I. PENDAHULUAN
mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia (Kemenkes, 2011).
telah dinyatakan bahwa Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
1
2
bahwa tahun 2015 setiap Negara harus berupaya menurunkan Angka Kematian
indikator masing-masing tujuan dalam MDG’s yang telah diadopsi oleh 189
AKI Malaysia mencapai 160/ 100.000 kelahiran hidup. Bahkan AKI Vietnam
sama seperti Negara Malaysia, sudah mencapai 160/ 100.000 kelahiran hidup,
AKI dan AKB merupakan salah satu indikator derajat kesehatan. Namun
masalah kematian ibu dan anak di Indonesia masih merupakan masalah besar.
Kesehatan dan keberhasilan program KIA menjadi salah satu indikator utama
Berdasarkan data SDKI, AKI pada tahun 2007 yakni 228/100.000 kelahiran
3
Di Sulawesi Tenggara AKI dan AKB masih tinggi yang dipengaruhi oleh
mengalami peningkatan yaitu sebesar 12, 14, dan 27 kematian tiap 1000
kelahiran hidup. Sementara AKI berturut-turut pada tahun 2010 dan 2011 juga
mengalami peningkatan yaitu 200 dan 300 kematian tiap 100.000 kelahiran
(91,26%) pada tahun 2012, penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor
Sedangkan trend cakupan K4 tahun 2011 (80,06%) dan tahun 2012 (80,36%).
tersebut jika dilihat dari target K1 yaitu 97 % sudah melebihi target. Sedangkan
4
2012).
5.272 atau (79 %) dengan jumlah sasaran ibu hamil sebesar 6.701 Cakupan ini
(114%), dan lampeapi (104%). Adapun puskesmas yang tidak mencapai target
sasaran ibu hamil sebesar 6.701. Cakupan ini masih rendah diabandingkan
sasaran target Program KIA Dinkes Konawe sebesar (88%). Berdasarkan data
dinkes konawe pada tahun 2013 menunjukkan bahwa cakupan Pelayanan K-4
dan melampaui angka 100%. Sedangkan cakupan Pelayanan K-4 yang tidak
2013).
(50%), dan pada tahun 2013 mengalami penurunan yakni cakupan K1 hanya
dengan alasan keterbatasan dana serta sumber daya tenaga pengelola program
pemerintah mengingat AKI dan AKB masih tinggi. Salah satu hal penting yang
target/sasaran yang ingin dicapai dengan alasan keterbatasan dana, sarana dan
6
teknologi yang diperbaharui. tujuan dan sasaran program KIA hanya bisa
yang baik pula. Pimpinan suatu organisasi pelayanan kesehatan, dalam hal ini
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
2. Manfaat Ilmiah
tahun 2014.
1. Ruang lingkup lokasi penelitian hanya terbatas pada Petugas Pelayanan KIA
dipuskesmas kapoiala.
(Evaluation).
organisasional atau maksud yang nyata manajemen adalah suatu ilmu atau seni
(George R. Terry).
G. Organisasi/ Sistematika
2014” yang dibimbing oleh La Ode Ali Imran Ahmad, SKM., M.Kes
penguji oleh Dr. Nani Yuniar, S.Sos., M.Kes (Penguji I), Devi Savitri
Effendy, SKM,. M.Kes (Penguji II) dan Sriyana Herman, SKM., M.Kes
(Penguji III).
10
Menurut G.R Terry manajemen adalah suatu proses atau langkah kerja
dalam pimpinan perusahan dan organisasi lain atau setiap sistem kerja sama
tetapi dibutuhkan untuk semua tipe kegiatan yang diorganisir dan dalam
a social process, the process consists of: planning, control, coordination &
10
11
4. Manajemen menurut Kusnadi adalah kerja sama dua orang atau lebih
mungkin.
(Alamsyah, 2011).
dan diawasi; keempat, adanya kerjasama antara manusia yang satu dan yang
sumber daya secara efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan
12
a. Perencanaan (Planning)
untuk mencapai tujuan yang telah ditetpkan demi masa depan yang baik.
perlu dipersiapkan dengan baik. Data dan informasi diperoleh dari hasil
yang terbaru, lengkap dan akurat serta berasal dari sumber yang dapat
4. Penentuan tujuan
melalui pemanfaatan umpan balik yang diterima dan yang telah disusun
(Organizing).
1. Analisis situasi
3. Menetapkan tujuannya
dihadapi.
b. Pengorganisasian (Organizing)
(Muninjaya, 2004).
diterapkan.
kegiatan yang ada kaitannya dengan personil, finansial dan tata cara
5. Mendelegasikan wewenang.
c. Pelaksanaan (Actuating)
mencapai tujuan program. Oleh karena itu fungsi manajemen ini lebih
staf, kerjasama dan komunikasi antar staf merupakan hal pokok yang
bagi anggotanya, kerjasama yang baik serta komunikasi antar staf yang
d. Pengawasan (Controling)
sesuai dengan rencana kerja yang telah disusun dan mengadakan koreksi
telah dicapai atau yang mampu dikerjakan oleh staf. Jika ada kesenjangan
penting.
dilakukan.
oleh staf, apakah sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah
program.
antara lain:
tugas-tugasnya.
e. Evaluasi (Evaluation)
tertentu.
evaluasi didik, yaitu proses yang menentukan sampai mana tujuan dapat
23
perbedaan yang ada dengan suatu standar untuk mengetahui apakah ada
selisih.
keberhasilan.
penjelasannya.
