Pengukuran pH adalah salah satu prosedur yang paling penting dan sering
struktur dan aktivitas makromolekul biologi, seperti aktivitas katalitik enzim. Tambahan
pula, pengukuran pH darah dan urine umum dilakukan dalam diagnosa penyakit.
Sebagai contoh, pH plasma darah seseorang yang menderita diabetes kronis sering kali
lebih rendah dari pH normal 7,4; keadaan ini disebut asidosis, Sebaliknya pada tingkatan
lain penyakit ini pH darah lebih tinggi dari pH normal, keadaan ini disebut alkalosis.
Asam klorida, sulfat, dan nitrat umumnya disebut asam kuat, mengion sempurna
di dalam larutan encer; demikian pula basa kuat NaOH dan KOH.
Di dalam biologi, kita lebih memperhatikan tingkah laku asam lemah dan basa
lemah yang tidak mengion sempurna jika dilarutkan ke dalam air. Contoh asam lemah
adalah asam asetat (CH3COOH), yang memberikan rasa asam cuka; contoh basa lemah
adalah amonia (NH3) yang digunakan sebagai pembersih rumah. Asam lemah dan basa
lemah umum dijumpai di dalam sistem biologi dan memegang peranan penting dalam
metabolisme dan aturannya. Tingkah laku larutan encer asam dan basa lemah dapat
Pertama, asam didefinisikan sebagai donor proton dan basa sebagai akseptor
proton. Suatu donor proton dan akseptor proton pasangannya merupakan sepasang asam-
basa konyugat. Sebagai contoh, asam asetat (CH3COOH) suatu donor proton, dan anion
18
CH3COOH H+ + CH3COO-
Donor proton Proton Akseptor proton
asam konjugat basa konjugat
Kw, hasilkali (produk) ion air merupakan dasar bagi skala pH (Tabel 1), yaitu cara
yang mudah untuk menunjukkan konsentrasi nyata H+ (dan juga OH-) di dalam tiap
larutan dengan keasaman berkisar antara 1,0 M H + dan 1,0 M OH-. Istilah pH ditentukan
oleh persamaan
pH log
H
1
log H
Tabel 1. Skala pH
19
Di dalam larutan yang benar-benar netral pada 25oC, dengan konsentrasi ion
1
pH log log 1 x 10 7 log 1,0 log 10 7
1 x 10 7
=0+7
=7
Nilai pH 7 bagi larutan yang benar-benar netral bukan merupakan angka yang dibuat
tetapi diturunkan dan harga absolut produk ion air pada 25 oC. Larutan yang mempunyai
pH lebih besar dari 7 bersifat basa karena konsentrasi OH- lebih besar dari konsentrasi
H+. Sebaliknya, larutan yang mempunyai pH lebih kecil adalah asam (Tabel 1).
bukan aritmatik. Suatu pemyataan, bahwa dua larutan berbeda pH-nya sebanyak 1 unit
20
pH berarti larutan yang satu mempunyai konsentrasi H+ 10 kali konsentrasi H+ pada
larutan yang lain. Tetapi, pernyataan ini tidak memberikan besar absolut perbedaan
bahwa minuman cola (pH 3,0) atau anggur merah (pH 3,7) mempunyai konsentrasi H +
pOH log
1
OH
log OH
yang analog dengan persamaan bagi pH. Jadi, pOH dari 0,1 M OH - adalah 1, dan pOH
dari larutan 10-7 M OH- bernilai 7,0. pH dan pOH berhubungan satu dengan lainnya
secara sederhana:
pH + pOH = 14
pH suatu larutan dapat diduga dengan menggunakan berbagai indikator zat warna,
termasuk lakmus, fenolptalein, dan fenol merah, tetapi pengukuran pH yang tepat di
dalam laboratorium kimia dan klinik dilakukan dengan elektroda gelas khusus yang
secara selektif bersifat sensitif terhadap konsentrasi H+, tetapi tidak sensitif terhadap Na+,
K+, dan kation lain. Di dalam suatu instrumen yang disebut pH meter isyarat yang
disampaikan oleh elektroda diperbesar dan dibandingkan dengan isyarat yang diberikan
21
Gambar 1. skala pH
terjadi penambahan sedikit asam (H+) atau basa (OH-). Suatu sistem buffer terdiri dari
asam lemah (donor proton) dan basa konyugatnya (akseptor proton). Sebagai contoh,
suatu campuran konsentrasi yang sama dari asam asetat dan ion asetat merupakan sistem
buffer.
