Anda di halaman 1dari 11

FERTILITAS

Fertilitas
 Fertilitas adalah hasil reproduksi yang nyata dari
seorang wanita atau sekelompok wanita yang
dicerminkan oleh banyaknya kelahiran atau anak
yang dilahirkan.
 Di samping itu seringkali kita dengar istilah
Fekunditas yang merupakan potensi fisik
seorang wanita untuk melahirkan anak.
 Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
Fekunditas merupakan lawan arti kata Sterilitas
atau kemandulan
 Umumnya wanita mempunyai kemampuan untuk
melahirkan pada usia 15 - 49 tahun. Masa
tersebut dikenal sebagai Masa Reproduksi (child
bearing age), dan umur 15 - 49 tahun dianggap
sebagai usia subur
 Natalitas mempunyai arti yang sarna dengan
fertilitas, hanya saja berbeda ruang lingkupnya.
Fertilitas lebih menekankan pada peranan
kelahiran terhadap perubahan jumlah penduduk,
sedangkan natalitas mencakup peranan
kelahiran pada perubahan penduduk dan
reproduksi manusia.
Sumber Data

 Untuk menganalisis tingkat fertilitas di


suatu daerah diperlukan berbagai data
yang dapat diperoleh dari registrasi atau
Statisttk kelahiran, Sensus Penduduk, dan
Survei. Setiap sumber data tersebut
kelebihan dan kelemahan yang berbeda
satu sama lainnya misalnya
Teori Fertilitas

 Salah satu trori mengenai fertilitas yang


berkaitan dengan faktor­-faktor yang
mempengaruhi fertilitas dikemukakan oleh
Ronald Freedman (1975) yang menyatakan
bahwa "intermediate variable" (variabel antara)
sangat erat hubungannya dengan norma-norma
masyarakat.
 Menurut Kingsley Davis dan Judith Blake (1976)
ada tiga tahap penting dari proses reproduksi
manusia yaitu (1) Tahap hubungan kelamin
(intercourse), (2) Tahap konsepsi (Conception),
(3) Tahap kehamilan.
 Faktor-faktor sosial ekonomi dan budaya
yang mempengaruhi fertilitas akan melalui
faktor-faktor yang langsung ada kaitannya
dengan ketiga tahap reproduksi tersebut.
 Faktor-faktor yang langsung mempunyai
hubungan dengan ketiga tahap tadi
disebut "Variabel Antara".
 Dengan demikian perilaku fertilitas
seseorang akan dipengaruhi oleh norma
yang ada
 Dari hasil studi yang pernah di lakukan di lndonesia
ternyata pengaruh beberapa faktor fertilitas mempuyai
penurunan yang berbeda.
 Pengamatan terhadap perbedaan fertilitas menurut
tempat tinggal (kota-pedesaan), menunjukkan babwa
fertilitas di daerah kota sedikit lebih tinggi daripada di
pedesaan.
 Hal tersebut: agak berbeda dengan Harijati Hatmadji
et.al (1979) yang berpendapat bahwa di Jawa, daerah
pedesaan mempunyai tingkat fertilitas yang sedikit lebih
tinggi daripada di daerah perkotaan.
 Pola fertilitas di lndmesia tahun 1961-1970 (lihat grafik
nomor 1) menunjukkan bahwa tingkat fertilitas untuk
wanita umur 15-49 tahun di daerah pedesaan lebih
tinggi daripada wanita di daerah perkotaan pada umur
yang sama.
Grafik nomor 1 POLA FERTILITAS INDONESIA 1961 – 1970

Sumber : BPS, Perkiraan angka kelahiran dan kematian di Indonesia, Januari 1976
Pengukuran Fertilitas

 Pada dasarnya Secara sederhana macam pendekatan


untuk mengukur fertilitas yaitu dengan Yearly
performance (current fertiIity).
 Angka fertilitas diukur berdasarkan pembagian jumlah
kejadian (events) dengan penduduk yang menanggung
resiko melahirkan (exposed to risk).
 Yearly performance mencerminkan fertilitas dari
suatu/berbagai kelompok penduduk untuk jangka waktu
satu tahun.
 Ukuran-ukuran dasar yang tergolong kelompok ini
adalah Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate = CBR);
Angka Kelahiran menurut Kelompok Umur (Age Specific
Fertility Rate (ASFR)), dan Angka Kelahiran Total (Total
Fertility Rate = TFR).
Angka Kelahiran Kasar
(CBR).
 Banyaknya kelahiran selama setahun per 1000
penduduk

 Di mana : B = banyaknya kelahiran selama 1Th


P = banyaknya penduduk pada
pertengahan tahun.
k = bilangan konstan, biasanya 1.000.
Fertilitas oleh Ronald Freedman

Anda mungkin juga menyukai