(Notoatmodjo, 2005).
fasilitas lain.
sebagainya.
penyakit pada ibu dan anak atau untuk penyakit menular yang dapat
dan Anak Setempat atau PIAS atau PWS KIA. Sistem pencatatan dan
27
Puskesmas.
pelaporan untuk pemantauan penyakit pada ibu dan anak atau untuk
kegiatan program.
dan yang preventif mencegah agar masyarakat tidak jatuh sakit agar
tidak hanya tertuju pada pengobatan individu yang sedang sakit saja, tetapi
antara lain berupa Posyandu, dana sehat, polindes (poliklinik desa), pos
kecelakaan.
sakit, mulai dari rumah sakit tipe D sampai dengan rumah sakit kelas A.
(wijayanti: 2013)
yang baik.
3. Mudah dicapai
4. Terjangkau
5. Bermutu
memuaskan para pemakai jasa pelayanan dan dipihak lain tata cara
ditetapkan.
ibu hamil, ibu bersalin, ibu meneteki, bayi dan anak balita serta anak
33
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan
sumber daya manusia dimasa yang akan datang. Permasalahan utama yang
saat ini masih dihadapi berkaitan dengan kesehatan ibu di indonesia adalah
menghadapi masalah ini maka pada bulan mei tahun 1998 di canangkan
pada saat ini untuk menangglangi tingginya AKI yang terjadi di indonesia
Namun, masih ada faktor lain yang juga cukup penting misalnya,
juga berpengaruh.
Kaum lelaki pun dituntut harus ikut aktif dalam segala permasalahan
adalah peristiwa alamiah perlu diubah secara sosial budaya agar perempuan
terutama suami.
pusat dan daerah belum secara jelas terdefinisikan dan dipahami. Institusi-
daya mereka. Setiap upaya dalam advokasi sangat penting untuk menjamin
tenaga medis pada tahun 2010. Perbandingan dengan hasil survei SDKI
dari 66% dalam SDKI 2002-2003 menjadi 73% dalam SDKI 2007. Angka
kesehatan, dan tentunya disparitas antar daerah akan berbeda satu sama lain.
ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih terus meningkat dari 40,7% pada
1992 menjadi 68,4% pada 2002. Proporsi ini juga berbeda cukup jauh
bidan.
b. Derajat kesehatan ibu masih rendah pada saat hamil, bahkan sebelum
yaitu: terlalu muda usianya, terlalu tua usianya, terlalu sering melahirkan
lebih banyak tersedia di daerah dengan sosial ekonomi daerah yang lebih
desa. Hampir seluruh desa sudah mempunyai bidan desa tetapi pada
adekuat.
kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia. Untuk
yaitu :
a. Meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru
Kesehatan Ibu dan Anak) sekarang sudah merawat sekitar dua pertiga
terserang penyakit.
d. Anak-anak yang kurang makan dan sering sakit selama awal masa kanak-
kanak menjadi tidak aktif, tidak dapat belajar dan mengerjakan banyak
hal.
39
e. Anak-anak yang mati sebelum cukup umur untuk bekerja dan anak yang
kehidupannya.
g. Seseorang dewasa yang sehat pasti berasal dari anak yang sehat.
Hal-hal yang perlu dilakukan posyandu untuk menjaga bayi dan anak
Dengan cara ditimbang secara tertaur. Bila berat badan anak terus
eningkat maka dapat dikatakan bahwa anak tersebut tumbuh dengan baik.
1. mengajar ibu tentang jenis makanan yang baik untuk anak mereka,
bayi harus mulai diberikan makanan padat pada umur 4-6 bulan.
2. Mendorong ibu untuk terus memberikan Air Susu Ibu (ASI) pada bayi
mereka.
4. Mengajar ibu tentang tanda-tanda saat anak sakit, dan bagaimana cara
untuk mengobatinya.
40
anak-anak mereka.
berencana.
tetanus dan difteri, vaksin sabin untuk melindungi bayi dari polio,
Kesehatan ibu, bayi dan anak mencakup kesehatan wanita usia subur,
mulai dari pra kehamilan, selama kehamilan, persalinan dan pelahiran, serta
periode pasca partum dan kesehatan anak sebelum lahir sampai remaja.
Kesehatan Ibu, bayi dan anak sangat penting bagi suatu bangsa karena
beberapa alasan ; pertama, data statistik Kesehatan Ibu, bayi dan anak
2006).
Ibu dan anak merupakan bagian terbesar dalam masyarakat sekitar dua
pertiga jumlah penduduk, kelompok ini juga rentan terhadap berbagai jenis
tetap sehat, karena itu Kesehatan Ibu dan anak (KIA) atau direktorat bina
tahun yang silam untuk menjaga Kesehatan Ibu dan anak (John Bidulph,
1999).
kematian bayi dan balita, guna mencapai hal tersebut dilakukan melalui
kunjungan rumah bagi bayi dan balita yang tidak akses kepada pelayanan
surveilans.
kedalam bentuk kegiatan harian. Sebuah tujuan operasional yang baik harus
42
bukan hanya untuk mereka tetapi juga bekerja bersama masyarakat. Oleh
3. Azas keterpaduan
4. Azas rujukan
rujukan baik secara vertikal ke tingkat yang lebih tinggi atau secara
rujukan dari kasus secara vertikal daritingkatan yang lebih tinggi (misalnya
rumah sakit) terhadap kasus yang sudah tangani dan perlu pemeriksaan
berikut :
ada, baik dari instansi lintas sektoral maupun LSM dan tokoh masyarakat.
mutlak perlu yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta
”bahan baku” disamping bahan baku dengan ciri harga mahal dan
manajemen.
