BIDANG KAJIAN :
DINAMIKA KEPENDUDUKAN
PENDAHULUAN
Komponen dasar demografi adalah fertilitas, mortalitas, dan migrasi, yang
mempengaruhi perubahan penduduk.Dalam modul ini memuat pengertian
fertilitas, pengukuran fertilitas, faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi
rendahnya fertilitas, mortalitas, pengukuran mortalitas, serta faktor-faktor yang
mempengaruhi mortalitas.Dalam modul 1 juga memuat tugas untuk
menganalisis fertilitas dan mortalitas suatu daerah.Bagian akhir terdapat tes
formatif yang harus dikerjakan.Skor yang diperoleh dalam mengerjakan soal
formatif menggambarkan penguasaan materi pada Modul 1.Fertilitas dan
Mortalitas.
PETUNJUK BELAJAR
1. Bacalah modul ini sebaik-baiknya dengan cermat
2. Jika diperlukan saudara boleh mencari informasi tambahan sesuai
dengan materi dalam modul ini
3. Setelah membaca kerjakan latihan soal pada bagian akhir modul ini.
Saudara harus mendapatkan skor minimal 70. (minimal 7 soal harus
dijawab dengan benar)
4. Jika Saudara mendapatkan skor kurang dari 70 maka saudara dinyatakan
belum tuntas.
5. Jika belum tuntas dalam belajar modul ini, jangan beralih ke modul
berikutnya
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Dalam substansi keilmuan, setiap guru Geografi wajib menguasai pengetahuan
Geografi yang setara dengan pengetahuan Geografi yang dikuasai oleh Sarjana
Geografi.
1
SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN
Peserta mempunyai pengetahuan tentang pengertian fertilitas, pengukuran
fertilitas, faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas,
mortalitas, pengukuran mortalitas, serta faktor-faktor yang mempengaruhi
mortalitas
2
B. Pengukuran Fertilitas
Pengukuran fertilitas tidak sesederhana dalam pengkuran mortalitas,
dengan alasan sebagai berikut:
1. Akurasi data, sulit memperoleh data lahir hidup karena banyak bayi-bayi
yang meninggal beberapa saat setelah kelahiran tidak dicatatkan sebagai
peristiwa kelahiran atau kematian dan sering juga dicatatkan sebagai lahir
mati (still bith)
2. Tidak semua wanita mempunyai resiko melahirkan, yang mempunyai resiko
adalah wanita menikah yang usianya usia reproduksi.
3. Kejadian melahirkan seorang wanita dapat berkali-kali dan melibatkan dua
orang suami dan istri, dan akan lebih kompleks jika seorang wanita tersebut
cerai, dan menikah lagi.
4. Budaya mempengaruhi kelahiran terutama yang mendukung kelahiran
misalnya banyak anak banyak rezeki.
Ada dua macam pengukuran fertilitas yaitu pengukuran fertilitas
tahunan dan dan pengukuran fertilitas kumulatif. Pengukuran fertilitas tahunan
adalah mengukur jumlah kelahiran pada tahun tertentu dan dihubungkan dengan
jumlah penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun tertentu.
Pengukuran kumulatif adalah mengukur jumlah rata-rata anak yang dilahirkan
oleh seorang wanita sampai mengakhiri batas usia subur.
3
b. Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate / GFR)
Pengukuran GFR sama dengan CBR, hanya penyebutnya tidak terdiri
dari seluruh jumlah penduduk tetapi jumlah penduduk wanita dalam usia subur
yaitu wanita yang berumur antara (15 – 44) tahun atau (15 – 49)tahun.
GFR merupakan suatu angka yang menunjukkan jumlah kelahiran per 1.000
perempuan dalam usia produktif ( 15 – 44 dan 15 – 49 tahun) dalam suatu
periode tertentu. Untuk menghitung angka kelahiran ini diperlukan tentang
jumlah penduduk wanita usia reproduktif. Angka fertilitas umum ini lebih
cermat dari pada angka kelahiran kasar (CBR).
