Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDIDIKAN ORANG DEWASA

“ SOCIAL LEARNING “

DOSEN PENGAMPU

Aprollita, S.P., M.Si.

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2

Wahyu Tri Styansyah D1B019103

Arif Kurniawan D1B019105

Putri Kurnia Sari D1B019130

Aji Kurniawan D1B019184

Tasha Ablia D1B019188

Heni Nurdayanti D1B019192

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
Mata Kuliah Pendidikan Orang Dewasa yang berjudul “ Social Learning ”.
Sebuah kebanggaan bagi penulis dapat menyelesaikan paper ini yang mudah-
mudah dapat bermanfaat dan memperkaya ilmu pengetahuan khususnya dibidang
pertanian.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terbilang


jauh dari kata sempurna baik ditinjau dari susunan kalimat maupun isi, karena
tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang kami temui dalam proses penulisan
makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif atau membangun
dalam dari semua pihak, sangatlah penulis mengharapkan sebagai sebuah
dorongan bagi kami untuk terus maju.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Tak luput penulis
ucapakan terima kasih atas bantuan semua pihak sehingga paper ini dapat
tersusun. Semoga segala bantuan yang penulis terima ridho dan balasan dari Allah
SWT.

Jambi, 28 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. i

Daftar isi........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

1.1 Latar belakang........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2

1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3

2.1 Pengertian Teori Social Learning ......................................................... 3

2.2 Tokoh Teori Social Learning................................................................. 3

2.3 Teori permodelan Albert Bandura......................................................... 4

2.4 Prinsip-prinsip belajar melalui permodelan........................................... 6

2.5 Aplikasi Teori Social Learning.............................................................. 6

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 8

5.1 Kesimpulan............................................................................................ 8

5.2 Saran....................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Membahas mengenai teori social learning tidak akan pernah terlepas pada
teori observation learning milik Albert Bandura. Sudah jelas dikatakan bahwa
teori belajar social learning menekankan pada kognisi lingkungan dapat
memberikan dan memelihara respon-respon tertentu pada diri seseorang. Asumsi
dasar teori ini adalah sebagian besar tingkah laku individu diperoleh dari hasil
belajar melalui pengamatan atas tingkah laku individu diperoleh dari pengamatan
atas tingkah laku individu yang diperlihatkan olh individu lain yang dijadikan
model.
Perkembangan anak dilandasi oleh beberapa teori perkembangan dari para
tokoh pencetus serta pelopor dalam dunia pendidikan. Teori-teori tersebut
bermunculan seiring dengan perkembangan dan permasalahan yang dialami anak.
Satu per satu teori perkembangan diperkenalkan kepada dunia, dengan tujuan
dapat membantu menyelesaikan problematika proses perkembangan anak. Selain
itu, teori-teori tersebut juga merupakan sederet inovasi yang difungsikan sebagai
katrol pengangkat kualitas anak. Albert Bandura, satu dari sekian tokoh pencetus
teori perkembangan, yakni teori pembelajaran sosial (social learning theory).
Menurut Bandura , orang belajar melalui pengalaman langsung atau
pengamatan (mencontoh model). Orang belajar dari apa yang ia baca, dengar, dan
lihat di media, serta dari orang lain dan lingkungannnya. Dalam model
pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan peranan penting.
Faktor person (kognitif) yang dimaksud saat ini adalah self-efficasy atau efikasi
diri. Reivich dan Shatté (2002) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan
pada kemampuan diri sendiri untuk menghadapi dan memecahkan masalah
dengan efektif. Efikasi diri juga berarti meyakini diri sendiri mampu berhasil dan
sukses. Individu dengan efikasi diri tinggi memiliki komitmen dalam
memecahkan masalahnya dan tidak akan menyerah ketika menemukan bahwa
strategi yang sedang digunakan itu tidak berhasil.

1
Menurut Bandura (1994), individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi
akan sangat mudah dalam menghadapi tantangan. Individu tidak merasa ragu
karena ia memiliki kepercayaan yang penuh dengan kemampuan dirinya. Individu
ini menurut Bandura (1994) akan cepat menghadapi masalah dan mampu bangkit
dari kegagalan yang ia alami. Permasalahan sosial anak, bahkan seluruh kalangan
mungkin dapat diatasi dengan menerapkan teori Bandura ini. Oleh karena itu,
makalah ini menjelaskan dengan lebih terperinci tentang teori pembelajaran sosial
ini. Teori ini juga dapat dijadikan salah satu pedoman untuk meningkatkan
kualitas perkembangan anak, khususnya para pendidik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Teori Social Learning ?
2. Siapa Tokoh Teori Social Learning ?
3. Jelaskan Teori permodelan Albert Bandura ?
4. Jelaskan prinsip-prinsip belajar melalui permodelan ?
5. Jelaskan hasil aplikasi Teori Social Learning ?

1.3 Tujuan Penulisan


2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Teori Social Learning ?
3. MengetahuiTokoh Teori Social Learning ?
4. Mengetahui Teori permodelan Albert Bandura ?
5. Mengetahui prinsip-prinsip belajar melalui permodelan ?
6. Mengetahui hasil aplikasi Teori Social Learning ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Social Learning


Teori Social Learning (Teori Pembelajaran Sosial) merupakan teori
perluasan dari teori perilaku yang tradisional, dimana pada teori ini menjelaskan
perilaku atau tingkah laku manusia karena adanya interaksi timbal-balik yang
berkelanjutan serta memberikan penekanan pada efek-efek dan isyarat-isyarat
pada perilaku serta proses-proses mental internal. Teri pembelajran sosial
menganggap bahwa manusia sebagai makhluk yang aktif dana berupaya ntuk
membuat pilihan, menentukan keputisan, serta menggunakan proses-proses
perkembangan yang ada untuk menyimpulkan kejadian serta komunikasi yang
baik dengan yang lain.
Teori Socual Learning menyatakan bahwa faktor kognitif akan
mempengaruhi wawasan peserta didik tentang pemahaman dan pola pikr tentan
segala fenomena yang ada di alam semesta, sementara faktor sosial yang meliputi
perhatian dan kepedulian peserta didik terhadap tingkah laku dan tindakan orang
tua, keluarga, serta lingkungannya akan mempengaruhi tindakan dan tingkah laku
peserta didik tersebut.

2.2 Tokoh Teori Social Learning


Teori Social Learning dikenalkan oleh Albert Bandura, dimana kosep teori
ini menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluaasi.
Albert Bandura dilahirkan di Mundare Northern Alberta Kanada, pada 04
Desember 1925. Beliau banyak terjun dalam pendekatan teori pembelajaran untuk
meneliti tingkah laku manusia dan tertarik pada nilai eksperimen.
Teori Pembelajaran Sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku
yang tradisional (behavioristik). Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh
Albert Bandura (1986). Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip – prinsip
teori – teori belajar perilaku, tetapi memberikan lebih banyak penekanan pada
kesan dan isyarat – isyarat perubahan perilaku, dan pada proses – proses mental
internal. Jadi dalam teori pembelajaran social kognitif, kita akan menggunakan

3
penjelasan – penjelasan reinforcement eksternal dan penjelasan – penjelasan
kognitif internal untuk memahami bagaimana belajar dari orang lain. Dalam
pandangan belajar social “ manusia “ itu tidak didorong oleh kekuatan – kekuatan
dari dalam dan juga tidak dipengaruhi oleh stimulus – stimulus lingkungan.
Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran social (Social
Learning Teory) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan
pada komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi. Ia seorang
psikologi yang terkenal dengan teori belajar social atau kognitif social serta
efikasi diri. Eksperimen yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang
menunjukkan anak – anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa
disekitarnya..
Menurut Bandura, seseorang belajar melalui pengalaman langsung atau
pengamatan (mencontoh madel). Orang belajar dari apa yang ia baca, dengar, dan
lihat di media, dari orang lain dan lingkungannya

2.3 Teori Permodelan Albert Bandura


Albert Bandura mengemukakan bahwa seorang individu belajar banyak
tentang perilaku melalui peniruan/modeling, bahkan tanpa adanya penguat
(reinforcement) sekalipun yang diterimanya. Proses belajar semacam ini disebut
“observational learning” atau pembelajarn melalui pengamatan. Bandura juga
megemukakan bahwa teori pembelajaran sosial membahas tentang bagaimana
perilaku kita dipengaruhi oleh lingkungan melalui penguat (reinforcement) dan
observational learning, cara pandang dan cara pikir yang kita miliki terhadap
informasi, begitu pula sebaliknya, bagaimana perilaku kita mempengaruhi
lingkungan kita dan menciptakan penguat (reinforcement) dan observational
opportunity.
Teori belajar sosial menekankan observational learning sebagai proses
pembelajaran, yang mana bentuk pembelajarannya adalah seseorang mempelajari
perilaku dengan mengamati dengan cara sistematis imbalan dan hukuman yang
diberikan kepada orang lain.

4
Dalam observational learning terdapat empat tahap belajar dari proses
pengamatan atau modeling. Proses yang terjadi dalam observational learning
tersebut antara lain:
1) Atensi, dalam tahapan ini seseorang harus memberikan perhatian terhadap
model dengan cermat.
2) Retensi, tahapan ini adalah tahapan mengingat kembali perilaku yang
ditampilkan oleh model yang diamati, maka seseorang perlu memiliki ingatan
yang bagus terhadap perilaku model.
3) Reproduksi, dalam tahapan ini seseorang yang telah memberikan perhatian
untuk mengamati dengan cermat dan mengingat kembali perilaku yang telah
ditampilkan oleh modelnya, maka berikutnya adalah mencoba menirukan atau
mempraktekkan perilaku yang dilakukan oleh model.
4) Motivational, pada tahapan ini seseorang harus memiliki motivasi untuk
belajar dari model.
Teori belajar sosial menekankan, bahwa lingkungan-lingkungan yang
dihadapkan pada individu tidak terjadi secara kebetulan. Lingkungan-lingkungan
itu kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya sendiri.
Menurut Albert Bandura, sebagaimana yang dikutip oleh (Kardi, S., 1997:14),
bahwa “sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan
mengingat tingkah laku orang lain”. Inti dari teori pembelajaran sosial adalah
pemodelan (modelling), dan pemodelan ini merupakan salah satu langkah paling
penting dalam pembelajaran terpadu.
Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan (observational learning),
yaitu:
1) Pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondidsi yang dialami
orang lain atau vicarious conditioning. Misalnya seorang siswa melihat
temannya dipuji atau ditegur oleh gurunya karena perbuatannya, maka ia
kemudian meniru melakukan perbuatan lain yang tujuannya sama yaitu ingin
dipuji oleh gurunya.
2) Pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku suatu model meskipun
model itu tidak mendapatkan penguatan atau pelemahan pada saat pengamat
itu sedang memperhatikan model itu mendemonstrasikan sesuatu yang ingin

5
dipelajari oleh pengamat tersebut dan mengharapkan mendapat pujian dan
penguatan apabila menguasai secara tuntas apa yang dipelajari itu. Model
tidak harus visualisasi tiruan sebagai model (Nur, M. 1998:4).
Ciri – ciri teori Pemodelan Bandura :
1) Unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan,
2) Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, teladan, nilai dan lain-
lain,
3) Pelajar meniru suatu kemampuan dari kecakapan yang didemonstrasikan guru
sebagai model,
4) Pelajar memperoleh kemampuan jika memperoleh kepuasan dan penguatan
yang positif,
5) Proses pembelajaran meliputi perhatian, mengingat, peniruan, dengan tingkah
laku atau timbal balik yang sesuai, diakhiri dengan penguatan yang positif

2.4 Prinsip-Prinsip Belajar Melalui Permodelan


Prinsip dasar belajar sosial (social learning) adalah:
1. Sebagian besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui peniruan
(imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling).
2. Dalam hal ini, seorang siswa mengubah perilaku sendiri melalui penyaksian
cara orang/sekelompok orang yang mereaksi/merespon sebuah stimulus
tertentu.
3. Siswa dapat mempelajari respons-respons baru dengan cara pengamatan
terhadap perilaku contoh dari orang lain, misalnya: guru/orang tuanya.
Pendekatan teori belajar sosial terhadap proses perkembangan sosial dan
moral siswa ditekankan pada perlunya pembiasaan merespons
(conditioning) dan peniruan (imitation).

2.5 Aplikasi Teori Belajar Social Learning


Bandura mengusulkan tiga macam pendekatan percobaan, yakni : 
1. Latihan Penguasaan (desensitisasi modeling)
Mengajari klien menguasai tingkahlaku yang sebelumnya tidak bisa
dilakukan (misalnya karena takut). Percobaaan konseling dimulai dengan
membantu klien mencapai relaksasi yang mendalam. Kemudian konselor meminta

6
klien membayangkan hal yang menakutkannya secara bertahap. Misalnya, ular,
dibayangkan melihat ular mainan di etalase toko. Kalau klien dapat
membayangkan kejadian itu tanpa rasa takut, mereka diminta membayangkan
bermain-main dengan ular mainan, kemudian melihat ular dikandang kebun
binatang, kemudian menyentuh ular, sampai akhirnya menggendong ular. Ini
adalah model desensitisasi sistemik yang pada paradigma behaviorisme dilakukan
dengan memanfaatkan variasi penguatan. Bandura memakai desesitisasi
sistematik itu dalam fikiran (karena itu teknik ini terkadang disebut; modeling
kognitif) tanpa memakai penguatan yang nyata.

2. Modeling terbuka (modeling partisipan)


Klien melihat model nyata, biasanya diikuti dengan klien berpartisipasi
dalam kegiatan model, dibantu oleh modelnya meniru tingkahlaku yang
dikehendaki, sampai akhirnya mampu melakukan sendiri tanpa bantuan. 
3. Modeling Simbolik
Klien melihat model dalam film, atau gambar/cerita. Kepuasan vikarious
(melihat model mendapat penguatan) mendorong klien untuk mencoba/meniru
tingkah laku modelnya. 
Contoh aplikasi dalam kehidupan sehari-hari: “Perilaku merokok”
Misalnya apabila seorang anak yang di dalam lingkungan rumahnya ayah
dan ibunya merokok, maka anak tersebut memandang perilaku merokok sebagai
hal yang biasa. Hal ini dikarenakan frekuensi anak terbsebut melihat perilaku dari
kedua orang tuanya sudah terlalu sering. Sehingga dengan pengetahuan mengenai
kesehatan yang belum dia miliki, dia tidak akan memandang kebiasaan merokok
sebagai sesuatu yang salah. Nantinya, apabila anak ini beranjak dewasa, dan
teman-teman sebayanya banyak yang merokok maka dia akan ikut-ikut merokok.
Hal ini dikarenakan banyak teman-temannya memandang merokok sebagai suatu
hal yang jantan, merokok itu menunjukkan tingkat pergaulan, atau kalau anak
muda tidak merokok itu tidak keren. Hal-hal yang berasal dari lingkungan seperti
ini merupakan hal yang paling besar pengaruhnya dalam mengubah mainset atau
pemikiran si anak mengenai kebiasaan merokok. Terdapat dua kemungkinan dari
pengaruh lingkungan ini, si anak akan menolak atau mengikuti kebiasaan teman-
temannya untuk merokok.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori pembelajaran sosial (Social Learning Theory) merupakan sebuah
perluasan dari teori perilaku yang tradisional. Pada awalnya teori pembelajaran
sosial ini, dinamakan sebagai “teori sosial kognitif” oleh Albert Bandura.
Kemudian dikembangkan lagi menjadi “teori pembelajaran sosial”. Teori ini
menerima sebagian besar dari prinsip-prinsip teori-teori belajar berperilaku.
Tetapi lebih memberikan penekanan pada efek-efek dan isyarat-isyarat pada
perilaku serta proses-proses mental internal.
Inti dari teori pembelajaran sosial (social learning theory) adalah
pemodelan (modeling) dan peniruan (immitation). Antara individu , lingkungan ,
serta perilaku saling berinteraksi dan mempengaruhi proses pembelajaran social .
dimana perilaku seseorang tercapai dari hasil interaksi antara faktor yang ada
dalam diri individu tersebut dengan kondisi lingkungan tempat tinggal individu .
proses pembelajaran social ini menekankan pada komponen kognitif dari fikiran
individu terhadap suatu hal yang akhirnya menghasilkan sebuah pemahaman dan
evaluasi mengenai hal tersebut .

3.2 Saran
Teori pembelajaran social learning yang di kemukakan oleh Albert
Bandura merupakan teori pembalajaran yang cukup berkembang . dalam model
pembelajaran bandura , faktor person ( kognitif) memainkan peran penting .
artinya bahwa keyakinan dan kemampuan diri harus di tingkatkan untuk
menghadapi dan memecahkan masalah dengan efektif .

8
DAFTAR PUSTAKA

Lestari, Ari. 2011. “Makalah Social Larning’Theory”


https://lestariari229.blogspot.com/2011/11/makalah-social-learning-
theory.html Diakses pada 28 Oktober 2021

Mulyana, Aina. 2021.”Teori Belajar Sosial”.


https://ainamulyana.blogspot.com/2012/09/teori-pembelajaran-sosial-
dan-teori.html. Dikases 28 Oktober 2021

Siregar, Ade Rahmayanti. 2013. “Teori Albert Bandura (Modelling)”.


http://12008ars.blogspot.com/2013/06/teori-albert-bandura-
modeling.html?m=1. Diakses pada 28 Oktober 2021

Website Pendidikan. 2020. “Konsep, Prinsip, dan Implikasi Teori Belajar Sosial
Albert Bandura” https://www.websitependidikan.com/2017/12/konsep-
prinsip-dan-implikasi-teori-belajar-sosial-bandura.html Diakses pada 28
Oktober 2021

Zhafran, Arka Almair. “Makalah Social Learning”.


https://www.academia.edu/12276779/Makalah_social_learning. Diakses
pada 28 Oktober 2021

Anda mungkin juga menyukai