat palayanan kesehatan, maka

semakin buruk minat masyarakat untuk ke tempat pelayanan tersebut

dan sebaliknya, semakin dekat jarak rumah ke tempat pelayanan

kesehatan maka semakin baik pula minat masyarakat untuk ke tempat

pelayanan kesehatan.

Sama halnya dengan kunjungan ke Puskesmas, semakin

terjangkaunya masyarakat dalam hal jauh tidaknya ke Puskesmas,

biaya, ketersediaan transportasi serta waktu yang dibutuhkan ke

Puskesmas maka semakin baik kunjungan masyarakat, demikian

sebaliknya semakin tidak terjangkaunya masyarakat dalam hal jauh

tidaknya ke Puskesmas, biaya, ketersediaan transportasi serta waktu

yang dibutuhkan menuju Puskesmas maka semakin kurang pula

kunjungan masyarakat ke Puskesmas.

Jauh tidaknya Puskesmas dengan tempat tinggal masyarakat

sangat mempengaruhi kunjungan ke Puskesmas, semakin jauh

Puskesmas dengan tempat tinggal masyarakat maka seseorang akan

merasa malas dan minatnya kurang untuk ke tempat pelayanan

kesehatan dan ini akan mempengaruhi frekuensi kunjungan ke


57

Puskesmas, demikian juga sebaliknya sama halnya dengan biaya yang

harus dikeluarkan untuk biaya transportasi maupun untuk pengobatan,

ketersediaan transportasi serta waktu yang dibutuhkan dalam perjalanan

ke Puskesmas akan sangat mempengaruhi frekuensi kunjungan ke

Puskesmas, semakin banyak biaya yang dikeluarkan, semakin sedikit

ketersediaan transportasi serta semakin lama waktu yang dibutuhkan

menuju Puskesmas maka akan menurunkan minat atau frekuensi

kunjungan ke Puskesmas.

Selain itu kondisi jalan yang ada di wilayah kerja Puskesmas

Tongkuno yang keadaannya sebagian rusak akan mempengaruhi minat

masyarakat dalam berkunjung ke Puskesmas Tongkuno. Disamping itu

juga adanya alternatif pengobatan yang lain yang bisa digunakan oleh

masyarakat untuk berobat seperti adanya puskesmas lain yang jaraknya

lebih dekat dari tempat tinggal sebagian masyarakat. Selain itu juga

adanya tempat pengobatan lain seperti dokter dan dukun yang

membuka tempat pelayanan kesehatan.

Hartati (2003) bahwa jarak yang jauh dari pelayanan Puskesmas

cenderung lebih memanfaatkan pelayanan dukun karena untuk

memanfaatkan pelayanan Puskesmas perlu adanya biaya tambahan

yang harus dikeluarkan untuk biaya transportasi.

Kemampuan dari manusia juga dapat mempengaruhi seperti

berjalan secara normal adalah 4-5 km/jam. Sehingga responden akan


58

membuang waktu 3 jam bila berada di Puskesmas. Ini hanya

diperkirakan sehingga dapat dibayangkan bagaimana sulitnya mencapai

Puskesmas dengan segera bagi mereka yang berjalan kaki dan bagi

mereka yang tinggal di luar radius tersebut. Apalagi ditambah keadaan

geografis yang tidak memungkinkan maka bertambah sulitnya

kemungkinan seseorang berkunjung begitu pula dari petugas kesehatan

mengalami kesulitan untuk melayani masyarakat yang bertempat

tinggal jauh dengan waktu yang terbatas sesuai dengan jam kerja

Pemerintah. Jarak titik yang ideal dari suatu Rumah Sakit atau

Puskesmas akan lebih luas bila keadaan geografis, sarana fisik dan

transportasi baik.

Penelitian Hartati (2003) menyatakan bahwa ada hubungan

antara jarak dengan tempat tinggal dan kunjungan pasien ke tempat

pelayanan kesehatan hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa ada

hubungan antara jarak tempat tinggal dengan minat masyarakat

berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan yakni Puskesmas Tongkuno.