4. Peningkatan Gizi
48
5. Kesehatan Lingkungan
6. Pengobatan
8. Laboratorium
9. Kesehatan Sekolah
Pada Struktur organisasi dan Job description terjadi tugas rangkap oleh
petugas karena tidak ada tenaga khusus untuk mengelola organisasi. Tidak ada
ketepatan antara jadwal dan pelaksanaan kegiatan. Evaluasi, umpan balik dan
Selain itu, Gambaran kualitas pelayanan ANC belum sesuai standar karena
kemampuan bidan masih kurang, fasilitas belum lengkap, Hanya satu bidan
dari dua belas bidan responden yang patuh pada standar (Christina Widowati
2005).
50
serta masa kerja lebih dari 10 tahun. Perencanaaan yang dilakukan bidan desa
dalam pengelola pelayanan KIA di desa sudah cukup baik, demikian pula
halnya dengan bidan senior dan dokter Puskesmas sudah cukup baik.
pada Puskesmas Kota Banjar Propinsi Jawa Barat tahun 2007 menyatakan
tahapan dan bahkan mengkopi yang sudah ada atau asal jalan.
pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien serta akses ke fasilitas kesehatan
signifikan. Wanita yang memiliki kondisi yang mengancam jiwa yang sedikit
lebih dari dua kali lebih mungkin untuk mencari perawatan dari dokter atau
kesehatan anak yang diukur dengan tinggi badan usia. Ada perbedaan dalam
(oralit) diteliti dengan data survei dari 8000 wanita di Metro Cebu, Filipina.
ibu adalah penentu yang paling konsisten dan penting dari penggunaan empat
layanan kesehatan ini baik di daerah perkotaan dan pedesaan. (Becker, dkk
E,1993).
komunitas untuk kesehatan ibu dan anak. Dalam perawatan kesehatan primer
kesehatan, dilatih dalam beberapa cara dalam konteks intervensi, dan memiliki
C. Kerangka Pemikiran
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
salah satu indikator derajat kesehatan. Namun masalah AKI dan AKB di
Indonesia masih merupakan masalah besar. AKI dan AKI terus mengalami
Efektifitas dan Efisiensi pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak. Sehingga dapat
Controlling) (Evaluating)
D. Kerangka Konsep
Manajemen KIA
Perencanaan (Planning)
Pengorganisasian
(Organizing)
Efektifitas dan
Pelaksanaan Efesiensi Pelayanan
(Actuating) Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA)
Pengawasan
(Controlling)
Evaluasi (Evaluation)
mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja sebaik
keberhasilannya.
56
penelitian di lapangan.
57
57
D. Sumber Data
dapat dipercaya untuk menjadi sumber informasi yang baik dan benar .
Sumber data penelitian ini adalah dari informan kunci dan informan biasa
Konawe.
baik dan benar dan yang menjadi informan biasa sebanyak 2 orang yaitu
Petugas pengelola program KIA dan Bidan KIA yang juga terlibat didalam
58
2014.
peneliti memeriksa beberapa dokumen yang berkaitan dengan data yang telah
dengan menggunakan alat bantu pedoman wawancara dan alat rekam suara
dahulu dilakukan uji validitas data yaitu dengan cara triangulasi sumber.
Kabupaten Konawe.
sesuai dengan petunjuk pengolahan data kualitatif serta sesuai dengan tujuan
59
1. Reduksi data
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dengan
2. Penyajian data
Pada tahap yang kedua ini adalah menyajikan data yang telah dianalisis
pada reduksi data dan kemudian disajikan dalam bentuk teks naratif.
3. Verifikasi
2011).
untuk mendapatkan informasi yang tepat, lengkap dan dapat dipercaya. Data
pedoman wawancara, alat rekam suara dan HP/kamera digital sebagai lampiran
dokumentasi.
triangulasi yakni:
60
1. Keadaan Geografis
a. Luas Wilayah :
b. Batas Wilayah:
62
62
2. Keadaan Demografis
4. Labotoy 86 78 164
6. Pereo’a 95 95 190
tenaga/SDM :
a. Ketenagaan
1 Orang PTT
1 Orang PHL
1 Orang PHL
J u m l a h 25 Orang
Sumber Data Sekunder Puskesmas Kapoiala Tahun 2013.
b. Sarana
Sumber
No. Jenis Sarana Jumlah
Pemerintah Swasta
4. Rumah Medis - - -
1. Loket
3. Apotek
4. Gudang obat
a. Visi
b. Misi
secara mandiri.
66
B. Hasil Penelitian
manajemen pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan jelas, dapat dipercaya
untuk menjadi sumber informasi yang baik dan benar. Hasil wawancara
berikut:
1. Informan kunci
67
2. Informan biasa
KIA.
