HIDUP KELUARGA
1.
Pengertian Fertilitas
Fertilitas adalah hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau
sekelompok wanita yang dicerminkan oleh banyaknya kelahiran atau anak yang
dilahirkan. Sedangkan fekunditas adalah potensi fisik untuk melahirkan anak.
Jadi, fekunditas merupakan lawan arti kata sterilisasi atau kemandulan. Pada
umumnya kemampuan untuk melahirkan pada usia 15-49 tahun, dan masa ini
disebut dengan masa reproduksi ( child bearing )
Natalitas mempunyai arti sama dengan fertilitas hanya berbeda ruang
lingkupnya. Fertilitas lebih menekankan pada peranan kelahiran terhadap
perubahan jumlah penduduk sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran
pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia. Konsep lain yang sering
digunakan dalam hubungannya dengan fertilitas, misalnya lahir hidup ( live birth )
yaitu suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya didalam
kandungan, di mana si bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas,
ada denyut jantungnya atau denyut tali pusat atau gerakan-gerakan otot
2. Teori Fertilitas
Menurut Ronald Freedman ( 1975 ), fertilitas dipengaruhi oleh
intermediate variable ( variabel antara ) yang sangat erat hubungannya dengan
norma-norma masyarakat. Sedangkan Kingsley Davis dan Judith Blake ( 1976 )
menyebutkan adanya tiga tahap penting dari proses reproduksi manusia yaitu ( 1 )
tahap hubungan kalamin ( intercourse ),
( 2 ) tahap konsepsi ( conception ),
dan ( 3 ) tahap kehamilan. Faktor-faktor sosial ekonomi dan budaya yang
mempengaruhi fertilitas akan melalui faktor-faktor yang langsung ada kaitannya
dengan ketiga tahap reproduksi tsb. Faktor yang langsung mempunyai hubungan
dengan ketiga tahap tadi disebut variabel antara.
3. Pengukuran Fertilitas
Ukuran dasar fertilitas meliputi angka kelahiran kasar ( Crude Birth Rate/CBR ),
Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur ( Age Specific Fertility Rate/ ASFR )
dan Angka Kelahiran Total ( Total Fertility Rate/TFR ).
xK
P
x k
Pi
Di mana : bi = banyaknya kelahiran di dalam kelompok umur I selama 1 tahun.
Pi = banyaknya wanita kelompok umur I pada pertengahan tahun.
K = bilangan konstan, biasanya 1000
menggunakan karet keluarga berencana dan ada pula yang hampir sepenuhnya
bergantung pada menggugurkan kandungan (Brown, ...).
D. Penilaian pelaksanaan Program KB
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, atau terkenal dengan
singkatan BKKBN, adalah suatu lembaga pemerintah non departemen, yang
selama tiga puluh tahun terakhir ini mengkoordinasikan upaya besar membangun
norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera dengan hasil yang sangat positif.
Salah satu peranan BKKBN adalah menurunkan angka kelahiran kasar (CBR)
sebanyak 50% .
Tingkat kelahiran telah menurun lebih lima puluh persen, yaitu dari sekitar
6 (enam) anak setiap keluarga, menjadi hanya kurang dari 2,5 (dua setengah) anak
setiap keluarga. Tingkat kematian, terutama tingkat kematian bayi, anak dan
remaja telah turun dengan drastis. Akibatnya tingkat pertumbuhan penduduk yang
meroket di tahun 1970-an diatas angka 2,5 persen, telah diturunkan menjadi
sekitar 1,2 persen, bahkan di beberapa propinsi telah dapat diturunkan dibawah
angka 1 (satu) persen.
Dengan bekal mengecilnya jumlah anggota dari setiap keluarga itu,
peranan keluarga yang semula seakan-akan hanya terbatas sebagai pabrik
anak, dengan target produksi anak sebanyak-banyaknya, mulai dituntut
menghasilkan, memberdayakan dan memelihara anak dengan kualitas yang
handal, tahan banting dan nantinya bisa berumur panjang. Anak-anak itu bukan
saja harus sehat jasmani, tetapi harus mempunyai iman dan taqwa yang tinggi,
dipersiapkan dengan baik agar mempunyai kemampuan intelektual yang handal,
cinta tanah air dan bangsanya, mampu menjadi penggerak pembangunan ekonomi,
sosial dan budaya, serta sanggup menjaga kelestarian dan dinamika lingkungan
sekitarnya.
Uraian kalimat diatas merupakan suatu harapan dalam berkeluarga. Setiap
keluarga mengharapkan keluarga yang benar-benar berkualitas. Dan inilah yang
menjadi salah satu pendukung terbentuknya program-program dalam
kependudukan. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh lembaga kependudukan baik
departemen maupun non-departemen pasti akan mempunyai tujuan yang ingin
dicapai. Untuk dapat mengetahui apakah yang telah digariskan dapat dicapai atau
tidak, serta penyimpangan-penyimpangannya mengapa tujuan tersebut tidak
tercapai, perlu diadakan penilaian pelaksanaan kegiatan tersebut. Dalam program
keluarga berencana telah ditentukan beberapa pentahapan penilaian sehubungan
dengan kegiatan yang dilakukan:
Angka kelangsungan
2.
Peserta KB Aktif