Hasil ini mengisyaratkan bahwa jarak merupakan pilihan

masyarakat ke Puskesmas, sehingga dapat meningkatkan kunjungan

masyarakat berobat ke Puskesmas. Dengan jarak yang sulit dijangkau

maka pihak Puskesmas harus meningkatkan kegiatan pelayanan


59

Puskesmas keliling sehingga masyarakat di Desa yang sulit dijangkau

dengan mudah mengakses Puskesmas Tongkuno.

b. Tarif/Biaya Dengan Minat Masyarakat ke Puskesmas

Faktor tarif dalam pelayanan kesehatan sangat penting untuk dapat

menjamin kesinambungan pelayanan, setiap sarana kesehatan harus dapat

menetapkan besarnya tarif yang dapat menjamin total pendapatan yang

lebih besar dari total pengeluaran.Hubungan tarif/biaya dengan minat

masyarakat disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10: HubunganTarif/Biaya Pelayanan DenganMinat Masyarakat


Berkunjungdi Puskesmas Tongkuno Kabupaten Muna Tahun
2009

Minat Masyarakat
Total X2 X2 P
Tarif/Biaya
Baik Buruk tabel hitung value
Pelayanan
n % n % n %
Murah 32 44,4 40 55,6 72 100
Mahal 9 34,6 17 65,4 26 100 3,841 0.408 0,523

Total 41 41,8 57 58,2 98 100


Sumber: Data Primer, Diolah Tanggal 25 Februari 2010

Berdasarkan Tabel 10 diketahui bahwa dari total 98 responden,

terdapat 72 responden menyatakan tarif/biaya pelayanan di Puskesmas

Tongkuno murah, cenderung memiliki minat baik sebanyak32 orang

(44,4%) dan yang memiliki minat buruk sebanyak 40 orang (55,6%).

Sedangkan dari 26 responden menyatakan tarif/biaya pelayanandi


60

Puskesmas Tongkuno mahal, cenderung memiliki minat baik sebanyak 9

orang (34,6%) dan yang memiliki minat buruk sebanyak 17 orang (65,4%).

Hasil analisis statistik Chi Square di peroleh X² adalah 0,408 dan X²

tabel adalah 3,841. Nilai X² hitung lebih kecil dari X² tabel sehingga

hipitesis nol diterima dan hipotesis I ditolak. Hal ini semakna dengan nilai P

value atau nilai signifikasi adalah 0,523 dan α adalah 0,05. Nilai P value

lebih besar dari α, maka hipotesis nol diterima dan hipotesis I ditolak yang

berarti tidak ada hubungan antara variabel tarif/biaya dengan minat

masyarakat ke Puskesmas Tongkuno.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat

hubungan antara tarif/biaya dengan minat masyarakat berkunjung di

Puskesmas Tongkuno, hal ini terjadi karena selama diadakannya program

pemerintah tentang berobat gratis untuk setiap Puskesmas yang dinamakan

JAMKESMAS maka masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya yang

mahal untuk berobat di Puskesmas tersebut.

Berhubung Masyarakat yang berdomosili di wilayah Kerja

Puskesmas Tongkuno kehidupan sosial ekonominya sebagian besar masih di

bawah standar sehingga selain untuk biaya berobat masih banyak kebutuhan

lain yang masih perlu ditutupi sehingga tidak ada pilihan lain selain berobat

di Puskesmas Tongkuno dimana biayanya gratis tanpa melihat faktor-faktor

lain.
61

Dengan adanya berobat gratis ini maka tidak menutup kemungkinan

masyarakat akan memiliki minat tinggi untuk mencari pelayanan ke

Puskesmas. Hanya ada sebagian masyarakat yang harus mengeluarkan biaya

transportasi untuk ke Puskesmas yang tempat tinggalnya berada jauh dari

tempat pelayanan kesehatan tersebut. Sehinnga masyarakat akan mencari

pelayanan yang lebih dekat yang tidak memakan tenaga dan ongkos

transportasi.