Kekuatan buffer bukan merupakan sesuatu yang istimewa; sifat ini hanya
merupakan ekspresi dari dua reaksi ekuilibrium (kesetimbangan) dapat balik mendasar
yang terjadi di dalam larutan suatu donor proton dan akseptor proton konyugatnya, jika
22
keduanya terdapat pada konsentrasi yang sama. Penurunan konsentrasi salah satu
komponen dari sistem buffer dengan penambahan sejumlah kecil asam atau basa
diimbangi dengan tepat oleh peningkatan komponen lainnya. Jumlah komponen buffer
Ada lagi hal yang penting. Pasangan asam asetat-ion asetat seperti telah kita lihat
merupakan buffer efektif pada pH di dekat 4,76; hal ini merupakan suatu akibat langsung
dari kenyataan bahwa pK' asam asetat adalah 4,76. Nyatalah, sistem tersebut tidak dapat
efektivitas buffernya. Kita lihat bahwa pasangan H2P4- - HPO4-2 mempunyai pK' 6,86 dan
karenanya dapat berfungsi sebagai sistem buffer pada pH di dekat 6,86, sedangkan
pasangan NH4+ - NH3 dengan pK' 9,25 bekerja sebagai buffer pada pH di dekat 9,25. Dari
semua pasangan ini, hanya pasangan H2PO4- - HPO4-2 yang dapat menjadi buffer efektif
Hubungan kuantitatif antara pH, daya kerja buffer campuran asam lemah dan basa
dan konstanta yang khas, yang diatur oleh berbagai aktivitas biologi. Akan tetapi, garis
23
pertahanan pertama organisme hidup terhadap perubahan pH internalnya diberikan oleh
sistem buffer. Kedua sistem buffer yang paling penting pada mamalia adalah sistem fosfat
dan bikarbonat. Sistem buffer fosfat yang penting di dalam cairan intraseluler, terdiri dari
pasangan asam-basa konyugat H2PO4-, sebagai donor proton dan HPO4-2 , sebagai
akseptor proton
Sistem buffer fosfat berfungsi sama seperti sistem buffer asetat, kecuali pada
dekat pH 6,86, karena pK' H2PO4- adalah 6,86. Jadi, pasangan buffer fosfat H2PO4- -
HPO4-2 cenderung menahan perubahan pH pada kisaran antara kira-kira 6,1 dan
7,7; dan karenanya, akan efektif dalam menjalankan kapasitas buffernya di dalam cairan
Sistem buffer yang utama di dalam plasma darah adalah buffer bikarbonat, yang
terdiri dari asam karbonat (H2CO3) sebagai donor proton dan bikarbonat (HCO3-) sebagai
akseptor proton.
K '
H HCO
3
H 2 CO3
berfungsi sebagai buffer, sama seperti pasangan asam-basa konyugat lainnya, tetapi
system ini bersifat unik, dalam hal bahwa salah satu komponennya, asam karbonat
(H2CO3), dibentuk dari karbon dioksida yang melarut, dan air, menurut persamaan
24
CO2 ( d ) H 2 O H 2 CO3
'
K2
H 2 CO3
CO2 (d ) H 2 O
Karena karbon dioksida bersifat gas pada kondisi normal, konsentrasi CO2 terlarut
CO2 ( g ) CO2 ( d )
Reaksi ini mempunyai konstanta ekuilibrium yang diberikan oleh
'
K3
CO2 (d )
CO2 ( g )
pH sistem buffer bikarbonat tergantung pada konsentrasi H2CO3 dan HCO3- terlarut,
donor proton dan komponen akseptor. Tetapi, karena konsentrasi H2CO3 tergantung
kepada konsentrasi CO2, terlarut, dan konsentrasi ini seterusnya tergantung kepada
tekanan bagian CO2 di dalam fase gas, pH buffer bikarbonat yang bersinggungan dengan
fase gas pada akhimya ditentukan oleh konsentrasi HCO3- di dalam fase cair dan tekanan
25
Sistem buffer bikarbonat merupakan buffer fisiologi yang efektif pada pH di dekat
7,4, karena donor proton H2CO3 di dalam plasma darah berada dalam kesetimbangan
yang lebih dengan persediaan gas CO2 yang berlimpah di dalam ruang udara pada paru-
paru. Pada setiap keadaan, pada saat darah harus menyerap kelebihan OH-, H2CO3 di
dalam darah yang terubah menjadi HCO3- oleh reaksi dengan OH-, secara cepat
26
ya yang berlimpah di dalam fase gas CO2 pada paru-paru. Gas ini melarut ke
dalam darah menjadi C02(d) terlarut, yang seterusnya bergabung dengan air membentuk
H2CO3. Sebaliknya, jika pH darah mengalami penurunan, sebagian HCO 3- dari buffer
bereaksi dengan kelebihan H+, membentuk H2CO3. Senyawa ini berurai, menghasilkan
CO2 terlarut, yang selanjutnya dilepaskan sebagai CO 2 (fase gas) di dalam paru-paru dan
akhirnya dikeluarkan dari tubuh. Ketika darah mengalir melalui sejumlah kapiler halus di
dalam paru-paru, sistem buffer bikarbonat segera berada dalam keadaan hampir
setimbang dengan CO2 di dalam rongga udara pada paru-paru. Kerjasama di antara sistem
buffer bikarbonat dan aktivitas paru-paru menghasilkan mekanisme yang amat responsif
Plasma darah manusia secara normal menunjukkan pH mendekati 7,40; Jika terjadi
kesalahan di dalam mekanisme pengaturan pH, seperti yang terjadi pada penderita
diabetes berat, karena asidosis yang disebabkan oleh kelebihan produksi asam-asam
metabolit, pH darah akan turun sampai 6,8 atau di bawahnya, dan dapat menyebabkan
kerusakan berat, dan kematian. Pada penyakit lain, pH dapat naik sampai kepada keadaan
dalam sel yang demikian sensitif terhadap peningkatan konsentrasi H+, bahkan, sekecil 5
x l0-8 M (kira-kira perbedaan antara pH darah 7,4 dan pH 6,8) yang dapat membahayakan
kehidupan? Walaupun berbagai aspek dari struktur dan fungsi sel dipengaruhi oleh pH,
yang terutama sensitif adalah aktivitas katalitik enzim. Jenis kurva aktivitas pH bagi
pada pH tertentu yang disebut pH optimum. Pada kedua sisi pH optimum, aktivitas enzim
27
seringkali menurun dengan tajam. Jadi, suatu perubahan kecil pada pH dapat
menimbulkan perbedaan besar pada kecepatan beberapa reaksi enzimatis, yang amat
penting bagi organisme, sebagai contoh, pada otot kerangka atau pada otak. Pengaturan
biologi pH sel dan cairan tubuh karenanya, merupakan kegiatan utama dalam semua
28
Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-basa
darah:
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk amonia.
Ginjal memiliki kemampuan untuk mengatur jumlah asam atau basa yang
dibuang, yang biasanya berlangsung selama beberapa hari.
2. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung
terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Suatu
penyangga pH bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH suatu
larutan.
Penyangga pH yang paling penting dalam darah adalah bikarbonat.
Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam kesetimbangan dengan
karbondioksida (suatu komponen asam).
Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan
dihasilkan lebih banyak bikarbonat dan lebih sedikit karbondioksida.
Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan
dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.
1. Pembuangan karbondioksida.
Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolisme oksigen dan
terus menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah membawa karbondioksida ke paru-
paru dan di paru-paru karbondioksida tersebut dikeluarkan (dihembuskan).
Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa
menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu
asidosis atau alkalosis.
29
II. ASIDOSIS DAN ALKALOSIS
Daya penyangga suatu sistem buffer paling besar adalah pada pH yang sama
dengan pKa-nya, pH cairan tubuh ekstrasel adalah 7,4; sedangkan pKa sistem buffer
bikarbonat CO2 adalah 6,1. Dari persaman Henderson-Hasselbalch dapat dilihat bahwa
pada pH 7,4 kosentrasi ion bikarbonat adalah 20 kali lebih besar dari pada kosentrasi CO 2
yang larut, suatu keadaan yang apriori tidak menghasilkan daya buffer yang berarti.
Akan tetapi, karena.kosentrasi masing-masing komponen sistem bikarbonat asam
karbonat dapat diatur secara fisiologis, maka ini merupakan suatu system buffer yang
sangat kuat bagi organisme, seperti diuraikan berikut ini.Tekanan CO 2 dapat ditingkatkan
dalam darah baik oleh produksi yang meningkat dari jaringan perifer maupun
pembuangan yang menurun oleh ventilasi. Dari persamaan Henderson-Hasselbalch juga
jelas bahwa tekanan CO2 yang meninggi akan menyebabkan penurunan pH dan asidosis.
Asidosis karena retensi CO2 yang berlebihan disebabkan oleh ventilasi yang tidak
memadai untuk laju produksi CO2. Misalnya, ventilasi yang berkurang sampai satu-
perempat kecepatan normal pada waktu istirahat menaikkan tekanan CO2 dan
menurunkan pH dari 7,4 hingga sekitar 7,0. Sebaliknya, peningkatan kecepatan ventilasi
alveoli (hiperventilasi) 2 kali lipat akan mengurangi tekanan CO2 dan menimbulkan
peninggian pH darah sampai sekitar 7,6. Karena ventilasi alveoli dapat diturunkan sampai
nol atau dinaikan sampai kira-kira 15 kali normal, maka mudah dimengerti bagaimana
perubahan pada ventilasi sangat mempengaruhi pH cairan elektrasel, yang membuktikan
peranan penting sistem buffer bikarbonat CO2.
Asidosis karena ventilasi yang berkurang dan sebagai akibatnya tekanan CO2 naik
dinamakan asidosis respiratorik. Alkalosis karena heperventilasi dan penurunan tekanan
CO2 dalam darah dinamakan Alkalosis respiratorik. Akan tetapi, oleh karena system
respiratorik secara cepat dapat mengubah pH darah, sistem ini sering dikerahkan untuk
segera membuat penyesuaian terhadap perubahan pH yang lebih sering ditimbulkan
sebab-sebab metabolisme dibanding oleh sebab-sebab respiratorik. Penyesuaian kembali
30
pH oleh sistem respiratorik cepat tetapi tidak sempurna. Sebaliknya, mekanisme ginjal
dapat menyesuaikan kembali pH secara sempurna, tetapi kerjanya lambat.
Gangguan keseimbangan asam-basa yang disebabkan oleh perubahan kadar
bikarbonat dalam darah dikatakan berasal dari metabolisme. Kekurangan bikarbonat
tanpa perubahan H2CO3 akan menimbulkan asidosis metabolik. Kompensasi dapat terjadi
oleh penyesuaian konsentrasi asam karbonat, dalam hal yang sama pertama oleh
pembuangan lebih banyak CO2 (hiperventilasi) dan dalam hal yang kedua oleh rentensi
CO2 (hipoventilasi). Kadar CO2 plasma jelas lebih rendah dari pada normal pada asidosis
metabolik dan lebih tinggi dari pada normal pada. Alkalosis metabolik.