1. Perencanaan (Planning)
melalui pemanfaatan umpan balik yang diterima dan yang telah disusun
a. Tahap Perencanaan
awal tahun dengan membuat rencana kerja atau POA dan diadakan rapat
mulai dari sasaran dan target baik dari pelayanan K1, K4, Neontaus, KB,
70
tersebut.
kesehatan ibu dan anak (cakupan K1, K4, Neonatus, Dan ANC) yang
sebagai berikut :
“iya ada targetnya, Tapi ada beberapa faktor yang menyebabkan itu
target tidak tercapai yang pertama itu ee proyeksi, seharusnya kita harus
menggunakan data real harusnya. artinya ee data ee ibu hamil yang
benar-benar ada didesa itulah yang harusnya jadi target. tarolah
misalnya sekarang di kelurahan A atau desa A misalnya target ibu yang
hamil dalam periode tahun itu misalnya ada 5. Ah itu kenyataan yang
72
“ada targetnya, tapi anu masih banyak yang belum mencapai target.
Yang mencapai target KIA itu hanya Kunjungan bayi atau imunisasi.
Selebihnya tidak ada. Itupun imunisasi kita bidan desa sudah tentukan
jadwal imunisasinya tapi masih banyak juga yang tidak datang, biasanya
kita bidan-bidan desanyapi lagi yang turun tangan kerumahnya masing-
masing cari”. (Informan EP, 26 Tahun, wc: 22 Mei 2014).
“saya sendiri sebagai kepala puskesmas, dan semua bidan petugas KIA.
Sumberdaya disini petugas KIAnya lebih agak banyaklah dibanding
dengan petugas imunisasi. Disini sampai mei sekarang jumlah
ketenagaan bidan didesa itu 7 sekarang karena dibulan yang lalu 9 tapi
perpanjangan 2 orang tidak lolos dari 14 desa. Sehingga ini nanti yang
menjadi kendala dalam hal pencapaian. Susah dijangkau dalam kondisi-
kondisi tertentu. Susah”. (Informan AS, 45 Tahun, wc: 20 Mei 2014)
dan bidan-bidan.
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan
“ee sejauh ini tidak ada masalah. Hanya masalah proyeksi tadi atau
penentuan target yang tidak sesuai. Terus disini juga kan wilayah
kerjanya ada 14 desa. Ada beberapa desa yang jauh disebrang dan ee
sebagiannya di daratan. Nah, yang di seberang harus menyebrang naik
kincara atau perahu katinting untuk bisa sampai ke puskesmas. Jadi untuk
smpai ke puskesmas itu ee butuh waktu lama. Jadi kadang ada beberapa
bidan tidak datang berhubung ee bidan tidak bisa menyebrang karena
kondisi Iklim dan cuaca. Ee.. kalau lagi buruk cuaca pasti tidak bisa lagi
ke puskesmas”. (Informan AS, 45 Tahun, wc: 20 Mei 2014)
2. Pengorganisasian (Organizing)
a. Pembagian tugas
“Iya pasti pada pembagiaan tugas KIA itu disiapkan bidan-bidan. Kan
sesuaiji kalo masalah KIA itu sudah bidan mi ahlinya toh (sambil
tersenyum)”. (Informan KT, 24 Tahun, wc: 30 Mei 2014 )
kerja puskesmas Kapoiala terdiri dari 14 desa dan memiliki 7 bidan desa.
kesehatan yang layak bagi setiap warga negara. Fasilitas fisik merupakan
“Ada. Ini teteskop, Ini ada timbangan dan alat-alat lain lengkap semuaji.
Sa dikasih juga motor dinas. Jadi sangat membantu sekali kalau ada
kegiatan dilapaangan”. (Informan EP, 26 Tahun, wc: 22 Mei 2014)
“ya adaji. Itu diluar ada mobil ambulancenya, motor dinasnya, adaji
juga diruang KIA fasilitas fisik untuk pelayanan program KIA”.
(Informan CS, 27 Tahun, wc: 31 Mei 2014).
motor, dan alat-alat pelayanan KIA. Tapi fasilitas tersebut belum lengkap
secara keseluruhan.
“ohhh..dulu ada tapi sekarang kalau pelatihan khusus itu tidak ada lagi
yah paling yang ada itu ee arahan-arahan langsung dari saya dan
koordintornya selaku penanggung jawab”. (Informan AS, 45 Tahun, wc:
20 Mei 2014)
“nda tau juga kalau pelatihan khusus,, pelatihan biasaji saja kita dikasi.
Tapi kita bidan kan sudah tau apa saja tugasnya kita dan apa-apa yang
akan kita lakukan ntinya..dan harus sesuai 13 indikator KIA”. (Informan
CS, 27 Tahun, wc: 31 Mei 2014).
3. Pelaksanaan (Actuating)
anggotanya, kerjasama yang baik serta komunikasi antar staf yang satu
sebagai berikut:
“Iya dilakukan setiap bulannya itu harus ada. Pokoknya setiap tindakan
harus dicatat”. (Informan EP, 26 Tahun, wc: 22 Mei 2014)
“uum, kita lakukan tohhh karena pasti setiap habis ada kegiatan atau
pelayanan itu kita buatkanmi juga laporannya untuk dikasih sama
koordinator disini”. (Informan KT, 24 Tahun, wc: 30 Mei 2014).
bidan KIA dan hasil Pencatatan dan pelaporan dimasukan dalam buku
ibu dan anak yang selanjutnya disingkat KIA adalah pelayanan kesehatan
80
ibu dan anak yang meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
uraiannya.
