Anda di halaman 1dari 15

PENGANTAR DEMOGRAFI

Ukuran Fertilitas di Nanggroe Aceh Darussalam

1ST1/ KELOMPOK 1

AULIYA NUJUMUL LAILY 211910708

MUHAMMAD AHASVAROS DAR’EL SUTRAWHANA 211911016

NAILY MALICHAH 211910800

YAMA RISNALDI PUTRA 211910811

POLITEKNIK STATISTIKA STIS

Tahun Ajaran 2019/2020


1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fertilitas (kelahiran) merupakan salah satu komponen pertumbuhan
penduduk yang bersifat menambah jumlah penduduk. Fertilitas adalah
kemampuan menghasilkan keturunan yang dikaitkan dengan kesuburan wanita
atau disebut dengan fekuiditas. Tidak adanya kemampuan ini disebut
infekunditas, sterilitas atau infertilitas fisiologis. Akan tetapi, dalam
perkembangan ilmu demografi fertilitas lebih diartikan sebagai hasil reproduksi
yang nyata (bayi lahir hidup) dari seorang wanita atau sekelompok wanita.
Pengetahuan yang cukup dapat dipercaya mengenai proporsi dari wanita
yang tergolong subur dan tidak subur belum tersedia. Ada petunjuk bahwa di
beberapa masyarakat yang dapat dikatakan semua wanita kawin dan ada
tekanan sosial yang kuat terhadap wanita/ pasangan untuk mempunyai anak,
hanya sekiat satu atau dua persen saja dari mereka yang telah menjalani
perkawinan beberapa tahun tetapi tidak mempunyai anak. Seorang wanita
dikatakan subur jika wanita tersebut pernah melahirkan paling sedikit seorang
bayi.
Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran
mortalitas (kematian) karena seorang wanita hanya meninggal sekali, tetapi
dapat melahirkan lebih dari seorang bayi. Kompleksnya pengukuran fertilitas
ini karena kelahiran melibatkan dua orang (suami dan istri), sedangkan
kematian hanya melibatkan satu orang saja (orang yang meninggal). Seseorang
yang meninggal pada hari dan waktu tertentu, berarti mulai saat itu orang
tersebut tidak mempunyai resiko kematian lagi. Sebaliknya, seorang wanita
yang telah melahirkan seorang anak, tidak berarti resiko melahirkan dari wanita
tersebut menurun. Pada makalah kali ini akan membahas fertilitas, khususnya
fertilitas yang terjadi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
B. Tujuan
1. Melengkapi tugas mata kuliah Pengantar Demografi.
2. Mengetahui konsep dan definisi kelahiran
3. Mengetahui ukuran-ukuran dasar fertilitas
4. Mengetahui angka ukuran fertilitas di Nanggroe Aceh Darussalam

C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep dan definisi kelahiran?
2. Bagaimana cara untuk mengukur tingkat fertilitas?
3. Bagaimana ukuran reproduksi di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam?
2. PEMBAHASAN
2.1 Konsep dan Definisi Kelahiran
Dalam analisis fertilitas dikenal beberapa konsep tentang kelahiran, yaitu
lahir hidup, lahir mati dan abortus. Berikut ini adalah definisi menurut
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau united nations dan Organisasi Kesehatan
Dunia (World Health Organiztion-WHO).
1. Lahir hidup (live birth) adalah kelahiran seorang bayi tanpa
memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, di mana si bayi
menunjukkan tanda-tanda kehidupan pada saat dilahirkan. Misalnya, pada
si bayi ada napas (bernapas), ada denyut jantung, ada denyut tali pusat,
atau gerakan-gerakan otot.
2. Lahir mati (still birth) adalah kelahiran seorang bayi dan kandungan yang
sudah berumur paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukkan tanda-tanda
kehidupan pada saat dilahirkan
3. Aborsi adalah peristiwa kematian bayi dalam kandungan dengan umur
kehamilan kurang dari 28 minggu. Ada dua macam aborsi, yaitu sebagai
berikut.
a. Aborsi disengaja (induced abortion) adalah peristiwa pengguguran
kandungan karena alas an kesehatan atau karena alasan nonkesehatan
lainnya , seperti malu dan tidak menginginkan janin anak yang
dikandung.
b. Aborsi tidak sengaja atau secara spontan (spontaneous abortion)
adalah peristiwa pengguguran kandungan karena janin tidak dapat
dipertahankan lagi dalam kandungan