GFR = Jumlah kelahiran pada tahun tertentu x 1.000
Jumlah wanita usia 15 – 49 th. pada pertengahan tahun
GFR = B xk
Pf (15 – 49)
(Sumber : Mantra, 2015)
ASFR = Bi xk
Pfi
(Sumber : Mantra, 2015)
Analisa kelompok umur yang berinterval lima tahun ini digunakan sebagai
waktu untuk menghitung angka khusus menurut umur. Yang khas bahwa angka
4
menurut umur itu rendah atau sedang dalam kelompok umur 15 - 19 tahun,
sedang yang tertinggi dalam kelompok umur 20-an, lalu menurun sedang bagi
wanita umur 30-an. Angka setelah umur 39 tahun biasanya relatif kecil.
Contoh:
Taksiran angka ASFR untuk Jawa Timur tahun 2006-2009 (perhitungan
didasarkan pada data Sensus Penduduk 2010)
TFR adalah jumlah bayi yang akan dilahirkan oleh 1.000 wanita selama
masa suburnya. Dalam praktek biasanya kita mengerjakan hitungan TFR lewat
perhitungan ASFR dengan mengalikan 5 jumlah dari ASFR itu, yang biasanya
ditulis dengan rumus:
TFR = 5 x ∑ ܴܨܵܣi
(Sumber : Mantra, 2015)
Misalnya ASFR untuk Jawa Timur tahun 2010dihitung dari Sensus Penduduk
tahun 2010
5
Total Fertility Rate (TFR ) = 5 x 399 = 1995, TFR sebesar 1995 per 1.000
wanita dalam usia reproduksi atau 1,995 untuk seorang wanita,ini berarti dalam
masa reproduksinya seorang wanita itu mempunyai 1 atau 2 orang anak.
b. Gross Reproduction Rate (GFR / Tingkat Reproduksi Kotor)
GFR adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh sebuah cohort yang
terdiri dari seribu bayi perempuan sepanjang hidupnya tidak ada yang meninggal
sebelum mengakiri masa reproduksinya, dapat dikatakan juga bahwa GRR sama
dengan TFR untuk bayi wanita, yang biasa ditulis dengan rumus :
GFR = 5 x ∑ ( ܴܨܵܣSumber : Mantra, 2015)
Dimana ASFR = ASFR wanita = ASFR fi
Tabel 2. Contoh Angka ASFR untuk menghitung nilai GFR
Umur Jumlah Wanita Jumlah kelahiran ASFR wanita
wanita
(1) (2) (3) (4 = 3/2.K)
15 – 19 3.755 199 52,99
20 – 24 3.675 365 99,32
25 – 29 4.430 366 82,62
20 – 34 3.779 267 70,65
35 – 39 3.303 163 49,35
40 – 44 2.644 61 23,07
45 – 49 1.944 14 7,20
Jumlah ASFRfi = 358,20
Sumber : Mantra 2015
6
dari wanita-wanita tersebut sebelum mengakiri masa reproduksinya. Atau dapat
dikatakan merupakan angka yang menunjukkan rata-rata jumlah anak-anak
perempuan yang dilahirkan oleh seorang wanita selama masa hayatnya, dengan
mengikuti pola fertilitas yang sama seperti ibunya.Cohort adalah sekelompok
penduduk yang dalam perjalanan hidupnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
sama. Misalnya sebuh cohort terdiri dari seribu bayi perempuan, berapa dari
1000 wanita itu yang meninggal sebelum mencapai umur reproduksinya.
Selanjutnya wanita-wanita yang mencapai umur reproduksinyapun berapa yang
meninggal, misalnya berapa wanita yang hanya berkesempatan mempunyai anak
sampai umur 30 tahun dan seterusnya sampai akhir umur reproduksi sesudah itu
meninggal.
Jadi berapakah besarnya jumlah bayi wanita yang akan menggantikan
cohort wanita diatas sampai akhir masa reproduksinya, dengan memperhatikan
kemungkinan meninggal beberapa anggota cohort tersebut.NRR ini biasa ditulis
dalam bentuk rumus sebagai berikut:
NRR = ∑(ܴܨܵܣ) ( ݔ )(Sumber : Mantra, 2015)
బ
7
NRR = 1268, ini berarti bahwa dalam satu generasi yang akan datang 1.000
wanita akan diganti oleh 1.390,83 bagi wanita.
8
a) Menggunakan cara-cara mekanik dan bahan-bahan kimia
b) Menggunakan cara-cara lain
3. Kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
disengaja (sterilisasi, obat-obatan dan sebagainya)
Menurut Davis dan Blake, setiap variabel diatas terdapat pada semua
masyarakat.Masing-masing variabel memiliki pengaruh (nilai) positif dan
negatifnya sendiri-sendiri terhadap fertilitas.Contoh jika pengguguran tidak
dipraktekkan di masyarakat maka variabel tersebut bernilai positif terhadap
fertilitas. Arti lainnya fertilitas dapat meningkat karena tidak ada
pengguguran.Dengan demikian ketidak-adaan variabel tersebut juga suatu
masyarakat masing-masing variabel bernilai negatif atau positif maka angka
kelahiran yang sebenarnya tergantung kepada neraca netto dari nilai semua
variabel.
John Bongaarts (1978) mensederhanakan variabel Davis dan Blake, ada
empat variabel antara yang terpenting yang mempengaruhi tinggi rendahnya
fertilitas yaitu : perkawinan atau proporsi wanita yang kawin, pemakaian alat
kontrasepsi, laktasi, dan pengguguran yang disengaja.
Menurut Freedman (1975) mengemukakan bahwa fertilitas dipengaruhi
oleh variable antara dan variabel antara itu sendiri dipengaruhi oleh norma
besarnya keluarga (family norm) dan norma variabel antara itu
sendiri.Selanjutnya norma-norma tentang besarnya keluarga dipengaruhi oleh
tingkat kematian bayi dan anak. Kesemua variabel antara ini dipengaruhi oleh
struktur sosial ekonomi yang ada di masyarakat.
Menurut Leibenstein anak dilihat dari dua aspek yaitu aspek kegunaan
(utility) dan aspek biaya (cost). Kegunaannya adalah memberikan kepuasaan,
dapat memberikan balas jasa ekonomi atau membantu dalam kegiatan
berproduksi serta merupakan sumber yang dapat menghidupi orang tua di masa
9
depan atau sebagai tabungan hari tua. Sedangkan pengeluaran untuk
membesarkan anak adalah biaya dari mempunyai anak tersebut.
L Tingkat F
Mortalitas
I E
Norma tentang
N R
besarnya
G keluarga T
K Variabel I
Antara
U L
Norma tentang
N Variabel I
Antara
G T
Struktur
A Ekonomi A
N Program KB S
D. Pengertian Mortalitas
Menurut PBB dan WHO, kematian adalah hilangnya semua tanda-tanda
kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran
hidup.Still birth dan keguguran tidak termasuk dalam pengertian kematian.
Perubahan jumlah kematian (naik turunnya) di tiap daerah tidaklah sama,
tergantung pada berbagai macam faktor keadaan. Besar kecilnya tingkat
kematian ini dapat merupakan petunjuk atau indikator bagi tingkat kesehatan
dan tingkat kehidupan penduduk di suatu wilayah.
10
1. Neo-natal death adalah kematian yang terjadi pada bayi yang belum
berumur satu bulan.
2. Lahir mati (still birth) atau yang sering disebut kematian janin (fetal death)
adalah kematian sebelum dikeluarkannya secara lengkap bayi dari ibunya
pada saat dilahurkan tanpa melihat lamanya dalam kandungan.
3. Post neo-natal adalah kematian anak yang berumur antara satu bulan
sampai dengan kurang dari satu tahun.
4. Infant death (kematian bayi) adalah kematian anak sebelum mencapai umur
satu tahun.
E. Pengukuran Mortalitas
a. Tingkat kematian kasar (Crute Death rate/CDR)
Tingkat kematian kasar didefinisikan sebagai banyaknya orang yang
meninggal pada suatu tahun dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun
tersebut. Secara konvensional kita menyatakan tingkat itu untuk tiap 1.000
orang. Sehingga dapat juga dikatakan bahwa tingkat kematian kasar adalah
sebagai jumlah kematian pada suatu daerah pada tahun tertentu tiap 1.000
penduduk pada pertengahan tahun. CDR dapat dituliskan dengan rumus:
11
ASDR = Di X k (Sumber : Mantra, 2015)
Pi
∑ బషభ
IMR = ∑
(݇ ݔSumber : Mantra, 2015)
D0 – 4 tahun
AKBa (0- 5 th) = _________ x k(Sumber : BPS.go.id)
P0 - 4 tahun
12
D0-4thn = jumlah kematian anak berusia 0-4 tahunpada satu tahun tertentu
k = konstanta (1000)
Banyaknya kematian anak berumur 1-4 tahun selama satu tahun tertentu per
1.000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun.
D1 – 4 tahun
AKA (1- 4 th) = __________ x k(Sumber : BPS.go.id)
P 1-4 tahun
D1- 4 thn = jumlah kematian anak berusia 1-4 tahun pada satu tahun tertentu
k = konstanta (1000)
Jumlah perempuan umur 15-49 tahun disebut juga “person years lived exposed
to risk” yaitu jumlah orang yang mempunyai risiko mengalami kematian karena
kehamilan/persalinan (sesuai definisi kematian ibu)
13
2 )Maternal Mortality Ratio
14
19. Cedera, keracunan dan beberapa konsekuensi lain dari penyebab
eksternal
20. Penyebab eksternal morbiditas dan mortalitas
21. Faktor yang mempengaruhi status kesehatan dan kontak dengan layanan
kesehatan
22. Kode untuk tujuan khusus misal penyakit baru atau ketahanan terhadap
obat
Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia, disusul
oleh penyakit stroke. Adapun sepuluh penyebab kematian di dunia terlihat pada
gambar 1, yaitu penyakit jantung, stroke, infeksi pernafasan, paru kronis, kanker
paru, diabet mellitus, alzheimer dan penyakit dimensia, penyakit diare, TBC
serta penyebab kematian yang disebabkan oleh kecelakaan.
15
dan faktor regional) dan; (2) Variabel endogenous atau faktor biomedical
(seperti pola pemberian ASI, kebersihan, sanitasi dan nutrisi).
Determinan Sosial-
Ekonomi
Sehat Sakit
16
3) Kulit, tanah dan benda mati yang merupakan jalur infeksi kulit
4) Serangga pembawa penyakit
3. Kekurangan gizi
1) Kalori,
2) Protein, dan
3) Gizi mikro (vitamin dan mineral)
4. Luka kecelakaan
1) Kecelakaan
2) Luka yang disengaja
5. Pengendalian Penyakit Perorangan
1) Tindakan preventif perorangan
2) Perawatan dokter
17
(ibu yang bekerja di sektor formal memiliki akses yang lebih baik
terhadap berbagai informasi kesehatan), keberdayaan perempuan
(woman empowerment) yang memungkinkan perempuan lebih aktif
dalam menentukan sikap dan lebih mandiri dalam memutuskan hal
terbaik bagi dirinya, termasuk kesehatannya atau kehamilannya.
18
pemeriksaan kehamilan, yang akan menyebabkan tidak terdeteksinya
kelainan yang dapat menyebabkan komplikasi)
c. Akses Terhadap Pelayanan Reproduksi
Akses pelayanan, ada dua aspek utama, yaitu ketersediaan dan
keterjangkauan.Ketersediaan adalah tersedianya fasilitas pelayanan
kesehatan dengan jumlah dan kualitas yang memadai.Keterjangkauan
pelayanan kesehatan meliputi jarak, waktu, dan biaya.
d. Perilaku sehat
Berkaitan dengan perilaku penggunaan alat-alat kontrasepsi ( ibu ber
KB akan lebih jarang melahirkan dibandingkan dengan ibu yang tidak
berKB), pemeriksaan kehamilan (ibu yang melakukan pemeriksaan
kehamilan secara teratur akan terdeteksi masalah kesehatan dan
komplikasinya), penolong persalinan (ibu yang ditolong oleh dukun
berisiko lebih besar untuk mengalami kematian dibandingkan dengan
ibu yang melahirkan oleh tenaga kesehatan), perilaku menggugurkan
kandungan (ibu yang berusaha menggugurkan kandungannya berisiko
lebih besar untuk mengalami komplikasi)
e. Faktor-faktor lain yang tidak diketahui atau tidak terduga
Ada keadaan yang mungkin terjadi secara tiba-tiba dan tak terduga
yang dapat menyebabkan terjadinya komplikasi selam hamil atau
melahirkan.Beberapa keadaan tersebut terjadi pada saat melahirkan,
misalnya kontraksi uterus yang tidak adekuat, ketuban pecah dini dan
persalinan yang terlambat melebihi 9 bulan.
19
total kesuburan (Total Fertility Rate/TFR) ternyata tidak selalu
memberikan dampak yang berarti pada penurunan AKI karena
kematian ibu berkaitan pula dengan faktor-faktor lain, misal kualitas
pelayanan kesehatan
b. Komplikasi Kehamilan dan Persalinan
Komplikasi obstetri ini merupakan penyebab langsung kematian ibu,
yaitu perdarahan, infeksi, eklampsia, partus lama, abortus dan rupture
uteri. Intervensi yang ditujukan untuk mengatasi komplikasi obstetri
tersebut merupakan intervensi jangka pendek; yang hasilnya akan dapat
gera terlihat dalam bentuk penurunan AKI.
20
a. Mencegah/memperkecil kemungkinan perempuan untuk menjadi hamil.
Pada saat perempuan tidak berada dalam kehamilan, ia tidak mempunyai
risiko kematian ibu. Penurunan angka kesuburan perempuan merupakan
cara yang efektif untuk mencegah kemungkinan menjadi hamil sehingga
menghilangkan risiko kematian akibat kehamilan/persalinan.Keikutsertaan
dalam ber-KB mencegah kematian ibu.
b. Mencegah/Memperkecil kemungkinan perempuan hamil mengalami
komplikasi dalam kehamilan/persalinan.
Banyak analisis menunjukkan bahwa kejadian komplikasi obstetri tidak
dapat di cegah atau diperkirakan sebelumnya, kecuali misalnya induksi
abortus yang tidak aman.Dan telah diketahui bahwa kelompok perempuan
tertentu mempunyai risiko yang lebih besar terhadap kematian dari pada
kelompok perempuan lainnya.Analisis juga menunjukkan risiko kematian
ibu terbesar pada kelompok umur di bawah 20 tahun dan di atas 30 tahun.
c. Mencegah/memperkecil kematian perempuan yang mengalami
komplikasi dalam kehamilan/persalinan.
Walaupun kebanyakan komplikasi obstetri tidak dapat dicegah dan
diperkirakan sebelumnya, tidak berarti bahwa komplikasi tersebut tidak
dapat ditangani.Setiap ibu hamil mempunyai risiko untuk mengalami
komplikasi obstetri, maka ibu hamil perlu mempunyai akses terhadap
pelayanan kegawat-daruratan obstetri.Dengan penanganan yang baik,
hampir semua kematian ibu dapat dicegah.
RANGKUMAN
21
variabel Davis dan Blake, ada empat variabel antara yang terpenting yang
mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas. Menurut Freedman (1975)
mengemukakan bahwa fertilitas dipengaruhi oleh variable antara dan variabel
antara itu sendiri dipengaruhi oleh norma besarnya keluarga (family norm) dan
norma variabel antara itu sendiri. Menurut Freedman mengemukakan bahwa
fertilitas dipengaruhi oleh variable antara dan variabel antara itu sendiri
dipengaruhi oleh norma besarnya keluarga (family norm) dan norma variabel
antara itu sendiri. Menurut Becker (1960), menyatakan anak dari sisi ekonomi
pada dasarnya dapat dianggap sebagai barang konsumsi tahan lama (a
consumption good, consumer’s durable) yang mempunyai manfaat (utility)
untuk memenuhi kebutuhan orang tuanya.
Menurut PBB dan WHO, kematian adalah hilangnya semua tanda-tanda
kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.
Pengukuran mortalitas antara lain pengukuran Tingkat Kematian Kasar (CDR),
Tingkat Kematian Umur Khusus (ASDR), Tingkat Kematian Bayi (IMR),
Angka Kematian Anak, Angka Kematian Balita, dan Angka Kematian Ibu.
Faktor yang mempengaruhi kematian ada dua faktor, yaitu faktor dari dalam
individu atau faktor dari luar individu, dan WHO mengklasifikasi penyebab
kematian ke dalam daftar Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD) dengan
sangat terperinci.Mosley dan Chen (1984) membagi variabel-variabel yang
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup anak menjadi dua, yaitu; (1) Variabel
yang dianggap eksogenous atau sosial ekonomi (seperti budaya, sosial, ekonomi,
masyarakat, dan faktor regional) dan; (2) Variabel endogenous atau faktor
biomedical (seperti pola pemberian ASI, kebersihan, sanitasi dan nutrisi).
Mc.Carthy dan Maine (1992) dalam kerangka konsepnya mengemukakan peran
determinan kematian ibu sebagai keadaan atau hal yang melatarbelakangi dan
menjadi penyebab langsung serta tidak langsung dari kematian ibu. Determinan
kematian ibu itu dikelompokkan dalam : Determinan Proksi atau dekat
(proximate determinant), determinan antara (intermediate determinants) dan
determinan kontekstual (contekstual determinants)
22
DAFTAR PUSTAKA
Barclay, George W, 1958, Tecnique of Population Analysis. New York, John
Wiley Sons.
Bongaarts, John, 1978, “A Framework for analysing the proximate determinants
of fertility” Population and Development Review, Vol.4.no. 1 (March), pp.
27 – 45
Carthy Mc, James, Deborah Maine, 1992, “A Framework for Analyzing the
Determinants of Maternal Mortality” Studies in Family Planning Vol. 23,
No. 1 (Jan. – Feb.), pp. 23-33
Donald.J Bogue, 1969: Principles of Demography. John Wiley and Sons. Inc,
New York
Freedman, Ronald, 1975, The Sociology of Human Ferlity, New York, Irvington
Lembaga Demografi, 1980, Buku Pegangan Bidang Kependudukan, Jakarta,
Lembaga Demografi FE-UI.
Lucas, David, Peter McDonald, Elspeth Young, and Christable Young, 1982,
Pengantar Kependudukan. Penerjemah Nin Bakde Sumanto, Riningsih
Saladi. Yogyakarta, Gadjah Mada Press, dan PPSK-UGM
Mantra, Ida Bagus, 2015, Demografi Umum, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Mosley, W. Henry, and Lincoln c. Chen, 1983, An Analytical Framework for
the Study of ChildSurvival in Developing Countries, dalam W. Henry and
Chen, Lincoln, eds. Child Survival Strategiesfor Researc. London.
Cambridge University Press
Pollard AH, Yusuf Farhat, Pollard GN, 1981, Teknik Demografi.Terjemahan
Rozy Munir, dkk,Bina Aksara, Bandung
Shyrock, Hs and Js Siegel, 1976. The Methods and Materials of Demography.
London. Academic Press, Inc
Thomson Waren,S, and David. Lewis, 1958: Population Problem. New York.
Mc.Graw-Hill Book Company.
23