31
asam atau setelah pembuangan cairan lambung yang mengandung asam hidroklorida
secara berlebihan (seperti pada penyedotan lambung). Biasanya penyebab bentuk
alkalosis ini adalah kekurangan klorida yang disebabkan oleh kehilangan cairan lambung
yang mengandung sedikit natrium tetapi banyak klorida (yaitu sebagai asam
hidroklorida). Ion klorida yang hilang kemudian diganti dengan bikarbonat. Jenis
alkalosis metabolik ini secara tepat disebut alkalosis “hipokloremik”. Defisiensi kalium
sering dikaitkan dengan timbulnya alkalosis hipokloremik, karena tidak adanya H + untuk
ditukar dengan Na+ dari lumen tubula ginjal.
Pada semua jenis alkalosis dekompensata, pernapasan adalah lambat dan dangkal urin
mungkin menjadi alkali, tetapi biasanya oleh karena disertai kekurangan natrium dan
kalium, akan memberi reaksi asam, walaupun bikarbonat darah meningkat. Paradoks ini
dianggap sebagai sebagian akibat dari kenyataan bahwa ekskresi bikarbonat yang
berlebihan oleh ginjal perlu disertai oleh kehilangan natrium yang dalam keadaan seperti
ini (rendah natrium) tidak dapat dihemat. Dengan demikian ginjal menyerah pada
kebutuhan untuk mempertahankan kosentrasi natrium dalam cairan ekstrasel sambil
mengorbankan keseimbangan asam-basa. Akan tetapi, penyebab ekskresi yang sama (bila
tidak, dalam keadaan biasa, penyebab yang lebih penting) dari urin yang asam dengan
adanya bikarbonat plasma yang meninggi adalah pengaruh kekurangan kalium atas
ekskresi ion hydrogen yang disebut di atas oleh ginjal. Alkalosis metabolik yang biasanya
ditemukan dalam klinik hampir selalu disertai oleh defisiensi kalium.
D. Alkalosis respiratorik: terjadi bila terdapat penurunan fraksi asam karbonat. Ini
dapat ditimbulakan oleh hipervintilasi, baik yang terjadi dengan sendirinya maupun yang
dipaksa. Contohnya adalah hiperventilasi histeris. Penyakit susunan syaraf pusat yang
mempengaruhi system pernapasan, keracunan silisilat stadium dini atau pemakaian
respirator yang tepat. Alkalosis respiratorik juga dapat terjadi pada penderita koma
hepatikum.
pengukuran pH darah. Akan tetapi penetapan pH darah tidak dapat dikerjakan dalam
32
beberapa keadaan klinis. Lagi pula perlu diketahui luasnya gangguan susunan elektrolit
darah untuk dapat memberikan pengobatan yang tepat. Dengan alasan ini penentuan.CO 2
yang diambil dari contoh plasma darah setelah pemberian asam (kapasitas CO2 atau CO2
combining power) juga diperlukan. Pada dasamya ini mengukur jumlan asam karbonat
dan bikarhonat total dalam plasma tetapi tidak memberikan keterangan mengenai rasio
Karena sifaf persamaan Henderson-Hasselbalch, bila dua dari tiga variabel diketahui
PCO2 konsentrasi bikarbonat dan pH atau bahkan bila hanya diketahui pH dan kadar CO 2
total, maka sisa variabel yang tidak diketahui dapat ditentukan. Misalnya pada kegagalan
dekompensata.
Disamping asam karbonat, yang dibuang oleh alat pernapasan sebagai CO2, asam
lain yang tidak menguap, diproduksi oleh proses metabolisme. Ini termasuk asam laktat
dan piruvat, dan asam anorganik yang lebih penting, asam HCl, asam fosfat dan asam
sulfat. Kira-kira 50-150 meq asam-asam organik ini dibuang oleh ginjal dalam periode 24
jam. Tentu saja perlu bahwa asam ini sebagian didapat dengan kation, terbanyak natrium,
tetapi dalam tubulus distal ginjal sebagian kation ini diserap kembali (sebenarnya ditukar
dengan ion hidrogen), dalam pH urin dibiarkan turun. Pengasaman urin pada tubuh distal
merupakan fungsi penting ginjal dalam melindungi cadangan kation dalam tubuh.
Alat lain yang digunakan ginjal untuk mendapat asam dan dengan demikian
melindungi basa tetap (kation) adalah produksi amonia dari asam amino. Amonia ditukar
dengan kation alkali, dan jumlah almonia yang dimobilitasi untuk maksud ini dapat
33
dengan nyata ditingkatkan bila produksi asam di dalam tubuh berlebihan (misalnya
seperti dalam asidosis metabolik yang terjadi sebagai akibat ketosis pada diabetes tak
terkontrol).
34
Gambar Beberapa kondisi alkalosis dan asidosis
35
III. OSMOSIS
36
Gambar Peristiwa osmosis
Ada dua jalan cara molekul melewati membran yaitu dengan cara transport
aktif dan pasif. Transport aktif membutuhkan energi yang diperoleh dari
makanan untuk pergerakan molekul-molekul atau partikel yang lebih
besar.Transport pasif terjadi secara spontan tidak membutuhkan energi dan
prinsif ini sama dengan difusi karena peristiwa ini terjadi disebabkan
pergerakan molekul dari daerah konsentrasi tinggi ke daerah yang
konsentrasinya rendah dengan pergerakan molekul secara acak.
IV. Air
Sebagian besar massa tubuh manusia terdiri dari air. Air menjadi bagian penting
dari semua sel tubuh dalam carian tubuh, air berperan dalam reaksi-reaksi biokimia,
menjadi media tanspor proses-proses intra sel, sebagai pelicin (lubricant). Air juga
mengatur suhu tubuh dengan cara penguapan melalui paru-paru dan kulit.
Jumlah total air tubuh berkisar lebih dari 50 sampai hampir 90 berat badan dan
berbanding langsung dengan permukaan badan. Perbandingan berat air menurun sesuai
dengan usia dan meninggi sesuai dengan kandungan lemak tubuh, air lebih banyak pada
A. Air Tubuh
Air tubuh terbagi dalam 2 ruangan utama, intrasel dan ekstrasel. Air intrasel
sebanyak 50-60%, ekstrasel, termasuk air yang terdapat dalam plasma, limfe, cairan
interstisial, jaringan penyambung, tulang rawan, julit, tulang, cairan sekresi. Karena
kebanyakan sel tubuh bersifat permeable bebas terhadap air, perbedaan antara air intrasel
Plasma darah hanya berbeda sedikit dari carian interstisial. Karena protein-protein
plasma sebagian besar tertahan dalam pembuluh darah, cairan interstisial menggunakan
lebih banyak anion Cl dibandingkan protein-protein plasma. Jadi komposisi plasma dapat
diambil sebagai patokan cairan ekstrasel pada umumnya. 3 perbedaan utama komposisi
38
antara cairan intrasel dan ekstrasel : (1) Kalium merupakan kation utama dalam sel,
sedangkan natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstrasel. (2) Karena banyak
senyawa organic terfosforilasi terdapat dalam sel, fosfat adalah anion intrasel yang utama,
klorida merupakan anion cairan ekstrasel yang utama. (3) Akhimya, konsentrasi protein
B. Keseimbangan Air
Pada orang yang sehat normal, volume air tubuh total lebih kurang tetap, fluktuasi
kurang dari 1% berat badan per hari, dan keseimbangan ini dipertahankan, walaupun
Data keseimbangan air yang khas untuk orang dewasa normal ditunjukkan dalam Tabel.
