Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep dan Definisi Kelahiran

Dalam analisis fertilitas dikenal beberapa konsep tentang kelahiran, yaitu

lahir, mati, dan abortus. Berikut adalah definisi menurut Perserikatan Bangsa

Bangsa (PBB) atau United Stations dan Organisasi Kesehatan Dunia (World

Health Organization- WHO).

1. Lahir hidup (live birth) adalah kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan

lamanya didalam kandungan, dimana si bayi tanpa menunjukkan tanda-tanda

lehidupanpada saat dilahirkan. Misalnya, pada si bayi ada napas (bernapas),

ada denyut jantung, ada denyut tali pusat, atau gerakan-gerakan otot.

2. Lahir mati (still birth) adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yang

sudah berumur paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukkan tanda tanda

kehidupan pada saat dilahirkan

3. Aborsi adalah peristiwa kematian bayi dalam kandungan dengan umur

kehamian kkurang dari 28 minggu. Jenis aborsi :

a. Aborsi disengaja (induced abortion) adalah peritiwa pengguran

kandungan dikarenakan alasan kesehatan atau non kesehatan lainnya.

Seperti : nalu dan tidak menginginkan janin anak yang dikandung

b. Aborsi tidak disengaja (spontanius abortion) peritiwa pengguguran

kandungan karena janin tidak dapat dipertahankan dalam kandungan.

4
5

B. Konsep Masa Reproduksi (Reproductive/Childbearing Age)

Masa/usia reproduksi adalah usia dimana seseorang perempuan

mampu untuk melahirkan (subur), yakni kurun waktu sejak mendapat haid

pertama (menarche) dan berakhir pada saat berhenti haid (menopause). Dalam

analisis fertilitas, pada umumnya umur 15-49 tahun dijadikan rujukan sebagai

masa umur (reproduksi) seorang wanita.

C. Pengukuran Fertilitas Tahunan

Pengukuran fertilitas tahuanan hampir sama dengan pengukuran

mortalitas. Ukuran-ukuran fertilitas tahunan yang akan dibicarakan dibawah

ini menjadi :

1. Angka Fertilitas Kasar (Crude Birth Rate)

Tingkat fertilitas kasar didefinikan sebagai banyaknya kelahiran

hidup pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan

tahun. Atau dengan rumus dapat ditulis sebagai berikut :

B
CBR = ×k
Pm

Dimana :

CBR : Crude Birth Rate atau Tingkat Kelahiran Kasar


Pm : Penduduk pertengahan tahun
k : Bilangan konstan yang biasanya 1.000
B : Jumlah kelahiran pada tahun tertentu
6

Contoh :

Pada tahun 2016 jumlah penduduk Indonesia pada pertengahan tahun

sebesar 128.956.175 orang, sedangkan jumlah kelahiran pada tahun

sebesar 5.756.200. Tingkat Fertilitas Kasar untuk Indonesia pada tahun

2016 dapat dihitung seperti dibawah ini :


5.756 .200
CBR = ×1000
128.956 .175
= 44,63
Iini berarti Indonesia pada tahun 2016 tiap 1.000 penduduk terdapat 44,63

kelahiran.

2. Angka Fertilitas Umum (General Fertility Rate)

Angka fertilitas kasar yang telah dibicarakan sebagai ukuran

fertilitas masih terlalu kasar karena membandingkan jumlah kelahiran

dengan jumlah jumlah penduduk pertengahan tahun. Kita mengakui bahwa

penduduk yang mempunyai resiko hamil adalah perempuan dalam usia

reproduksi (umur 15–49 tahun ). Dengan alasan tersebut ukuran fertilitas

ini perlu diadakan perubahan yaitu membandingkan jumlah jumlah

kelahiran dengan jumlah penduduk usia subur (15-49 tahun). Jadi sebagai

penyebut tidak menggunakan jumlah penduduk pertengahan tahun tetapi

jumlah penduduk perempuan pertengahan tahun umur 15-49 tahun.