“kita harus cari tau cepat itu informasi ibu hamil karena ee kalo duluan
dukun yang tau di sembunyikanmi lagi kehamilannya. Jadi kita harus
lebih cepat dari dukun. Kita datangi cepat langsung di rumahnya dek.”.
(Informan KT, 24 Tahun, wc: 30 Mei 2014 )
sebagai berikut:
“ya itu tadi, Hanya disini kan wilayah kerjanya ada 14 desa. Ada
beberapa desa yang jauh disebrang, Jadi untuk sampai ke puskesmas itu
ee butuh waktu lama. Pasien itu jadi malas melakukan kunjungan
kehamilan dipuskesmas. Jadi kadang pasien itu tidak bisa menyebrang
karena lagi hujan atau jelek cuaca. Ee.. kalau lagi buruk cuaca pasti
tidak bisa lagi ke puskesmas. Jadi nanti petugas langsung yang ee
mendatangi ibu hamilnya. Terus ee masalah itu, disini jumlah
ketenagaan bidan didesa itu 7 dari 14 desa sekarang. Ini nanti yang
menjadi kendala dalam hal pencapaian. Kita disini kan punya bidan dan
dukun juga, Nah sekarang juga permasalahannya ee dia ee karena
memitra dengan bidan. Kadang-kadang ada dukun, Harusnya kalau ada
ibu di desanya yang melahirkan dia harus memberitahu bidan di desa
tapi kenyataan selama ini ee mungkin merasa tersaingi atau lahannya
mau di ambil oleh bidan ya dia tidak melaporkan hal itu , sehingga ya
ketika persalinan itu ya dia sendiri yang tangani. Jadi kita ada
disamping ee kader posyandu kita ada dukun-dukun bayi. Cuma
masalahnya tadi itu, biasanya ada dukun yang tidak mau bermitra.
Menyembunyikan ketika ada persalinan. Ini juga berdampak pada
pencapaian target. (Informan AS, 45 Tahun, wc: 20 Mei 2014)
“Misalkan toh dek semua alat sudah lengkap, ini pemeriksaan tensinya,
timbangan berat badannya, sudah lengkap semua alatnya tetapi
pasiennya lagi tidak ada tidak berkunjung. Itu kita tidak tau juga tapi
kan dikampung itu masih ada anu mitos-mitos bahwa tidak boleh di tau
kalau dia hamil, tapi kan itu yang harus di ubah sesungguhnya lebih
cepat ditau hamilnya lebih bagus supaya bisa kita kontrol, kontak
pertamanya dapat tetapi kalau dikampung didesa pemikirannya begini ee
tidak boleh katanya di tau sa hamil jadi da tidak mau berkunjung, nti
sudah 5 bulan/ 6 bulan baru da berkunjung”. Masalah juga yang
selanjutnya itu, ee.... mereka tidak pernah periksakan kehamilannya 1
kalipun itu terus mereka minta persalinan sama kita. Bidan itu sudah
pastimi tidak mau ambil resiko besar, hidup matinya orang, kita tidak
tau kandungannya apapi lagi itu ee bermasalah. Jadi kita mau tangani
persalinan yang tidak pernah periksa kehamilannya. (Informan KT, 24
Tahun, wc: 30 Mei 2014 )
diatas bahwa Kendala yang terjadi yaitu kurangnya ibu yang melakukan
yang tidak mau bermitra dengan para bidan desa, dan bidan tidak mau
83
melayani persalinan ibu hamil jika ibu hamil tidak pernah memeriksakan
kehamilannya di puskesmas.
4. Pengawasan (Controling)
rencana kerja yang telah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi
dengan dua orang Informan kunci dalam penelitian ini. Berikut kutipan
wawancaranya:
berikut keterangannya:
84
“iya sudah pastimi karena mau dilihat toh ee apakah itu sudah
dilaksanakan seperti harapan”. (Informan CS, 27 Tahun, wc: 31 Mei
2014).
rutin yang dilakukan tiap minggu dan bulannya yaitu kepala puskesmas
pelayanan KIA
standar atau rencana kerja, apakah sumber dayanya (staf, sarana, dana
5. Evaluasi (Evaluation)
dari program yang sedang berjalan atau program yang telah selesai. Evaluasi
suatu program adalah valid, apakah berhasil atau tidak berhasil, dan
apakah suatu program itu relevan, apakah sudah mencapai targetnya atau
86
belum, dirancang dengan baik, efisien, efektif, memberi dampak positif, dan
dapat berkesinambungan.
dapat dilihat dari hasil wawancara dari AS (45 tahun) yaitu sebagai
berikut:
Berikut uraiannya.:
“iya ada. Ee dari itu dari laporan yang dimasukkan direview ulang pada
saat minilokakarya, di liat toh di evaluasi sampai dimana misalnya kita
dikasi target ini 13 indikator KIA kan ada 13 indikator KIA, dilihat
apakah setiap bulannya itu, disetiap satu bulan itu setiap desa mencapai
indikator tersebut. Kalau tidak di situ dibahas bahwa ini yang tidak
tercapai ini yang masih kurang dan di situ dilakukan lagi upaya ini yang
harus dilakukan, dan evaluasinya dilakukan terus”. (Informan EP, 26
Tahun, wc: 22 Mei 2014)
“iyah ada, setiap akhir tahun itu kita bacakan atau laporkan hasil
pelaksanaan program pelayanan KIA di rapat kaya minlok. Jadi
misalkan ada yang belum tercapai target pelayanannya, kita lihat dari
segi mananya yang salah apakah petugasnya yang tidak maksimal
dalam memberikan pelayanan atau bemana, dan selalu ji kita adakan
rapat rutin dengan semua orang KIA juga untuk kitaa evaluasi setiap
programnya kita masing-masing”. (Informan KT, 24 Tahun, wc: 30 Mei
2014 )
87
kehadiran bidan, data-data terkait ibu hamil tiap-tiap desa dan di evaluasi
dicapai.
K1, K4, Neonatus, ANC, dll) dapat dilihat dari hasil wawancara dari
berikut:
uraian wawancaranya.
“iyah kita lakukan evaluasi semuaa cakupan KIA setiap akhir bulan kita
buat laporan diruang KIA sini kemudian kita sajikan pada saat Minlok”.
(Informan KT, 24 Tahun, wc: 30 Mei 2014 )
C. Pembahasan
1. Perencanaan (Planning)
melalui pemanfaatan umpan balik yang diterima dan yang telah disusun
a. Tahap Perencanaan
kegiatan pelayanan KIA dan dilakukan setiap awal tahun dan semua
(planning of action) mulai dari sasaran dan target yang akan dicapai
serta bayi, anak balita dan anak prasekolah serta pemberian imunisasi
tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3x, polio 3x, dan
oleh semua petugas KIA dan Bidan Desa di Puskesmas Kapoiala sesuai
hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita dan anak
hamil dan BCG, DPT 3x, polio 3x, dan campak 1x pada bayi, secara
tidak didukung oleh perencanaan yang baik, maka akan sulit diharapkan
1996).
Bukan hanya program KIA saja yang dibahas dalam rapat tersebut tapi
dan anak (cakupan K1, K4, Neonatus, Dan ANC) yang hendak dicapai
oleh beberapa faktor dimana penetapan target tidak sesuai data real yang
ada dilapangan tentang jumlah ibu hamil ini diwilayah kerja puskesmas
Kapoiala. Masih jarang pula ibu hamil yang mau datang memeriksakan
jauh, alat transportasi masih kurang, jalannya rusak apalagi jika cuaca
yang buruk. Jadi sangat jarang ibu hamil yang mau berkunjung ke
puskesmas.
yang diharapkan. Jadi masih ada pelayanan KIA yang belum mencapai
target seperti cakupan pelayanan K1, K4, Neonatus, ANC dan pelayanan
(PWS.KIA).
harus dicapai adalah 95% yang baru tercapai sekitar 51%, cakupan K4
target yang harus dicapai adalah 95% yang baru dicapai 50%, cakupan
KN I dan KN II target yang harus dicapai adalah 90% yang baru dicapai
sekitar 88% dan 87%, pertolongan persalinan target yang harus dicapai
a. Sterilitasi/pencegahan infeksi.
pertolongan oleh dukun bayi juga oleh masyarakat atau tenaga non
dini, serta identifikasi tempat persalinan yang tepat bagi ibu hamil
kasus resiko tinggi. Oleh karenanya deteksi faktor resiko pada ibu
kebidanan dapat segera di deteksi dan ditangani. Oleh karena itu ibu
(bersih tangan penolong, alat pemotong tali pusat dan alas tempat
tidur ibu) dan perawatan bayi baru lahir yang adekuat termasuk
lahir.
terpenuhi.
standar dan variasi pilihan metode KB, sedangkan dari segi teknis
2010).
khususnya kesehatan ibu dan anak. Untuk itu departemen kesehatan atau
yang sederhana dan membuat rencana kerja harian bagi seluruh petugas
akan dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan
Target cakupan yang dibuat tidak sesuai data real dilapangan. Masalah
selanjutnya pada saat kondisi iklim tertentu sebagian desa tidak dapat
dijangkau. Ada beberapa bidan yang tidak hadir saat rapat perencanaan
102
program KIA dilakukan karena beberapa faktor yakni cuaca yang buruk
kisaran yang dimaksudkan adalah angka ibu hamil di ambil dari data-data
yang kurang akurat. Angka proyeksi yang diambil tidak sesuai dengan
fakta dilapangan. Jadi dalam penentuan target cakupan tidak sesuai dengan
data-data angka ibu hamil yang ada. Sedangkan pada masalah kondisi dan
iklim, ada beberapa desa yang jauh dan susah untuk dijangkau karena
biasanya sebagian bidan tidak bisa hadir dalam rapat perencanaan program
KIA.
begitupun sebaliknya.
balik yang diterima dan yang telah disusun secra teratur dan baik.