c. Sarana Dan Prasarana Dengan Minat Masyarakat ke Puskesmas

Faktor sarana dan prasarana pada pemberi jasa pelayanan kesehatan

turut mempengaruhi minat konsumen untuk memanfaatkan jasa yang

ditawarkan.Hubungan sarana dan prasarana dengan minat masyarakat untuk

berkunjung di Puskesmas dapat disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11: Hubungan Sarana dan Prasarana Kesehatan DenganMinat


Masyarakat Berkunjung di Puskesmas Tongkuno Kabupaten
Muna Tahun 2009

Minat Masyarakat
Sarana Total X2 X2 P
dan Baik Buruk tabel hitung value
Prasarana
n % n % n %
62

Baik 21 44,7 26 55,7 47 100


Buruk 20 39,2 31 60,8 51 100 3,841 0.118 0,732

Total 41 41,8 57 58,2 98 100


Sumber: Data Primer, Diolah Tanggal 25 Februari 2010

Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa dari total 98 responden,

terdapat 47 responden menyatakan sarana dan prasarana kesehatan di

Puskesmas Tongkuno baik, cenderung memiliki minat baik sebanyak21

orang (44,7%) dan yang memiliki minat buruk sebanyak 26 orang (55,7%).

Sedangkan dari 51responden menyatakan sarana dan prasarana kesehatan di

Puskesmas Tongkuno buruk, cenderung memiliki minat baik sebanyak 20

orang (39,2%) dan yang memiliki minat buruk sebanyak 31 orang (60,8%).

Hasil analisis statistik Chi Square di peroleh X² adalah 0,118dan X²

tabel adalah 3,841. Nilai X² hitung lebih kecil dari X² tabel sehingga hipitesis

nol diterima dan hipotesis I ditolak. Hal ini semakna dengan nilai P value

atau nilai signifikasi adalah 0,732 dan α adalah 0,05. Nilai P value lebih

besar dari α, maka hipotesis nol diterima dan hipotesis I ditolak yang berarti

tidak ada hubungan antara variabel sarana dan prasaranadengan minat

masyarakat ke Puskesmas Tongkuno.

Berdasarkan hasil penelitian, faktor sarana dan prasarana tidak

memiliki hubungan dengan minat masyarakat untuk berkunjung di

Puskesmas Tongkuno. Meskipun sarana dan prasarana di Puskesmas

Tongkuno masih kurang akan tetapi ada faktor lain yang membuat
63

masyarakat memiliki keinginan yang kuat untuk memeriksakan kondisinya di

Puskesmas seperti mutu pelayanan yang sudah cukup baik sekitar 52,0 %

yang mengatakan baik, selain itu tarif/biaya untuk berobat ke Puskesmas

yang gratis karena adanya program pemerintah seperti JAMKESMAS dan

ASKESKIN untuk masyarakat miskin sehingga masyarakat ada minat untuk

berkunjung di Puskesmas Tongkuno.

Sesuai dengan pengamatan peneliti tentang sarana dan prasarana di

Puskesmas Tongkuno bahwa terdapat beberapa fasilitas yang sudah tidak

layak pakai dan kebersihannya yang tidak terjaga tetapi masih tetap di

gunakan karena tidak adanya fasilitas pengganti sehingga dengan terpaksa

masyarakat harus menggunakan fasilitas yang ada.

Selain itu kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan

Tongkuno sebagian besar relatif masih rendah, sehingga mereka tidak

melihat kelengkapan sarana dan prasarana Puskesmasnya tetapi yang paling

utama dipikirkan oleh mereka yakni bagaimana untuk mendapatkan

pelayanan demi keselamatan jiwa mereka sehingga sarana dan prasarana

tidak dijadikan ukuran bagi mereka.