Tingkat fertilitas penduduk yang dihasilkan dari perhitungan ini disebut

Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate atau GRD) yang ditulis

dengan rumus :
7

B
CBR = ×k
Pf (15−49)

Dimana :

GFR : Tingkat Fertilitas Umum


B : Jumlah kelahiran
Pf (15-49) : Jumlah penduduk perempuan umur 15-49 tahun pada
pertengahan tahun
k : Konstanta
Contoh :

Pada tahun 2013 jumlah penduduk perempuan usia 15-49 tahun di

Indonesia besarnya 46.106.919 jiwa, sedangkan jumlah kelahiran pada

tahun tersebut sebesar 18.687.292 bayi. Tingkat Fertilitas Umum untuk

Indonesia tahun 2013 dapat dihitung seperti berikut :


18687292
CBR = × 1000
46.106 .919
= 405,17
Ini menunjukkan bahwa terjadi 405,17 kelahiran per 1000 perempuan usia

15-49 tahun.

3. Angka Fertilitas Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate)

Terdapat variasi mengenai besar kecilnya kelahiran antarkelompok-

kelompok penduduk tertetu, karena tingkat fertilitas penduduk ini dapat

pula dibedakan menurut : jenis kelahiran, umur, status perkawinan, atau

kelompok-kelompok penduduk yang lain. Diantara kelompok perempuan

usia reproduksi (15-49) terdapat variasi kemampuan melahirkan, karena

itu perlu dihitung tingkat fertilitas perempuan pada tiap-tiap kelompok


8

umur (age specific fertility rate). Perhitungan tersebut dapat dikerjakan

dengan rumus sebagai berikut :

Dimana :

Bi : Jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur i


Pfi : Jumlah perempuan kelompok umur i pada pertegahan tahun
k : Angka konstanta
Contoh :

Tabel 1.1
Perhitungan Tingkat Fertilitas Menurut Kelompok Umur Perempuan
Indonesia Tahun 2013

Kelompo Jumlah Jumlah ASFR per 1000


k Umur Perempuan Kelahiran perempuan
1 2 3 4=3/2x1000
15-19 1353 684 505,5432373
20-24 9172 7031 766,5721762
25-29 24040 16928 704,1597338
30-34 36711 20877 568,6851352
35-39 39485 14721 372,8251235
40-44 39785 6922 173,9851703
45-49 34694 1429 41,18867816
Jumlah ASRF 3132,959254
Sumber : Jurnal Perhitungan Fertilitas Menggunakan Metode Anak
Kandung 2013, diolah
Dari contoh perhitungan diatas terlihat bahwa Tingkat Fertilitas

perempuan tinggi pada kelompok umur 20-24 tahun, dan terendah pada

kelompok umur 45-49 tahun.

4. Angka Fertilitas menurut urutan kelahiran (Birth Order Specific Fertility

Rates)

Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran sangat penting untuk

mengukur tinggi rendahnya fertilitas suatu negara. Kemungkinan seorang


9

istri untuk menambah kelahiran tergantung kepada jumlah anak yang telah

dilahirkannya. Seorang istri mungkin menggunakan alat kontrasepsi

setelah mempunyai jumlah anak tertentu, dan juga umur anak yang masih

hidup. Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran dapat ditulis dengan

rumus :

Dimana :

BOSFR : Birth Order Specific Fertility Rate


Boi : Jumlah keahiran urutan ke 1
Pf(15-49) : Jumlah perepuan umur 15-49 tahun pertengahan tahun
k : Bilangan konstan = 1000
Contoh :

Tabel 1.2
Tabel Jumlah Kelahiran dan Jumlah Perempuan (15-49) tahun
Urutan
Jumlah Kelahiran Jumlah Perempuan (15-49)
Kelahiran
1 684 1353
2 7031 9172
3 16928 24040
4 20877 36711
5 14721 39485
6 6922 39785
7 1429 34694
Sumber : Jurnal Perhitungan Fertilitas Menggunakan Metode Anak
Kandung 2013, diolah