Intake dan output air harian rata-rata pada penyelidikan ini adalah 2750 ml. Terdapat
variasi individual yang luas dalam intake dan output total dan keseimbangan bagian air
Tabel. Pemasukan dan pengeluaran cairan harian rata-rata pada manusia dewasa normal.
39
C. Kehilangan Air
Air dibutuhkan untuk menggantikan cairan yang hilang melalui kulit, paru-paru,
saluran pencernaan dan untuk ekskresi. urea, garam-garam, dan solutosmotik aktif oleh
ginjal. Jumlah kehilangan obligatorik ini secara bermakna bervariasi dengan iklim,
tingkat aktivitas, tingkat kesehatan, dan makanan. Suhu tinggi, ikilm kering, kerja fisik
yang berat, dan demam semuanya menambah kehilangan keringat sampai sebanyak 2,5
liter/jam air yang disekresikan kedalam saluran pencernaan biasanya diserap kembali,
tetapi diare dan penyakit saluran cerna lain dapat menyebabkan kehilangan air yang
sangat banyak.
Volum total urin biasanya tergantung pada intake air, tetapi sejumlah minimal air,
volume obligatorik diperlukan untuk menyertai ekskresi solute yang osmotik aktif,
terutama urea dan natrium klorida. Jumlah ekskresi zat-zat ini selanjutnya tergantung
Efek makanan pada produksi urin obligatorik dapat diperkirakan dengan menganggap
setiap gram protein makanan memberikan 5 mili osmole (mosm), dan setiap gram dapat
40
menghasilkan 34 mosm (1 mosm = mmol solut x n, dimana n = jumlah partikel yang
dihasilkan oleh disosiasi). Solut terdiri dari kira-kira 16% nitrogen, 1 gram protein
menghasilkan 0,16 gram N. Nitrogen ini diekskresi sebagai urea (BM=60), N terdiri dari
28/60 gram urea. Jadi setiap gram protein menghasilkan 0,3 gram (300 mg) urea, dan
300/60, atau 5 mosm. 1 gram NaCl menghasilkan 34 mosm, karena itu 1 gram/58,5
BM=17 mmol x 2 partikel (Na + dan Cl-). Sifat diet mungkin mengandung 100 gram
protein dan 10 gram garam perhari, ini menghasilkan (100 x 5) + (10 x 34) = 840 mosm.
Karena ginjal orang dewasa dapat mengkonsentrasikan urin sampai sekitar 1400 mosm/L
terlarut ini.
41
D. Intake Air
diganti. Sebagian besar intake air berasal dari air minum atau minuman lain atau dari w
preformed (air yang terbentuk sebelumnya) yang dikandung makanan. Air juga terbentuk
sebagai hasil reaksi oksidasi molekuler, Oksidasi 1 gram karbohidrat, protein, dan lemak
menghasilkan masing-masing 0,6, 0,41, dan 1,07 gram air, tetapi jumlah total air
metabolik sangat kecil bila dibandingkan dengan pemasukan lewat makanan atau
minuman.
42
Karena faktor-faktor yang berbeda seperti iklim dan aktivitas adalah penting dalam
menentukan intake air, tidak dapat ditentukan kebutuhan air minimal sehari-hari. Untuk
penduduk iklim sedang, 1 ml/kkal untuk dewasa dan 15, mL/kkal untuk bayi tampaknya
cukup, tetapi jumlah ini harus disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan yang mengikat
pada orang-orang yang sangat aktif pada cuaca yang sangat panas, pada penderita
demam, muntah, diare, atau pengeluaran urin berlebihan, dan pada orang yang mendapat
Karena variasi keseimbangan air hanya sebesar 1-2 dapat menyebabkan kesakitan atau
bahkan kematian, intake air harus secara tepat mengimbangi kehilangan air.
Keseimbangan ini dicapai oleh system pengaturan yang terletak dalam hipotalamus
43
44