Tetapi dengan kondisi alat yang sudah tidak memadai maka pihak

Puskesmas tidak bisa membiarkan begitu saja karena dapat mengakibatkan

resiko pada pasien. Oleh karena itu, perlu dilakukan penggantian peralatan

yang baru agar pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai
64

dengan harapan pasien. Dengan lengkapnya sarana dan prasarana maka

otomatis minat masyarakat untuk berkunjung di Puskesmas Tongkuno

meningkat tanpa mencari pelayanan kesehatan lain.

d. Tenaga Kesehatan Dengan Minat Masyarakat Berkunjung di Puskesmas

Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan

professional dalam bidang kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal

kesehatan maupun tidak, untuk jenis tertentu memerlukan upaya

kesehatan.Hubungan tarif/ biaya pelaynanan dengan minat masyarakat

untuk berkunjung di Puskesmas dapat disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12. Hubungan Tenaga Kesehatan Dengan Minat Masyarakat


Berkunjungdi Puskesmas Tongkuno Kabupaten Muna Tahun
2009

Minat Masyarakat
Tenaga Total X2 X2 P
Kesehatan Baik Buruk tabel hitung value
n % n % n %
Cukup 25 54,3 21 45,7 46 100
Kurang 26 30,8 36 69,2 52 100 3,841 4.650 0,031
Total 41 41,8 57 58,2 98 100
Sumber: Data primer, Diolah Tanggal 25 Februari 2010

Berdasarkan Tabel 12 diketahui bahwa dari total 98 responden,

terdapat 46 responden menyatakan tenaga kesehatan di Puskesmas

Tongkuno cukup, cenderung memiliki minat baik sebanyak25 orang

(54,3%) dan yang memiliki minat buruk sebanyak 21 orang (45,7%).

Sedangkan dari 52responden menyatakan tenaga kesehatan di Puskesmas


65

Tongkuno kurang , cenderung memiliki minat kesehatan baik sebanyak 26

orang (30,8%) dan yang memiliki minat buruk sebanyak 36 orang (69,2%).

Hasil analisis statistik Chi Square di peroleh X² adalah 4,650 dan X²

tabel adalah 3,841. Nilai X² hitung lebih besar dari X² tabel sehingga

hipotesis nol ditolak dan hipotesis I diterima. Hal ini semakna dengan nilai

P atau nilai signifikasi adalah 0,031 dan α adalah 0,05. Nilai P lebih kecil

dari α, maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis I diterima yang berarti ada

hubungan antara variabel tenaga kesehatan dengan minat masyarakat ke

Puskesmas Tongkuno.

Keberhasilan puskesmas dalam menjalankan suatu program

ditentukan oleh sumber daya manusia yang seimbang antara tenaga

pengobatan disatu pihak dengan tenaga promotif dan preventif dipihak lain.

Masalah utama dalam pengelolaan tenaga kesehatan adalah distribusi SDM

yang tidak merata. Juga yang tak kalah bermasalahnya adalah Over-staffing

untuk tenaga nonprofesional (non tekhnis) dan under-staffing untuk tenaga

profesional (tenaga tekhnis). Disisi lain banyak dokter yang bekerja sebagai

kepala Puskesmas (struktural) dan sebagai dokter yang praktek (fungsional)

(Tulus, 1996).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Puskesmas Tongkuno

masih sangat kekurangan tenaga kesehatan seperti tenaga perawat dan

tenaga dokter. Selain itu, terlihat pula bahwa di Puskesmas Tongkuno

masih kekurangan tenaga kesehatan lain terutama tenaga kesehatan


66

masyarakat dan bidan, sehingga dalam keadaan tidak ada dokter yang

berwenang, perawat maupun bidan dapat memberikan pelayanan

pengobatan penyakit ringan bagi pasien sesuai dengan kemampuannya.

