Anda di halaman 1dari 12

NAMA : DEBI RESTU TRI SUSANTI

KELAS : C (REGULER)

NIM : 20170711014036

UTS : DASAR KEPENDUDUKAN

JAWABAN:
1. Kompetensi Dasar: Mahasiswa mampu menjelaskan variabel tentang fertilitas
dan komponennya,
1) Definisi Fertilitas:
Fertilitas (kelahiran) sebagai istilah demografi sebagai hasil reproduksi yang nyata
dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini
menyangkut banyaknya bayi yang lahir (FEUI, 1981). Dari pengertian ini,
kelahiran merupakan banyaknya bayi yang lahir dari wanita. Ada bayi yang
disebut lahir hidup yaitu lahirnya seorang bayi yang menunjukkan tanda-tanda
kehidupan, tidak diperkirakan berapa lama bayi tersebut menunjukkan tanda-tanda
kehidupan tersebut. Tanda-tanda kehidupan antara lain bernafas, ada denyutan
jantung dan lain-lain.
2) Ukuran Dasar Fertilitas:
Ukuran dasar fertilitas di bagi menjadi dua yaitu, sebagai berikut :
a. Ukuran Fertilitas Tahunan
 Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR)
Angka kelahiran kasar di defenisikan sebagai banyaknya kelahiran hidup
pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun
(Mantra, 2006). Perhitungan CBR ini sangat sederhana karena hanya
memerlukan keterangan tentang jumlah anak yang dilahirkan dan jumlah
penduduk pada pertengahan tahun, namun CBR ini mempunyai kelemahan
yakni tidak memisahkan penduduk laki-laki dan perempuan yang masih
anak-anak dan yang berumur 50 tahun ke atas sehingga angka yang
dihasilkan sangat kasar (BKKBN, 2006). Angka kelahiran ini disebut
“kasar” karena sebagai penyebut digunakan jumlah penduduk yang berarti
termasuk penduduk yang tidak mempunyai peluang melahirkan juga
diikutsertakan, seperti anak-anak, laki-laki, dan wanita lanjut usia. Angka
ini dapat di gunakan untuk menggambarkan tinngkat fertilitas secara
umum dalam waktu singkat, tetapi kurang sensitif untuk:
a. Membandingkan tingkat Fertilitas dua wilayah
b. Mengatur perubahan fertilitas karena pada perubahan pada tingkat
kelahiran akan menimbulkan perubahan pada jumlah penduduk
(Mubarak, 2012)

Rumus :
𝐵
CBR = 𝑃𝑚 𝑥 𝑘

Dimana:
CBR = Crude Brith Rate atau Tingkat Kelahiran Kasar
Pm = Penduduk pertengahan tahunan
k = Bilangan konstanyang biasanya 1.000
B = Jumlah kelahiranpada tahun tertentu.
 Angka Kelahiran Umum/ General Fertility(GFR)
Perbandingan antara jumlah kelahiran dengan jumlah penduduk
perempuan usia subur (15-49 tahun). Jadi sebagai penyebut tidak
menggunakan jumlah penduduk pertengahantahun umur 15-49 tahun.

Rumus:

𝐵
GFR = 𝑃𝑓(15−49) 𝑥 𝑘

Dimana:

GFR = Tingkat fertilitas umum

B = Jumlah kelahiran
Pf (15-49tahun) = Jumlah penduduk perempuan pada umur 15-
49 tahun pada pertengahan tahun
 Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur/ Age Specific Fertility
Rate(ASFR)
Angka kelahiran menurut kelompok umur (ASFR) ialah jumlah kelahiran
hidupoleh ibu pada golongan umur tertentu yang yang di catat selama satu
tahun per 1.000 penduduk wanita pada golongan umur tertentupada tahun
yang sama (Mubarak, 2012)

Rumus:
𝐵𝑖
𝐴𝑆𝐹𝑅𝑖 = 𝑥 𝑘
𝑃𝑓𝑖

Dimana:

Bi = Jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur i

Pfi = Jumlah perempuan kelompok umur i pada pertengahan tahun

k = Angka konstanta = 1.000

 Angka Kelahiran Menurut Urutan/ Birth Oerder Specific Fertility


Rates(BOSFR)
Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran sangat penting untuk
mengukurtinggi rendahnya fertilitas suatu negara. Kemungkinan seseorang
istri menambah kelahiran tergantung kepada jumlah anak yang telah di
lahirkannya. Seorang istri mungkin menggunakan alat kontrasespsi setelah
mempunyai jumlah anak tertentu, dan juga umur anak yang masih hidup.

Rumus:

𝐵𝑜𝑖
𝐵𝑂𝑆𝐹𝑅 = ∑ 𝑥𝑘
𝑃𝑓(15 − 49)

Dimana :

BOSFR = BirthOrder Specific Fertility Rate


Boi= Jumlah kelahiran urutan ka 1
Pf (15-49)= Jumlah perempuan umur15-49 pertengahan tahun
K= Bilangan konstanta= 1.000

Penjumlahan dari Tingkat Fertilitas menurut urutan kelahiran


menghasilkan Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate).

𝐵𝑜𝑖
𝐺𝐹𝑅 = ∑ ( )
P𝑓(15−49)

b. Ukuran Fertilitas Kumulatif (CumulativeFertility/Reproductive History)


 Angka Kelahiran Total (Total Fertiliti Rate/TFR)

TFR didefinisikan sebagai jumlah kelahiran hidup laki-laki danperempuan


tiap 1000 perempuan yang hidup hingga akhir masa reproduksinya(BKKBN,
2006).Kelemahan pada perhitungan TFR ialah pada TFR semua wanita
selamamasa subur dianggap tidak ada yang meninggal, semuanya menikah,
serta mempunyai anak dengan pola seperti ASFR, padahal ini tidak sesuai
dengan kenyataan (Mubarak, 2012).

Rumus:

𝑇𝐹𝑅 = 5 ∑ ASFR𝑖

Dimana:
TFR = Total Fertility Rate
å= Penjumlah tingkat fertilitasmenurutumur
ASFRi = Tingkat fertilitas menurut umur ke 1 dari kelompok
berjenjang 5 tahunan.
 Angka Reproduksi Nyata(Gross Reproduction Rates/GRR)
GRR ialah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan
sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang
perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya,
seperti angka kelahiran total.

Rumus:

𝐺𝑅𝑅 = 5 ∑ 𝐴𝑆𝐹𝑅𝑓𝑖

Dimana :

ASFRfi adalah tingkat fertilitas menurut umur ke-1 dari kelompok


berjenjang 5 tahunan.

 Angka Reproduksi Kotor (Net Reproductio Rate/NRR)


NRR ialah jumlah kelahiran bayi perempuan olehsebuah kohor hipotesis
dari 1000 perempuan dengan memperhitungkan kemungkinan
meninggalkan perempuan-perempuan itu sebelum mengakhiri masa
reproduksinya.

Rumus:

𝑛𝐿𝑥
𝑁𝑅𝑅 = ∑ (ASFR𝑓𝑖 𝑥 )

3) Definisi Fertilitas:

a. Children Ever Born (CEB) atau jumlah anak yang pernah dilahirkan
Mencerminkan banyaknya kelahiran sekelompok atau beberapa kelompok
wanitaselama reproduksinya; disebut juga paritas
Rumus :
𝐶𝐸𝐵𝑖
Rata-rata jumlah anak dilahirkan:
𝑃𝑖f
Dimana :
CEBi = Banyaknya anak yang dilahirkan hidup oleh
kelompok umur i
𝑓
𝑃𝑖 = banyaknya wanita pada kelompok umur i
Rata-rata jumlah anak yang dilahirkan untuk kelompok wanita berumur 45-49
disebut“completed family size”

b. Child Woman Ratio (CWR)


CWR yaitu hubungan dalam bentuk rasio antara jumlah anak di bawah 5
tahun dan jumlah penduduk wanita usia reproduksi
Rumus:
𝑃0−4
CWR = 𝑓 𝑥𝑘
𝑃15−49

Dimana :
𝑃0−4 = banyaknya penduduk umur 0 4- tahun5
𝑓
𝑃15−49 = banyaknya wanita umur 15-49 tahun= bilangan konstanta,
biasanya 1000.

2. Kompetensi Dasar: Mahasiswa mampu menjelaskan variabel tentang mortalitas,


1) Definisi Mortalitas:
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang
spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan.
Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000
individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi
100.000 terdapat 950 kematian per tahun. Mortalitas berbeda dengan morbiditas
yang merujuk pada jumlah individual yang memiliki penyakit selama periode
waktu tertentu.
2) Ukuran Mortalitas:
a. Crude Death Rate (CDR= Angka Kematian Kasar)
Angka kematian kasar adalah jumlah kematian yang dicatat selama satu tahun
per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama, disebut kasar karena
angkaini dihitung secara menyeluruh tanpa memperhatikan kelompok-
kelompok tertentu didalam populasi dengan tingkat kematian yang berbeda.
Rumus:

𝐷
CDR = 𝑃 𝑥𝑘

Dimana: D = jumlah Kematian

P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun

b. Age Specific Death Rate ( ASDR= Angka Kematian Menurut Umur)


ASDR adalah perbandingan antara jumlah kematian yang dicatat selama 1
tahun pada penduduk golongan umur x dengan jumlah penduduk golongan
umur x pada pertengahan tahun.
Rumus:
𝐷𝑖
𝐴𝑆𝐷𝑅𝑖 = 𝑃𝑖 𝑥𝑘
Dimana: Di = jumlah kematian pada kelompok umue i
Pi = jumlah penduduk pada kelompok umur i pada pertengahan tahun
Hubungan antara CDR dan ASDRi,
𝑃𝑖
𝐶𝐷𝑅 = ∑ 𝑥𝐴𝑆𝐷𝑅𝑖
𝑃

c. Infant Mortality Rate (IMR= Angka Kematian Bayi)


IMR adalah perbandinganjumlah penduduk yang berumur kurang dari 1 tahun
yang dicatat selama 1 tahun dengan 1000 kelahiran hidup pada tahu yang
sama.
Rumus:
𝐷<1
𝐼𝑀𝑅 = 𝑥𝑘
𝐵
Dimana: 𝐷<1 = jumlah kematian bayi dari 1 tahun
B = jumlah kelahiran hidup

d. Child Mortality Rate(CMR= TingkatKematian Anak)


Rumus:
𝐷1−4
𝐶𝑀𝑅 = 𝑥𝑘
𝑃1−4
Dimana: 𝐷1−4 = jumlah kematian bayi kurag dari 1 tahun
𝑃1−4 =jumlah penduduk usia 1-4 tahun

e. Childood Mortality Rate(ChMR= Angka Kematian Anak dibawah Lima


Tahun)
Rumus:
𝐷≤5
𝐶ℎ𝑀𝑅 = 𝑥𝑘
𝑃≤5
Dimana:
𝐷≤5 = jumlah kematian anak usia ≤ 5 tahun
𝑃≤5 = jumlah penduduk usia ≤ 5 tahun

f. Expectacy of Life (𝑒 0 =Angka Harapan Hidup)


Angka yang menunjukan rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh
seseorang yang telah berhasil mencapai umur tertentu.

3) Perkembangan angka kematian ibu dan anak:


Menurut berita yang saya kutip dari berita di internet tahun 2017 bahwa kematian
ibu dan anak mengalami penurunan dan kecacatan pada anak mmengalami
penurunan karena adanya peningkatan program imunisasi dasar lengkap, dan[ihak
Kemenkes berusaha mendorong upaya pemenuhan gizi pada program PMT.

3. Kompetensi dasar: mahasiswa mampu menjelaskan tentang migrasi dan komponen-


komponennya,
1) Jelaskan definisi Migrasi:
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan menetap dari suatu tempat
ke tempat lain melampaui batas politik atau negara atau batas administrative atau
batas bagian dalam suatu negara. Migrasi sering diartikan sebagaiperpindahan
yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain.
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi:
Adapun faktor-faktor orang yang melakukan migrasi dibagi menjadi dua, yaitu
faktor pendorong dan faktor penarik. Berikut penjelasannya:

a. Faktor pendorong migrasi:

 Makin berkurangnya sumber-sumber alam, menurunnya permintaan atas


barang-barang tertentu yang bahan bakunya makin susah diperoleh seperti
hasil tambang, kayu, bahan hasil pertanian, dan sebagainya.
 Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya di pedesaan)
akibat masuknya teknologi yang menggunakan mesin-mesin (capital
intensive)
 Adanya tekanan-tekanan atau diskriminasi politik, agama, suku di daerah
asal.
 Tidak cocok lagi dengan adat/budaya/kepercayaan di tempat asal.
 Alasan pekerjaan atau perkawinan yang menyebabkan tidak bisa
mengembangkan karir pribadi.
 Adanya Bencana alam seperti banjir, gempa bumi, musim kemarau
panjang, dan lain-lain.
b. Faktor penarik Migrasi
 Adanya kesempatan untuk mendapatkan lapangan pekerjaan yang
lebih cocok
 Kesempatan mendapatkan penghasilan yang lebih baik.
 Kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi
 Keadaan linkgkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan,
misalnya iklim, perumahan, sekolah, dan fasilitas-fasilitas lainnya.
 Tarikan dari orang yang diharapkan sebagai tempat berlindung
 Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar sebagai daya tarik bagi
orang dari desa atau kota kecil, seperti pusat hiburan, pusat
kebudayaan dan sebagainya.
3) Ukuran-ukuran dalam migrasi:
a. Angka mobilitas
Adslah rasio dari banyaknya penduduk yang pindah secara lokal (mover)
dalam suatau jangka waktu tertentu dengan banyaknya penduduk.
Rumus:

𝑀
𝑚= 𝑥𝑘
𝑃
Dimana:
M = jumlah mover
P = penduduk
k = 1000
b. Angka migrasi masuk
Angka yang menunjukan banyaknya migran yang masuk per 1000 orang
penduduk daerah tujuan dalam waktu satu tahun.
Rumus:
𝐼
mi =𝑃 𝑥𝑘
Dimana:
mi = angka migrasi masuk
I = jumlah migrasi masuk
P = penduduk pertengahan tahun
c. Angka migrasi keluar
Angka yang menunjukan banyaknya migran yang keluar per 1000 orang
penduduk daerah asal dalam waktu saru tahun.
Rumus:
𝑂
𝑚𝑜 = 𝑃 𝑥𝑘
Dimana:
mo = angka migrasi keluar
O = jumlah migrasi yang keluar
P = penduduk pertengahan tahun
d. Angka migrasi neto
Selisih banyaknya migran dan keluar ke dandari suatu daerahper 1000
penduduk dalam satu tahun.
Rumus:
𝐼+𝑂
𝑚𝑛 = 𝑥𝑘
𝑃
Dimana:
𝑚𝑛 = angka migrasi neto
O = jumlah migrasi keluar
I = jumlah migrasi masuk
P = penduduk pertengahan tahun
e. Angka migrasi bruto
Anga yang menunjukan banyaknya kejadian perpindahan yaitu jumlah migrasi
masuk dan migrasi keluar dibagi jumlah penduduk tempat asal dan jumlah
penduduk tempat tujuan.
Rumus:
𝐼+𝑂
𝑚𝑔 = 𝑃1+𝑃2 𝑥𝑘
Dimana:
𝑚𝑔 = angka migrasi bruto
P = penduduk di tempat tujuan
P2 = penduduk di tempat asal
k = 1000
4. Kompetensi Dasar: mahasiswa mampu menjelaskan Keluarga Berencana (KB) beserta
faktor-faktormnya
1) Jelaskan konsep Keluarga Berencana:
Menurut WHO (dalam Hartanto, 2003), Keluarga Berencana adalah program yang
bertujuan membantu pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak
dinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran
(dalam hubungan dengan suami istri), dan menentukan jumlah anak dalam
keluarga. Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan
jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah mencanangkan
program atau cara untuk mencegah dan menunda kehamilan (Sulistyawati, 2013).
Tujuan dari Keluarga Berencana adalah untuk membangun manusia Indonesia
sebagai obyek sekaligus subyek pembangunan melalui peningkatan kesejahteraan
ibu, anak, dan keluarga dan untuk menurunkan tingkat kelahiran atas dasar
kesadaran dan tanggung jawab seluruh masyarakat dengan cara memilih metode
kontrasepsi secara sukarela.
2) Sumber data Keluarga Berencana:
Data Keluarga Berencana dari bersumber dari : Fasilitas Kesehatan diperoleh
dari register kunjungan dan pelayanan Klinik Keluarga Berencana rekam medik
elektronik dan non elektronik yang di laksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.Data dan informasi keluarga bersumber dari
masyarakat yang diperoleh melalui kegiataan pendataan keluarga sensus dan
survei, penelitian, pelaporan dan atau cara lain dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
3) Ukuran-ukuran dalam Keluarga Berencana:
a. Angka kelangsungan
Merupakan angka yang menunjukkan proporsi peserta keluarga berencana
yang masih menggunakan alat kontrasepsi setelah suatu periode pemakaian
tersebut. Ada 4 macam angka kelangsungan yang dikenal dan terbagi menjadi
2 kelompok pendekatan yaitu:
 Kelompok pertama, ditinjau dari pendekatan klinik (pemakaiannya)
terdiri dari angka kelangsungan cara pertama dan angka kelangsungan
semua.
 Kelompok kedua, ditinjau dari pendekatan demografi (kegagalan
setelah pemakaian, tanpa memperdulikan apakah masih memakai atau
tidak) terdiri dari kehamilan yang dapat dihindarkan dan kelahiran
yang dapat dihindarkan.

b. Peserta KB Aktif
Tahap yang dilakukan untuk memperkirakan jumlah peserta KB aktif yaitu
dengan menggunakan angka kelangsungan dan mendasarkan pada distribusi
alat kontrasepsi pada suatu waktu tertentu. Perhitungan ini menggunakan
kombinasi dari kedua cara tersebut (sesuai dengan yang dilakukan oleh
BKKBN pada saat ini). Dalam memperkirakannya peserta KB aktif perlu
rincian terhadap perkiraan jumlah pil oral yang disampaikan, perkiraan jumlah
pemberian kondom yang disampaikan kepada peserta KB, perkiraan jumlah
suntikan yang dilakukan kepada peserta KB, jumlah peserta medis operatif
pria, perkiraan jumlah pengguna medis operatif wanita, dan perkiraan tingkat
kelangsungan pemakaian dari peserta KB baru IUD.

c. Bulan Pasangan Perlindungan atau Tahun Pasangan Perlindungan


Bulan pasangan perlindungan adalah banyaknya bulan pasangan suami istri
yang terlindung dari kemungkinan mengalami kehamilan karena
menggunakan salah satu alat kontrasepsi. Dan tahun pasangan perlindungan
adalah banyaknya tahun pasangan yang terlindungi dari kemungkinan
mengalami kehamilan karena menggunakan salah satu alat kontrasepsi. Cara
perhitungannya dapat dilakukan dengan cara menggunakan angka
kelangsungan penggunaan alat kontrasepsi dan menggunakan banyaknya alat
konstrasepsi yang didistribusikan.

d. Perkiraan Penurunan Fertilitas akibat Pelaksanaan KB


Perhitungan perkiraan penurunan fertilitas dalam hal ini dilakukan dengan
menggunakan metode “John Laing” dengan alasan metode cukup halus dan
mudah. Cukup halus karena di dalam perhitungannya telah dilakukan
penyesuaian dari ukuran efektivitas kontrasepsi dengan cara menghilangkan
kemungkinan adanya “PPA” yaitu overlap antara masa “post-parfum
amernorhea” dengan masa menggunkan kontrasepsi. Dengan kata lain tanpa
menggunakan kontrasepsi pun, orang tercegah dari kehamilan karena masa
steril. Jadi, penggunaan kontrasepsi yang dilakukan tidak efektif.
4) Kecenderungan, Pola dan perbedaan KB:
a. Pola dan perbedaan KB menurut Umur
- Berbentuk U terbalik
- Persentase usia perempuan usia 15-49 tahun berstatus kawin rendah untuk
kelompok usia 15-49 tahun. Kemudian meningkat untuk kelompok yang
lebih tua kemudian turun lagiuntuk kelompok 40-44 dan 45-49.
b. Pola dan perbedaan KB menurut jumlah anak lahir hidup
- Kelompok yang memiliki anak 3 dan 4+ menunjukan kenaikan, sedangkan
untuk yang meiliki anak kurang dari 3 persentase menurun
Jadi semakin banyak Anka Lahir Hidup (ALH) makin tinggi yang
berKB
- Untuk kelompok yang memiliki ALH 0 dan 1, kelompok usia muda (15-19
tahun) masih menunjukan persentase pemakaian KB yang tinggi karena
mereka ingin mengatur jarak kelahiran anak
- Hal tesebut sesuai dengan hrapan dimana perempuan yang masih produktif
yang ALH nya sedikit memakai KB untuk menjarangkan kelahiran,
sedangkan yang ALHnya banyak mempraktekan KB untuk membatasi
kelahiran.
c. Pola perbedaan KB menurut lama perkawinan
- Berbentuk U terbalik
- Untuk yang baru menikah pemakaian Kb rendah karena ingin punya anak
- Yang menikah selama 10-19 tahunberKBuntuk menjarangkan kelahiran.
- Perempuan yang sudah 20 tahun atau lebih menikahnya biasanya menyadari
kesuburannya berkurang dan frekuensi hubungan suami istri berkurang, sehingga
pemakaian KB rendah.
5) Faktor-faktor determinan KB:
a. Faktor sosio-demografi
Penerimaan KB lebih banyak pada merekayang memiliki standar hidup yang
lebih tinggi. Indikator sosio-demografi termasuk pendukung yang dicapai
pendapatan keluarga dan status pekerjaan, juga jenis rumah, gizi (dinegara-
negara sedang berkembang) dan pengukuran pendapatan tidak langsung
lainnya.
b. Faktor sosio-psikologi
Sikap dan keyakinan merupakan kunci penerima KB, banyak sikap yang dapat
menghalangi KB. Beberapa faktor sosio-psikologi yang penting antara lain
adalah ukuran keluarga ideal. Pentingnya nilai anak laki-laki, sikap terhadap
KB, komunkiasi suami istri, presepssi terhadap kematian anak. Sikap dan
kepercayaan tersebut perlu untuk mencegah isu yang berhubungan termasuk
segi pelayanan danefek samping alat kontrasepsi.
c. Faktor yang berhubungan dengan pelayann kesehatan
Program komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) merupakan salah satu
faktor praktis yang dapat diukur bila pelayanan KB tidak tersedia. Beberapa
faktor yang berhubungan dengan pelayanan KB antara lain keterlibatan dalam
kegiatan yang berhubungan dengan KB, pengetahuan tentang sumber
kontrasepsi, jarak kepusat pelayanan den keterlibatan dengan media masa.

Anda mungkin juga menyukai