Anda di halaman 1dari 58

PROPOSAL PENELITIAN

EFEK KONSUMSI KURMA AJWA PADA KADAR HEMOGLOBIN IBU

HAMIL ANTEPARTUM DAN POSTPARTUM

DISUSUN OLEH:

NABILA FAJRIN BUDIMAN

11020180081

PEMBIMBING:

dr. M. Hamsah, M.Kes. Sp.OG

dr. Rachmat Faisal Syamsu. M.Kes

KARYA TULIS ILMIAH

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVESITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, Kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari

saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung

dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender

internasional. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah

bertemunya sel telur dan sperma di dalam atau diluar Rahim dan berakhir
4
dengan keluarnya bayi dan plasenta melalui jalan lahir.

Postpartum adalah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai

organ - organ reproduksi kembali kedalam normal sebelum hamil. Periode

ini biasanya disebut puerperium atau masa nifas. Perubahan tersebut

merupakan perubahan psikologis yang normal terjadi pada seorang ibu

yang baru melahirkan. Namun hanya sebagian ibu postpartum yang dapat

menyesuaikan diri, sebagian yang lain tidak berhasil menyesuaikan diri


2
dan mengalami gangguan-gangguan psikologis.

Selama kurun waktu 25 tahun yaitu 1990 sampai dengan 2015,

WHO memperkirakan 10,7 juta perempuan telah meninggal karena


melahirkan. Pada tahun 2015, sebanyak 303.000 kematian ibu terjadi di

seluruh dunia. Kematian wanita usia subur di negara miskin diperkirakan

sekitar 25-50% penyebabnya adalah masalah kesehatan, persalinan, dan

nifas.9 Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di

2018, 830 kematian wanita dilaporkan setiap hari, karena komplikasi

kehamilan dan persalinan.18 AKI masih merupakan masalah kesehatan

yang serius di negara berkembang. Menurut laporan WHO, Angka

kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 190 per

100.000 kelahiran hidup. 9

Kekurangan kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil merupakan salah

satu permasalahan kesehatan yang rentan terjadi selama kehamilan.

Kadar Hb yang kurang dari 11 g/dl mengindikasikan ibu hamil menderita

anemia. Anemia pada ibu hamil meningkatkan resiko mendapatkan Bayi

Berat Lahir Rendah (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan saat

persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya jika ibu

hamil tersebut menderita anemia berat. Hal ini tentunya dapat

memberikan sumbangan besar terhadap angka kematian ibu bersalin

maupun angka kematian bayi, dimana berdasarkan SDKI tahun 2007

angka tersebut masih cukup tinggi, yaitu angka kematian ibu (AKI) 228

per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) 34 per 1.000

kelahiran hidup. 7
Di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas), prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia tahun 2018

yaitu 48,9% lebih tinggi dibandingkan tahun 2013 sebesar 37,1% dan

tahun 2007 yaitu 24,5%. 6

Buah kurma (Phoenix dactylifera L.) varietas ajwa merupakan jenis

kurma yang terkenal di kota Madinah. Buahnya cenderung berbentuk

bulat daripada elips seperti buah kurma pada umumnya, berwarna sawo

matang hingga hitam ketika matang. Buah ini dapat meningkatkan kadar

hemoglobin karena kaya akan zat besi. Kurma Ajwa mengandung vitamin

seperti riboflavin, biotin, tiamin, asam folik, dan asam askorbat yang

penting bagi tubuh. Pulpa buahnya kaya akan kalsium, zat besi, tembaga,

kobalt, magnesium, fluorin, mangan, fosfor, dan kalium. Kurma ajwa

mengandung senyawa fitokimia seperti asam coumaric, ferulic, flavonoid,

prosianidin, vitamin, dan mineral yang dapat berperan sebagai

antioksidan, antihiperlipidimik, hepatoprotektif, anti-mutagen, anti-

inflamasi, dan nefroprotektif. 8

Selain itu, anjuran untuk memakan kurma ajwa terdapat dalam

hadits. Hadits riwayat Imam Ahmad: bahwa Rasulullah pernah bersabda:

“Telah menceritakan kepada kami Harami bin Umarah berkata; telah

menceritakan kepadaku Murajja bin Raja’ dari dari Ubaid ibn Abu Bakar

ibn Anas dari Anas ibn Malik ia berkata; “Pada hari id al-fitri Rasulullah
saw tidak keluar hingga beliau makan beberapa kurma terlebih dahulu
5
dan beliau makan dengan bilangan ganjil” (H.R Ahmad No.11820).

Hadits diatas menganjurkan untuk makan buah kurma dalam

jumlah ganjil, seperti tiga, lima, tujuh, sembilan dan seterusnya (lebih dari

dua). Oleh karena itu, peneliti mencoba menggunakan variasi 3 butir buah

kurma (setara dengan dosis 3.12 mg/kg BB), 5 butir buah kurma (setara

dengan dosis 5.2 mg/kg BB) dan 7 butir buah kurma (setara dengan dosis

7.28 mg/kg BB). Penggunaan dosis ini mengacu pada kebutuhan zat besi

yang dibutuhkan oleh ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan

trimester kehamilan.3 Kurma ajwa telah terbukti mempertahankan aktivitas

antioksidan tertinggi di antara jenis kurma lainnya, menekan peroksidasi

lipid, mencegah kerusakan sel, meningkatkan terapi kanker dan

mengurangi efek samping yang disebabkan oleh kemoterapi

konvensional. Telah ditunjukkan bahwa ekstrak air Phoenix dactylifera

mengandung kandungan total fenol yang jauh lebih tinggi daripada

ekstrak alkohol, terutama pada kurma Ajwa. 1

Berdasarkan hal – hal tersebut, peneliti ingin menguji efek

konsumsi kurmaajwa pada kadar hemoglobin ibu hamil post partum di

RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar.


1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana efektivitas konsumsi kurma ajwa pada kadar

hemoglobin ibu postpartum di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar.

1.3 tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui efektivitas konsumsi kurma ajwa pada kadar

hemoglobin ibu hamil antepartum & postpartum di RSIA Sitti Khadijah 1

Makassar.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran kadar hemoglobin ibu hamil antepartum &

postpartum di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar.

2. mengetahui pengaruh kurma Ajwa terhadap Kadar hemoglobin ibu

hamil antepartum & postpartum di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar.

3. Mengetahui perbedaan kadar hemoglobin ibu hamil antepartum &

postpartum yang konsumsi dan yang tidak konsumsi kurma ajwa di

RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Bagi institusi kesehatan

Sebagai sumber informasi dan dapat dijadikan bahan bacaan bagi

instansi kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, maupun dinas

kesehatan pemerintah.
1.4.2 bagi ilmu pengetahuan

1. membuka wawasan mengenai hubungan konsumsi kurma ajwa yang

dapat memberikan efek pada ibu hamil antepartum & postpartum.

2. dapat menjadi sumber informasi dan bahan bacaan bagi peneliti

berikutnya.

1.4.3 bagi peneliti

Sebagai pengalaman yang sangat berharga dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan serta pengembangan terkhusus

pada bidang penelitian.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Antepartum & Postpartum

2.1.1 Deskriptif

A. Antepartum

Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah


minggu ke 28 masa kehamilan.7 Perdarahan antepartum dapat berasal
dari : 24
a. Plasenta meliputi:
24
plasenta previa, solusio plasenta dan ruptura sinus marginal.
b. Lokal pada saluran genitali meliputi :

1. Show 24

24
2. Serviks : servisitis, polip, erosi serviks dan keganasan

24
3. Trauma : trauma saat hubungan seksual

4. Vulvovaginal varicosities 24

5. Tumor saluran genital 24

6. Infeksi saluran genital 24

7. Hematuria 24

c. Insersi tali pusat ( Meliputi vasa previa )


Plasenta previa merupakan penyebab utama perdarahan
antepartum. Perdarahan akibat plasenta previa terjadi secara progresif
dan berulang karena proses pembentukan segmen bawah rahim. Sampai
saat ini belum terdapat definisi yang tetap mengenai keparahan derajat
perdarahan antepartum. Seringkali jumlah darah yang keluar dari jalan
lahir tidak sebanding dengan jumlah perdarahan sebenarnya sehingga
sangat penting untuk membandingkan jumlah perdarahan dengan
keadaan klinis pasien.24 Terdapat beberapa definisi yang dapat
digunakan untuk menggambarkan perdarahan antepartum:
24
a. Spotting – terdapat bercak darah pada pakaian dalam