Jumlah tenaga kesehatan merupakan jumlah tenaga pada suatu unit

kerja yang dilihat dari jumlah pegawai pada satuan unit pelayanan

operasional yang memberikan pelayanan langsung pada pasien

(Soedarmono,2002).

Masalah kuantitas tenaga kesehatan di Puskesmas Tongkuno

tampaknya menjadi salah satu penyebab kurangnya minat masyarakat untuk

berkunjung di Puskesmas. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang

menunjukkan bahwa dari 52 responden yang mengatakan bahwa tenaga

kesehatan di Puskesmas Tongkuno masih kurang terdapat 36 responden

(69,2%) yang minatnya buruk berkunjung ke Puskesmas untuk memperoleh

pelayanan kesehatan dengan alasan pelayananyang mereka dapatkan masih

belum sesuai yang diharapkan.

Masih terdapat keluhan-keluhan masyarakat tentang pelayanan

tenaga kesehatan yang menyangkut sikap petugas yang kurang bersahabat

dengan pasien, selain itu kurangnya disiplin waktu para tenaga kesehatan

sehingga masyarakat lebih memilih pelayanan kesehatan lain yang

pelayanannya sesuai yang diharapkan.

Aditma (2006), masalah dalam pelayanan kesehatan dapat

diakibatkan oleh kurangnya jumlah tenaga, keluhan kurangnya jumlah


67

tenaga kesehatan sering kali didengungkan dan untuk itu dapat dilakukan

pendekatan dengan membandingkan standar tertentu maupun menggunakan

rumus penghitungan jumlah tenaga kesehatan yang dibutuhkan berdasarkan

3 metode yang digunakan.Semua mengategorikan jumlah tenaga para medis

adalah kurang.

Nadjib (1999), pemerataan tenaga kesehatan di Indonesia belum

berjalan sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Kesehatan No. 23

Tahun 1992 bahwa pemerintah mengatur penempatan tenaga kesehatan

dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan. Pemerataan di bidang

kesehatan juga menjadi aspek penting yang menjadi perhatian organisasi

kesehatan dunia (WHO), namun aplikasinya belum berjalan dengan baik.

Hal ini ditandai dengan tidak tersedianya dokter di setiap Puskesmas,

terutama di Puskesmas yang berlokasi jauh dari kota dan sulit diakses.

Berdasarkan hasil analisis diatas, maka pemerintah perlu

menambahkan tenaga kesehatan di Puskesmas Tongkuno Kabupaten Muna

jika ingin meningkatkan minat masyarakat berkunjung/ berobat. Jika tidak,

maka masyarakat tidak berminat untuk berobat di Puskesmas tersebut

sehingga fungsi Puskesmas menjadi kurang karena kelengkapan tenaga

kesehatan merupakan faktor penting dalam proses pelayanan kesehatan.

e. Mutu Pelayanan Dengan Minat Masyarakat ke Puskesmas


Faktor mutu pelayanan kesehatan sangat mempengaruhi sikap

masyarakat yang menyangkut bukti fisik (tangiable), kehandalan


68

(reliability), ketanggapan (responsiveness), kemampupahaman (empathy),

dan keyakinan (assurance) pelayaan kesehatan. Hubungan mutu pelayanan

dengan minat masyarakat dapat disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13: Hubungan Mutu Pelayanan Dengan Minat Masyarakat


Berkunjung di Puskesmas Tongkuno Kabupaten Muna Tahun
2009

Minat Masyarakat
Mutu Total X2 X2 P
Pelayanan Baik Buruk tabel hitung value
n % n % n %
Baik 26 52,0 24 48,0 50 100
Buruk 15 31,2 33 68,8 48 100 3,841 3.522 0,061

Total 41 41,8 57 58,2 98 100


Sumber: Data Primer, Diolah Tanggal 25 Februari 2010

Berdasarkan Tabel 13 diketahui bahwa dari total 98 responden,

terdapat50 responden menyatakan mutu pelayanan di Puskesmas Tongkuno

baik, cenderung memiliki minat baik sebanyak26 orang (52,0%) dan yang

memiliki minat buruk sebanyak 24 orang (48,8%). Sedangkan dari

48responden menyatakan mutu pelayanan di Puskesmas Tongkuno buruk,

cenderung memiliki minat baik sebanyak 15 orang (31,2%) dan yang

memiliki minat buruk sebanyak 17 orang (68,8%).


Hasil analisis statistikChi Square di peroleh X² adalah 3,522dan X²

tabel adalah 3,841. Nilai X² hitung lebih kecil dari X² tabel sehingga

hipitesis nol diterima dan hipotesis I ditolak. Hal ini semakna dengan nilai P

value atau nilai signifikasi adalah 0,061 dan α adalah 0,05. Nilai P value
69

lebih besar dari α, maka hipotesis nol diterima dan hipotesis I ditolak yang

berarti tidak ada hubungan antara variabel mutu pelayanandengan minat

masyarakat ke Puskesmas Tongkuno.


Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan antara mutu pelayanan dengan minat masyarakat berkunjung di

Puskesmas Tongkuno. Artinya mutu pelayanan bukan faktor yang

mempengaruhi minat masyarakat untuk berkunjung di Puskesmas karena

tidak ada pilihan lain selain ke Puskesmas Tongkuno meskipun mutu

pelayanan kesehatan masih kurang baik tetapi masyarakat tetap tetap

memilih untuk berkunjung di Puskesmas Tongkuno.


Hal ini tampak pada tabel 15 bahwa lebih banyak responden yang

mengatakan bahwa mutu pelayanan di Puskesmas Tongkuno sudah baik.

Walaupun masih ada keluhan-keluhan masyarakat tentang sikap dokter yang

kurang bersahabat tetapi sikap para petugas kesehatan lain yang ramah dan

baik membuat masyarakat berkeinginan untuk berkunjung di Puskesmas

Tongkuno. Semakin baik mutu pelayanan yang diberikan akan semakin

tinggi minat masyarakat untuk berkunjungan di Puskesmas tersebut dan

sebaliknya semakin buruk mutu pelayanan yang diberikan oleh petugas

kesehatan maka akan semakin buruk pula minat masyarakat untuk

berkunjung di Puskesmas tersebut.


Hasil Penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Dian Ayubi (2007) tentang hubungan kepuasan pasien membayar


70

dengan minat kunjungan ulang di Puskesmas Wisma Jaya Kota Bekasi

bahwa ada hubungan antara mutu pelayanan dengan minat masyarakat.


Keluhan terhadap pelayanan kesehatan sering terdengar secara

langsung maupun melalui media massa. Biasanya yang menjadi sasaran

adalah sikap atau tindakan petugas, baik dokter maupun paramedis.

Demikian pula keluhan pada sarana kelambanan pelayanan kesehatan,

persediaan obat, dan lain-lain (Azwar,1996).


Upaya pencarian pelayanan kesehatan terutama oleh pasien awam

akan dimulai dengan mempertanyakan apakah dokternya baik, perawatnya

tidak galak, tarifnya murah, dan obatnya manjur? Seorang pasien

mengharapkan seorang dokter atau perawat yang tenggang rasa, penuh

perhatian, simpatik, bersahabat, mempunyai kesabaran, cermat dan teliti

serta berhati nurani (Wijono, 1999).


Berdasarkan hasil penelitian diatas, mutu pelayanan harus mendapat

perhatian jika ingin meningkatkan minat masyarakat berkunjung di

Puskesmas Tongkuno Kabupaten Muna. Mutu pelayanan merupakan

harapan dan dambaan masyarakat, sehingga upaya peningkatan mutu

pelayanan harus diperhatikan oleh pihak Puskesmas demi kenyamanan

pasien yang mencari pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai