Anda di halaman 1dari 48

TEKNIK

FERTILITAS

By : Elvaria Mantao
 Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh: Mortalitas,
Migrasi, dan Fertilitas.
 Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Wilayah dapat
mempengaruhi tingkat Fertilitas.

 Tingkat Fertilitas juga dipengaruhi oleh Faktor


Demografis (distribusi umur, jumlah laki-laki dan
perempuan kawin, dan lamanya perkawinan).
 Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat menyebabkan
studi dan kajian mengenai fertilitas menjadi penting.
 Dalam sensus dan survei tentang kependudukan
biasanya dikumpulkan informasi mengenai tingkat
fertilitas saat ini, masa lampau dan kumulatif.

 Ada 3 pertanyaan fertilitas pada SP2020 yang


ditanyakan kepada perempuan pernah kawin berumur
10 tahun keatas, yaitu:
1. Kejadian pernah melahirkan
2. Jumlah anak lahir hidup
3. Peristiwa kelahiran sejak 1 Januari 2019
 SUMBER DATA
 Registrasi
 pencatatan peristiwa vital yang dilakukan secara continue
berdasarkan laporan dari penduduk
 Sensus Penduduk:
pencacahan seluruh penduduk yang tercakup dalam suatu
wilayah, dilakukan 10 tahun sekali
 Survei:
- pengumpulan data disesuaikan dengan kebutuhan/ keperluan,
informasiyang dikumpulkan lebih banyak, dapat dilakukan
kapan saja, di wilayah tertentu
 KONSEP DAN DEFINISI

 Lahir Hidup (Life Birth): - tanpa memperhitungkan lamanya


dalam kandungan dan menunjukkan tanda-tanda kehidupan

 Lahir Mati (Still Birth) : Lahir >= 28 minggu, - tanpa


menunjukkan tanda-tanda kehidupan

 Aborsi : Mati dalam kandungan, dan usia janin < 28 minggu


 Ada 2 macam – Disengaja (alasan medis) dan Tidak disengaja
 UKURAN FERTILITAS
1. Ukuran tahunan, mengukur jumlah kelahiran pada tahun tertentu
dihubungkan dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut; CBR,
GFR, ASFR dan TFR.

2. Ukuran riwayat kelahiran mengukur jumlah rata-rata anak yang


dilahirkan seorang perempuan hingga akhir batas usia subur;
CEB, CWR.

Ukuran reproduksi: GRR, NRR. Ukuran reproduksi yaitu yang


berkenaan dengan kemampuan seorang perempuan untuk
mengantikan dirinya.
 CBR/Angka Kelahiran Kasar
Yaitu banyaknya kelahiran hidup tiap 1000 orang pada tahun
tertentu

CBR =  B/ P x 1000

 B = kelahiran selama setahun.


 P = penduduk pertengahan tahun.

 perhitungan ini sangat kasar karena penyebut adalah penduduk


dari semua jenis kelamin dan semua umur (anak-orang tua) yang
tidak mempunyai potensi untuk melahirkan.
 GFR/Angka Kelahiran Umum
Yaitu banyaknya kelahiran per 1000 wanita yang berumur 15-49
tahun

GFR =  B/ Pf(15-49) x 1000

 B = kelahiran selama setahun.


 Pf(15-49) = penduduk perempuan 15-49 tahun pada pertengahan
tahun.

 ukuran ini belum memperhitungkan bahwa potensi perempuan


untuk melahirkan berbeda menurut umur.
 ASFR/Angka Fertilitas menurut Umur
Yaitu banyaknya kelahiran selama setahun per 1000 wanita pada
kelompok umur tertentu

ASFRi =  Bi/ Pfi x 1000

 Bi = bayi pada kelompok umur i.


 Pfi = penduduk perempuan kelompok umur i pada pertengahan
tahun.

 Ukuran ini telah memperhitungkan kemampuan perempuan untuk


melahirkan sesuai dengan umurnya.
 TFR/Angka Kelahiran Total
 Yaitu jumlah anak yang akan dipunyai seorang wanita selama
masa reproduksinya

TFRi = 5  ASFRi
 ASFRi = angka fertilitas menurut kelompok umur i.

 Ukuran ini dapat dijadikan ukuran kelahiran untuk seorang


perempuan sampai dengan akhir masa reproduksinya dan telah
memperhitungkan tingkat kesuburan perempuan pada tiap
kelompok umur.
 Angka fertilitas (ASFR, TFR) diukur berdasarkan jumlah kejadian
fertilitas dibagi dengan penduduk yang menanggung risiko
melahirkan.

 Tidak semua perempuan mengalami atau memiliki resiko


melahirkan (tidak ada pasangan, steril) sehingga sulit menentukan
penduduk yang termasuk menanggung resiko.

 Dan seseorang perempuan yang telah melahirkan mampu


melahirkan lebih dari satu kali dengan demikian resiko
melahirkan tidak berarti turun, masih ada pilihan baginya untuk
melahirkan lagi atau tidak.
 Rata-rata Paritas Anak Lahir Hidup
 Yaitu banyaknya kelahiran hidup dari sekelompok perempuan
pada saat mulai memasuki reproduksi hingga saat pengumpulan
data dilakukan

Paritasi =  ALHi/  Pfi


 ALHi = anak lahir hidup dari perempuan umur I
 Pfi = penduduk perempuan pernah kawin kelompok umur i
 CWR/Rasio Anak Ibu
 Yaitu perbandingan jumlah anak umur 0-4 dengan penduduk
perempuan umur 15-49 tahun.

CWR =  P0-4) / Pf(15-49) x 1000


 P(0-4) = penduduk 0-4 tahun.
 P(0-4) = penduduk perempuan umur 15-49 tahun.
 GRR/Angka Reproduksi Kotor
 Yaitu banyaknya bayi perempuan yang dilahirkan oleh perempuan
selama masa reproduksi.

GRR = 5  ASFRfi
 atau

GRR = 100/205 x 5 ASFRi


 ASFRfi = angka fertilitas perempuan menurut kelompok umur i.
NRR/Angka Reproduksi Bersih
 Yaitu jumlah bayi perempuan yang dilahirkan oleh perempuan
selama masa reproduksi, dan dapat menggantikan ibunya untuk
bereproduksi dengan mengikuti pola fertilitas dan mortalitas
ibunya.

NRR =  ASFRfi x nLx/l0


 ASFRfi = angka fertilitas perempuan menurut kelompok umur i.
 nLx/l0 = survival ratio dari kohor perempuan
Kelp. Umur Jmh Jumlah ASFR per 1000
Perempuan Kelahiran perempuan
1 2 3 4=3/2x1000
15-19 1.170.505 151.689 129,6
20-24 859.154 208.001 242,1
25-29 777.519 186.138 239,4
30-34 842.807 169.910 201,6
35-39 810.804 103.621 127,8
40-44 683.817 44.927 65,7
45-49 504.942 4.999 9,9
Jumlah ASFR 1.016,1
1. Berapakah CBR?
2. Berapakah GFR?
3. Berapakah TFR?
Kelp. Umur Jmh Jmh Kelahiran ASFRf per
Perempuan bayi 1000
Perempuan perempuan
1 2 3 4=3/2x1000
15-19 5.373.500 8.624 1,6
20-24 4.572.400 250.389 54,76
25-29 4.206.800 416.112 98,91
30-34 4.110.100 172.793 42,04
35-39 3.751.000 35.380 9,43
40-44 3.231.700 4.805 1,49
45-49 2.697.200 228 0,08
Jumlah ASFRf 208,31
GRR = 5 x Jumlah ASFRf
= 5 x 208,31
= 1041,55
 1.041,55 kelahiran bayi perempuan tiap 1000
perempuan usia reproduksi
Kelp. Jumlah Jumlah Rasio ASFRf per Bayi yang
Umur Perempua Kelahiran masih 1000 diharapkan
n bayi hidup perempuan tetap hidup
Perempuan hingga tiap 1000
usia peremp
ibunya
1 2 3 4 5=3/2x1000 6=4x5
15-19 5.373.500 8.624 0,9736 1,6 1,558
20-24 4.572.400 250.389 0,9710 54,76 53,192
25-29 4.206.800 416.112 0,9674 98,91 95,686
30-34 4.110.100 172.793 0,9596 42,04 40,342
35-39 3.751.000 35.380 0,9552 9,43 9,008
40-44 3.231.700 4.805 0,9442 1,49 1,400
45-49 2.697.200 228 0,9304 0,08 0,074
208,31 201,246
NRR = 5 x 201,246
= 1.006,23
1.006,23 kelahiran bayi perempuan tiap 1000
perempuan
Rata-rata banyaknya anak perempuan yang
dimiliki oleh kohor perempuan yang akan tetap
hidup hingga masa reproduksinya adalah 1,00623
orang
 Usia langsung adalah perhitungan usia yang
dilakukan dengan menghitung selisih waktu
antara tanggal lahir dan tanggal saat ini.
Perhitungan ini relatif mudah dan
straightforward.
 Rumus:

Usia langsung = Tanggal saat ini - Tanggal lahir


 Seseorang lahir pada tanggal 1 Januari 2000. Hari
ini adalah tanggal 19 Maret 2024. Usia langsung
orang tersebut adalah:
2024-03-19 - 2000-01-01 = 24 tahun, 2 bulan, 18
hari
Usia tidak langsung adalah perhitungan usia yang
dilakukan dengan menghitung peristiwa penting
dalam kehidupan seseorang. Perhitungan ini lebih
kompleks dan membutuhkan informasi lebih
banyak.
Seseorang memulai pendidikan formalnya di taman
kanak-kanak pada usia 4 tahun. Saat ini, orang
tersebut sedang menempuh pendidikan S2 di usia
24 tahun. Usia tidak langsung orang tersebut dalam
menempuh pendidikan S2 adalah:
24 tahun - 4 tahun = 20 tahun
• Berdasarkan peristiwa penting: Menghitung usia
berdasarkan peristiwa penting dalam kehidupan
seseorang, seperti pernikahan, kematian anggota
keluarga, atau peristiwa sejarah.
• Berdasarkan siklus hidup: Menghitung usia
berdasarkan siklus hidup manusia, seperti masa kanak-
kanak, remaja, dewasa, dan lansia.
• Berdasarkan generasi: Menghitung usia berdasarkan
generasi, seperti generasi baby boomer, generasi X,
generasi Y, dan generasi Z.
Usia Langsung:
Kelebihan:

•Mudah dan straightforward

•Akurat
Kekurangan:

•Tidak memperhitungkan peristiwa penting dalam kehidupan

•Tidak memperhitungkan siklus hidup

Usia Tidak Langsung:


Kelebihan:

•Memperhitungkan peristiwa penting dalam kehidupan

•Memperhitungkan siklus hidup


Kekurangan:

•Kompleks dan membutuhkan informasi lebih banyak

•Kurang akurat
 Pertumbuhan penduduk alami adalah selisih
antara angka kelahiran (natalitas) dan angka
kematian dalam satu periode waktu. Pertumbuhan
penduduk alami dapat dihitung dengan rumus
berikut:
 Pertumbuhan penduduk alami = Natalitas -
Mortalitas
 Natalitas di suatu negara dalam satu tahun adalah
200.000 jiwa. Mortalitas di negara tersebut dalam
satu tahun adalah 100.000 jiwa. Pertumbuhan
penduduk alami negara tersebut adalah:
 200.000 - 100.000 = 100.000
• Kebijakan pemerintah: Kebijakan pemerintah tentang keluarga
berencana dan kesehatan dapat mempengaruhi angka kelahiran
dan kematian.
• Kondisi ekonomi: Kondisi ekonomi yang baik dapat mendorong
angka kelahiran dan menurunkan angka kematian.
• Tingkat pendidikan: Tingkat pendidikan yang tinggi dapat
mendorong angka kelahiran yang lebih rendah dan meningkatkan
kesehatan masyarakat.
• Nilai budaya: Nilai budaya tentang pernikahan dan anak dapat
mempengaruhi angka kelahiran.
 Data statistik vital sangat penting untuk
menganalisis kesehatan dan kesejahteraan
penduduk di berbagai wilayah di Indonesia. Data
ini mencakup kelahiran, kematian, dan migrasi
penduduk.
 Di Indonesia, data statistik vital didapatkan dari beberapa sumber,
diantaranya:
• Badan Pusat Statistik (BPS): BPS secara rutin melakukan sensus
penduduk dan Sensus Penduduk Long Form (SPLF) yang
mengumpulkan data kelahiran, kematian, dan migrasi.
• Sistem Registrasi Vital (SRV): Pemerintah Indonesia tengah
membangun Sistem Registrasi Vital yang terintegrasi secara nasional.
Saat ini, beberapa daerah sudah menerapkan SRV yang mencatat
peristiwa kelahiran dan kematian secara real-time.
• Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI): SDKI yang
dilakukan secara berkala oleh BPS mengumpulkan data kesehatan
reproduksi, fertilitas (tingkat kelahiran), dan mortalitas (tingkat
kematian).
 Perbedaan data statistik vital antar wilayah di Indonesia dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
• Kondisi sosial ekonomi: Daerah dengan kondisi sosial ekonomi
yang lebih baik umumnya memiliki angka kematian yang lebih
rendah dan angka harapan hidup yang lebih tinggi.
• Akses layanan kesehatan: Ketersediaan dan kualitas layanan
kesehatan dapat mempengaruhi angka kematian bayi dan ibu
melahirkan.
• Tingkat pendidikan: Tingkat pendidikan yang lebih tinggi dapat
mendorong angka kelahiran yang lebih rendah dan meningkatkan
kesadaran masyarakat terhadap kesehatan.
• Kultur dan tradisi: Budaya dan tradisi pernikahan serta pola asuh
anak dapat mempengaruhi angka kelahiran.
Analisa perbedaan data statistik vital antar wilayah
dapat membantu pemerintah dalam:
•Menargetkan program kesehatan dan keluarga
berencana ke daerah yang membutuhkan.
•Mengembangkan kebijakan untuk pemerataan
akses layanan kesehatan.
•Memantau kemajuan pembangunan di bidang
kesehatan di berbagai wilayah.
 Dengan membandingkan data statistik vital antar waktu, analis dapat
melihat tren seperti:
• Tren angka kelahiran: Apakah angka kelahiran di Indonesia sedang
meningkat, menurun, atau stagnan? Faktor apa yang mempengaruhi
tren ini?
• Tren angka kematian: Apakah angka kematian di Indonesia sedang
menurun? Apakah ada perubahan pada penyebab kematian utama
dari waktu ke waktu?
• Tren angka harapan hidup: Apakah harapan hidup masyarakat
Indonesia meningkat? Faktor apa yang menyebabkan peningkatan
ini?
• Tren migrasi penduduk: Apakah ada pola migrasi penduduk antar
wilayah di Indonesia dari waktu ke waktu?
Analisa tren data statistik vital antar waktu
bermanfaat untuk:
•Mengevaluasi efektivitas program kesehatan dan
keluarga berencana.
•Merencanakan program kesehatan masyarakat
yang lebih baik ke depannya.
•Memprediksi pertumbuhan penduduk masa depan.

•Mengidentifikasi perubahan pola penyakit dan


kematian.
Berikut beberapa contoh penggunaan dan penyebaran statistik vital:
Pemerintah:

•Membuat kebijakan dan program: Statistik vital digunakan untuk merumuskan


kebijakan dan program di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan
pembangunan sosial. Contohnya, data kematian ibu hamil dan bayi digunakan
untuk merumuskan program kesehatan ibu dan anak.
•Mengevaluasi program: Statistik vital digunakan untuk mengevaluasi efektivitas
program dan kebijakan pemerintah. Contohnya, data angka harapan hidup
digunakan untuk mengevaluasi program kesehatan masyarakat.
•Membuat proyeksi penduduk: Statistik vital digunakan untuk memproyeksikan
pertumbuhan penduduk di masa depan. Contohnya, data kelahiran dan kematian
digunakan untuk memproyeksikan kebutuhan pendidikan dan kesehatan di masa
depan.
 Penelitian:
• Menganalisis tren kesehatan: Statistik vital digunakan untuk
menganalisis tren kesehatan masyarakat, seperti tren angka
kematian dan penyakit. Contohnya, data kematian akibat penyakit
menular digunakan untuk menganalisis efektivitas program
penanggulangan penyakit.
• Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan: Statistik vital digunakan untuk mempelajari faktor-
faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat, seperti faktor
sosial ekonomi, lingkungan, dan budaya. Contohnya, data
kematian akibat kecelakaan lalu lintas digunakan untuk
mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan lalu
lintas.
Swasta:
•Mengembangkan bisnis: Statistik vital digunakan oleh perusahaan
untuk mengembangkan bisnis mereka, seperti menentukan target
pasar dan lokasi usaha. Contohnya, data usia dan jenis kelamin
penduduk digunakan untuk menentukan target pasar produk makanan
dan minuman.
•Melakukan riset pasar: Statistik vital digunakan oleh perusahaan
untuk melakukan riset pasar dan memahami kebutuhan konsumen.
Contohnya, data tingkat pendidikan penduduk digunakan untuk
menentukan jenis produk edukasi yang dibutuhkan masyarakat.
Statistik vital dapat disebarkan melalui berbagai cara, seperti:
•Publikasi: BPS dan lembaga pemerintah lainnya menerbitkan
publikasi yang berisi data statistik vital.
•Website: BPS dan lembaga pemerintah lainnya menyediakan
website yang berisi data statistik vital.
•Media massa: Media massa seperti surat kabar, televisi, dan radio
dapat menyebarkan informasi tentang statistik vital.
•Seminar dan workshop: Seminar dan workshop dapat diadakan
untuk menyebarkan informasi tentang statistik vital kepada
masyarakat
 Sistem pencatatan sipil dan registrasi vital saling
terkait. Sistem pencatatan sipil menggunakan
data registrasi vital untuk menerbitkan dokumen
kependudukan, seperti akta kelahiran, kartu
keluarga, dan KTP. Registrasi vital menggunakan
data dari sistem pencatatan sipil untuk
memastikan semua peristiwa vital tercatat dengan
benar
• Ketidaklengkapan pencatatan: Masih banyak peristiwa vital
yang tidak tercatat, terutama di daerah pedesaan.
• Keterlambatan pencatatan: Seringkali peristiwa vital tercatat
lama setelah kejadian.
• Kesalahan pencatatan: Kesalahan dalam pencatatan data dapat
menyebabkan masalah dalam pengurusan dokumen dan hak-hak
individu.
• Kurangnya koordinasi: Koordinasi antar lembaga yang terkait
dengan sistem pencatatan sipil dan registrasi vital masih perlu
ditingkatkan.
• Peningkatan sosialisasi: Meningkatkan sosialisasi kepada
masyarakat tentang pentingnya pencatatan sipil dan registrasi
vital.
• Peningkatan akses: Mempermudah akses masyarakat ke layanan
pencatatan sipil dan registrasi vital.
• Pemanfaatan teknologi: Memanfaatkan teknologi informasi
untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi pencatatan.
• Penguatan koordinasi: Memperkuat koordinasi antar lembaga
yang terkait dengan sistem pencatatan sipil dan registrasi vital.
 Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari
satu tempat ke tempat lain. Mobilitas ini dapat terjadi
dalam berbagai bentuk, seperti:
• Migrasi: Perpindahan penduduk dari satu wilayah ke
wilayah lain untuk menetap.
• Urbanisasi: Perpindahan penduduk dari desa ke kota.
• Pariwisata: Perpindahan penduduk untuk tujuan wisata.
• Perjalanan bisnis: Perpindahan penduduk untuk tujuan
bisnis.
 Mobilitas penduduk dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit. Hal ini
terjadi karena:

• Penduduk yang berpindah dapat membawa penyakit dari satu tempat ke


tempat lain. Contohnya, seorang pendatang yang membawa virus influenza
dapat menularkan virus tersebut kepada penduduk di tempat tujuan.
• Mobilitas penduduk dapat meningkatkan kontak antar individu. Semakin
banyak orang yang berkontak, semakin besar kemungkinan penyakit untuk
menular. Contohnya, di tempat wisata yang ramai, pengunjung berisiko tinggi
tertular penyakit menular seperti flu dan diare.
• Mobilitas penduduk dapat menyebabkan kepadatan penduduk. Kepadatan
penduduk yang tinggi dapat mempermudah penyebaran penyakit menular
melalui udara, seperti batuk dan bersin. Contohnya, di kota-kota besar yang
padat penduduk, penyakit menular seperti COVID-19 dapat menyebar dengan
mudah.
• Meningkatkan surveilans kesehatan: Melakukan surveilans
kesehatan untuk mendeteksi dini dan melacak penyebaran penyakit.
• Meningkatkan imunisasi: Meningkatkan cakupan imunisasi untuk
melindungi penduduk dari penyakit menular.
• Meningkatkan edukasi kesehatan: Memberikan edukasi kepada
penduduk tentang cara mencegah penyakit menular.
• Meningkatkan higiene dan sanitasi: Meningkatkan higiene dan
sanitasi di tempat-tempat umum, seperti terminal, bandara, dan
tempat wisata.
• Membatasi mobilitas penduduk: Membatasi mobilitas penduduk
saat terjadi wabah penyakit.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai