Anda di halaman 1dari 12

DASAR KEPENDUDUKAN

MATERI : I (FERTILITAS)
1.1 Istilah-Istilah
a. Fertilitas = dalam istilah demografi diartikan sebagai “Hasil reproduksi
yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita”.
Atau dengan kata lain Fertilitas menyangkut BANYAKnya
bayi yang LAHIR HIDUP
b. Natalitas = Natalitas memiliki arti sama dengan Fertilitas hanya
berbeda ruang lingkupnya.
“Fertilitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan
penduduk,sedangkan Natalitas mencakup peranan
kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi
manusia”
c. Paritas = Jumlah anak yang telah dipunyai oleh seorang wanita
d. Life Birth = Terlepasnya bayi dari rahim seorang wanita dengan adanya
tanda-tanda kehidupan, seperti bernapas, berteriak,
bergerak, jantung berdenyut dsb.
e. Still Live = Apabila waktu lahir tidak ada TANDA-TANDA
KEHIDUPAN, yang di dalam demografi tidak dianggap
sebagai suatu peristiwa KELAHIRAN
f. Fekunditas = merupakan potensi fisik untuk melahirkan anak (lawan kata
dari sterilitas)
Kemampuan fisiologis wanita untuk memberikan kelahiran
atau berpartisipasi dalam reproduksi.
Seorang Wanita yang tidak melahirkan anak, apakah dianggap tidak FEKUND?
1.2 Problema Pengukuran Fertilitas
1. Kesulitan dalam mengukur Tingkat kemampuan biologis seorang
perempuan untuk melahirkan sehingga pengukuran dilakukan terhadap
kelahiran hidup.
2. Pengukuran Fertilitas lebih kompleks dibandingkan Mortalitas
3. Fertilitas juga melibatkan dua orang (suami istri), sedangkan kematian
hanya melibatkan orang yang meninggal tersebut.
4. Tidak semua perempuan mengalami risiko melahirkan
1.3 Pengukuran Fertilitas
a. Pengukuran Fertilitas Tahunan (Vital Rates)
Mengukur jumlah kelahiran pada tahun tertentu yg dihubungkan dengan
jmlah penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun
tersebut.
b. Pengukuran Fertilitas Kumulatif
Mengukur jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang Wanita
hingga mengakhiri batas usia subur.
1.4 Rumus Pengukuran Fertilitas
1. Pengukuran Fertilitas Tahunan / Vital Rates
a. Tingkat Fertilitas Kasar / Crude Birth Rate
𝐵
CBR = 𝑥 𝑘, dimana:
𝑃𝑚

CBR = adalah Tingkat kelahiran kasar.


Pm = penduduk pertengahan tahun.
K = bilangan konstan yang biasanya bernilai 1000.
B = adalah jumlah kelahiran pada tahun tertentu

b. Tingkat Fertilitas Umum / General Fertility Rate (GFR)


𝐵
GFR = 𝑃 𝑥 𝑘, dimana :
𝑓(15−49)

GFR = adalah Tingkat kelahiran umum.


𝑃𝑓(15−49) = Jumlah penduduk Wanita umur 15 – 49 tahun pada pertengahan tahun.
k = bilangan konstan yang biasanya bernilai 1000.
B = adalah jumlah kelahiran pada tahun tertentu.

c. Tingkat Fertilitas Menurut Umur / Age Spesific Fertility Rate (ASFR)


𝐵
ASFRi = 𝑃 𝑖 𝑥 𝑘 , dimana :
𝑓𝑖

ASFRi = Tingkat Fertilitas Menurut umur i


Bi = Jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur i
Pf i = Jumlah Wanita kelompok umur i pada pertengahan tahun
k = Bilangan konstan yang biasanya bernilai 1000
d. Tingkat Fertilitas menurut Urutan Kelahiran / Birth Order Spesific
Fertility Rate (BOSFR)
𝐵𝑂𝑖
BOSFR = 𝑥 𝑘, dimana:
𝑃𝑓(15−49)

BOSFR = Tingkat Fertilitas menurut Urutan Kelahiran, jumlah kelahiran


urutan ke – I
B0 = Jumlah kelahiran urutan ke – i
𝑃𝑓(15−49) = Jumlah penduduk wanita umur 15-49 tahun pada pertengahan
tahun.
k = bilangan konstan yang biasanya bernilai 1000.
Penjumlahan dari fertilitas menurut urutan kelahiran menghasilkan
Tingkat fertilitasUmum (General Fertility Rate). Dengan rumus:

𝐵𝑂𝑖
BOSFR = ∑ 𝑃 𝑥𝑘
𝑓(15−49)

2. Pengukuran Fertilitas Kumulatif


a. Tingkat Fertilitas Total / Total Fertility Rate
Adalah jumlah kelahiran hidup tiap 1000 wanita yang hidup hingga akhir
masa reproduksinya dengan catatan :
- Tidak ada wanita yang meninggal sebelum mengakhiri masa
reproduksinya.
- Tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode waktu
tertentu.
Dengan rumus :
TFR =
5 ∑𝑖 𝐴𝑆𝐹𝑅𝑖 dimana :
TFR =
Tingkat Fertilitas Total (Total Fertility Rate)
∑𝑖 =
Penjumlahan Tingkat fertilitas Menurut umur
𝐴𝑆𝐹𝑅𝑖 =
Tingkat fertilitas menurut umur ke–i dari kelompok
berjenjang 5 tahunan.
b. Gross Reproduction Rates (GRR)
Ad/ jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 wanita sepanjang masa
reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang wanita meninggal sebelum
mengakhiri masa reproduksi. rumus:
GRR = 5 ∑𝑖 𝐴𝑆𝐹𝑅𝑓𝑖 ,dimana :
𝐴𝑆𝐹𝑅𝑓𝑖 = Tingkat fertilitas (untuk bayi perempuan) menurut umur ke– i
dari Kelompok berjenjang 5 tahunan.
c. Net Reproduction Rate (NRR)
Ad/ jumlah kelahiran bayi perempuan/sebuah kohor hipotesis dari 1000
perempuan dengan kemungkinan ada perempuan meninggal sebelum
mengakhiri masa reproduksinya. Dengan rumus :
NRR = ∑𝑖 𝐴𝑆𝐹𝑅𝑓𝑖 x (n Lx / I0 )
Perhitungan dgn GRR memiliki kelemahan karena mengabaikan
kemungkinan wanita meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya,
sehingga penggunaan NRR lebih tepat dalam pengukuran fertilitas.
1.5 Faktor yang Mempengaruhi Tinggi Rendahnya Fertilitas Penduduk
1. Faktor Demografi
- Struktur Umur - Paritas
- Status Perkawinan - Disrupsi Perkawinan
- Umur Perkawinan Pertama - Proporsi yang Kawin
2. Faktor Non Demografi
- Keadaan Ekonomi Penduduk - Perbaikan Status Wanita
- Tingkat Pendidikan - Urbanisasi
- Industrialisasi
Rata-rata usia kawin pertama sering digunakan sebagai indikator penurunan
fertilitas. Mengapa? Karena “Semakin tinggi usia kawin pertama berarti
memperpendek usia subur dan pada akhirnya akan menurunkan jumlah kelahiran”
Usia kawin muda akan berpengaruh terhadap risiko mengalami kematian bayi
menjadi tinggi KARENA berkaitan dengan aspek kematangan dan kemampuan
orang tua mengasuh anak.
1.6 Metode Estimasi Fertilitas
1. Metode Reverse Survival
Adalah metode yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran
mengenai keadaan fertilitas tahun lalu dgn asumsi bahwa pertumbuhan adalah
konstan setiap tahun.
Ukuran fertilitas yang lain di masa lalu dapat dicari pula degan :
- Rumus ekuivalen : Smith (1992), Bogue (1969)
- Memanfaatkan table equivalent CBR-TFR-GFR.
- Berdasarkan pda keadaan fertilitas tahun lalu dan tahun sekarang, dapat
dilakukan proyeksi untuk mengetahui keadaan fertilitas di tahun
berikutnya.
2. Metode Role
Metode role disebut juga sebagai metode “anak ibu” yg didasarkan pada
konsep penduduk stabil, dimana pengaruh migrasi internasional diabaikan
terhadap pertumbuhan penduduk, struktur umur penduduk hanya dipengaruhi
oleh trend fertilitas dan mortalitas yang lalu.
Data yang digunakan sebagai perhitungan adalah :
• Jumlah penduduk perempuan usia produktif
• Jumlah penduduk usia 0 – 4 dan usia 5 – 9
• Kemudian dengan memanfaatkan data angka harapan hidup dibuat
tabulasi CWR (Child Women Ratio) melalui koefisien yang telah
ditentukan sehingga diperoleh nilai TFR dan GFR.
3. Metode P/F Ratio
Metode ini dikemukakan oleh Brass dengan mendasarkan pada jumlah
anak yg masih hidup & jumlah anak yg meninggal untuk memperkirakan
ukuran-ukuran fertilitas seperti TFR, CBR dan GFR.
Metode P/F ratio serupa dengan metode kelahiran anak terakhir, tetapi
masih dilakukan penyesuaian terhadap kurun waktu kejadian demografi
tersebut.
Metode ini menggunakan koefisien tertentu untuk melakukan interpolasi
antara tingkat fertilitas komulatif untuk memperkirakan persamaan jumlah
kelahiran anak.
4. Perkiraan Rata-Rata Usia Kawin Pertama
Rata-rata usia kawin pertama seringklali digunakan sebagai indicator
penurunan fertilitas. MENGAPA ?
- Semakin tinggi usia kawin pertama berarti memperpendek usia subur
dan pada akhirnya akan menurunkan jumlah kelahiran.
- Usia kawin muda akan berpengaruh terhadap resiko mengalami
kematian bayi menjadi tinggi. KARENA berkaitan dengan aspek
kematangan dan kemampuan orang tua mengasuh anak.
5. Variable lain yang juga turut berpengaruh terhadap variable angka fertilitas
adalah pemakaian alat kontrasepsi, pendidikan serta variable lainnya.

CONTOH SOAL

1. Pada tahun 2005 jumlah penduduk Indonesia pada pertengahan tahun


sebesar 136.000.000 orang. Sedangkan jumlah kelahiran pada tahun
tersebut sebesar 5.834.400. orang. maka hitung tingkat fertilitas kasar
untuk Indonesia pada tahun 2005 dan berikan interpretasi.
2. Jelaskan keunggulan dan kelemahan metode Reverse Survival Ratio
dibandingkan dengan metode estimasi fertilitas yang lain.
3. Jelaskan keunggulan dan kelemahan metode P/F ratio dibandingkan
dengan metode estimasi fertilitas yang lain.
4. Jelaskan permasalahan dalam melakukan estimasi fertilitas.
PARITAS

2.1 Pengertian
• Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang
wanita (BKKBN, 2006).
• Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu
hidup diluar rahim (28 minggu) (JHPIEGO, 2008).
• Sedangkan menurut Manuaba (2008), paritas adalah wanita yang pernah
melahirkan bayi aterm. (dikatakan cukup bulan apabila usia kehamilannya
mencapai 38-42 minggu)
Istilah kehamilan adalah ”gravid”, sehingga wanita disebut sebagai ”gravida”
• Paritas (para): menunjukkan jumlah kelahiran hidup sebelumnya
• Nuligravida: seorang wanita yang belum pernah hamil
• Primigravida: seorang wanita yang sedang hamil untuk pertama kalinya
• Multigravida/multipara: seorang wanita yang hamil pada sesudahnya
• Embrio/mudigah: digunakan sampai usia kehamilan 11 minggu
• Janin/fetus: digunakan setelah usia kehamilan 11 minggu
DASAR KEPENDUDUKAN
MATERI II : MORTALITAS

2.1 Istilah-istilah
a. Mati
b. Morbiditas
c. Abortus
d. Immatur
e. Prematur
f. Still Birth
g. Neo Natal Death
h. Post Neo Natal Death
i. Infant Mortality
2.2 Definisi
Mati Adalah peristiwa hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara
permanen, yang bisa terjadi pada setiap kelahiran hidup. Dari definisi ini dapat
diambil bahwa : Keadaan ‘mati‘ Hanya bisa terjadi pada setiap kelahiran
hidup.
2.3 Morbiditas
Di artikan sebagai Penyakit atau kesakitan. Rangkaian morbiditas
(morbiditas kumulatif) akhirnya akan menghasilkan yang disebut kematian.
Rangkaian morbiditas (morbiditas kumulatif) akhirnya akan menghasilkan
yang disebut kematian.
1. Kematian Bayi Dalam Rahim
a. Prematur (> 28 minggu sd waktu lahir)
b. Immatur (> 16 minggu s/d 28 minngu)
c. Abortus (menjelang sd 16 minggu)
2. Kematian Bayi Terjadi Diluar Rahim
a. Kematian baru lahir (neo natal death) blm 1 bln & < 1 tahun
b. Kematian lepas baru lahir (post neonatal death) > 1 bln & < 1 tahun
c. Kematian bayi (infant mortality), bayi lahir hidup sd umur < 1 thn
d. Lahir mati Apabila waktu lahir tidak ada tanda-tanda kehidupan, yang
di dalam demografi tidak dianggap sebagai suatu peristiwa Kelahiran
2.4 Kegunaan
Data mortalitas digunakan untuk proyeksi penduduk guna perencanaan
pembangunan & evaluasi program kebijakan penduduk.
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Mortalitas
1. Tingkat kematian laki-laki lebih tinggi daripada perempuan.
2. Tingkat kematian penduduk dewasa muda lebih rendah daripada bayi,
anak dan penduduk usia lanjut.
3. Tingkat kematian negara berkembang lebih tinggi daripada negara
maju.
4. Tingkat kematian penduduk berstatus sosial ekonomi baik lebih rendah
daripada penduduk berstatus sosial ekonomi buruk, dst.
2.6 Perhitungan Mortalitas

MORTALITAS

Angka Mortalitas
Angka Mortalitas Angka Mortalitas
menurut Umur
Kasar (CDR) Bayi (IMR)
(ASDR)

2.7 Ukuran Tingkat Kematian Penduduk


1. Tingkat Kematian kasar / Crude Death Rate (CDR)
Tingkat Kematian kasar didefinisikan sebagai banyaknya kematian pada
tahun tertentu, tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun. Dengan
rumus :
𝐷
CDR = 𝑃 𝑥 𝑘 , dimana;
𝑚

D = Jumlah kematian pada tahun tertentu (dari hasil registrasi


penduduk)
Pm = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
K = bilangan konstan yang biasanya bernilai 1000.
2. Tingkat Kematian Menurut Umur / Age Specific Death Rate (ASDR)
Ukuran kematian yang paling umum digunakan oleh ahli demografi
adalah Age Specific Death Rate (ASDR) dengan rumus :
𝐷𝑖
ASDRi= 𝑃 𝑥 𝑘 dimana,
𝑚𝑖

Di = Jumlah kematian pada kelompok umur i


Pmi = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun pada kelompok umur i
K = bilangan konstan yang biasanya bernilai 1000
3. Tingkat Kematian Bayi / Infant Mortality Rate (IMR)
Tingkat kematian bayi dihitung dengan rumus:
𝐷
IMR = 𝑥 𝑘 , dimana :
𝐵

D0 = Jumlah kematian bayi pada tahun tertentu


B = Jumlah lahir hidup pada tahun tertentu
K = Bilangan konstan = 1000
Angka kematian bayi merupakan indikator yang sangat berguna, tidak
saja terhadap status kesehatan anak, tetapi juga terhadap status penduduk
keseluruhan dan kondisi ekonomi dimana penduduk tersebut bertempat
tinggal. Why ?
2.8 Penyebab Kematian Bayi
1. Kematian Bayi Endogen
Ad/ kematian bayi yang disebabkan oleh faktor-faktor anak yang
dibawa sejak lahir, diwarisi oleh orang tuanya pada saat konsepsi atau
didapat dari ibunya selama kehamilan
2. Kematian Bayi Eksogen
Ad/ kematian bayi yang disebabkan oleh faktor yang bertalian dengan
pengaruh lingkungan luar. Misalnya:
- Kualitas lingkungan pada bentuk kondisi hygiene
- Sanitasi
- Social ekonomi
2.9 Pengaruh Sosio-Ekonomi Terhadap Mortalitas Bayi dan Anak Lewat
Variable Antara

Standarisasi didefinisikan sebagai cara penyamaan jumlah penduduk


menurut kelompok umur tertentu. Penduduk yang dipakai sebagai penduduk
standard, bisa penduduk dari salah satu kelompok yang diperbandingkan atau
penduduk dari Negara lain.
• Sebagai contoh tingkat kematian kasar penduduk Negara A dan Negara
B dengan jumlah penduduk Negara A sebagai penduduk standard seperti
dalam tabel berikut :
Standarisasi Tingkat Kematian Kasar Negara A dan Negara B dengan
Penduduk Negara A sebagai Standart

CONTOH SOAL
1. Diketahui jumlah penduduk Indonesia pada pertengahan tahun 1975
sebesar 136.000.000 jiwa. Jumlah kematian sepanjang tahun sebesar
2.298.400 jiwa. Hitung tingkat kematian kasar.
2. Diketahui pada tahun 2002 jumlah kematian bayi sebesar 263.000 orang
dan jumlah kelahiran sebesar 1.594.000. Hitung Tingkat Kematian Bayi
(IMR)

Anda mungkin juga menyukai