24
b. Perdarahan minor – kehilangan darah < 50 mL

c. Perdarahan mayor – kehilangan darah 50–1000 mL tanpa tanda klinis


syok 24

d. Perdarahan masif – kehilangan darah > 1000 mL dengan/tanpa tanda


klinis syok 24

B. Postpartum

Masa nifas atau postpartum adalah masa setelah persalinan

selesai sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ

reproduksi secara perlahan akan mengalami perubahan seperti sebelum

hamil. Selama masa nifas perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan

angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas. Dalam Angka Kematian

Ibu (AKI) adalah penyebab banyaknya wanita meninggal dari suatu


10
penyebab kurangnya perhatian pada wanita postpartum.
2.1.2 Klasifikasi Postpartum

Tahap masa nifas di bagi menjadi 4 yaitu:

1. Periode immediate postpartum. Masa segera setelah plasenta lahir

sampai dengan 24 jam. Pada masa ini merupakan fase kritis, sering

terjadi insiden perdarahan postpartum karena atonia uteri. Oleh karena

itu, bidan perlu melakukan pemantauan secara kontinu, yang meliputi;

kontraksi uterus, pengeluaran lokia, kandung kemih, tekanan darah

dan suhu. 11

2. Periode early postpartum (>24 jam-1 minggu). Pada fase ini kita

memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada

perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup

mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan

baik. 11

3. Periode late postpartum (>1 minggu-6 minggu)

periode ini tetap melakukan asuhan dan pemeriksaan sehari-hari serta

konseling perencanaan KB.

4. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan

sehat terutama bila selama hamil atau bersalin memiliki penyulit atau

komplikasi. 11
2.1.3 Perubahan Postpartum

A. Perubahan fisiologi

Dalam masa nifas, adapun beberapa perubahan fisiologis yang

terjadi, yaitu:

1. Tanda-Tanda Vital

Satu hari (24 jam) pada postpartum suhu badan akan naik sedikit

(37,5 – 38 °C) akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan,

dan kelelahan. Biasanya pada hari ke-3 suhu badan naik lagi karena

adanya pembentukan ASI dan payudara menjadi bengkak, berwarna

merah karena banyaknya ASI. Bila suhu tidak turun berarti menandakan

kemungkinan mengarah pada infeksi atau keadaan abnormal lainnya.

Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80x/menit. Setelah

melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat. Tekanan darah

biasanya tidak berubah. Sedangkan tekanan darah tinggi pada

postpartum dapat menandakan terjadinya preeklamsia postpartum.

Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu tubuh

dan denyut nadi. 12

2. Uterus
Pada uterus terjadi proses involusi. Involusi adalah proses

kembalinya uterus ke dalam keadaan sebelum hamil setelah melahirkan.

Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot -

otot polos uterus. Pada kala tiga persalinan, uterus berda di garis tengah

kira - kira 2 cm dibawah umbilicus dengan bagian fundus bersandar pada

promontorium sakralis. Pada saat ini, besar uterus kira - kira sama besar

sewaktu kehamilan usia 16 minggu dengan berat kira - kira 100 gr.

Ukuran uterus mengecil kembali (setelah 2 hari pasca persalinan). Jika

sampai 2 minggu postpartum, uterus belum masuk panggul, curiga ada

subinvolusi. Subinvolusi disebabkan oleh infeksi atau perdarah lanjut

(late postpartum haemorhage). Secara garis besar, uterus akan

mengalami pengecilan (involusi) secara berangsur- angsur sehingga

akhirnya kembali seperti sebelum hamil. 12

3. Perubahan Tinggi dan Berat Uterus Saat Masa Nifas

Tabel 2.1 Perubahan tinggi dan berat uterus masa nifas


INVOLUSI TINGGI BERAT DIAMETER KEADAAN

FUNDUS UTERUS(gr) BEKAS SERVIKS

UTERI MELEKAT

PLASENTA
Bayi lahir Setinggi 1000

pusat
Uri lahir 2 jari 750 12,5 Lembek

dibawah

pusat
Satu Pertengaha 500 7,5 Beberapa

minggu n pusat hari

simfisis setelah
Dua minggu Tak teraba 350 3–4 Post

diatas partum

simfisis dapat

dilalui 2
Enam Bertambah 50 – 60 1–2 Jari akhir

minggu kecil minggu

pertama
Delapan Sebesar 30 Dapat

minggu normal dimasuki 1

jari
(Sumber : Dewi dan Sunarsih, 2011 )
4. Lochea

Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama nifas. Pengeluaran

lochea dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya sebagai berikut :

a. Lochea rubra, lochea ini muncul pada hari 1 sampai hari ke 4 masa

postpartum. Cairan yang keluar warna merah karena berisi darah

segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo

(rambut bayi), dan mekonium. 12

b. Lochea sanguilenta, cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan

dan berlendir. Berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7 post

partum. 12

c. Lochea serosa : lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena

mengandung serum, leukosit, dan robekan / laserasi plasenta. Muncul


12
pada hari ke 7 sampai hari ke 14 post partum.

d.  Lochea alba : mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput

lendir servik dan serabut jaringan mati. Lochea alba bisa berlangsung
12
selama 2 sampai 6 minggu postpartum.

e. Lochea purulenta, terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah berbau

busuk. 12
f. Lochiostasis : lochea yang tidak lancar keluarnya. 12

5. Perubahan Vagina dan Perineum

a. Vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan

yang sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa

hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam

keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali kepada

keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur


12
akan muncul kembali, sementara labia menjadi lebih menonjol.

b. Perubahan pada perineum

Terjadi robekan perineum pada hampir semua persalinan

pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan

perineum umumnya terjadi pada garis tengah dan bisa menjadi luas

apabila kepala janin terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil

daripada biasa, kepala janin melewati pintu panggul bawah dengan

ukuran yang lebih besar daripada sirkumferensia suboksipito

bregmatika. Lakukan penjaitan dan perawatan dengan baik dan benar

bila ada laserasi lahir atau bekas luka episiotomi. 12

6. Perubahan Sistem Pencernaan


Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua

sampai tiga hari setelah ibu melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan

karena tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan pada

awal masa pascapartum, diare sebelum persalinan, enema sebelum

melahirkan, kurang makan atau dehidrasi. Kebiasaan BAB teratur

perlu diterapkan kembali setelah tonus otot kembali normal, perlu

dilatih kembali untuk merangsang pengosongan usus. 12

7. Perubahan Sistem Perkemihan

Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2 sampai 8

minggu, tergantung pada keadaan/status sebelum persalinan,

lamanya partus kala 2 dilalui, dan besarnya tekanan kepala yang

menekan pada saat persalinan. 12

8. Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus, pembuluh

darah yang berada di antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit,

sehingga akan menghentikan perdarahan. Ligamen-ligamen,

diafragma pelvis, serta fasia yang meregang pada waktu persalinan,

secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali. Stabilisasi


12
secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan.
9. Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Setelah persalinan, shunt akan hilang tiba-tiba. Volume darah

bertambah, sehingga akan menimbulkan dekompensasi kordis pada

penderita vitum cordia. Hal ini dapat diatasi dengan mekanisme

kompensasi dengan timbulnya hemokonsentrasi sehingga volume

darah kembali seperti sediakala. Pada umumnya, hal ini terjadi pada
12
hari ketiga sampai kelima postpartum.

B. Perubahan Psikologis

Ibu Masa Nifas Perubahan yang mendadak dan dramatis pada

status hormonal menyebabkan ibu yang berada dalam masa nifas

menjadi sensitif terhadap faktor-faktor yang dalam keadaan normal

mampu diatasinya. Disamping perubahan hormonal, cadangan fisiknya

sering sudah terkuras oleh tuntutan kehamilan serta persalinan, keadaan

kurang tidur, lingkungan yang asing baginya dan oleh kecemasannya


11
akan bayi, suami atau anak-anaknya yang lain.

Adaptasi psikologi masa nifas yang terbagi atas 4 tahapan yaitu:

1. Taking On: pada fase ini disebut meniru, padat tahap ini fantasi wanita

tidak hanya meniru tapi sudah membayangkan peran yang dilakukan

pada tahap sebelumnya. Pengalaman yang berhubungan dengan

masa lalu dirinya (sebelum proses) yang menyenangkan, serta


harapan untuk masa yang akan datang. Pada tahap ini wanita akan
11
meninggalkan perannya pada masa lalu.