2. Pengorganisasian (Organizing)
dan mengatur semua kegiatan yang ada kaitannya dengan personil, finansial
dan tata cara untuk mencapai tujuan organisasi yang telah disepakati
akan dilakukan suatu instansi guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
khususnya KIA.
a. Pembagian tugas
kerja pada masing-masing bidan desa. Semua bidan memiliki tugas dan
terdiri dari 14 desa dan memiliki 7 bidan desa. Jadi masing-masing bidan
kesehatan yang layak bagi setiap warga negara. Fasilitas fisik merupakan
kesehatan pengembangan.
Tanpa ruangan, maka program yang dijalankan tidak bisa berjalan secara
arti sempit sarana yang lengkap, modern dan berkualitas dan jumlah
Dinas yang biasa digunakan oleh bidan-bidan KIA, selain itu ada fasilitas
108
seperti komputer, dan air dalam menunjang program pelayanan KIA itu
adanya 1 unit mobil ambulance dan ada 4 unit motor dinas merek
fasilitas yang ada didalam ruangan KIA seperti komputer, dan air yang
Kader Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah Kader yang bertugas
adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh dari masyarakat dan bertugas
sederhana.
ini dikerjakan oleh Bidan dan petugas kesehatan saja dapat dibantu oleh
109
kesehatan.
yang sama, yakni Ada pelatihaan, arahan dan bimbingan yang diberikan
tugasnya.
bagi ibu dan keluarganya pada daerah yang tidak terjangakau oleh
petugas kesehatan sesuai dengan petunjuk yang ada dalam buku KIA,
materi KIA melalui kegiatan Orientasi Buku KIA bagi para kader KIA.
kepribadian.
111
3. Pelaksanaan (Actuating)
anggotanya, kerjasama yang baik serta komunikasi antar staf yang satu
mana dalam wilayah kerja tersebut yang paling rawan. Dengan diketahuinya
lokasi rawan kesehatan ibu dan anak, maka wilayah kerja tersebut dapat
Setempat (PWS-KIA).
pencatatan dan pelaporan ini adalah sebuah data dan informasi yang
berharga dan bernilai bila menggunakan metode yang tepat dan benar.
KIA dan hasil Pencatatan dan pelaporan dimasukan dalam buku PWS
didalam profil Puskesmas semua data perbulannya itu direkap atau dibuat
untuk data kesehatan anak dilakukan masih secara manual yakni berupa
Wilayah Setempat).
113
dan pelaporan KIA kurang baik, bikor (bidan koordinator) tidak mengisi
jarak dan akses geografis yang sulit terjangkau serta beban kerja yang
dilakukan sebulan sekali dan yang kurang baik 3 bulan sekali. Supervisi
DKK ke Puskesmas yang baik 3 bulan sekali dan Puskesmas yang kurang
ibu dan anak yang selanjutnya disingkat KIA adalah pelayanan kesehatan
ibu dan anak yang meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
ibu dan anak tersebut diyakini memerlukan kondisi sosial politik, hukum
dan pembinaan kepada ibu hamil dengan cara turun langsung atau melakukan
dengan cara turun langsung dari rumah kerumah ini dianggap lebih
persalinan yang tidak adekuat. Perilaku ini dipengaruhi oleh faktor pokok
ditentukan oleh tiga faktor yaitu faktor predisposisi yang terwujud dalam
2007).
diatas bahwa kendala yang terjadi yaitu kurangnya ibu yang melakukan
puskesmas karena faktor iklim, cuaca jarak tempuh dan medannya yang
bayak ibu hamil masih mempercayai mitos-mitos yang ada di desa. Ada
beberapa dukun-dukun yang tidak mau bermitra dengan para bidan desa
karena merasa tersaingi oleh bidan desa, dan bidan tidak mau melayani
saat persalinan, dalam hal ini terjadi komplikasi yang tidak diinginkan
saat persalinan.
bidan dari 14 desa. Jadi tiap bidan memiliki tanggung jawab memegang 2
desa binaan. Keterbatasan sumber daya ini nanti yang menjadi kendala
dalam hal pencapaian targetnya. Ada beberapa dukun yang tidak memitra
dengan bidan. Hal itu disebabkan oleh para dukun merasa tersaingi oleh
bidan. Seharusnya jika ada ibu hamil di desanya yang melahirkan dia
tersaingi atau lahannya ingin diambil oleh bidan jadi dia tidak
117
tersebut hanya dukun sendiri yang tangani dan tanpa adanya bantuan
bermitra dengan bidan. Ada beberapa bidan ketika ada persalinan mereka
besar saat persalinan, dalam hal ini terjadi komplikasi yang tidak
tali pusat.
ditolong oleh dukun disebabkan oleh faktor budaya. Banyak alasan yang
yang akan datang. Bersalin pada dukun adalah suatu hal yang telah
langka, jarak rumah masyarakat dengan tempat tinggal dukun bayi, dan
dengan bantuan dukun bayi yang telah dilakukan berulang kali oleh ibu
4. Pengawasan (Controling)
rencana kerja yang telah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi
berakhir ke dalam pengawasan itu sendiri, sering terjadi bahwa data yang
lengkap dan akurat, serta terjadi kesalahan dalam interprestasi data. Selain
itu, pemanfaatan sarana dan prasarana juga penting sebab sarana dan
oleh petugas kesehatan terlatih terutama bidan belum merata, banyak bidan-
bidan yang pengetahuan akan kesehatan ibu hamil dan ibu bersalin masih
total. Tidak semua bidan dan petugas kesehatan lain dapat dikategorikan
ahli dalam menjalankan perannya yang bersifat formal dan bertujuan sosial.
setiap minggu dan bulan yaitu dengan memantau semua bidan KIA yang
keputusan, data tidak lengkap dan tidak akurat, dan kesalahan dalam
apakah sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah sumber dayanya
(staf, sarana, dana dan sebagainya) sudah digunakan sesuai dengan yang
apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi kebutuhan dan telah
123
pelayanan KIA
standar atau rencana kerja, apakah sumber dayanya (staf, sarana, dana
sarana dan prasarana untuk persalinan serta sarana untuk pelayanan KIA
lainnya telah tersedia untuk melayani para ibu hamil dan balita.
bidan. Kondisi sarana prasarana yang baik dalam arti sempit sarana yang
kinerjanya.
prasarana. Baik itu dari koordinator bidan dan juga kepala puskesmas
kesehatan seperti vaksin, jarum suntik, kapas, alkohol, alat medis untuk
untuk persalinan serta sarana untuk pelayanan KIA lainnya telah tersedia
untuk melayani para ibu hamil dan balita. Dengan adanya pengawasan
KIA.
5. Evaluasi (Evaluation)
dari program yang sedang berjalan atau program yang telah selesai. Evaluasi
suatu program adalah valid, apakah berhasil atau tidak berhasil, dan
apakah suatu program itu relevan, apakah sudah mencapai targetnya atau
belum, dirancang dengan baik, efisien, efektif, memberi dampak positif, dan
dapat berkesinambungan.
Evaluasi dapat pula diartikan suatu bayangan dari suatu proses perencanaan
dibuatkan laporannya.
ibu, PWS KIA indikator anak serta laporan bulanan Standar Pelayanan
evaluasi. Tetapi, Saat ini belum popular adanya tim monitoring dan
penjelasannya.
K1, K4, Neonatus, ANC, dll) dapat dilihat dari hasil wawancara dari
evaluasi kembali kira-kira ada kendala yang dihadapi atau tidak. Evaluasi
KIA dilihat pula mengapa belum mencapai target, apa saja kendala dan
131
dari:
1) Laporan kinerja bidan yaitu dari sumber data antara lain laporan
cakupan pelayanan PWS KIA, terdiri dari cakupan K1, cakupan K4,
2) Informasi dari para pembina bidan dan pihak terkait pada berbagai
D. Keterbatasan Penelitian
perlu mencari waktu yang tepat serta suasana yang kondusif untuk
melakukan wawancara.
V. PENUTUP
A. Simpulan
penentuan rencana kegiatan pelayanan Kesehatan ibu dan anak, setelah itu
cakupan pelayanan KIA masih ada pelayanan KIA yang belum mencapai
pelayanan KIA adalah masalah proyeksi. Pada saat kondisi iklim tertentu
sebagian desa tidak dapat dijangkau. Sehingga ada beberapa bidan desa
yang tidak hadir saat rapat perencanaan program KIA dilakukan. Jadi
sudah berjalan tapi belum maksimal. Hal itu disebabkan oleh masih ada
program KIA dan fasilitas fisik yang diberikan oleh pihak puskesmas
rumah ibu hamil, serta kendala yang terjadi dalam pelaksanaan Pelayanan
faktor iklim, cuaca jarak tempuh dan medannya yang kurang baik serta
bermitra dengan para bidan desa. Jadi pada tahap pelaksanaan masih
pelaksanaannya.
terhadap sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana untuk pelayanan KIA
135
serta sarana untuk pelayanan KIA lainnya sudah ada walaupun tidak
sepenuhnya tersedia untuk melayani para ibu hamil dan balita. Jadi pada
Semua cakupan pelayanan KIA dibuat dalam bentuk laporan pada masing-
masing pelayanan dan dilihat targetnya apabila belum mencapai target akan
B. Saran
sebagai berikut:
kepada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Barrera, A. 1990. The role of maternal schooling and its interaction with public
health programs in child health production. Journal of Development
Economics, Vol. 32(1), 69-99.
Becker, S., Peters, D. H., Gray, R. H., Gultiana, C., & Black, R. E. 1993. The
determinants of use of maternal and child health services in Metro Cebu,
the Philippines, Vol. 46-37Z.
Chakraborty, N., Islam, M. A., Chowdhury, R. I., Bari, W., & Akhter, H. H. 2003.
Determinants of the use of maternal health services in rural Bangladesh.
Health Promotion International Journal, Vol.18(4), 327-337.
Depkes RI. 2002. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan
Anak. Departemen Kesehatan. Jakarta.
Dinkes Sultra. 2012. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2012. Dinkes. Kendari.
Kemenkes RI. 2011. Data Angka kematian Ibu Hamil Menurut Ibu Hamil
Menurut WHO. Kemenkes RI. Jakarta.
Yoon, P. W., Black, R. E., Moulton, L. H., & Becker, S. 1996. Effect of not
breastfeeding on the risk of diarrheal and respiratory mortality in children
under 2 years of age in Metro Cebu, The Philippines. American Journal
of Epidemiology, Vol. 143(11), 1142-1148.