Didapat :
BOSFR =
684
¿ ×1000
1353¿
Didapatkan angka Fertilitas menurut urutan kelahiran sebesar 505,5
10

5. Angka Fertilitas Umum (General Fertility Rate)

Angka fertilitas umu (GTR) adalah banyaknya kelahiran pada suatu tahun

per 1.000 penduduk perempuan berumur 15-49 tahun pada pertengahan

tahun yang sama. Rumus yang digunakan untuk menghitung GFR adalah :
B
GFR = ×k
P (15−49)

Dimana :

GRF : General Fertility Rate

B : Banyaknya kelahiran selama 1 tahun

P(15-49) : Banyaknya penduduk perempuan umur 15-49 tahun pada


pertengahan tahun

k : Konstanta

Contoh :
Tabel 1.3
Tabel Jumlah Perempuan dan Jumlah Kelahiran
Kelompok Jumlah Jumlah
Umur Perempuan Kelahiran
1 2 3
15-19 1353 684
20-24 9172 7031
25-29 24040 16928
30-34 36711 20877
35-39 39485 14721
40-44 39785 6922
45-49 34694 1429
Jumlah 185240 68592
Sumber : Jurnal Perhitungan Fertilitas Menggunakan Metode Anak
Kandung 2013, diolah
11

68592
GFR = ×1000
185240
= 370,28 per 1000 penduduk perempuan usia 15-49 tahun

6. Standar Tingkat Fertiitas (Standardized Fertility Rates)

Tinggi rendahnya tingkat fertilitas disuatu negara dipengaruhi oleh

bebrapa variabel misalnya, umur, status perkawian, atau karakteristik yang

lain. Seperti halnya dengan mortalitas, kalau kita ingin memperbandingkan

tingkat fertilitas dibeberapa negara, maka pengaruh-pengaruh variabel

tersebut harus dinetralisir dengan menggunakan teknik standarisasi

sehingga hanya satu variabel yang berpengaruh. Teknik standarisasi yang

digunakan sama dengan standarisasi yang dignakan untuk mengukur

mortalitas. Kalau diketahui tingkat fertilitas menurut umur dinegara A dan

B, dan ingin dibandingkan tingkat kelahiran umum di kedua negara

tersebut, maka tingkat fertilitas menurut umur dilakukan degan jumlah

penduduk standar dari masing-masing kelompok umur.

D. Pengukuran Fertilitas Komulatif

Dalam pengukuran fertilitas komulatif, kita mengkur rata-rata jumlah

anak kali-laki dan perempuan yang dilahirkan oleh seorang prempuan pada

waktu perempuan itu memasuki usia subur hingga melampaui batas

reproduksinya.

1. Tingkat Fertilitas Total (Total Fertility Rates)

Tingkat Fertilitas Total didefinikan sebagai jumlah kelahiran hidup

laki-laki dan perempuan tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir

masa reproduksinya dengan catatan :


12

a. Tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri

masa reproduksinya.

b. Tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode waktu

tertentu.

Dalam prakteknya dikerjakan dengan menjumlahkan Tingkat

Fertiilitas perempuan menurut umur, apabila umur tersebut berjemjang

lima tahunan, dengan asumsi bahwa tingkat fertilitas menurut umur

tunggal sama dengan rata-rata tingkat fertiilitas kelompok umur lia

tahunan, maka rumus dari Tingkat Fertilitas Total atau TFR adalah

sebagai berikut :

TRF = 5 ∑ ASFRi

Dimana :

TRF : Total Fertility Rate

a : Penjumlahan tingkat fertilitas menurut umur

ASFRi : Tingkat fertilitas menurut umur ke 1 dari kelompok berjemjang 5

tahunan

Contoh :

Apabila didapat jumlah tingkat fertilitas umur sebesar 3132,9 maka

besarnya Tingkat Fertilitas Total adalah :

TRF = 5 a ASRFi

= 5 x 3132,9

= 15.664, 5
13

Ini berarti tiap 1000 perempuan setelah melewati masa suburnya

akan melahirkan 15.664, 5 bayi laki-laki dan perempuan atau setiap

perempuan melahirkan 15, 664 bayi laki-laki dan perempuan.