2. Taking In : periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan, ibu baru

pada umumnya pasif dan tergantung, perhatiannya tertuju pada

tubuhnya. Peningkatan nutrisi ibu mungkin dibutuhkan karena selera

makan ibu biasanya bertambah, kurangnya nafsu makan menandakan

tidak berlangsung normal. 11

3. Taking Hold : periode ini berlangsung pada hari 2-4 postpartum ibu

menjadi orang tua yang sukses dengan tanggung jawab terhadap

bayinya Pada masa ini ibu akan sensitive dan merasa tidak mahir

melakukan hal-hal tersebut. 11

4. Letting Go : periode yang biasanya terjadi setiap ibu pulang kerumah,

pada ibu yang bersalin diklinik dan sangat berpengaruh terhadap

waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarganya. Dan depresi


11
postpartum terjadi pada periode ini.

2.1.4 Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala masa postpartum adalah sebagai berikut:

a. Organ-organ reproduksi kembali normal pada posisi sebelum

kehamilan. 13

b. Perubahan-perubahan psikologis lain yang terjadi selama kehamilan

berbalik (kerumitan). 13

c. Masa menyusui anak dimulai. 13


d. Penyembuhan ibu dari stress kehamilan dan persalinan di asumsikan
13
sebagai tanggung jawab untuk menjaga dan mengasuh bayinya.

Tanda – tanda bahaya masa nifas antara lain:

a. Perdarahan hebat atau peningkatan darah secara tiba-tiba atau

pembalut penuh dalam waktu setengah jam setelah mengganti 2 kali

pembalut. 14

b. Pengeluaran cairan vaginal dengan bau busuk. 14


14
c. Rasa nyeri diperut bagian bawah atau punggung.

d. Sakit kepala yang terus menerus atau, nyeri epigastrik, atau masalah

penglihatan. 14
14
e. Pembengkakan pada wajah dan tangan.

f. Demam, muntah, rasa sakit pada waktu pembuangan air seni, atau

merasa tidak enak badan. 14


14
g. Payudara yang merah, panas, atau sakit.

2.1.5 Preeklamsia pada ibu hamil

Preeklamsia adalah sindrom yang ditandai dengan peningkatan

tekanan darah sistolik ( ≥ 140mmHg), atau tekanan darah diastolik ( ≥

90mmHg), persisten setelah usia kehamilan 20 minggu pada wanita

hamil yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal. Kondisi ini bisa

disertai dengan atau tanpa timbulnya proteinuria baru. Ini juga terkait

dengan tanda dan gejala lain, termasuk penglihatan kabur, sakit perut,
sakit kepala, dan edema. Preeklamsia, suatu sindrom pada wanita hamil,

dapat mengakibatkan komplikasi pada kehidupan ibu dan janin.

Komplikasi ibu mungkin termasuk penyakit kardiovaskular, penyakit

serebrovaskular, hati dan gagal ginjal, solusio plasenta, dan koagulasi

intravaskular diseminata. Namun, komplikasi janin dapat terjadi dalam hal

mortalitas dan kecacatan akibat hambatan pertumbuhan janin, kelahiran

prematur, berat badan lahir rendah, asfiksia berat lahir, lahir mati, dan

kematian intrapartum. Efek merugikan yang tinggi dari preeklamsia dan

kurangnya pemahaman tentang patofisiologinya mendorong perlunya


18
prediksi dini preeklamsia pada wanita hamil.

2.2 Hemoglobin

2.2.1 Deskriptif

Hemoglobin (Hb) adalah komponen utama dari sel darah merah

(eritrosit), merupakan protein terkonjugasi yang berfungsi untuk

transportasi oksigen (O2) dan karbondioksida (Co2). Ketika telah

sepenuhnya jenuh, setiap gram Hb meningkat 1,34 mL O2. Massa sel

darah merah orang dewasa yang mengandung sekitar 600 g Hb, mampu

membawa 800 mL O2. Molekul HbA terdiri dari dua pasang rantai

pelipeptida (disebut “globin”) dan empat kelompok heme, mengandung


atom ferro (Fe2+). Setiap kelompok heme terletak dalam saku atau

lipatan pada salah satu rantai polipeptida. Heme bersifat reversibel, dapat

bergabung dengan satu molekul O2 atau Co2, terletak dekat permukaan

molekul. Fungsi utama Hb adalah untuk mengangkut O2 dari paru-paru,

dimana tekanan O2 tinggi, sedangkan pada jaringan, tekanannya rendah.

Pada tekanan O2 100 mmHg dalam kapiler paru, 95-98% Hb mengikat

O2. Dalam jaringan, di mana tekanan O2 sekitar 20 mmHg, mudah terjadi

pelepasan O2 dari Hb, dalam hal ini, kurang dari 30% dari O2 akan tetap

ada dalam Hb. Ketika setiap kelompok heme berikatan dengan satu

molekul O2, Hb disebut sebagai oksihemoglobin (HbO2). Ketika besi

ferro eroksidasi menjadi ferri, terbentuk methemoglobin, dan molekul

kehilangan kemampuannya untuk membawa O2 dan Co2 karena besi


15
dalam bentuk ferri tidak dapat mengikatnya.

2.2.2 Struktur Hemoglobin

Setiap eritrosit dapat mengandung sekitar 25 juta adalah suatu

molekul hemoglobin. Hemoglobin berasal dari dua kata yakni “hemos”

yang berarti darah dan “globin” yang berarti protein. Hemoglobin adalah

suatu kompleks heme dengan protein tetramer yang dibentuk dari dua

pasang subunit polipeptida. Komposisi subunit hemoglobin dalam darah

terus berubah sepanjang pertumbuhan manusia. Gangguan sintesis

subunit - subunit ini akan menyebabkan kelainan yang dinamakan


“hemoglobinopati”. Yang termasuk dalam kategori ini antara lain:
16
hemoglobin S, hemoglobin E, thalasemia, dan lain – lain.

2.2.3 Fungsi Hemoglobin

Pengiriman oksigen adalah fungsi utama dari molekul hemoglobin.

Selain itu struktur hemoglobin mampu menarik Co2 dari jaringan, serta

menjaga darah pada pH yang seimbang. Satu molekul hemoglobin

mengikat satu molekul oksigen di lingkungan yang kaya oksigen, yaitu di

alveoli paru -paru. Hemoglobin memiliki afinitas yang tinggi untuk oksigen

dalam lingkungan paru, karena pada jaringan kapiler di paru - paru terjadi

proses difusi oksigen yang cepat. Sebagai molekul transit

(deoksihemoglobin) di dalam sirkulasi, molekul ini mampu mengangkut

oksigen dan membongkar oksigen kejaringan di daerah yang afinitas

oksigennya rendah. Pengikatan dan pelepasan oksigen dari hemoglobin

molekul ditentukan oleh kurva disosiasi oksigen. Kurva ini membentuk

huruf ”S”. Kurva ini di rancang untuk menggambarkan kualitas yang unik

dan disosiasi oksigen dan menunjukkan bagaimana molekul hemoglobin


15
dan oksigen merespons pada keadaan normal dan abnormal.

2.2.4 Penentuan Kadar Hemoglobin

a. Cara Pengambilan Darah

1. Pengambilan darah kapiler

Pada orang dewasa pakailah ujung jari atau anak daun telinga

untuk mengambil darah kapiler, pada bayi dan anak kecil boleh juga tumit
atau ibu jari kaki. Tempat yang dipilih itu tidak boleh yang
17
memperlihatkan gangguan peredaran darah seperti pucat.

2. Pengambilan darah vena

Biasanya pada orang dewasa dipakai salah satu vena dalam fossa

cubiti, pada bayi vena jagularis superficialis dapat dipakai ataujuga darah
17
dari sinus sagittalis superior.

b. Antikoagulan yang Digunakan

Agar darah yang akan diperiksa tidak cepat membeku maka dapat

dipakai bermacam - macam antikoagulan, tidak semua antikoagulan

dapat dipakai karena terlalu banyak berpengaruh terhadap hasil

pemeriksaan. Antikoagulan yang dapat dipakai adalah:

1. EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetat)

Sebagai garam natrium atu kaliumnya. Garam -garam itu

mengubah ion kalium dari darah menjadi bentuk yang bukan ion. Tiap i

mg EDTA menghindarkan pembekuannya 1 ml darah. EDT sering

dipakai dalam bentuk larutan 10 %. Kalau ingin menghindarkan

terjadinya pengenceran darah, zat kering pun boleh digunakan, dalam

hal ini perlu sekali menggoyangkan wadah berisi darah dan EDTA

selama 1-2 menit karena EDTA kering lambat melarut. 17

2. Heparin

Heparin berdaya seperti antitrombin, tidak berpengaruh terhadap

bentuk eritrosit dan leukosit. Dalam praktek biasanya heparin kurang baik
dipakai karena mahal harganya. Tiap 1 mg heparin menjaga

membekunya 10 ml darah. Heparin boleh dipakai sebagai larutan atau

dalam bentuk kering. 17

3. Natrium Sitrat dalam larutan 3,8 %

Merupakan larutan yang isotonik dengan darah. Dapat dipakai

untuk beberapa macampercobaan hemoragik dan untuk laju endap darah

cara wastergreen. 17

4. Campuran Amonium Oxalate dan Kalium Oxalate

Campuran ini dikenal sebagai campuran oxalat seimbang. Dipakai


17
dalam keadaan kering agar tidak mengencerkan darah yang diperiksa .

2.2.5 Aspek Biokimia Kerja Hemoglobin

Setiap atom besi pada molekul hemoglobin dapat berikatan secara

reversibel dengan satu molekul oksigen; dengan demikian, setiap

molekul hemoglobin dapat berikatan dengan empat molekul oksigen.

Hemoglobin adalah suatu pigmen yang secara alamiah berwarna, oleh

karena itu hemoglobin akan tampak berwarna kemerahan apabila

berikatan dengan oksigen dan kebiruan apabila hemoglobin mengalami

deoksigenasi Molekul oksigen akan lebih mudah terikat pada hemoglobin

yang telah terikat oksigen lainnya. Peristiwa ini dinamakan “comperative

binding”. Fenomena ini berguna untuk memaksimalisasikan oksigenasi


16
darah paru sehingga oksigenisasi jaringan menjadi optimal.
Pengikat molekul O2 pertama ke molekul deoksi Hb menggeser

besi heme ke arahporphyrin plane, sekitar 0,6 nm dibawahnya. Gerakan

ini kemudian diteruskan ke histidin proksimal (F8), sehingga akan

memutus ikatan garam diantara subunit tetramer. Akibatnya, masing-

masing subunit akan mengalami rotasi sebesar 15 drajat saling menjauh

satu sama lain. Proses ini pada akhirnya akan meningkatakan afinitas O2

berikutnya. Semakin suatu hemoglobin tersaturasi dengan oksigen, maka

hemoglobin tersebut akan bertransisi dari bentuk T menjadi bentuk R.

Hemoglobin bentuk T menjadi bentuk R. Hemoglobin bentuk Tadalah

bentuk hemoglobin dengan afinitas rendah, dan hemoglobin bentuk R

(relaxed) adalah bentuk hemoglobin dengan afinitas tinggi. Untuk


16
mengukur tingkat saturasi oksigen, digunakan P50.

P50 adalah tekanan persial O2 dalam darah yang menghasilkan

saturasi oksigen sebesar 50 %. Angka ini berbeda pada tiap-tiap

organisme. P50 untuk HbA dan HbF adalah 26 mmHg dan 20 mmHg.

Pada plasenta, perbedaan ini menguntungkan untuk bayi karena

mempermudah HbF untuk mengekstraksi oksigen dari darah ibu (HbA).

Namun, pada periode pasca-partus, HbF kurang menguntungkan karena

memiliki afinitas yang tinggi terhadap oksigen sehingga sulitmelepaskan

oksigen ke jaringan. Setelah melepaskan oksigen ke jaringan,

hemoglobin akan mengikat CO2 dan proton (H+) dan jaringan perifer dan

mengantarkannya ke paru-paru. Hemoglobin membawa CO2 sebagai


karboksi yang terbentuk dengan ujung nitogen amino dari cincin

polipeptida. Karboksi mengubah potensi listrik terminal amino dari positif

menjadi negative, sehingga membentuk ikatan garam antara cicin α dan

β. 16

Karboksi hemoglobin (HbCO2) meliputi 15% jumlah CO2dalam

darah, sisanya terdapat dalam bentuk bikarbonat. Bikarbonat dibentuk

melalui reaksi hidrasi CO2 dengan karbonik anhydrase sehinga

membentuk asam bikarbonat, yang kemudian akan berdisosiasi menjadi

bikarbonat dan proton. Deoksi Hb mengikat satu proton untuk setiap dua

molekul O2 yang di lepas ke jaringan. Hal ini berkontribusi sebagai buffer

pH uuntuk menjaga pH darah tetap stabil. Kemampuan hemoglobin

untuk menjaga keasaaman darah ini disebut ‘efek bohr’. Katabolisme

Hemoglobin Pada keadaan fisiologis, manusia dewasa mengalami

destruksi setidaknya 100 - 200 juta eritrosit setiap jam, menghasilkan

setidaknya 6 gram hemoglobin pada orang dewasa dengan berat badan

70 kilogram. Ketika hemoglobin dihancurkan dalam tubuh, globin akan

mengalami degradasi menjadi asam amino yang kemudian didaur ulang

dalam tubuh. Sementara itu, heme akan dipecah menjadi porfirin dan

besi. Besi akan terikat transferin dan mengikuti daur besi tubuh. Porfirin

yang terbebas dari ion besi mengalami serangkaian proses degradasi


16
terutamaoleh sistem retikulo - endotelial.

2.2.6 Hemoglobin Abnormal


Tiga jenis hemoglobin abnormal yaitu methemoglobin,

sulfhemoglobin, dan karboksihemoglobin. Sering kali, hasil produksi

hemoglobin abnormal disebabkan penyerapan zat atau obat yang

berbahaya. Pada methemoglobin, besi telah teroksidasi menjadi Fe3+,

yang tidak lagi mampu mengikat oksigen. Obat anilin dan beberapa obat

antimalaria menyebabkan methemoglobinemia. Sulfhemoglobin dapat

terjadi karena paparan bahan seperti sulfonamida atau sulfa yang

terkandung pada obat - obatan. Afinitas sulfhemoglobin untuk oksigen

adalah 100x lebih rendah dari hemoglobin normal. Karboksihemoglobin

meningkat pada perokok atau pekerja industri tertentu. Sebagai turunan

hemoglobin, karboksihemoglobin memiliki afinitas untuk karbon

monoksida 200 kali lebih besar dari oksigen, sehingga tidak ada oksigen

yang dikirim ke jaringan, sehingga dapat terjadi keracunan karbon


15
monoksida, baik disengaja atau tidak disengaja.

2.2.7 Hemoglobin Pada Ibu Postpartum

Wanita hamil atau dalam masa nifas dinyatakan anemia bila kadar

hemoglobinnya dibawah <12-11gr% Pada ibu nifas, anemia terjadi

karena kebutuhan Fe yang tidak tercukupi saat hamil, kehilangan Fe

banyak pada grande multipara dan perdarahan antepartum. Tingkatan

Anemia pada ibu Post Partum berdasarkan kadar hemoglobin menurut

WHO sebagai berikut: 15


Tabel 2.2 tingkatan anemia ibu postpartum

Tingkatan Kadar Hemoglobin


Ringan sekali Hb 10g/dl – batas normal
Ringan Hb 8 g/dl – 9.9 gr/dl
Sedang Hb 6g/dl – 7.9 gr/dl
Berat Hb kurang dari 6 gr/dl
(Sumber : Kiswari R, 2014)

2.2.8 Macam Pemeriksaan

Terdapat beberapa metode atau cara untuk menetapkan nilai

Hemoglobin di antaranya:

a. Metode Tallquist

Dengan membandingkan darah asli dengan suatu skala warna

yang bergradasi mulai dari warnamerah muda smpai warna merah tua

(10-100%). CaraTallquist kini sudahditinggalkan karena tingkat

kesalahannya mencapai 30-50%. 15

b. Metode Cu-Sulfat

Metode ini digunakan untuk menetapkan kadar hemoglobin, terkait


15
untuk mendapatkan donor yang cocok dan sehat .

c. Metode Sahli

Metode Sahli merupakan penetapan hemoglobin secara visual.

Untuk dapat menentukan kadar hemoglobin, dilakukan dengan

mengencerkan campuran larutan tersebut dengan aquadest sampai


15
warnanya sama dengan warna standart di tabung gelas.

d. Metode Fotoelektrik Kolorimeter


Dengan cara ini kita mendapatkan hasil kadar Hemoglobin dengan

lebih teliti dibandingkan cara visual. Kesalahannya berkisar 2%.

Penetapan kadar Hemoglobin dengan Fotoelektrik kolorimetri ini memiliki

banyak cara antara lain:

1. Metode Cyanmethemoglobin

Metode ini memiliki keuntungan, yaitu kenyamanan dan standart,

dimana larutan mudah didapat dan cukup stabil. Darah diencerkan dalam

larutan kalium sianida dan ferri sianida. Absorbansi larutan diukur dalam

spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm dan dibandingkan


15
dengan larutan standart HiCN .

2. Metode Oksihemoglobin

Metode HbO2 metode yang paling sederhana dan paling cepat

untuk semua metode yang menggunakan fotometer. Kerugiannya adalah

tidak memungkinkan untuk menyiapkan HbO2 dalam keadaan stabil,

sehingga kalibrasi terhadap peralatan harus selalu dilakukan secara


15
teratur menggunakan larutan HCN atau standart sekunder.

2.3 Kurma Ajwa

2.3.1 Deskriptif

buah kurma, Phoenix dactylifera L. Merupakan salah satu buah

yang memiliki khasiat melimpah bagi kesehatan, antara lain sebagai


antioksidan, antihiperlipidemia, dan agen hepatoprotektif, serta

mencegah penyakit kardiovaskular. Analisis metabolisme dilakukan

terhadap 12 jenis kurma yang berasal dari Arab Saudi untuk mengetahui

komposisi nutrisi pada setiap jenis kurma. Terungkap bahwa kadar

fenolin tertinggi ditemukan pada kurma Ajwa, sedangkan flavonoid

tertinggi ditemukan pada kurma Ajwa. 18

Kurma ajwa (Phoenix dactylifera L) adalah tumbuhan yang

memiliki rasa manis dan merupakan tanaman yang tertua di dunia. Nama

ilmiah Phoenix berasal dari bahasa yunani yang artinya buah merah atau

ungu, dan dactylifera yang berarti jari, sama seperti bentuknya buah.14

Buah kurma memiliki nutrisi yang sangat baik karena banyak

mengandung gula, vitamin, mineral dan serat. Dalam beberapa varietas,

kandungan gula bisa mencapai 88%, dan dianggap sebagai sumber

makanan berenergi tinggi. Buah kurma juga memiliki sifat antioksidan

karena mengandung senyawa polifenol.19

2.3.2 Klasifikasi

Table 2.3 klasifikasi kurma ajwa

Kingdom Plantae
Subkingdom Tracheobionta
Superdivision Spermatophyta
Division Magnoliophyta
Subdivision Spermatophytina
Class Liliopsida
Order Arecales
Family Areaceae
Genus Phoenix L.
spesies Dactylifera L.
( Sumber : Ateeq , 2013 )

2.3.3 Kandungan Kurma

Beberapa kandungan kurma ajwa antara lain:

a. Karbohidrat

Komponen penyusun buah kurma sebagian besar merupakan gula

pereduksi glukosa dan fruktosa yang mencapai sekitar 20-70% (bobot

kering) diikuti gula non-pereduksi sukrosa yang berkisar 0 - 40%. Gula

pereduksi artinya gugus gula yang berfungsi sebagai reduktor,

pendonasi elektron dalam reaksi kimiawi redoks (reduksi-oksidasi). Gula

pereduksi umumnya terdiri dari gugus monosakarida, atau gugus -

gugus gula dengan panjang rantai sebanyak enam karbon dengan

konformasi yang berbeda - beda. Sukrosa sendiri merupakan gugus

disakarida yang terbentuk dua buah monosakarida, glukosa dan

fruktosa, juga dikenal sebagai table sugar yang umum dikonsumsi.

Komposisi gula pada buah kurma sangat tergantung dari jenis kultivar

dan tingkat kematangannya. 16


Di dalam tubuh, pencernaan kita bergantung kepada dua konsep

utama: proses pencernaan asam di lambung dan proses pencernaan

basa di usus dua belas jari. Serat terlarut artinya adalah komponen

karbohidrat yang dapat larut dalam salah satu proses pencernaan,

asam atau basa. Buah kurma diketahui mengandung komponen serat

terlarut (dietary fiber) yang berkisar antara 9 -13% bergantung kepada

kultivar dan asal tumbuhnya. Kandungan serat kasar (crude fiber) di

dalam buah kurma berkisar 2.5 - 4.3% pada tingkat kematangan rutab

dan tamr. Secara umum, semakin matang buah kurma, kadar glukosa

dan fruktosa akan semakin meningkat dan kadar serat kasar cenderung

menurun. Kadar sukrosa dan serat terlarut cenderung stabil pada

semua tingkat kematangan, kecuali pada tahapan khalal (kadar sukrosa

akan meningkat) disebabkan karena pembentukan daging buah terjadi

dengan pesat. 16

b. Kalori

Jumlah asupan kalori rata-rata untuk satu buah kurma (8.3g)

adalah 23 kalori atau 1,3 – 1,8 kali lebih banyak dibandingkan gula tebu

dengan bobot yang sama.16

c. Mineral

Mineral yang terkandung dalam kurma adalah kalsium, fosfor,

kalium, belerang, khlor, magnesium, besi, mangan, tembaga, koblat,

seng, khrom, yodium dan flor. Kandungan besi yang terkandung dalam
kurma per 100 gram buah kering dari varietas tertentu mampu

memenuhi kebutuhan zat besi manusia per hari dalam semua situasi.

Kurma merupakan suplemen zat besi yang sangat praktis untuk kasus

anemia pada masa anak-anak, pada saat hamil dan pada kasus
16
haemorrhages yang timbul akibat mentruasi, parturition atau terluka.

Mengkonsumsi kurma jauh lebih baik daripada mengkonsusmsi

suplement zat besi dalam bentuk tablet yang bisa menimbulkan efek

saming seperti mual, sakit kepala, dan kehilangan nafsu makan.

Disamping itu zat besi dalam kurma jauh lebih mudah diserap oleh

tubuh dikarenakan adanya glukosa, fruktosa, dan vitamin C dalam

kurma yang masing-masing telah diketahui dapat membantu absorbsi

zat besi didalam tubuh. 16

d. Vitamin

Golongan vitamin yang terdapat dalam kurma adalah thiamin atau

vitamin B1, ribiflavin atau vitamin B2, biotin, asam folat atau folacin,

asam ascorbat atau vitamin C, pro-vitamin A (bta coratene),

nicotinamide, retinol equivalent, asam pantotenat dan vitamin B6. Dalam

100 gram kurma kering terkandung vitamin A 90 IU, tiamin 93 mg,

riboflavin 114 mg, niasin 2 mg dan kalium 667 mg. kurma juga

mengandung zat gizi lainnya diantaranya adala protein 20% dan lemak

3%. 16

2.3.4 Manfaat
Manfaat kurma ajwa antara lain:

a. Hepatoprotektif

Dalam jurnalnya yang diterbitkan oleh European Scientific Journal,

B. Sheikh mendapati bahwa mengonsumsi kurma (Phoenix dactylifera

L.) varietas Ajwa terbukti mengurangi dampak buruk yang diakibatkan

oleh paparan zat hepatotoksik CCl4 dengan beberapa diantara

indikator; secara histopatologi dengan sediaan jaringan hepar hewan

coba, dan secara biokimiawi dengan kadar enzim hepar SGOT dan

SGPT yang diambil sesaat sebelum terminasi hewan coba. Hasilnya,

sediaan jaringan hepar hewan coba dengan paparan CCl4 tanpa

konsumsi ekstrak buah kurma varietas Ajwa lebih banyak terdapat

jaringan fibrosa bila dibandingkan sediaan jaringan hepar hewan coba

dengan paparan CCl4 dengan konsumsi ekstrak buah kurma varietas

Ajwa . 11

Kadar SGOT dan SGPT pada hewan coba dengan paparan CCl4

tanpa konsumsi ekstrak buah kurma varietas Ajwa juga lebih tinggi bila

dibandingkan dengan kelompok hewan coba yang diberi paparan CCl4

dengan konsumsi ekstrak buah kurma varietas Ajwa Pada jurnal lain,

ekstrak buah kurma (Phoenix dactylifera L.) varietas Ajwa juga terbukti

bersifat hepatoprotektif terhadap zat hepatotoksik lainnya, yakni

okratoksin A (OTA). Okratoksin A adalah salah satu zat mycotoxin yang


dihasilkan oleh spesies jamur Aspergillus dan Penicillium yang biasa

ditemui pada hasil komoditas perkebunan yang disimpan dalam gudang

seperti buah dan biji kopi. OTA juga telah terbukti mempunyai sifat
11
hepatotoksik pada manusia maupun kebanyakan spesies hewan.

Penelitian yang dilakukan oleh Suzan Bakr Abdu ini

menggunakan indikator secara histopatologi dengan sediaan jaringan

hepar hewan coba, secara biokimiawi dengan konsentrasi bilirubin,

serta kadar enzim hepar ALT. Hasilnya, sediaan jaringan hepar dengan

paparan OTA tanpa konsumsi ekstrak buah kurma varietas Ajwa

tampak pembengkakan sel hepar serta balooning degeneration.

Sedangkan pada sediaan jaringan hepar yang diberi paparan OTA

dengan konsumsi ekstrak buah kurma varietas Ajwa tampak relatif


11
normal meski masih ditemui juga sedikit sel-sel degeneratif.

Lalu pada aspek biokimiawi, konsentrasi bilirubin dan enzim hepar

ALT meningkat pada kelompok hewan coba yang hanya terpapar OTA.

Sedangkan kadar enzim hepar ALT pada kelompok hewan coba yang

diberi paparan OTA serta ekstrak buah kurma varietas Ajwa

menunjukkan nilai yang tak berbeda jauh dari kadar enzim hepar ALT

pada kelompok kontrol hewan coba. Lalu, konsentrasi bilirubin

menunjukkan nilai yang lebih rendah dari kadar konsentrasi bilirubin


11
pada kelompok kontrol hewan coba.

b. Daya antibakterial
Daya antibakterial diteliti oleh Al-Daihan dan Bhat dengan

menggunakan bahan yaitu daun, biji, dan buah kurma (Phoenix

dactylifera L.) yang masing- masing diekstrak dengan menggunakan

solven akuadestilat, metanol, dan aseton, lalu dipaparkan pada

kelompok bakteri gram positif (S. aureus, S. pyogenes) dan kelompok

bakteri gram negatif (E. coli, P. aeruginosa) pada cawan petri.

Indikatornya adalah ukuran zona inhibisi yang terbentuk pada koloni

bakteri yang dibandingkan menggunakan obat kontrol Kanamycin.

Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak semua bahan terbukti memiliki

daya antibakterial. Ekstrak dengan solven akuadestilat mempunyai daya

antibakterial yang kurang bila dibandingkan dengan dua solven lainnya.

Buah dan daun terbukti memiliki daya antibakterial yang lebih baik

daripada biji kurma. Ekstrak buah dengan solven aseton merupakan

ekstrak dengan daya antibakterial yang paling tinggi terhadap bakteri S.

aureus, sedangkan ekstrak daun dengan solven metanol pada bakteri

E. coli. Namun, semua ekstrak tersebut daya antibakterialnya tak

sebagus Kanamycin . 11

Selain dua manfaat yang telah dipaparkan di atas, buah kurma

(Phoenix dactylifera L.) juga masih memiliki sejumlah manfaat lainnya

seperti mengatasi infertilitas pada pria dan disfungsi testikular, infertilitas

pada wanita dan kadar hormon, daya antidiabetik, antikanker dan

antimutagenesis, antidiare, antiinflamasi dan antiproliferasi (misal pada


sel-sel prostat), sebagai penawar hematoksisitas Pb, antifungal, sebagai

gastroprotektif terhadap ulkus lambung, antihipertensi, menurunkan

obesitas, kurma juga dapat mengurangi efek samping metilprednisolon,

dan beberapa manfaat lainnya . 11

c. Flavonoid

Flavonoid hadir dalam berbagai macam buah, sayuran, kacang-

kacangan, dan minuman termasuk anggur dan teh, dan karenanya

dikonsumsi secara teratur dalam makanan manusia sejak datangnya

kehidupan manusia di bumi. Ahli gizi memperkirakan bahwa orang

umumnya mengonsumsi sekitar satu sampai dua gram flavonoid per

hari pada diet normal. Flavonoid berperan penting dalam perawatan

medis sejak zaman kuno dan penggunaannya terus berlanjut sampai

sekarang. Ilmuwan terus mencari ramuan medis baru dan memiliki efek

yang menguntungkan. 11

Senyawa yang berasal dari tanaman telah menjadi bahan

pertimbangan ilmiah dan terapeutik karena mereka dapat berfungsi

sebagai titik awal untuk pengembangan turunan senyawa yang optimal.

Flavonoid ditemukan oleh banyak ilmuwan memiliki sifat yang

menguntungkan dengan sejumlah manfaat fisiologis yang berkaitan

dengan senyawa fitokimianya. Beberapa aktivitas biologis flavonoid


termasuk, antiinflammasi, sitostatik, sitotoksik, anti kanker, anti virus,
11
dan sebagai modulator imunitas tubuh .

d. Flavonoid sebagai imunomodulator

Beberapa flavonoid telah diteliti dan terbukti dapat mengaktivasi

sel sitotoksik dan natural killer T-limfosit serta menstimulasi makrofag .

Mekanismenya adalah terinhibisinya enzim siklooksigenase (COX) yang

menghasilkan prostaglandin oleh flavonoid yang spesifik, karena

prostaglandin yang diproduksi dari proses ini dapat mensupresi T-

limfosit. COX adalah enzim kunci dalam biosintesis hormon eicosanoid

yang berperan penting dalam proses inflamasi, sensasi nyeri, dan

perbaikan jaringan. Sehingga apabila enzim siklooksigenase terhambat,

maka produksi prostaglandin yang menghambat aktivasi sel sitotoksik


11
dan natural killer T-limfosit juga ikut terhambat.

Dengan kata lain, bila produksi enzim siklooksigenase terhambat

maka akan meningkatkan aktivasi sel sitotoksik dan natural killer T-

limfosit Di saat yang sama ketika COX terinhibisi, flavonoid membantu

menghentikan produksi eicosanoid yang berperan pada pelepasan

substansi P dan bradikinin. Juga, kombinasi dari limfokin atau aktivator

NK yang lain dan senyawa penetral (scavenging) peroksida telah

dideskripsikan sebagai senyawa yang baru saja ditemukan untuk


11
aktivasi sel NK dan pencegahan dari inaktivasi sel ini oleh monosit.

2.3.5 Kelebihan Kurma Ajwa daripada Jenis Kurma Lain


Buah-buahan dari varietas Ajwa, yang secara khusus diproduksi

dari pertanian di sekitar kota Madinah al-Munawarah, Arab Saudi,

dianggap istimewa di kalangan komunitas Muslim karena keyakinan

bahwa mereka adalah buah pilihan Nabi. Mereka sangat diakui untuk

kesehatan dan atribut obat yang sangat baik. Akibatnya, varietas ini

telah menjadi yang paling dicari di antara buah kurma. Klaim paling

populer bahwa konsumsi kurma Ajwa dapat mencegah seseorang dari

penyakit dapat dikaitkan dengan peningkatan fungsi kekebalan tubuh

terhadap invasi agen asing. Peradangan adalah salah satu sistem

pertahanan melawan stres yang ditimbulkan oleh invasi tersebut.

Properti anti-inflamasi karenanya dapat menjadi salah satu faktor yang

dapat dikaitkan dengan perlindungan dari penyakit potensial. 19

Kurma ajwa adalah sumber energi yang kaya, dan siap

menyediakan gula, protein, vitamin, serat makanan tinggi, mineral dan

lemak. Mereka mengandung berbagai phytochemical seperti sterol,

polifenol, flavonoid dan glikosida6. Kurma ajwa memiliki efek

hipolipidemik, antioksidan, antiinflamasi, kardioprotektif, nefroprotektif,

dan hepatoprotektif` Selain itu, polifenol pekat dan ekstrak yang

diekstraksi secara ex vivo dari kurma Ajwa menghambat pertumbuhan

dan proliferasi kanker sel Caco-2 sel kanker kolon. Juga, (1 → 3) -β-D-

glukan, yang merupakan komponen penting dari kurma memiliki efek

penghambatan pada sarkoma-180 in vivo pada tikus. 9 Baru-baru ini,


mengidentifikasi bahwa ekstrak metanol kurma ajwa menghambat

adenokarsinoma payudara manusia (MCF-7) dengan menyebabkan

penghambatan siklus sel dan induksi apoptosis yang menarik, sejauh ini

belum ada penelitian yang dilakukan untuk mengidentifikasi efek ajwa


19
atau tanggal lain pada kanker hati.

Kurma ajwa telah terbukti mempertahankan aktivitas antioksidan

tertinggi di antara jenis kurma lainnya, menekan peroksidasi lipid,

mencegah kerusakan sel, meningkatkan terapi kanker dan mengurangi

efek samping yang disebabkan oleh kemoterapi konvensional. Telah

ditunjukkan bahwa ekstrak air Phoenix dactylifera mengandung

kandungan total fenol yang jauh lebih tinggi daripada ekstrak alkohol,

terutama pada kurma Ajwa. 20

Kurma ajwa adalah sumber Potasium dan Magnesium yang

sangat baik, penting untuk kontraksi otot yang sehat, kontrol tekanan

darah dan ritme jantung normal.Telah dilaporkan bahwa kandungan

Niacin dari Ajwa mengurangi kolesterol dan kadar lipoprotein densitas

rendah (LDL) dalam darah, Selain itu kehadiran kalium dan magnesium

meningkatkan kontraktilitas miokard dan mengurangi kejadian stroke

dan aritmia jantung. Journal of Human Hypertension melaporkan pada

tahun 2015, bahwa konsumsi kurma yang moderat memiliki efek

menguntungkan pada kontrol tekanan darah karena potasiumnya yang

tinggi dan kandungan natrium yang rendah. Selain itu, American Heart
Association juga merekomendasikan kurma ajwa untuk jantung sehat

sebagai kontributor utama untuk DASH (Dietary Approach to Stop

Hypertension). 21

Kurma ajwa efektif untuk wanita menyusui karena membantu

dalam memperkaya ASI dengan banyak nutrisi yang efektif.

Selanjutnya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dari

ibu yang memakan kurma Ajwa secara teratur kurang rentan terhadap

penyakit dan infeksi. Keuntungan besar lainnya dari mengkonsumsi

kurma Ajwa adalah kandungan zat besi yang tinggi. Zat besi sangat

penting dalam produksi sel darah merah dan juga dapat membantu

untuk mengobati dan mencegah anemia. Karena kandungan nutrisi dan

kesehatannya yang tinggi dianggap sebagai bahan bioaktif potensial

untuk mengembangkan produk makanan yang berorientasi kesehatan. 21

Selain zat besi yang diperlukan untuk membentuk bagian heme

dari hemoglobin, Kurma ajwa juga mengandung vitamin C dan

Tembaga. vitamin C merupakan unsur esensial untuk pembentukan

hemoglobin dan tembaga di perlukan untuk absorpsi besi dari tractus

gastrointestinal. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk membuktikan

hubungan antara asupan zat besi, vitamin C dan tembaga dengan kadar

hemoglobin menunjukkan bahwa semakin tinggi asupan zat gizi baik

protein, tembaga dan zat bessi maka semakin tinggi pula kadar
23
hemoglobin yang berarti kejadian anemia semakin rendah.
Kurma ajwa mengandung Asam folat yang dibutuhkan sebagai

pencegahan anemia pada saat kehamilan. Wanita membutuhkan 50-

100 mcg asam folat perhari sedangkan selama kehamilan kebutuhan

ibu akan asam folat sebesar 300.400 mcg/hari. Kekurangan asam folat

dalam kehamilan akan menyebabkan gangguan pematangan inti

eritrosit, sehingga muncul sel darah merah dengan bentuk dan ukuran

abnormal yang disebut sebagai anemia megaloblastik. Gangguan

metabolism asam folat akan menyebabkan gangguan replikasi DNA dan

proses pembelahan sel, dan ini akan mempengaruhi kerja seluruh sel

tubuh, termasuk dalam metabolism besi sehingga akan terjadi defisiensi


22
folat dan defisiensi besi secara bersamaan.
2.4 Kerangka Pemikiran

2.4.1 Kerangka Teori

Ibu Hamil Kurma Ajwa

Karbohidrat Vitamin Mineral Kalori

Glukosa Fruktosa Vit. C As.Folat Zat Besi Tembaga

Membantu penyerapan zat besi. Zat besi memproduksi sel darah merah.
Dan vitamin C membantu Asam folat membantu pematangan eritrosit
memproduksi sel darah merah. dan proses pembelahan sel. Tembaga di
perlukan untuk absorpsi zat besi dari tractus
gastointestinal
Kurma
Memperba

2.4.2 Kerangka Konsep

Kurma ajwa
Memperbaiki kadar HB
ibu hamil Antepartum &
Postpartum
Ibu hamil ≥ 28
minggu

Variabel Independent :

Variabel Dependent :

2.5 Hipotesis

H0 : Tidak Terdapat pengaruh dari efek konsumsi kurma ajwa pada kadar

hemoglobin ibu hamil Antepartum & postpartum.


H1 : Terdapat pengaruh dari efek konsumsi kurma ajwa pada kadar

hemoglobin ibu hamil Antepartum & postpartum.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rumusan Hipotesis

H0 : Tidak Terdapat pengaruh dari efek konsumsi kurma ajwa pada kadar

hemoglobin ibu hamil Antepartum & postpartum.

H1 : Terdapat pengaruh dari efek konsumsi kurma ajwa pada kadar

hemoglobin ibu hamil Antepartum & postpartum.

3.2 Metode Penelitian

Desain penelitian quasi experiment dengan metode one group pre

test dan post test, menggunakan satu kelompok sebagai sebagai

kelompok sebelum dan sesudah diberi intervensi untuk mengetahui efek


konsumsi kurma ajwa pada kadar hemoglobin ibu hamil Antepartum &

postpartum.

3.3 tempat dan waktu

3.3.1 tempat

Tempat penatalksanaan penelitian ini adalah RSIA Sitti

Khadijah 1, Jl. R.A Kartini No.15-17, Baru, Kec. Ujung Pandang.

3.3.2 waktu

Pelaksanaan penelitian ini akan berlangsung ketika november

2020.

3.4 Variable Penelitian

3.4.1 Variable Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kurma Ajwa (Phoenix

Dactylifera L.)

3.4.2.  Variebel Terikat


Variabel yang terikat pada penelitian ini adalah Gambaran Kadar

Hemoglobin ibu postpartum.

3.5 Defenisi Operasional

no variabel defenisi Alat ukur skala


1 Ibu postpartum Postpartum adalah masa Lembar ceklis -

enam minggu sejak bayi rekam medik

lahir sampai organ -

organ reproduksi

kembali kedalam normal

sebelum hamil.
2. Kurma ajwa Buah yang memiliki Ibu -

komponen sangat postpartum


banyak dan bermanfaat diminta

bagi tubuh manusia mengkonsumsi

kurma ajwa 7

butir/hari

dimulai dari

umur

kehamilan ≥

28 minggu
3. Hemoglobin suatu protein yang Hb meter rasio

banyak mengandung

besi dan berperan

penting dalam

membawa oksigen dari

paru-paru ke seluruh

jaringan tubuh.

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

3.6.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah ibu hamil dengan usia

kehamilan ≥ 28 minggu yang melakukan pemeriksaan di RSIA Sitti

Khadijah 1 Makassar

3.6.2 Sampel

Sampel penelitian ini adalah semua anggota populasi yang telah

menandatangani informed consent, memenuhi kriteria inklusi dan eklusi.

Teknik pengambilan sampe yang digunakan adalah quota sampling.

Jumlah sampel yang diambil untuk penelitian ini sebanyak 80 sampel,

terdiri dari 2 kelompok penelitian yaitu kelompok kontrol dan kelompok

Kurma Ajwa. Dimana masing – masing kelompok memiliki 40 sampel.

Penentuan perkiraan jumlah sampel yang digunakan yaitu

menggunakan rumus penelitian analisis numerik berpasangan :

Zα + zβ ❑2
n 1=n2=
( P1−P 2)

n1 = n2 : jumlah sampel minimal

Z : Derivat baku , dihitung dari kesalahan tipe I

Z : Derivat baku , dihitung dari kesalahan tipe II


X1-X2 : perbedaan rerata minimal yang dianggap bermakna

menurut peneliti.

Jadi perhitungan untuk sampel penelitian ini adalah :

2
{√2 P(1−P)+ Zβ √ P 1 Q1+ P 2 Q2 }
n 1=n2=
P 1−P 2
2
{ 1.96 √ 2 x 0.325 x 0.675+1.28 √ 0.50 x 0.5 x 0.15 x 0.85 }
n 1=
0.50−15

n1 = 36

Perhitungan yang dilakukan mendapatkan besar sampel minimal

36 subjek. Kemungkinan drop out adalah 10%.

Jumlah subjek yang dihitung:

n
n1
1−f

n1 = jumlah subjek yang dihitung

n = jumlah sampel minimal

f = adalah perkiraan proporsi drop out (10%)

36
n1
1−0.1
n1 = 40

berdasarkan perhitungan besar sampel ditambah dengan

kemungkinan drop out 10% didapatkan besar sampel 40. Akan tetapi

untuk memperkaya jumlah subjek, dalam penelitian ini akan diambil

subjek penelitian dua kali lipatnya, yaitu sebanyak 80 sampel, terdiri dari

40 kontrol yang tidak diberi kurma Ajwa dan 40 sampel yang

mendapatkan Kurma Ajwa.

3.7 Kriteria Inklusi, Eksklusi dan Drop Out

3.7.1. Kriteria Inklusi

1. Ibu hamil usia 28 minggu – 30 minggu.

2. Bersedia menjadi sampel dan menandatangani pernyataan

kesediaan menjadi reponden (informed consent).

3.7.2. Kriteria Eksklusi

1. Ibu hamil dengan diabetes, penyakit ginjal, kardiovaskuler.

2. Hasil pemeriksaan screening GDP dan GD2PP lebih dari nilai normal.

3.7.3 Kriteria Droup Out


1. Pernah dalam sehari tidak mengkonsumsi kurma selama periode

penelitian.

2. Mengundurkan diri dari penelitian.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data dari hasil

pre test – post test design pada ibu hamil dimulai dari trimester 3 hingga

masa postpartum di RSIA. Sitti Khadijah 1 Makassar.

Dalam penlitian ini dilakukan tahapan sebagai berikut :

a. Tahap persiapan

1. Memilih populasi

2. Menentukan jumlah sampel

3. Menentukan waktu pengambilan data

b. Tahap pelaksanaan

1. Mengelola data yang telah di peroleh

2. Menyajikan hasil penelitian


c. Tahap pengolahan data

pengolahan data dilakukan dengan menggunakan hasil dari

pengukuran kadar hemoglobin pre test – post test design ibu hamil

usia kehamilan 28 minggu hingga masa pospartum di RSIA. Sitti

Khadijah 1 Makassar.

3.9 Instrumen Penelitian

a. Lembar persetujuan (informed consent)

b. Kurma Ajwa

c. Hb Meter

d. Lembar hasil pemeriksaan

3.9 Alur Penelitian

Surat izin penelitian dari koordinator KTI Fakultas Kedokteran UMI

Screeing subyek penelitian


Kelompok Intrevensi Kelompok kontrol
(40 ibu hamil) (40 ibu hamil)

Pengujian pre test dengan melakukan pengukuran kadar HB pada


ibu hamil

Kelompok Intervensi: ibu


Kelompok Kontrol: Ibu hamil
hamil mulai 28 minggu
mulai 28 minggu yang tidak
diberikan kurma Ajwa
diberikan kurma Ajwa
sebanyak 7butir/hari

Pengujian post test dengan melakukan pengukuran kadar HB pada


ibu hamil antepartum & Postpartum

Data dikumpulkan dan diolah

Penyajian hasil

Kesimpulan dan saran

3.10 Etika Penelitian


Etika penelitian mempunyai tujuan untuk melindungi hak dan

kewajiban responden maupun peneliti. Peneiliti akan menjamin

kerahasiaan data responden pada saat pengumpulan data dan pada

hasil penelitian.

1. Beneficience

Yaitu memberikan keuntungan pada objek penelitian. Pada penelitian

ini Rumah Sakit diberikan keuntungan yaitu dengan adanya penelitian

ini maka bisa meningkatkan pengertahuan Rumah Sakit mengenai ibu

yang mengalami masa postpartum

2. Confidentiality

Yaitu menjaga kerahasiaan. Dalam hal ini semua data dari rekam

medic pasien pada Rumah Sakit hanya akan digunakan untuk

kepentingan penelitian serta penyajian hanya dalam forum akademin.

3. Justice

Yaitu memberikan tindakan keadilan. Pada penelitian ini peneliti

mengambil sampel berdasarkan keinginan peneliti. Semua catatan

medic pasien ibu post partum memiliki kesempatan yang sama untuk

dijadikan responden dalam penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
1.Abdu, Suzan Bakhr. (2018). Ameliorative Influence of Ajwa Dates on

Ochratoxin A-Induced Testis Toxicity. Literature Of The National Center

Of Biotechnology Information.

2.Desfanita . 2015. Faktor – faktor yang mempengaruhi post partum blues

. program studi ilmu keperawatan . universitas riau

3.Ertiana & R.Y. Astuti. 2016. Adanya Anemia pada Kehamilan Trimester

III dapat Mengakibatkan Tidak Normalnya Berat Badan Bayi Baru Lahir

di Wilayah Kerja Puskesmas Bendo Kabupaten Kediri. Jurnal Sain Med.

8 (2): 124-129

4.Fatimah & Nuryaningsih. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan

Kehamilan. Jakarta. Fakultas kedokteran dan Kesehatan Universitas

Muhammadyah Jakarta

5.Ahmad Ibn Hanbal, kitab Baqi Musnad al-Mukasirin, no. hadis 11820

6.Kemenkes, R.I. 2018. Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun

2018 - 2019. Kepmenkes No. HK.02.02/MENKES/52/2018.

7.Setiawan, Anggi. 2013. Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil

Trimester III Dengan Berat Bayi Lahir di Kota Pariaman. Jurnal

Kesehatan Andalas.

8.Ulya, Syahidatul. (2018). Pengaruh Pemberian Ekstrak Daging Buah

Kurma AJwa(Phoenix dactylifera L.) Terhadap Kadar Hemoglobin Pada


Mencit (Mus musculus) Bunting. Fakultas Sains Dan Teknologi

Universitas Negeri Sunan Ampel surabaya.

9.WHO, et al. 2015. Trends In Maternal Mortality: 1990 to 2015. Executive

Summary. WHO Library Cataloguing.

10. Kiswari, R. (2014). Hematologi Dan Transfusi. Jakarta : Erlangga

11. Setiawan A, Nur I.L., Amirah Z. (2013). Hubungan Kadar Hemoglobin

Ibu Hamil Tremister III Dengan Berat Bayi Lahir Di Kota Pariaman.

Jurnal Kesehatan Andalas, 2(1):34 – 37

12. Dewi, Sunarsih, Tri. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Jakarta :

Salemba Medika

13. Nurrahmani, Ulfah. 2012. Stop Hipertensi. Yogyakarta : Familia

14. Kiswari, R. (2014). Hematologi Dan Transfusi. Jakarta : Erlangga

15. amid, Nur ashikin Abdul. (2016). Discrimination and Nitric Oxide

Inhibitory Activity Correlation of Ajwa Dates from Different Grades and

Origin. Literature Of The National Center Of Biotechnology

Information.

16. Danico H., Zuwanda, T., Andrea, A. (2015). Fisiologi Dan Biokimia

Darah. Jakarta

17. Rukiyah Ai Yeyeh dkk. (2012). Aasuhan Kebidanan III (nifas). Jakarta:

CV. Trans Info Media.

18. Ida Royani, Suryani As’ad, Nasrudin Mappaware, Mochammad Hatta,

R. (2019) ‘Pengaruh Konsumsi Kurma Ajwa dalam Menghambat


Perkembangan Ancaman Preeklamsia terhadap Mean Arterial

Pressure dan Roll-Over Test’, p. 4

19. Hamad, I., Abdelgawad, H., Al Jaouni, S., Zinta, G., Asard, H., Hassan,

S., dkk. (2015). Metabolic analysis of various date palm fruit (Phoenix

dactylifera L.) cultivars from Saudi Arabia to assess their nutritional

quality. Molecules. 2015;20(8):13620–41.

20. Abdu, Suzan Bakhr. (2018). Ameliorative Influence of Ajwa Dates on

Ochratoxin A-Induced Testis Toxicity. Literature Of The National

Center Of Biotechnology Information.

21. Khalid,S., Khalid, N., Khan, R.S., Ahmed, H., Ahmad, A. (2017). A

Review of Chemistry and Pharmacology of Ajwa Date Fruit and Pit,

Trends in Food Sience & Technology.

22. Jundra dawanty, ari antini. 2012. Kontribusi asam folat dan kadar

hemoglobin pada ibu hamil terhadap pertumbuhan otak janin di

kabupaten karawang

23. Elvicha Nurman Savitri, Fatmawati, Erwin Christianto . (2014).

Hubungan asupan zat besi, vitamin c dan tembaga dengan kadar

hemoglobin pada mahasiswa Angkatan 2014 fakultaas kedokteran

universitas riau.

24. Giordano, et al. 2014.Antepartum Haemorrhage. Journal of Prenatal

Medicine. NCBI. 4(1), pp.12-6.

Anda mungkin juga menyukai