2.2 Ukuran-Ukuran Dasar Fertilitas


Ukuran-ukuran dasar fertilitas dapat dikelompokkan menjadi dua
berdasarkan pendekatan. Pendekatan yang berbasis ukuran yang sifatnya ‘kerat
lintang’ (cross sectional), umumnya satu atau lima tahunan (yearly
performace), yang sering pula disebut dengan istilah (current fertility).
Ukuran-ukuran ini mencerminkan tingkat fertilitas dari suatu kelompok
penduduk atau kelompok perempuan dalam suatu waktu tertentu. Pendekatan
dengan ukuran yang sifatnya mencerminkan ‘riwayat kelahiran’ atau ‘riwayat
reproduksi’ seorang perempuan dari awal sampai akhir masa reproduksi (15-49
tahun).
Ada enam ukuran fertilitas yaitu angka kelahiran kasar, angka fertilitas
umum, angka kelahiran menurut umur, angka fertilitas total, anak lahir hidup
dan rasio anak wanita
1. Angka Kelahiran kasar (Crude Birth Rate-CBR)
Angka kelahiran kasar (CBR) adalah banyaknya kelahiran dalam
satu tahun tertentu per seribu penduduk pada pertengahan tahun yang
sama. Secara matematis, rumus untuk menghitung CBR adalah sebagai
berikut.

𝐵
CBR = 𝑥𝑘
𝑃

Keterangan :

B = jumlah kelahiran selama satu tahun

P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun

K = bilangan konstan, biasanya 1000

Perhitungan CBR merupakan perhitungan yang sangat kasar.


Ukuran ini disebut sebagai ‘angka kasar’ (craude) karena penduduk
terpapar yang digunakan sebagai penyebut adalah penduduk dari semua
jenis kelamin termasuk laki-laki, dan semua umur termasuk anak-anak dan
orang tua, yang tidak mempunyai potensi untuk melahirkan.

2. Angka Fertilitas Umum (General Fertility Rate-GFR)


Angka fertilitas umum (GFR) adalah banyaknya kelahiran pada
suatu tahun per 1000 penduduk perempuan berumur 15-49 tahun atau 15-
44 tahun pada pertengahan tahun yang sama. Rumus yang digunakan
umtuk menghitung GFR adalah

𝐵
GFR = 𝑥𝐾
Pf15−49
Keterangan :

B = banyaknya kelahiran selama 1 tahun

Pf15-49 = banyaknya penduduk perempuan umur 15-49 tahun pada


pertengahan tahun

Pf15-44 = banyaknya penduduk perempuan umur 15-44 tahun pada


pertengahan tahun

K = bilangan konstan, biasanya 1000

Dibandingkan dengan angka kelahiran kasar (CBR), GFR lebih


cermat karena sudah memperhitungkan penduduk yang mempunyai
potensi melahirkan, yaitu perempuan usia subur ( 15-49 tahun ). Meskipun
demikian, masih terdapat kelemahan pada ukuran tersebut karena belum
memperhitungkan kenyataan bahwa potensi perempuan dikaitkan dengan
tingkat keseburan atau fekuinditas untuk melahirkan, berbeda-beda
menurut umur perempuan

3. Angka Kelahiran Menurut Umur (Age-Specific Fertility Rate-ASFR)


Angka kelahiran menurut kelompok umur (ASFR) menunjukkan
banyaknya kelahiran dari perempuan pada suatu kelompok umur pada
suatu tahun tertentu per 1000 perempuan pada kelompok umur dan
pertengahan tahun yang sama. Rumus untuk menghitung ASFR adalah

bi
ASFR = 𝑥𝐾
Pfi

Dimana:

bi : jumlah kelahiran dari perempuan pada kelompok umur i pada


tahun tertentu
Pfi : jumlah penduduk perempuan pada kelompok umur i pada pertengahan
tahun yang sama

I : kelompok umur (i=1 untuk perempuan kelompok umur 15-19


tahun, i = 2 untuk

20-24 tahun….,i = 7 untuk 45-49 tahun)

k : bilangan konstanta biasanya 1000

Keunggulan angka kelahiran menurut kelompok umur (ASFR) adalah


sebagai berikut.

1. Ukuran ASFR lebih cermat dibandingkan GFR karena telah


memperhitungkan kemampuan perempuan untuk melahirkan (tingkat
kesuburan) sesuai dengan umurnya
2. Dengan ASFR, memungkinkan untuk dilakukannya studi fertilitas
menurut kohor (tahun kelahiran) atau menurut kelompok umur
tertentu
3. ASFR merupakan dasar perhitungan ukuran fertilitas yang
selanjutnya, yakni ukuran reproduksi (Total fertility Rate-TFR, Gross
Reproduction Rate-GRR, dan Net Reproduction Rate-NRR)

4. Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate-TFR)


TFR adalah jumlah anak rata-rata yang akan dilahirkan oleh seorang
perempuan pada akhir masa reproduksinya apabila perempuan tersebut
mengikuti pola fertilitas pada saat TFR dihitung. TFR merupakan
pengukuran sintetis yang menyatakan fertilitas pada akhir masa reproduksi
(completed fertilty) dari suatu hipotesis perempuan. TFR dihitung dengan
cara menjumlahkan angka kelahiran menurut umur (ASFR) kemudian
dikalikan dengan interval kelompok umur (biasanya 5 tahun ). Secara
matematis rumus TFR dapat dituliskan sebagai berikut.

TFR = 5 ∑7𝑖=1 𝐴𝑆𝐹𝑅𝑖


Keterangan :

ASFR = Age Specific Fertility Rate untuk perempuan pada


kelompok umur i

i = Kelompok umur 15-19, 20-24, 25-29, 30-34, 35-39, 40-44,


dan 45-49 Tahun

Keunggulan angka fertilitas total (TFR) adalah angka ini dapat dijadikan
ukuran kelahiran untuk seorang perempuan selama usia reproduksinya (15-
49 tahun) dan telah memperhitungkan tingkat keseburan perempuan pada
masing-masing kelompok umur.

5. Anak Lahir Hidup atau ALH (Children Ever Born-CEB)


Anak lahir hidup (ALH) mencerminkan banyaknya kelahiran hidup
sekelompok atau beberapa kelompok perempuan pada saat mulai
memasuki reproduksi hingga pada saat pengumpulan data dilakukan. ALH
disebut juga ukuran paritas. Perhitungan jumlah anak yang dilahirkan
hidup rata-rata dapat dituliskan sebagai berikut.

ALHi
Pi =
Pfi

Keterangan :

ALHi = Anak lahir hidup menurut kelompok umur wanita yang


melahirkan

Pfi = Wanita kelompok umur tertentu

i = Kelompok umur

Kelebihan utama dari ukuran jumlah anak yang pernah dilahirkan


hidup (ALH) adalah sebagai berikut

1. Kemudahan dalam memperoleh data, terutama dari sensus dan survey


2. Tidak ada referensi waktu, karena menyatakan jumlah anak yang lahir
hidup dari semenjak seorang perempuan menikah pertama kali

Namun demikian, ukuran jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup


(ALH) juga memiliki kelemahan.
1. Jumlah ALH menurut kelompok umur sering tidak akurat apabila
terdapat kesalahan dalam pelaporan umur ibu, terutama di negara yang
sedang berkembang
2. Oleh karena sifatnya datanya yang retrospektif, maka ada
kecenderungan faktor kelupaan (memory lapse) dalam melaporkan
banyaknya kelahiran, terutama dari perempuan kelompok umur yang
lebih tua. Hal ini terjadi kalau banyak diantara anak mereka yang lahir
hidup, tetapi sudah meninggal pada saat pencacahan atau tinggal
diluar rumah tangga pencacahan.