2. Gross Reproduction Rate (GRR)

Merupakan jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000

perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tidak ada

seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa

reproduksinya, seperti Tingkat Fertilitas Total. Perhitungan Gross

Reproduction Rate sebagai berikut :

GRR = 5 ∑ ASFRfi

Dimana : ASFRfi adalah tingkat fertilitas menurut umur ke i dari kelompok

berjenjang 5 tahunan

Soal : Apabila ASFRfi nya adalah 385,20 maka :

GRR = 5 X 385,20 = 1926,0

Jadi dalam satu generasi sejumlah 1926,0 perempuan yang akan

menggantikan 1000 perempuan.

3. Net Reproduction Rates (NRR)

Merupakan jumlah kelahiran bayi perempuan oleh kohor hipotesis

dari 1000 perempuan dengan memperhitungkan kemungkinan

meningglkan perempuan-perempuan itu sebelum mengakhiri masa

reproduksinya. Misalnya sebuah kohor yang terdiri dari 1000 bayi

perempuan, beberapa dari perempuan tersebut mempunyai kesempatan

melahirkan hingga umur 20, sebagian hingga umur 30, sebagian hingga
14

umur 40, dan seterunya dan hanya sebagian yang dapat melewati usia 50

tahun. Jadi dari kohor tersebut dihituglah jumlah perempuan-perempuan

yang dapat bertahan hidup pada umur tertentu dengan megalihkannya

dengan kemungkinan hidup dari waktu lahir hingga mencapai umur

tersebut. Dalam prakteknya perhitungan Net Reproduction Rates dapat

didekati dengan rumus dibawah ini :

NRR = ∑ ASFRfi x nLs


lo
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tinggi Rendahnya Fertilitas

Penduduk

Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas dapat

dibagi menjadi dua yaitu faktor demografi dan faktor non demografi. Faktor

demografi diantaranya struktur umur, struktur perkawinan, umur kawin

pertama, paritas, disrupsi perkawinan, dan proporsi kawin. Sedangkan faktor

non demografi antara lain, keadaan ekonomi penduduk, tingkat pendidikan,

perbaikan status perempuan, urbanisasi, dan industrialisasi. Variabel-variabel

tersebut ada yang berpengaruh secara langsung terhadap fertilitas ada juga

yang berpengaruh tidak langsung.

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemungkinan Hubungan Kelamin

Pada Usia Reproduksi

a. Umur memulai hubungan kelamin

b. Selibat permanen, yaitu proporsi perempuan yang tidak pernah

mengadakan hubungan kelamin

c. Lamanya masa reproduksi yang hilang karena :


15

1) Perceraian, perpisahan, atau ditinggal pergi oleh suami

2) Suami meninggal dunia

d. Abstinensi sukarela

e. Abstinensi karena terpaksa (impotensi, sakit, berpisah sementara yang

tidak bisa dihindari)

f. Frekuensi hubungan seks (tidak termasuk abstinensi)

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan konsepsi

a. Kesuburan dan kemandulan biologis (fekunditas dan infekunditas yang

sengaja

b. Menggunakan atau tidak alat-alat kontrasepsi

1) Cara kimiawi dan mekanis

2) Cara-cara lain (seperti metoda ritma, dan senggama terputus)

c. Kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor

disengaja, misalnya sterilisasi

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi selama kehamilan dan kelahiran

a. Kematian janin karena faktor-faktor yang tidak disengaja

b. Kematian janin karena faktor-faktor yang disengaja

Anda mungkin juga menyukai