Anda di halaman 1dari 16

KOMPOSISI DAN

DISTRIBUSI PENDUDUK
PENGERTIAN, MANFAAT, DAN JENIS
KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT JENIS
KELAMIN DAN UMUR
 Pengelempokan penduduk berdasarkan ciri-ciri tertentu
akan sangat berguna bagi berbagai bentuk perencanaan
atau kebijaksanaan, serta studi yang berhubungan
dengan kependudukan.
 Beberapa ciri pengelompokan atau klasifikasi yang
penting misalnya klasifikasi secara biologis seperti
komposisi penduduk menurut status perkawinan, tingkat
pendidikan, ras dab suku bangsa, agama,
kewarganegaraan, dan sebagainya.
 Klasifikasi menurut ekonomi, misalnya komposisi
penduduk menurut lapangan lapangan pekerjaan/usaha
(industri), jenis pekerjaan (occupation), status atau
kedudukan dalam pekerjaan, pendapatan, dan
sebagainya.
Tujuan Pengelompokan penduduk
 Input untuk menetapkan kebijaksanaan dalam bidang
kependudukan.
Sebagai contoh, kebijaksanaan dalam bidang trnsmigrasi dengan
mempertimbangkan umur dan status perkawinan transmigran
yang dikirim.
 Untuk mengetahui sumber daya manusia (human resources)
unutk pembangunan.
Misalnya perlu diketahui tentang umur dan tingkat pendidikan
penduduk yang akan digunakan sebagai tenaga kerja dalam
suatu industri tertentu.
 Unutk membandingkan keadaan suatu penduduk di daerah,
negara, atau kawasan tertentu dengan daerah lainnya.
Contoh, bagaimana beban ketergantungan (dependency ratio)
antara penduduk negara sedang berkembang dibandingkan
negara maju.
 Untuk dapat menggambarkan piramida penduduk agar diketahui
bagaimana proses demografi dari penduduk bersangkutan telah
terjadi, misalnya apakah pengaruh dari fertilitas, mortalitas atau
migrasi lebih dominan.
Komposisi Penduduk Menurut
Jenis Kelamin
 Seringkali untuk kepentingan perencanaan tidak hanya
diperlukan jumlah penduduk tetapi perlu diperinci
menurut jenis kelamin.
 Yaitu beberapa dari jumlah tersebut merupakan
penduduk laki-laki dan berapa jumlah penduduk
perempuannya.
 Sebagai contoh untuk kepentingan program keluarga
berencana diperlukan pengetahuan tentang berapa
sebenarnya wanita usia melahirkan.
 Demikian juga misalnya untuk analisis penawaran
tenaga kerja serta kebutuhan tenaga kerja dalam militer
perlu informasi tentang jenis kelamin ini.
Ada 3 (tiga cara untuk melihat komposisi
penduduk menurut jenis kelamin ini
 Proporsi atau persentasi penduduk laki-laki atau penduduk
perempuan. Misalnya berapa persentasi penduduk laki-laki di
Indonesia tahun 1980.
 Rasio Jenis Kalamin (Sex Ratio), Yaitu angka yang merupakan
imbanganm antara jumlah penduduk laki-laki terhadap jumlah
penduduk perempuan suatu negara pada saat tertentu.
Biasanya dinyatakan sebagai berapa jumlah penduduk laki-laki
per 100 penduduk perempuan.
Jika sex ratio diatas 100 berarti sex ratio tinggi, artinya ada ekses
atau kelebihan penduduk laki-laki, dan sebaliknya.
Sex Ratio pada waktu lahir konstan untuk semua negara, yaitu
berkisar antara 103-105.
 Rasio daripada kelebihan atau kekurangan penduduk laki-laki
atau penduduk perempuan, yaitu dengan melihat selisih antara
jumlash penduduk laki-lakidengan penduduk perempuan per
selururh jumlah penduduk (dinyatakan dalam persen).
Penduduk Menurut Umur
 Pengertian secara indivual daripada penduduk menurut
umur adalah umur yang dihitung pada saat ulang tahun
terakhir.
 Kadang-kadang dijumpai adanya perbedaan dalam
penentuan usia ini jika dihitung menurut hitungan sistem
bulan (“lunar year) atau penanggalan sistem
Cina(“animal year”).
 Namun untuk keseragaman dipakai hitungan menurut
cara Barat yaitu umur dihitung secara umur tepat (exact
age).
 Jadi jika penduduk misalnya belum mencapai umur satu
tahun, dianggap sebagai bayi.
 Jika penduduk berusia 15 tahun 10 bulan maka dihitung
sebagai penduduk berusia sebagai penduduk berusia 15
tahun dan bukan 16 tahun.
 Penggolongan sebagai penduduk dapat dikelompokan
anatar lain menurut umur satu tahunan. (single year)
misalnya 0, 1, 2, 3 tahun, dan seterusnya; dapat juga
lima tahunan seperti0-4; 5-9; 10-14 tahun, dan
seterusnya, atau sepuluh tahunan misalnya 0-9; 10-
19;20-29, dan sterusnya. Atau kombinasi di antara
umur-umur tersebut
 Seringkali sulit mandapatkan data tahunan. Karena
adanya faktor lupa (memory recall).
 Kesalahan atau kesulitan lain mendapatkan umur tepat
dari jumlah penduduk ini ialah kecenderungan adanya
menyebutkan umur dengan angka akhir 0 atau 5.
 Contoh umur sebenarnya 36 tahun tetapi mengaku 35,
atau umur 18 mengaku 20. hal ini disebut “age heaping”
atau “age preference”.
 Penggolongan lain misalnya penduduk usia anak-anak
yaitu dibawah 15 tahun, penduduk usia produktif yaitu
usia 15-64 tahun, dan penduduk usia tua yaitu 65 tahun
keatas.
 Pengelompokan ini dilakuakn misalnya untuk
menghitung angka beban ketergantungan (dependency
ratio).
 Jika kita mendapatkan angka beban ketergantungan
untuk Indonesia tahun 1985 sebesar 79.
 Ini berarti bahwa setiap 100 penduduk produktif harus
menanggung 79 orang yang tidak produktif.
 Untuk tahun yang sama angka beban ketergantungan di
Singapura adalah 42.
 Secara kasar angka ini dapat digunakan sebagai
indikator ekonomi dari suatu negara apakah trergolong
maju atau tidak.
 Dari pengelompokan menurut umur dapat dilihat
pula adanya suatu daerah atau negara disebut
memliki penduduk usia muda, jika memliki
sekitar 40% dari penduduk berusia di bawah 15
tahun.
 Penduduk usia muda umumnya dipunyai oleh
negara sedang berkembang.
 Penduduk usia tua jika kelompok usia muda
tersebut kurang kurang atau sama dengan 30%.
 Penduduk usia tua dimiliki oleh negara-negara
yang sudah maju.
Piramida Penduduk
 Komposisi penduduk dan jenis kelamin suatu penduduk
dapat digambarkan dalam piramida penduduk.
 Dalam umur tahunan tampak sekali adanya age heaping
atau age preference, hal ini tidak terlihat dalam
penggambaran piramida dengan kelompok umur 5
tahunan.
 Jika bagian alas piramida penduduk lebih besar berarti
banyak penduduk usia anak-anak.
 Berarti pula angka kelahiran tinggi.
 Pada piramida usia tua maka alas dasarnya tidak lebar,
berarti angka kelahiran rendah. Keadaan piramida
seperti ini dipunyai negara-negara maju
Keterangan gambar Piramida
Penduduk
 Sumbu vertikal distribusi umur.
 Sumbu Horizontal untuk jumlah penduduk, dapat
absolut maupun persentase.
 Dasar piramida dimulai unutk umur muda(0-4 tahun)
semakijn keatas unutk umur yang lebih tua.
 Puncak piramida unutk umur tua sering disebut
dengan sistem “open end interval” artinya, misal unutk
umur 75, 76, 77, 78, dan seterusnya, cukup dituliskan
75+.
 Bagian sebelah kiri unutk penduduk laki-laki dan
bagian sebelah kanan unutk penduduk perempuan.
 Besarnya balok diagram untuk masing-masing
kelompok umur harus sama.
Komposisi Penduduk Menurut Status
Perkawinan
 Menurut PBB ada empat kategori dalam status
perkawinan yang erat hubungannya dengan tingkah laku
manusia, yaitu : belum kawin (single), kawin (married),
janda/duda (widow) atau juga disebut cerai mati, dan
cerai (divorce) disebut juga cerai hidup.
 Janda atau duda berarti ditinggal mati oleh
pasangannya, sedangkan cerai ditinggal pisah (secara
hukum putus ikatan perkawinan).
 Selain itu masih disisipkan satu kategori lagi, yaitu pisah
(separate), cerai tidak, tapi kumpulan tidak, belum
secara de jure pisah, baru secara de facto.
 Biasanya merupakan masa transisi apakah benar-benar
kemusian cerai atau rujuk kembali.
 Di Amerika Latin ada kategori yang disebut “Consensual”
atau “Convivience” yaitu hidup bersama tanpa
mempunyai aspek legal dalam hukum atau agama
Komposisi Penduduk Menurut
Tingkat Pendidikan
 salah satu ukuran tingkat kesejahteraan
penduduk dalam suatu daerah tertentu ditandai
dengan kemampuan penduduknya unutk bisa
baca tulis atau melek huruf.
 Secara lebih terperinci tingkat melek huruf
(literacy) ini ialah tingkat pendidikan yang
ditamatkan oleh penduduk, karena hal ini paling
tidak memberikan gambaran kasar daripada
kualitas penduduk sebagai sumber daya untuk
pembangunan.
 Tahun 1980 tingkat buta huruf di Indonesia dari
penduduk usia 10 tahun keatas sebesar sekitar
28%, angka ini masih tinggi dibandingkan
negara tetangga kita seperti Singapura dan
Muangthai yang angkanya sekitat 15% saja
 Dengan melihat penduduk menurut tingkat
pendidikan yang ditamatkan, menurut data
Sensus Penduduk 1980 sebagian besar adalah
tingkat pendidikan rendah karena sebagian
besar hanyalah tamatan SD saja.
 Tamatan Sekolah Lanjutan Pertama hanya
sekitar 5% sedangkan tamatan Sekolah Lanjutan
Atas juga sekitar 5% sedangkan tamatan
Akademi/Universitas kurang dari 1%.
Komposisi Menurut Agama

 Untuk Indonesia pengelompokan


penduduk menurut umur dapat
diklasifikasikan sebagai berikut : Islam,
Katolik, Kristen, Hindu, Budha. Sedangkan
aliran Kepercayaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, masuk dalam klasifikasi
“Lainnya”.
 Kalisifikasi penduduk menurut ciri sosial diperlukan
misalnya unutk perencanaan sehubungan dengan
usaha pembangunan, pemantauan perubahan yang
ada dalam masyarakat dikaitkan dengan bidang
tertentu, input penentuan kebijaksanaan dalam arti
luas.
 Beberapa contoh komposisi penduduk menurut ciri
sosial ini antara lain menurut tingkat pendidikan,
status perkawinan, dan agama. Tentunya klasifikasi
ciri sosial lainnya bisa dibuat berdasarkan tujuan dan
kepentingan tertentu, misalnya tentang suku ras, suku
bangsa, kewarganegaraan, atau golongan, dan
sebagainya

Anda mungkin juga menyukai