6. Rasio Anak Wanita (Child Woman Ratio-CWR)


Rasio anak wanita (CWR) adalah perbandingan antara jumlah anak
dibawah lima tahun (0-4 tahun) dengan jumlah penduduk perempuan usia
reproduksi. Jumlah anak usia dibawah lima tahunan sebagai pembilang
merupakan jumlah kelahiran selama lima tahun sebelum pencacahan.
Jumlah perempuan usia reproduksi sebagai penyebut dapat berasal dari
kelompok umur 15-44 tahun atau 15-49 tahun. Demikian juga usia anak
dapat diukur dari 0-9 tahun atau 0-14 tahun. Persamaan ukuran CWR
adalah

P0−4 P0−4
CWR = 𝑥 𝑘 atau CWR = 𝑥𝑘
Pf15−44 Pf15−49

Dimana :
P0-4 = banyaknya penduduk perempuan umur 0-4 tahun
Pf15-44 = banyaknya perempuan umur 15-44 tahun
Pf15-49 = banyaknya perempuan umur 15-49 tahun
K = bilangan konstan, biasanya 1000
Kelebihan dari ukuran rasio anak wanita (CWR)
1. Rasio anak wanita merupakan ukuran yang sederhana dan datanya
mudah diperoleh dari sensus atau survei, yakni dengan pertanyaan:
“berapa jumlah anak ibu yang dilahirkan hidup, termasuk yang
sekarang sudah meninggal?”
2. Rasio ini berguna untuk indikasi fertilitas didaerah dengan luas
wilayah yang kecil dan tidak memungkinkan dibuat angka fertilitas
menurut umur dan angka fertilitas total yang memerlukan sampel
yang cukup besar untuk perhitungannya

Kelemahan dari ukuran rasio anak wanita

1. Kualitasnya sangat dipengaruhi secara langsung oleh kualitas


pelaporan jumlah anak dan pelaporan umur anak maupun umur ibu.
2. Ukuran ini tidak dapat menangkap kasus kematian anak maupun
kematian ibu, khususnya anak berusia dibawah satu tahun, sehingga
ada kemungkinan CWR diperkirakan terlau rendah dibandingkan
dengan kenyataan yang sebenernya.
3. Tidak memperhitungkan tingkat kesuburan perempuan menurut umur,
seperti halnya ASFR.

2.3 Ukuran fertilitas di Provinsi Nanngroe Aceh Darussalam


1. CBR

Angka CBR di Provinsi Naggroe Aceh


Darussalam
30 21.7 21.2
20 14.1
CBR

10

0
1990 2000 2010
Tahun

Sumber; BPS.go.id
Dari data diatas kita dapat mengiterperntasikan bawhwa pada tahun
1990 setiap 1000 penduduk di Provinsi Nanngroe Aceh Darussalam telah
lahir 21-22 orang bayi, sementara pada tahun 2000 angka CBR mengalami
penurunan mencapai 14,1, hal ini mungkin terjadi karena kesuksesan
program KB (Keluarga Berencana) yang dicanangkan pemerintah pada
tahun tersebut. Pada tahun 2010 angka CBR mengalami peningkatan
mencapai 21,2.

2. ASFR & TFR

ASFR
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 ASFR Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam pada kelompok umur 15-19 sebesar 29, artinya wanita
yang berusia 15-19 tahun, dalam satu tahun rata-rata akan melahirkan
0,029 bayi (29 kelahiran unutk setiap 1000 wanita) angka ini turun
dibandingkan dengan hasil sensus penduduk periode sebelumnya.
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 ASFR Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam pada kelompok umur 20-24 sebesar 125 , artinya wanita
yang berusia 20-24 tahun, dalam satu tahun rata-rata akan melahirkan
0,125 bayi (125 kelahiran unutk setiap 1000 wanita) angka ini turun
dibandingkan dengan hasil sensus penduduk periode sebelumnya .
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 ASFR Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam pada kelompok umur 25-29 sebesar 157 , artinya wanita
yang berusia 25-29 tahun, dalam satu tahun rata-rata akan melahirkan
0,157 bayi (157 kelahiran unutk setiap 1000 wanita) angka ini turun
dibandingkan dengan hasil sensus penduduk periode sebelumnya
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 ASFR Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam pada kelompok umur 30-34 sebesar 130 , artinya wanita
yang berusia 30-34 tahun, dalam satu tahun rata-rata akan melahirkan
0,130 bayi (130kelahiran unutk setiap 1000 wanita) angka ini turun
dibandingkan dengan hasil sensus penduduk periode sebelumnya .
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 ASFR Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam pada kelompok umur 35-39 sebesar 81 , artinya wanita
yang berusia 35-39 tahun, dalam satu tahun rata-rata akan melahirkan
0,081 bayi (81 kelahiran unutk setiap 1000 wanita) angka ini turun
dibandingkan dengan hasil sensus penduduk periode sebelumnya
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 ASFR Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam pada kelompok umur 40-44 sebesar 28 , artinya wanita
yang berusia 40-44 tahun, dalam satu tahun rata-rata akan melahirkan
0,028 bayi (28 kelahiran unutk setiap 1000 wanita) angka ini turun
dibandingkan dengan hasil sensus penduduk periode sebelumnya
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 ASFR Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam pada kelompok umur 45-49 sebesar 8 , artinya wanita
yang berusia 45-49 tahun, dalam satu tahun rata-rata akan melahirkan
0,008bayi (8 kelahiran unutk setiap 1000 wanita) angka ini turun
dibandingkan dengan hasil sensus penduduk periode sebelumnya
Semakin bertambahnya usia seorang perempuan maka tingkat
kesuburannya akan menurun karena akan mendekati usia menopause
sehingga kelahiran pada usia tua lebih sedikit dibandingkan dengan usia
muda

TFR
Pada tahun 2010 nilai TFR Nanggroe Aceh Darussalam sebesar
2793 ini berarti bahwa tiap 1000 wanita di provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam melahirkan 2-3 anak selama masa reproduksinya, angka ini
turun dibandingkan dengan hasil sensus penduduk periode sebelumnya
3. CWR

Angka CWR di Provinsi Nanggroe Aceh


Darussalam
0.565
0.6

0.5
0.394 0.395
0.4
CWR

0.3

0.2

0.1

0
1990 2000 2010
Tahun

Angka CWR Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada tahun 2010


sebesar 0,395. Angka ini menunjukkan bahwa untuk setiap 1000 orang
wanita yang berumur 15-49 tahun, terdapat 395 orang anak yang berumur
0-4 tahun.

Grafik diatas menunjukkan angka CWR Provinsi Nanggroe Aceh


Darussalam hasil SP 1990 sebesar 0,565 dan Hasil SP 2000 angka CWR
Indonesia adalah 0,394 Sepuluh tahun kemudian angka CWR naik menjadi
0,395 hasil SP 2010. Hal ini menunjukkkan bahwa proporsi anak umur 0-4
tahun terhadap wanita usia subur 15-49 tahun cenderung turun.
3. Penutup
Kesimpulan
Fertilitas adalah istilah dalam demografi yang digambarkan untuk jumlah
anak yang benar benar dilahirkan hidup, konsep-konsep fertilitas yaitu lahir hidup
(live birth), lahir mati (still birth), aborsi| (abortion), dan masa reproduksi
(childbearing age).
Berdasarkan uraian diatas kita juga dapat mengetahui bahwa terdapat
bebagai ukuran fertilitas yang memiliki bebagai kelebihan dan kekurangan masing
masing ukuran fertilitas ini memiliki peran penting dalam pengambilan kebijakan
oleh pemerintah untuk mengatasi berbagai masalah kependudukan di Provinsi
Naggroe Aceh Darussalam.
Daftar Pustaka

Lembaga Demografi FE UI. 2011. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: Salemba Empat. Hal
73-74.

Lembaga Demografi FE UI. 2011. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: Salemba Empat. Hal
75-79.

Lembaga Demografi FE UI. 2011. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: Salemba Empat. Hal
79-82.

Bps.go.id

https://www.academia.edu/12444395/Fertilitas

https://kesmas-08.blogspot.com/2011/03/ukuran-fertilitas.html

Anda mungkin juga menyukai